2. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan bidang studi yang amat berguna dan banyak
memberi bantuan dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu yang lain. Oleh
karena itu maka dapat dikatakan bahwa setiap orang memerlukan pengetahuan
matematika dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhannya.
Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, banyak
orang mengakui peranan matematika dalam kehidupan sehari- hari maupun
dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang lain. Namun juga perlu disadari
bahwa banyak orang yang menganggap pelajaran matematika sebagai mata
pelajaran yang sukar dan tidak menyenangkan. Hal ini dapat dilihat dari
prestasi belajar siswa dalam bidang studi matematika yang masih
memprihatinkan .
Berhitung merupakan salah satu unit yang sangat penting sebagai dasar
dalam mempelajari matematika. Oleh sebab itu dengan belajar berhitung akan
membantu kita dalam memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian maka tidak bisa dipungkiri lagi
bahwa matematika sangat diperlukan bagi setiap orang untuk membantu
menyelesaikan permasalahannya. Secara formal mata pelajaran matematika
diajarkan sejak awal kelas I SD hingga perguruan tinggi.
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
3. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 3
Bahan kajian inti matematika di SD mencakup aritmetika (berhitung),
pengantar aljabar, geometri, pengukuran dan kajian data (pengantar statistik).
Penekanan diberikan pada “penguasaan bilangan” (number sense) termasuk
berhitung (Depdikbud, 1993:71).
Keterampilan berhitung mempunyai peranan yang penting bagi siswa
untuk memperoleh prestasi belajar matematika yang baik. Operasi
penjumlahan dan pengurangan dipelajari oleh siswa SD sejak kelas I,
sedangkan operasi perkalian dan pembagian dikenalkan pada siswa mulai
kelas II semester genap. Keterampilan berhitung juga dip erlukan dalam
pemahaman konsep matematika, hal ini sesuai dengan penelitian Kukuh
(1999) yang menyatakan bahwa didalam proses belajar mengajar matematika
di SD ditemukan kesalahan-kesalahan konsep.
Kesalahan-kesalahan pemahaman konsep matematika disebabkan oleh
kurangnya penguasaan materi prasyarat, siswa tidak terampil melakukan
operasi hitung dasar yaitu operasi penjumlahan (+), operasi pengurangan (-),
operasi perkalian (x), serta operasi pembagian (÷), penggunaan kaidah yang
tidak tepat, kesalahan melakukan abstraksi dan generalisasi, serta pengajaran
matematika yang kurang rinci dan kurang lengkap. Oleh karena itu perlu
diadakan penelitian tentang penguasaan siswa terhadap opersi hitung yang
meliputi operasi penjumlahan (+), operasi pengurangan (-), operasi perkalian
(x), dan operasi pembagian (÷).
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
4. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 4
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut dapat
diidentifikasikan beberapa masalah diantaranya :
1. Matematika merupakan salah satu bidang studi di sekolah yang sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari dan akan terus berperan dalam
perkembangan masyarakat, namun masih banyak siswa yang
beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit.
2. Berhitungan merupakan salah satu unit yang sangat penting sebagai
dasar dalam mempelajari matematika karena akan sangat membantu
dalam memecahkan persoalan-persolan yang timbul dalam kehidupan
sehari- hari.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya meneliti penguasaan siswa kelas IV SD terhadap
operasi hitung pada bilangan cacah yang kurang dari 100000. Operasi hitung
dalam penelitian ini adalah operasi penjumlahan (+), operasi pengurangan (-),
operasi perkalian (x), dan operasi pembagian (÷). Pembagian dalam penelitian
ini adalah pembagian tidak bersisa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan
Masalah maka dapat dirumuskan:
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
5. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 5
1. Seberapa besar tingkat penguasaan operasi hitung siswa kelas IV SD di
desa Sriharjo?
2. Diantara operasi hitung tersebut, manakah yang paling sulit bagi siswa?
3. Seberapa besar penguasaan siswa dalam melakukan perhitungan yang
menggunakan kombinasi dari operasi hitung tersebut
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tingkat penguasaan operasi hitung siswa kelas IV SD di desa
Sriharjo.
2. Mengetahui operasi hitung yang paling sulit bagi siswa kelas IV SD
3. Mengetahui tingkat penguasaan siswa dalam melakukan perhitungan yang
menggunakan kombinasi operasi hitung.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru-guru, dengan mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
operasi penjumlahan (+), operasi pengurangan (-), operasi perkalian (x),
dan operasi pembagian (÷) dan mengetahui operasi hitung yang paling sulit
bagi siswa, maka guru dapat merancang program pengajaran dan
menentukan metode pengajaran yang sesuai.
2. Bagi orang tua siswa, dengan mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap operasi penjumlahan (+), operasi pengurangan (-), operasi
perkalian (x), dan operasi pembagian (÷) serta mengetahui opersi hitung
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
6. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 6
yang paling sulit bagi siswa, maka orang tua dapoat memberikan bantuan
dan bimbingan kepada putra putrinya dalam belajar.
3. Bagi peneliti, menambah wawasan tentang tingklat penguasaan operasi
hitung siswa kelas IV SD.
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
7. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Belajar
Masalah belajar merupakan kebutuhan setiap manusia, dan merupakan
masalah pokok dalam dunia pendidikan. Belajar itu sendiri merupakan tindak
pelaksanaan pelajar untuk belajar dan pendidik untuk mengajar. Pada
prinsipnya belajar itu adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang.
Perubahan itu dapat berupa pengertian, kebiasaan, sikap ataupun kecakapan
diperoleh setelah seseorang melakukan perbuatan belajar. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa perbuatan belajar itu bersifat positif dan aktif.
Orang melakukan perbuatan belajar dengan sengaja, artinya dilakukan
dengan sadar dan tentu saja mempunyai tujuan. Oleh karena itu perubahan
yang tanpa disengaja dan bukan merupakan hasil dari perbuatan belajar sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Dari tiap-tiap pendapat telah dirangkum dari
beberapa ahli, dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses usaha yang di
lakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif
menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara
langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam
interaksinya dengan lingkungan (Tim Buku Pesikologi Pendidikan, 1991: 59 ).
B. Tinjauan Mengenai Pembelajaran Berhitung
Menurut Dali S. Naga (1985: 1) berhitung sudah dikenal orang Yunani
sejak awal tarikh Masehi dan menamakan berhitung itu arithmetike, suatu
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
8. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 8
istilah yang diturunkan dari kata-kata arithmos yang berarti “ilmu
pengetahuan”. Sedangkan aritmetika merupakan salah satu cabang dari
matematika. Berhitung sangat bermanfaat dalam pemecahan masalah-masalah
aritmetika maupun masalah bisnis. Memang matematika khususnya berhitung
tidak dapat dilepaskan dari perkembangan peradaban manusia sebagaimana
dikatakan oleh Loncelod Hogben yang dikutip oleh Sularti (2000 : 29) bahwa;
Penduduk kota yang pertama adalah “makhluk yang berbicara” (talking
animal) dan penduduk kota kaum teknologi adalah “makhluk yang
berhitung” (calculating animal) yang hidup dalam jaringan angka-
angka, takaran, resep makanan, jadwal kereta api, angka pengangguran,
pajak tilang, rampasan perang, uang lembur, taruhan, skor belajar,
kalori, timbangan bayi, temperatur, arah hujan, spedometer, panjang
gelombang, dan masih banyak lagi.
Secara formal mata pelajaran matematika diajarkan kepada siswa mulai
dari awal kelas I SD. Tujuan pembelajaran matematika di SD adalah untuk:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari- hari.
2. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika.
3. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih
lanjut di SMP
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
9. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 9
4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin (Depdikbud,
1993: 70-71).
Keterampilan dalam menghitung mutlak diperlakukan para siswa,
karena keterampilan menghitung akan banyak digunakan dalam
menyelesaikan soal matematika yang lebih kompleks. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Samekto (1993: 5-6) mengatakan bahwa:
Keterampilan berhitung itu penting disebabkan bebarapa hal, antara lain:
1. Keterampilan berhitung merupakan bekal yang penting agar prestasi
belajar matematika tinggi.
2. Kurangnya keterampilan berhitung dapat mengakibatkan kurangnya minat
belajar matematika.
3. Keterampilan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang
diperlukan untuk melanjutkan studi.
Kemampuan berhitung merupakan bagian dari kemampuan numerik.
Crombach yang dikutip oleh Coorney yang ditulis kembali oleh Samekto
(1993:4) menyatakan bahwa karakteristik dari seseorang yang terampil dalam
melakukan suatu kegiatan adalah otomatis, cepat, cermat dan lancar.
Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia, keterampilan diartikan sebagai
kecakapan untuk menyelesaikan tugas, lebih lanjut Samekto membedakan
pengertian kemampuan berhitung dengan keterampilan berhitung. Perbedaan
ini terletak pada waktu mengerjakan berhitung. Jika waktu yang diperlukan
untuk berhitung lama, maka kemampuan itu sudah dicapai dengan
keterampilan berhitung yang rendah.
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
10. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 10
Keterampilan dalam berhitung mempunyai peranan yang penting untuk
mendapatkan prestasi belajar matematika yang baik.Beberapa penelitian yang
relevan dengan hal tersebut antara lain:
1. Penelitian Murdanu (1992 : 95-101) pada siswa kelas III SD menunjukkan
bahwa ada kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita pada siswa SD
sebesar 48,28%, kesulitan pengetahuan pertanyaan 65,86%, kesulitan
pengetahuan data 53,17%, kesulitan dalam hal alih bahasa 69,27%,
kesulitan dalam hal komputasi 55,12%.
2. Hasil penelitian Jones dan Allen dalam Aos Hadi Wijaya (1986 : 48)
menunjukkan bahwa kelompok yang memperoleh keterampilan numerik
cukup memiliki prestasi matematika yang lebih tinggi di bandingkan
dengan kelompok yang biasa menggunakan kalkulator.
3. Sahid (1993 : 8) dalam penelitiannya yang berjudul Studi tentang
Kemampuan Menyalesaikan Soal Cerita Matematika pada siswa kelas VI
SD di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo Tahun 1992/1993
menyimpulkan bahwa kemampuan numerik siswan tergolong masih
rendah.
4. Hasil Penelitian Atmini Dhoruri (1994: 43-44) tentang pendapat guru SD
tentang keterampilan menghitung siswa SD menunjukkan bahwa materi
pengerjaan hitung/bilangan dan pecahan sangat mendukung keterampilan
menghitung siswa baik dikelas IV (48% dan 8%), kelas V (91% dan 95%),
maupun dikelas VI (93% dan 94%). Siswa kelas IV mengalami kesulitan
dalam menghitung pengurangan dua bilangan pecahan (48%) maupun
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
11. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 11
bilangan desimal (56%). Siswa kelas IV cukup terampil dalam menghitung
pembagia n bilangan besar, pengurangan pecahan dan sangat terampil
dalam menghitung penjumlahan bilangan besar, penjumlahan pecahan,
desimal dan peren. Siswa kelas VI cukup terampil dalam menghitung
perkalian, pembagian dan penarikan akar pada bilangan besar,
penjumlahan dan pengurangan pada pecahan serta operasi campuran.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan
berhitung merupakan kemampuan siswa yang meliputi ketepatan, ketelitian,
kelancaran dan kebenaran dalam menyelesaikan perhitungan.
Untuk mengetahui penguasaan operasi hitung siswa, maka dibuat tes tentang
operasi hitung tersebut, untuk dikerjakan siswa.
C. Menyelesaikan Soal Matematika
Pada pengajaran matematika, pertanyaan yang dihadapkan kepada
siswa siswi biasanya disebut soal. Soal-soal matematika dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu:
1. Latihan yang diberikan waktu belajar matematika, adalah bersifat
berlatih agar terampil atau sebagai aplikasi dari pengertian yang baru
saja diajarkan. Latihan biasanya berlangsung dengan cara mengulang-
ulang suatu hal yang diharapkan (Muhammad Ali, 1990: 102)
2. Soal dimana siswa tersebut harus menguasai hal- hal yang telah
dipelajari sebelumnya yaitu mengenal pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman serta belum pernah menyelesaikan soal tersebut.
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
12. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 12
Pemecaha n masalah adalah suatu kegiatan yang penting dan tepat
didalam pelajaran matematika pada umumnya dan soal cerita matematika pada
khususnya, karena tujuan belajar yang diperoleh dengan memecahkan masalah
dan prosedur pemecahan masalah secara umum adalah sua tu hal yang penting
yang dapat diterima oleh masyarakat. Pemecahan masalah yang bersifat
matematika dapat menolong meningkatkan daya analitis dan dapat membantu
siswa dalam menyelesaikan berbagai macam bentuk soal yang dihadapi.
Pemecahan masalah juga dapat menolong siswa mempelajari fakta,
keterampilan, konsep, dan prinsip matematika.Selama pemecahan masalah
merupakan kegiatan yang menarik bagi siswa, maka hal ini dapat
meningkatkan rangsangan untuk mempelajari matematika.
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
13. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Wilayah Generalisasi
Hasil penelitian ini digeneralisasikan pada siswa-siswa sekolah dasar
di desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
B. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD yang ada di
desa Sriharjo yang terdiri dari lima SD yaitu :
NO Nama SD Jumlah Siswa Kelas IV
1 SDN Tunggalan 29
2 SDN Gondosuli 35
3 SDN Ngrancah 17
4 SDN Sompok 24
5 SDN Kedong Miri 14
Jumlah 119
Penelitian mengambil populasi siswa kelas IV SD dengan alasan siswa
sudah mempelajari operasi-operasi hitung sejak kelas I SD, yaitu operasi
penjumlahan dan pengurangan dipelajari sejak kelas I, sedang perkalian dan
pembagian mulai dipelajari / diperkenalkan pada siswa kelas II.
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
14. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 14
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random
sampling cara undian.
Prosedur pengundiannya sebagai berikut :
1. Menyiapkan potongan kertas yang diberi kode seluruh SD yang ada yaitu :
SDN Tunggalan
SDN Gondosuli
SDN Ngrancah
SDN Sompok
SDN Kedong Miri
2. Masing- masing potongan kertas digulung dan dimasukkan dalam kaleng
lalu diundi
3. Mengambil gulungan kertas satu persatu sampai terambil dua gulungan
kertas dan nama SD tersebut yang digunakan sebagai sampel penelitian.
Dengan demikian seluruh kelas IV dari masing- masing SD mempunyai
peluang sama menjadi sampel penelitian.
TABEL 1. PERINCIAN SAMPEL PENELITIAN
NO Nama SD Jumlah Siswa Kelas IV
1 SDN Gondosuli 35
2 SDN Ngrancah 17
Jumlah 52
Banyaknya anggota sampel sudah representatif untuk diambil
sebagai sampel penelitian, karena menurut Suharsimi Arikunto(1996:120)
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
15. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 15
untuk populasi asli dalam skala besar (lebih dari 100) pengambilan sampel
dapat diambil 10 % -15% atau 20%-25% atau lebih.
Sutrisno Hadi (1982:73) menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada suatu
ketetapan yang mutlak berapa persen smpel harus diambil dari populasi.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Hari : Selasa dan Rabu
Tanggal : 6-7 April 2004
Pukul : 08.00 sampai selesai
Tempat : SDN Gondosuli dan SDN Ngrancah di Desa Sriharjo Kecamatan
Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
D. Definisi operasioanal variabel penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah penguasaan operasi hitung. Adapun
definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah:
1. Penguasaan operasi hitung siswa adalah: keterampilan siswa dalam
melakukan perhitungan matematika dengan menggunakan operasi hitung
yaitu operasi penjumlahan (+), operasi pengurangan (-), operasi perkalian
(x), dan operasi pembagian (÷).
2. Tingkat penguasaan operasi hitung siswa adalah: tinggi rendahnya
keterampilan siswa dalam menggunakan operasi hitung , yang didapat
dari skor tes yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tes yang diberikan.
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
16. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 16
E. Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini menggunakan tes penguasaan operasi
hitung disusun berdasarkan kurikulum matematika SD kelas IV dan konsultasi
pada pembimbing dan guru.
Tes tersebut meliputi operasi penjumlahan (+), operasi pengurangan (-)
, operasi perkalian (x), dan operasi pembagian (÷) dan kombinasi dari operasi
hitung tersebut. Tes penguasaan operasi hitung tersebut berupa tes essay.
Adapun kisi-kisi test tersebut sebagaimana tercantum dalam tabel 1.1
Tabel 1.1
No Materi Berhitung No Soal Tujuan
1 Operasi penjumlahan (+) 1 dan 2 Siswa dapat menjumlahkan
dengan menyimpan dan
tanpa menyimpan serta siswa
memahami nilai tepat
2 Operasi pengurangan (-) 3 dan 4 Siswa dapat mengurangkan
suatu bilangan dari bilangan
yang mengandung nol
maupun tidak, dengan
meminjam dan tanpa
meminjam, serta memahami
nilai tepat
3 Operasi perkalian (x) 5 dan 6 Siswa dapat mengalikan
bilangan yang terdiri dari
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
17. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 17
tiga angka yang mengandung
nol ditengah maupun tidak
dengan bilangan yang terdiri
dari dua angka.
4 Operasi pembagian (÷) 7 dan 8 Siswa dapat membagi
bilangan dengan bilangan
lain dengan pembagian
bersusun pendek
5 Kombinasi operasi 9 dan 10 Siswa memahami urutan
berhitung pengerjaan hitungan campur-
an
F. Analisis Instrumen
Hasil tes yang dikerjakan oleh siswa tersebut dihitung validitas dan
reliabilitasnya. Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas adalah
teknik korelasi product mo ment yang ditemukan oleh Pearson.
Rumus korelasi produk moment:
N∑ xy −(Σx ) (Σy )
r xy =
(N∑ x − (Σx )) (N∑ y − (Σy ) )
2 2 2 2
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara varian x dan varian y
∑x = Jumlah skor butir
∑y = Jumlah skor total
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
18. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 18
∑x2 = Jumlah kuadrat skor butir
∑y2 = Jumlah kuadrat skor total
∑xy = Jumlah perkalian antara x dan y
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya maka digunakan tabel r (kritik)
yaitu:
a) Jika r hitung > r tabel maka signifikan
b) JIka r hitung < r tabel maka tidak signifikan
Reliabilitias tes dalam penelitian ini dihitung dengan rumus alpha
yang dikemukakan oleh Cron Back:
Rumus Alpha:
k ∑S i
2
r11 = 1−
k −1
S 2t
Keterangan
r11 = Koefisien reliabilitas
k = banyaknya butir soal
s2 i = Varian butir ke- i
s2 t = Varian total.
G. Tehnik Analisa Data
Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu seberapa
besar tingkat penguasaan operasi hitung dasar siswa dilakukan analisis
diskriptif yakni dengan menghitung persentase skor yang diperoleh siswa
dari semua butir soal yang memuat operasi hitung dasar. Adapun rumus
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
19. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 19
yang digunakan untuk menghitung persentase penguasaan operasi hitung
dasar siswa adalah:
a
X= x100%
b
Keterangan
X= persentase penguasaan operasi hitung
a = jumlah skor total benar yang diperoleh dari semua butir soal
yang memuat operasi hitung
b = jumlah skor total butir soal yang memuat operasi hitung
Selanjutnya untuk menerjemahkan nilai- nilai “X” digunakan kriteria
menurut Suharsimi Arikunto (2001, 245) sebagai berikut.
TABEL 1.2 KRITERIA PERSENTASE KEMAMPUAN SISWA
Persentase (%) Kriteria
80 – 100 Sangat tinggi
66 – 79 Tinggi
56 – 65 Cukup
40 – 55 Rendah
30 – 39 Sangat rendah
Pemberian skor antara 0-10 untuk setiap nomor soal.
Untuk mengetahui kemampuan operasi hitung dasar siswa, maka
dilakukan persentase penguasaan siswa pada masing- msing operasi hitung
dasar, kemudian dibandingkan satu sama lain. Operasi hitung dasar yang
paling sulit adalah yang persentasenya paling kecil. Perhitungan persentase
semacam ini dilakukan pada kombinasi operasi hitung dasar.
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com
20. Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com 20
DAFTAR PUSTAKA
Sularti (2000) Suatu Studi tentang Pengajaran Terapan Matematika pada Siswa
SLTP Negeri di Kodya Yogyakarta, UNY
Kukuh (1999) Kesalahan-Kesalahan Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelas V SD Suci Tegal. SD Angsul I, SD Ampibi I dan SD Naslem III di
Kabupaten Sleman, Yogyakarta, FPMIPA UNY
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2001) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
Sumekto (1993) Peningkatan Kemampuan Numerik dan Penalaran Sebagai Usaha
Perbaikan Kualitas Pengajaran di SMP.
Depdikbud (1993), GBPP Sekolah Dasar.
Diunduh dari www.muliacom.blogspot.com