kalor penguapan sebagai energi pengaktifanLinda Rosita
1. Laporan praktikum kimia tentang kalor penguapan sebagai energi pengaktifan.
2. Tujuan praktikum adalah mengetahui energi pengaktifan etanol pada berbagai suhu dan hubungannya dengan laju penguapan.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa laju penguapan etanol berbanding terbalik dengan waktu dan berbanding lurus dengan suhu.
1. Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan sistem koloid. Ia menjelaskan komponen larutan, sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta jenis dan sifat karakteristik dari sistem koloid.
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan perubahan entalpi pembakaran (ΔHC) naftalen menggunakan kalorimeter bom. Perubahan entalpi diukur dengan membakar sampel di dalam kalorimeter yang berisi air, dan mengukur kenaikan suhu air. Kenaikan suhu ini digunakan untuk menghitung jumlah kalor yang diserap air dan kalorimeter. ΔHC naftalen dihitung dengan menggunakan persamaan kesetimbangan kalor yang melibatkan kalor re
kalor penguapan sebagai energi pengaktifanLinda Rosita
1. Laporan praktikum kimia tentang kalor penguapan sebagai energi pengaktifan.
2. Tujuan praktikum adalah mengetahui energi pengaktifan etanol pada berbagai suhu dan hubungannya dengan laju penguapan.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa laju penguapan etanol berbanding terbalik dengan waktu dan berbanding lurus dengan suhu.
1. Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan sistem koloid. Ia menjelaskan komponen larutan, sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta jenis dan sifat karakteristik dari sistem koloid.
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan perubahan entalpi pembakaran (ΔHC) naftalen menggunakan kalorimeter bom. Perubahan entalpi diukur dengan membakar sampel di dalam kalorimeter yang berisi air, dan mengukur kenaikan suhu air. Kenaikan suhu ini digunakan untuk menghitung jumlah kalor yang diserap air dan kalorimeter. ΔHC naftalen dihitung dengan menggunakan persamaan kesetimbangan kalor yang melibatkan kalor re
Dokumen tersebut membahas tentang kinetika kimia, yaitu pengukuran laju reaksi kimia. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan tujuan percobaan kinetika kimia, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, hukum laju reaksi, dan orde reaksi.
Titrasi redoks adalah titrasi larutan zat reduktor dengan larutan zat oksidator sebagai standarnya atau sebaliknya. Oksidasi melepaskan elektron sedangkan reduksi menangkap elektron. Permanganometri menggunakan larutan KMnO4 sebagai titran untuk menganalisis zat-zat tertentu seperti besi, timbal, dan asam oksalat.
Laporan ini memberikan ringkasan dua eksperimen kimia mengenai identifikasi asam basa menggunakan indikator lakmus dan menentukan konsentrasi larutan NaOH melalui titrasi dengan larutan HCl 0,1 M. Eksperimen pertama mengamati perubahan warna lakmus pada larutan asam dan basa, sedangkan eksperimen kedua menghitung konsentrasi NaOH dengan mereaksikan larutan NaOH dengan HCl sampai titik ekuivalen.
Dokumen tersebut membahas tentang kinetika reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi seperti suhu, konsentrasi, luas permukaan, dan katalis.
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Prosedur penetapan kadar kalsium dalam sampel menggunakan metode gravimetri meliputi pelarutan sampel dengan asam, pengendapan kalsium oksalat, dan pemanasan sisa endapan.
2. Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat dengan menambahkan larutan amonium oksalat pada larutan sampel yang telah dicampur dengan asam klorida.
3. Hasil akhir ber
Analisis gravimetri melibatkan pemisahan komponen yang akan ditentukan dari sampel, pengendapannya, dan penimbangan endapan untuk menghitung kadar komponen tersebut berdasarkan beratnya. Metode ini memerlukan endapan yang mudah terbentuk dan disaring serta stabil.
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
Percobaan yang dilakukan membandingkan sifat-sifat senyawa karbon seperti minyak, alkana, dan benzena. Hasilnya menunjukkan perbedaan reaksi tergantung jenis ikatan kimia seperti jenuh atau tidaknya ikatan karbon. Misalnya, alkana bersifat jenuh sehingga kurang bereaksi dibanding senyawa lain.
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan jumlah partikel dalam larutan.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang kinetika kimia, yaitu pengukuran laju reaksi kimia. Secara khusus, dokumen tersebut menjelaskan tujuan percobaan kinetika kimia, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, hukum laju reaksi, dan orde reaksi.
Titrasi redoks adalah titrasi larutan zat reduktor dengan larutan zat oksidator sebagai standarnya atau sebaliknya. Oksidasi melepaskan elektron sedangkan reduksi menangkap elektron. Permanganometri menggunakan larutan KMnO4 sebagai titran untuk menganalisis zat-zat tertentu seperti besi, timbal, dan asam oksalat.
Laporan ini memberikan ringkasan dua eksperimen kimia mengenai identifikasi asam basa menggunakan indikator lakmus dan menentukan konsentrasi larutan NaOH melalui titrasi dengan larutan HCl 0,1 M. Eksperimen pertama mengamati perubahan warna lakmus pada larutan asam dan basa, sedangkan eksperimen kedua menghitung konsentrasi NaOH dengan mereaksikan larutan NaOH dengan HCl sampai titik ekuivalen.
Dokumen tersebut membahas tentang kinetika reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi seperti suhu, konsentrasi, luas permukaan, dan katalis.
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Prosedur penetapan kadar kalsium dalam sampel menggunakan metode gravimetri meliputi pelarutan sampel dengan asam, pengendapan kalsium oksalat, dan pemanasan sisa endapan.
2. Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat dengan menambahkan larutan amonium oksalat pada larutan sampel yang telah dicampur dengan asam klorida.
3. Hasil akhir ber
Analisis gravimetri melibatkan pemisahan komponen yang akan ditentukan dari sampel, pengendapannya, dan penimbangan endapan untuk menghitung kadar komponen tersebut berdasarkan beratnya. Metode ini memerlukan endapan yang mudah terbentuk dan disaring serta stabil.
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
Percobaan yang dilakukan membandingkan sifat-sifat senyawa karbon seperti minyak, alkana, dan benzena. Hasilnya menunjukkan perbedaan reaksi tergantung jenis ikatan kimia seperti jenuh atau tidaknya ikatan karbon. Misalnya, alkana bersifat jenuh sehingga kurang bereaksi dibanding senyawa lain.
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan jumlah partikel dalam larutan.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu sifat yang ditentukan oleh jumlah zat terlarut tanpa memperhatikan jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Dokumen juga membedakan sifat koligatif pada larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Termodinamika (3) d diagram_proses_perubahan_fase_zat_murnijayamartha
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, termasuk penjelasan tentang penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik pada larutan. Dokumen ini juga membedakan sifat koligatif pada larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta memberikan contoh perhitungan soal terkait sifat koligatif larutan.
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas21 Memento
views
Doc ini dibuat oleh Riksa Rizki Zetta Adeli dan tim.
Di dalamnya, terdapat hal-hal berikut.
- Rumusan Masalah Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
- Tujuan Percobaan
- Dasar Teori
- Alat Bahan
- Cara Kerja
- Hasil Pengamatan
- Pembahasan
- Kesimpulan dan Saran
diolah dari berbagai sumber. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
Teks tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu pengaruh zat terlarut terhadap pelarut. Terdapat empat sifat koligatif, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Teks tersebut menjelaskan hubungan antara jumlah zat terlarut dengan keempat sifat koligatif tersebut berdasarkan hukum dan persamaan kimia.
Teks tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu pengaruh zat terlarut terhadap pelarut. Terdapat empat sifat koligatif, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Teks tersebut menjelaskan hubungan antara jumlah zat terlarut dengan keempat sifat koligatif tersebut berdasarkan hukum dan persamaan kimia.
Makalah ini membahas dua sifat koligatif larutan yaitu penurunan titik beku dan tekanan osmosis. Penurunan titik beku terjadi karena partikel zat terlarut menghambat pergerakan molekul pelarut, sehingga suhu lebih rendah diperlukan untuk membeku. Tekanan osmosis terjadi karena perbedaan konsentrasi zat terlarut di kedua sisi membran semipermeabel, sehingga air akan bergerak ke arah lar
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat koligatif larutan, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku yang diakibatkan oleh interaksi zat terlarut dengan molekul pelarut. Dokumen tersebut juga membandingkan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit dengan menjelaskan perbedaan jumlah partikel yang dihasilkan.
Laporan praktikum mendeskripsikan eksperimen pengukuran penurunan titik beku larutan urea dan NaCl pada berbagai konsentrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa titik beku larutan elektrolit NaCl lebih rendah dari larutan non-elektrolit urea pada konsentrasi yang sama karena NaCl terionisasi menjadi dua ion. Penurunan titik beku juga lebih besar untuk NaCl. Laporan ini mempelajari hubungan antara konsentras
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
2. 1. I Wayan Wirasa (03)
2. A. A. Adi Esa Putra Kesava (04)
3. Ni Kadek Sinta Wahyuni (07)
4. Ni kadek Kisna Utari (08)
5. Luh Putu Widiastri (10)
6. I. A. Pt Trisna Candrika Dewi (17)
7. K. Riana Rahma Kusumawati (18)
8. I Dewa Md. Satria Sitangga Wijaya (22)
9. A. A. Istri Clara Astina Handani (24)
10.Putu Egi Williana Wijaya (26)
3. Sifat larutan yang hanya bergantung
pada konsentrasi zat terlarut dan tidak
bergantung pada sifat partikel zat
terlarut tersebut.
6. Titik Beku
Suhu ketika air mulai berubah menjadi es disebut
titik beku air
Suhu dimana pada suhu
tersebut suatu zat cair
akan berubah menjadi
padat
Penurunan titik beku adalah
besarnya pengurangan titik
beku suatu pelarut dalam
larutannya dan dinotasikan
dengan ∆Tf (f berasal dari
kata freeze yang artinya
membeku)
7. Kenapa Bisa Menurun???
Pada saat larutan (gula) yang titik
bekunya lebih kecil dari pelarut (air)
dan dicampurkan titik beku dari larutan
itu akan menurun.Sehingga pada saat ingin
dibekukan, partikel air dan partikel –
partikel terlarut membentuk ikatan
baru. Sehingga ketika membeku, yang
memiliki titik beku paling tinggi yaitu air
akan membeku terlebih dahulu kemudian
diikuti oleh molekullarutan.
Penambahan zat terlarut dalam
pelarut akan mengakibatkan
peningkatan konsentrasi yang
mengakibatkan semakin rendah titik
bekunya.
Sehingga memerlukan suhu yang lebih
rendah untuk membekukan larutan
tersebut.
8. Tf’ Tf Tb Tb’
∆ Tf ∆ Tb
Air murni
Larutan
Suhu ( ˚C )
Tekanan
(P). 1atm
76
cmHG
titik beku larutantitik beku airtitik didih airtitik didih larutankurva untuk larutankurva untuk airPerbahan titik bekuPerbahan titik didih
9. ATAU∆ Tf = m x Kf
Mr : massa molar zat terlarut (g/mol)
m : molalitas zat terlarut (m)
g : massa zat terlarut (g)
p : massa pelarut (g)
Kf : tetapan penurunan titik beku molal (˚C/m)
∆Tf : penurunantitik beku larutan (˚C)
10.
11. Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit
memliki nilai yang lebih besar daripada sifat koligatif
larutan non elektrolit. Banyaknya partikel zat terlarut
hasil reaksi ionisasi larutan elektrolit dirumuskan
dalam faktor Van't Hoff. Perhitungan sifat koligatif larutan
elektrolit selalu dikalikan dengan faktor Van't Hoff :
i= 1+(n-1) α
Keterangan :
i = faktor Van't Hoff
n = jumlah ion yang dihasilkan dari setiap satu satuan rumus kimia zat terlarut
α= derajat ionisasi
13. 1. Hitunglah penurunan titik beku larutan
yang mengandung 0,175 mol zat yang
terlarut nonelektrolit dalam benzena
1,25 kg.
2. Tentukan titik beku larutan yang
mengandung 18 gram glukosa (Mr = 180)
dalam 500 gram air. (Kf air = 1,86 ˚C/m)
14. 1. Sebanyak 90 gram glukosa (Mr = 180)
dilarutkan dalam 500 g air, berapa titik
beku larutan tersebut? (Kf = 1,86 ˚C/m)
2. Jika 60 g zat nonelektrolit dilarutkan
dalam 500 g air dan membuku pada
suhu -1,86 ˚C, berapa Mr zat tersebut ?
(Kf = 1, 86 ˚C/m)
15. 3. Sebanyak 1 gram MgCl2 dilarutkan
dalam 500 gram air. Jika derajat ionisasi
MgCl2 = 0,9; Kf air = 1,86 °C/m; dan Mr
MgCl2 = 95, maka tentukanlah titik beku
larutan!