4. generalisasi
Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas
sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk
menarik kesimpulan umum.
Contoh:
Orang Jawa tidak suka berterus terang.
5. analogi
Kesimpulan tentang kebenaran sesuatu ditarik
berdasarkan pengamatan terhadap gejala yang
memiliki kemiripan.
Contoh:
Hawa nafsu adalah kuda tunggangan yang akan
membawamu meraih ambisi, sementara agama adalah
kendali untuk mengendalikan tungganganmu agar
tidak liar, mementalkan, menyeret, dan menginjak-
injak dirimu.
6. sebab-akibat
Semua peristiwa harus ada penyebabnya, namun
seringkali orang sampai pada kesimpulan yang salah
karena proses penarikan kesimpulan tidak sah (karena
sikap pribadi, takhayul, prasangka, pandangan politik)
Contoh:
Sebagian besar siswa mendapat nilai buruk karena pada
waktu ulangan ada kucing hitam yang melintas di
halaman.
7. Penalaran deduktif:
Umum - Khusus
Penalaran yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori,
atau putusan yang berlaku umum.
Contoh:
Semua makhluk akan mati.
Manusia adalah makhluk.
Karena itu, semua manusia akan mati.
8. Silogisme
Deduksi menggunakan silogisme atau entinem sebagai alat
penalarannya.
Silogisme adalah proses yang menghubungkan 2 proposisi
yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan.
Silogisme: -premis mayor(dianggap benar)
- premis minor(peristiwa khusus)
- kesimpulan
9. Beberapa ketentuan silogisme
1 Hanya terdiri dari tiga proposisi.
2 Jika mengandung premis positif dan negatif
maka kesimpulannya negatif.
Contoh:
Semua mahasiswa PGSDtidak perlu menempuh
mata kuliah BI
Andi mahasiswa PGSD
Jadi, Andi tidak perlu menempuh mata kuliah
10. lanjutan …
3 Dari dua premis yang negatif tidak dapat
ditarik kesimpulan.
Contoh:
Indonesia adalah negara yang tidak ramah.
Amir adalah orang yang tidak ramah.
Jadi, Amir adalah orang Indonesia.
11. Salah nalar
Kekeliruan dalam proses berpikir karena emosional,
kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh:
Menulis adalah keterampilan berbahasa yang paling
sulit di antara keterampilan berbahasa yang lain.
12. Macam-macam salah nalar
1. Generalisasi yang terlalu luas.
Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.
Semua pejabat pemerintah korup.
2. Kerancuan analogi.
Negara adalah kapal berlayar menuju tanah harapan.
3. Kekeliruan kausalitas.
Saya tidak bisa berenang karena saya bukan
keturunan perenang.
13. lanjutan…
4. Kesalahan relevansi.
Saya memilih dia karena dia baik dengan saya.
5. Pembenaran.
Semua juga begitu.
6. Kurang memahami persoalan.
Pendekatan komunikatif adalah pembelajaran
bahasa yang diarahkan pada bagaimana berbicara.
7. Prestise seseorang.
Hendaknya cermat dalam mengutip pendapat orang.