SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Perdarahan
Antepartum
Definisi PAP
(HAP)
 Perdarahan jalan lahir setelah
kehamilan 22 mg
 Perdarahan biasanya lebih banyak dan memerlukan
penanganan yg berbeda.
 PAP bisa bersumber dari plasenta dan bukan
plasenta.
 Klasifikasi PAP ; 1. plasenta previa
2. solusio plasenta 3. belum jelas
sumbernya
 Seperti ruptur sinus marginalis,
plasenta letak rendah dan vasa
previa.
Insidens
 PAP terjadi kira-kira 3% dari semua persalinan
 PAP merupakan salah satu trias penyebab
kematian ibu di Indonesia
 Setiap PAP memerlukan rawat inap
penatalaksanaan segera
Plasenta
previa
 Definisi, plasenta yg letaknya abnormal
yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga menutupi sebagian atau
seluruh jalan lahir.
 Klasifikasi plasenta previa didasarkan
atas terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu
tertentu. Disebut totalis jika seluruh
pembukaan tertutup oleh plasenta,
parsialis apabila sebagian pembukaan
tertutup plasenta, marginalis apabila
pinggir plasenta berada tepat pada
pinggir pembukaan.
Plasenta
Previa
 Plasenta letak rendah, jika plasenta yg
letaknya abnormal tetapi tepi plasenta
tidak menutupi jalan lahir ( 3-4 cm ).
 Klasifikasi bukan berdasarkan anatomik
melainkan fisiologik, jadi setiap waktu
bisa berubah.
 Frekuensi 0,4 – 0,6% dari seluruh
persalinan
 Etiologi ? Diduga akibat vaskularisasi yg
berkurang atau atrofi desidua akibat
persalinan yg lampau atau kuretase.
 Kloosterman (1973) primigravida >35 th
10x lebih sering dari primi < 25 th.
Grande > 35 th 4x lebih sering dari
grande < 25 th.
Gejala klinik
dan
Diagnosis
 Setiap PAP harus dicurigai
plasenta previa sebelum terbukti
bukan plasenta previa.
 Anamnesis, perdarahan tanpa
nyeri, tiba-tiba, tanpa penyebab,
biasanya darah berwarna merah
segar.
 Pemeriksaan luar, bagian janin
belum masuk pintu atas panggul,
sering terjadi gangguan presentasi
dan letak janin.
Diagnosis
Plasenta
previa
 Inspekulo, untuk mengetahui
sumber perdarahan.
 Penentuan letak plasenta secara tak
langsung dgn radiografi, radioisotop dan
USG.
 USG ditangan yg ahli merupakan
pemeriksaan yang sangat akurat
menggantikan PDMO.
 Penentuan plasenta secara langsung,
dengan meraba plasenta melalui kanalis
servikalis. Pemeriksaan ini sangat
berbahaya karena dapat menimbulkan
perdarahan hebat, karena dikerjakan
dimeja operasi.
Diagnosis
Plasenta
Previa
 Perabaan fornices, dikerjakan jika
presentasi janin kepala. Dengan
meraba seluruh fornices, akan
teraba lunak apabila ada plasenta
diantara kepala dan fornises dan
teraba keras jika tak ada plasenta.
Kadang-kadang sulit jika palsenta
tipis atau tersamar adanya bekuan
darah. Pemeriksaan ini
mendahului pemeriksaan PDMO.
Penanganan
 Terapi ekspektatif
 Tujuan agar bayi tdk terlahir prematur,
penderita dirawat.
 Syarat terapi ekspektatif; preterm
dengan perdarahan sedikit kemudian
berhenti, belum inpartu, KU ibu cukup
baik, janin hidup.
 Berikan antibiotik profilaksis, tokolisis
dgn MgSO4 atau nifedipin 3x10 mg atau
lainnya
 Betametason utk pematangan paru
Terapi
ekspektatif
 Lakukan pemeriksaan USG untuk
penentuan usia kehamilan, letak
plasenta dan presentasi janin
 Tes Busa ( Bubble test ) utk mengetahui
kematangan paru2 janin
 Konservatif sampai usia kehamilan 37
minggu.
 Jika perdarahan berhenti pasien dapat
dipulangkan dengan persyaratan rumah
pasien dekat dan segera kembali jika
ada perdarahan
TerapiAktif
 PAP dengan perdarahan
pervaginam yg banyak, KU ibu
buruk tanpa memandang usia
kehamilan dan kondisi bayi.
 Plasenta previa > 37 minggu
 Janin meninggal/ anomali mayor
dgn plasenta previa total
 Perbaiki KU terlebih dahulu
sebelum tindakan dengan
transfusi darah
TerapiAktif
 Seksio sesarea untuk plasenta
previa totalis dan parsialis
 Melahirkan pervaginam terutama
plasenta previa lateralis/marginalis
atau plasenta letak rendah,
dilakukan dengan cara :
 Amniotomi dan akselerasi, pembukaan
>3 cm dilanjutkan dengan oksitosin drip
jika his tdk adekuat.
TerapiAktif
 Versi Bracxton Hicks ialah
mengadakan tamponade plasenta
dengan bokong dan kaki, janin
sudah mati
 Traksi dengan cunam Willet, kulit
kepala janin dijepit dengan cunam
Willet, kemudian diberi beban
secukupnya sampai perdarahan
berhenti. Hanya dikerjakan pada
janin yg telah mati danperdarahan
tidak terlalu banyak, KU ibu baik

More Related Content

Similar to Perdarahan Ante Partum.ppt

Similar to Perdarahan Ante Partum.ppt (20)

Plasenta previa
Plasenta previaPlasenta previa
Plasenta previa
 
Referat placenta previa
Referat placenta previaReferat placenta previa
Referat placenta previa
 
CSS HPP PIA (1).pptx
CSS HPP PIA (1).pptxCSS HPP PIA (1).pptx
CSS HPP PIA (1).pptx
 
PPT GANGGUAN PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN.pptx
PPT GANGGUAN PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN.pptxPPT GANGGUAN PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN.pptx
PPT GANGGUAN PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN.pptx
 
PTT PLACENTA PREVIA.pptx
PTT PLACENTA PREVIA.pptxPTT PLACENTA PREVIA.pptx
PTT PLACENTA PREVIA.pptx
 
86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa86345062 makalah-plasenta-previa
86345062 makalah-plasenta-previa
 
Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)Plasenta previa (2)
Plasenta previa (2)
 
Placenta previa
Placenta previaPlacenta previa
Placenta previa
 
Plasenta previa
Plasenta previaPlasenta previa
Plasenta previa
 
Insersio velamentosa
Insersio velamentosaInsersio velamentosa
Insersio velamentosa
 
Referat gemelli
Referat gemelliReferat gemelli
Referat gemelli
 
PPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINAPPT PERDARAN PERVAGINA
PPT PERDARAN PERVAGINA
 
Perdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilanPerdarahan awal kehamilan
Perdarahan awal kehamilan
 
APB.ppt
APB.pptAPB.ppt
APB.ppt
 
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
 
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
Perdarahan ante partum AKBID PARAMATA RAHA
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 

Recently uploaded

penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 

Recently uploaded (18)

penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 

Perdarahan Ante Partum.ppt

  • 2. Definisi PAP (HAP)  Perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 mg  Perdarahan biasanya lebih banyak dan memerlukan penanganan yg berbeda.  PAP bisa bersumber dari plasenta dan bukan plasenta.  Klasifikasi PAP ; 1. plasenta previa 2. solusio plasenta 3. belum jelas sumbernya  Seperti ruptur sinus marginalis, plasenta letak rendah dan vasa previa.
  • 3. Insidens  PAP terjadi kira-kira 3% dari semua persalinan  PAP merupakan salah satu trias penyebab kematian ibu di Indonesia  Setiap PAP memerlukan rawat inap penatalaksanaan segera
  • 4. Plasenta previa  Definisi, plasenta yg letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.  Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu. Disebut totalis jika seluruh pembukaan tertutup oleh plasenta, parsialis apabila sebagian pembukaan tertutup plasenta, marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8. Plasenta Previa  Plasenta letak rendah, jika plasenta yg letaknya abnormal tetapi tepi plasenta tidak menutupi jalan lahir ( 3-4 cm ).  Klasifikasi bukan berdasarkan anatomik melainkan fisiologik, jadi setiap waktu bisa berubah.  Frekuensi 0,4 – 0,6% dari seluruh persalinan  Etiologi ? Diduga akibat vaskularisasi yg berkurang atau atrofi desidua akibat persalinan yg lampau atau kuretase.  Kloosterman (1973) primigravida >35 th 10x lebih sering dari primi < 25 th. Grande > 35 th 4x lebih sering dari grande < 25 th.
  • 9. Gejala klinik dan Diagnosis  Setiap PAP harus dicurigai plasenta previa sebelum terbukti bukan plasenta previa.  Anamnesis, perdarahan tanpa nyeri, tiba-tiba, tanpa penyebab, biasanya darah berwarna merah segar.  Pemeriksaan luar, bagian janin belum masuk pintu atas panggul, sering terjadi gangguan presentasi dan letak janin.
  • 10. Diagnosis Plasenta previa  Inspekulo, untuk mengetahui sumber perdarahan.  Penentuan letak plasenta secara tak langsung dgn radiografi, radioisotop dan USG.  USG ditangan yg ahli merupakan pemeriksaan yang sangat akurat menggantikan PDMO.  Penentuan plasenta secara langsung, dengan meraba plasenta melalui kanalis servikalis. Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan hebat, karena dikerjakan dimeja operasi.
  • 11. Diagnosis Plasenta Previa  Perabaan fornices, dikerjakan jika presentasi janin kepala. Dengan meraba seluruh fornices, akan teraba lunak apabila ada plasenta diantara kepala dan fornises dan teraba keras jika tak ada plasenta. Kadang-kadang sulit jika palsenta tipis atau tersamar adanya bekuan darah. Pemeriksaan ini mendahului pemeriksaan PDMO.
  • 12. Penanganan  Terapi ekspektatif  Tujuan agar bayi tdk terlahir prematur, penderita dirawat.  Syarat terapi ekspektatif; preterm dengan perdarahan sedikit kemudian berhenti, belum inpartu, KU ibu cukup baik, janin hidup.  Berikan antibiotik profilaksis, tokolisis dgn MgSO4 atau nifedipin 3x10 mg atau lainnya  Betametason utk pematangan paru
  • 13. Terapi ekspektatif  Lakukan pemeriksaan USG untuk penentuan usia kehamilan, letak plasenta dan presentasi janin  Tes Busa ( Bubble test ) utk mengetahui kematangan paru2 janin  Konservatif sampai usia kehamilan 37 minggu.  Jika perdarahan berhenti pasien dapat dipulangkan dengan persyaratan rumah pasien dekat dan segera kembali jika ada perdarahan
  • 14. TerapiAktif  PAP dengan perdarahan pervaginam yg banyak, KU ibu buruk tanpa memandang usia kehamilan dan kondisi bayi.  Plasenta previa > 37 minggu  Janin meninggal/ anomali mayor dgn plasenta previa total  Perbaiki KU terlebih dahulu sebelum tindakan dengan transfusi darah
  • 15. TerapiAktif  Seksio sesarea untuk plasenta previa totalis dan parsialis  Melahirkan pervaginam terutama plasenta previa lateralis/marginalis atau plasenta letak rendah, dilakukan dengan cara :  Amniotomi dan akselerasi, pembukaan >3 cm dilanjutkan dengan oksitosin drip jika his tdk adekuat.
  • 16. TerapiAktif  Versi Bracxton Hicks ialah mengadakan tamponade plasenta dengan bokong dan kaki, janin sudah mati  Traksi dengan cunam Willet, kulit kepala janin dijepit dengan cunam Willet, kemudian diberi beban secukupnya sampai perdarahan berhenti. Hanya dikerjakan pada janin yg telah mati danperdarahan tidak terlalu banyak, KU ibu baik