Dokumen tersebut membahas tentang penetapan kadar air dan kadar abu pada tanaman. Kadar air dalam tanaman bervariasi antara 80-90% dan dapat menurun seiring umur tanaman. Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan titrasi, destilasi, atau metode gravimetri. Sedangkan penetapan kadar abu digunakan untuk mengetahui kandungan mineral dalam tanaman dan dilakukan dengan pembakaran sampel hingga menyisakan
3. Ada apa dengan air?
kandungan air banyak pada tanaman yang telah dipotong
menyebabkan ketidakseimbangan akibatnya merusak enzim yang
masih aktif .
Enzim dapat mengubah kandungan kimia yang terbentuk menjadi
produk artefak (produk lain).
Enzim yg bisa berperan : hidrolase, oksidase, polimerase.
Senyawa kimia yang mempunyai struktur ester memberikan aroma
khas, namun adanya enzim hidrolase akan menghidrolisis senyawa
dan terbentuk senyawa alkohol dan asam yang tidak berbau khas.
Mis. Benzil asetat pada melati.
4. Mucilago (polisakarida) dalam daun jati belanda memiliki
efek sebagai penekan nafsu makan/pelangsing. Jika
senyawa ini terhidrolisis maka terbentuk senyawa
monosakarida yang tidak lagi sebagai fungsi diatas tetapi
sebaliknya menambah kalori dan menjadi gemuk.
5. KANDUNGAN AIR BAHAN
TUMBUHAN BAHAN BAHAN
HIDUP DIPETIK KERING
Proses Kandungan Kandungan
metabolisme air tinggi air rendah
Enzim tidak Enzim Enzim
merusak merusak tidak aktif
Mikroba tidak Mikroba Mikroba
tumbuh tumbuh mati
7. ENZIM HIDROLASE
Ester : Metil salisilat
Daun gondopura
(…)
Komponen balsam
Bensil asetat
Bunga melati
(…)
Parfum dan Aromaterapi
O
C
O
H3C
C
O
OCH3
OH
8. ESTER (lanjutan)
Kencur (...)
Etil p-metoksi sinamat
Ekspektoran
Analgetik
Selasih (...)
Linalil asetat
Parfum dan Aromaterapi
O
C CH3
O
OCH3
C C
H
C
O
OC2H5
H
13. Tujuan dari penetapan kadar air
Untuk mengetahui batasan maksimal atau rentang
tentang besarnya kandungan air di dalam bahan.
Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya
kontaminan dalam simplisia tersebut.
Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga
jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang
daya tahan bahan selama penyimpanan.
Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai
kadar air kurang dari 10%.
16. 1. Titrasi
Metode ini berdasarkan atas reaksi secara kuantitatif air
dengan larutan anhidrat belerang dioksida dan iodium
dengan adanya dapar yang bereaksi dengan ion
hidrogen.
Kelemahan metode ini adalah stoikiometri reaksi tidak
tepat dan reprodusibilitas bergantung pada beberapa
faktor seperti kadar relatif komponen pereaksi, sifat
pelarut inert yang digunakan untuk melarutkan zat dan
teknik yang digunakan pada penetapan tertentu.
Metode ini juga perlu pengamatan titik akhir titrasi
yang bersifat relatif dan diperlukan sistem yang
terbebas dari kelembaban udara.
17. Pereaksi dan larutan yang digunakan peka terhadap air, hingga
harus dilindungi dari kelembaban udara
Pereaksi yang digunakan Karl Fischer(larutan iodium dalam piridin
dan sulfur dioksida) dan larutan baku air-metanol.
Pereaksi KF disimpan dalam botol yang dilengkapi dengan buret
otomatik
Buret dilengkapi dengan tabung pengering
Labu titrasi dilengkapi 2 elektroda platina, sebuah pipa pengalir
nitrogen, sebuah sumbat berlubang untuk ujung buret dan sebuah
tabung pengering.
18. Zat yang diperiksa dimasukkan ke dalam labu melalui
pipa pengalir nitrogen atau melalui pipa samping yang
dapat disumbat
Pengadukan dilakukan dengan mengalirkan gas
nitrogen atau pengadukan magnet
Penunjuk titik akhir terdiri dari beterai 1,5 volt atau 2
volt yang dihubungkan dengan tahanan variabel lebih
kurang 2000 ohm
Tahanan diatur sedemikian rupa sehingga arus utama
yang cocok yang melalui elektroda platina
berhubungan secara seri dengan mikroammeter
Setiap penambahan pereaksi KF, penunjuk
mikroammeter menyimpan, akan tetapi segera
kembali kedudukan semula
Pada titik akhir, penyimpangan akan tetap selama
waktu yang lebih lama
19. Titrasi langsung
Kecuali dinyatakan lain, masukkan lebih kurang 20
ml metanol P ke dalam labu titrasi.
Titrasi dengan pereaksi Karl Fischer hingga titik
akhir tercapai.
Masukkan dengan cepat sejumlah zat yang
ditimbang seksama yang mengandung 10-50 mg air,
ke dalam labu titrasi, aduk selama 1 menit.
Titrasi dengan pereaksi Karl Fischer yang telah
diketahui kesetaraan airnya. Jumlah air dalam mg
dengan rumus V X F
V : volume pereaksi KF
F : faktor kesetaraan air
20. Titrasi tidak langsung
Masukkan lebih kurang 20 ml metanol P ke dalam labu titrasi.
Titrasi dengan pereaksi Karl Fischer hingga titik akhir tercapai.
Masukkan dengan cepat sejumlah zat yang ditimbang seksama
yang mengandung 10-50 mg air, ke dalam labui titrasi, campur.
Tambahkan pereaksi KF yang berlebihan dan yang diukur saksama,
biarkan beberapa waktu hingga reaksi sempurna.Titrasi kelebihan
pereaksi denga larutan baku air-metanol.
Jumlah air dalam mg dengan rumus
FV1-aV2
V1:volume dalam ml pereaksi KF yang diukur saksama
V2 :Volume dalam ml larutan baku air-metanol
a : kadar air dalam mg tiap ml dari larutan baku air metanol
21. 2. Destilasi
Metode ini efektif untuk penetapan kadar
air karena terjadi penyulingan berulang
kali di dalam labu dan menggunakan
pendingin balik untuk mencegah adanya
penguapan berlebih. Sistem yang
digunakan tertutup dan tidak dipengaruhi
oleh kelembaban
MMI, merekomendasikan dilakukan
terhadap simplisia yang mengandung
minyak atsiri
22.
23. Bersihkan tabung penerima dan pendingin dengan
asam pencuci, bilas dengan air, keringkan dalam lemari
pengering.
Ke dalam labu kering masukkan sejumlah zat yang
ditimbang seksama yang mengandung 2-4 ml air (Jika
zat berupa pasta, timbang dalam sehelai lembaran
logam dengan ukuran yang sesuai dengan leher labu)
Untuk zat yang dapat menyebabkan gejolak mendadak,
(tambahkan dengan pasir kering yang telah dicuci
secukupnya hingga mencukupi dasar labu atau
sejumlah tabung kapiler, panjang lebih kurang 200 ml
toluen ke dalam labu)
hubungkan alat.
Tuang toluen ke dalam tabung penerima melalui alat
pendingin. Panaskan labu hati-hati selama 15 menit.
24. Setelah toluen mendidih, suling dengan kecepatan lebih
kurang 2 tetes tipa detik, hingga sebagian besar air
tersuling, kemudian naikkan kecepatan penyulingan hingga
4 tetes tiap detik.
Setelah semua air tersuling, cuci bagian dalam pendingin
toluen, sambil dibersihkan dengan sikat tabung yang
disambungkan dengan kawat tembaga dan telah dibasahi
dengan toluen.
Lanjutkan penyulingan selama 5 menit.
Biarkan tabung penerima pendingin hingga suhu kamar.
Jika ada tetes air yang melekat pada pendingin tabung
penerima, gosok dengan karet yang diikatkan pada sebuah
kawat tembaga dan basahi dengan toluen hingga tetesan air
turun.
Setelah air dan toluen memisah sempurna, baca volume air.
25. 3. Gravimetri
Masukan lebih kurang 10 g zat uji dan
timbang seksama dalam wadah yang telah
ditara
Keringkan pada suhu 105 C selama 5 jam
dan ditimbang
Lanjutkan pengeringan dan timbang pada
jarak 1 jam sampai perbedaan antara 2
penimbangan berturut-turut tidak lebih dari
0,25 %
26.
27. 27
Tingkat Kelembaban
Tabel 9.1. Kadar air yang masih bisa diterima dalam penyimpanan simplisia
(Franz 1999)
Simplisia Kadar Air
(%)
Bunga Camomile (…)
Biji Lin (...)
Daun Digitalis (…)
Frangula kulit kayu (…)
Thyme herb (...)
Gentian rootstock (...)
Fennel buah (…)
8 – 10
5 – 9
8 – 12
5 – 8
8 – 11
8 – 15
6 – 12
29. Tujuan penetapan kadar abu
Untuk memberikan gambaran kandungan
mineral internal dan eksternal yang berasal
dari proses awal sampai diperoleh simplisia
dan ekstrak baik yang berasal dari tanaman
secara alami maupun kontaminan selama
proses, seperti pisau yang digunakan telah
berkarat.
30. Prinsip penentuan kadar abu
Sejumlah bahan dipanaskan pada temperatur
dimana senyawa organik dan turunannya
terdestruksi dan menguap sehingga tinggal
unsur mineral dan anorganik yang tersisa.
Penyebab kadar abu tinggi:
-cemaran logam
-cemaran tanah
31. Penetapan kadar abu
Lebih kurang 2 g sampai 3 g zat yang telah digerus
dan ditimbang seksama, masukkan ke dalam krus
platina atau krus silikat yang telah dipijarkan dan
ditara
ratakan.
Pijakan perlahan – lahan hingga arang habis,
dinginkan, timbang.
Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan,
tambahkan air panas, kemudian disaring.
Hitung kadar abu terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara.
32. Penetapan kadar abu yang tidak
larut asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu,
didihkan dengan 25 ml asam klorida encer P
selama 5 menit, kemudian mengumpulkan
bagian yang tidak larut dalam asam, saring
melalui krus kaca masir atau kertas saring
bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan
hingga bobot tetap.
Hitung kadar abu yang tidak larut dalam asam
terhadap bahan yang telah dikeringkan di
udara
Editor's Notes
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 Persen. air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan.
Air ada yang berbentuk bebas, ada pula yang terikat baik didalam matriks bahan maupun didalam jaringannya. Air yang berbentuk bebas sangat mudah menguap karena biasanya terdapat pada permukaan bahan pangan. Kadar air perlu diukur untuk menentukan umur simpan suatu bahan pangan. Dengan demikian, suatu produsen makanan olahan dapat langsung mengetahui umur
simpan produknya tanpa harus menunggu sampai produknya busuk.
Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 100 gr bahan disebut kadar air berat basah. Berat bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan)
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai kadar abu (Astuti, 2011).
Abu merupakan residu anorganik dari hasil pengabuan. Kadar abu ditentukan dengan cara mengukur residu setelah sampel dioksidasi pada suhu 500-600 ˚C dan mengalami volatilisasi. Untuk pengabuan yang sempurna, pemanasan dilakukan sampai warna sampel menjadi seragam dan berwarna abu-abu sampai putih, serta bebas dari sisa sampel yang tidak terbakar (Estiasi, 2012).
Kadar mineral dalam bahan pangan mempengaruhi sifat fisik bahan pangan serta keberadaannya dalam jumlah tertentu mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme jenis tertentu (Suhartini, 2012).
Enzim Protase
Renin : menguraikan kasein dari susu.
Gelatinase : berperan untuk menguraikan gelatin.
Enterokinase : berperan untuk menguraikan peptin menjadi asam amino.
Pepsin : berperan untuk memecah protein menjadi pepton.
Tripsin : berperan untuk menguraikan pepton menjadi asam amino.
Peptidase : berperan untuk menguraikan peptida menjadi asam amino.
Enzim Esterase
Fosfatase : berperan untuk menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfornya.
Lipase : berperan untuk menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
Enzim Karbohidrase
Pektinase : berperan untuk menguraikan pektin menjadi asam pektin.
Selulose : berperan untuk menguraikan selulosa atau polisakarida menjadi selobiosa atau disakarida.
Maltase : berperan untuk menguraikan maltosa menjadi glukosa.
Laktose : berperan untuk mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Sukrose : berperan untuk mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Amilase : berperan untuk menguraikan amilum atau polisakarida menjadi maltosa atau disakarida.
Masih banyak jenis-jenis enzim yang lain. Contoh lainnya seperti enzim katalase. Enzim katalase ini juga berperan dalam metabolisme. Enzim ini dapat dijumpai di semua jaringan tubuh. Khususnya, terkonsentrasi yang tinggi di dalam hati.
Nama senyawa ester pada bunga melati Benzil asetat adalah sejenis senyawa organik dengan rumus molekul C₉H₁₀O₂. Ia merupakan ester yang dihasilkan dari kondensasi benzil alkohol dan asam asetat. Benzil asetat ditemukan secara alami di kebanyakan bunga. Ia merupakan kandungan utama minyak esensial bunga melati
Jati belanda (Guazuma ulmifolia)
Enzim hidrolase merupakan enzim yang sangat penting dalam pengolahan pangan, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau peme!ahan substrat dengan pertolongan molekul air.
Enzim yang termasuk kedalam golongan ini adalah lipase yang menghidrolisis ikatan ester pada lemakalami menjadi gliserol dan asam lemak, glikosidase menghidrolisis ikatan glikosida dan sebagainya.
Disamping itu masih banyak lagi yang termasuk enzim hidrolase, diantaranya karboksil esterase, pektinmetal esterase, selulase, beta amilase, alpa amilase dan intertase
Glikosida merupakan salah satu senyawa jenis alkaloid. Alkaloid adalah
senyawa metabolit sekunder pada jaringan tumbuhan dan hewan yang memiliki
atom nitrogen (Hartati, 2010). Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian
senyawa, yaitu gula yang disebut dengan gliko dan bukan gula biasa disebut
aglikon. Glikosida yang menghubungkan glikon dan aglikon ini sangat mudah
terurai oleh pengaruh asam, basa, enzim, air, dan panas
Glikosida yang terdapat pada tangkai daun pepaya dapat menimbulkan
efek yang berbahaya bagi manusia. Glikosida dapat bersifat racun yang
menyerang sistem cardiovasculer. Tanda dan gejala apabila seseorang mengalami
keracunan glikosida adalah anoreksia, mual, muntah, penglihatan kabur,
kelelahan, dan pusing Glikosida dapat menjadi
toksik pada tubuh apabila kadarnya mencapai 0,2 mg/L yang setara dengan 0,2
Ppm
Polisakarida adalah polimer yang tersusundari ratusan hingga ri!buaan satuan monosakarida yang dihubugkan ngkandengan ikatan glikosidik
Contoh amylum (C6H10O5)n atau pati (amilosa dan amilopektin) dan selulosa
Polimerase adalah jenis enzim yang ditemukan dalam sel-sel yang terlibat dalam polimerisasi polinukleotida, atau penciptaan molekul DNA atau RNA. Enzim adalah protein kompleks yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dalam sel, sementara sisanya tidak berubah setelah reaksi
Gaultheria fragrantissima Wall (gandapura), melati (Jasminum officinale L.)
Terpenoid adalah komponen komponen tumbuhan yang mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan disebut sebagai minyak atsiri. minyak atsiri yang berasal dari bunga pada awalnya dikenal dari penentuan struktursecara sederhana yaitu dengan perbandingan atom hidrogen danatom karbon dari suatu senyawa terpenoid yaitu delapan bandinglima. Dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut adalah golongan terpenoid
Kencur (Kaempferia galanga L), selasih (Ocimum basilicum L)
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus karboksildengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R'). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat menjadi ion H+.banyak digunakan sebagai perasa dan pengaroma pada makanan
Mis etil asetat (penghilang cat kuku, lem) , etil pentanoat (apel), etil nonanoat (anggur), metil sinamat (stroberi), metil fenilasetat (madu), butil biutirat (nanas), geranil butirat (ceri)
Apel (malus domestica), stroberi (Fragaria ×ananassa) family rosaceae, nanas (ananas comosus), ceri (prunus apetala (manis) atau prunus ceracus (asam)) rosaceae
Seledri (Apium graveolens L)
Divisio : Spermatophyta 6
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Umbelliferales
Familia : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.
Senyawa asal seledri adalah apiin,
pada pemberian per oral, dapat menurunkan tekanan darah penderita hipertensi (Siswono, 1991). Apigenin dengan dosis 10 mg per kg berat badan yang diberikan secara intravena dapat menurunkan tekanan darah normal anjing dan kelinci sebesar 50 mm Hg ( Chang et al). Apiin juga memiliki aktivitas anti inflamasi serta aktivitas sebagai immunodulator
Senyawa apiin adalah senyawa yang memiliki sifat polar, karena adanya gugus gula yang diikat pada struktur tersebut.
Apiin adalah termasuk senyawa glikosida flavanoid yang ditunjukkan adanya dua gugus gula yang diikat pada rantai carbon 7, gula yang diikat adalah glukosa dan piranosa
Secara tradisional tanaman seledri digunakan sebagai pemacu enzim pencernaan atau sebagai penambah nafsu makan, peluru air seni dan penurunan tekanan darah (Sudarsono et al., 1996). Seledri ditandaskan memiliki efek antirematik, obat penenang, diuretik ringan dan antiseptik pada saluran kemih. Seledri juga telah digunakan untuk radang sendi, encok dan terutama untuk rheumatoid (Bisset, 1994). Banyak penelitian terdahulu seledri digunakan untuk mengobati sakit mata, keseleo, reumatik, hipertensi, dan sebagai penyubur rambut (Perry, 1980). Seledri sebagai anti hipertensi dan dapat menurunkan tekanan darah, kolesterol dan lipid (Juhaini, 2002). Ekstrak etanol sebagai antidiabetes (Suciati, 2007).
Sangkobak (Plantago major L)
Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk)
Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari unit terkecil monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosidik. Polisakarida akan menjadi monosakarida bila dihidrolisis secara lengkap. Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur(selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin) dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen,fruktan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi merupakanserat-serat (dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim pencernaan (Winarno 1992). Pati merupakan polimer dari 1,4-
α-glukosa yang terdiri dari amilosa dan amilopektin.Amilosa akan berubah menjadi biru bila diwarnai dengan reagen iodine
Fungsi utamasenyawa ini sebagai komponen struktural atau bentuk penyimpan energi.
Oksidase adalah sebuah enzim yang mengkatalisis transfer elektron dari suatu substrat kemolekul oksigen, dan sebagai produk akhir dihasilkan air.
Yang terkenal dari oksidase ini adalah sitokrom oksidase ( yang dipelajari pada oksidase biologi ), merupakan enzim mitokondria yang berperan pada ujung rantai respirasi dalam memindahkan atom hidrogen ke oksigen yanga khirnya membentuk H2O.
Ada beberapa enzim oksidase selain sitokrom oksidase yang berperan dalam penggunaan oksigen. Antara lain : 1. Alternate oksidase ( oksidase sementara )terdapat pada tanaman araceae, yang mempunyai laju respirasi sangat tinggi pada ujung bunganya.
Di samping transport elektron yang normal, terdapat transport elektron kedua , yanghanya terjadi pada saat laju respirasi yang meningkat. Adanya lintasan tersebut dapatditunjukkan melalui metode spektrofotometrik, namun mekanisme lintasan tersebut belum dapatterungkap.
2. Oksidase asam glikolatenzim oksidase asam glikolat merupakan enzim oksidase yang mengandung flavin.
Berbedadengan oksidase sitoksom yang mereduksi oksigen menjadi air, maka oksidase asam glikolat mereduksi oksigen menjadi H2O2 peroksida. reaksinya : CH2OH-COOH + O2 – > CHO-COOH + H2O2 Enzim oksidase mempunyai peranan penting dalam fotorespirasi. H2O2 yang dihasilkan padareaksi di atas merupakan racun bila terakumulasi dalam sel tumbuhan. Namun dengan adanyaenzim katalase akan diuraikan menjadi : lihat reaksi yang ketut supeksa buat 2H2O2 – katalase-> 2H2O + O2 3. Oksidase flavin merupakan enzim yang mengandung flavin seperti halnya oksidase asam glikoat. Berperan dalam penguraian oksidatif dari asam lemak pada jaringan kecambah . Enzim ini terdapat padaorganela yang disebut glioksisom ( peran glioksisom dalam penguraian lemak sebagai substrat respirasi, baca metabolisme lemak). Koenzim dari oksidase flavin adalah FAD. 4. Fenolase ( oksidase fenol )merupakan enzim oksidase yang mengandung Cu. Aktivitas enzim ini nampak pada perlakuan jaringan ( pengeratan ) yang menimbulkan warna coklat. Warna coklat tersebut timbul karenaadanya senyawa fenol yang teroksidasi oleh aktivitas enzim fenolase. 5. Oksidase asam askorbat merupakan enzim yang mengandung Cu. Substratnya adalah askorbat ( vitamin C ). 6. Oksidase IAAtelah kita ketahui bahwa IAA adalah zat pengatur tumbuhnya tumbuhan. IAA yang telah teroksidasi oleh enzim oksidase IAA tidak lagi berberan sebagai zat pengatur tumbuh. Enzim inididuga merupakan enzim yang berperan dalam mekanisme pengaturan konsentrasi IAA dalam tubuh tumbuhan
Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih atau berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Dimana zat cairr dipanaskan hingga titik didihnya, serta mengalirkan uap ke dalam alat pendingin(kondensor) dan mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair. Pada kondensor digunakan air yang mengalir sebagai pendingin. Air pada kondensor dialirkan dari bawah ke atas, hal ini bertujuan supaya air tersebut dapat mengisi seluruh bagian padakondensor sehingga akan dihasilkan proses pendinginan yang sempurna. Saat suhu dipanaskan, cairan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. uap ini akan dialirkan dan kemudian didinginkan sehingga kembali menjadi cairanyang ditampung pada wadah terpisah. zat yang titik didihnya lebih tinggi masih tertinggal pada wadah semula.Prinsip dari destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya dari tekanan dan suhu tertentu. "ujuan dari destilasiadalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari zat padat. uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas. kondensat yang jatuhsebagai destilat dan bagian cair yang tidak menguap sebagai residu. Apabila yang diinginkan adalah bagian bagian campurannya yang tidak teruapkan dan bukandestilatnya maka proses tersebut dinamakan pengentalan dengan evaporasi
Belerang dioksida (SO2), stoikiometri reaksi didefinisikan sebagai sebuah hubungan kuantitiatif yang ada antara pereaksi dan produk di dalam suatu reaksi kimia
Merupakan ketepatan (precision) pada kondisi percobaan yang berbeda, baik orangnya, peralatannya, tempatnya, mau-pun waktunya.
Reprodusibilitas mengukur presisi antar laboratorium sebagaimana dalam studi-studi kolaboratif atau studi uji banding antar laboratorium dan atau uji profisiensi.
Sulfir dioksida (SO2)
Untuk tiap mole air, dibutuhkan 1 mol iodine, 1 mol SO2, 3 mol piridin dan 1 mol metanol. Dalam praktek, digunakan SO2, piridin dan metanol berlebihan, dan kekuatan reagen tergantung konsentrasi iodine. Untuk pekerjaan analisa umumnya, digunakan suatu larutan metanol mengandung komponen lain dalam rasio 1 iodine, 3 SO2, 10 piridin, dan pada konsentrasi ekuivalen sekitar 3.5 mg air/mL.
Dalam titrasi dengan reagen Karl Fischer, iodine dan SO2 ditambahkan dalam bentuk yang sesuai pada bahan pangan. Iodine yang berlebihan yang tidak dapat bereaksi dengan air ada dalam bentuk bebas. Jumlah yang diperlukan untuk titrasi dapat ditentukan secara visual, sampai berwarna coklat-kekuningan (mahagony). Penambahan beberapa tetes methylene blue ke dalam sistem memberikan endpoint biru. Reagensia dan labu titrasi serta buret harus terlindung dari uap air udara atmosfir. fotometrik.
Kf karl fischer
Toluena (C6H5CH3), dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzena
Analisis Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif dengan penimbangan meliputi proses isolasi dan pengukuran berat suatu konstituen tertentu
tahap awal dari analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahui dari komponen-komponen lain yang terdapat dalam suatu sampel kemudian dilakukan pengendapan yaitu transformasi konstituen ke dalam bentuk senyawa stabil dan murni yang dapat diukur. Pengukuran dalam metode gravimetri adalah dengan penimbangan. Banyaknya komponen yang dianalisis ditentukan dari hubungan antara berat sampel yang hendak dianalisis, massa atom relatif, massa molekul relatif dan berat endapan hasil reaksi
Suatu sampel yang akan ditentukan secara gravimetri mula-mula ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali denganreagen tertentu. Senyawa yang dihasilkanharus memenuhi syarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil sehingga bisa mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang. Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar daripada pori-pori alat penyaring (kertas saring),kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis dengan ion endapan. Hal ini dilakukan untukmelarutkan bahan pengotor yang terdapatdipermukaan endapan dan memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu100-130oC atau dipijarkan sampaisuhu 800oC tergantung suhu dekomposisi dari analit
Bunga Camomile (Matricariae floss dari M. recucita L.)
Biji Lin (Lini semen dari Linnum usitatissimum L.)
Daun Digitalis (Digitalis lanatea folium, dari Digitalis lanata Ehrh)
Frangula kulit kayu (Frangula cortex, dari Rhamnus frangula L sys F. Alnus Mill)
Thyme herb (Thymi herba, dari Thymus vulgaris L.)
Gentian rootstock (Gentianae radix dari Gentiana lutea L.)
Fennel buah (Foeniculi fructus dari Feoniculum vulgare Mill. Subsp vulgare)
Frangula spt ceri, gentian spt jahe obat herbal cina, biji lin spt beras merah, thyme hijau seperti sayur paku obat sal nafas/batuk, buah fenel atau buah adas obat hipertensi, camomile bunga sperti melati ada kuning di tengah obat sakit perut, penenang