Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penanganan udang pasca panen oleh entrepreneur dan non-entrepreneur.
2. Entrepreneur melakukan berbagai penanganan seperti pemilahan, pengolahan, dan pembuatan produk baru untuk meningkatkan nilai tambah udang.
3. Sedangkan non-entrepreneur cenderung langsung memasarkan udang tanpa penanganan lebih lanjut.
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Modul ini membahas proses panen dan pasca panen pada budidaya udang vannamei. Udang siap dipanen setelah mencapai ukuran minimal 100 dan kualitas yang baik. Panen dapat dilakukan secara parsial atau total dengan mempertimbangkan faktor udang molting. Setelah panen, udang di sortir berdasarkan ukuran dan kualitas, ditimbang, dan dikemas dengan es untuk distribusi. Modul ini juga menjelaskan cara menghitung pendugaan
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pembenihan ikan, mulai dari pembenihan ikan air tawar seperti ikan nila hingga ikan laut seperti kerapu. Termasuk didalamnya adalah teknik pemijahan, pakan alami, penanganan larva, hingga pendederan benih ikan.
This document discusses feeding and nutrition for fish farming. It covers:
1) Why fish need to be fed and the types of feeds including formulated, agricultural byproducts, and pelleted feeds.
2) How to feed fish by hand, truck, or automatic timed methods and recommended feeding amounts of 2-5% of body weight per day.
3) Nutrition is an important factor for aquaculture and feed costs make up around 50% of expenses. Balanced nutrition, feed quality control, and biological evaluations are important for cost effectiveness.
4) Nutrition involves the interaction between nutrients and living organisms including feed composition, ingestion, digestion, ability to digest, energy release, growth, reproduction, and
Mengelola air tambak dimulai dari air pertama kali masuk pada kolam budidaya, yaitu treatment pond (tandon), kanal sub inlet, kanal distribusi dan culture pond (tambak budidaya). Oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas air yang digunakan untuk budidaya, baik secara fisik, kimia maupun microbiologi. Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan karena akan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk udang tumbuh dan berkembang. Parameter kualitas air suatu perairan tidaklah tetap sepanjang waktu, namun sangat dinamis dimana selalu terjadi perubahan akibat perubahan lingkungan, cuaca dan proses-proses biologis di dalamnya seperti proses fotosintesis, respirasi dan ekskresi hasil metabolism. Namun parameter kualitas air dapat dikendalikan agar selalu berada pada kisaran yang bisa ditoleransi oleh udang dan memberikan pertumbuhan yang baik. Kondisi yang nyaman (baik) akan meminimalkan proses perubahan pakan menjadi energi, sehingga pakan yang dimakan akan lebih banyak dikonversi menjadi daging. Dalam pengelolaan air perlu dilakukan pengukuran kualitas air kolam dan sumber secara berkala dan rutin karena akan menjadi dasar dalam melakukan pengelolaan air agar tetap berada pada kondisi optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit dan hama pada budidaya ikan. Penjelasan meliputi pengertian penyakit ikan, penyebabnya, jenis penyakit, gejala, dan cara pencegahannya. Jenis hama yang dijelaskan adalah predator, kompetitor, dan perusak beserta penyebab munculnya hama dan cara pengendaliannya secara kimiawi dan nonkimiawi.
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Modul ini membahas proses panen dan pasca panen pada budidaya udang vannamei. Udang siap dipanen setelah mencapai ukuran minimal 100 dan kualitas yang baik. Panen dapat dilakukan secara parsial atau total dengan mempertimbangkan faktor udang molting. Setelah panen, udang di sortir berdasarkan ukuran dan kualitas, ditimbang, dan dikemas dengan es untuk distribusi. Modul ini juga menjelaskan cara menghitung pendugaan
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pembenihan ikan, mulai dari pembenihan ikan air tawar seperti ikan nila hingga ikan laut seperti kerapu. Termasuk didalamnya adalah teknik pemijahan, pakan alami, penanganan larva, hingga pendederan benih ikan.
This document discusses feeding and nutrition for fish farming. It covers:
1) Why fish need to be fed and the types of feeds including formulated, agricultural byproducts, and pelleted feeds.
2) How to feed fish by hand, truck, or automatic timed methods and recommended feeding amounts of 2-5% of body weight per day.
3) Nutrition is an important factor for aquaculture and feed costs make up around 50% of expenses. Balanced nutrition, feed quality control, and biological evaluations are important for cost effectiveness.
4) Nutrition involves the interaction between nutrients and living organisms including feed composition, ingestion, digestion, ability to digest, energy release, growth, reproduction, and
Mengelola air tambak dimulai dari air pertama kali masuk pada kolam budidaya, yaitu treatment pond (tandon), kanal sub inlet, kanal distribusi dan culture pond (tambak budidaya). Oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas air yang digunakan untuk budidaya, baik secara fisik, kimia maupun microbiologi. Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan karena akan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk udang tumbuh dan berkembang. Parameter kualitas air suatu perairan tidaklah tetap sepanjang waktu, namun sangat dinamis dimana selalu terjadi perubahan akibat perubahan lingkungan, cuaca dan proses-proses biologis di dalamnya seperti proses fotosintesis, respirasi dan ekskresi hasil metabolism. Namun parameter kualitas air dapat dikendalikan agar selalu berada pada kisaran yang bisa ditoleransi oleh udang dan memberikan pertumbuhan yang baik. Kondisi yang nyaman (baik) akan meminimalkan proses perubahan pakan menjadi energi, sehingga pakan yang dimakan akan lebih banyak dikonversi menjadi daging. Dalam pengelolaan air perlu dilakukan pengukuran kualitas air kolam dan sumber secara berkala dan rutin karena akan menjadi dasar dalam melakukan pengelolaan air agar tetap berada pada kondisi optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit dan hama pada budidaya ikan. Penjelasan meliputi pengertian penyakit ikan, penyebabnya, jenis penyakit, gejala, dan cara pencegahannya. Jenis hama yang dijelaskan adalah predator, kompetitor, dan perusak beserta penyebab munculnya hama dan cara pengendaliannya secara kimiawi dan nonkimiawi.
Dokumen tersebut membahas tentang subsistem budidaya yang mencakup kegiatan pembenihan, pembesaran, dan peningkatan mutu biota akuatik untuk memperoleh keuntungan. Budidaya dapat dilakukan di darat maupun di laut dengan sumber air tawar, payau, atau asin bergantung pada lokasi dan sistem yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih spesies yang tepat untuk budidaya perairan. Beberapa pertimbangan tersebut adalah karakteristik biologi spesies seperti kemampuan berkembang biak, laju pertumbuhan, dan toleransi terhadap lingkungan, serta dampak spesies terhadap lingkungan budidaya. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa pemilihan spesies herbivora atau omnivora diang
Dokumen ini membahas tentang fekunditas ikan, yaitu jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan. Fekunditas dapat diukur secara individu, total, atau relatif terhadap berat atau panjang ikan. Fekunditas dipengaruhi oleh faktor seperti umur, keturunan, lingkungan, dan ketersediaan makanan. Ada beberapa metode untuk menghitung jumlah telur seperti secara langsung, volumetrik, dan gravimetrik.
Teks tersebut membahas tentang sejarah dan karakteristik udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang dibudidayakan di Indonesia. Udang vannamei pertama kali masuk Indonesia pada tahun 2001 dan sekarang menjadi jenis udang yang banyak dibudidayakan karena tahan penyakit dan tumbuh cepat. Teks tersebut juga menjelaskan ciri-ciri fisik, sistem pencernaan, siklus hidup, dan tata kelola induk udang vanname
Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya perikanan. Terdiri dari parameter fisika (suhu, kecerahan), kimia (pH, DO, nitrat, fosfat), dan biologi (plankton). Parameter ideal untuk kehidupan ikan adalah rendahnya amonia, nitrit, cemaran organik, serta stabilnya pH, salinitas, dan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan standar prosedur operasional (SOP) untuk budidaya udang vannamei yang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan panen.
P. 11 - Analisis Manajemen Pakan Ikan FCR, FR, SGR.pptxAndangHastuP
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pakan ikan yang meliputi konversi pakan, rasio konversi pakan, tingkat pemberian pakan, tingkat kelangsungan hidup ikan, laju pertumbuhan harian ikan, dan contoh soal perhitungan rasio konversi pakan, tingkat kelangsungan hidup ikan, dan laju pertumbuhan harian ikan.
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengolahan ikan tradisional seperti pengeringan, penggaraman, pemindangan, pengasapan, fermentasi, dan pengolahan rumput laut. Juga dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan ikan serta jenis-jenis penggaraman ikan. Metode fermentasi ikan dengan menggunakan ekstrak nenas juga dijelaskan.
This document discusses site selection factors for aquaculture. It outlines several key factors that must be considered, including ecological factors like water availability, quality and climate; biological factors; and social/economic factors. Specifically, it discusses water quality parameters like temperature, dissolved oxygen, pH, ammonia, nitrite and nitrate levels, and plankton quantities that greatly impact fish and shrimp survival. Maintaining optimal ranges for these various water quality parameters is essential for successful aquaculture production.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembenihan rajungan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar, termasuk sejarah, bidang usaha, dan struktur organisasi BPBAP Takalar.
Dokumen tersebut membahas tentang pembenihan udang galah, mulai dari morfologi, perbedaan jantan dan betina, siklus hidup, teknik pembenihan seperti persiapan, pematangan gonad, pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva, persiapan pakan, dan pencegahan penyakit.
Kegiatan perikanan budidaya dikenal baik
menjadi penyumbang utama terhadap peningkatan tingkat limbah organik dan bahan
beracun dalam industri budidaya. Seiring dengan perkembangan budidaya perikanan yang
intensif di Cina, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan dampak dari limbah
budidaya yang semakin meningkat baik terhadap produktivitas internal sistem budidaya dan
terhadap ekosistem perairan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, jelas bahwa proses
pengelolaan limbah yang sesuai sangat diperlukan untuk pengembangan budidaya
perikanan yang berkelanjutan. Tinjauan ini bertujuan untuk mengidentifikasi status terkini
perikanan budidaya dan produksi limbah perikanan budidaya di Cina
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Monitoring pertumbuhan dan populasi udang diperlukan untuk mengetahui laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, sekaligus untuk membandingkan pertumbuhan antar kolam. Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan sampling udang di kolam menggunakan jala. Udang yang terjala kemudian disortir sesuai ukuran yang seragam kemudian ditimbang dan dihitung jumlahnya. Sampling mulai dapat dilakukan pada usia 40 hari dan kemudian dapat dilakukan setiap minggu sekali.
Brosur ini membahas budidaya udang vannamei dengan pola tradisional plus. Teknologi ini memungkinkan petambak kecil menanam udang vannamei dengan biaya rendah tetapi hasil panen yang besar. Brosur ini menjelaskan langkah-langkah mulai dari persiapan tambak, penebaran benih, pemeliharaan, panen, hingga analisis ekonominya. Pola budidaya ini dapat menghasilkan 835-1050 kg udang per hektar set
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
Laporan hasil PKL mahasiswa Agrobisnis Perikanan, Universitas Brawijaya, sebagai wawasan, pengetahuan dan terapan hasil dari bangku kuliah pada keadaan lapang
Tugas ini membahas tentang panen dan fisiologi lepas panen pada tanaman. Pembahasan meliputi pengertian panen, penentuan waktu panen, cara panen, perubahan setelah panen, dan penanganan pasca panen. Tujuannya adalah mempelajari proses dan teknik yang tepat dalam menangani hasil panen agar mutunya terjaga hingga konsumsi."
Dokumen tersebut membahas tentang subsistem budidaya yang mencakup kegiatan pembenihan, pembesaran, dan peningkatan mutu biota akuatik untuk memperoleh keuntungan. Budidaya dapat dilakukan di darat maupun di laut dengan sumber air tawar, payau, atau asin bergantung pada lokasi dan sistem yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih spesies yang tepat untuk budidaya perairan. Beberapa pertimbangan tersebut adalah karakteristik biologi spesies seperti kemampuan berkembang biak, laju pertumbuhan, dan toleransi terhadap lingkungan, serta dampak spesies terhadap lingkungan budidaya. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa pemilihan spesies herbivora atau omnivora diang
Dokumen ini membahas tentang fekunditas ikan, yaitu jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan. Fekunditas dapat diukur secara individu, total, atau relatif terhadap berat atau panjang ikan. Fekunditas dipengaruhi oleh faktor seperti umur, keturunan, lingkungan, dan ketersediaan makanan. Ada beberapa metode untuk menghitung jumlah telur seperti secara langsung, volumetrik, dan gravimetrik.
Teks tersebut membahas tentang sejarah dan karakteristik udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang dibudidayakan di Indonesia. Udang vannamei pertama kali masuk Indonesia pada tahun 2001 dan sekarang menjadi jenis udang yang banyak dibudidayakan karena tahan penyakit dan tumbuh cepat. Teks tersebut juga menjelaskan ciri-ciri fisik, sistem pencernaan, siklus hidup, dan tata kelola induk udang vanname
Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya perikanan. Terdiri dari parameter fisika (suhu, kecerahan), kimia (pH, DO, nitrat, fosfat), dan biologi (plankton). Parameter ideal untuk kehidupan ikan adalah rendahnya amonia, nitrit, cemaran organik, serta stabilnya pH, salinitas, dan suhu.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan standar prosedur operasional (SOP) untuk budidaya udang vannamei yang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan panen.
P. 11 - Analisis Manajemen Pakan Ikan FCR, FR, SGR.pptxAndangHastuP
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pakan ikan yang meliputi konversi pakan, rasio konversi pakan, tingkat pemberian pakan, tingkat kelangsungan hidup ikan, laju pertumbuhan harian ikan, dan contoh soal perhitungan rasio konversi pakan, tingkat kelangsungan hidup ikan, dan laju pertumbuhan harian ikan.
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengolahan ikan tradisional seperti pengeringan, penggaraman, pemindangan, pengasapan, fermentasi, dan pengolahan rumput laut. Juga dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan ikan serta jenis-jenis penggaraman ikan. Metode fermentasi ikan dengan menggunakan ekstrak nenas juga dijelaskan.
This document discusses site selection factors for aquaculture. It outlines several key factors that must be considered, including ecological factors like water availability, quality and climate; biological factors; and social/economic factors. Specifically, it discusses water quality parameters like temperature, dissolved oxygen, pH, ammonia, nitrite and nitrate levels, and plankton quantities that greatly impact fish and shrimp survival. Maintaining optimal ranges for these various water quality parameters is essential for successful aquaculture production.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembenihan rajungan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar, termasuk sejarah, bidang usaha, dan struktur organisasi BPBAP Takalar.
Dokumen tersebut membahas tentang pembenihan udang galah, mulai dari morfologi, perbedaan jantan dan betina, siklus hidup, teknik pembenihan seperti persiapan, pematangan gonad, pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva, persiapan pakan, dan pencegahan penyakit.
Kegiatan perikanan budidaya dikenal baik
menjadi penyumbang utama terhadap peningkatan tingkat limbah organik dan bahan
beracun dalam industri budidaya. Seiring dengan perkembangan budidaya perikanan yang
intensif di Cina, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan dampak dari limbah
budidaya yang semakin meningkat baik terhadap produktivitas internal sistem budidaya dan
terhadap ekosistem perairan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, jelas bahwa proses
pengelolaan limbah yang sesuai sangat diperlukan untuk pengembangan budidaya
perikanan yang berkelanjutan. Tinjauan ini bertujuan untuk mengidentifikasi status terkini
perikanan budidaya dan produksi limbah perikanan budidaya di Cina
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Monitoring pertumbuhan dan populasi udang diperlukan untuk mengetahui laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, sekaligus untuk membandingkan pertumbuhan antar kolam. Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan sampling udang di kolam menggunakan jala. Udang yang terjala kemudian disortir sesuai ukuran yang seragam kemudian ditimbang dan dihitung jumlahnya. Sampling mulai dapat dilakukan pada usia 40 hari dan kemudian dapat dilakukan setiap minggu sekali.
Brosur ini membahas budidaya udang vannamei dengan pola tradisional plus. Teknologi ini memungkinkan petambak kecil menanam udang vannamei dengan biaya rendah tetapi hasil panen yang besar. Brosur ini menjelaskan langkah-langkah mulai dari persiapan tambak, penebaran benih, pemeliharaan, panen, hingga analisis ekonominya. Pola budidaya ini dapat menghasilkan 835-1050 kg udang per hektar set
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
Laporan hasil PKL mahasiswa Agrobisnis Perikanan, Universitas Brawijaya, sebagai wawasan, pengetahuan dan terapan hasil dari bangku kuliah pada keadaan lapang
Tugas ini membahas tentang panen dan fisiologi lepas panen pada tanaman. Pembahasan meliputi pengertian panen, penentuan waktu panen, cara panen, perubahan setelah panen, dan penanganan pasca panen. Tujuannya adalah mempelajari proses dan teknik yang tepat dalam menangani hasil panen agar mutunya terjaga hingga konsumsi."
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas rencana penataan kawasan tambak di Pantura Jawa dalam upaya revitalisasi. Dokumen menganalisis kondisi tambak saat ini, daya dukung lingkungan, dan merencanakan zonasi rincinya untuk meningkatkan produktivitas perikanan secara berkelanjutan. Dokumen ini juga menganalisis potensi revitalisasi di Kabupaten Gresik sebagai kawasan prioritas.
Pengolahan Hasil Perikanan Standar EksportlombkTBK
Buku ini membahas tentang kurikulum 2013 yang dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa secara utuh dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Buku ini memberikan materi pembelajaran yang membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menyajikan pengetahuan secara kongkrit dan abstrak, serta sikap sebagai makhluk yang mensyukuri alam semesta. Buku ini terbuka untuk masukan perbaikan demi
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembuatan abon dari daging, mulai dari persiapan bahan, tahapan pembuatan, hingga pengemasan hasil akhir. Proses pembuatan abon meliputi perebusan, penghalusan, pembumbuan, penggorengan, dan pengepresan daging.
Makalah pemasaran hasil perikanan bab 13ajie prayoga
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi massa dan pribadi dalam pemasaran hasil perikanan. Secara ringkas, dibahas mengenai empat metode komunikasi massa yaitu iklan, promosi, acara/event, dan hubungan masyarakat beserta tujuan dan cara kerjanya. Juga dibahas mengenai komunikasi pribadi antara perusahaan dengan pelanggan dan mitra bisnis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kelembagaan yang terlibat dalam pemasaran komoditi perikanan di Indonesia.
2. Beberapa kelembagaan yang disebutkan meliputi nelayan, pedagang pengecer, pedagang pengumpul, pedagang besar, agen, dan eksportir.
3. Dokumen ini juga membahas peranan masing-masing kelembagaan tersebut dalam rantai pasok komoditi perikanan.
Dokumen tersebut membahas strategi penerapan praktik budidaya udang yang baik (BMP) di tambak untuk meningkatkan produksi. BMP mewajibkan tambak memiliki air pasok yang bebas hama dan logam berat, mampu menampung air dan mengeluarkan limbah dengan kadar sedimen dan bahan organik terlarut rendah, serta dapat menjaga keseimbangan proses mikrobiologis. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor penting lainnya sepert
Makalah ini membahas tentang quantum learning, termasuk pengertian, penerapan, karakteristik, dan perspektif dalam Islam. Tujuannya adalah memberikan informasi tentang quantum learning.
Teks tersebut membahas rencana usaha beternak ayam kampung. Beberapa poin penting yang disebutkan adalah: (1) produk utama adalah daging ayam, (2) modal yang dibutuhkan Rp. 142,9 juta, (3) target keuntungan Rp. 46,2 juta per bulan. Teks ini juga menjelaskan persiapan yang dibutuhkan seperti bibit, pakan, dan perkandangan.
Budidaya ikan lele merupakan usaha yang menjanjikan dengan modal awal dan biaya operasional relatif rendah namun mampu memberikan keuntungan bersih hingga ratusan juta rupiah per tahun melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi.
Proposal ini menawarkan usaha minuman es kelamud cincau yang sehat tanpa pengawet. Produk ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan serat masyarakat dengan harga terjangkau. Rencana modal mencakup peralatan, bahan baku, dan perkiraan keuntungan Rp21.000 per hari.
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram FillinaGrace
Makalah ini membahas pengembangan usaha budidaya jamur tiram di Kabupaten Batanghari, Jambi. Jamur tiram memiliki potensi bisnis yang menjanjikan namun membutuhkan persiapan yang matang, seperti pemilihan bibit dan bahan baku yang tepat serta strategi pemasaran. Makalah ini memberikan panduan tentang teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan, produksi, hingga pemasaran dan penjualan produk.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Prakarya/Budidaya kelas IX semester 2 membahas budidaya ikan hias. Materi pokoknya adalah budidaya ikan guppy yang dilaksanakan selama 5 kali pertemuan dengan tujuan memahami dan mempraktikkan tahapan budidaya ikan hias. Pembelajaran dilakukan secara berbasis masalah dengan mengamati, mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan merekonstruksi hasil
Kewirausahaan adalah sikap untuk menciptakan hal baru yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Wirausahawan dapat melihat peluang bisnis dan mengumpulkan sumber daya untuk merealisasikan gagasan secara kreatif. Sifat wirausahawan bukan keturunan melainkan hasil belajar sehingga siapa saja dapat menjadi wirausahawan. Enam karakteristik wirausahawan yaitu inisiatif,
Makalah ini membahas tentang bagaimana menjadi wirausaha yang baik dan peranannya dalam perekonomian Indonesia. Secara singkat, ditulis bahwa untuk menjadi wirausaha yang baik diperlukan semangat kerja tinggi, pengetahuan memadai, kemampuan khusus, mampu mengambil risiko, serta modal dan keuangan yang memadai. Wirausaha berperan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan pertumbu
1. Dokumen tersebut membahas peranan dan manfaat wirausaha serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat menjadi wirausaha. Dijelaskan pula model proses kewirausahaan dan berbagai tipe wirausaha.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kewirausahaan dan wirausaha menurut para ahli, tujuan, sasaran, asas, manfaat, sikap dan perilaku, ketrampilan, ruang lingkup, etika, falsafah dan kebiasaan wirausaha."
Entrepreneur (wirausaha) adalah seseorang yang berani mengambil risiko bisnis, mampu mengembangkan ide bisnis baru, dan mengelola sumber daya untuk mendapatkan keuntungan. Dokumen ini menjelaskan pengertian entrepreneur, ciri-ciri entrepreneur, peran dan fungsi entrepreneur, serta tantangan dan keuntungan menjadi entrepreneur termasuk entrepreneur rumahan dan online.
Usaha Martabak Manis ini bergerak dalam bidang kuliner yang menjual berbagai rasa martabak dengan harga terjangkau. Usaha ini didirikan pada 2013 dan berlokasi di Tambak Cikande. Dokumen ini membahas profil usaha, visi misi, analisis lingkungan internal dan eksternal, serta SWOT untuk menentukan strategi pemasaran.
Menganalisis Peluang Usaha Pengolahan Dari Bahan Nabati Dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah Berdasarkan Pengamatan Pasar Di Lingkungan Wilayah Setempat
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. 1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemanenan udang merupakan tahap akhir dari satu periode siklus
budidaya, karena dengan dilaksanakannya panen udang dalam suatu tambak maka
tidak ada lagi proses pemeliharaan/perawatan udang pada periode tersebut.
Pemanenan udang secara sedehana dapat diartikan sebagai proses pemungutan
udang di dalam sebuah petakan tambak sebagai hasil proses budidaya dalam satu
periode. Keputusan dilakukannya panen pada sebuah petakan tambak mengacu
pada dasar pertimbangan yang terkait dengan kondisi, ukuran dan kualitas udang
yang ada di dalam tambak tersebut dibandingkan dengan variable biaya produksi
lainnya.
Ditinjau dari faktor penyebabnya, panen udang secara garis besar dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu : (1) panen normal, dan (2) panen
bermasalah.
1. Panen Normal
Panen normal adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu petakan
tambak dengan dasar pertimbangan kondisi, ukuran dan kualitas udang di dalam
tambak tersebut dianggap telah memenuhi persyaratan untuk dipanen sehingga
dapat menghasilkan tingkat keuntungan finansial seperti yang diharapkan.
2. Panen Bermasalah
Panen bermasalah adalah kegiatan panen yang dilakukan pada suatu
petakan tambak dengan kondisi udang terkena suatu masalah. Dasar pertimbangan
yang digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan panen
2. bermasalah adalah untuk menekan tingkat kerugian finansial jika tidak segera
2
dilakukan panen.
Kegiatan akhir dari usaha pembesaran udang adalah pemungutan hasil atau
panen. Pencapaian hasil panen yang optimal dapat diperoleh dengan dukungan
faktor produksi yang baik misalnya pemilihan lokasi yang tepat, padat tebar yang
optimal, kulitas pakan tinggi, pemberian pakan yang optimal dan pencegahan
serta penanggulangan penyakit yang tepat dan benar.
Pada akhir masa pemeliharaan selama kurang lebih 114 dengan padat
penebaran 62 ekor/m2 udang vaname dapat mencapai rata-rata berat 17,7 gram.
Pemanenan dapat dilakukan secara total maupun selektif. Adapun beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada saat panen yaitu:
1. Antara 2 – 3 hari sebelum panen dilakukan perlu diberi kapur 10 - 20 ppm
2. Pada waktu pemanenan pemberian pakan harus dihentikan
3. Tidak melakukan pergantian air 3 – 4 hari sebelum panen
4. Panen dilakukan dengan pemasangan jaring di pintu pengeluaran
5. Pada saat volume diturunkan secara bertahap sembari melakukan panen
udang.
6. Sebaiknya panen dilakukan pagi atau sore hari untuk menjaga kualitas
udang.
Pada kondisi tertentu (sering dijumpai di lapangan) udang mengalami
penurunan kualitas yang sangat nyata pada saat dilakukan pemanenan, sehingga
secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap harga jual dan tingkat
keuntungan yang diperoleh menjadi tidak optimal.
3. Ditinjau dari segi Entrepreneur dan Non Entrepreneur dalam kaitannya
dengan penanganan pasca panen terhadap udang terdapat beberapa perbedaan
mendasar antara petambak dengan latar belakang Entrepreneur dan Non
Entrepreneur baik itu dari pola pikir atau Mine sed, kreatififitas, inovatif,
3
mengelolah resiko, motivasi, gagasan dan layak dalam segi ekonomi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan makalah tentang penanganan pasca panen ini
untuk mengetahui penanganan terhadap udang setelah proses pemanenan
sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
terstruktur mata kuliah Kewirausahaan Perikanan.
4. 4
2. PEMBAHASAN
2.1 Entrepreneur
Entrepreneur merupakan pelaku dari Entrepreneurship, yaitu orang yang
memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu menggali maupun menemukan
peluang, selain itu juga mampu mewujudkan menjadi usaha yang menghasilkan
nilai/laba. Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang
menghasilkan disebut proses Entrepreneurship. Kegiatan Entrepreneur adalah
menciptakan barang jasa baru, proses produksi baru, organisasi (manajemen)
baru, bahan baku baru, pasar baru. Hasil-hasil dari kegiatan-kegiatan Entrepreneur
tersebut menciptakan nilai atau kemampu labaan bagi perusahaan.
Kemampulabaan menciptakan nilai tersebut karena seorang Entrepreneur
memiliki sifat-sifat kretaif serta inovatif.
Peranan Entrepreneur antara lain:
1. Meningkatkan standar / kualitas hidup manusia.
2. Sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional.
3. Menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mengatasi pengangguran.
Karakteristik Entrepreneur itu sendiri terdiri dari beberap hal sebagai berikut:
1. Pekerja keras.
2. Disiplin.
3. Mandiri
4. Realitas
5. Prestatif (selalu ingin maju)
6. Komitmen tinggi
5. 5
7. Tajam naluri bisnisnya
8. Cepat melihat peluang usaha
9. Kretaif
10. Ulet serta siap pada tantangan
11. Ingin mencapai sesuatu.
Karakteristik yang khas dari Entrepreneur thetos enterprenerial menurut
Moeljanto Tjokrowinoto (1996) adalah:
a. Kejelian melihat peluang untuk memperoleh keuntungan.
b. Selalu mencari perubahan
c. Kemampuan untuk mendefinisikan resiko
d. Kemampuan untuk mengalihkan sunber dari kegiatan prodiktifitas
Pola pikir seorang Entrepreneur dapat dilihat dari beberpa hal antara lain :
1. Produktif
Sebuah pola pikir yang salah satu penggunaan terbaik dari sumberdaya
manusia yang dikemas menjadi satu dalam system waktu dan usaha yang akan
digunakan. Elemen dari pola pikir produktif adalah: Percaya diri Keyakinan,
kemandirian, individualitas, optimisme. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi
pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan,memiliki tekad yang kuat, suka
bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap Keorisinilan.
Berorientasi ke masa depan. Jujur dan tekun saran dan kritik yang
membangun. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,serba bisa dan
6. memiliki jaringan bisnis yang luas. Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir
yang berorientasi pada masa depan Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama
dengan kerja Resources utilization (Pemanfaatan sumberdaya) Merupakan bentuk
dari pola pikir yang memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya
6
untuk menciptakan nilai tambah.
2.2 Non Entrepreneur
Non entrepreneur yaitu berpola fikir konsumtif dan resources disposal.
Hambatan persepsi untuk memulai usaha yaitu merasa terlalu muda atau tua, tidak
memiliki bakat dan tidak memiliki modal padahal semua hal itu salah banyak
sekali yang berhasill padahal mereka tidak memiliki hal tersebut.
1) Pola Pikir Konsumtif
Merupakan kebalikan dari pola pikir produktif. Dalam hal ini
pengkonsumsian dan penggunaan barang-barang yang secara berlebihan. Pola
pikir ini merupakan Pola pikir non entrepreneur karena tidak bisa memanfaatkan
sumberdaya yang ada untuk memperoleh profit.
2) Resources Disposal
Pola buang adalah pola desain yang digunakan untuk menangani
pembersihan sumberdaya yang ada pada suatu lingkungan. Jadi pola ini tidak
mampu memberikan nilai tambah pada suatu sumberdaya sehingga potensi yang
ada tidak dapat dioptimalkan. tips praktis berwirausaha yaitu :
1. Modal utama berwirausaha bukanlah uang, melainkan keyakinan untuk
tumbuh dan menang
2. Bersahabatlah dengan ketidakpastian
7. 7
3. Buka pikiran Anda, pelajari hal-hal baru
4. Be ready, persiapkan diri Anda dengan baik bangunlah network selagi
muda, dan jagalah kepercayaan.
2.3 Entrepreneur dan Non Entrepreneur dalam Pasca Panen
Dewasa ini dunia perikanan semakin berkembang dengan terus
meningkatnya produksi di bidang perikanan dan tingginya permintaan pasar
terhadap produk-produk perikanan sehingga tidak sedikit orang yang mulai
beralih usaha ke bidang perikanan dalam hal ini orang-orang yang berjiwa
wirausaha atau Entrepreneur, namun ada pula masyarakat budidaya yang masih
mempunyai pola pikir non Entrepreneur atau tidak berorientasi pada keuntungan
jangka panjang.
Entrepreneur
Sikap seorang Entrepreneur terhadap udang setelah pemanenan tidak
langsung dipasarkan begitu saja tetapi dilakukan berbagai penanganan terhadap
udang hasil panen guna meningkatkan nilai tambah dari udang yang dipanen.
Langkah-langkah penanganan terhadap udang hasil panenan antara lain:
1) Mindset
Pola seorang entrepreneur terhadap pasca panen dengan adanya pemilahan
atau sortir terhadap udang yang sudah di panen agar lebih memudahkan dalam
proses penentuan udang kualitas 1, kualitas 2 maupun kualitas 3 serta penentuan
harga untuk tiap kualitas tersebut.
8. 8
2) Kreatifitas
Seorang Entrepreneur selalu mempunyai tingkat kreatifitas dalam
Menghasilkan produk baru dengan cara baru, Menemukan peluang pasar baru
dengan menghasilkan produk baru pula. Mengkombinasikan faktor-faktor
produksi dengan cara baru, Mendukung budaya yang mendorong eksperimen
yang kreatif.
3) Inovatif
Pandangan Entrepreneur dalam mengolah udang hasil panen selalu ingin
menghasilkan produk-produk baru agar dapat meningkatkan nilai ekonomis dari
produk atau udang hasil panenan.
4) Mengelola resiko
Seorang entrepreneur dalam menjalankan suatu usaha berani mengambil
resiko atau mengelola resiko yang akan dihadapai dalam usahanya, misalnya
mengantisispasi sifat udang yang mudah mengalami kemunduran kualitas karena
sifat biologi dan kimiawi.
5) Motivasi
Motivasi diri seorang entrepreneur sangat tinggi dalam meningkatkan
kegiatan usahanya. Dalam keadaan sulit seorang Entrepreneur mampu
membangun kembali dirinya untuk meningkatkan kualitas usahanya.
6) Gagasan dan Layak ekonomi
Seorang entrepreneur dalam menjalankan usahanya selalu memunculkan
ide-ide atau gagasan yang mampu mendukung dan mencari jalan keluar dalam
setipa masalah yang menimpah usahanya. Dimana gagasan tersebut mampu
memunculkan produk-produk yang layak dan memiliki nilai ekonomis.
9. 9
Non Entrepreneur
Sikap seorang Non Entrepreneur terhadap udang setelah pemanenan
langsung dikemas dan dipasarkan secara sederhana.
Langkah-langkah penanganan terhadap udang hasil panenan antara lain:
1) Mindset
Pola seorang non entrepreneur terhadap pasca panen hanya berpikir
tentang berapa hasil panen udang yang diterima dan keuntungan yang didapat.
2) Kreatifitas
Seorang Non entrepreneur relatife apa adanya, mengunakan sistem
pemasaran yang sudah ada, mengikuti tren yang ada.
3) Inovatif
Seorang Non entrepreneur dalam pengelolaan udang setelah pemanenan
cenderung tidak memperhatikan penanganan yang intensif, sehingga langsung
dijual setelah pemanenan.
4) Mengelola resiko
Seorang pengusaha dengan latar belakang non entrepreneur cenderung
tidak mau mengambil resiko dalam menjalankan usahanya sehingga lebih sering
memikirkan keuntungan jangka pendek tanpa memikirkan keuntu gan jangka
panjang.
5) Motivasi
Seorang pengusaha dengan latar belakang non entrepreneur mempunyai
motivasi yang rendah, ketika terkena masalah pasti sangat sulit untuk bangkit,
bekerja saat kepepet. Kadang rajin kadang malas.
10. 10
6) Gagasan dan Layak ekonomi
Seorang non entrepreneur dalam menjalankan usahanya selalu biasa-biasa
saja. Gagasanya sederhana hanya tentang keuntungan dan pengeluaran yang
minimum.
2.4 Studi Kasus Pasca Panen
Studi kasus: Pada Tambak Pembesaran Instalasi Punaga Kecamatan
Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Propinsi Sulawesi Selatan Tentang
Penanganan Pasca Panen Udang Windu
Penanganan Pasca Panen
Adapun langkah dalam pasca panen ini meliputi: pengangkatan,
pencucian, penimbangan dan penyortiran, pengemasan dan pengangkutan udang.
Perbandingan udang dengan Es adalah 1:1.
System penyusunan udang didalam box, yakni:
1. Pengangkatan Udang
Udang yang selesai dipanen akan di angkat dengan gerobak untuk dibawa
ke tempat pencucian udang dan ditindak lanjuti. Hal ini sangat penting dilakukan
mengingat untuk mempercepat proses pasca panen ini.
2. Pencucian Udang
Udang yang telah diangkut dari dasar tambak, kemudian dibawa ke area
pencucian, udang yang telah diangkat dari dasar tambak yang berada didalam
keranjang kemudian dituangkan kedalam bak fiber pencucian. Hal ini bertujuan
agar membersihkan udang dari tanah yang melekat pada udang tersebut.
11. 11
3. Penimbangan dan Penyortiran Udang
Setelah kita selesai mencuci udang tersebut dengan bersih yang dilakukan
oleh pelaksana panen maka selanjutnya adalah menimbang udang tersebut dengan
melakukan penyortiran terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memisahkan mana
udang yang besar dan kecil sehingganya memudahkan untuk menimbangnya.
4. Packing (Pengemasan)
Langkah selanjutnya adalah pengemasan setelah udang sudah selesai di
sortir dan ditimbang. Dalam langkah pengemasan ini yang paling adalah
pengaturan es dan udang tersebut haruslah ditata dengan rapi agar udang tersebut
terjaga kualitasnya. Untuk penambahan es dalam blong dapat dilakukan dengan
cara seperti berikut:
ES UDANG ES UDANG ES UDANG ES
Pengisian udang ke dalam blong jangan sampai melebihi batas leher
(pegangan) blong, dan tidak boleh dipadatkan atau digoyang – goyang, hal ini
bertujuan untuk menghindari udang tertumpuk terlalu banyak dan dapat merusak
fisik udang sehingga mempercepat proses kemunduran mutu pada udang selama
proses pengangkutan. Satu box/blong penuh mempunyai kapasitas optimal 21 -22
Kg untuk udang monodon dan jumlah es nya adalah 21 – 22 kg.
5. Pengangkutan Hasil Panen
Setelah udang dikemas dan dimuat kedalam blong serta diangkut ke
tempat untuk menjualnya dan dilanjutkan dengan pengangkutan menggunakan
truk. Pengangkutan blong berisi udang dan blong kosong dari tambak ke receiving
Cold storage, pengawas panen akan membuat bukti kirim udang (BKU) yang
ditandatangani oleh pengawas panen, petambak/partner, dan motoris.
12. Menurut Suyanto dan Takarina (2009 : 200-201) mengatakan bahwa
udang yang telah dipanen dikumpulkan dalam keranjang bamboo, rotan, atau bak
dari fiber glassyang cukup lebar dan bagian dasarnya berlubang-lubang.
Kemudian udang disemprot dengan air bersih sampai udang bersih dari kotoran
yang melekat. Setelah itu, udang disortir dan dikelompokan menurut ukurannya,
lalu ditimbang. Kini, hasil panen yang telah ditimbang itu dapat diserahkan
kepada pembeli. Tanggung jawab selanjutnya untuk mempertahankan mutu dan
kesegaran udang menjadi tanggungan pembeli. Lantas oleh pembeli, udang
dimasukan kedalam wadah-wadah yang telah disiapkan, diberi es curah dengan
perbandingan 1:1. Adapun cara penyusunan udang dalam cool box itu adalah
disusun didalam kotak secara berlapis-lapis, satu lapis tidak lebih dari 10 cm,
bergantian dengan lapisan es curah dan kedalaman cool book ini hanya 50–75 cm.
Dalam proses penanganan pasca panen ini sudah sesuai dengan prosedur
dan panduannya, maka penangan pasca panen yang dilakukan berjalan dengan
12
baik dan mudah.
13. 13
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang penanganan pasca panen yang ditinjau dari
segi Entrepreneur dan Non-Entrepreneur dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Entrepreneur merupakan pelaku dari Entrepreneurship, yaitu orang yang
memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu menggali maupun
menemukan peluang, selain itu juga mampu mewujudkan menjadi usaha
yang menghasilkan nilai/laba.
2. Non entrepreneur yaitu berpola fikir konsumtif dan resources disposal.
3. Pada penanganan pasca panen seorang yang Entrepreneur dan Non-
Entrepreneur ditinjau dari berbagai hal yaitu: mindset (pola fikir),
kreativitas, inovasi, motivasi, mengelola resiko, serta gagasan dan layak
ekonomi.
4. Rata-rata seorang Non-Entrepreneur hanya berfikir pada profit oriented
bukan keberlanjutan dari usaha yang dimiliki. Sedangkan pada seorang
Entrepreneur akan terus mengembangkan usahanya dengan berbagai cara
yang dilakukan.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada seorang Non-Entrepreneur yaitu, agar
usaha yang dijalankan mampu berkembang berkelanjutan maka setidaknya sedikit
merubah pola fikirnya sehingga akan menuju tingkat kesuksesan.