SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
PERTEMUAN KE-7
KEBERATAN DAN BANDING
Tata Cara Penyelesaian Keberatan
a. Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya
kepada direktur jenderal pajak atas suatu :
1) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
2) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tmbahan
(SKPKBT)
3) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
4) Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
5) Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
b. Pengajuan keberatan yang dituangkan dalam bentuk surat
keberatan sebagaimana dan harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
2. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak
yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut
penghitungan wajib pajak dengan disertai alas an-alasan yang
menjadi dasar perhitungan.
3. 1 surat keberatan diajukan hanya untuk satu surat ketetapan
pajak, untuk 1 pemotongan pajak, untuk 1 pemungutan pajak,
4. Wajib pajak melunasi pjak yang masih harus dibayar paling
sedikit sejumlah yang telah disetujui wajib pajak dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan.
1. Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirim
surat keterangan ajak atau sejak tanggal pemotongan atau
pemungutan pajak oleh pihak ketiga kecuali wajib pajak
dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat
dpenuhi karena keadaan diluar kekuasaan wajib pajak (force
majeur); dan
2. Surat keberatan ditandatangani oleh wajib pajak dan dalam
hal surat keberatan ditandatangani oleh bukan wajib pajak,
surat keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa
khusus.
3. Dalam hal wajib pajak mengajukan keberatan atas surat
ketetapan pajak, pajak wajib melunasi pajak yang masih
harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah didisetujui
wajib pajak dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan,sebelum surat keberatan disampaikan.
4. Dalam hal surat keberatan yang disampaikan oleh wajib
pajak belum memeuhi persyaratn, wajib pajak dapat
menyampaikan perbaikan surat keberatan dengan
melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi sebelum
jangka waktu 3 bulan
5. Surat keberatan yang tidak memenuhi persyaratan bukan
merupakan surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan
dan tidak diterbitkan surat keputusan keberatan.
6. Pengakuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan tidak
dipertimbangkan dalam penyelesaian kebereatan kecuali
pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
tersebut berada di pihak ketiga dan belum diperoleh wajib
pajak pada saat pemeriksaan.
Direktorat jenderal pajak dalam jangka waktu 12 bulan sejak
tanggal surat keberatan diterima, harus member keputusan,
keputusan direktorat jenderal pajak dapat
berupa :
o Mengabulkan Seluruhnya.
o Mengabulkan sebagian.
o Menolak
o Menambah besarnya sejumlah pajak yang masih harus dibayar.
7. Apabila dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan telah
terlampaui dan Direktur Jendral Pajak tidak menerbitkan Surat
Keputusan Keberatan, keberatan yang diajukan Wajib Pajak
dianggap dikabulkan dan Direktur Jendral Pajak wajib
menerbitkan Surat Keputusan Keberatan sesuai dengan
keberatan Wajib Pajak.
8. Apabila pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau
seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan
ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan
untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dengan
ketentuan:
a) Untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dihitung sejak
tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Surat
Keputusan
b) Untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar dihitung sejak tanggal penerbitan surat ketetapan
pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Keberatan
9. Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan
sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa
denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak
berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
10. Tetapi apabila kemudian Wajib Pajak mengajukan permohonan
banding atas Surat Keputusan Keberatan, sanksi tersebut tidak
dikenakan.
11. Apabila mengajukan keberatan dikabulkan sebagion atau
seluruhnya, yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak,
kelebihan pembayaran tersebut dikembalikan dengan ditambah
imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan dihitung sejak tanggal pembayaran
yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan, atau
 Untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat Ketetapan Pajak Lebih
Bayar dihitung sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak
sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan.
Tata Cara Penyelesaian Banding
a. Wajib pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya
kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan
Keberatan.
b. Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan pengadilan
khusus di lingkungan peradilan tata usaha negara.
c. Permohonan banding diajukan paling lama 3 (tiga) bulan
sejak Surat Keputusan Keberatan diterima, dengan cara:
1) Tertulis dalam bahasa Indonesia
2) Mengemukakan alasan-alasan yang jelas
3) Melampirkan salinan Surat Keputusan Keberatan
4) Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan
permohonan banding belum merupakan pajak yang terutang
sampai dengan Putusan banding diterbitkan
5).Apabila permohonan banding ditolak atau dikabulkan
sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa
denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak
berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran
pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan
PEMBETULAN,
PENGURANGAN,
PENGHAPUSAN, ATAU PEMBATALAN
1. Pembetulan
Atas permohonan Wajib Pajak, atau karena jabatannya Direktur
Jederal Pajak dapat membetulkan :
a. Surat Ketetapan Pajak (SKPKB, SKP,KBT,SKPN,SKPLB)
b. Surat Tagihan Pajak,
c. Surat Keputusan Pembetulan
d. Surat Keputusan Keberatan
e. Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi,
f. Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi
g. Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak
h. Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak
i. Surat Keputusan Pendahuluan Kelebihan Pajak atau
j. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga
Yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan
hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan
2. Pengurangan, Penghapusan atau Pembatalan
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau permohonan
Wajib Pajak dapat :
a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi
berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena
kehilafan Wajib Pajak, atau bukan karena kesalahannya ;
b. Mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak atau
Surat Tagihan Pajak yang tidak benar ; atau
c. Membatalkan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak
dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa ;
1) Penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan : atau
2) Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan Dengan Wajib Pajak
Wajib Pajak dapat mengajikan permohonan pengurangan
atau pembatalan Surat Ketetapan Pajak apabila :
a. Wajib Pajak tidak mengajikan keberatan atas Surat Ketetapan
Pajak ; atau
b. Wajib Pajak mengajukan keberatan tetapi keberatnnya tidak
dipertimbangkan oleh Direktur Jenderal Pajak karena tidak
memenuhi persyaratan Permohonan pengurangan atau
pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang tidak benar tidak
dapat diajukan dalam hal Wajib Pajak mencabut pengajuan
keberatan yang telah disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pajak
DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK
• Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda,
kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui
waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan
Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan dan Surat Keputusan Pembetulan,
Surat Keputusan Keberatan , Putusan Banding, serta Putusan
Peninjauan kembali.
• Daluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila :
a. Diterbitkan Surat Paksa
b. Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung
maupun tidak langsung
c. Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud
dalam atau
d. Dilakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan.
PEMERIKSAAN
• Undang-Undang Perpajakan yang baru memberikan
wewenang melakukan penelitian serta penyelidikan
terhadap Wajib Pajak yang diduga kurang/tidak
melaksanakan kewajiban perpajakannya atau terhadap
Wajib Pajak yang meminta kelebihan pembayaran pajak.
1. Pengertian
• Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan
lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2. Sasaran pemeriksaan Yang menjadi sasaran pemeriksaan
maupun penyelidikan adalah untuk mencari adanya :
a. interpretasi undang-undang yang tidak benar
b. Kesalahan hitung
c. Penggelapan secara khusus dari penghasilan
d.pemotongan dan pengurangan tidak sesungguhnya, yang
dilakukan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya
3. Tujuan Pemeriksaan
a) menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam
rangka memberikan kepastian hukum, keadilan dan
pembinaan kepada Wajib Pajak, yang dapat dilakukan dalam
hal :
1). Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran
pajak, termasuk yang telah diberikan pengembalian
pendahuluan kelebiha pajak,
2). Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menunjukkan
rugi.
3). Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak
waktu yang telah ditetapkan.
4). Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi yang
ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak.
5). Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut
pada poin (3) tidak dipenuhi.
b) Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, yang dapat dilakukan dalam hal
:
1. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan.
2. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.
3. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
4. Wajib Pajak mengajukan keberatan.
5. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Perhitungan
Penghasilan Netto.
6. Pencocokan data dan atau alat keterangan.
7. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil.
8. Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai.
9. Pelaksanaan ketentuan peratura perundang-undangan perpajakan
untuk tujuan lain selain angka (1) sampai dengan angka (8)
4. Wewenang Memeriksa
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemeruhan kewajiban perpajakan
dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
5. Prosedur Pemeriksaan
a. Petugas pemeriksa harus dilengkapi dengan Surat Perintah
Pemeriksaan dan harus memperlihatkan kepada Wajib Pajak
yang diperiksa
b. Wajib Pajak yang diperiksa harus :
1) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan
dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh , kegiatan
usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang
pajak.
2) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang
yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran
pemeriksaaan.
3) Memberi keterangan yang diperlukan.
• Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau
dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat
oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan , maka kewajiban
untuk merahasiakan itu ditiadakan.
• Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan penyegelan
tempat atau ruangan tertentu, bila Wajib Pajak tidak
memenuhi kewajiban huruf b diatas.
PENYIDIKAN
1. Pengertian
• Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi
serta menemukan tersangkanya.
• penyidikan tindak pidana bidang perpajakan dilaksanakan
menurut ketentuan yang diatur dalam Undang- Undang nomor
8/1981 tentang KUHAP.
2. Penyidik
• Penyidik dalam tindak pidana perpajakan adalah pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk
melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
3. Wewenang Penyidik
a. Menerima, mencari, mengumpulkan , dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau
laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana di bidang perpajakan;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi
atau bahan sehubungan dengan tindak pidana di bidang
perpajakan;
d. Memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan , dan dokumen lain, serta melakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan
tugas penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan;
g. Menyuluh berhenti dan/atau melarang sesorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan
sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda,
dan/ atau dokumen yang dibawa;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di
bidang perajakan;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. Menghentikan penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan menurut
ketentuan peraturan perundang- undangan.

More Related Content

Similar to Pengajuan keberatan yang dituangkan dalam bentuk surat keberatan sebagaimana dan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Pengadilan-pajak-111112019.pptx
Pengadilan-pajak-111112019.pptxPengadilan-pajak-111112019.pptx
Pengadilan-pajak-111112019.pptxtauficka
 
Tugas Tutorial 3 Hukum Pajak Sengketa Pajak mekanisme pemeriksaa pajak fisku...
Tugas Tutorial  3 Hukum Pajak Sengketa Pajak mekanisme pemeriksaa pajak fisku...Tugas Tutorial  3 Hukum Pajak Sengketa Pajak mekanisme pemeriksaa pajak fisku...
Tugas Tutorial 3 Hukum Pajak Sengketa Pajak mekanisme pemeriksaa pajak fisku...Indra Sofian
 
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakPengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakFair Nurfachrizi
 
POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG Rev.ppt
POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG Rev.pptPOKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG Rev.ppt
POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG Rev.pptssuserb41382
 
Tax Planning atas Pemeriksaan, Penyidikan, Imbalan Bunga, dan Restitusi Pajak
Tax Planning atas Pemeriksaan, Penyidikan, Imbalan Bunga, dan Restitusi PajakTax Planning atas Pemeriksaan, Penyidikan, Imbalan Bunga, dan Restitusi Pajak
Tax Planning atas Pemeriksaan, Penyidikan, Imbalan Bunga, dan Restitusi Pajakalvyna
 
Mengajukan-Keberatan-Pajak-Siapa-Takut.pdf
Mengajukan-Keberatan-Pajak-Siapa-Takut.pdfMengajukan-Keberatan-Pajak-Siapa-Takut.pdf
Mengajukan-Keberatan-Pajak-Siapa-Takut.pdfputriirtup1
 
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptxUtang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptxKenBintangRafi
 
Manajemen Pajak atas Pengajuan Keberatan
Manajemen Pajak atas Pengajuan KeberatanManajemen Pajak atas Pengajuan Keberatan
Manajemen Pajak atas Pengajuan Keberatanpuspa
 
Keberatan (Pajak)
Keberatan (Pajak)Keberatan (Pajak)
Keberatan (Pajak)Vivi Silvia
 
Surat ketetapan pajak
Surat ketetapan pajakSurat ketetapan pajak
Surat ketetapan pajakHannafrds
 
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptxMateri 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptxzefriwau
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKdevieaz
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKdevieaz
 

Similar to Pengajuan keberatan yang dituangkan dalam bentuk surat keberatan sebagaimana dan harus memenuhi syarat sebagai berikut : (20)

Pengadilan-pajak-111112019.pptx
Pengadilan-pajak-111112019.pptxPengadilan-pajak-111112019.pptx
Pengadilan-pajak-111112019.pptx
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
Tugas Tutorial 3 Hukum Pajak Sengketa Pajak mekanisme pemeriksaa pajak fisku...
Tugas Tutorial  3 Hukum Pajak Sengketa Pajak mekanisme pemeriksaa pajak fisku...Tugas Tutorial  3 Hukum Pajak Sengketa Pajak mekanisme pemeriksaa pajak fisku...
Tugas Tutorial 3 Hukum Pajak Sengketa Pajak mekanisme pemeriksaa pajak fisku...
 
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakPengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
 
POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG Rev.ppt
POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG Rev.pptPOKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG Rev.ppt
POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG Rev.ppt
 
Tax Planning atas Pemeriksaan, Penyidikan, Imbalan Bunga, dan Restitusi Pajak
Tax Planning atas Pemeriksaan, Penyidikan, Imbalan Bunga, dan Restitusi PajakTax Planning atas Pemeriksaan, Penyidikan, Imbalan Bunga, dan Restitusi Pajak
Tax Planning atas Pemeriksaan, Penyidikan, Imbalan Bunga, dan Restitusi Pajak
 
Mengajukan-Keberatan-Pajak-Siapa-Takut.pdf
Mengajukan-Keberatan-Pajak-Siapa-Takut.pdfMengajukan-Keberatan-Pajak-Siapa-Takut.pdf
Mengajukan-Keberatan-Pajak-Siapa-Takut.pdf
 
Sengketa pajak
Sengketa pajakSengketa pajak
Sengketa pajak
 
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdfSLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
 
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptxUtang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
Utang Pajak dan Penagihan Pajak.pptx
 
Manajemen Pajak atas Pengajuan Keberatan
Manajemen Pajak atas Pengajuan KeberatanManajemen Pajak atas Pengajuan Keberatan
Manajemen Pajak atas Pengajuan Keberatan
 
PMK-91/PMK.03/2015
PMK-91/PMK.03/2015PMK-91/PMK.03/2015
PMK-91/PMK.03/2015
 
PMK-91/PMK.03/2015
PMK-91/PMK.03/2015PMK-91/PMK.03/2015
PMK-91/PMK.03/2015
 
Keberatan (Pajak)
Keberatan (Pajak)Keberatan (Pajak)
Keberatan (Pajak)
 
P pt klmpk 4
P pt klmpk 4P pt klmpk 4
P pt klmpk 4
 
Surat ketetapan pajak
Surat ketetapan pajakSurat ketetapan pajak
Surat ketetapan pajak
 
Pengembalian Pajak
Pengembalian PajakPengembalian Pajak
Pengembalian Pajak
 
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptxMateri 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
Materi 5_PENAGIHAN PAJAK.pptx
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
 
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAKPaper PENGEMBALIAN PAJAK
Paper PENGEMBALIAN PAJAK
 

Recently uploaded

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 

Recently uploaded (20)

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 

Pengajuan keberatan yang dituangkan dalam bentuk surat keberatan sebagaimana dan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

  • 2. Tata Cara Penyelesaian Keberatan a. Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada direktur jenderal pajak atas suatu : 1) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) 2) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tmbahan (SKPKBT) 3) Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) 4) Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) 5) Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
  • 3. b. Pengajuan keberatan yang dituangkan dalam bentuk surat keberatan sebagaimana dan harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia. 2. Mengemukakan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan wajib pajak dengan disertai alas an-alasan yang menjadi dasar perhitungan. 3. 1 surat keberatan diajukan hanya untuk satu surat ketetapan pajak, untuk 1 pemotongan pajak, untuk 1 pemungutan pajak, 4. Wajib pajak melunasi pjak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui wajib pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan.
  • 4. 1. Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirim surat keterangan ajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga kecuali wajib pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dpenuhi karena keadaan diluar kekuasaan wajib pajak (force majeur); dan 2. Surat keberatan ditandatangani oleh wajib pajak dan dalam hal surat keberatan ditandatangani oleh bukan wajib pajak, surat keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus. 3. Dalam hal wajib pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah didisetujui wajib pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan,sebelum surat keberatan disampaikan.
  • 5. 4. Dalam hal surat keberatan yang disampaikan oleh wajib pajak belum memeuhi persyaratn, wajib pajak dapat menyampaikan perbaikan surat keberatan dengan melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi sebelum jangka waktu 3 bulan 5. Surat keberatan yang tidak memenuhi persyaratan bukan merupakan surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan dan tidak diterbitkan surat keputusan keberatan. 6. Pengakuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian kebereatan kecuali pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain tersebut berada di pihak ketiga dan belum diperoleh wajib pajak pada saat pemeriksaan.
  • 6. Direktorat jenderal pajak dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal surat keberatan diterima, harus member keputusan, keputusan direktorat jenderal pajak dapat berupa : o Mengabulkan Seluruhnya. o Mengabulkan sebagian. o Menolak o Menambah besarnya sejumlah pajak yang masih harus dibayar. 7. Apabila dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan telah terlampaui dan Direktur Jendral Pajak tidak menerbitkan Surat Keputusan Keberatan, keberatan yang diajukan Wajib Pajak dianggap dikabulkan dan Direktur Jendral Pajak wajib menerbitkan Surat Keputusan Keberatan sesuai dengan keberatan Wajib Pajak. 8. Apabila pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dengan ketentuan:
  • 7. a) Untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan b) Untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dihitung sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan 9. Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
  • 8. 10. Tetapi apabila kemudian Wajib Pajak mengajukan permohonan banding atas Surat Keputusan Keberatan, sanksi tersebut tidak dikenakan. 11. Apabila mengajukan keberatan dikabulkan sebagion atau seluruhnya, yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan pembayaran tersebut dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dengan ketentuan sebagai berikut:  Untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan, atau  Untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dihitung sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan.
  • 9. Tata Cara Penyelesaian Banding a. Wajib pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan. b. Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan pengadilan khusus di lingkungan peradilan tata usaha negara. c. Permohonan banding diajukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima, dengan cara: 1) Tertulis dalam bahasa Indonesia 2) Mengemukakan alasan-alasan yang jelas 3) Melampirkan salinan Surat Keputusan Keberatan 4) Jumlah pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan permohonan banding belum merupakan pajak yang terutang sampai dengan Putusan banding diterbitkan
  • 10. 5).Apabila permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan PEMBETULAN, PENGURANGAN, PENGHAPUSAN, ATAU PEMBATALAN
  • 11. 1. Pembetulan Atas permohonan Wajib Pajak, atau karena jabatannya Direktur Jederal Pajak dapat membetulkan : a. Surat Ketetapan Pajak (SKPKB, SKP,KBT,SKPN,SKPLB) b. Surat Tagihan Pajak, c. Surat Keputusan Pembetulan d. Surat Keputusan Keberatan e. Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, f. Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi g. Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak h. Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak i. Surat Keputusan Pendahuluan Kelebihan Pajak atau j. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga Yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan
  • 12. 2. Pengurangan, Penghapusan atau Pembatalan Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau permohonan Wajib Pajak dapat : a. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kehilafan Wajib Pajak, atau bukan karena kesalahannya ; b. Mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak yang tidak benar ; atau c. Membatalkan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa ;
  • 13. 1) Penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan : atau 2) Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan Dengan Wajib Pajak Wajib Pajak dapat mengajikan permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Ketetapan Pajak apabila : a. Wajib Pajak tidak mengajikan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak ; atau b. Wajib Pajak mengajukan keberatan tetapi keberatnnya tidak dipertimbangkan oleh Direktur Jenderal Pajak karena tidak memenuhi persyaratan Permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Ketetapan Pajak yang tidak benar tidak dapat diajukan dalam hal Wajib Pajak mencabut pengajuan keberatan yang telah disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak
  • 14. DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK • Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan , Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan kembali. • Daluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila : a. Diterbitkan Surat Paksa b. Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung c. Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud dalam atau d. Dilakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan.
  • 15. PEMERIKSAAN • Undang-Undang Perpajakan yang baru memberikan wewenang melakukan penelitian serta penyelidikan terhadap Wajib Pajak yang diduga kurang/tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya atau terhadap Wajib Pajak yang meminta kelebihan pembayaran pajak. 1. Pengertian • Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.
  • 16. 2. Sasaran pemeriksaan Yang menjadi sasaran pemeriksaan maupun penyelidikan adalah untuk mencari adanya : a. interpretasi undang-undang yang tidak benar b. Kesalahan hitung c. Penggelapan secara khusus dari penghasilan d.pemotongan dan pengurangan tidak sesungguhnya, yang dilakukan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya 3. Tujuan Pemeriksaan a) menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan dan pembinaan kepada Wajib Pajak, yang dapat dilakukan dalam hal :
  • 17. 1). Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebiha pajak, 2). Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menunjukkan rugi. 3). Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak waktu yang telah ditetapkan. 4). Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. 5). Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut pada poin (3) tidak dipenuhi.
  • 18. b) Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, yang dapat dilakukan dalam hal : 1. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan. 2. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak. 3. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. 4. Wajib Pajak mengajukan keberatan. 5. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Perhitungan Penghasilan Netto. 6. Pencocokan data dan atau alat keterangan. 7. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil. 8. Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai. 9. Pelaksanaan ketentuan peratura perundang-undangan perpajakan untuk tujuan lain selain angka (1) sampai dengan angka (8)
  • 19. 4. Wewenang Memeriksa Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemeruhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan 5. Prosedur Pemeriksaan a. Petugas pemeriksa harus dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan dan harus memperlihatkan kepada Wajib Pajak yang diperiksa b. Wajib Pajak yang diperiksa harus : 1) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh , kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak.
  • 20. 2) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaaan. 3) Memberi keterangan yang diperlukan. • Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan , maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan. • Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu, bila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban huruf b diatas.
  • 21. PENYIDIKAN 1. Pengertian • Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya. • penyidikan tindak pidana bidang perpajakan dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur dalam Undang- Undang nomor 8/1981 tentang KUHAP. 2. Penyidik • Penyidik dalam tindak pidana perpajakan adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
  • 22. 3. Wewenang Penyidik a. Menerima, mencari, mengumpulkan , dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau bahan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan; d. Memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
  • 23. e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan , dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan; g. Menyuluh berhenti dan/atau melarang sesorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/ atau dokumen yang dibawa; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perajakan; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang- undangan.