3. Sejauh mana kita berfikir dan mencoba
untuk menyentuh siswa secara berbeda
sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhannya yang beragam di dalam
kelas?
4. YAY U K H A RT I N I , M . Pd
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
6. 3 Tipe Belajar Siswa Secara Umum :
1. Visual
Anak yang memiliki tipe belajar ini lebih peka dengan
warna, penampilan, keindahan, dan kerapian. Mereka
tidak suka dengan jawaban yang terlalu panjang dan
kesulitan saat berkomunikasi secara verbal.
2. Auditori
senang mendengarkan berbagai informasi. Mereka lebih
mudah mencerna informasi yang berbentuk dialog,
nada, atau segala informasi yang bisa ditangkap melalui
indera pendengaran.
3. Kinestetik
Anak tipe ini senang dengan kegiatan olah tubuh seperti
olahraga, permainan, dan sebagainya. Mereka biasanya
sulit untuk duduk diam dalam waktu lama dan senang
bergerak. Anak-anak tipe kinestetik juga gemar
menyentuh sesuatu dan lawan bicara untuk
mendapatkan perhatian.
9. YAYUK HARTINI
Pembelajaran berdiferensiasi adalah
proses belajar mengajar dimana peserta
didik dapat mempelajari materi pelajaran
sesuai dengan kemampuan, apa yang
disukai, dan kebutuhannya masing-
masing sehingga mereka tidak frustasi
dan merasa gagal dalam pengalaman
belajarnya.
(Breaux dan Magee, 2010; Fox &
Hoffman, 2011; Tomlinson, 2017)
Definisi Pembelajaran
Berdiferensiasi
10. Tugas Guru dalam pembelajaran berdiferensiasi
Perancang Pembelajaran Fasilitator Pembelajaran Motivator
11. • Pada pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala
kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen
1 2 3
KERAGAMANPESERTADIDIK
Kemampuan
pengetahuan dan
keterampilan peserta didik
dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Perhatian yang menarik
keinginan, hobby, dan
kesukaan terhadap sesuatu.
Profil Belajar
Kesiapan Minat
Karakteristik unik
setiap individu yang
mempengaruhi gaya dan
kebiasaannya dalam
belajar
12. • Pada pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala
kebijakan dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen
1 2 3
PEMBELAJARANDIFERENSIASI
Pendidik mengidentifikasi
kesiapan belajar, minat, dan
tingkat penguasaan
kompetensi peserta didik
dengan melakukan asesmen
awal pembelajaran.
Menyesuaikan lingkup materi yang
akan dipelajari oleh peserta didik
berdasarkan kesiapan, minat dan
tingkat penguasaan kompetensi
peserta didik.
Merancang strategi
bagaimana lingkup materi
dipelajari oleh peserta didik
13. Penyesuaian Ruang Lingkup
pembelajaran
Peserta didik yang belum
menguasai kompetensi
prasyarat atau belum siap
untuk belajar di suatu
lingkup materi, diberikan
kesempatan untuk
mempelajari kompetensi
pada tingkat yang lebih
rendah atau dengan cakupan
lingkup materi yang lebih
sederhana.
Peserta didik yang sudah
siap belajar diberikan
kesempatan untuk
mempelajari seluruh
lingkup materi dengan
penugasan yang sesuai
Peserta didik yang
memiliki tingkat
penguasaan yang tinggi
dapat diminta untuk
menyelesaikan tugas
dengan tingkat kesulitan
yang lebih tinggi atau
menantang
14. Elemen yang Berdiferensiasi
Aspek
Diferensiasi
Konten
Materi yang akan diajarkan oleh guru
dan yang akan dipelajari oleh siswa.
YAYUK HARTINI
Proses
Kegiatan belajar yang berlangsung
dan memberikan pemahaman bagi
peserta didik sebagai pengalaman
yang bermakna.
Produk
Hasil akhir dari pembelajaran untuk
menunjukan kemampuan
pengetahuan keterampilan dan
pemahaman peserta didik.
Lingkungan Belajar
Susunan kelas secara personal,
social dan fisik.
16. Asesmen awal dilakukan di awal
pembelajaran/di awal sub materi.
Bertujuan untuk mengidentifikasi
kompetensi, kekuatan, kelemahan
peserta didik. Hasilnya digunakan
pendidik sebagai rujukan dalam
merencanakan pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran
peserta didik
o Contoh Rancangan Pembelajaran Berdeferensiasi
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Materi Pembelajaran :
Unsur Intrinsik dalam Karya Sastra.
Tujuan Pembelajaran :
Mengidentifikasi unsur intrinsik
dalam karya sastra.
17. Implementasi Pembelajaraan berdeferensiasi
Materi Unsur Intrinsik dalam Karya Sastra
Implementasi
Berdiferensiasi
Konten
Pemilahan materi/konten
pelajaran terkait teks cerita fiksi
yang disediakan.
YAYUK HARTINI
Proses
Pemilahan kegiatan yang dilakukan
terkait gaya belajar, metode dan
pendekatan pembelajaran yang
dipilih.
Produk
Pelaksanaan asesmen formatif dan
sumatif yang akan diberikan pada
siswa dengan rubrik yang tepat.
Lingkungan Belajar
Teknik penyusunan lingkungan kelas,
posisi tempat duduk dan lain-lain
pada saat siswa mengidentifikasi
unsur intrinsic dalam teks fiksi yang
dibaca.
18. Deferensiasi Konten
Peserta didik yang belum
menguasai kompetensi
prasyarat atau belum siap
untuk belajar mengenai unsur
intrinstik dalam karya sastra
yang lebih detail diberikan jenis
teks fiksi yang sederhana,
ringan dengan cerita yang tidak
terlalu panjang misalnya cerita
fabel/binatang dengan teks
tidak lebih dari 3 paragraf dan
unsur pembangun yang tidak
kompleks.
Peserta didik yang sudah siap
belajar diberikan kesempatan
untuk mempelajari seluruh
lingkup materi dengan
penugasan yang sesuai,
diberikan teks fiksi dengan
unsur intrinsik yang lengkap,
dengan jumlah paragraph
yang sesuai.
Peserta didik yang memiliki
tingkat penguasaan yang tinggi
dapat diminta untuk
menyelesaikan tugas dengan
tingkat kesulitan yang lebih tinggi
dan menantang, misalnya
membandingkan 2 teks yang
berbeda untuk dicari unsur
intrinsiknya atau membebaskan
mereka untuk mencari sendiri
teks fiksi mana yang ingin mereka
identifikasi.
19. Deferensiasi Proses
Peserta didik dengan gaya
belajar visual dapat
diberikan materi teks cerita
fiksi dengan banyak gambar
yang menarik, warna yang
beraneka ragam, serta teks
dengan bantuan-bantuan
visual yang mendukung.
Peserta didik dengan gaya
belajar auditory dapat
diberikan teks cerita fiksi
yang dibacakan,
mendengarkan dongeng
dari cerita yang direkam
atau membacakan cerita
yang dia pilih di depan
teman-teman kelasnya.
Peserta didik dengan gaya
belajar kinestetik dapat
diberikan tugas untuk
membaca teks fiksi dan
mengidentifikasi unsur
intrinsik di dalamnya
melalui kegiatan-kegiatan
yang menggerakan organ
tubuh misalnya dengan
bermain peran,
membacakan di depan
kelas dan lain-lain.
20. Deferensiasi Produk
Peserta didik dengan gaya
belajar visual dikondisikan
untuk membuat sebuah
produk identifikasi unsur
intrinsik lewat gambar
bercerita, mind mapp, atau
menguraikan cerita dalam
tabel/bagan.
Produk yang diberikan pada
peserta didik dengan gaya
belajar kinestetik misalnya
dengan asesmen formatif
berupa kemampuan
menceritakan kembali cerita
yang dibaca lewat kegiatan
bermain peran, menceritakan
kembali cerita dan unsur
intrinsic yang dibahas dengan
berpura-pura seolah sedang
menjadi guru di depan kelas
dan sebagainya.
Peserta didik dengan gaya
belajar auditory diminta
untuk membuat produk
berupa tes sumatif berupa
tes tertulis juga tes lisan
untuk mengukur
pemahamannya dari teks
yang telah didengarkannya.
21. Deferensiasi Lingkungan Belajar
Peserta didik dengan gaya
belajar visual membutuhkan
pengaturan tempat duduk
yang memungkinkan
ruangan menjadi
lapang/luas dan para siswa
jelas untuk mengamati serta
berinteraksi saat ada
presentasi dalam proses
pembelajaran.
Peserta didik dengan
mayoritas gaya belajar
kinestetik membutuhkan
ruangan yang terbuka dan
lebar. Pengaturan tempat
duduk dengan banyak kursi
dan meja yang
berdempetan membuat
para siswa tidak bisa
bergerak dengan nyaman.
Peserta didik dengan gaya
belajar auditory
membutuhkan ruangan yang
terkontrol, tidak terlalu riuh
namun memungkinkan
untuk para peserta didik
mendengarkan materi yang
dibahas dengan nyaman.
22. “
“
S e t i a p a n a k i t u j e n i u s .
T a p i b i l a a n d a m e n i l a i
i k a n d a r i k e m a m p u a n n y a
m e m a n j a t p o h o n , S e u m u r
h i d u p d i a a k a n m e r a s a
d i r i n y a b o d o h .
A l b e r t E i n s t e i n