Modul ini membahas pengembangan kognitif matematika pada anak usia dini khususnya mengenai mengelompokkan dan membandingkan. Pembelajaran matematika pada masa emas anak sangat penting untuk menstimulasi perkembangan otak dan kemampuan akademiknya. Modul ini menjelaskan pengertian mengelompokkan sebagai mengelompokkan objek berdasarkan ciri kesamaan, sedangkan membandingkan adalah mengetahui persamaan dan per
1. Dokumen tersebut merupakan kisi-kisi uji kompetensi mata pelajaran matematika SMP yang mencakup empat indikator kompetensi pedagogik.
2. Dokumen tersebut menjelaskan teori-teori belajar seperti Piaget, Vygotsky, Bruner, dan Ausubel beserta penerapannya dalam pembelajaran.
3. Terdapat penjelasan mengenai tahapan perkembangan kognitif anak, prinsip-prinsip pem
Pengembangan Materi Kognitif Math (Mencocokkan-Mengurutkan-Menghitung)EvaniaYafie
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan kognitif matematika untuk anak usia dini, terutama mencocokkan, mengurutkan, dan menghitung. Ia menjelaskan konsep-konsep tersebut, prinsip, tahapan, dan implementasinya dalam pembelajaran anak usia dini.
Jean Piaget's Cognitive Development Athia .pptxAthiaFidian
Teori perkembangan kognitif Jean Piaget menyatakan bahwa anak berkembang melalui empat tahap perkembangan intelektual yang mencerminkan peningkatan kemampuan berpikir. Tahap-tahap tersebut meliputi sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional. Menurut teori ini, pembelajaran yang tepat harus sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak. Walaupun ada kritik, teori Pi
KOGNITIF MATEMATIKA (PART 5) (WAKTU, MENGGAMBAR GRAFIK, DAN SIMBOL)EvaniaYafie
Masa TK adalah masa yang peka untuk menerima berbagai macam
rangsangan dari lingkungan guna menunjang perkembangan jasmani dan
rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti
pendidikannya di kemudian hari. Oleh karena itu. kegiatan pembelajaran di
TK dilakukan melalui bermain dan harus memperhatikan tahap pertumbuhan
dan perkembangan anak.
TK merupakan tempat bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.
Pembelajaran kognisi berupa materi metematika di TK dibatasi pada usaha
meletakkan dasar-dasar kesanggupan belajar berhitung. Setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran di TK, anak diharapkan dapat memiliki kemampuan
dan pengetahuan tertentu yang memungkinkan anak dapat mengikuti pelajaran
matematika di SD.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini, menjabarkan bahwa pengembangan
kognitif pada anak usia dini mencakup tiga hal pokok, yaitu pengembangan
kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan umum dan sains, pengembangan
kognitif yang berkaitan dengan konsep bentuk, warna, ukuran dan pola serta
pengembangan kognitif yang berkaitan dengan konsep lambang bilangan dan
huruf.
1. Dokumen tersebut merupakan kisi-kisi uji kompetensi mata pelajaran matematika SMP yang mencakup empat indikator kompetensi pedagogik.
2. Dokumen tersebut menjelaskan teori-teori belajar seperti Piaget, Vygotsky, Bruner, dan Ausubel beserta penerapannya dalam pembelajaran.
3. Terdapat penjelasan mengenai tahapan perkembangan kognitif anak, prinsip-prinsip pem
Pengembangan Materi Kognitif Math (Mencocokkan-Mengurutkan-Menghitung)EvaniaYafie
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan kognitif matematika untuk anak usia dini, terutama mencocokkan, mengurutkan, dan menghitung. Ia menjelaskan konsep-konsep tersebut, prinsip, tahapan, dan implementasinya dalam pembelajaran anak usia dini.
Jean Piaget's Cognitive Development Athia .pptxAthiaFidian
Teori perkembangan kognitif Jean Piaget menyatakan bahwa anak berkembang melalui empat tahap perkembangan intelektual yang mencerminkan peningkatan kemampuan berpikir. Tahap-tahap tersebut meliputi sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional. Menurut teori ini, pembelajaran yang tepat harus sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak. Walaupun ada kritik, teori Pi
KOGNITIF MATEMATIKA (PART 5) (WAKTU, MENGGAMBAR GRAFIK, DAN SIMBOL)EvaniaYafie
Masa TK adalah masa yang peka untuk menerima berbagai macam
rangsangan dari lingkungan guna menunjang perkembangan jasmani dan
rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti
pendidikannya di kemudian hari. Oleh karena itu. kegiatan pembelajaran di
TK dilakukan melalui bermain dan harus memperhatikan tahap pertumbuhan
dan perkembangan anak.
TK merupakan tempat bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.
Pembelajaran kognisi berupa materi metematika di TK dibatasi pada usaha
meletakkan dasar-dasar kesanggupan belajar berhitung. Setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran di TK, anak diharapkan dapat memiliki kemampuan
dan pengetahuan tertentu yang memungkinkan anak dapat mengikuti pelajaran
matematika di SD.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini, menjabarkan bahwa pengembangan
kognitif pada anak usia dini mencakup tiga hal pokok, yaitu pengembangan
kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan umum dan sains, pengembangan
kognitif yang berkaitan dengan konsep bentuk, warna, ukuran dan pola serta
pengembangan kognitif yang berkaitan dengan konsep lambang bilangan dan
huruf.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan anak usia dini khususnya pada mata pelajaran matematika. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain konsep dasar matematika yang dapat diajarkan pada anak usia dini seperti mencocokkan, perbandingan, dan seriasi/urutan. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip belajar matematika untuk anak, seperti merencanakan pengalaman nyata dan memberikan ke
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013Agoeng Siswantara
Telaah kisi-kisi materi Ujian Kompetensi 2013 mata pelajaran Matematika SMP membahas empat indikator penting yaitu mengidentifikasi potensi peserta didik, kemampuan awal yang dibutuhkan siswa, teori belajar Vigotsky dan identifikasi kegiatan pembelajaran sesuai teori Bruner dan Ausuble. Dokumen ini memberikan panduan untuk mengembangkan pembelajaran matematika yang efektif berdasarkan karakteristik peserta didik dan teori-
Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran anak usia dini yang meliputi kognitif, behavioristik, humanistik, dan konstruktivisme. Juga membahas teori perkembangan dan pembelajaran anak seperti teori maturasi, psikodinamis, behaviorisme, kognitif, dan sosiokultural. Selanjutnya membahas model kurikulum dan sentra pembelajaran anak usia dini seperti High Scope, Bank Street, Montessori, serta pengembangan sent
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Gaya pembelajaran kritis dan kreatif merujuk kepada cara seseorang pelajar memproses maklumat dengan menghasilkan atau memikirkan sesuatu yang baru, berbeza dan unik melalui proses pemikiran kreatif dan kritis. Dokumen ini menjelaskan definisi gaya pembelajaran kritis dan kreatif serta refleksi ciri-ciri kritis dan kreatif dalam gaya pembelajaran seseor
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan sains untuk anak usia dini, yang meliputi pengertian sains dan pendidikan sains, landasan teori psikologi pendidikan sains untuk anak usia dini, ruang lingkup dan dimensi pendidikan sains, serta prinsip dan karakteristik pendidikan sains untuk anak usia dini.
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Zufa Fauzia
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan pembelajaran di PAUD seperti High Scope, BCCT, Reggio Emilia, Montessori, Bank Street, dan pendekatan berbasis proyek. Dokumen juga membedakan antara pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran serta menjelaskan beberapa strategi umum yang dapat digunakan guru TK.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini melalui permainan balok, di mana permainan balok dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak melalui pengenalan konsep bentuk, warna, dan ukuran. Dokumen juga menjelaskan tahapan perkembangan kognitif anak menurut Piaget serta manfaat penggunaan balok dalam
Satuan Pendidikan : MI Al-Irsyad Al-Islamiyah
Kelas / Semester : IV /1
Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup (Tema 3)
Sub Tema : Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 3
Alokasi waktu : (5x35 menit)/ 1 hari
PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TKEvaniaYafie
Based on the results of field visits and interviews with some kindergarten teachers in
the VIII cluster in Lowokwaru District, Malang, the following conditions and findings were
obtained. Most kindergarten teachers have never received information and training on handling
early childhood who experience language development barriers (dyslexia). The objectives of
this training are: (1) teachers can get to know in advance about the condition of their students
who are suspected of experiencing developmental barriers (2) teachers will gain theoretical and
practical scientific insights about handling early childhood who are suspected of experiencing
speech development barriers (3 ) teachers can make early detection of the condition of their
students who experience language development obstacles. This training took place at TK Lab
State University of Malang in April 2018. Participants were followed by 20 teachers from
several institutions in the Group 8 cluster Lowokwaru, Malang City. The training is conducted
using discussion, brainstorming, drill, and assignment methods. The result of dedication is an
increase in the knowledge and skills of teachers in dealing with early childhood children who
experience dyslexia. It can be concluded that community service in the form of training on how
to handle children who suffer from dyslexia for group 8 Kindergarten teachers in Lowokwaru
District, Malang City has been well and successful. It is recommended, for Kindergarten 8
Kindergarten teachers in Malang Lowokwaru District who have participated in the training can
apply it in learning, disseminating the knowledge and skills they have to other teachers around
their assignments.
Development of a Video on Three-Dimensional Origami Creation Techniques to Im...EvaniaYafie
The aim of this research and development is to create a video on the creation techniques of threedimensional origami that is proper and effective as learning media for the handicrafts course for students of
Teacher Education for Early Education at the State University of Malang. The utilized research method was
Research and Development (R&D). The stages of the research involved analysis of needs through instructional
analysis, scenario development, video script development, footage recording, editing, and validation. The
research results indicated that the developed video was declared valid and proper for usage as learning media
based on evaluations from a media expert, material experts, and candidate users. Therefore, the developed
media can be utilized to support the improvement of skills of candidate teachers for early education in the
development of three-dimensional origami media products.
More Related Content
Similar to Pengembangan Materi Kognitif Math (Mengelompokkan Membandingkan)
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan anak usia dini khususnya pada mata pelajaran matematika. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain konsep dasar matematika yang dapat diajarkan pada anak usia dini seperti mencocokkan, perbandingan, dan seriasi/urutan. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip belajar matematika untuk anak, seperti merencanakan pengalaman nyata dan memberikan ke
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013Agoeng Siswantara
Telaah kisi-kisi materi Ujian Kompetensi 2013 mata pelajaran Matematika SMP membahas empat indikator penting yaitu mengidentifikasi potensi peserta didik, kemampuan awal yang dibutuhkan siswa, teori belajar Vigotsky dan identifikasi kegiatan pembelajaran sesuai teori Bruner dan Ausuble. Dokumen ini memberikan panduan untuk mengembangkan pembelajaran matematika yang efektif berdasarkan karakteristik peserta didik dan teori-
Dokumen tersebut membahas pendekatan pembelajaran anak usia dini yang meliputi kognitif, behavioristik, humanistik, dan konstruktivisme. Juga membahas teori perkembangan dan pembelajaran anak seperti teori maturasi, psikodinamis, behaviorisme, kognitif, dan sosiokultural. Selanjutnya membahas model kurikulum dan sentra pembelajaran anak usia dini seperti High Scope, Bank Street, Montessori, serta pengembangan sent
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Gaya pembelajaran kritis dan kreatif merujuk kepada cara seseorang pelajar memproses maklumat dengan menghasilkan atau memikirkan sesuatu yang baru, berbeza dan unik melalui proses pemikiran kreatif dan kritis. Dokumen ini menjelaskan definisi gaya pembelajaran kritis dan kreatif serta refleksi ciri-ciri kritis dan kreatif dalam gaya pembelajaran seseor
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan sains untuk anak usia dini, yang meliputi pengertian sains dan pendidikan sains, landasan teori psikologi pendidikan sains untuk anak usia dini, ruang lingkup dan dimensi pendidikan sains, serta prinsip dan karakteristik pendidikan sains untuk anak usia dini.
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Zufa Fauzia
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan pembelajaran di PAUD seperti High Scope, BCCT, Reggio Emilia, Montessori, Bank Street, dan pendekatan berbasis proyek. Dokumen juga membedakan antara pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran serta menjelaskan beberapa strategi umum yang dapat digunakan guru TK.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini melalui permainan balok, di mana permainan balok dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak melalui pengenalan konsep bentuk, warna, dan ukuran. Dokumen juga menjelaskan tahapan perkembangan kognitif anak menurut Piaget serta manfaat penggunaan balok dalam
Satuan Pendidikan : MI Al-Irsyad Al-Islamiyah
Kelas / Semester : IV /1
Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup (Tema 3)
Sub Tema : Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 3
Alokasi waktu : (5x35 menit)/ 1 hari
Similar to Pengembangan Materi Kognitif Math (Mengelompokkan Membandingkan) (20)
PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TKEvaniaYafie
Based on the results of field visits and interviews with some kindergarten teachers in
the VIII cluster in Lowokwaru District, Malang, the following conditions and findings were
obtained. Most kindergarten teachers have never received information and training on handling
early childhood who experience language development barriers (dyslexia). The objectives of
this training are: (1) teachers can get to know in advance about the condition of their students
who are suspected of experiencing developmental barriers (2) teachers will gain theoretical and
practical scientific insights about handling early childhood who are suspected of experiencing
speech development barriers (3 ) teachers can make early detection of the condition of their
students who experience language development obstacles. This training took place at TK Lab
State University of Malang in April 2018. Participants were followed by 20 teachers from
several institutions in the Group 8 cluster Lowokwaru, Malang City. The training is conducted
using discussion, brainstorming, drill, and assignment methods. The result of dedication is an
increase in the knowledge and skills of teachers in dealing with early childhood children who
experience dyslexia. It can be concluded that community service in the form of training on how
to handle children who suffer from dyslexia for group 8 Kindergarten teachers in Lowokwaru
District, Malang City has been well and successful. It is recommended, for Kindergarten 8
Kindergarten teachers in Malang Lowokwaru District who have participated in the training can
apply it in learning, disseminating the knowledge and skills they have to other teachers around
their assignments.
Development of a Video on Three-Dimensional Origami Creation Techniques to Im...EvaniaYafie
The aim of this research and development is to create a video on the creation techniques of threedimensional origami that is proper and effective as learning media for the handicrafts course for students of
Teacher Education for Early Education at the State University of Malang. The utilized research method was
Research and Development (R&D). The stages of the research involved analysis of needs through instructional
analysis, scenario development, video script development, footage recording, editing, and validation. The
research results indicated that the developed video was declared valid and proper for usage as learning media
based on evaluations from a media expert, material experts, and candidate users. Therefore, the developed
media can be utilized to support the improvement of skills of candidate teachers for early education in the
development of three-dimensional origami media products.
WORKSHOP PEMBUATAN MEDIA EDUCATION BERBASIS PPT ANAK USIA DINIEvaniaYafie
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini, yaitu: memberikan wawasan skill baru terkait pembuatan Media
Education for Early Childhood berbasis PPT untuk alumni PGPAUD dan guru TK se-Kota Malang. Metode
pengabdian yang digunakan berupa sosialisasi dan latihan kerja (workshop) pembuatan media edukatif berbasis
PPT. Hasil yang dicapai pada pelaksanaan pengabdian masyarakat workshop pembuatan media education
berbasis PPT AUD untuk guru Se-kota Malang adalah guru dan alumni dapat memahami berbagai macam media
IT salah PPT, mengetahui langkahp-langkah pembuatan media berbasis PPT, mengetahui jenis dan ciri media
yang sesuai untuk anak, mengetahui kompoen-komponen di PPT dan cara memfungsikannya atau
mengaplikasikannya, serta menghasilkan produk media.
Comparison of Early Childhood Education Curriculum Policies between Russia an...EvaniaYafie
education for people. This is done to achieve the expected
goals of a country. Furthermore, the aims of the education
process are to develop and build quality people that resemble
their nation. One of the determinants of the quality of learning
is the curriculum applied. The study used in this paper is a
study of literature. The authors make a deep analysis of the
curriculum by identifying the curriculum sources directly from
Russia and Indonesia. The analysis technique used in this
paper is descriptive qualitative. The result of this study
indicated that the difference between the education curriculum
for children in Russia and Indonesia is certainly obvious
according to some adjustments which are based on the needs
and characteristics of each country.
Comparison of Early Childhood Education Curriculum Policies between Russia an...EvaniaYafie
Abstract— A country has policies in determining the right
of education for people. This is done to achieve the expected
goals of a country. Furthermore, the aims of the education
process are to develop and build quality people that resemble
their nation. One of the determinants of the quality of learning
is the curriculum applied. The study used in this paper is a
study of literature. The authors make a deep analysis of the
curriculum by identifying the curriculum sources directly from
Russia and Indonesia. The analysis technique used in this
paper is descriptive qualitative. The result of this study
indicated that the difference between the education curriculum
for children in Russia and Indonesia is certainly obvious
according to some adjustments which are based on the needs
and characteristics of each country.
Development Game Edutainment Combined with Multimedia Learning to Improve Cog...EvaniaYafie
There is a growing body of evidence supporting the many connections between cognitive competence and game
edutainment. This article defines the cluster of concepts related to pretend game and cognition and briefly synthesizes the
latest research on the role of such play in children's cognitive and naturalistic intelligence. Edutainment games are a game
that includes rules, student guides in practice, awards as a form of appreciation. The combination of interactive multimedia
with edutainment games to reduce the weaknesses of each method and media. Multimedia learning can be used to explain
games in edutainment games so childreneasy to understanding the command, as well as can be used as media to increase
motivation and enthusiasm of children. Game edutainment game utilizes classroom and outdoor especially in the park so it
is expected to increase naturalistic intelligence. The purpose of this research is for the development of Edutainment Game
Combined with Multimedia Learning which has the level of validity, 2) to overcome the effects of Edutainment Game
Combined with Multimedia to Increase Cognitive and Naturalistic Intelligence At 5-6 Year Kindergarten. The research
method is research and development (R&D. The development model adopts the Borg and bile model. This research takes
place in TKNBI Tlogowaru Malang. Data analysis used is descriptive model for model validity test and t test to analyze
model affectivity. The results showed media and method with the level of expert media expertise of 89%, material experts
by 91%. The effectiveness test also shows a model of Combined Edutainment With Effective Multimedia Learning In To Improve Cognitive And Naturalistic Intelligence In 5-6 Year TK
The Influence of Motoric Ability Development on Child Aggressive Behavior is ...EvaniaYafie
This study aims to analyze and improve the relationship of motor development of children on aggressive behavior,
either directly or indirectly through the social class of parents as intervening variables. The research method used is
descriptive quantitative with explanatory method. The sample in this study was taken by random sampling technique with
100 children from kindergarten in Malang. Data completion technique using questionnaires, while the data analysis
techniques used are descriptive and inferential statistics with path analysis. The results showed that there was a positive and
significant influence of children’s gross motor development against aggression. There is no indirect influence of gross motor
development of children against aggression through social class of parents as intervening variable.
KOGNITIF SAINS (PART 1) (SAINS MERUPAKAN ISI PRODUK, SAINS SEBAGAI PROSES, SA...EvaniaYafie
Bagaimana Anda mendefinisikan atau menggambarkan sains? Apa sains?
Apa yang akan Anda ajarkan jika Anda bertanggung jawab untuk pelajaran sains
besok? Apa yang akan dilakukan siswa Anda selama pelajaran sains? Pertanyaanpertanyaan ini dirancang untuk membantu Anda mulai memikirkan tentang sifat
sains. Dulu, sains telah didekati sebagai kumpulan pengetahuan, atau fakta, untuk
diingat dan diulang di kemudian hari.
Menurut Tadkiron Musfiroh(2008: 13), kemampuan kognisi dalam hal ini
diartikan sebagai pengetahuan yang luas daya nalar, kreativitas (daya cipta) serta
daya ingat. Kognisi merupakan konsep yang luas dan inklusif yang berhubungan
dengan kegiatan mental dalam memperoleh, mengolah, mengorganisasi dan
menggunakan pengetahuan. Proses utama kognisi meliputi mendeteksi,
mengevaluasi gagasan, menyaring prinsip, membayangkan kemungkinan,
mengatur strategi, berfantasi, bermimpi dan menarik kesimpulan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, pengembangan kognitif pada usia 4-
<6 tahun mencakup tiga hal pokok, yaitu pengembangan kognitif yang berkaitan
dengan pengetahuan umum dan sains, pengembangan kognitif yang berkaitan
dengan konsep bentuk, warna, ukuran dan pola serta pengembangan kognitif yang
berkaitan dengan konsep lambang bilangan dan huruf.
PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN RITATOON TENTANG BINATANG PELIHARAAN SEBAGAI MEDI...EvaniaYafie
Proses belajar mengajar anak usia dini yang mengacu pada proses dasar “Belajar sambil Bermain dan Bermain sambil Belajar”, sehingga diperlukan pembelajaran yang atraktif dan memberikan kesempatan pada anak untuk aktif, kreatif, dan menyenangkan. Tujuan dari penelitian
pengembangan ini adalah untuk menghasilkan alat permainan ritatoon yang
dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan melalui prosedur Borg and Gall yang dipilih dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan melalui 7 langkah yang dilaksanakan di TK LAB UM kota Malang di kelas A1 dan A2. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa produk alat permainan ritatoon tentang binatang peliharaan sebagai media stimulasi kemampuan kognitif anak usia dini. Berdasarkan data hasil uji coba, disimpulkan bahwa alat
permainan ritatoon dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan
kognitif anak kelompok A di TK LAB UM Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
PENINGKATAN KECAKAPAN PENGURUTAN (SERIASI) UKURAN MELALUI PERMAINAN SMILE CIR...EvaniaYafie
Tulisan ini membahas penelitian tentang peningkatan kecakapan pengurutan ukuran pada anak usia 4-5 tahun melalui permainan smile circuit. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa 10 dari 18 anak belum dapat mengurutkan ukuran dengan benar. Permainan smile circuit diterapkan untuk meningkatkan minat belajar anak, yang terdiri dari berbagai aktivitas seperti berjalan jinjit, mengurutkan benda, dan berlari
The Effect of Teacher Competency Training on High Order Thinking-Based LearningEvaniaYafie
Pembelajaran berbasis High Order Thinking (HOT) di lembaga PAUD mampu
meningkatkan keenam aspek perkembangan pada anak usia dini.
Berdasarkan observasi awal, fenomena yang terjadi di lingkungan pendidikan
anak usia dini (PAUD) banyak ditemukan bahwa rendahnya kemampuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran berbasis HOT pada anak usia dini. Hal ini
disebabkan kurangnya pengetahuan guru dan minimnya pelatihan dalam
meningkatkan kompetensi guru. Maka dari itu peneliti melakukan perlakuan
dengan memberikan pelatihan peningkatan kompetensi guru dalam
pembelajaran HOT. Sasaran dari kegiatan ini yaitu guru TK dan SD awal di
Kota Selong Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berjumlah 50 orang. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh pelatihan
pengembangan kompetensi guru terhadap peningkatan pembelajaran
berbasis high order thinking di Kota Selong Lombok Timur. Hasil
menunjukkan bahwa nilai t-hitung (8,257) > t-tabel (7,745), artinya pelatihan
peningkatan kompetensi guru berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
HOTS baik pengetahuan maupun implementasi guru TK Se Kota Selong.
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniEvaniaYafie
Maraknya kasus kekerasan seksual pada (pelecehan anak) anak
yang dilakukan oleh orang-orang terdekat termasuk keluarga. Salah satu
penyebabnya karena anak tidak memiliki bekal pengetahuan yang bisa
membuat anak-anak mengantisipasi kemungkinan perlakuan buruk dari
masalah seks. Untuk alasan ini, sangat diperlukan pendidikan seks yang tepat
untuk anak-anak mereka untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang
terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Fungsi dan peran
pendidikan seks untuk anak-anak dalam keluarga, 2. masalah pengembangan
anak terhadap pendidikan seks dan 3. Peran orang tua dalam panduan
pendidikan seks.
Penelitian ini berangkat dari gagasan bahwa anak-anak adalah orang
yang masih dalam pengembangan dan belum dewasa, yang meliputi bayi, TK,
usia SD dan remaja kemudian setelah individu yang tidak lagi disebut sebagai
anak tapi seorang individu yang memiliki dewasa, di sini pendidikan seks perlu
ditanamkan oleh orang tua, tetapi harus didasarkan pada nilai-nilai agama dan
moral serta membahas masalah secara komprehensif. Tapi ironisnya, banyak
orang tua yang acuh tak acuh dan membahas tabu atau memberikan
bimbingan pada perubahan pendidikan seks yang terjadi pada anak-anak
mereka.
Hal ini akan menunjukkan pentingnya memahami pendidikan seks
pada anak usia dini. Pendidikan seks memiliki kurang masalah perhatian orang
tua hari ini sehingga mereka menyerahkan semua pendidikan, termasuk
pendidikan seks di sekolah. Meskipun bertanggung jawab untuk mengajar
pendidikan seks pada anak usia dini adalah orang tua, sedangkan sekolah
hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi kepada anak. Hal ini
menunjukkan bahwa peran orang tua, terutama ibu-ibu yang sangat strategis
dalam memperkenalkan pendidikan seks dini untuk anak-anak mereka.
The Role and Strategy to Stimulate Language Development in Early Childhood Du...EvaniaYafie
The document discusses strategies for stimulating language development in early childhood during the COVID-19 pandemic. It describes strategies for children ages 1-2 years, such as motherese, recasting, echoing, expanding, and labeling. For children ages 3-6 years, it recommends increasing interaction and communication, reading aloud, involving children in storytelling, and providing literacy activities. The strategies aim to develop language skills through play-based learning that is appropriate for children's ages and can be done at home during pandemic restrictions.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Pengembangan Materi Kognitif Math (Mengelompokkan Membandingkan)
1. MATERI 5
PENGEMBANGAN KOGNITIF MATH (PART 2)
(MENGELOMPOKKAN DAN MEMBANDINGKAN)
Evania Yafie, S.Pd., M.Pd
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2018
2. A. PENDAHULUAN
Anak usia dini merupakan anak pada tahapan usia 0-6 tahun, pada
masa ini dapat disebut juga masa keemasan (golden age), pada masa
keemasan ini diperlukan perhatian khusus, karena stimulus dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak dan kemampuan akademiknya pada
masa yang akan datang. Pada tahapan ini, anak berada pada fase yang sangat
fundamental, dan pembelajaran yang diterima anak pada fase ini akan
tersimpan untuk jangka waktu yang lama, serta akan berpengaruh pada
kehidupan yang mendatang. Begitu juga pembelajaran matematika.
Kegiatan pembelajaran matematika terpadu untuk anak usia dini
memiliki peranan penting dalam mengembangkan seluruh potensi anak.
Setiap anak memiliki potensi untuk masing-masing apek perkembangan.
Salah satunya potensi matematika, oleh karena itu penting untuk
mengembangkan potensi matematika anak sejak usia dini agar berkembang
secara optimal. Pembelajaran matematika dasar mampu meningkatkan
kemampuan anak dalam memecahkan masalah, memisahkan, mengenal
konsep angka, serta kemampuan mengukur atau memperkirakan.
Pembelajaran matematika ini juga sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan
anak melanjutkan pendidikan dasar. Berdasarkan hal tersebut dalam modul
ini akan dijelaskan mengenai kognitif math mengelompokkan dan
membandingkan untuk anak usia dini.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian kognitif math mengelompokkan.
2. Mahasiswa dapat memahami pengertian kognitif math membandingkan.
3. Mahasiswa dapat memahami implementasi kognitif math
mengelompokkan dan membandingkan untuk anak usia dini.
C. PEMBAHASAN MATERI
1. Mengelompokkan
Di dalam matematika dan sains memahami tentang
mengelompokkan adalah hal yang pokok. Bentuk dari penetapan ditujukan
pada sesuatu yang di letakkan bersama dalam grup dasar dalam kriteria
3. umum (seperti warna, bentuk, ukuran, kegunaan). Anak anak butuh
mempelajari tentang mengelompokkan jadi anak sedikit praktek (memisah
dan menggabungkan). Kegiatan ini disebut dengan kegiatan classification.
Anak anak bertugas memisah dan menggabungkan berdasar kanapa yang
merekalihat, mungkin karena sama warna, atau sama bentuk, ukuran sama.
(Karen Lind K &Charlesworth Rosalind. 1995)
Shaw dan Blake dalam Beaty (2014:74), menyatakan bahwa
pemilahan dan pengelompokan merupakan dua jenis kegiatan penting
yang mendorong pelogikan deduktif. Kegiatan ini merangsang bahasa
logika dan membangun dasar bagi pemikiran lebih matang.
Pengelompokkan salah satu proses dasar yang anak-anak gunakan untuk
mengembangkan kemampuan berlogika, merupakan metode menempatkan
objek yang serupa di kelas atau kategori yang sama. Brdasarkan
pemahaman di atas dapat disimpulakan bahwa mengkelompokkan adalah
kegaiatan menjadikan satu suatu hal yang diletakkan secara terpisah ke
dalam kelompok besar yang memiliki kesamaan berdasarkan ciri-cirinya.
Anak anak belajar mengelompokkan berdasarkan
a. Warna: benda bisa di kelompokkan karena memiliki warna yang
sama.
b. Bentuk: benda sekeliling mungkin punya bentuk kotak, segitiga, dan
lain sebagainya.
c. Ukuran: beberapa benda besar, dan beberapa kecil, beberapa tebal,
beberapa tipis, pendek, tinggi.
d. Bahan: benda yang terbuat dari bahan yang berbeda, seperti kayu,
plastik, kaca, kertas, kain, dan besi.
e. Pola: benda memiliki perbedaan pola yang terlihat, belang, titik –
titik, bunga, atau polos tanpa pola.
f. Tekstur: benda memiliki rasa yang berbeda dari setiap benda seperti
lembut, tidak rata, halus, kasar, basah, kering.
g. Fungsi: seperti digunakan untuk makan, menulis, bermain.
h. Saling berhubungan: beberapa benda dikerjakan bersama ( lilin dan
korek api, susu dan gelas, sepatu dan kaki.) atau dari tempat yang
4. sama ( dibawa dari toko atau dilihat di kebun binatang ) atau
ditujukan untuk orang khusus ( selang, truk untuk pemadam
kebakaran)
i. Nama kelas: terdapat nama untuk beberapa orang ( kumpulan orang,
hewan, makanan, kendaraan, senjata, baju, rumah)
j. Fitur umum: semua punya gagang jendela atau pintu atau putaran
roda untuk contoh.
k. Nomor: semua kelompok dari jumlah banyak ( 6 unit) sepasang, 3
kelompok, 4,5dan seterusnya.
2. Membandingkan
Saat membandingkan, anak menemukan hubungan antara dua hal
atau kumpulan hal berdasarkan karakteristik atau atribut tertentu. Salah
satu jenis atribut adalah pengukuran seperti ukuran, panjang, tinggi, berat,
atau kecepatan. Jenis atribut kedua adalah perbandingan kuantitas. (Karen
Lind K &Charlesworth Rosalind. 1995) .Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Membandingkan adalah cara untuk mengetahui persamaan atau
selisihnya.
a. Perbandingan dasar
Untuk memahami konsep perbandingan, anak dapat memahami
melalui perbandingan dasar sebagai berikut:
1) Pengukuran informasi
Luas Sempit
Besar Kecil
Panjang Pendek
Banyak Sedikit
Gemuk Kurus
Berat Ringan
Cepat Lambat
Panas Dingin
Tebal Tipis
Dekat Jauh
5. b) Nomor
Dalam kegiatan membandingkan nomor, anak akan lebih memahami
konsep lebih banyak atau kurang/lebih sedikit dari.
3. Contoh kegiatan mengkelompokkan dan membandingkan
a. Contoh kegiatan mengkelompokkan
Nama Kegiatan : Mengkelompokkan warna
Objek : memilah dan menggabungkan berdasarkan warna
Bahan : beberapa perbedaan objek sama warna 4 objek
setiap perbedaan warna: contoh: mainan mobil
merah, sebuah kotak merah, manik- manik merah,
pita merah, dll. Dan satu mobil kuning, satu pita
kuning, satu bola biru, selembar kertas warna
oranye.
Kegiatan : 1. mengambil satu objek warna merah
“ menemukan benda dengan warna yang sama
seperti ini”. Setelah semua benda warna merah
ditemukan: jika tidak ada yang benar menjawab
: “semua yang kamu ambil adalah benda warna
merah.” Bertanya: “warna apa yang kamu
ambil?”
2. kumpulkan kembali semua benda: “menemukan
benda selain warna merah”
Langkah Seanjutnya: ulang kegiatan ini dengan perbedaan warna dan
bahan. Sejak waktu utama mengeluarkan sebuah
wadah dari bahan yang berwarna berkilau.
Catatan jika anak meletakkan kedalam golongan
yang berwarna. Jika mereka bertanya” mengapa
kamu mengumpulkannya?” menerima banyak
alasan dari apa yang mereka berikan tapi catatan
apakah mereka memberikan jawaban sebuah
warna.
6. b. Contoh kegiatan membandingkan
Nama Kegiatan : Hewan
Objek : Untukmemahamicirri-cri hewan
Bahan : Gambarhewan
Langkah kegiatan : 1. Tunjukkan kepada anak-anak gambar
hewan yang sudah disiapkan.
2. Berikan anak-anak gambar yang
disiapkan tersebut dan berilah mereka
keterangan
3. Tunjukkan anak-anak apa saja hewan
yang ada di gambar, dan ajaklah mereka
membandingkan dari apa yang dimakan,
bagaimana tubuhnya, dan cara
berkembangbiak
4. Biarkan anak membandingkanhewan-
hewan tersebut dan memberikan saran pada
mereka jika salah.
D. RANGKUMAN
Mengkelompokkan adalah kegaiatan menjadikan satu suatu hal yang
diletakkan secara terpisah ke dalam kelompok besar yang memiliki
kesamaan berdasarkan ciri-cirinya atau kriteria.
Membandingkan adalah cara untuk mengetahui persamaan atau
selisihnya.
E. DAFTAR PUSTAKA
Karen Lind K &Charlesworth Rosalind. 1995.Math and Science For
Young Children. USA:Delmar Publishers.
Janice,Beaty. 2014. ObservasiPerkembangan Anak Usia Dini.Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
F. SOAL
1. Jelaskan pengertian kognitif math mengkelompokkan?
2. Jelaskan pengertian kognitif math membandingkan?
3. Jelaskan perbandingan dasar yang dapat dipahami anak usia dini?
7. 4. Jelaskan kriteria atau ciri-ciri yang dapat digunakan untuk belajar
mengelompokkan anak usia dini?
5. Bagaimana implementasi dari kognitif math mengelompokkan dan
membandingkan pada anak usia dini?