Zoologi Vertebrata Bab 7. Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik, klasifikasi, contoh, perikehidupan, daerah penyebaran, dan manfaat bagi manusia dari Osteichthyes
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009: 3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut. Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M adalah -9,94 atm
Zoologi Vertebrata Bab 7. Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik, klasifikasi, contoh, perikehidupan, daerah penyebaran, dan manfaat bagi manusia dari Osteichthyes
isolasi DNA yang dilakukan dengan metode kitcen preparation dengan memanfaatkan detergen dan garam dapur (NaCl) sebagai pengahncur memberan sel pada buah
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009: 3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut. Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M adalah -9,94 atm
Evolusi berasal dari dua bahasa yaitu bahasa inggris : to evolve yang berarti berkembang atau berusaha secara perlahan-lahan, sedangkan dari bahasa latin : evolut yang berarti menggulir.
1. Pendekatan Kladistik
Revolusi dunia biologi setelah Darwin
timbul menggunakan dasar pemikiran
bahwa proses alamiah akan selalu
mengambil jalan yang paling singkat (
Parsimonis atau ekonomis ).
Proses perubahan atau tingkat yang
terjadi harus mengikuti jalan yang paling
singkat.
2. Lanjutan.....
Atas dasar pemikiran tersebut
memerlukan pendekatan yang
memperhitungan proses paling singkat
disebut pendekatan kladistik.
Dasar pemikiran parismoni akan
menghasilkan suatu hipotesis
sederhana.
3. Alasan memilih pendekatan
kladistik
Paling rasional
Merupakan tolok ukur yang eksak bagi
semua peneliti.
Selalu dapat diuji.
Memberikan informasi paling lengkap.
Paling mudah dianalisis.
Mudah diramalkan karena lebih natural.
Umumnya betul, dan mendekati
kebenaran
4. Alasan berdasarkan studi sistematik
dan evolusi
1. Evolusi emang terjadi, meskipun kita
tidak mengetahui dengan tepat
mengenai proses yang terjadi, tetapi
dapat ditelusuri.
2. Hanya ada satu proses yang terjadi.
3. Perubahan terus terjadi dari generasi
ke generasi
5. Lanjutan...
Dalam analisis kladistik akan selalu
dihadapkan pada masalah tentang
penentuan sifat suatu faktor.
Contoh :
kaki belakang tidak sama dengan kaki
depan,
Sayap serangga, sayap burung dan
sayap kelelawar tidak sama
9. Homolog
Berasal dari bagian yang sama
Struktur sama, asal usul sama
Tetapi dapat mengalami perubahan
10. Tidak homolog
Analog
• Fungsi ama, asal usul dan struktur tidak
sama
• Contoh : sayap burung dan sayap
serangga
Paralel
• Fungsi dan strukturnya sama, asal usul
beda, proses pembentukan mungkin
mengikuti jalan sama.
11. Contoh paralel
Pemakan semut yang merupakan suatu
monotremata (Zaglossus, Tachyglossus)
Kelompok marsupial ( Mymercobius )
Mamalia modern ( Myrmecophaga ).
12. Konvergen
Fungsi dan strukturnya sama
Proses pembentukannya tidak mengikuti
jalan yang sama.
Contoh :
• Bentuk tubuh seperti ikan selain pada
ikan, juga pada hiu (ikan), lumba-lumba
(mamal) dan Ichthyosaurus (reptil)
13. Evolusi reversal
Mempunyai asal usul,
Fungsi dan struktur sama, tapi jalan
yang dilalui tidak sama persis.
Contoh:
• Mutasi asam nukleat
14. Paralog
Tidak ada kepastian homolog atau tidak
Kriteria buatan
Untuk mengakomodasi penelitian
15. Istilah-istilah Analisis
kladistik
MONOFILETIK : pengelompokan yang
berasal dari sumber yang sama.
HOLOFILETIK : kelompok yang semua
anggotanya berasal dari nenek moyang
yang sama.
PARAFILETIK: kelompok yang semua
anggota berasal dari nenek moyang
yang tidak sama.
16. Penentuan faktor homolog
1. Analisis holomorfologi dengan
menggunakan kelompok terdekat
(outgroup)
2. Analisis ontogeni
3. Adanya petunjuk geologi
4. Adanya petunjuk biogeografi
Analisis yang sering digunakan adalah
holomorfologi dan ontogeni
Terdapat keberatan/ keraguan dalam
menggunakan geologi dan biogeografi
17. Untuk menghindari kesalahan
digolongkan 4 faktor homolog:
1. Bersifat plesiomorfik, ciri yang dimiliki
nenek moyang (biasa disebut primitif)
2. Apomorfik, (sudah mengalami
perubahan)
3. Sinapomorfik, (berubah sebelum
divergensi-percabangan)
4. Autopamorfik, (berubah secara
autonom)
18. lanjut
Dalam analisis kladistik hanya faktor
sinamorfik yang dapat dipakai untuk
menelusuri jalannya evolusi.
Penggunaan karakter ontogoni sangat
baik, karena semua embryo vertebrata;
misalnya mempunyai bentuk yang sama.
Hanya dalam perkembangannya hingga
jadi fetus dan organisme dewasa, terjadi
perbedaan yang pada dasarnya dapat
ditelusuri secara nyata untuk mengetahui
homologinya dan proses perubahan yang
terjadi.
19. Cara menentukan sifat dari perbedaan
pada karakter ontogoni menggunakan
outgroup
Kalau ada ciri serupa, ciri tersebut sudah ada
sejak nenek moyang
Kalau ciri berbeda, jika hanya 1 takson
berbeda, perbedaan tersebut ciri spesifik dari
taksoon tersebut.
Hanya outgroup yang berbeda, ciri tersebut
membedakan outgroup dari kelompok tadi.
Semua yang dibandingkan berbeda, ciri
tersebut tidak dapat dipakai dalam analisis
kladistik
20. Lanjut..
Beberapa anggotaa termasuk outgroup
berbeda, kemungkinan termasuk
plesimorf, sedangkan yang lain sinamorf
atau automorf.
Beberapa anggota tanpa outgroup
serupa, ciri tersebut sinamorf.
21. Penyusun Pohon Kekerabatan
Misalnya ada 5 macam organisme yang
dipelajari.
Dalam hal ini kita menganalisis 5 buah
ciri utama.
Dari analisis yang dilakukan diharapka
dapat mengungkapkan hubungan
kekerabatan dari kelima organisme yang
ada
22. Tabel hubungan kekerabatan dengan menganalisis
ciri utama dari 5 organisme
Ciri yang dibandingkan
Takson 1 2 3 4 5 6 7
A 0 0 0 0 0 0 0
B 1 0 0 0 0 0 0
C 1 1 0 0 0 0 0
D 1 1 1 1 1 1 0
E 1 1 1 1 1 1 1
0= ciri bersifat plesiomorfik
1= bersifat apomorfik
23. Lanjut.
Data ini dapat dianalisis dengan
pendekatan fenetik maupun pendekatan
kladistik.
Fenetik : membandingkan setiap 2
takson, A B, A-C, A-D, A-E; B-C, B-D, B-
E; C-D, C-E; D-E dan dihitung
banyaknya ciri yang sama.
24. Penentuan hubungan kekerabatan secara kladistik
Takson A B C D E
A 0 0 0 0
B 7 1 1 1
C 6 7 1,2 1,2
D 1 2 3 1,2,3,4,5,6,7
E 0 1 2 7