1. EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung dan mendeteksi kelainan-kelainan jantung.
2. Terdapat prosedur standar pemasangan elektroda dan interpretasi hasil EKG seperti menentukan irama, frekuensi jantung, axis, dan menganalisis gelombang-gelombangnya.
3. Kelainan yang dapat terdeteksi antara lain aritmia, iskemia, hipertensi, efek obat, dan gangguan elektrolit.
1. Oleh:
Barlian Nada, Uswatun Hasanah, Rulli Wulandari, dan
Lusi Nur Atika
NTC 15-16
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta
EKG Dasar dan Cara Interpretasi
4. ELEKTRO KARDIO GRAFI
PENGERTIAN
Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas
listrik jantung.
Elektrokardigram ( EKG ) adalah suatu grafik yg
menggambarkan rekaman listrik jantung.
INDIKASI PEMERIKSAAN EKG
Aritmia jantung
Pasien dengan hipertensi
Hipertrofi atrium dan ventrikel
Iskemik dan infark miokard
Efek obat-obatan seperti digitalis, anti aritmia dll
Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
Penilaian fungsi pacu jantung
Pasien post sinkop
Dicurigai mengalami kelainan jantung kongenital
5. MESIN EKG
Mesin EKG dibagi menjadi 3 jenis , menurut
banyaknya saluran ( Channel ) pencatat yaitu:
single, trifle atau multiple channel.
6. KERTAS EKG
Kertas EKG merupakan kertas
grafik yang merupakan garis
horizontal dan vertikal dengan
jarak 1mm ( kotak kecil ). Garis
yang lebih tebal terdapat pada
setiap 5mm disebut ( kotak besar ).
Garis horizontal
Menunjukan waktu, dimana
1mm = 0,04 dtk, sedangkan
5mm = 0,20 dtk.
Garis vertical
Menggambarkan voltage,
dimana 1mm = 0,1 mv ,
sedangkan setiap 5 mm =0,5 mv.
ISMAIL PRODUCTION
0,04 dt
0, 20 dt
0,1 mv 0,5 mv
7. Alat Perekaman EKG
Elektroda Gel
Tissue
Handscoon
Mesin EKG
Kertas EKG
Lead Ekstremitas
Lead Pre Kardial
Kabel power pastikan terhubung
dengan listrik
8. Prosedur Pemasangan EKG
1. Memperkenalkan diri kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Menutup cartain atau memasang skerem
4. Melakukan hand hygiene dengan handrub atau
handwash
5. Memeriksa tekanan tekanan darah sebelum
pemeriksaan EKG
6. Menghubungkan alat dengan sumber listrik
7. Memasang lead ekstremitas (termasuk
memberikan jelly pada area pemasangan)
8. Memasang lead prekordial (memberikan jelly
pada area pemasangan)
9. Prosedur Pemasangan EKG
9. Memberitahu pasien bahwa tindakan akan
dilakukan dan meminta pasien untuk tidak
bergerak terlebih dahulu dan tidak
menggunakan bahan logam.
10. Mengatur parameter perekaman: kecepatan 25
mm/detik, kekuatan voltase 1 MV
11. Melakukan perekatan EKG 12 lead
12. Merekam lead II panjang (jika hasil hasilnya
irreguler).
13. Memeriksa kualitas hasil rekaman.
14. Mencantumkan identitas pasien (nama dan
nomor rekam medik), tekanan sebelum
pemeriksaan, tanggal dan jam tindakan serta
identitas pemeriksa di hasil rekaman.
10. Prosedur Pemasangan EKG
15. Menempelkan hasil rekaman di lembar
penempelan.
16. Melepas alat, merapikan pasien, dan
membereskan alat.
17. Cuci tangan
14. Interpretasi EKG
1. Tentukan apakah denyut jantung berirama
teratur atau tidak
2. Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)
3. Tentukan gelombang P normal atau tidak
4. Tentukan interval PR normal atau tidak
5. Tentukan gelombang QRS normal atau
tidak
15. CARA MENGHITUNG HEART
RATE
Menentukan frekuensi jantung
A. 300 = ( jml kotak besar dlm 60 detik )
Jml kotak besar antara R – R
B. 1500 = (jml kotak kecil dlm 60 detik )
Jml kotak kecil antara R – R
C. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah
QRS dan kalikan 10.
CAT : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR.
RUMUS C UNTUK YANG TIDAK TERATUR.
16. AXIS
Sadapan I = ratio gel R dengan gel S
Sadapan AVF= ratio gel R dengan gel S
I AVF KET
+ + N
+ - LAD
- + RAD
- - superior
19. GAMBARAN ECG
1. GELOMBANG P
a. Lebar kurang dari 0,12 detik
b. Tinggi kurang dari 0,3 detik
c. Selalu positif di lead II
d. Selalu negatif di lead AVR
Kepentingan: mengetahui kelainan di atrium
20. GELOMBANG QRS
a. Lebar 0,06 – 0,12 detik
b. Gelombang Q Tinggi tidak lebih dari 1/3 R (Q
memanjang untuk melihat adanya masalah
konduksi pada purkinje, dapat mengindikasikan
terjadi VT serta nekrosis miokard)
c. Gelombang R positif di lead 1,2,V5,V6 lead
AVR,V1,V2 hanya kecil atau tidak ada sama
sekali
d. Gelombang S defleksi negatif sesudah gelombang
R
Kepentingan: mengetahui adanya hipertrofi
ventrikel, adanya bundle branch block, serta
infark
22. PR Interval
Diukur dari permulaan P
sampai dengan permulaan
QRS.
Normal 0,12-0,20 detik atau
3-5 kotak kecil
PR interval kurang dari 0,12
menunjukkan sidrom WPW
(wolff-parkinson-white) dan
sindrom Ganong Levine
PR interval lebih dari 0,20
detik menunjukkan total AV
Blok
Kepentingan: melihat
kelainan sistem konduksi
23. Normal : Isoelektris
Kepentingan : Elevasi Pada injuri/infark akut
Depresi Pada iskemia
Segmen ST
Diukur dari akhir QRS s/d awal gel T
NON STMI STMI
24. Gelombang T
Gambaran yang ditimbulkan dari repolarisasi
ventrikel
Nilai normal:
< 1 mV di lead dada
< 0,5 mV di lead ekstremitas
minimal ada 0,1 mV
Untuk mengetahui adanya iskemi atau infark
Kelainan elektrolit:
T elevasi menunjukkan hiperkalemi
T depresi menunjukkan adanya iskemi
T datar menunjukkan hipokalemi
26. Gelombang P
Ada / Normal Tidak Ada
Diikuti QRS
PR Interval
Tidak dapat dihitung
Memanjang
Gel P teratur spt mata
gergaji
Normal
Gel P tidak teratur
Tidak Teratur
Frekwensi
Teratur
< 60 x/mnt 60-100 x/mnt > 100 x/mnt
Sinus Rhythm Sinus Takikardi
Sinus Aritmia
Atrial Flutter
Sinus
Bradikardi
Atrial Fibrilasi
AV Blok
Atrial Takikardi/
Supra ventricular
takikardi
Ventrikel
takikardi
Sempit Lebar
Komplek QRS
Teratur
Irama
Tidak teratur
Irama
Ventrikel fibrilasi
41. Takikardia Atrial
Kriteria : 3 atau lebih ekstrasitol atrial berturutan
Gambaran EKG : - frekuensi biasanya 160-250 /menit
- sering P sukar dikenali karena bertumpuk pada T
- interval P-P dan R-R teratur
42. Fluter Atrial
Denyut atrial cepat dan teratur, frekuensi 250-350/menit
Gelombang fluter : seperti gergaji
Biasanya terdapat konduksi 2:1, karena simpul AV tak dapat
Meneruskan semua impuls dari atria
43. Fibrilasi Atrial
Gelombang f ( fibrilasi ) : gelombang-gelombang P yang tak teratur,
frekuensi 350-600/menit
Gelombang QRS tak teratur, frekuensi 140-200/menit
FA halus ( fine ) : defleksi gelombang P < 1 mm
FA kasar ( hoarse ) : defleksi gelombang P > 1 mm
44. Takikardi Ventrikel (VT)
Irama : Teratur
Frekwensi HR : 100 – 250 x/menit
Gel. P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Gel. QRS : Lebar lebih dari 0,12 detik
45. Fibrilasi Ventrikel (VF)
Irama : Tidak teratur
Frekwensi HR : < 350 x/menit shg tdk dpt dihitung
Gel. P : Tidak ada
Interval PR : Tidak ada
Gel. QRS : Lebar dan tidak teratur
@ VF kasar (Coarse VF)
@ VF halus (Fine VF)
46. Blok AV Derajat I
•Akibat perlambatan transmisi impuls
dari atrium ke ventrikel, perlambatan
terjadi di A.V
•Pada A.V blok I PR interval lebih dari
0,20 detik
47. AV Blok Derajat II Mobitz I
PR interval makin memanjang pada tiap denyu
48. AV Blok Derajat II Mobitz II
Bila secara periodik P tidak diikuti QRS kompleks
(P berjumlah 2,3, atau 4 baru kemudian diikuti
QRS). PR interval konstan tidak berubah.
49. AV Blok Derajat III
Setiap gelombang P tidak diikuti QRS. Atrium
berdenyut sendiri berasal dari SA atau impuls di
atrium dan ventrikel berdenyut sendiri berasal
dari AV junction dengan frekuensi 40 – 60/menit
atau dari fokus dibagian bawah ventrikel
sehingga QRS lebar dengan frekuensi < 40/menit