SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Air umpan Boiler 
Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam. 
Sedangkan sistem air umpan adalah sistem penyediaan air secara otomatis untuk boiler 
sesuai dengan kebutuhan steam. Ada dua sumber air umpan, yaitu: 
· Kondensat : steam yang telah berubah fasa menjadi air (mengembun) 
· Air make up : air baku yang sudah diolah 
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai 
terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian 
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan 
murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi 
steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang 
menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan 
yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik. 
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system), sistem 
steam (steam system)dan sistem bahan bakar (fuel system). 
1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler secara 
otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan 
perawatan dan perbaikan. 
2. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol produksi steam 
dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada 
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat 
pemantau tekanan. 
3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan yang digunakan untuk 
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yangdibutuhkan. Peralatan yang 
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahanbakar yang digunakan 
pada sistem. 
Sistem yang lain adalah penggunaan economizer untuk memanaskan awal air umpan 
menggunakan limbah panas pada gas buang, untuk mendapatkan efisiensi boiler yang 
lebih tinggi. 
2.2 Persyaratan Air Umpan Boiler 
Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang 
tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat 
membentuk kerak pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat 
menyebabkan korosi terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan juga tidak 
mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air boiler. 
Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku dari 
sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, karena 
harusmemenuhi persyaratan tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel dibawah ini: 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
Tabel 2.2.1 Persyaratan Air Umpan Boiler 
Parameter Satuan Pengendalian Batas 
Ph Unit 10.5– 11.5 
Conductivity μmhos/cm 5000,max 
TDS Ppm 3500,max 
P– Alkalinity Ppm - 
M– Alkalinity Ppm 800,max 
O– Alkalinity Ppm 2.5xSiO2,min 
T.Hardness Ppm - 
Silica Ppm 150,max 
Besi Ppm 2,max 
Phosphat residual Ppm 20– 50 
Sulfite residual Ppm 20– 50 
pHcondensate Unit 8.0– 9.0 
Reff : PT.Nalco Indonesia 
Persyaratan kualitasair boiler menurut American Boiler Manufacturer’s Assosiation 
(ABMA) dan ASME pada tabel berikut. 
Tabel 2.2.2 Persyaratan Kualitas Air Boiler (ABMA) 
Tekanan 
(psig) 
Total 
Solids 
(ppm) 
Total 
alkalinitas 
(ppm) 
Suspended 
solid 
(ppm) 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in 
Silica 
(ppm) 
Konduktivitas 
Micro.ohm/cm 
0– 300 3.500 700 300 150 7.000 
301– 450 3.000 600 250 90 6.000 
451– 600 2.500 500 150 40 5.000 
601– 750 2.000 400 100 30 4.000 
751– 900 1.500 300 60 20 3.000
901– 1.000 1.250 250 40 8 2.000 
1.001–1.500 1.000 200 21 2 150 
Sumber:PullmanKellogs(1980) 
Air kondensat biasanya dikembalikan lagi ke tangki umpan untuk menghemat 
pemakaian air,tetapi kualitas air kondensat tersebut harus memenuhi persyaratan seperti 
tabel berikut. 
Tabel 2.2.3 Persyaratan Air Kondensat 
No. Parameter Satuan Nilai 
1 Konduktivitas mg/l 10 
2 Total Dissolved Solid mg/l 5 
3 Total solid Suspended solid mg/l 0.5 
4 Total Silika mg/l 0.05 
5 Total Besi mg/l 0.1 
6 Total Copper mg/l 0.02 
7 C02 mg/l 1 
8 Chloride mg/l 0.01 
9 Organic mg/l 0.01 
Sumber :PullmanKellogs(1980) 
Tabel 2.2.4 Konsentrasi Air Boiler 
Konsentrasi Air Boiler Maksimum yang direkomendasikan oleh Gabungan 
Produsen Boiler Amerika 
Tekanan Steam pada Boiler (ata) Konsentrasi Air Boiler Maksimum 
(ppm) 
0-20 3500 
20-30 3000 
30-40 2500 
40-50 2000 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
50-60 1500 
60-70 1250 
70-100 1000 
2.2.1 Rekomendasi untuk Boiler dan Kualitas Air Umpan 
Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang 
tidak diolah, proses pengolahan yang digunakan dan prosedurpengoperasian 
boiler. Sebagai aturan umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar 
sensitifitas terhadap kotoran. 
Tabel 2.2.1.1 Rekomendasi batas air umpan (IS10392, 1982) 
REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982) 
Faktor Hingga 20 kg/cm2 21-39 kg/cm2 40-59 kg/cm2 
Total besi (maks.) ppm 0,05 0,02 0,01 
Total tembaga (maks.) ppm 0,01 0,01 0,01 
Total silika (maks.) ppm 1 0,3 0,1 
Oksigen (maks.) ppm 0,02 0,02 0,01 
Residu hidrasin ppm - - -0,06 
pH pada 250C 8,8-9,2 8,8-9,2 8,2-9,2 
Kesadahan, ppm 1 0,5 - 
REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982) 
Faktor 
Hingga 20 
kg/cm2 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in 
21-39 
kg/cm2 40-59 kg/cm2 
TDS, ppm 3000-3500 1500-2500 500-1500 
Total padatan besi terlarut ppm 500 200 150 
Konduktivitas listrik spesifik pada 
250C (mho) 1000 400 300 
Residu fosfat ppm 20-40 20-40 15-25 
pH pada 250C 10-10,5 10-10,5 9,8-10,2 
Silika (maks.) ppm 25 15 10
2.3 Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu 
Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai hal, 
misalnya : 
1. Korosi 
Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah menjadi 
bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan 
logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia 
Penyebab korosi Boiler: 
– Oksigen Terlarut 
– Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi ) 
– Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat ) 
– Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak ) 
Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga 
dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor. 
2. Kerak 
Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh : 
– Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya 
– Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan 
permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah. 
– Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3, 
FePO4 
3. Endapan 
Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari : 
– Oksida besi sebagai produk korosi 
– Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika 
terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan. 
– Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir ) 
Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa superheater, 
menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya deposit pada sirip 
turbin, menyebabkan turunnya effisiensi. 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
2.4 Pengolahan Air Umpan Boiler 
Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada boiler,maka air umpan 
(contohnya air sungai) yang akan digunakan sebelum masuk ke boiler, harus diolah 
terlebih dahulu, pengolahan air ini meliputi : 
1. Pengolahan Eksternal 
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan terlarut 
(terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama pembentukan 
kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida). 
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah: 
· Pertukaran ion 
· De-aerasi (mekanis dan kimia) 
· Osmosis balik 
· Penghilangan mineral atau demineralisasi 
Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan dan warna dari bahan baku 
air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada bagian pengolahan 
berikutnya. 
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tanki pengendapan atau 
pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir 
bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat 
digunakan untuk menghilangkan garam-garam logam dari air sungai. 
Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan garan non-sadah. 
Penghilangan yang hanya garam sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan total 
garam dari larutan disebut penghilangan mineral atau demineralisasi. 
Economizer adalah jenis penukar kalor antara Gas dan Cairan , dimana dengan system ini 
Kalor dariGas asap Boiler dimanfaatkan sebagai pemanas air untuk proses produksi 
ataupun sebagai umpanAir ke Boiler . Secara umum Boiler akan mengalami peningkatan 
effesiens sekitar 1 % untuk setiappenurunan temperature 20 oC dari Gas Asap 
Deaerator adalah perangkat yang banyak digunakan untuk menghilangkan kandungan 
oksigen dan gas-gas terlarut lainnya dari feedwater yang masuk ke steam generator 
(boiler). 
Pada umumnya, oksigen terlarut dalam feedwaters boiler akan menyebabkan kerusakan 
korosi yang serius dalam Steam generation system yang bereaksi ke dinding pipa dan 
peralatan logam lainnya sehingga membentuk oksida (karat). Kandungan CO2 yang 
bereaksi dengan H2O akan membentuk asam karbonat yang akan menyebabkan tingkat 
korosi lebih lanjut. Sebagian besar deaerator dirancang untuk menghilangkan oksigen ke 
tingkat 7 ppb berat (0,005 cm³ / L). 
Ada dua tipe dasar dari Deaerator : 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
1. Tray-type 
Termasuk juga Vertical domed deaeration yang dipasang di atas sebuah Horizontal 
vessel yang berfungsi sebagai tangki penyimpanan air hasil dari proses deaerasi. 
Vertical domed deaeration dipasang di atas Horizontal vessel. Boiler 
feedwater memasuki bagian Vertical domed deaeration di atas perforated trays dan 
mengalir ke bawah melalui tray tersebut. Low-pressure deaeration steam memasuki 
bawah tray dan mengalir ke atas melalui tray tersebut. 
Gas terlarut yang terkandung pada feedwater akan keluar melalui lubang vent di bagian 
atas Vertical deaeration. 
Feedwater yang sudah murni atau tidak mengandung unsur O2 dan gas lainnya akan 
mengalir ke dalam Horizontal vessel dan dipompa ke Steam Drum untuk pembangkit 
steam. Low-pressure deaeration steam, yang mengalir didalam sparger pipe di 
bawah Horizontal vessel, disediakan untuk menjaga feedwater boiler tetap terjaga 
temperaturnya. Insulasi eksternal dari Horizontal vessel tersebut biasanya disediakan 
untuk meminimalkan kehilangan panas. 
2. Spray-type 
Spray type hanya terdiri dari sebuah Horizontal/Vertical vessel yang berfungsi baik 
sebagai bagian proses deaerasi dan sebagai tangki penyimpanan untuk feedwater murni. 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
Seperti ditunjukkan dalam Gambar, 
deaerator ini memiliki bagian pemanasan (E) dan bagian proses deaerasi (F). Dua bagian 
ini dipisahkan oleh penyekat (C). Low-pressure deaeration steam memasuki vessel 
melalui steam sparger di bawah vessel. Feedwater disemprotkan ke bagian (E) di mana 
dipanaskan oleh uap yang naik dari sparger. Tujuan dari nozzle semprotan air umpan (A) 
dan bagian pemanasan awal adalah untuk memanaskan feedwater dengan suhu saturasi 
untuk memudahkan proses pengeluaran gas terlarut di bagian deaeration. 
Feedwater yang sudah dipanaskan kemudian mengalir ke bagian dearation (F), di mana 
akan di-deaerated oleh uap yang naik dari sistem sparger. Gas-gas kontaminan akan 
keluar melalui lubang di bagian atas vessel. 
Boiler feedwater yang sudah di deaerasi akan dipompa dari dasar vesse ke sistem 
pembangkit steam boiler. 
fisiensi adalah kriteria yang sangat penting dalam pemilihan Boiler dan 
Desain. efisiensi angka 
tergantung pada jenis boiler serta pada jenis bahan bakar dan konstituen itu. untuk 
Misalnya, efisiensi boiler berbahan bakar ampas tebu adalah 
sekitar 70% sedangkan boiler berbahan bakar minyakadalah sekitar 85%. Tinggi kadar 
air di Ampas tebu mengurangi efisiensi itu. Jadi kriteria yang lebih baik adalahefisiensi 
berdasarkan LCV atau NCV. Hal ini banyak digunakan di 
Eropa dan efisiensi berdasarkan HHV atau GCVdigunakan di bagian lain dunia. 
Pada dasarnya ada dua metode untuk menghitung efisiensi boiler: Input-Output metode 
dan Panas Rugi metode. Dalam metode input-output, boiler harus dalam 
kondisi berjalan stabil 
dan data masukan panas dalam bentuk bahan bakar dan udara dan output 
panas dalam bentuk uap 
dan kerugian lainnya diambil. 
Di sini kita akan membahas metode kedua dan lebih populer. Dalam metode ini, pertama 
kita 
menghitung input panas. Kemudian semua kehilangan panas dihitung. Output panas yang 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
efektif adalah panasmasukan kurang kehilangan panas. Output 
untuk rasio input memberikan efisiensi. 
Kehilangan panas bahan bakar di boiler adalah: 
a) Dry gas losses 
b) Loss due to moisture in fuel (Rugi karena kelembaban dalam bahan bakar) 
c) Loss due to moisture formed during 
combustion (Rugi akibat kelembaban yang terbentuk selama pembakaran) 
d) Loss due to moisture in combustion air (Rugi karena kelembaban di udara 
pembakaran) 
e) Unburnt fuel loss (tidak terbakarnya bahan bakar ) 
f) Loss due to radiation from Boiler to surroundings (rugi karena radiasi Boiler dengan 
lingkungan) 
g) Manufacturers Margin OR unaccounted 
losses (Produsen Margin ATAU kerugian tak terhitung) 
Let us calculate Boiler efficiency of coal fired boiler. Ambient temp is 80 F and Back End 
Temperature (Exh gas temp) is 302 F. The percent composition of Coal is as under: 
Carbon , C - 76.0 ; 
Hydrogen, H2 - 4.1 ; 
Nitrogen , N2 - 1.0 ; 
Oxygen, O2- 7.6 ; 
Suphur, S - 1.3 ; 
Moisture, H2O - 3.0 ; 
Ash - 7.0 ; 
The Combustion calculations of the above fuel is already explained in detail in the other 
article 
From the above calculations, Unit Wet Gas, Kg / Kg of fuel = Unit Wet Air + (1-Ash) 
= 13.12 + (1-0.007) 
= 14.05 
Unit Dry Gas, Kg / Kg of fuel = Unit Wet Gas – (Moisture in Air + Water produced 
during 
combustion) 
= 13.484 
Higher Heating Value, HHV or Gross Calorific Value, GCV in BTU/Lb 
= 14600.C + 62000 (H2-O2/8) + 4050.S 
Lower Heating Value, LHV or Lower Calorific Value, LCV or Net Calorific Value, 
NCV, BTU/lb 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
= HHV – 1030(9.H2 + Moisture) 
Let us use HHV and LHV notation. 
HHV = (14600 x 76 +62000 (4.1-7.6/8) + 4050 x 1.3 )/100 
= 13101.65 BTU/lb (7278.7 Kcal/kg ) 
LHV = 13101.65 – 1030(9*4.1+3)/100 
= 12690.6 BTU/lb (7050 Kcal/kg) 
Calculations of the Losses based on Higher Heating Value: 
a) Dry gas losses: 
Exhaust gases always leave the boiler at a higher temp than ambient. Heat thus carried 
away by hot exhaust gases is called Dry gas losses 
Heat Losses, La = UnitDryGas x Cp x (Tg-Ta) x 100/HHV 
= 13.478 x 0.24 x (302 -80) x 100 / 13101.65 
= 5.48 % 
b) Loss due to Moisture in fuel : 
The moisture present in the fuel absorbs heat to evaporate and get superheated to exit 
gas temperature. 
Lb = MoistureInFuel x (1089-Ta+0.46xTg)x100/HHV 
= 0.03 x (1089 – 80 +0.46 x 302) x100 / 13101.6 
= 0.263 % 
c) Loss due to Moisture Produced during combustion : 
Lc = MoistureProduced x (1089-Ta+0.46xTg)x100/HHV 
= 0.369 x (1089 – 80 +0.46 x 302) x100 / 13101.6 
= 3.23 % 
d) Loss due to Moisture in air : 
Ld = MoistureInAir x Cp of Steam x (Tg-Ta) x 100/HHV 
= 0.0132 x 12.95 x 0.46 x (302 - 80) x100 / 13101.6 
= 0.133 % 
Here, Moisture in Air = 0.0132 lb/ lb of dry air at 60% Relative Humidity 
Cp of steam = 0.46 
e) Unburnt fuel loss : 
This is purely based on experience. Unburnt fuel loss depends up on type of Boiler , 
grate, grate loading and type of fuel. For Bio-Mass fuels, it ranges from 1.5 to 3 %, 
for oils from 0-0.5 and almost nil for gaseous fuels. 
Let us consider Unburnt fuel loss, Le = 2.5 % for Coal. 
f) Radiation Loss: 
Radiation Loss is because of hot boiler casing loosing heat to atmosphere. ABMA 
chart gives approximate radiation losses for fired boilers. 
Let us take a radiation Loss , Lf = 0.4 % in this case. 
g) Manufacture r’s margin : 
This is for all unaccounted losses and for margin. Unaccounted losses are because of 
incomplete combustion carbon to CO, heat loss in ash ..etc. This can be 0.5 to 1.5 % 
depending up on fuel and type of boiler. 
In this case, let us take, Manufacturer’s margin Lg = 1.5%. 
Total Losses = La + Lb + Lc + Ld + Le + Lf + Lg 
= 5.48 + 0.263 + 3.23 + 0.4 +0.133 +2.5 + 1.5 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
= 13.506 % 
Therefore, Efficiency of the boiler on HHV basis = 100 – Total Losses 
= 100 – 13.506 
= 86.494 % 
Efficiency based on LHV: 
Efficiency based on LHV = Efficiency on HHV x HHV 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in 
LHV 
= 86.494 x 13101.6 
12690.6 
= 89.29 % 
Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, 
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steamyang akan 
digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan 
tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high 
pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatansteam yang keluar dari sistem 
boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan 
menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan 
energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian 
memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun, 
ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan 
tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian 
sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat 
dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler. 
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. 
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan 
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan 
perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai 
bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. 
Sistem steammengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam 
boiler. Steamdialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada 
keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan 
alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan 
untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. 
Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan 
bakar yang digunakan pada sistem. 
Sebelum menjelaskan keanekaragaman boiler, perlu diketahui komponen dari 
boiler yang mendukung teciptanya steam, berikut komponen-komponen boiler: 
- Furnace 
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian 
dari furnace siantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue 
gas, charge and discharge door. 
- Steam Drum 
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas 
dan pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).
- Superheater 
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main 
steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses 
industri. 
- Air Heater 
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan 
udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan 
masuk ke dalam tungku pembakaran. 
- Economizer 
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan 
air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru. 
- Safety valve 
Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana 
tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam. 
- Blowdown valve 
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada 
di dalam pipa steam. 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
Proses Pemurnian Minyak Sawit 
1. Degumming 
 Degumming merupakan suatu proses yang bertujuan untuk 
menghilangkan fosfatida, wax, dan pengotor lainnya 
dengancara penambahan air, larutan garam, atau larutan 
asam.Degumming mengkonversi fosfatida menjadi gum terhidrasiyang tidak 
larut dalam minyak dan selanjutnya akan dipisahkan dengan cara filtrasi atau 
sentrifugasi. 
 Pada pabrik sederhana, degumming dilakukan 
dengan caramemanaskan CPO hingga temperatur 90-130oC dimana temperatur 
ini adalah temperatur yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi CPO dengan 
asam fosfat. Setelah itu, CPO dipompa ke dalam mixer statis dengan penambahan 
0,35-0,45 kg/ton CPO. Pengadukan yang terus-menerus di dalam mixer bertujuan 
untuk menghilangkan gum.Proses ini akan mempermudah penghilangan gum 
pada prosespenyaringan berikutnya sehingga ukuran deodorizer tidak terlalubesar. 
Komposisi minyak sawit : 
2. Netralisasi 
 Proses netralisasi konvensional dengan penambahan soda kaustik 
merupakan proses yang paling luas digunakan dan juga prosespurifikasi terbaik 
yang dikenal sejauh ini. Penambahan larutan alkali ke dalam CPO menyebabkan 
beberapa reaksi kimia dan fisika sebagai berikut: 
1. Alkali bereaksi dengan Free Fatty Acid (FFA) membentuk 
sabun. 
2. Fosfatida mengabsorb alkali dan selanjutnya akan 
terkoagulasi melalui proses hidrasi. 
3. Pigmen mengalami degradasi, akan terabsorbsi oleh gum. 
4. Bahan-bahan yang tidak larut akan terperangkap oleh 
material terkoagulasi. 
 Efisiensi pemisahan sabun dari minyak yang sudah dinetralisasi, yang 
biasanya dilakukan dengan bantuan separator sentrifugal, merupakan faktor yang 
signifikan dalam netralisasi kaustik. Netralisasi kaustik konvensional sangat 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
fleksibel dalam memurnikan minyak mentah untuk menghasilkan produk 
makanan (O’Brien, R.D.1998). 
Netralisasi dengan menggunakan soda kaustik dapat dilakukan untuk minyak 
kelapa sawit yang mengandung 8 sampai 10% Asam lemak 
bebas. Prosesnetralisasi ini antara lain: prapemanasan minyak sawit mentah 
hingga 54-71oC, netralisasi dengan soda kaustik secukupnya, pemanasan hingga 
82-88oC untuk mengendapkan fasa sabun dan langsung disentrifugasi. Minyak 
yang telah ternetralisasi kemudian dicuci dengan air dan selanjutnya dipisahkan 
sekali lagi melalui proses settling atau sentrifugasi untuk menghilangkan sisa 
pengotor dan sisa sabun. Selanjutnya minyak dikeringkan dengan 
bantuan vacuum dryeratau langsung dilakukan proses bleaching. 
3. Bleaching 
 Minyak kelapa sawit yang sudah dinetralisasi mengandung residu sabun, 
logam, produk-produk oksidasi, dan pigmen warna. Untuk itu 
dilakukan proses pemucatan (bleaching) untuk menghilangkan bahan-bahan 
tersebut. Pemucatan minyak sawit dapat dilakukan denganbleaching earth atau 
dengan perusakan dengan panas. Karena tingginya kandungan pigmen di dalam 
minyak sawit, dibutuhkanbleaching earth yang lebih banyak dan waktu pemucatan 
yang lebihlama dibandingkan proses pemucatan minyak nabati lainnya. 
 Menurut Arumughan et al. (1985) kondisi optimal pemucatan didapat 
dengan penambahan 3% bleaching earth yang mengandung karbon aktif dengan 
perbandingan 9:1 dan pemucatan pada temperatur 150oC dalam keadaan vakum 
700 mmHg. Menurut Iyung Pahan (2008), kondisi proses pemucatan optimal 
dapat dicapai pada temperatur 100 – 130oC selama 30 menit dengan injeksi uap 
bertekanan rendah ke dalam bleacher untuk mengaduk konsentrasi slurry. Setelah 
melewatiproses bleaching, minyak sawit disaring untuk 
menghilangkanbleaching earth yang masih terbawa di dalamnya. 
4. Deodorisasi 
 Minyak sawit yang keluar dari proses pemucatan mengandung aldehida, 
keton, alkohol, asam lemak berberat molekul ringan, hidrokarbon, dan bahan lain 
hasil dekomposisi peroksida dan pigmen. Walaupun konsentrasi bahan-bahan 
tersebut kecil, bahan-bahan tersebut dapat terdeteksi oleh rasa dan aroma 
minyaknya. Bahan-bahan tersebut lebih volatil pada tekanan rendah dan 
temperatur tinggi. Proses deodorisasi pada intinya adalah distilasi uap pada 
keadaan vakum. Distilasi uap pada tekanan vakum untuk menguapkan aldehid dan 
senyawa aromatik lainnya menggunakan prinsip hukum Raoult. 
 Sebelum masuk ke dalam alat deodorisasi, minyak yang sudah dipucatkan 
dipanaskan sampai 210-250oC. Alat deodorisasi beroperasi dengan 4 cara, yaitu 
deaerasi minyak, pemanasan minyak, pemberian uap ke dalam minyak, dan 
pendinginan minyak. Di dalam kolom, minyak dipanaskan sampai 240- 
280oC dalam kondisi vakum. Manfaat pemberian uap langsung menjamin 
pembuangan sisa-sisa asam lemak bebas, aldehida, dan keton. 
5. Fraksinasi 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
 Proses fraksinasi dibutuhkan untuk memisahkan trigliserida yang memiliki 
titik leleh lebih tinggi sehingga minyak sawit tidak teremulsi pada temperatur 
rendah. Proses fraksinasi dapat dilakukan dengan 3cara, yaitu fraksinasi kering, 
fraksinasi basah, dan fraksinasi dengan solvent. Pada fraksinasi kering, minyak 
sawit didinginkan perlahan dan disaring untuk memisahkan fraksi-fraksinya. Pada 
fraksinasi basah, kristal pada fraksi stearin dibasahi dengan menggunakan 
surfaktan atau larutan deterjen. Pada fraksinasi dengan solvent, minyak sawit 
diencerkan dengan menggunakan solvent seperti heksan, aseton, isopropanol, atau 
n-nitropropan. Proses fraksinasi kering lebih disukai karena lebih ramah 
lingkungan. Fraksinasi dilakukan untuk mendapatkan minyak dengan kestabilan 
dingin yang baik. Titik leleh merupakan suatu indikasi jumlah unsaturated fatty 
acid dan asam lemak yang memiliki rantai pendek. Titik leleh akan meningkat 
seiiring dengan bertambahnya panjang rantai dan menurun seiiring dengan 
bertambahnya jumlah unsaturated bond. 
By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in

More Related Content

What's hot

Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanUnayah91
 
Cooling water system
Cooling water systemCooling water system
Cooling water systemAprili yanti
 
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1GGM Spektafest
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairRyan Tito
 
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptxNanaMisrochah1
 
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Dessy Ratnasari Dpa
 
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikPendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikcecepisnandarsetiawan
 
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-prosesDicky Syahputra
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterAhmadjuni1
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaRatna54
 

What's hot (20)

Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasanSni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
Sni 01 3553-2006-air minum dalam kemasan
 
Cooling water system
Cooling water systemCooling water system
Cooling water system
 
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
 
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
2. Polimer dan Proses Polimerisasi.pptx
 
Boiler/Ketel
Boiler/KetelBoiler/Ketel
Boiler/Ketel
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
Destilasi batch
Destilasi batchDestilasi batch
Destilasi batch
 
UNIT OPERASI - MIXING
UNIT OPERASI - MIXINGUNIT OPERASI - MIXING
UNIT OPERASI - MIXING
 
Batch Reactor
Batch ReactorBatch Reactor
Batch Reactor
 
Materi pompa
Materi pompaMateri pompa
Materi pompa
 
Pompa sentrifugall
Pompa sentrifugallPompa sentrifugall
Pompa sentrifugall
 
Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)Pengolahan air umpan boiler(internal)
Pengolahan air umpan boiler(internal)
 
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikPendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
 
Fluidisasi2 (repaired)
Fluidisasi2 (repaired)Fluidisasi2 (repaired)
Fluidisasi2 (repaired)
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
160124864 bab-i-konsep-dasar-pengendalian-proses
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimia
 

Similar to OPTIMALKAN AIR UMPAN BOILER

Internal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptxInternal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptxNiningDesriawatiRose
 
Kerusakan karena Boiler Water Systems.ppt
Kerusakan karena  Boiler Water Systems.pptKerusakan karena  Boiler Water Systems.ppt
Kerusakan karena Boiler Water Systems.pptandrizakaria1
 
dokumen.tech_air-umpan-boiler.ppt
dokumen.tech_air-umpan-boiler.pptdokumen.tech_air-umpan-boiler.ppt
dokumen.tech_air-umpan-boiler.pptirwankurniawan45
 
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptxPersentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptxDohotMaruliPurba
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaNia Sasria
 
KETEL UAP LANCASHIRE.pptx
KETEL UAP LANCASHIRE.pptxKETEL UAP LANCASHIRE.pptx
KETEL UAP LANCASHIRE.pptxVitaKurniawati2
 
Proses industri kimia ammonia
Proses industri kimia ammoniaProses industri kimia ammonia
Proses industri kimia ammoniaEria Harini
 
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptxMata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptxirwankurniawan45
 
pengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus sharepengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus sharenurul isnaini
 
boiler water treatment preventive / cleaning.ppt
boiler water treatment preventive / cleaning.pptboiler water treatment preventive / cleaning.ppt
boiler water treatment preventive / cleaning.pptvita45pujilestari
 
Boiler_terorical basic of steam generator and aplication
Boiler_terorical basic of steam generator and aplicationBoiler_terorical basic of steam generator and aplication
Boiler_terorical basic of steam generator and aplicationDANANG AJI PURWANTORO
 
CoalFireSteamPowerPlant System
CoalFireSteamPowerPlant SystemCoalFireSteamPowerPlant System
CoalFireSteamPowerPlant Systems4712io
 
Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace distributor boiler
 
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diPeran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diahmedronofaSTQIA
 

Similar to OPTIMALKAN AIR UMPAN BOILER (20)

Internal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptxInternal Training Boiler Feed Water.pptx
Internal Training Boiler Feed Water.pptx
 
Kerusakan karena Boiler Water Systems.ppt
Kerusakan karena  Boiler Water Systems.pptKerusakan karena  Boiler Water Systems.ppt
Kerusakan karena Boiler Water Systems.ppt
 
dokumen.tech_air-umpan-boiler.ppt
dokumen.tech_air-umpan-boiler.pptdokumen.tech_air-umpan-boiler.ppt
dokumen.tech_air-umpan-boiler.ppt
 
Asetilen
AsetilenAsetilen
Asetilen
 
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptxPersentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
Persentase Eksternal Treatment-1(2).pptx
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
KETEL UAP LANCASHIRE.pptx
KETEL UAP LANCASHIRE.pptxKETEL UAP LANCASHIRE.pptx
KETEL UAP LANCASHIRE.pptx
 
Proses industri kimia ammonia
Proses industri kimia ammoniaProses industri kimia ammonia
Proses industri kimia ammonia
 
Presentasi aluminum
Presentasi aluminumPresentasi aluminum
Presentasi aluminum
 
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptxMata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
Mata Kuliah Boiler dan Turbin.pptx
 
pengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus sharepengolahan air secara khusus share
pengolahan air secara khusus share
 
boiler water treatment preventive / cleaning.ppt
boiler water treatment preventive / cleaning.pptboiler water treatment preventive / cleaning.ppt
boiler water treatment preventive / cleaning.ppt
 
Pik 86
Pik 86Pik 86
Pik 86
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Boiler_terorical basic of steam generator and aplication
Boiler_terorical basic of steam generator and aplicationBoiler_terorical basic of steam generator and aplication
Boiler_terorical basic of steam generator and aplication
 
CoalFireSteamPowerPlant System
CoalFireSteamPowerPlant SystemCoalFireSteamPowerPlant System
CoalFireSteamPowerPlant System
 
Boiler
BoilerBoiler
Boiler
 
Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace
 
2293282
22932822293282
2293282
 
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air diPeran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
Peran analisa laboratorium terhadap proses pengolahan air di
 

More from dian haryanto

Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasanLaporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasandian haryanto
 
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti uts
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti utsDian haryanto 1407123394 paper peengganti uts
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti utsdian haryanto
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contohdian haryanto
 
Pkm macondrong revisi 2017 3
Pkm macondrong revisi 2017 3Pkm macondrong revisi 2017 3
Pkm macondrong revisi 2017 3dian haryanto
 
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssssProposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssssdian haryanto
 
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394 modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394  modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)Kelompok A9 dian haryanto 1407123394  modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394 modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)dian haryanto
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAUdian haryanto
 
Modul 5 dian haryanto 1407123394
Modul 5 dian haryanto  1407123394Modul 5 dian haryanto  1407123394
Modul 5 dian haryanto 1407123394dian haryanto
 
Modul 4 dian haryanto 1407123394
Modul 4 dian haryanto 1407123394Modul 4 dian haryanto 1407123394
Modul 4 dian haryanto 1407123394dian haryanto
 
Modul 3 dian haryanto 1407123394
Modul 3 dian haryanto 1407123394Modul 3 dian haryanto 1407123394
Modul 3 dian haryanto 1407123394dian haryanto
 
Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304dian haryanto
 
Modul 1 dian haryanto 1407123394
Modul 1 dian haryanto 1407123394Modul 1 dian haryanto 1407123394
Modul 1 dian haryanto 1407123394dian haryanto
 
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394dian haryanto
 
Kualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtanianKualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtaniandian haryanto
 
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusiapengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusiadian haryanto
 
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesinpengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesindian haryanto
 
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburatorLaporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburatordian haryanto
 
Pidato rayen (b.inggris)
Pidato rayen (b.inggris)Pidato rayen (b.inggris)
Pidato rayen (b.inggris)dian haryanto
 
Dian haryanto pidato
Dian haryanto pidatoDian haryanto pidato
Dian haryanto pidatodian haryanto
 
Perangkat koneksi internet
Perangkat koneksi internetPerangkat koneksi internet
Perangkat koneksi internetdian haryanto
 

More from dian haryanto (20)

Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasanLaporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
Laporan akhir perancangan elemen mesin kelompok 7 pengelasan
 
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti uts
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti utsDian haryanto 1407123394 paper peengganti uts
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti uts
 
proposal penelitian contoh
proposal penelitian contohproposal penelitian contoh
proposal penelitian contoh
 
Pkm macondrong revisi 2017 3
Pkm macondrong revisi 2017 3Pkm macondrong revisi 2017 3
Pkm macondrong revisi 2017 3
 
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssssProposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
Proposal kewirausahaan ayam goreng pedasssss
 
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394 modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394  modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)Kelompok A9 dian haryanto 1407123394  modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394 modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
 
Modul 5 dian haryanto 1407123394
Modul 5 dian haryanto  1407123394Modul 5 dian haryanto  1407123394
Modul 5 dian haryanto 1407123394
 
Modul 4 dian haryanto 1407123394
Modul 4 dian haryanto 1407123394Modul 4 dian haryanto 1407123394
Modul 4 dian haryanto 1407123394
 
Modul 3 dian haryanto 1407123394
Modul 3 dian haryanto 1407123394Modul 3 dian haryanto 1407123394
Modul 3 dian haryanto 1407123394
 
Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304Modul 2 dian haryanto 1407123304
Modul 2 dian haryanto 1407123304
 
Modul 1 dian haryanto 1407123394
Modul 1 dian haryanto 1407123394Modul 1 dian haryanto 1407123394
Modul 1 dian haryanto 1407123394
 
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394
Laporan akhir METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394
 
Kualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtanianKualitas air untuk sektor perrtanian
Kualitas air untuk sektor perrtanian
 
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusiapengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
pengertian dan agama yg paling cocok untuk manusia
 
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesinpengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
pengertian agama | kuliah semester 1 teknik mesin
 
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburatorLaporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
 
Pidato rayen (b.inggris)
Pidato rayen (b.inggris)Pidato rayen (b.inggris)
Pidato rayen (b.inggris)
 
Dian haryanto pidato
Dian haryanto pidatoDian haryanto pidato
Dian haryanto pidato
 
Perangkat koneksi internet
Perangkat koneksi internetPerangkat koneksi internet
Perangkat koneksi internet
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (6)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

OPTIMALKAN AIR UMPAN BOILER

  • 1. Air umpan Boiler Air umpan adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam. Sedangkan sistem air umpan adalah sistem penyediaan air secara otomatis untuk boiler sesuai dengan kebutuhan steam. Ada dua sumber air umpan, yaitu: · Kondensat : steam yang telah berubah fasa menjadi air (mengembun) · Air make up : air baku yang sudah diolah Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system), sistem steam (steam system)dan sistem bahan bakar (fuel system). 1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. 2. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. 3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yangdibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahanbakar yang digunakan pada sistem. Sistem yang lain adalah penggunaan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang, untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi. 2.2 Persyaratan Air Umpan Boiler Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air boiler. Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air umpan boiler maka air baku dari sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu, karena harusmemenuhi persyaratan tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel dibawah ini: By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 2. Tabel 2.2.1 Persyaratan Air Umpan Boiler Parameter Satuan Pengendalian Batas Ph Unit 10.5– 11.5 Conductivity μmhos/cm 5000,max TDS Ppm 3500,max P– Alkalinity Ppm - M– Alkalinity Ppm 800,max O– Alkalinity Ppm 2.5xSiO2,min T.Hardness Ppm - Silica Ppm 150,max Besi Ppm 2,max Phosphat residual Ppm 20– 50 Sulfite residual Ppm 20– 50 pHcondensate Unit 8.0– 9.0 Reff : PT.Nalco Indonesia Persyaratan kualitasair boiler menurut American Boiler Manufacturer’s Assosiation (ABMA) dan ASME pada tabel berikut. Tabel 2.2.2 Persyaratan Kualitas Air Boiler (ABMA) Tekanan (psig) Total Solids (ppm) Total alkalinitas (ppm) Suspended solid (ppm) By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in Silica (ppm) Konduktivitas Micro.ohm/cm 0– 300 3.500 700 300 150 7.000 301– 450 3.000 600 250 90 6.000 451– 600 2.500 500 150 40 5.000 601– 750 2.000 400 100 30 4.000 751– 900 1.500 300 60 20 3.000
  • 3. 901– 1.000 1.250 250 40 8 2.000 1.001–1.500 1.000 200 21 2 150 Sumber:PullmanKellogs(1980) Air kondensat biasanya dikembalikan lagi ke tangki umpan untuk menghemat pemakaian air,tetapi kualitas air kondensat tersebut harus memenuhi persyaratan seperti tabel berikut. Tabel 2.2.3 Persyaratan Air Kondensat No. Parameter Satuan Nilai 1 Konduktivitas mg/l 10 2 Total Dissolved Solid mg/l 5 3 Total solid Suspended solid mg/l 0.5 4 Total Silika mg/l 0.05 5 Total Besi mg/l 0.1 6 Total Copper mg/l 0.02 7 C02 mg/l 1 8 Chloride mg/l 0.01 9 Organic mg/l 0.01 Sumber :PullmanKellogs(1980) Tabel 2.2.4 Konsentrasi Air Boiler Konsentrasi Air Boiler Maksimum yang direkomendasikan oleh Gabungan Produsen Boiler Amerika Tekanan Steam pada Boiler (ata) Konsentrasi Air Boiler Maksimum (ppm) 0-20 3500 20-30 3000 30-40 2500 40-50 2000 By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 4. 50-60 1500 60-70 1250 70-100 1000 2.2.1 Rekomendasi untuk Boiler dan Kualitas Air Umpan Kotoran yang ditemukan dalam boiler tergantung pada kualitas air umpan yang tidak diolah, proses pengolahan yang digunakan dan prosedurpengoperasian boiler. Sebagai aturan umum, semakin tinggi tekanan operasi boiler akan semakin besar sensitifitas terhadap kotoran. Tabel 2.2.1.1 Rekomendasi batas air umpan (IS10392, 1982) REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982) Faktor Hingga 20 kg/cm2 21-39 kg/cm2 40-59 kg/cm2 Total besi (maks.) ppm 0,05 0,02 0,01 Total tembaga (maks.) ppm 0,01 0,01 0,01 Total silika (maks.) ppm 1 0,3 0,1 Oksigen (maks.) ppm 0,02 0,02 0,01 Residu hidrasin ppm - - -0,06 pH pada 250C 8,8-9,2 8,8-9,2 8,2-9,2 Kesadahan, ppm 1 0,5 - REKOMENDASI BATAS AIR UMPAN (IS 10392, 1982) Faktor Hingga 20 kg/cm2 By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in 21-39 kg/cm2 40-59 kg/cm2 TDS, ppm 3000-3500 1500-2500 500-1500 Total padatan besi terlarut ppm 500 200 150 Konduktivitas listrik spesifik pada 250C (mho) 1000 400 300 Residu fosfat ppm 20-40 20-40 15-25 pH pada 250C 10-10,5 10-10,5 9,8-10,2 Silika (maks.) ppm 25 15 10
  • 5. 2.3 Akibat Air Umpan Boiler yang Tidak Memenuhi Baku Mutu Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler akan mempengaruhi berbagai hal, misalnya : 1. Korosi Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, di mana logam berubah menjadi bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia Penyebab korosi Boiler: – Oksigen Terlarut – Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi ) – Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat ) – Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak ) Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor. 2. Kerak Pengkerakan pada sistem boiler disebabkan oleh : – Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya – Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah. – Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3, FePO4 3. Endapan Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari : – Oksida besi sebagai produk korosi – Materi organic ( kotoran – bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan. – Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir ) Dari peristiwa – peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi. By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 6. 2.4 Pengolahan Air Umpan Boiler Untuk mencegah terjadinya masalah-masalah yang timbul pada boiler,maka air umpan (contohnya air sungai) yang akan digunakan sebelum masuk ke boiler, harus diolah terlebih dahulu, pengolahan air ini meliputi : 1. Pengolahan Eksternal Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan terlarut (terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama pembentukan kerak) dan gas-gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida). Proses perlakuan eksternal yang ada adalah: · Pertukaran ion · De-aerasi (mekanis dan kimia) · Osmosis balik · Penghilangan mineral atau demineralisasi Sebelum digunakan cara di atas, perlu membuang padatan dan warna dari bahan baku air, sebab bahan tersebut dapat mengotori resin yang digunakan pada bagian pengolahan berikutnya. Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tanki pengendapan atau pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon dioksida dan besi, dapat digunakan untuk menghilangkan garam-garam logam dari air sungai. Tahap pertama pengolahan adalah menghilangkan garam sadah dan garan non-sadah. Penghilangan yang hanya garam sadah disebut pelunakan, sedangkan penghilangan total garam dari larutan disebut penghilangan mineral atau demineralisasi. Economizer adalah jenis penukar kalor antara Gas dan Cairan , dimana dengan system ini Kalor dariGas asap Boiler dimanfaatkan sebagai pemanas air untuk proses produksi ataupun sebagai umpanAir ke Boiler . Secara umum Boiler akan mengalami peningkatan effesiens sekitar 1 % untuk setiappenurunan temperature 20 oC dari Gas Asap Deaerator adalah perangkat yang banyak digunakan untuk menghilangkan kandungan oksigen dan gas-gas terlarut lainnya dari feedwater yang masuk ke steam generator (boiler). Pada umumnya, oksigen terlarut dalam feedwaters boiler akan menyebabkan kerusakan korosi yang serius dalam Steam generation system yang bereaksi ke dinding pipa dan peralatan logam lainnya sehingga membentuk oksida (karat). Kandungan CO2 yang bereaksi dengan H2O akan membentuk asam karbonat yang akan menyebabkan tingkat korosi lebih lanjut. Sebagian besar deaerator dirancang untuk menghilangkan oksigen ke tingkat 7 ppb berat (0,005 cm³ / L). Ada dua tipe dasar dari Deaerator : By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 7. 1. Tray-type Termasuk juga Vertical domed deaeration yang dipasang di atas sebuah Horizontal vessel yang berfungsi sebagai tangki penyimpanan air hasil dari proses deaerasi. Vertical domed deaeration dipasang di atas Horizontal vessel. Boiler feedwater memasuki bagian Vertical domed deaeration di atas perforated trays dan mengalir ke bawah melalui tray tersebut. Low-pressure deaeration steam memasuki bawah tray dan mengalir ke atas melalui tray tersebut. Gas terlarut yang terkandung pada feedwater akan keluar melalui lubang vent di bagian atas Vertical deaeration. Feedwater yang sudah murni atau tidak mengandung unsur O2 dan gas lainnya akan mengalir ke dalam Horizontal vessel dan dipompa ke Steam Drum untuk pembangkit steam. Low-pressure deaeration steam, yang mengalir didalam sparger pipe di bawah Horizontal vessel, disediakan untuk menjaga feedwater boiler tetap terjaga temperaturnya. Insulasi eksternal dari Horizontal vessel tersebut biasanya disediakan untuk meminimalkan kehilangan panas. 2. Spray-type Spray type hanya terdiri dari sebuah Horizontal/Vertical vessel yang berfungsi baik sebagai bagian proses deaerasi dan sebagai tangki penyimpanan untuk feedwater murni. By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 8. Seperti ditunjukkan dalam Gambar, deaerator ini memiliki bagian pemanasan (E) dan bagian proses deaerasi (F). Dua bagian ini dipisahkan oleh penyekat (C). Low-pressure deaeration steam memasuki vessel melalui steam sparger di bawah vessel. Feedwater disemprotkan ke bagian (E) di mana dipanaskan oleh uap yang naik dari sparger. Tujuan dari nozzle semprotan air umpan (A) dan bagian pemanasan awal adalah untuk memanaskan feedwater dengan suhu saturasi untuk memudahkan proses pengeluaran gas terlarut di bagian deaeration. Feedwater yang sudah dipanaskan kemudian mengalir ke bagian dearation (F), di mana akan di-deaerated oleh uap yang naik dari sistem sparger. Gas-gas kontaminan akan keluar melalui lubang di bagian atas vessel. Boiler feedwater yang sudah di deaerasi akan dipompa dari dasar vesse ke sistem pembangkit steam boiler. fisiensi adalah kriteria yang sangat penting dalam pemilihan Boiler dan Desain. efisiensi angka tergantung pada jenis boiler serta pada jenis bahan bakar dan konstituen itu. untuk Misalnya, efisiensi boiler berbahan bakar ampas tebu adalah sekitar 70% sedangkan boiler berbahan bakar minyakadalah sekitar 85%. Tinggi kadar air di Ampas tebu mengurangi efisiensi itu. Jadi kriteria yang lebih baik adalahefisiensi berdasarkan LCV atau NCV. Hal ini banyak digunakan di Eropa dan efisiensi berdasarkan HHV atau GCVdigunakan di bagian lain dunia. Pada dasarnya ada dua metode untuk menghitung efisiensi boiler: Input-Output metode dan Panas Rugi metode. Dalam metode input-output, boiler harus dalam kondisi berjalan stabil dan data masukan panas dalam bentuk bahan bakar dan udara dan output panas dalam bentuk uap dan kerugian lainnya diambil. Di sini kita akan membahas metode kedua dan lebih populer. Dalam metode ini, pertama kita menghitung input panas. Kemudian semua kehilangan panas dihitung. Output panas yang By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 9. efektif adalah panasmasukan kurang kehilangan panas. Output untuk rasio input memberikan efisiensi. Kehilangan panas bahan bakar di boiler adalah: a) Dry gas losses b) Loss due to moisture in fuel (Rugi karena kelembaban dalam bahan bakar) c) Loss due to moisture formed during combustion (Rugi akibat kelembaban yang terbentuk selama pembakaran) d) Loss due to moisture in combustion air (Rugi karena kelembaban di udara pembakaran) e) Unburnt fuel loss (tidak terbakarnya bahan bakar ) f) Loss due to radiation from Boiler to surroundings (rugi karena radiasi Boiler dengan lingkungan) g) Manufacturers Margin OR unaccounted losses (Produsen Margin ATAU kerugian tak terhitung) Let us calculate Boiler efficiency of coal fired boiler. Ambient temp is 80 F and Back End Temperature (Exh gas temp) is 302 F. The percent composition of Coal is as under: Carbon , C - 76.0 ; Hydrogen, H2 - 4.1 ; Nitrogen , N2 - 1.0 ; Oxygen, O2- 7.6 ; Suphur, S - 1.3 ; Moisture, H2O - 3.0 ; Ash - 7.0 ; The Combustion calculations of the above fuel is already explained in detail in the other article From the above calculations, Unit Wet Gas, Kg / Kg of fuel = Unit Wet Air + (1-Ash) = 13.12 + (1-0.007) = 14.05 Unit Dry Gas, Kg / Kg of fuel = Unit Wet Gas – (Moisture in Air + Water produced during combustion) = 13.484 Higher Heating Value, HHV or Gross Calorific Value, GCV in BTU/Lb = 14600.C + 62000 (H2-O2/8) + 4050.S Lower Heating Value, LHV or Lower Calorific Value, LCV or Net Calorific Value, NCV, BTU/lb By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 10. = HHV – 1030(9.H2 + Moisture) Let us use HHV and LHV notation. HHV = (14600 x 76 +62000 (4.1-7.6/8) + 4050 x 1.3 )/100 = 13101.65 BTU/lb (7278.7 Kcal/kg ) LHV = 13101.65 – 1030(9*4.1+3)/100 = 12690.6 BTU/lb (7050 Kcal/kg) Calculations of the Losses based on Higher Heating Value: a) Dry gas losses: Exhaust gases always leave the boiler at a higher temp than ambient. Heat thus carried away by hot exhaust gases is called Dry gas losses Heat Losses, La = UnitDryGas x Cp x (Tg-Ta) x 100/HHV = 13.478 x 0.24 x (302 -80) x 100 / 13101.65 = 5.48 % b) Loss due to Moisture in fuel : The moisture present in the fuel absorbs heat to evaporate and get superheated to exit gas temperature. Lb = MoistureInFuel x (1089-Ta+0.46xTg)x100/HHV = 0.03 x (1089 – 80 +0.46 x 302) x100 / 13101.6 = 0.263 % c) Loss due to Moisture Produced during combustion : Lc = MoistureProduced x (1089-Ta+0.46xTg)x100/HHV = 0.369 x (1089 – 80 +0.46 x 302) x100 / 13101.6 = 3.23 % d) Loss due to Moisture in air : Ld = MoistureInAir x Cp of Steam x (Tg-Ta) x 100/HHV = 0.0132 x 12.95 x 0.46 x (302 - 80) x100 / 13101.6 = 0.133 % Here, Moisture in Air = 0.0132 lb/ lb of dry air at 60% Relative Humidity Cp of steam = 0.46 e) Unburnt fuel loss : This is purely based on experience. Unburnt fuel loss depends up on type of Boiler , grate, grate loading and type of fuel. For Bio-Mass fuels, it ranges from 1.5 to 3 %, for oils from 0-0.5 and almost nil for gaseous fuels. Let us consider Unburnt fuel loss, Le = 2.5 % for Coal. f) Radiation Loss: Radiation Loss is because of hot boiler casing loosing heat to atmosphere. ABMA chart gives approximate radiation losses for fired boilers. Let us take a radiation Loss , Lf = 0.4 % in this case. g) Manufacture r’s margin : This is for all unaccounted losses and for margin. Unaccounted losses are because of incomplete combustion carbon to CO, heat loss in ash ..etc. This can be 0.5 to 1.5 % depending up on fuel and type of boiler. In this case, let us take, Manufacturer’s margin Lg = 1.5%. Total Losses = La + Lb + Lc + Ld + Le + Lf + Lg = 5.48 + 0.263 + 3.23 + 0.4 +0.133 +2.5 + 1.5 By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 11. = 13.506 % Therefore, Efficiency of the boiler on HHV basis = 100 – Total Losses = 100 – 13.506 = 86.494 % Efficiency based on LHV: Efficiency based on LHV = Efficiency on HHV x HHV By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in LHV = 86.494 x 13101.6 12690.6 = 89.29 % Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steamyang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatansteam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler. Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steammengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steamdialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Sebelum menjelaskan keanekaragaman boiler, perlu diketahui komponen dari boiler yang mendukung teciptanya steam, berikut komponen-komponen boiler: - Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian dari furnace siantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and discharge door. - Steam Drum Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).
  • 12. - Superheater Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri. - Air Heater Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran. - Economizer Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru. - Safety valve Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam. - Blowdown valve Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada di dalam pipa steam. By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 13. Proses Pemurnian Minyak Sawit 1. Degumming  Degumming merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan fosfatida, wax, dan pengotor lainnya dengancara penambahan air, larutan garam, atau larutan asam.Degumming mengkonversi fosfatida menjadi gum terhidrasiyang tidak larut dalam minyak dan selanjutnya akan dipisahkan dengan cara filtrasi atau sentrifugasi.  Pada pabrik sederhana, degumming dilakukan dengan caramemanaskan CPO hingga temperatur 90-130oC dimana temperatur ini adalah temperatur yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi CPO dengan asam fosfat. Setelah itu, CPO dipompa ke dalam mixer statis dengan penambahan 0,35-0,45 kg/ton CPO. Pengadukan yang terus-menerus di dalam mixer bertujuan untuk menghilangkan gum.Proses ini akan mempermudah penghilangan gum pada prosespenyaringan berikutnya sehingga ukuran deodorizer tidak terlalubesar. Komposisi minyak sawit : 2. Netralisasi  Proses netralisasi konvensional dengan penambahan soda kaustik merupakan proses yang paling luas digunakan dan juga prosespurifikasi terbaik yang dikenal sejauh ini. Penambahan larutan alkali ke dalam CPO menyebabkan beberapa reaksi kimia dan fisika sebagai berikut: 1. Alkali bereaksi dengan Free Fatty Acid (FFA) membentuk sabun. 2. Fosfatida mengabsorb alkali dan selanjutnya akan terkoagulasi melalui proses hidrasi. 3. Pigmen mengalami degradasi, akan terabsorbsi oleh gum. 4. Bahan-bahan yang tidak larut akan terperangkap oleh material terkoagulasi.  Efisiensi pemisahan sabun dari minyak yang sudah dinetralisasi, yang biasanya dilakukan dengan bantuan separator sentrifugal, merupakan faktor yang signifikan dalam netralisasi kaustik. Netralisasi kaustik konvensional sangat By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 14. fleksibel dalam memurnikan minyak mentah untuk menghasilkan produk makanan (O’Brien, R.D.1998). Netralisasi dengan menggunakan soda kaustik dapat dilakukan untuk minyak kelapa sawit yang mengandung 8 sampai 10% Asam lemak bebas. Prosesnetralisasi ini antara lain: prapemanasan minyak sawit mentah hingga 54-71oC, netralisasi dengan soda kaustik secukupnya, pemanasan hingga 82-88oC untuk mengendapkan fasa sabun dan langsung disentrifugasi. Minyak yang telah ternetralisasi kemudian dicuci dengan air dan selanjutnya dipisahkan sekali lagi melalui proses settling atau sentrifugasi untuk menghilangkan sisa pengotor dan sisa sabun. Selanjutnya minyak dikeringkan dengan bantuan vacuum dryeratau langsung dilakukan proses bleaching. 3. Bleaching  Minyak kelapa sawit yang sudah dinetralisasi mengandung residu sabun, logam, produk-produk oksidasi, dan pigmen warna. Untuk itu dilakukan proses pemucatan (bleaching) untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut. Pemucatan minyak sawit dapat dilakukan denganbleaching earth atau dengan perusakan dengan panas. Karena tingginya kandungan pigmen di dalam minyak sawit, dibutuhkanbleaching earth yang lebih banyak dan waktu pemucatan yang lebihlama dibandingkan proses pemucatan minyak nabati lainnya.  Menurut Arumughan et al. (1985) kondisi optimal pemucatan didapat dengan penambahan 3% bleaching earth yang mengandung karbon aktif dengan perbandingan 9:1 dan pemucatan pada temperatur 150oC dalam keadaan vakum 700 mmHg. Menurut Iyung Pahan (2008), kondisi proses pemucatan optimal dapat dicapai pada temperatur 100 – 130oC selama 30 menit dengan injeksi uap bertekanan rendah ke dalam bleacher untuk mengaduk konsentrasi slurry. Setelah melewatiproses bleaching, minyak sawit disaring untuk menghilangkanbleaching earth yang masih terbawa di dalamnya. 4. Deodorisasi  Minyak sawit yang keluar dari proses pemucatan mengandung aldehida, keton, alkohol, asam lemak berberat molekul ringan, hidrokarbon, dan bahan lain hasil dekomposisi peroksida dan pigmen. Walaupun konsentrasi bahan-bahan tersebut kecil, bahan-bahan tersebut dapat terdeteksi oleh rasa dan aroma minyaknya. Bahan-bahan tersebut lebih volatil pada tekanan rendah dan temperatur tinggi. Proses deodorisasi pada intinya adalah distilasi uap pada keadaan vakum. Distilasi uap pada tekanan vakum untuk menguapkan aldehid dan senyawa aromatik lainnya menggunakan prinsip hukum Raoult.  Sebelum masuk ke dalam alat deodorisasi, minyak yang sudah dipucatkan dipanaskan sampai 210-250oC. Alat deodorisasi beroperasi dengan 4 cara, yaitu deaerasi minyak, pemanasan minyak, pemberian uap ke dalam minyak, dan pendinginan minyak. Di dalam kolom, minyak dipanaskan sampai 240- 280oC dalam kondisi vakum. Manfaat pemberian uap langsung menjamin pembuangan sisa-sisa asam lemak bebas, aldehida, dan keton. 5. Fraksinasi By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in
  • 15.  Proses fraksinasi dibutuhkan untuk memisahkan trigliserida yang memiliki titik leleh lebih tinggi sehingga minyak sawit tidak teremulsi pada temperatur rendah. Proses fraksinasi dapat dilakukan dengan 3cara, yaitu fraksinasi kering, fraksinasi basah, dan fraksinasi dengan solvent. Pada fraksinasi kering, minyak sawit didinginkan perlahan dan disaring untuk memisahkan fraksi-fraksinya. Pada fraksinasi basah, kristal pada fraksi stearin dibasahi dengan menggunakan surfaktan atau larutan deterjen. Pada fraksinasi dengan solvent, minyak sawit diencerkan dengan menggunakan solvent seperti heksan, aseton, isopropanol, atau n-nitropropan. Proses fraksinasi kering lebih disukai karena lebih ramah lingkungan. Fraksinasi dilakukan untuk mendapatkan minyak dengan kestabilan dingin yang baik. Titik leleh merupakan suatu indikasi jumlah unsaturated fatty acid dan asam lemak yang memiliki rantai pendek. Titik leleh akan meningkat seiiring dengan bertambahnya panjang rantai dan menurun seiiring dengan bertambahnya jumlah unsaturated bond. By DIAN HARYANTO http://macanlemot.heck.in