[Ringkasan]
Makalah ini membahas tentang pengetahuan bahan hasil pertanian khususnya sayur, buah dan umbi-umbian. Pembahasan mencakup cara menentukan kriteria panen sayur dan buah berdasarkan indeks kematangan, proses respirasi dan transpirasi, perbedaan proses klimakterik dan non klimakterik, struktur anatomi dan penanganan umbi-umbian, serta faktor yang mempengaruhi mutu hasil pertanian pasca panen.
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahagronomy
Tiga perubahan utama yang terjadi pada buah selama pematangan dan penyimpanan adalah perubahan kimiawi, perubahan fisik, dan perubahan rasa. Perubahan kimiawi meliputi peningkatan gula dan penurunan asam, serta sintesis protein dan degradasi klorofil. Perubahan fisik termasuk perubahan warna, tekstur, dan berat. Perubahan rasa disebabkan oleh rasio gula dan asam serta produk aroma.
Tugas ini membahas tentang panen dan fisiologi lepas panen pada tanaman. Pembahasan meliputi pengertian panen, penentuan waktu panen, cara panen, perubahan setelah panen, dan penanganan pasca panen. Tujuannya adalah mempelajari proses dan teknik yang tepat dalam menangani hasil panen agar mutunya terjaga hingga konsumsi."
Hubungan simbiosis antara dua makhluk hidup dapat berdampak baik atau buruk tergantung jenis simbiosisnya. Ada beberapa jenis simbiosis seperti parasitisme, mutualisme, komensalisme, amensalisme, kompetisi, dan netralisme.
1. Makalah ini membahas cara pembuatan acar timun dengan fermentasi menggunakan cuka dan garam.
2. Proses fermentasi mengubah gula menjadi asam laktat yang mengawetkan timun dan memberikan rasa khas acar.
3. Acar timun memiliki tekstur yang lebih lembut dari timun mentah akibat enzim dari mikroba selama fermentasi.
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahagronomy
Tiga perubahan utama yang terjadi pada buah selama pematangan dan penyimpanan adalah perubahan kimiawi, perubahan fisik, dan perubahan rasa. Perubahan kimiawi meliputi peningkatan gula dan penurunan asam, serta sintesis protein dan degradasi klorofil. Perubahan fisik termasuk perubahan warna, tekstur, dan berat. Perubahan rasa disebabkan oleh rasio gula dan asam serta produk aroma.
Tugas ini membahas tentang panen dan fisiologi lepas panen pada tanaman. Pembahasan meliputi pengertian panen, penentuan waktu panen, cara panen, perubahan setelah panen, dan penanganan pasca panen. Tujuannya adalah mempelajari proses dan teknik yang tepat dalam menangani hasil panen agar mutunya terjaga hingga konsumsi."
Hubungan simbiosis antara dua makhluk hidup dapat berdampak baik atau buruk tergantung jenis simbiosisnya. Ada beberapa jenis simbiosis seperti parasitisme, mutualisme, komensalisme, amensalisme, kompetisi, dan netralisme.
1. Makalah ini membahas cara pembuatan acar timun dengan fermentasi menggunakan cuka dan garam.
2. Proses fermentasi mengubah gula menjadi asam laktat yang mengawetkan timun dan memberikan rasa khas acar.
3. Acar timun memiliki tekstur yang lebih lembut dari timun mentah akibat enzim dari mikroba selama fermentasi.
Hygiene Sanitasi Makanan, pentingnya HSM bagi industri makanan indonesia khususnya UKM. karena permasalah klasik UKM terkait hyigiene sanitasi makanan, sehingga susah bersaing dengan produk-produk pabrikan bermodal besar. dengan HSM diharapkan UKM dapat menjaga kualitas, sehingga mampu berkembang dan bersaing dengan industri yg lebih besar.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang penggunaan gula, garam, dan asam dalam pengawetan makanan. Metode penggulaan, penggaraman, dan pengasaman digunakan untuk mengawetkan berbagai produk seperti selai, jelly, ikan asin, telur asin, dan acar. Dokumen juga menjelaskan proses dan kriteria mutu untuk beberapa produk tersebut.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kultur jaringan, tujuan, dan manfaat kultur jaringan serta tahapan perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan. 2. Kultur jaringan adalah budidaya jaringan/sel tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya. 3. Kultur jaringan bermanfaat untuk pengadaan bibit, menyediakan bibit bebas virus, membantu program pemuliaan,
Integrated Pest Management (IPM) merupakan pendekatan terpadu dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma yang melibatkan berbagai teknik pengendalian secara bersamaan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Penerapan IPM bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap pestisida serta menjaga kelestarian lingkungan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pasca panen merupakan kegiatan penting untuk mempertahankan mutu dan mengurangi kerugian hasil pertanian. Teknologi pasca panen yang tepat meliputi panen, perontokan, pengeringan, penggilingan, dan pengemasan untuk meminimalisir penyusutan hasil.
Teknologi Fermentasi Kimchi (Fathriska dan Prissa)fathriska
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi fermentasi kimchi tradisional Korea. Kimchi diproduksi melalui fermentasi sawi putih dengan berbagai bumbu seperti cabai, bawang putih, jahe, dan garam menggunakan bakteri asam laktat dan Lactobacillus plantarum. Fermentasi kimchi mempengaruhi nilai gizi, rasa, dan tekstur serta memberikan manfaat kesehatan seperti mencegah kanker dan meningkatkan kekebalan tub
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dengan baik. Terdapat 16 unsur hara esensial yang terdiri atas 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. Unsur-unsur tersebut diperlukan tanaman dalam berbagai proses metabolisme seperti fotosintesis, pembentukan protein, dan lainnya."
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanFransiska Puteri
Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air pada suatu bahan agar dapat disimpan lebih lama. Terdapat beberapa metode pengeringan seperti pengeringan matahari, buatan, dan hibrid. Jenis alat pengeringan meliputi cabinet dryer, tunnel dryer, pneumatic dryer, drum dryer, dan spray dryer. Faktor yang mempengaruhi laju pengeringan antara lain suhu, kecepatan udara, dan kadar awal bahan.
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
Teks tersebut membahas tentang ilmu pengetahuan, yang terdiri dari 3 bagian utama: 1) pengertian ilmu pengetahuan dan pengetahuan beserta perbedaannya, 2) komponen-komponen penting ilmu pengetahuan, dan 3) struktur ilmu pengetahuan yang meliputi metode ilmiah, teori, hipotesis, logika, data, pembuktian, dan evaluasi.
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranPecinta Satuhati
Makalah ini membahas proses penanganan, penyimpanan, dan pengolahan buah-buahan dan sayuran pasca panen untuk mempertahankan kualitas, termasuk metode pengemasan dan penyimpanan dengan suhu rendah. Tujuannya adalah memperpanjang umur simpan serta meminimalisir kerusakan produk segar. Berbagai teknologi seperti atmosfir termodifikasi dan penyimpanan hipobarik diterapkan untuk memperlambat proses metabolisme.
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Nining Nuraida
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kajian ini membahas pemanfaatan asap cair tempurung kelapa untuk memperpanjang masa simpan buah-buahan dengan menguraikan perubahan fisiologi dan penanganan pasca panen buah-buahan.
2. Asap cair diproduksi dari proses pirolisis kayu atau tempurung kelapa yang kemudian diolah lebih lanjut dengan destilasi dan penyaringan untuk meningkatkan kualitasnya sebagai bahan pen
Hygiene Sanitasi Makanan, pentingnya HSM bagi industri makanan indonesia khususnya UKM. karena permasalah klasik UKM terkait hyigiene sanitasi makanan, sehingga susah bersaing dengan produk-produk pabrikan bermodal besar. dengan HSM diharapkan UKM dapat menjaga kualitas, sehingga mampu berkembang dan bersaing dengan industri yg lebih besar.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang penggunaan gula, garam, dan asam dalam pengawetan makanan. Metode penggulaan, penggaraman, dan pengasaman digunakan untuk mengawetkan berbagai produk seperti selai, jelly, ikan asin, telur asin, dan acar. Dokumen juga menjelaskan proses dan kriteria mutu untuk beberapa produk tersebut.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kultur jaringan, tujuan, dan manfaat kultur jaringan serta tahapan perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan. 2. Kultur jaringan adalah budidaya jaringan/sel tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya. 3. Kultur jaringan bermanfaat untuk pengadaan bibit, menyediakan bibit bebas virus, membantu program pemuliaan,
Integrated Pest Management (IPM) merupakan pendekatan terpadu dalam mengendalikan hama, penyakit dan gulma yang melibatkan berbagai teknik pengendalian secara bersamaan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Penerapan IPM bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap pestisida serta menjaga kelestarian lingkungan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pasca panen merupakan kegiatan penting untuk mempertahankan mutu dan mengurangi kerugian hasil pertanian. Teknologi pasca panen yang tepat meliputi panen, perontokan, pengeringan, penggilingan, dan pengemasan untuk meminimalisir penyusutan hasil.
Teknologi Fermentasi Kimchi (Fathriska dan Prissa)fathriska
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi fermentasi kimchi tradisional Korea. Kimchi diproduksi melalui fermentasi sawi putih dengan berbagai bumbu seperti cabai, bawang putih, jahe, dan garam menggunakan bakteri asam laktat dan Lactobacillus plantarum. Fermentasi kimchi mempengaruhi nilai gizi, rasa, dan tekstur serta memberikan manfaat kesehatan seperti mencegah kanker dan meningkatkan kekebalan tub
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dengan baik. Terdapat 16 unsur hara esensial yang terdiri atas 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. Unsur-unsur tersebut diperlukan tanaman dalam berbagai proses metabolisme seperti fotosintesis, pembentukan protein, dan lainnya."
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanFransiska Puteri
Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air pada suatu bahan agar dapat disimpan lebih lama. Terdapat beberapa metode pengeringan seperti pengeringan matahari, buatan, dan hibrid. Jenis alat pengeringan meliputi cabinet dryer, tunnel dryer, pneumatic dryer, drum dryer, dan spray dryer. Faktor yang mempengaruhi laju pengeringan antara lain suhu, kecepatan udara, dan kadar awal bahan.
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
Teks tersebut membahas tentang ilmu pengetahuan, yang terdiri dari 3 bagian utama: 1) pengertian ilmu pengetahuan dan pengetahuan beserta perbedaannya, 2) komponen-komponen penting ilmu pengetahuan, dan 3) struktur ilmu pengetahuan yang meliputi metode ilmiah, teori, hipotesis, logika, data, pembuktian, dan evaluasi.
Proses penanganan, penyimpanan dan pengolahan buah buahan dan sayuranPecinta Satuhati
Makalah ini membahas proses penanganan, penyimpanan, dan pengolahan buah-buahan dan sayuran pasca panen untuk mempertahankan kualitas, termasuk metode pengemasan dan penyimpanan dengan suhu rendah. Tujuannya adalah memperpanjang umur simpan serta meminimalisir kerusakan produk segar. Berbagai teknologi seperti atmosfir termodifikasi dan penyimpanan hipobarik diterapkan untuk memperlambat proses metabolisme.
Kajian asap cair sebagai pengawet pada buah panenan (Asap cair)Nining Nuraida
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kajian ini membahas pemanfaatan asap cair tempurung kelapa untuk memperpanjang masa simpan buah-buahan dengan menguraikan perubahan fisiologi dan penanganan pasca panen buah-buahan.
2. Asap cair diproduksi dari proses pirolisis kayu atau tempurung kelapa yang kemudian diolah lebih lanjut dengan destilasi dan penyaringan untuk meningkatkan kualitasnya sebagai bahan pen
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi susut berat komoditi hasil pertanian seperti buah, sayuran, dan serelia selama penyimpanan. Berbagai perlakuan disimakan seperti suhu penyimpanan, keadaan permukaan, dan kondisi penyimpanan. Hasilnya menunjukkan bahwa suhu dingin dan penyimpanan dalam wadah tertutup dapat meminimalkan susut berat selama penyimpanan.
Produksi benih merupakan suatu proses kegiatan memperbanyak benih
dengan jumlah dan mutu tertentu. Produksi benih secara komersial memiliki 3
komponen yaitu: benih, lingkungan tumbuh atau lapangan produksi, dan
pengelolaan atau tektik budidaya. Komponen lapangan produksi mencakup
substrat, iklim, dan biologis. Komponen teknik budidaya mencakup prinsip
genetis dan agronomis. Prinsip genetis, teknik budidaya diarahkan untuk
menghasilkan benih bermutu genetik tinggi, yakni benih yang sesuai dengan
2
deskripsi varietasnya. Prinsip agronomis, teknik budidaya tanaman diarahkan
untuk menghasilkan benih yang bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi,
selain hasilnya juga tinggi (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).
Berdasarkan argumentasi diatas maka perlu dilakukan praktikum simulasi
budidaya untuk tujuan produksi benih, agar produksi kacang panjang ke depan
dapat ditingkatkan.
Modul ini membahas tentang kualitas buah dan sayuran yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu penampilan, rasa, dan kandungan nutrisi. Faktor-faktor seperti varietas, iklim, dan penanganan pascapanen dapat mempengaruhi ketiga komponen tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kualitas antara lain dengan memilih varietas dan teknik budidaya yang tepat serta penanganan yang baik setelah
Laporan praktikum ini membahas tentang penentuan kadar air benih dengan metode dasar menggunakan oven. Metode ini dijelaskan secara detail mulai dari persiapan alat dan bahan, prosedur pengujian, hingga perhitungan rumus untuk menentukan kadar air benih. Hasil pengujian kadar air beberapa komoditas benih juga diuraikan beserta pembahasannya.
Konservasi plasma nutfah merupakan upaya penting untuk melestarikan sumber daya genetik tanaman pangan yang sangat beragam di Indonesia. Plasma nutfah perlu dikarakterisasi, dievaluasi, dan disimpan dalam basis data serta fasilitas laboratorium untuk mendukung program pemuliaan tanaman.
Makalah ini membahas pengaruh pengupasan kulit dan penghilangan biji terhadap nilai gizi dan aktivitas antioksidan pada empat kultivar buah tomat. Parameter yang diteliti meliputi kandungan senyawa bioaktif, sifat fisikokimia, dan kapasitas antioksidan dengan menggunakan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan pengupasan kulit dan penghilangan biji dapat mempengaruhi nilai gizi dan
Analisis matematis pendugaan umur simpan benih cabai merah (capsicum annum l.)Young Farmers
Makalah ini membahas pendugaan umur simpan benih cabai merah dengan mempertimbangkan parameter viabilitas benih. Analisis dilakukan dengan memodifikasi rumus matematis pendugaan umur simpan Asni dengan menambahkan parameter viabilitas konstan. Hasilnya menunjukkan bahwa benih cabai merah yang disimpan pada suhu kamar dan kadar air 3,0-5,2% diperkirakan umur simpannya lebih dari 26 bulan, sedangkan pada kadar air
Teks ini membahas kriteria panen dan penanganan pascapanen sayuran. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan waktu panen sayuran, seperti tahap kemasakan, harga pasar, jarak ke pasar, dan persyaratan negara tujuan ekspor. Sayuran sebaiknya dipanen pada saat telah masak secara fisiologis atau komersial dengan memperhatikan tanda-tanda visual, fisik, kimiawi, atau fisiolog
Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr) merupakan salah satu buah eksotis tropika Indonesia yang sudah lama dikenal oleh masyarakat, selain buahnya berukuran besar, jeruk pamelo memiliki rasa segar dan daya simpan lama. Kesuksesan perbanyakan jeruk pamelo dengan teknik cangkok, dipengaruhi faktor perakaran dan ketersediaan hormon tanaman. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) Root-Up terhadap pertumbuhan akar cangkok pada jeruk pamelo (Citrus maxima Burm.).
Makalah teknik penanganan segar dan pengolahan kentangSANDI TINDAON
Makalah ini membahas tentang teknik penanganan segar dan pengolahan kentang mulai dari panen, sortasi dan grading, pengemasan, hingga pengolahan menjadi tepung kentang, keripik kentang, dan dodol kentang."
Mata kuliah ini membahas tentang pengertian dan teknologi pasca panen, meliputi 2 SKS teori dan 1 SKS praktikum. Penilaian didasarkan pada kuis, UTS, dan presentasi. Perkuliahan menggunakan metode ceramah dan diskusi serta membahas berbagai topik seperti kerusakan hasil pertanian dan penanganan pasca panen berbagai komoditas.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
1. 1
MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : KHALIFAH ADRIANI PUTRI
NIM : J1B018040
KELAS : TEP GENAP 18
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
2. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya maka
penulisi dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Sayur dan buah serta umbi-umbian”
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pangan Dan
Agroindustri Universitas Mataram. Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini, dan penulis harapkan kedepannya dapat lebih baik.
Mataram, 22 Mei 2019
Penulis
3. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 3
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................6
2.1 Sayur dan Buah.................................................................................................................................6
2.1.1 Menentukan Kriteria Panaen Buah danSayur...................................................................6
2.1.2 Cara Panen dan Pasca Panen Buah dan Sayur.............................................................8
2.1.3 Proses Respirasi dan Transpirasi Buah dan Sayur.................................................9
2.1.4 Proses Klimakterik dan Nonklimakterik Sayur dan Buah ...................................10
2.1.5 Penanganan Buah Klimakterik dan non klimakterik ......................................................11
2.1.6 Grading dan Klasigfikasi mutu........................................................................................12
2.2 Umbi-Umbian.................................................................................................................................13
2.2.1 Struktur Anatomi dan Bagian-Bagian Umbi-Umbian.....................................................13
2.2.2 Penanganan dan Penyimpanan Umbi-Umbian................................................................14
2.2.3 Faktor Yang Menyebabkan Penurunan Mutu Bahan.......................................................16
2.2.4 Penanganan Mutu Umbi-Umbian...................................................................................17
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................................18
3.1. Kesimpulan ...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................19
4. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Buah-buahan pada umumnya mempunyai musim dan penyebaran tertentu,sehingga
penanganan untuk memperpanjang masa simpan buah sangat diperlukan.Usaha ini bertujuan
untuk menjaga agar setelah tiba ditangan konsumen, selain mutu kesegarannya masih baik,
kandungan vitamin dan nilai gizi lainnya masih tinggi. Perubahan mutu selama proses
penyimpanan terjadi karena buah-buahan dan sayuran masih melakukan respirasi, dimana
selama proses respirasi tersebut produk mengalami pematangan dan kemudian diikuti dengan
proses pembusukan. Kecepatan respirasi produk tergantung dari suhu penyimpanan,
ketersediaan oksigen untuk berespirasi dan karakteristik produk itu sendiri. Menurut Kader
(1992) yang dikutip dalam Fitrianti (2006), kisaran kehilangan pasca panen buah segar dan
sayuran diperkirakan mencapai 5-25% pada negara-negara maju dan 2050% pada negara-
negara berkembang.
Buah-buahan merupakan komoditas yang mudah rusak dikarenakan proses fisiologis,
mikrobiologis, fisik dan mekanis setelah proses pasca panen. Buah buahan yang telah dipetik
dari pohonnya tetap melakukan kegiatan metabolisme seperti respirasi dan transpirasi.
Transpirasi merupakan penyebab utama dari kerusakan selama penyimpanan. Transpirasi
yang cepat dapat mengakibatkan bahan menjadi layu atau berkerut. Proses respirasi pada
buah, umumnya terjadi kenaikan aktivitas respirasi setelah buah dipetik. Hal tersebut
menunjukkan bahwa respirasi yang berlangsung dalam buah berhubungan erat dengan umur
simpan buah hingga buah siap untuk dikonsumsi (Mudawamah, 2014).
Pada buah klimaterik, pematangan dicirikan oleh peningkatan dalam respirasi dan
produksi etilen. Apel, pisang, tomat adalah kelompok buah-buahan klimaterik. Buah-buahan
seperti jeruk dan anggur tidak menunjukkan peningkatan respirasi dan produksi etilen
sehingga disebut nonklimaterik. Peran etilen dalam pematangan buah-buahan klimaterik
telah menghasilkan banyak aplikasi praktis yang ditujukan baik untuk menyeragamakan
pematangan atau menunda pematangan (Arshad dan Frankenberger, 2002 dalam Ronkun,
2016).
Dalam pertanian,panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan
budidaya.Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai
berakhirnya kegiatan dilahan.Namun demikian,istilah ini memiliki arti yang lebih luas,karena
dapat dipakai pula dalam budidaya ikan atau berbagai jenis objek lainnya.
Kegiatan pasca panen bertujuan untuk memperthanakan mutu produk segar agar tetap
prima sampai ketangan konsumen,menekan losses atau kehilangan karena penyusutan dan
kerusakan,memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil
pertanian.Kgiatan pasca panen ini dapat membantu para industri rumahan untuk tetap
membuat olahan yang mereka buat tanpa takut akan kekurangan bahan karena kerusakannya.
Pengetahuan bahan hasil pertanian dalam program studi teknik pertanian ini yang
mempelajari yakni,tentang karakteristik panen sayur dan buah,cara panen dan penganan
5. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 5
pasca panen,proses respiraso dan traspirasi,proses klimakterik dan non klimakterik,grading
dan klasifikasi mutu.Serta mempelajari struktur anatomi dan bagian-bagian umbi,penanganan
penyimpanan umbi-umbian,faktor yang menyebabkan penurunan mutu bahan,penaganan
mutu umbi-umbian.Program studi teknik pertanian sangat berkaitan dengan yang namanya
hasil pertanian tapi yang difokuskan pada program studi ini yakni membuat alat dan mesin
untuk pertanian sehingga untuk mendukung pembuatan alat dan mesin pertanian harus
mempelajari bagaimana struktur dan bentuk dari bahan pangan agar memudahkan untuk
merakit dan merancang alat yang sesuai dengan bahan pangan.
1.1 Rumusan Masalah
Untuk membahas secara lengakap tentang sayur,buah dan umbi-umbian,terdapat
rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana cara menentukan kriteria panen sayur dan buah?
b. Bagaimana cara panen dan penanganan pasca panen sayur dan buah?
c. Bagaimana proses respirasi dan transpirasi pada buah dan sayur?
d. Bagaimana proses klimakterik dan non klimakterik pada buah dan sayur?
e. Bagaimana penanganan buah klimakterik?
f. Bagaimana penanganan buah non klimakterik?
g. Bagaimana struktur anatomu dan bagian-bagian umbi-umbian
h. Bagaimana penanganan penyimpanan umbi-umbian
i. Apa saja faktor yang meyebabkan penurunan mutu bahan
j. Apa saja cara penanganan mutu umbi-umbian.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yakni,sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui cara menentukan kriteria panen sayur dan buah
b. Untuk mengetahui cara panen dan penanganan pasca panen sayur dan buah
c. Untuk mengetahui proses repirasi dan transpirasi sayur dan buah
d. Untuk mengetahui proses klimakterik dan non klimakterik pada buah dan sayur
e. Untuk mengetahui penanganan buah klimakterik
f. Untuk mengetahui struktur anatomi dan bagian-bagian umbi-umbian
g. Untuk mengetahui penanganan penyimpanan umbi-umbian
h. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan penurunan mutu umbi
i. Untuk mengetahui cara penanganan mutu umbi-umbian
6. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Buah dan Sayur
2.1.1 Menentukan Kriteria Panen Sayur dan Buah
Standar kematangan telah ditetapkan sebagai kriteria panen untuk buah dan sayur dan
bunga sayur.Memanen saat kematangan produk terbaik memungkinkan pelaku penanganan
memulai pekerjaannya denga mutu produk terbaik.Produk yang dipanen terlalu awal dapat
menyebabkan miskin cita rasa atau mungkin tidak masak secara baik,sementara produk yang
dipanen lambat bisa menjadi berserat atau lewat masak.Pemetik bisa dilatih dengan metode
mengidentifikasi kriteria produk yang siap dipanen.
Tabel 1.1 menyediakan beberapa contoh kriteria panen berdasarkan indeks kematangan
INDEKS CONTOH
Waktu dalam hari mulai pembungaan
sampai panen
Apel,pir
Rata-rata unit panas selama perkembangan Kacang polong,apel,jagung manis
Perkembangan dari lapis absisi Beberapa melon,feijoas
Morfologi dan struktur permukaan Formasi kutikula pada
anggusr,tomat,pembentukan jaring,jaring
permukaan beberapa melon,permukaan
bercahaya beberapa buah (perkembangan
lapisan lilin)
ukuran Semua buah dan kebanyakan sayur
Berat jenis Ceri,semangka,kentang
bentuk Bentuk penanpang pisang,penuh atau
keberisian pipi mangga,kekompakkan brokoli
dan bunga kol
kepadatan Selada,kol,brusel sprouts
SIFAT TEKSTUR
Kekerasan Apel,pir,stone fruits
kelembutan Kacang polong
Warna,luar Semua buah dan kebanyakan sayuran
Warna dan struktur dalam Pembentukan bahan berbentuk seperti jeli di
dalam buah tomat,warna daging untuk
beberapa buah
FAKTOR KOMPOSISI
Kandungan tepuung Apel,pir
Kandungan gula Apel,pir,buah batu,anggur
Kandungan asam,rasio gula/asam Delima,citrus,pepaya,melon,buah kiwi
Kandungan jus Buah citrus
7. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 7
Kandungan minyak Alpukat
Kesepetan(kandungan tannin) Persimmon,kurma
Konsentrasi etilen internal Apel,pir
Sayuran dipanen dengan kisaran tingkat kematangan yang luas,tergantung bagaimana
dari tanaman tersebut yang akan digunakan sebagai bahan makanan.
Tabel 1.2 menyediakan beberapa contoh indeks kematangan sayur
Hasil panen Indeks/kriteria
Akar,umbi dan umbi lapis (bulba)
Radish dan wortel Cukup besar dan renyah
Kentang,bawang merah dan bawang putih Ujung atasnya mulai mengering dan merunduk
Yam dan jahe Cukup besar (terlalu matang jika keras dan
berserat) daunnya lebar dan panjang
Daun bawang hijau Daunnya lebar dan panjang
Sayuran buah
Cowpea,kacang panjang,snap
bean,batao,sweet pea,dan winged bean
Polong berisi dengan baik dan terbelah dengan
mudah
lima bean dan pigeon bean Polong berisi penuh dan mulai kehilangan
warna hijaunya
Okra Ukuran yang diinginkan tercapai dan ujungnya
mudah terbelah
Upo,snake gourd dan dishrag gourd Ukuran yang diinginkan tercapai dan
thumbnail masih dapat mempenetrasi bagian
daging (kelewat matang bila thumbnail tidak
dapat mempenetrasi bagian daging)
Terong,bitter gourd,chayote atau labu
jepang dan mentimun iris
Ukuran yang diinginkan tercapai tetapi masih
lembut (terlalu matang jika warna memudar
atau berubah dan bijinya keras)
Jagung manis Mengeluarkan cairan seperti susu jiks
kemelnya ditoreh
tomat Bijinya terlepas jika dipotong,atau warna hijau
berubah menjadi merah
Muskmelon Mudah untuk dipisahkan dari batang dengan
cara memutarnya dan tidak meninggalkan
bekas
paprika Warna hijau tua memudar atau berubah merah
Melon honeydew Berubah warna dari sedikit putih kehijauan
menjadi warna krim,baunya dapat tercium
semangka Warna bagian bawah berubah menjadi kuning
muda,membuat bunyi seperti berlubang jika
diketuk
Sayuran bunga
Bunga kol Bunganya kompak (kelewat matang bila
8. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 8
tandan bunga memanjang dan terpisah satu
dengan yang lainnya)
Brokoli Tunas tandan kompak(kelewat matang jika
tandan terlepas)
Sayuran berdaun
lettuce Cukup besar sebelum berbunga
cabbage Bagian kepala kompak(kelewat matang jika
kepalanya ada retakan)
Seledri batang Cukup besar sebelum menjadi padat
2.1.2 Cara panen dan penanganan pasca panen buah dan sayur
1) cara panen secara buah dan sayur secara umum
Buah harus dipanen setelah masak fisiologisdan sayur dipanen sesuai tingkat
kematangan dan keinginan si pemetik dengan cara memetik,ditarik (apokat),dibengkokan
(nanas),dipotong (sayuran ),digali (umbi) , menggunakan galah pada pohon yang
tinggi.Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan kualitas
rendah dan kuantitasnya kurang.Buah yang dipanen pada saat masih muda,seperti buah
mengkudu,jeruk nipis,jambu biji dan buah ceplukan akan memili cita rasa yang tidak enak
dan aromanya kurang sedap.Begitu pula halnya dengan pemanenannyang terlambat akan
menyebabkan penurunan kualitas karena akan terjadi perombakan bahan aktif yang
terdapat didalamnya menjadi zat.
2) penanganan pasca panen buah dan sayur
a. Pencucian
Hampir semua komoditas sayuran yang telah dipanen mengalami kontaminasi fisik
terutama debu atau tanah sehingga perlu dilakukan pencucian. Pencucian dilakukan
dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran serta residu pestisida (insektisida atau
fungisida). Namun demikian, pencucian tersebut tidak dilakukan terhadap sayuran yang
teksturnya lunak dan mudah lecet/rusak. Secara tradisional pencucian ini menggunakan
air namun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik disarankan penambahan klorin ke
dalam air pencucian agar mikroba dapat dihilangkan dengan lebih efektif. Setelah
pencucian biasanya bahan dikeringkan dengan cara meniriskannya dialam terbuka atau
dengan cara mengalirkan udara panas.
b. curring
Kegiatan ini dilakukan terhdap komoditas sayuran yang mengalami kerusakan kulit.
Contoh komoditas seperti kentang, bawang merah, bawang putih, ubi jalar dan lain-lain
biasanya memperoleh perlakuan curing sebelum disimpan/dipasarkan dengan tujuan
agar permukaan kulit yang terluka/tergores dapat tertutup kembali. Hal ini biasanya
dilakukan dengan cara membiarkan bahan untuk beberapa hari pada suhu ruang. Untuk
bawang merah atau bawang putih, curing dapat juga dilakukan dengan cara
menjemurnya dengan sinar matahari. Proses curing dapat diaktifkan dengan suhu rata-
rata dibawah suhu ruangan dan kelembaban yang tinggi. Sebagai contoh, ubi jalar
dilakukan pada suhu 32,8°C dengan humaditas relatif berkisar 9597% sedangkan untuk
9. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 9
kentang dapat dilakukan dalam 2 tahap yakni pada suhu 18°C selama 2 hari kemudian
pada suhu 7-10°C selama 1 minggu dengan RH berkisar 90-95%. Selain hal tersebut,
proses curing memberikan keuntungan lain yakni yakni menurungkan kadar air yang
dapat mencegah pertumbuhan kapang. Hal tersebut dapat dilihat pad beberapa
komoditas terutama pada bawang merah atau bawang putih.
c. Sortasi
Nilai ekonomi berbagai jenis hortikultura tergantung pada mutu komoditas tersebut.
Oleh karena itu proses pemisahan antar komoditas (sortasi) yang mutunya rendah
dengan yang mutunya tinggi perlu dilakukan. Pemisahan tersebut berdasarkan ukuran,
tingkat kematangan, rusak, lecet, memar,busuk, warna dan sebagainya. Perlakuan sortasi
tergantung juga kepada peruntukannya atau tempat pemasarannya (misalnya pasar
swalayan, restoran, atau hotel).
d. Penilinan
Tingkat kesukaan konsumen terhadap hortikultura juga dipengaruhi warna komoditas.
Berbagai upaya telah dilakukan agar kenampakan komoditas tersebut dapat semakin
menarik. Salah satu cara yang dilakukan adalah pemberian lapisan lilin atau pelilinan
(waxing). Beberapa jenis sayuran terutama sayuran buah kadang-kadang diberi
perlakuan pelilinan dengan tujuan untuk meningkatkan kilap, sehingga penampakannya
akan lebih disukai oleh konsumen. Selain itu, luka atau goresan pada permukaan buah
dapat ditutupi oleh lilin. Namun demikian pelilinan harus dilakukan sedemikian rupa
agar pori-pori buah tidak tertutupi sama sekali agar tidak terjadi proses anareobik dalam
sayuran.
e. Grading
Grading hampir sama dengan sortasi. Kalau sortasi adalah pemisahan/pengelompokan
berdasarkan mutu yang erat kaitannya dengan kondisi fisik (busuk, lecet, memar) bahan
sedangkan grading lebih kearah nilai estetikanya (warna, dimensi). Dalam hal tertentu
misalnya tingkat kematangan maka grading dan sortasi memiliki kriteria yang sama.
Kombinasi keduanya menghasilkan standar mutu sayuran dimana ada jenis sayuran
memiliki 1 atau lebih standar mutu.
f. Pengemasan dan Pengepakan
Pengemasan dilakukan secara bertahap dimana pada tahap pertama (primer) dimana
sayuran dikemas dengan bahan plastik atau kertas agar bahan terhindar dari kerusakan
akibat gesekan atau benturan sesama bahan maupun dengan benda lain sehingga
mutunya dapat tetap dipertahankan. Selanjutnya dilakukan tahap kedua (sekunder)
dimana sauran dikemas karton atau kotak kayu. Selanjutnya karton atau kotak kayu
tersebut disimpan di atas suatu pallet untuk kemudian dikirim ke ruang pendingin.
2.1.3 Proses respirasi dan transpirasi sayur dan buah
Respirasi Pasca panen, tetap melakukan respirasi untuk memenuhi kebutuhan
energi Respirasi (aerob dan Anaerob) Perombakan senyawa kompleks (perubahan rasa,
pengerasan jaringan, pembentukan akar). Transpirasi Proses hilangnya air dalam bentuk
uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati
stomata, lubang kutikula, dan lentisel. Perpindahan air dari bahan ke lingkungan Susut
bobot, layu dan keriput. Respirasi adalah suatu metabolisme yang memerlukan oksigen
untuk pembakaran senyawa makromolekul seperti karbohidrat, lemak, protein yang
10. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 10
menghasilkan CO2, air dan sejumlah elektron-elektron. Laju respirasi dari suatu buah
merupakan indikator yang baik bagi aktivitas metabolik jaringan. Oleh karena itu,
respirasi dapat digunakan sebagai petunjuk terhadap potensi umur simpan. Kecepatan
respirasi yang tinggi biasanya berhubungan dengan tingkat umur simpan yang pendek.
Respirasi biasanya juga dipengaruhi oleh faktor internal yaitu tingkat perkembangan,
susunan kimiawi jaringan, ukuran produk, pelapisan alami dan jenis jaringan serta faktor
eksternal yaitu suhu, zat pengatur pertumbuhan dan konsentrasi O2, CO2 di lingkungan
sekitarnya. Berdasarkan pola respirasinya, buah dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu buah klimakterik dan buah nonklimakterik. Buah klimakterik adalah buah yang
proses pematangannya terjadi setelah laju respirasi mencapai puncaknya. Buah-buahan
yang termasuk golongan klimakterik ialah pisang, mangga, pepaya, alpokat, tomat, sawo
dan sebagainya. Sedangkan buah nonklimakterik adalah buah yang laju respirasinya terus
menurun dan tidak mencapai puncak. Buahbuahan yang termasuk golongan
nonklimakterik ialah semangka, jeruk, nenas, mentimun, anggur
Laju respirasi dapat diukur dengan menentukan jumlah substrat yang hilang,
jumlah O2 yang diserap, CO2 yang dikeluarkan, panas yang dihasilkan dan energi yang
terbentuk. Pengukuran laju respirasi biasanya hanya ditentukan dengan mengukur O2 dan
CO2, yaitu dengan mengukur laju penggunaan O2 atau pengeluaran CO2 (Pantastico
1986). Pengukuran laju respirasi dapat dilakukan dengan sistem tertutup dan sistem
terbuka. Dalam sistem tertutup, bahan ditempatkan dalam suatu wadah tertutup sehingga
gas CO2 yang dihasilkan terakumulasi dan gas O2 yang dikonsumsi menjadi berkurang
konsentrasinya. Laju respirasi dihitung dengan mengetahui berat bahan, volume bebas
wadah dan selisih konsentrasi gas antara masuk dan yang keluar (Rokhani et al 1996).
Laju respirasi merupakan indeks yang baik untuk menentukan umur simpan buah-buahan
setelah dipanen.
Laju Respirasi. Laju respirasi pada buah manggis dilakukan dengan mengambil gas
dalam stoples gelas yang berisi manggis dan dimasukkan ke dalam selang plastik yang
telah dihubungkan dengan alat Gas analyzer. Setiap pengukuran dilakukan rata-rata setiap
3 jam sampai kurva menunjukkan penurunan. Tiap-tiap pengukuran dilakukan sebanyak
tiga kali ulangan. Besarnya laju respirasi yang terukur dinyatakan dalam jumlah CO2 yang
dihasilkan (ml/kg.jam).
2.1.4 Proses Klimakterik dan Nonklimakterik Sayur dan Buah
Klimaterik, Suatu perubahan pola respirasi yang mendadak yang khas pada buah-
buahan tertentu, dimana selam proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis yang
diawali dengan proses pembuatan etilen, yang ditandai dengan terjadinya proses
pematangan. Contoh buah klimaterik: Apel, pisang, mangga, alpukat, pepaya, peach,
tomat ,buah naga, strauberi,cabai. Non Klimakterik, Pada buah-buahn yang tidak
mengalami proses tersebut digolongkan ke dalam golongannon klimaterik. Contoh buah
non klimaterik: semangka, timun, anggur, limau, jeruk, nanas, arbei, durian, kelengkeng,
matoa, rambutan.
11. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 11
Buah-buahan dapat dikelompokkan berdasarkan laju pernapasan mereka di saat
pertumbuhan sampai fase senescene menjadi kelompok buah-buahan klimakterik dan
kelompok buah-buahan non klimakterik. Buah-buahan klimakterik yang sudah mature,
selepas dipanen, secara normal memperlihatkan suatu laju penurunan pernafasan sampai
tingkat minimal, yang diikuti oleh hentakan laju pernafasan yang cepat sampai ke tingkat
maksimal, yang disebut puncak pernafasan klimakterik.
Bila buah-buahan klimakterik berada pada tingkat maturitas “kemrampo” yang tepat,
dikspos selama beberapa saat dengan konsentrasi ethylene yang lebih tinggi dari threshold
minimal, maka terjadilah rangsangan pematangan yang tidak dapat kembali lagi
(irreversiable ripening).
Pada buah-buahan non klimakterik terjadi hal yang berbeda artinya tidak
memperlihatkan terjadinya hentakan pernafasan klimakterik. Meskipun buah-buahan
tersebut diekspose dengan kadar ethylene kecil saja, laju pernafasan, kira-kira sama
dengan kadar bila terekspose ethylene ruangan, kalau ada tingkatan laju pernafasan hanya
kecil saja. Tetapi segera setelah itu laju pernafasan kembali lagi pada laju kondisi istirahat
normal, bila kemudian ethylene nya ditiadakan. Dengan ekspos ethylene terjadilah suatu
respon yang kira-kira mirip dapat diamati. Dalam suatu buah yang telah mature (tetapi
belum matang) terjadilah perubahan parameter yang dialami buah seperti mislnya
degreening atau hilangnya warna hijau.
Meskipun secara ilmiah dan physiologis dapat ditunjukkan adanya
perubahanperubahan yang terjadi yang memungkinkan untuk melakukan klasifikasi sifat
dan tabiat buah-buahan lepas panen, tetapi parameter yang sangat mudah dan lebih
bermanfaat dan bermakna bagi konsumen adalah parameter perubahan lain yang lebih
praktis sifatnya yang terjadi selama proses pematangan. Parameter-parameter yang
dimaksud adalah : terjadinya pelunakan sera terjadinya sintesa karotinoid. Demikian juga
halnya dengan terjadinya perubahan warna eksternal seperti terjadinya pemecahan
(breakdown), khlorophyl, sehingga membuka tabir lapisan karotenoid dalam kulit pisang,
terjadinya perubahan dari warna hijau menjadi kuning.
Untuk membedakan buah klimaterik dari buah non-klimaterik adalah responnya
terhadap pemberian etilen yang merupakan gas hidrokarbon yang secara alami dikeluarkan
oleh buah-buahan dan mempunyai pengaruh dalam peningkatan respirasi. Buah non-
klimaterik akan bereaksi terhadap pemberian etilen pada tingkat manapun baik pada
tingkat pra-panen maupun pasca panen, contoh buahnya yaitu semangka, jeruk, nenas,
anggur, ketimun dan sebagainya. Sedangkan buah klimakterik hanya akan mengadakan
reaksi respirasi bila etilen diberikan dalam tingkat pra klimakterik dan tidak peka lagi
terhadap etilen setelah kenaikan respirasi dimulai. Contoh buahnya meliputi pisang,
mangga, pepaya, adpokat, tomat, sawo, apel dan sebagainya
2.1.5 Penanganan Buah Klimakterik dan non klimakterik
Perubahan tingkat kekerasan (firmness) atau tekstur buah, meskipun secara jelas
dapat digunakansebagai parameter penting bagi konsumen, ternyata kurang gampang
12. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 12
dihayati dan dimengerti, dan akibatnya lebih sulit dilakukan kuantifikasi, sebaiknya
perubahan flavor (citarasa) yang merupakan kepedulian utama konsumen dianggap lebih
penting diasumsikan sebagai cerminan dari perubahan-perubahan fisikokimia. Karena itu
telah menjadi kepedulian yang sangat besar bagi industri buah-buahan agar secar penuh
manusia dapat mempengaruhi perubahan laju pematangan dengan cara melakukan
manipulasi suhu, atau konsentrasi ethylene, yaitu pada saat sebelum dan sewaktu proses
pematangan buah (ripening) terhadap setiap kultural atau spesies buah-buahan. Proses
penuaan buah (maturity) sangat penting dikuasai mekanismenya. Salah satu aspek dari
maturitas adalah pengembangan kapasitas buah untuk mampu menjadi matang. Dalam
suatu spesies buah atau kultivar tertentu respon terhadap ethylene sangat dipengaruhi
bukan saja oleh derajat maturity buah tetapi juga oleh konsentrasi relatif dari plant growth
regulator lainnya, seperti misalnya asam giberilat, serta terhadap kadar mineral yang ada
di dalam buah.
Suatu contoh, perlakuan pemberian larutan kalsium khlorida terhadap buah
advokad, ternyata mampu menghambat respirasi, dan sekaligus memperlambat terjadinya
klimakterik dan menekan puncak produksi ethylene .Pengaruh mana tidak terjadi terhadap
buah pisang. Dalam pustaka yang telah diketahui pengaruh ethylene terhadap proses
pematangan buah (ripening) ternyata masih sangat terbatas kurang informasi yang
diperlukan terhadap senyawa-senyawa lain yang harus dilibatkan dalam mengatur proses
metabolisme termasuk proses pematangan buah.
Di samping itu harus dipahami mengenai faktor lain sebelum menangani buah-
buahan tropis khususnya betapa pentingnya faktor sifat kepekaan terhadap chilling
enjuries. Ekspose buah-buahan tropis pada suhu lebih rendah dari nilai threshold kritis,
akan berakibat gagalnya buah mencapai tingkat kematangan yang normal.
2.1.6 Grading dan Klasifikasi mutu
Grading merupakan mengklasifikasikan bahan berdasarkan nilai komersial dan
kegunaan dengan faktor penentu yang lebih banyak daripada sortasi. Faktor grading
ditetapkan oleh berbagai agensi atau lembaga yang berkepentingan dengan produk
pertanian tertentu yang digunkan sebagai standar dalam perdaganga.
Manfaat Grading yakni sebagai berikut :
Menjamin produsen memperoleh harga relatif terhadap mutunya
Mempermudah penanganan biji-bijian dalam penyimpanan dengan mutu yang sejenis
Dapat menjadi suatu metode yang sederhana dalam penentuan harga sehubungan
dengan mutunya dalam perdagangan
Memungkinkan pembeli memperoleh kualitas bijibijian yang sama secara konsisten
Dapat memilah biji-bijian ke dalam beberapa kelompok mutu sehingga terdapat
pilihan gradasi kelompok mutu produk.
Faktor-faktor grading yang digunakan untuk produk pertanian dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Sifat fisik : Kadar air, ukuran, berat, tekstur, warna, benda asing, bentuk
13. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 13
Sifat kimia : Komposisi kimia, ketengikan, indeks asam lemak bebas, bau, dan aroma
Sifat biologis : Daya kecambah, tipe dan jumlah kerusakan karena serangga, tipe dan
jumlah kerusakan oleh jamur, hitungan bakteri
Mutu menjadi sangat penting untuk dapat mencitrakan produk tersebut seperti
diinginkan oleh konsumen. Mutu dari produk yang akan dijual sangat tergantung pada
kondisi produk tersebut saat penerimaan dan pengelolaan pascapanennya di pusat-pusat
penjualan ritel. Terlebih lagi keharusan untuk melakukan penyimpanan untuk dapat
menyediakan produk tersebut selalu ada, maka keterlibatan teknologi penanganan yang
memadai harus selalu mendapatkan perhatian dan sebagai konswekwensinya harus
disediakan biaya untuk keterlibatan teknologi tersebut.
Penyediaan sayur dan buah dengan mutu yang sesuai dengan permintaan pasar
merupakan dasar dari perkembangan industri hortikultura terurama produk buah-buahan
dan sayuran. Buah dan sayuran yang terjaga kesegaran, rasa maupun aroma menjadi
ukuran bagi konsumen dalam menentukan pilihannya. Permintaan konsumen untuk
mendapatkan sayur dan buah yang berkualitas semakin tinggi hingga saat ini. Oleh karena
itu penanganan pascapanen sangat penting untuk menjaga kualitas dan diharapkan dapat
mempertahankan kesegaran selama penyimpanan.
2.2 Umbi-Umbian
2.2.1 Struktur Anatomi dan Bagian-Bagian Umbi-Umbian
Umbi adalah salah satu organ tumbuhan yang termodifikasi dari organ lain pada
tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat tertentu pada (pada umumnya
karbohidrat).Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun,batang,atau akar dengan
perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat.Umbi biasanya terbentuk tepat dibawah
permukaan tanah atau tertanam didalam tanah bersama akar.Organ penyimpanan tidak
harus bebrbentuk umbi.Beberapa jenis tumbuhan menyimpan cadangan energi pada
organ yang sama,tetapi tidak mengalami banyak modifikasi benyuk,sehingga tidak
membentuk umbi.Tumbuhan memerlukan cadangan energi karena ia tidak bisa berpindah
tempat untuk menemukan sumber energi baru atau untuk membantu reproduksi jenisnya.
Jenis umbi dan bagian-bagiannya sebagai berikut :
a.Umbi lapis
umbi lapis jika ditinjau dari asalnya merupakan hasil metamorfosis batang beserta
daunnya.Disebut umbi lapis karena memperlihatkan susunan berlapis-lapis yang terdiri
dari atas daun-daun yang telah menjadi tebal,lunak,dan berdaging.
Bagian-bagian dari umbi lapis adalah sebagai berikut :
Subang atau cakram (discus) : bagian ini merupakan batang yang
sesungguhnya,tetapi hanya kecil dengan ruas-ruas yang sangat
pendek,mempunyai bentuk seperti cakram,dan terdapat kuncup-kuncup.
14. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 14
Sisik-sisik (tunica atau squama) : yaitu bagian yang merupakan metamorfosis
daun yang menjadi tebal,lunak,berdaging,dan tempat menyimpan zat-zat makanan
cadangan.
Kuncup (gemmae) : kuncup ini dibedakan dalam kuncup pokok,kuncup samping,
Akar-akar serabut : terdapat pada bagian bawah cakramnya.
b.Umbi akar
umbi batang adalah batang yang tumbuh dan berkembang didalam tanah dan
ujungnya menggelembung menjadi umbi yang disebut umbi batang.Umbi ini sebenarnya
merupakan cadangan makanan bagi tumbuhan
Bagian-bagian dari umbi akar adalah sebagai berikut :
Sisik
tunas
Kuncup
Akar yang merambat dan berubah sebagai umbi
c.Umbi batang
Umbi batang adalah merupakan hasil metamormofosis batang adalah masih
terlihatnya kuncup-kuncup(mata) ,yang jika waktunya tiba dapat bertunas dan
menghasilkan tumbuhan baru
Bagian-bagian dari umbi batang adalah sebagai berikut :
Batang : biasanya tempat tumbunya bunga
Kuncup : tumbuhnya kuncup menjadi tunas
2.2.2 Penanganan dan Penyimpanan Umbi-Umbian
a. Penanganan Panen yang Baik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penanganan panen :
1. Lakukan persiapan panen dengan baik . Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, tempat
penampungan hasil dan wadah-wadah panen, serta pemanen yang terampil dan
tidak ceroboh.
2. Pada pemanenan, hindari kerusakan mekanis dengan melakukan panen secara hati-
hati. Panen sebaiknya dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat bantu yang
sesuai. Misal bawang merah dicabut dan pada kentang, tanah di sekitar tanaman
dibongkar dengan menggunakan cangkul atau kored dan umbi dikeluarkan dari
dalam tanah. Hindari kerusakan/luka pada umbi saat pembongkaran tanah.
3. Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen.
15. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 15
4. Gunakan tempat / wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak meletakkan hasil
panen di atas tanah atau di lantai dan usahakan tidak menumpuk hasil panen terlalu
tinggi.
5. Hindari tindakan kasar pada pewadahan dan usahakan tidak terlalu banyak
melakukan pemindahan wadah. hindari memar atau lecet dari buah karena terjatuh,
terjadi gesekan atau tekanan antar buah atau antar buah dengan wadah. Meletakan
buah dengan hati-hati, tidak dengan cara dilempar-lempar.
6. Sedapat mungkin pada waktu panen pisahkan buah atau umbi yang baik dari buah
atau umbi yang luka, memar atau yang kena penyakit atau hama, agar kerusakan
tersebut tidak menulari buah atau umbi yang sehat.
b. Penanganan segera setelah panen
Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan
segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan
kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan lama disimpan.
Perlakuan tersebut antara lain:
1. Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas
2. Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan
kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1 – 2 jam sampai tanah
yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi dibersihkan, telah
itu juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan kering. Untuk kentang
segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran)Curing juga berperan
menutup luka yang terjadi pada saat panen.
3. Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada
buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan untuk
memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan.
4. Pembersihan ( cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau benda
asing lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai
atau akar yang tidak dikehendaki.
5. Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang
tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak
menular pada yang sehat.
c. Penanganan pasca panen
umumnya meliputi pekerjaan:
1. Grading dan Standarisasi
Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi dalam
kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan
seterusnya. Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya. Tujuan dari tindakan
grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih ( harga yang lebih tinggi) untuk
16. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 16
kualitas yang lebih baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria )
dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar.
2. Pengemasan / pengepakan / pembungkusan
Keuntungan dari pengemasan yang baik:
-Melindungi komoditas dari kerusakan
-Melindungi dari kerusakan mekanis : gesekan, tekanan, getaran
-Melindungi dari pengaruh lingkungan : temperatur, kelembaban, angin
-Melindungi dari kotoran / pencemaran : sanitasi
-Melindungi dari kehilangan (pencurian) : memudahkan pengontrolan
-Memudahkan penanganan :Penggunaan berbagai fasilitas pengemasan
memudahkan penanganan memberikan kesinambungan dalam penanganan
mengacu pada standarisasi wadah / kontainer
-Meningkatkan pelayanan dalam pemasaran
3. Penyimpanan (Storage operation)
Tujuan / guna penyimpanan yakni sebagai berikut :
- Memperpanjang kegunaan (dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas)
- Menampung produk yang melimpah
- Menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun
- Membantu dalam pengaturan pemasaran
- Meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen
- Mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan
Prinsip dari perlakuan penyimpanan :
- Mengendalikan laju transpirasi
- Mengendalikan repirasi
- Mengendalikan / mencegah serangan penyakit
- Memcegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki konsumen
2.2.3 Faktor Yang Menyebabkan Penurunan Mutu Bahan
Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan mutu bahan umbi-umbian adalah
sebagai berikut :
1. Umur panen
Umur panen adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penurunan mutu
bahan karena jika pemanenan umbi tidak sesuai dengan umurnya akan
menyebabkan umbi tersebut mengalami kekurangan mutu karena ada zat-zat
penting yang belum diproduksi oleh umbi sehingga umbi mengalami penurunan
mutu.
2. Musim saat panen
Musim dapat menjadi kendala terjadinya penurunan mutu dari umbi.Seperti yang
kita ketahui bahwa pemanenan umbi pada cuaca yang tidak sesuai contohnya
pemanenan umbi pada musin hujan akan menyebabkan umbi membusuk karena
terkena air sehingga mutunya menurun.
3. Cara panen
Cara panen adalah salah satu faktor yang menyebabkan penurunan mutu umbi,cara
panen yang salah pada umbi menyebabkan umbi rusak contohnya memanen
17. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 17
menggunakan alat atau benda tajam yang dapat merusak fisik dari umbi seperti
terobek atau dibacot.
4. Cara pengangkutan
Pengangkutan yang salah seperti menyimpan umbi pada kontainer atau mobil dalam
keadaann tertindis sehingga menyebabkan umbi tidak bisa bernafas dan memar
sehingga merusak mutu dari umbi
5. Cara pengeringan
Pengeringan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan umbi menjadi sangat
kering dan mengalami kriput,sebaiknya pada saat pengeringan dilakukan ditempat
yang tidak berpaparan langsung dengan sinar matahari agar mutu dari umbi tetap
terjaga.
6. Penyimpanan
Penyimpanan yang tidak sesuai dengan kondisi umbi seperti penyimpanan yang
tidak memperhatikan suhu dan kebersihan ruangan untuk menyimpan karena jika
suhunya tidak sesuai kurangnya mutu akan berlaku dan jika ruangan tidak bersih
akan menarik tikus dan hama yang dapat mengganggu umbi serta lama waktu
penyimpanan sehingga mutunya mengalami penurunan.
2.2.4 Penanganan Mutu Umbi-Umbian
Umbi adalah salah satu komoditas pertanian yang banyak diminati oleh pasar
karena potensinya sebagai bahan pangan,bahan baku industri.Untuk dapat memenuhi
kebutuhan pasar,diperlukan produk umbi yang bermutu baik.Perhatian pada kegiatan
pascapanen diperlukan agar mutu umbi segar tetap terjaga seperti pada saat
dipanen.Salah satu kegiatan pascapanen yang penting pada produksi umbi adalah
penyimpanan.Kadar air yang tinggi dalam umbi segar menyebabkan umbi tidak tahan
disimpan lama.Oleh karena itu,penyimpanan umbi harus dilakukan dengan benar untuk
mendapatkan umbi umbi dengan mutu yang terjaga.Penggunaan kemasan plastik
selama penyimpanan dapat dipertimbangkan sebagai cara untuk mempertahankan mutu
umbi dan memperpanjang umur simpannya.Kemasan plastik dapat melindungi produk
dari perubahan kadar air kareana dapat menghambat terjadinya penyerapan uap dari
udara.
18. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yakni sebagai
berikut :
Buah-buahan dan sayuran merupakan komoditi yang mempunyai sifat mudah rusak atau
perishable karena mempunyai karakteristik sebagai makhluk hidup dan tidak mempunyai
kemampuan untuk mempertahankan hidupnya. Komoditi ini masih melangsungkan reaksi
metabolismenya sesudah dipanen. Dua proses terpenting di dalam produk seperti ini sesudah
diambil dari tanamannya adalah respirasi dan produksi etilen.
a. Panen merupakan kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya
b. Penanganan pasca panen yang tepat dapat mempertahankan kualitas sayur dan buah
juga memperpanjang umur simpan dari produk tersebut.
c. Mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah perubahanperubahan yang tidak
dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang
bengkok, buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau (greening), terlalu matang, Sayur
dan buah identik sebagai produk yang mudah rusak.
d. Respirasi adalah salah satu proses vital dalam tanaman. Tanpa respirasi maka tidak
akan ada aktivitas karena dari proses respirasi akan diperoleh sejumlah energi.
e. Klimakterik yaitu suatu proses yang terjadi dimana laju respirasi meningkat dengan
tajam selama periode pematangan dan pada awal sensen non klimakterik tidak terjadi
proses laju respirasi sehingga selama dalam proses pematangan tidak terjadi perubahan
baik dari segi rasa, aroma dan warna dari buah tersebut.
f. Bentuk modifikasi ini adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang
sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah atau
tertanam didalam tanah bersama akar.
g. Penggunaan kemasan merupakan upaya yang dapat dilakukan dalam melindungi umbi-
umbian selama masa pengangkutan dan penyimpanan dari kerusakan yang disebabkan
oleh faktor eksternal maupun faktor internal
h. Faktor yang mempengaruhi penanganan pasca panen umbi-umbian adalah
i. Umur tanaman saat panen Musim saat penen hujan atau kemarau Cara panen
j. Cara pengangkutan Cara pengeringan
k. Penangan mutu pada umbi-umbian yaitu melalui proses penanganan dan pengolahan
umbi-umbian bukan hanya untuk meningkatkan umur simpan dan kegunaanya tapi juga
untuk meningkatkan keamanannya
19. PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN (TEKNIK PERTANIAN)
KHALIFAH ADRIANI PUTRI (J1B018040) 19
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Dkk.2007. Biologi 3 SMA dan MA Untuk Kelas XII. Jakarta: Esis/Erlangga.
Dondy,Dkk.2017. Teknologi Penyimpanan Umbi kenTang (Solanum tuberosum l.) Var. gm-05
dengan rekayasa Pencahayaan Untuk mempertahankan kesegarannya. Jurnal Penelitian
Pascapanen Pertanian .Vol 14 No.2
My samad.2006.pengaruh penangan pasca panen terhadap mutu komoditas umbi.jurnal sains
dan teknologi indonesia.Vol.8 No.1..
DA agustiningrum.2008.studi pengaruh konsentrasi oksigen pada penyimpanan buah.Jurnal
bioproses komoditas tropis.Vol.2 No.1.
Broto.2017.teknologi penyimpanan umbi kentang.Jurnal penelitian pasca panen.Vol.14 No.2.
Purnomo.2014.perubahan morfologi umbi kentang konsumsi.Jurnal biologi.Vol.3 No.1.