2. Membrane Separation
Metode pemisahan yang relatif baru.
Penggunaan dimulai di Jerman tahun 1928, untuk
memisahkan bakteri melalui proses mikrofiltrasi.
Aplikasi membran dimulai tahun 1955 untuk
desalinasi air laut.
3. Aplikasi Pemisahan Dengan Membran
1. Penyaring bakteri dan makromolekul.
2. Pembuatan air minum dari air laut.
3. Mendapatkan kembali He dari gas alam.
4. Menghilangkan gas SO2 dari cerobong asap.
4. Mekanisme Pemisahan
1. Mekanisme
Transpor Pasif
(ΔP, ΔC, ΔT, dan
ΔE).
2. Mekanisme
Transpor Aktif
6. Jenis Pemisahan Membran yang
Dikendalikan Tekanan
1. Mikrofiltrasi
2. Ultrafiltrasi
3. Nanofiltrasi
4. Reverse Osmosis
7.
8.
9.
10.
11.
12. Bahan Membran
Membran dapat terbuat dari :
polimer selulosa alam termodifikasi
polimer sintetik
bahan
anorganik (keramik).
Syarat :
o Dapat membentuk film yang baik
o Selektivitas tinggi
o Resisten terhadap bahan kimia dan bakteri
o Resisten terhadap datergen dan desinfektan
13. Membran Selulosa Asetat
Sering digunakan pada RO dan UF
Keuntungan : mudah dalam manufaktur dan flux
tinggi
Kelemahan : Penggunaan temperatur dan pH
terbatas, Sensitif terhadap srangan mikroba dan
klorin.
14. Membran Sintetik Polimer
Digunakan secara luas
pada UF.
Toleran terhadap pH,
temperatur, dan
klorin.
Contohnya :
polyamide dan
polisulfone
15. Membran Keramik
Terbuat dari bahan mineral seperti
gelas, alumunium oksida, dan
zirkonium oksida.
Resistensi tinggi terhadap
degradasi kimia, perubahan pH dan
temperatur.
Harganya mahal dan dapat rapuh.
Digunakan pada MF.
16. Modul Membran
1. Plate and frame.
2. Spiral wound.
3. Tubular (polimer).
4. Tubular (keramik).
5. Hollow-fibre.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24. Membran Fouling
Fouling permukaan
1. Foulant muncul terdeposit pada permukaan
membran.
2. Mudah dihilangkan dengan larutan pembersih.
3. Laju permeasi dapat dikembalikan dengan proses
pembersihan.
4. Sering terjadi pada UF.
25. Membran Fouling
Fouling Pori
1. Partikulat terdifusi ke dalam membran.
2. Dapat disebabkan jeleknya kualitas air pembersih.
3. Menentukan waktu guna dari membran.
4. Flux tidak dapat dikembalikan melalui pembersihan.
26. Membran Fouling
Implikasi
1. Konsumsi energi lebih banyak.
2. Waktu guna membran.
3. Kualitas pemisahan.
4. Biaya keseluruhan.
41. Separation and recovery of carbon dioxide by
a membrane flashprocess utilizing waste
thermal energy
42. Introduction
1. Perkembangan sumber energi baru dan teknologi
hemat energi.
2. Fokus pada teknologi penangkapan dan
penyimpanan carbon (carbon capture and storage
technology).
3. Pengurangan biaya pada CCS.
44. Tujuan Penelitian
1. Pengembangan teknologi membran flash dengan
menggunakan energi panas buangan industri.
2. Studi pengaruh konsentrasi adsorben dan ‘flashing
pressure’.
3. Perbandingan konsumsi energi antara teknologi
membran flash dan adsorpsi kimia.
50. Hasil dan Diskusi
2. Aplikasi Membran flash dan adsorpsi kimia dalam
industri Penyulingan Minyak
51. Hasil dan Diskusi
3. Aplikasi Membran Flash dalam industri manufaktur
besi dan Pembangkit listrik.
52. Kesimpulan
3. Teknologi membran flash secara umum tidak
tergantung pada skala pengembangan.
4. Adsorpsi kimia dalam skala pengembangan besar
pada konsentrasi CO2 yang tinggi masih memiliki
keuntungan.