1. Kelompok 6
Ani Zahroah (P27228015006)
Apriliya Adha Putri (P27228015009)
Aulia Rahma (P27228015011)
Nada Nafisah (P27228015040)
Retno Permatasari (P27228015047)
Anggota :
Penulisan Karangan
DIII OT
2. Mengarang berarti menyusun atau
merangkai.
Karangan adalah hasil penjabaran suatu
gagasan secara resmi dan teratur tentang
suatu topik atau pokok bahasan. Setiap
karangan yang ideal pada prinsipnya
merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih
luas dari paragraf.
Pengertian :
3. 1. Karangan Ilmiah
2. Karangan Semi Ilmiah atau Ilmiah populer
3. Karangan Non Ilmiah
Penggolongan : Berdasarkan Bobot Isinya
4. Suatu karangan atau tulisan yang diperoleh
sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari
oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian
dalam bidang tertentu.
Ciri-ciri :
• Pembahasan suatu hasil penelitian (faktual
objecti).
• Tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
• Dalam pembahasannya tulisan ilmiah baku,
formal, dan lugas.
1. Karangan Ilmiah :
5. Yang tergolong dalam karangan ilmiah antara lain :
Lanjutan :
• Skripsi.
• Laporan.
• Makalah.
• Disertasi.
• Tesis.
Tujuan : memberi penjelasan, memberi
komentar atau penilaian, memberi saran,
menyampaikan sanggahan, serta membuktikan
hipotesa.
6. Karangan yang menyajikan fakta dan fiksi
dalam satu tulisan, penulisannya pun tidak
semi-formal tetapi tidak sepenuhnya
mengikuti metode ilmiah.
Ciri-ciri :
2. Karangan Semi-ilmiah
atau Ilmiah Populer
1. Emotif.
2. Persuasif.
3. Deskriptif.
4.Kritik tanpa dukungan
bukti.
7. Lanjutan :
Yang tergolong dalam karangan semi-formal
atau populer antara lain :
1.Artikel.
2.Editorial.
3.Opini.
4.Feature.
5.Tips.
6.Reportase.
8. Salah satu ciri yang pasti ada dalam tulisan
fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan.
Ciri-ciri :
Karangan Non-
Ilmiah (Fiksi)
1. Bersifat persuasif.
2. Ditulis berdasarkan
fakta pribadi.
3. Fakta yang disimpulkan
subyektif.
4. Bersifat imajinatif.
5. Gaya bahasa konotatif
dan populer.
6. Situasi didramatisir.
7. Tidak memuat hipotesis.
8. Penyajian diikuti dengan
sejarah.
9. Yang tergolong dalam karangan non-ilmiah
antara lain :
Lanjutan :
1. Anekdot.
2. Dongeng.
3. Hikayat.
4. Cerpen.
5. Cerbung.
6. Novel.
7. Roman.
8. Puisi.
9. Naskah
drama.
10. Karakteristik Karangan Ilmiah Karangan Semi-ilmiah Karangan Non-ilmiah
Sumber Pengamatan,
faktual
Pengamatan, faktual Non-faktual (rekaan)
Sifat Objektif Objektif dan subjektif Subjektif
Bobot Ilmiah Semi-ilmiah Non-ilmiah
Alur Sistematis, metodis Sistematis, kronologis
kilas balik (flashback)
Bebas
Bahasa Denotatif, ragam
baku, istilah khusus
Setengah resmi
(denotatif dan
konotatif)
Denotatif/konotatif,
setengah resmi/tidak
resmi/istilah
umum/daerah
Bentuk Argumentasi,
campuran
Eksposisi, persuasi,
deskripsi, campuran
Narasi, deskriptif,
campuran
Perbedaan Karangan ilmiah, Semi-ilmiah,
Non-ilmiah
Karakteristik Karangan Ilmiah Karangan Semi-ilmiah Karangan Non-ilmiah
Sumber Pengamatan,
faktual
Pengamatan, faktual Non-faktual (rekaan)
Sifat Objektif Objektif dan subjektif Subjektif
Bobot Ilmiah Semi-ilmiah Non-ilmiah
Alur Sistematis, metodis Sistematis, kronologis
kilas balik (flashback)
Bebas
Bahasa Denotatif, ragam
baku, istilah khusus
Setengah resmi
(denotatif dan
konotatif)
Denotatif/konotatif,
setengah resmi/tidak
resmi/istilah
umum/daerah
Bentuk Argumentasi,
campuran
Eksposisi, persuasi,
deskripsi, campuran
Narasi, deskriptif,
campuran
11. 1. Deskripsi (Pelukisan).
2. Narasi (Pengisahan).
3. Eskposisi (Pemaparan).
4. Argumentasi (Pembahasan).
5. Persuasi (Ajakan).
6. Campuran (Kombinasi).
Penggolongan :
Berdasarkan Cara Penyajian
dan Tujuan Penyajian
12. Karangan yang memaparkan, menggambarkan
secara rinci dengan menyertakan bukti-bukti
sehingga pembaca seolah-olah terlibat
didalamnya secara langsung.
Ciri-ciri :
1. Berhubungan dengan panca indra.
2. Penggunaan objek didapat dengan pengamatan
bentuk, warna serta keadaan objek secara
langsung.
3. Unsur perasaan lebih tajam dari pada pikiran.
4. Membuat pembaca seperti merasakan atau
mengalami sendiri.
Deskripsi (Pelukisan)
13. Agar karangan sesuai dengan tujuan
penulisnya, diperlukan pendekatan.
Pendekatan cara penulis meneropong atau
melihat sesuatu yang akan dituliskan.
Pendekatan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Pendekatan Realitis.
2. Pendekatan Impresionistis.
Lanjutan :
14. Penulis dituntut memotret hal/benda
seobjektif mungkin sesuai dengan
keadaan yang dilihatnya (realita).
1. Pendekatan
Realitis
15. Contoh :
Predikat IDT dinding anyaman(Inpres Desa Tertinggal) bagi
Desa Tunggulturus, Tulungagung, hampir lenyap sama
sekali. Rumah warga yang dulunya berdinding anyaman
bambu, kini hanya berjumlah hitungan jari. Yang ada kini
rumah tembok bercorak modern, bertiang beton berukir dan
berjendela kaca riben. Di atas genting berwarna-warni
terpancang antena televisi, bahkan parabola. Rumah-rumah
disana rata-rata berlantai keramik dan kmar mandinya pun
tak lagi beratap langit.
(Disunting dari “Potret desa pemasok TKI di tulungagung” Arif Purbadi, Media
Indonesia 12 agustus 2002)
16. Pendekatan yang berusaha menggambarkan
sesuatu secara subjektif.
Setiap penulis bebas dalam memberikan
pandangan atau interpretasi terhadap bagian-
bagian yang dilihat, dirasakan, atau
dinikmatinya.
2. Pendekatan
Impresionistis
17. Contoh :
Perhatikan kutipan dibawah ini sebagai contoh :
“Itulah Affandi, sebagaimana ia dikenal oleh orang-orang sekitar.
Menyaksikan Affandi melukis memanglah sangat mengasyikkan karena caranya yang
lain dari pada yang lain. Kemunculannya yang menarik perhatian, membuat orang
selalu mengerumuninya jika ia sedang melukis. Demikian juga kali ini, orang-orang
Bali di Tanjung Bungkok, tempat lokasi melukisnya, berkerumunan dengan penuh
penasaran menantikan apa yang akan dilakukan oleh Affandi yang nampak gelisah.
Mungkinkah ia dalam luapan emosional dan konsentrasi sekaligus? Di hadapannya
tergeletak bangkai ayang jago putih yang kalah dalam persabungan sehari
sebelumnya. Darah yang meleleh dari luka bekas tusukan taji yang merenggut nyawa
yang dikurbankan demi kepuasan para penyabungnda orang-orang pejudi, sekarang
sudah mengental di antara bulu-bulunya yang putih itu. Ada semacam tragik yang
meyayat dalam bangkai ayam yang tergeletak itu.”
(kutipan di sunting dari Affandi : Suatu Jalan Baru dalam Ekspresionisme. Popo
Iskandar. Jakarta: Akademi Jakarta. 1977)
18. Narasi (Pengisahan)
Suatu bentuk tulisan yang berusaha
menciptakan, mengisahkan, merangkaikan
tindak-tanduk perbuatan manusia dalam
sebuh peristiwa secara kronologis atau yang
berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.
19. Karangan narasi memiliki dua macam
sifat yaitu :
1. Narasi Ekspositoris / Narasi Faktual
Contoh : kisah perjalanan, otobiografi, kisah
perampokan, dan cerita tentang peristiwa
pembunuhan.
2. Narasi Sugestif / Narasi Berplot
Contoh : novel, dan cerpen.
Lanjutan…
20. Contoh :
“Saya tersenyum sembari mengayunkan langkah. Angin dingin yang
menerpa, bikin tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan ke-
2 telapak tangan ke dalam saku jaket, coba memerangi rasa dingin yang merasa
demikian menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku saat eriza
membukakan pintu. Wangi yang kelak dapat kurindui saat saya sudah kembali
ke tanah air. Namun wajah ayu dihadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras didalam dada, tetapi kuusahakan untuk
menepiskannya. Janganlah, bowo, sergah hati kecilku, janganlah biarlah hatimu
terbagi. Ingatlah ratri, dia sedang menanti kepulanganmu dengan seluruh
cintanya.”
Narasi fiktif
21. Eksposisi (Pemaparan)
Wacana yang bertujuan untuk member tahu, mengupas,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
Ciri karangan eksposisi :
• Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya.
• Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (daya faktual).
• Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan
kehendak.
• Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap
fakta yang ada.
• Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi tentang proses
kerja sesuatu.
22. Cuplikan “Ketika Kita Kehilangan Etika”
Manusia yang jahil dan tidak etis itu mengikuti
seluruh kejadian. Dia melihat solodaritas sekawanan burung kepada
kawan mereka yang malang. Berangsur-angsur manusia itu menjadi
sadar. Dia telah belajar etika dari kawanan burung angsa. Maka
dengan haru dan lega dia menyaksikan kawanan burung itu
berangkat terbang untuk melanjutkan penjelajahan mereka.
(disunting dari tulisan Toeti Adhitama. “Ketika Kita Kehilangan Etika”.
Media Indonesia, 1 Juni 2002)
Contoh : Salah satu contoh karangan eksposisi
berbentuk opini .
23. Argumentasi (Pembahasan)
Tujuan utama karangan argumentasi adalah
untuk menyakinkan pembaca agar menerima
atau mengambil suatu dokrin, sikap, dan
tingkah laku tertentu.
Syarat utama untuk menulis karangan
argumentasi adalah penulisnya harus terampil
dalam bernalar dan menyusun ide yang logis.
24. Lanjutan…
Ciri karangan argumentasi :
• Mengemukakan alasan atau bantahan
sedemikian rupa dengan tujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar
menyetujuinya.
• Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta,
grafik, tabel, dan gambar.
• Mengusahakan pemecahan suatu
masalah.
• Mendiskusikan suatu persoalan tanpa
perlu mencapai satu penyelesaian.
25. Contoh :
“Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk
dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan.
Pembangunan di Negara kita dapat berjalan dengan
sukse. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi
nila-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar,
bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, an cinta
terhadap sesame.
Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk
mendukung pembangunan di berbagai bidang.”
karangan argumentasi :
26. Persuasi (Ajakan)
Karangan yang bertujuan membuat pembaca
percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang
dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu
pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun
perasaan seseorang.
Ciri-ciri karangan persuasi :
1. Karangan ini bersifat mengajak para pembacanya
2. Memiliki alasan-alasan yang kuat berupa data, fakta,
dan lain-lain untuk meyakinkan pembaca.
3. Karangan ini berusaha menghindari konflik agar
pembaca tidak kehilangan kepercayaan.
4. Karangan ini berusaha mendapatkan kesepakatan
atau kepercayaaan antara penulis dan pembaca.
27. Lanjutan…
Macam-macam persuasi ditinjau dari segi medan
pemakaiannya. Digolongkan menjadi empat macam :
1. Persuasi Politik.
2. Persuasi Pendidikan.
3. Persuasi Advertensi atau Iklan.
4. Persuasi Propaganda.
28. Contoh :
“Salah satu penyakit yang perlu kita
waspadai di musim kemarau adalah infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita
perlu mengkonsumsi makanan yang bergizi, minum
vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat
yang cukup, tidak merkok, dan rutin olah raga.”
karangan persuasi :
29. Campuran (Kombinasi)
Selain karangan murni, misalnya
eksposisi atau persuasi, sering
ditemukan karangan campuran atau
kombinasi.
30. Contoh :
“Berbagai cara menurunkan berat badan saya coba tanpa hasil, hingga pada
akhirnya saya membaca iklan impression diharian kompas, Minggu 7 November
1993. Saya seperti mendapat firasat, inilah program yang tepat.
Dalam waktu kurang dari sebulan, berat badan saya telah berkurang 5 kg. waktu
hal ini saya kabarkan pada puteri saya, Maya, yang sekolah di New York, anak
saya mengatakan, “Ya, program itulah yang saya maksudkan, Mama, disini
(maksudnya Amerika) juga banyak pengikut program tersebut yang berhasil”.
Selama mengikuti program Impression, saya tidak mengalami kesulitan, tidak
merasa lapar, tidak ada suntikan, tidak ada efek sampingan, sangat mudah dan
menyenangkan.
Bagi saya, saat ini begitu ceria, muka berseri, tubuh enteng, baju-baju lama dapat
dipakai kembali, bahkan banyak teman-teman yang jadi pangling akan penampilan
saya.
Tetapi, penampilan bukan tujuan utama saya dalam usia hampir setengah abad ini.
Program Impression ternyata memulihkan kesehatan saya tekanan darah menjadi
normal, kembali rata-rata 120/80, kadar gula dan kolesterol normal, pokoknya
semua terasa segar dan ringan.”
karangan kombinasi :
31. Finoza, Lamanuddin. 1993. “Komposisi Bahasa
Indonesia” untuk mahasiswa non jurusan
bahasa. Jakarta. Insan mulia.
http://khaidirsyafruddin.blogspot.co.id/2013/02/
penulisan-karangan.html
http://www.slideshare.net/lindhadapecawati/ma
kalah-penulisan-karangan
https://leeyaleeyut.wordpress.com/2010/10/01/
karangan-khas-feature/
http://www.bimbingan.org/contoh-paragraf-
deskriptif-realistis.htm
Daftar Pustaka