Teori perkembangan kognitif Jean Piaget menyatakan bahwa anak berkembang melalui empat tahap perkembangan intelektual yang mencerminkan peningkatan kemampuan berpikir. Tahap-tahap tersebut meliputi sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional. Menurut teori ini, pembelajaran yang tepat harus sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak. Walaupun ada kritik, teori Pi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang tahap perkembangan anak usia dini, meliputi fase-fase, periodesasi, dan periode sensitive perkembangan AUD.
2. Fase-fase perkembangan AUD meliputi karakteristik umum, perkembangan kognitif, dan upaya menfasilitasi perkembangan.
3. Periodesasi perkembangan AUD dibahas dari sisi biologis, didaktis, dan pend
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang tahap perkembangan anak usia dini, meliputi fase-fase, periodesasi, dan periode sensitive perkembangan AUD.
2. Fase-fase perkembangan AUD meliputi karakteristik umum, perkembangan kognitif, dan upaya menfasilitasi perkembangan.
3. Periodesasi perkembangan AUD dibahas dari sisi biologis, didaktis, dan pend
1. Teori perkembangan kognitif Piaget membahas tahap-tahap perkembangan kognitif anak, yaitu sensorimotor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal.
2. Pada setiap tahap terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk membangun skema pemikiran.
3. Penerapan teori Piaget dalam pendidikan meliputi pendekatan konstruktivis dan fasilitasi belajar mandiri melalui pengalaman.
Teori Belajar Kognitif menurut Piaget menekankan bahwa anak membangun pengetahuan secara aktif melalui interaksi dengan lingkungan, dan mengalami serangkaian tahap perkembangan kognitif dari bayi hingga dewasa. Teori ini memberikan implikasi bahwa pembelajaran akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa dan memberikan kesempatan untuk belajar secara aktif dan berinteraksi
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang permasalahan implementasi teori perkembangan kognitif Jean Piaget dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Teridentifikasi masalah kurangnya pemahaman guru akan perkembangan kognitif siswa sehingga potensi dan daya kritis siswa belum dioptimalkan. Peneliti bermaksud mengimplementasikan teori Piaget untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan mengembangkan potensi
Terima kasih atas informasinya Bu Damarista. Dari pembicaraan kita, saya memahami beberapa poin penting:
1. Bu Damarista mengajar IPA di kelas 8 dan 9 SMPN 2 Lubuk Pakam menggunakan strategi Problem Based Learning (PBL) dimana siswa diajak memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
2. Dalam mengenalkan permasalahan ilmiah, siswa diajak mengamati dan mengingat fenomena lingkungan lalu didiskusikan
Piaget melihat perkembangan kognitif manusia melalui tahap-tahap yang berangsur kompleks, dimulai dari tahap sensori-motorik pada bayi hingga tahap operasi formal pada remaja. Kanak-kanak memainkan peranan aktif dalam membentuk pengetahuan mereka tentang realitas melalui interaksi dengan lingkungan.
Teori perkembangan kognitif Piaget dan Vygotsky menjelaskan bahwa perkembangan kecerdasan anak terjadi melalui proses dan tahapan tertentu, dan dipengaruhi lingkungan sekitar. Teori Piaget membagi tahapan perkembangan menjadi sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional. Sedangkan menurut Vygotsky, interaksi sosial dan bahasa berperan dalam Zona Perkembangan Proksimal dan scaffolding anak.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini melalui permainan balok, di mana permainan balok dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak melalui pengenalan konsep bentuk, warna, dan ukuran. Dokumen juga menjelaskan tahapan perkembangan kognitif anak menurut Piaget serta manfaat penggunaan balok dalam
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013Agoeng Siswantara
Telaah kisi-kisi materi Ujian Kompetensi 2013 mata pelajaran Matematika SMP membahas empat indikator penting yaitu mengidentifikasi potensi peserta didik, kemampuan awal yang dibutuhkan siswa, teori belajar Vigotsky dan identifikasi kegiatan pembelajaran sesuai teori Bruner dan Ausuble. Dokumen ini memberikan panduan untuk mengembangkan pembelajaran matematika yang efektif berdasarkan karakteristik peserta didik dan teori-
Model pembelajaran ini berfokus pada meningkatkan kapasitas berpikir siswa dengan menghadapkan mereka pada situasi bermasalah dan menganalisis alasan mereka. Guru menilai tingkat perkembangan kognitif siswa secara individu untuk menentukan tugas yang sesuai dan membantu siswa maju ke tingkat berpikir lebih tinggi.
1. Dokumen tersebut merupakan kisi-kisi uji kompetensi mata pelajaran matematika SMP yang mencakup empat indikator kompetensi pedagogik.
2. Dokumen tersebut menjelaskan teori-teori belajar seperti Piaget, Vygotsky, Bruner, dan Ausubel beserta penerapannya dalam pembelajaran.
3. Terdapat penjelasan mengenai tahapan perkembangan kognitif anak, prinsip-prinsip pem
Makalah ini membahas tentang perkembangan kognitif peserta didik meliputi pengertian, proses, karakteristik, dan masalah perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak awal, kanak-kanak akhir, dan remaja. Perkembangan kognitif merupakan proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya secara bertahap sesuai teori Piaget.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. Teori perkembangan kognitif Piaget membahas tahap-tahap perkembangan kognitif anak, yaitu sensorimotor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal.
2. Pada setiap tahap terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk membangun skema pemikiran.
3. Penerapan teori Piaget dalam pendidikan meliputi pendekatan konstruktivis dan fasilitasi belajar mandiri melalui pengalaman.
Teori Belajar Kognitif menurut Piaget menekankan bahwa anak membangun pengetahuan secara aktif melalui interaksi dengan lingkungan, dan mengalami serangkaian tahap perkembangan kognitif dari bayi hingga dewasa. Teori ini memberikan implikasi bahwa pembelajaran akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa dan memberikan kesempatan untuk belajar secara aktif dan berinteraksi
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang permasalahan implementasi teori perkembangan kognitif Jean Piaget dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Teridentifikasi masalah kurangnya pemahaman guru akan perkembangan kognitif siswa sehingga potensi dan daya kritis siswa belum dioptimalkan. Peneliti bermaksud mengimplementasikan teori Piaget untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan mengembangkan potensi
Terima kasih atas informasinya Bu Damarista. Dari pembicaraan kita, saya memahami beberapa poin penting:
1. Bu Damarista mengajar IPA di kelas 8 dan 9 SMPN 2 Lubuk Pakam menggunakan strategi Problem Based Learning (PBL) dimana siswa diajak memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
2. Dalam mengenalkan permasalahan ilmiah, siswa diajak mengamati dan mengingat fenomena lingkungan lalu didiskusikan
Piaget melihat perkembangan kognitif manusia melalui tahap-tahap yang berangsur kompleks, dimulai dari tahap sensori-motorik pada bayi hingga tahap operasi formal pada remaja. Kanak-kanak memainkan peranan aktif dalam membentuk pengetahuan mereka tentang realitas melalui interaksi dengan lingkungan.
Teori perkembangan kognitif Piaget dan Vygotsky menjelaskan bahwa perkembangan kecerdasan anak terjadi melalui proses dan tahapan tertentu, dan dipengaruhi lingkungan sekitar. Teori Piaget membagi tahapan perkembangan menjadi sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional. Sedangkan menurut Vygotsky, interaksi sosial dan bahasa berperan dalam Zona Perkembangan Proksimal dan scaffolding anak.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini melalui permainan balok, di mana permainan balok dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak melalui pengenalan konsep bentuk, warna, dan ukuran. Dokumen juga menjelaskan tahapan perkembangan kognitif anak menurut Piaget serta manfaat penggunaan balok dalam
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013Agoeng Siswantara
Telaah kisi-kisi materi Ujian Kompetensi 2013 mata pelajaran Matematika SMP membahas empat indikator penting yaitu mengidentifikasi potensi peserta didik, kemampuan awal yang dibutuhkan siswa, teori belajar Vigotsky dan identifikasi kegiatan pembelajaran sesuai teori Bruner dan Ausuble. Dokumen ini memberikan panduan untuk mengembangkan pembelajaran matematika yang efektif berdasarkan karakteristik peserta didik dan teori-
Model pembelajaran ini berfokus pada meningkatkan kapasitas berpikir siswa dengan menghadapkan mereka pada situasi bermasalah dan menganalisis alasan mereka. Guru menilai tingkat perkembangan kognitif siswa secara individu untuk menentukan tugas yang sesuai dan membantu siswa maju ke tingkat berpikir lebih tinggi.
1. Dokumen tersebut merupakan kisi-kisi uji kompetensi mata pelajaran matematika SMP yang mencakup empat indikator kompetensi pedagogik.
2. Dokumen tersebut menjelaskan teori-teori belajar seperti Piaget, Vygotsky, Bruner, dan Ausubel beserta penerapannya dalam pembelajaran.
3. Terdapat penjelasan mengenai tahapan perkembangan kognitif anak, prinsip-prinsip pem
Makalah ini membahas tentang perkembangan kognitif peserta didik meliputi pengertian, proses, karakteristik, dan masalah perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak awal, kanak-kanak akhir, dan remaja. Perkembangan kognitif merupakan proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya secara bertahap sesuai teori Piaget.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
2. a Swiss psychologist, is best known for his
pioneering work on the development of
intelligence in children
Jean PIAGET
(1896 – 1980)
3. 3
“Cognition refers to all the
mental activities associated with
thinking, knowing, and
remembering”
Mayer (1996)
development cognitive
the process in which
someone or
something grows or change
s and becomes more
advanced
cognition
the use of conscious
mental processes
https://dictionary.cambridge.org
4. 4
Teori Piaget
Perkembangan Kognitif Proses Kognitif
Praoperasional
Operasional Konkret
Operasional Formal
Ekuilibrium
Akomodasi
Asimilasi
Skema
Sensorimotor
5. Jean PIAGET
(1896 – 1980)
Piaget identified the child’s four stages of mental growth :
Sensorimotor Stage
(begins at birth and lasts until 18 months-2 years of age)
Preoperational Stage
( 2 – 7 years)
Concrete Operational Stage
( 7 – 11 years)
Formal Operational Stage
( 12 years and over)
how people can grow, adapt, and change
throughout their life journey through physical,
personality, socio-emotional, cognitive
(thinking), and language development according
to stages
6. Piaget’s Cognitive Development Stages :
Sensorimotor
(begins at birth and lasts until 18
months-2 years of age)
• the use of motor activity
without the use of symbols
• Knowledge is limited
• Cannot predict reaction
• more mobile, infants' ability
to develop cognitively
increases
Preoperational
( 2 – 7 years)
• children begin to
use language
• Not learn about
complex concepts
• egocentric and
intuitive
Concrete
Operational
( 7 – 11 years)
• The use of logical
and systematic
manipulation
symbols related to
concrete objects
• Less egocentric
Formal Operational
( 12 years and over)
• The use of symbols related to
abstract concepts
• Thinking about multiple
variables in systematic ways
• Can Formulate Hypotheses
• Thinking about abstract
relationships and concepts
7. 7
Teori
Pemrosesan
Informasi
Piaget
Struktur mental seseorang di mana dia
beradaptasi secara intelektual dengan lingkungan.
Skema
Proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep, atau
pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang
ada dalam pikiran mereka.
Asimilasi
Pembuatan skema baru atau modifikasi skema
lama agar sesuai dengan stimulus baru atau
modifikasi skema yang ada agar sesuai dengan
stimulus yang diberikan.
Akomodasi
Proses menyeimbangkan asimilasi dan akomodasi
Ekuilibrium
8. 8
Schema
seorang anak yang sedang mengembangkan
skema untuk seekor anjing dengan
mengasimilasi informasi tentang anjing.
schema
9. 9
Assimilation
ketika orang tua menceritakan kepada anak
tentang anjing, anak membangun skema
tentang anjing. Kemudian, anak itu melihat
seekor anjing di taman; melalui proses
asimilasi anak memperluas pemahamannya
tentang apa itu anjing. Ketika anjing
menggonggong, anak mengalami
ketidakseimbangan karena skema anak tidak
termasuk menggonggong. Kemudian anak itu
menemukan anjing itu berbulu, dan anjing
tersebut kemudian menjilat tangan anak itu.
Sekali lagi, anak tersebut mengalami
ketidakseimbangan. Dengan menambahkan
informasi yang baru ditemukan ke skema
yang ada, anak secara aktif membangun
makna. Pada titik ini anak mencari penguatan
dari orang tua. Orang tua menegaskan dan
memperkuat informasi baru. Melalui asimilasi
informasi baru, anak kembali ke keadaan
ekuilibrium
10. 10
Accommodation
Proses akomodasi terjadi ketika anak melihat
kucing di taman. Skema baru harus dibentuk,
karena kucing memiliki banyak sifat anjing,
tetapi karena kucing mengeong dan kemudian
memanjat pohon, anak mulai aktif
membangun makna baru. Sekali lagi, orang
tua menegaskan bahwa ini adalah kucing
untuk mengatasi ketidakseimbangan anak.
Skema baru tentang kucing kemudian
terbentuk dan anak kembali ke keadaan
keseimbangan
12. Piaget’s Criticism
12
object permanence terjadi pada anak-anak dengan usia yang lebih
muda daripada yang diklaim oleh Piaget
Bower dan Wishart (1972)
anak-anak telah mencapai conservation pada usia yang lebih muda
daripada yang diklaim oleh Piaget
Rose dan Blank, Mc Garrigle dan Donaldson (1974)
Piaget meremehkan kemampuan anak karena tes yang digunakannya
sulit dimengerti oleh anak-anak
Martin Hughes (1975)
perkembangan kognitif anak adalah proses belajar yang berkelanjutan,
bukan berupa blok blok tahapan seperti yang dikemukakan Piaget.
Robert Siegler (1979)
40 – 60% mahasiswa gagal menjalani tes operasi formal
Keating (1979)
13. 13
Kondisi anak usia dini (4 -7 tahun) yang bersekolah di taman
kanak-kanak di kota Ambon, sebanyak 33% (2.409 PD)
mengikuti pelajaran privat, tidak hanya satu, tapi dua, tiga
les. Hasil penelitian bahwa sebanyak 11%nya (265 PD) adalah
pelaku hate crime. Hate crime adalah perasaan benci, tidak
suka, bahkan ekpresi kebencian itu dikeluarkan dengan kata-
kata atau bahasa oleh orang yang merasa dominasi.
Pada pembelajaran matematika pada anak SD usia 7 tahun,
anak sudah masuk kedalam fase operasional konkret dengan
kemampuan kognitif pada tahap pengetahuan dan
pemahaman yang masih terbatas. Pembelajaran pada tahap
ini sebaiknya masih menggunakan bantuan benda seperti
jari tangan, gambar yang detail dan menggunakan bantuan
benda seperti buah, batu, kertas dan sebagainya. Pada
tahap ini anak juga sudah mengenal warna dan symbol
sederhana seperti kambing, maupun bangun datar di
lingkungan sekitar. Anak juga dapat diajak keluar kelas
untuk mengaitkan materi dengan kondisi nyata dan
menghubungkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut dapat dilakukan agar anak juga tidak merasa
penat dikarenakan anak berusia 6-7 tahun akan lebih cepat
merasa lelah dalam berfikir dan juga belum dapat terlalu
lama berkonsentrasi
Cases
A B
Setiap anak memiliki keunikan yang berbeda-beda, begitu pula
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sama. Beberapa anak
mengalami dapat berjalan terlebih dulu daripada berbicara, dan
juga sebaliknya. Pada kasus tersebut jika anak dipaksakan otaknya
atau tahapannya, anak akan mengalami kekerasan kognisi yang
memungkinkan anak tersebut mengalami gangguan pada sisi moral
dan sosialnya.
14. Conclusion
14
Tingkatan perkembangan intelektual manusia mempengaruhi
kedewasaan, pengalaman fisik, pengalaman logika, transmisi sosial
dan pengaturan sendiri. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget
mengemukakan bahwa anak-anak berkembang melalui empat tahap
perkembangan intelektual yang berbeda yang mencerminkan
meningkatnya kecanggihan pemikiran anak.
Terlepas dari berbagai kritiknya, teori Piaget jelas sangat
relevan dalam proses perkembangan kognitif anak, karena dengan
menggunakan teori ini, manusia dapat mengetahui adanya tahap-
tahap perkembangan tertentu pada kemampuan berpikir anak di
levelnya. Dengan demikian bila dikaitkan dengan pembelajaran
kita bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi anak, misalnya
dalam memilih cara penyampaian materi bagi siswa sesuai dengan
tahap perkembangan kemampuan berpikir yang dimiliki oleh anak
15. References
15
[1] M. Zhou and D. Brown, Educational Learning Theories: 2nd Edition, 2nd ed. Washington: GALILEO, University System of Georgia, 2017. [Online]. Available:
https://oer.galileo.usg.edu/education-textbooks/1
[2] U. Khiyarusoleh, “KONSEP DASAR PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK MENURUT JEAN PIAGET,” J. Perad., vol. 5, no. 1, pp. 1–10, 2016,
[Online]. Available: https://journal.peradaban.ac.id/index.php/jdpgsd/article/view/17/16
[3] L. Marinda, “TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET DAN PROBLEMATIKANYA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR,” An-Nisa’ J. Kaji.
Peremp. dan Keislam., vol. 13, no. 1, pp. 116–152, 2020, [Online]. Available: https://media.neliti.com/media/publications/340203-teori-perkembangan-kognitif-jean-
piaget-00d2756c.pdf
[4] N. Nuryati and D. Darsinah, “Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar,” J. Papeda J. Publ.
Pendidik. Dasar, vol. 3, no. 2, pp. 153–162, 2021, doi: 10.36232/jurnalpendidikandasar.v3i2.1186.
[5] H. Basri, “Kemampuan Kognitif Dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Ilmu Sosial Bagi Siswa Sekolah Dasar,” J. Penelit. Pendidik., vol. 18, no. 1, pp. 1–9,
2018, doi: 10.17509/jpp.v18i1.11054.
[6] R. A. Juwantara, “Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget pada Tahap Anak Usia Operasional Konkret 7-12 Tahun dalam Pembelajaran Matematika,” Al-
Adzka J. Ilm. Pendidik. Guru Madrasah Ibtidaiyah, vol. 9, no. 1, p. 27, 2019, doi: 10.18592/aladzkapgmi.v9i1.3011.
[7] Khadijah, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini Teori dan Pengembangannya. Medan: Perdana Publishing, 2016. [Online]. Available:
https://core.ac.uk/download/pdf/53037014.pdf
[8] A. D. Lating, “KEKERASAN KOGNITIF DAN HATE CRIME PADA ANAK USIA DINI DI TK/PAUD KOTA AMBON Cognnitive Violence and Hate Crime in
Early Children in TK/PAUD Ambon City,” J. Pemikir. Islam dan Ilmu Sos. |, vol. 11, no. 02, pp. 33–49, 2018.
[9] Y. B. Kafai and M. Resnick, Constructionism in Practice: Designing, Thinking, and Learning in A Digital World, 1st editio. New York: Lawrence Erlbaum
Associates, 1996. doi: https://doi.org/10.4324/9780203053492.
[10] W. Huitt and J. Hummel, Piaget’s Theory of Cognitive Development. Valdosta: Valdosta State University, 2003.
[11] P. Suparno, “Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget,” vol. 6, no. 1, pp. 89–99, 2001.
[12] N. Anditiasari and N. R. Dewi, “Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget Pada Anak Usia 11 Tahun Di Brebes,” Mathline J. Mat. dan Pendidik. Mat., vol. 6,
no. 1, pp. 97–108, 2021, doi: 10.31943/mathline.v6i1.177.
[13] P. R. Dasen, “Culture and Cognitive Development,” J. Cross. Cult. Psychol., vol. 53, no. 7–8, p. 27, 2022, doi: 10.1177/00220221221092409.
[14] A. Efendi, Revolusi kecerdasan abad 21 kritik MI, EI, SQ, AQ dan successful intelligence atas IQ cet.1, 1st ed. Bandung: Alfabeta, 2005.