Kesiapan kognitif dan afektif siswa merupakan hal penting yang perlu diperhatikan guru sebelum memulai pembelajaran. Kesiapan kognitif meliputi tingkat kecerdasan, bakat, dan pengetahuan siswa sebelumnya. Kesiapan afektif meliputi sikap, minat, dan motivasi siswa. Keduanya perlu mendapat perhatian karena mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
Sebagai Pendidik kita harus mampu menjadi seorang pendidik yang baik dan sesuai dengan kreteria-kreteria yang diperlukan oleh lembaga pendidikan, karena selama ini banyak pendidik yang hanya mementingkan hasil (uang) daripada hasil dari pendidikannya
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Totok Priyo Husodo
Karya tulis ilmiah dengan Judul ''UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN AKSENTUASI PROGRAM PEDAGOGI SEJAK DUDUK DI SEKOLAH DASAR''
Sebagai Pendidik kita harus mampu menjadi seorang pendidik yang baik dan sesuai dengan kreteria-kreteria yang diperlukan oleh lembaga pendidikan, karena selama ini banyak pendidik yang hanya mementingkan hasil (uang) daripada hasil dari pendidikannya
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Totok Priyo Husodo
Karya tulis ilmiah dengan Judul ''UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN AKSENTUASI PROGRAM PEDAGOGI SEJAK DUDUK DI SEKOLAH DASAR''
Mempelajari Filsafat Ilmu dan pendidikan secara mengakaji hakikat apa saja yang terdapat didalam sesuatu hal tersebut atau bisa dikatakan secara ontologi
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
Soal ujian mid semester 2015 landasan
1. PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SOAL UJIAN MID SEMESTER
MATA KULIAH: LANDASAN DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA UNSRI TAHUN 2015
ANDRIANI WIDI ASTUTI
(06022681519001)
1. Salah satu yang ditekankan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah pelaksanaan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan keilmuan (scientific approach).
Jelaskan landasan pendidikan apa saja yang relevan dengan pendekatan scientific
tersebut!
Jawab :
Kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan keilmuan. Landasan keilmuan
pendidikan adalah asumsi yang bersumber dari disiplin ilmu tertentu yang dijadikan
titik tolak pendidikan, seperti: Landasan hukum , Landasan psikologis, landasan
filosofis, landasan sosial budaya, landasan ekonomi. Landasan pendidikan yang
relefan dengan pendekatan keilmuan meliputi :
a. Landasan Hukum kaitannya dengan kurikulum 2013 terlihat dalam implikasinya
dalam pendidikan yaitu untuk merealisasikan terwujudnya pengembangan
manusia Indonesia seutuhnya, seperti yang dikemukakan sebagai tujuan
pendidikan nasional, diperlukan perhatian yang sama terhadap pengembangan
afeksi, kognisi, dan psikomotor pada semua tingkat pendidikan. Hal ini bisa
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Tidak menganaktirikan materi pendidikan humaniora.
2. Setiap mengajarkan bidang studi apa saja, pendidikan afeksi dimasukkan.
Artinya pada setiap kesempatan yang ada atau yang terjadi secara wajar
ketika membahas bidang studi itu, pembahasan itu dikaitkan dengan
pendidikan afeksi.
3. Seperti halnya dengan aspek kognisi dan psikomotor, aspek afeksi peserta
didik juga dinilai dan diberi skor. Skor ini harus eksplisit di samping kognisi
dan psikomotor, termasuk ditulis dalam rapor dan transkip hasil studi.
b. Landasan Psikologi kaitannya dengan kurikulum 2013 yaitu pendidikan
bersumber dari kaidah psikologi yang dijadikan titik tolak pendidikan.
2. PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Psikologi perkembangan yang bersifat umum, yang berorientasi pada
afeksi, dan pada kognisi, semuanya memberi petunjuk pada pendidik bagaimana
seharusnya ia menyiapkan dan mengorganisasi materi pendidikan serta
bagaimana membina anak-anak agar mereka mau belajar dengan sukarela.
Landasan Psikologis ini mempertimbangkan tahapan psikis anak didik yang
berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, kematangan, bakat bakat jasmani,
intelektual, bahasa, emosi, sosial, kebutuhan dan keinginan individu, minat dan
kecakapan. Landasan psikologis terbagi kepada dua macam, yaitu: pertama
psikologi belajar, hakikat anak itu dapat dididik, dibelajarkan dan diberikan
sejumlah materi dan pengetahuan. Disamping itu hakikat anak dapat merubah
sikapnya serta dapat menerima norma norma, dapat mempelajari keterampilan
keterampilan berpijak dari kemampuan anak tersebut.
Oleh karena itu bagaimana kurikulum memberikan peluang belajar bagi
anak tersebut dan bagaimana proses belajar berlangsung, serta dalam keadaan
bagaimana anak itu memberi hasil yang sebaik baiknya. Kedua psikologi anak,
setiap anak mempunyai kepentingan yakni untuk mendapatkan situasi situasi
belajar kepada anak anak untuk mengembangkan bakatnya. Oleh karena itu
wajarlah bila anak merupakan faktor penentu dalam pembinaan kurikulum yang
berlangsung selama proses belajar mengajar.
c. Landasan filosofis pendidikan Indonesia perlu segara diwujudkan agar ilmu
pendidikan bercorak Indonesia lebih mudah dibentuk. Kunci terealisasinya suatu
kegiatan pada dewasa ini adalah pemerintah. Sebab itu dibutuhkan kemauan
pemerintah untuk menggerakkan kegiatan ini.
Dalam pengembangan kurikulum 2013 aplikasi filosofi didasarkan pada kualitas
yang perlu dimiliki generasi muda dibagi dalam :
1. Ide Kurikulum :
a. Competency-based curriculum
b. Berdasar standar based
c. Berakar pada budaya
d. Mempersiapkan untuk kehidupan masa kini dan masa depan
e. menekankan keseimbangan antara Soft Skills dan hard skills.
2. Isi Kurikulum:
a. Kompetensi inti
b. Kompetensi dasar
c. Konten lebih sederhana
d. Kesesuaian dengan lingkungan peserta didik
3. Pembelajaran
a. Menekankan pada aplikas
3. PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
b. Terkait dengan kehidupan
c. Mengembangkan kemampuan, mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengolah dan mengkomunikasikan temuan
d. Menekankan pada kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif
e. Mengembangkan kemampuan belajar.
4. Penilaian hasil belajar
a. Menekankan kepada kemampuan berpikir dan melakukan
b. Menekankan kepada sikap dan
c. Pengetahuan tetap dihargai.
c. Landasan Sosial Budaya diperlukan dapat pengembangan kurikulum. Hal ini
terlihat bahwa kebudayaan Indonesia perlu dikembangkan dalam dunia
pendidikan melalui materi muatan lokal di mana mempelajari seluruh
kebuadayaan yang ada di Indonesia. Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup
dan kehidupan manusia yang diciptakan oleh manusia ikut mempengaruhi
pendidikan atau perkembangan anak. Sebaliknya pendidikan juga dapat
mengubah kebudayaan. Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk belajar.
d. Landasan ekonomi pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang kelancaran
proses pendidikan, dan sebagai bahan pelajaran untuk membentuk manusia
ekonomi pada pembahasan semua bidang studi. Pengembangan konsep fungsi
produksi dalam pendidikan adalah untuk memudahkan menentukan efisiensi
pendidikan. Namun sampai saat ini fungsi produksi administrator yang bisa
dilaksanakan. Dana pendidikan yang dikelola secara profesional, pada umumnya
direncanakan dengan SP4, pelaksanaannya diawasi secara ketat, dan
dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti yang sah.
2. Teori perkembangan menurut Piaget dan Bruner memiliki pertalian yang kuat dalam
pembelajaran matematika. Jelaskan hubungan kedua teori perkembangan tersebut,
berikut contohnya dalam pembelajaran matematika!
Jawab :
Hubungan teori Piaget dan Burner mempunyai persamaan dalam pembelajaran
matematika sebagai berikut :
1. Sama-sama belajar mengeksplorasi objek, melalui tindakan aktifitas pada objek
4. PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2. Sama-sama menghadapkan ke hal – hal yang konkret , dimana belajar terjadi
melalui penggunaan model dan gambar.
3. Sama-sama sudah mengenal simbol/ bahsa verbal serta sudah dapat
mendeskripsikan kapasitas dalam berfikir abstrak.
Contoh dalam Pembelajaran Matematikanya :
Teori piaget mengenalkan dan member pengakuan atas peranan anak-anak dalam
inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran (sesuai umur nya),
dalam hal ini anak-anak diberikan contoh berdasarkan konteks yang dapat dipahami
(pada materi pecahan dimana konteksnya menggunakan kue bolu, pizza, omelet, dll).
Dengan memberikan contoh yang sesuai konteks yang dapat dipahami anak-anak
maka akan memotivasi anak dalam mempelajari materi yang diberikan (pecahan).
Teori Burner, pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses,
pemikir dan pencipta informasi untuk melihat adanya hubungan antara konsep-
konsep. Contohnya dengan memberikan pertanyaan pada proses apersepsi mengenai
materi pecahan. Misalnya “jika ada satu loyang kue bolu dibagi menjadi dua bagian
sama besar, maka berapa besar bagian masing-masing roti?”
Terlihat dari contoh yang diberikan berdasarkan teori piaget bahwa soal yang
diberikan berdasarkan hal yang abstrak dan konkret di mana disertai konteks sesuai
dengan usianya, dan berdasarkan teori bruner bahwa soal yang diberikan memberikan
peluang kepada anak-anak untuk berpikir mengenai contoh abstrak yang diberikan
lalu mendeskripsikan berdasarkan hasil pemikirannya bagaimana solusi terhadap
permasalahan yang diberikan.
3. Berikan contoh perbuatan pendidik dalam melaksanakan semboyan “Ingarso Sung
Tulodo” dan “Tut Wuri Handayani”
Jawab :
Ingarso sung tulodo artinya (Dari Depan Memberikan Contoh), sedangkan Tut Wuri
Handayani berarti (Dari Belakang Memberikan Dorongan).
5. PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Dalam dunia pendidikan dalam semboyan itu menggambarkan peran seorang guru
atau pendidik. Seorang guru atau pendidik yang baik harus memiliki peran penting
yaitu: menjadi teladan, memberikan semangat /motivasi, dan memberikan kekuatan.
Arti semboyan ini memiliki peranan untuk memotivasi / memberikan semangat agar
siswa dalam belajar.
Contoh perbuatan pendidik dalam melaksanakan semboyan Ing ngarsa sung tuladha,
berarti seorang guru harus mampu menjadi contoh bagi siswanya, baik sikap maupun
pola pikirnya. Anak akan melakukan apa yang dicontohkan olehgurunya, bila guru
memberikan teladan yang baik maka anak akan baik pula perilakunya. Dalam hal ini,
guru harus selalu memberikan pengarahan dan mau menjelaskan supaya siswa
menjadi paham dengan apa yang dimaksudkan oleh guru. Misalnya guru memberikan
contoh mengenakan pakaian yang rapi saat mengajar, agar siswa yang melihat guru
yang berpakaian rapi sebagai contoh agat siswa tersebut mengenakan pakaian yang
rapi.
Contoh perbuatan pendidikan dalam melaksanakan semboyan Tut wuri handayani
berarti, apabila siswa sudah paham dengan materi, siswa sudah pandai dalam banyak
hal maka guru harus menghargai siswanya tersebut. Guru diharapkan mau
memberikan kepercayaan bahwa siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Guru tidak boleh meremehkan kemampuan siswa. Semboyan ini diwujudkan dengan
pemberian tugas, ataupun belajar secara mandiri atau pengayaan
4. Sebelum memulai proses pembelajaran di kelas, guru harus memperhatikan kesiapan
afektif dan kesiapan kognitif siswa. Jelaskan komponen apa saja yang tergolong
dalam kesiapan afektif dan kesiapan kognitif!. Mengapa kesiapan kognitif dan
kesiapan afektif harus mendapatkan perhatian khusus?
Jawab :
Komponen Belajar Kognitif
Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan”.
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan
masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk
perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental
6. PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
yang berkaitan dengan proses belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada
berbagai tingkat kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental.
Komponen Belajar Afektif
“Proses belajar afektif seseorang menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya
dengan pengalaman baru”.
Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal
pelajar mungkin tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif
meliputi dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan,
minat dan sikap individu.
Aspek-aspek Psikologis dalam Pembelajaran:
1. Tingkat kecerdasan/inteligensi siswa
Inteligensi ialah kemampuan untuk menemukan, yang bergantung pada
pengertian yang luas dan ditandai oleh adanya suatu tujuan tertentu dan adanya
pertimbangan-pertimbangan yang bersifat korektif.
2. Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif terhadap
objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif
(Muhibbin Syah, 1997:135).
3. Bakat Siswa
Bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan (Muhibbin Syah, 1997:135).
4. Minat Siswa
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami
dan dipakai orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil
belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu (Muhibbin Syah, 1997:136).
5. Motivasi Siswa
Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu (M.
Ngalim Purwanto, 2007:103). Pendapat lain mengatakan bahwa motif ialah
7. PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
keadaan internal organisem –baik manusia ataupun hewan– yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu (Muhibbin Syah, 1997:136).
Jadi Dari pembahasan yang telah disampaikan di atas, dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa mengapa kesiapan kognitif dan kesiapan afektif harus
mendapatkan perhatian khusus jika dipandang dari aspek psikologis karena belajar
adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belahar yang
dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri.
Kegiatan pembelajaran syarat dengan muatan psikologis dan benar-benar harus
memperhatikan kesiapan kognitif dan kesiapan afektif. Dengan kata lain, banyak
aspek psikologis dan kesiapan afektif dan kesiapan kognitif dalam proses
pembelajaran yang harus dipahami oleh seorang pendidik demi tercapainya tujuan
pendidikan.
5. Guru profesional sesungguhnya adalah guru yang di dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya bersifat otonom, menguasai kompetensi secara komprehensif, dan
memiliki daya intelektual tinggi. Jelaskan apa maksudnya!
Jawab :
Guru adalah salah satu unsur penting yang harus ada sesudah siswa. Apabila seorang
guru tidak punya sikap profesional maka murid yang di didik akan sulit untuk tumbuh
dan berkembang dengan baik. Hal ini karena guru adalah salah satu tumpuan bagi
negara dalam hal pendidikan.
Jadi maksud dari Guru profesional sesungguhnya adalah guru yang di dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi bersifat otonom, menguasai kompetensi secara
komprehensif, dan memiliki daya intelektual tinggi artinya seorang guru professional
seorang guru harus lah berkualitas yang bertujuan mampu mencetak anak bangsa
yang berkualitas pula . Kunci yang harus dimiliki oleh setiap pengajar adalah
kompetensi Atau seperangkat ilmu serta ketrampilan mengajar guru di dalam
8. PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
menjalankan tugas profesionalnya sebagai seorang guru sehingga tujuan dari
pendidikan bisa dicapai dengan baik.
Seorang guru juga harus memiliki daya intelektual tinggi atau
Kemampuan intelektual yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitasmental -
berpikir, menalar, dan memecahkan masalah