Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Proposal penelitian skripsi Yandi Supran membahas pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pendekatan Project-Based Learning terhadap hasil belajar fisika siswa SMP Negeri 1 Rantau Bayur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran CTL terhadap hasil belajar siswa.
1. Blognya Anak
Fisika
Jumat, 25 Januari 2013
Proposal Penelitian Skripsi Yandi Supran (2008122032)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 1 RANTAU BAYUR
Nama
: Yandi Supran
NIM
: 2008 122 032
Program studi
: Pendidikan Fisika
Jurusan
: Pendidikan MIPA
Dosen Pembimbing I
: Drs. Imron Husaini, M.Pd
Dosen pembimbing II
: Dra. Misdalina, M.Pd
1.
Latar Belakang
Perkembangan peserta didik seutuhnya menggambarkan adanya suatu perubahan dalam diri seseorang,
baik itu perkembangan fisik, emosional, sosial, intelegensi maupun perkembangan spiritual yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Pendidikan di sekolah lebih dikenal dengan sebutan proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar ini terjadi dengan melibatkan banyak faktor, baik pendidik, peserta didik,
bahan atau materi, fasilitas maupun lingkungan. Belajar harus direncanakan, disusun dan dievaluasi hasilnya,
artinya bahwa berhasil tidak pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses belajar dan hasilnya.
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan segala sesuatu yang telah
diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Semua komponen pengajaran akan berproses
didalamnya. “Komponen inti yakni manusiawi, guru dan anak didik melakukan kegiatan dengan tugas dan
tanggung jawab dalam kebersamaan berlandaskan interaksi normatif untuk bersama-sama mencapai tujuan
pembelajaran” (Djamarah, 2010:18).
Suatu proses belajar-mengajar dikatakan baik, apabila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan
belajar yang efektif, dan sasaran yang akan dicapai dari pembelajaran bisa terlaksana dengan baik, sehingga
hasil belajar yang diinginkan bisa tercapai. Kenyataan dilapangan menunjukkan proses belajar-mengajar
di sekolah masih memerlukan banyak perbaikan dalam sistem pembelajaran. Salah satunya adalah dalam hal
penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi atau model pembelajaran yang monoton inilah sangat
mempengaruhi semangat belajarpeserta didik.
2. Salah satu alternatef yang dapat digunakan dengan
atasadalah model pembelajaran Contextual
adanya
Teaching
Learning
masalah
pembelajaran
(CTL) dengan
di
menggunakan
pendekatanProject-Based Learning. Model pembelajaran dan pendekatan ini menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik
dapat menguasai pelajaran secara optimal.
Model pembelajaran CTL merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk
membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan
konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural.
Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditranfer
dari satu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan yang lainnya.(Hanafiah & Suhana: 2010: 14)
CTL adalah sebuah sitem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila
mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam
tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang
sudh mereka miliki sebelumnya. (Elaine B. Johnson : 2011 : 14)
Berdasarkan pendapat
di
atas disimpulkan bahwa model pembelajaran ini dapatmeningkatkan hasil belajar peserta
didik karena efektif dalam membantu peserta didik menyelesaikan masalah, baik di lingkungan sekolah maupun
di
lingkungan
masyarakat. ”Tingkat penguasaan siswaterhadap materi yang diajarkan
dapat diketahui
dari hasil belajar siswa setelah menempuh satu pokokbahasan tertentu”. (Arikunto, 2010:35).
Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh penulis dari guru di SMP Negeri 1 Rantau Bayur, bahwa
hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran fisika masih belum memenuhi kriteria ketuntasan
minimum (KKM). Salah satu penyebabnya karena pelajaran fisika merupakan pembelajaran konvensional,
sehingga peserta didik kurang dapat memahami secara luas pokok bahasan materi pelajaran yang diberikan
pendidik dan juga peserta didik kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga kurang meningkatnya
keaktifan, kreatifitas serta keterampilan peserta didik
Cara yang dapat dilakukan pendidik untuk memecahkan masalah di atas adalah dengan evaluasi,
yaitu dengan cara memberikan pendekatan Project-Based
Learning kepada
peserta
didik.Projec-Based
Learning yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenankan peserta didik untuk bekerja mandiri dalam
mengkonstruksii pembelajarannya (pengetahuan dan keterampilan baru), dan mengkulminasikannya dalam produk
nyata. (Hanafiah & Suhana: 2010:71)
Digunakannya pendekatan Project-Based Learning secara umum bertujuan supaya peserta didik belajar
secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya, pelajar
mampu berpikir kritis dan dapat mengembangkan inisiatifnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul“Pengaruh
Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Dengan Menggunakan Pendekatan ProjectBased Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Bayur“
2. Masalah dan Pembatasan Masalah
2.1 Masalah
3. Menurut Arikunto (2010:57), masalah adalah problematika atau rumusan masalah merupakan bagian
pokok dari penelitian yang merupakan pernyataan yang akan dicari jawabannya. Berdasarkan latar definisi
tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “adakah pengaruh model
pembelajaran Contextual
Teaching
Learning dengan
menggunakan
pendekatan Project-based
Learning terhadap hasil belajar fisika siswa di kelas VIII SMPN 1 Rantau Bayut?”.
2.2 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luas masalah dalam penelitian ini, maka penulis memberi batasan sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran Contectual Teaching Learning (CTL) dengan menggunakan pendekatanProject-Based
Learning
2. Aktivitas belajar adalah kegiatan belajar siswa pada saat penerapan model Contextual Teaching Learning
(CTL) dengan menggunakan Pendekatan Project-Based Learning. Aktivitas yang dilakukan adalah Aktivitas
visual, Aktivitas emosional, aktivitas lisan, dan aktivitas menulis.
3. Hasil belajar adalah kemampuan atau hasil peserta didik setelah diberikan tes pada akhir pelajaran.
4. Peserta didik yang diteliti adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Bayur tahun ajaran 2011/2012.
5. Materi pelajaran yang diteliti adalah Gelombang. Dimana gelombang terbagi menjadi tiga pokok pembahasan
yaitu Gelombang mekanik memerlukan medium untuk merambat, panjang gelombang, dan cepat rambat
gelombang.
3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiada
atau
tidak ada pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan menggunakan
pendekatan Project-based learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada pokok bahasan gelombang di kelas
VIII SMP Negeri 1 Rantau Bayur.
4. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1.
Bagi sekolah, hasil
masukan untukmemperbaiki
dengan menggunakanModel
penelitian
kualitas
ini
diharapkan
pembelajaran
pembelajaran Contectual
dapat
khususnya
Teaching
pada
dijadikan
pembelajaran
Learning
sebagai
fisika
(CTL) dengan
menggunakan pendekatan project-based learning
2.
Bagi pendidik, penelitian ini dapat dijadikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam
pelaksanaan dan pengembangan kegiatan pembelajaran di sekolah
3.
Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan perhatian peserta didik terhadap mata pelajaran
fisika meningkat sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan kreatif lagi dikemudian hari.
5.
Tinjauan Pustaka
4. 5.1 Hakikat Pengaruh
Menurut Ali (dalam Lisnani, 2010:7) “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”. Dalam penelitian ini, pengaruh
yang dimaksud adalah daya yang disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching
Learning (CTL) dengan menggunakan pendekatan Project-Based learning terhadap hasil belajar peserta didik,
dengan demikian tujuan pengajaran yang diharapkandapat tercapai dengan baik.
5.2 Proses belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah
proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya (Arsyad, 2007:1), Menurut
Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya menyatakan bahwa belajar adalah
ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slameto, 2010:2).
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kongnitif, afektif, dan
psikomotor. (Djamara, 2008:13).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah proses perubahan tingkah laku
individu yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik serta kegiatan yang dilakukan dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pembelajaran.
5.3 Model pembelajaran
Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek yaitu konsep yang digunakan untuk
mempersentasikan sesuatu hal. Adapun Soekamto, dkk (dalam Trianto :2010:22) mengemukakan maksud dari
model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sitematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Hal yang
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan
kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus, yaitu:
1)
Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembang
2)
Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa dapat belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai)
3)
Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan
4)
Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
(Kardi dan Nur, 2000 : 9 dalam Trianto:2010:23)
5.4 Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
5.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL
Model pembelajaran Contextual Teaching Learning suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk
membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan
5. dengan konteks kehidupan nyata, baik dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural.
(Hanafiah dan Suhana, 2010:67)
Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa mambuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
(Trianto,2007:103)
Dari pendapat diatas ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching Learning
(CTL) adalah salah satu model pembelajaran yang bertujuan supaya peserta didik dalam memahami bahan ajar
secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata dan mendorong sisiwa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
5.4.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
Menurut Trianto (2007:106) Secara garis besar langkah-langkah penerapan Contextual Teaching
Learning (CTL) dalam kelas sebagai berikut :
1)
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya
2)
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3)
Kembangkan sifat ingin tahu sisiwa dengan bertanya
4)
Ciptakan masyarakat belajar (belajar dengan kelompok-kelompok)
5)
Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6)
Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7)
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
5.4.3 Kelebihan Model Pembelajaran Conextual Teaching Learning (CTL)
5.4.3.1 Kelebihan
1.
Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil.Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akanberfungsi
secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak
akan mudah dilupakan.
2.
Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode
pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan
pengetahuannya
sendiri.
Melalui
landasan
filosofis
konstruktivisme
siswa
diharapkan
belajar
melalui “mengalami” bukan “menghafal”.
5.5 Pengertian pendekatan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah
pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, oleh
6. karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan
tertentu. (Wina Sanjaya:125)
5.5.1 Pengertian pendekatan Project-based learning
Project-based learning merupakan model pebelajaran yang memberikan kesempatan pada guru
untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (Thomas, dkk, 1999 dalam
Wena:2011:144). Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat (Clegg,
2001;Clegg & Berch, 2001 dalam Wena:2011:144).
Kerja proyek membuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pernyataan dan permasalahan
(problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat
keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara
mandiri (Thomas, dkk:1999 dalam Wena:2011:144)
5.5.2 Karakteristik Project-based Learning
Project-based learning adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada
belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. (CORD,2001;Thomas, Mergendoller, &
Michaelson, 1999; Moss, Van-Duze, Carol, 1998 dalam Wena :2011:145). Fokus pembelajaran terletak pada
prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan
kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberikan kesempatan siswa bekerja secara otonom dan
mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata
(Thomas, 2000 dalam Wena:2011:145)
Sedangkan menurut Buch Institute for Education (1999) dalam Wena (2011:145) Project-based
learning memiliki karakteristik berikut.
1.
Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja
2.
Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
3.
Siswa merancang proses untuk mencapai hasil
4.
Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang disimpulkan
5.
Siswa melakukan evaluasi secara kontinu
6.
Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan
7.
Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya
8.
Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
5.5.3 Keuntungan Project-Based Learning
Menurut Moursund (1997) dalam Wena (2011:147) beberapa keuntungan dari Project-based
learning antara lain sebagai berikut:
a.
Increased motivation. Project-based learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terbukti dari beberapa
laporan penelitian tentang pembelajaran berbasis proyek yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha
7. keras untuk menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih bergairah dalam pembelajaran, dan keterlambatan dalam
kehadiran sangat berkurang
b.
Increased problem-solving ability. Beberapa sumber mendeskripsikan bahwa lingkungan belajarProject-based
learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks
c.
Inproved library research skills. Karena Project-based learning mepersyaratkan siswa harus mampu secara
cepat meperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk mencari dan
mendapatkan informasi akan meningkat
d.
Increased collaboration. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan
mempraktikan
keterampilan
komunikasi.
Kelompok
kerja
kooperatif,
evaluasi
siswa,
pertukaran
informasi online adalah aspek-aspek kolaborasi dari sebuah proyek
e.
Increased resource-management skills. Project-based learning yang diimpentasikan secara baik memberikan
kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
5.6 Hakikat Fisika
Menurut (http://pengertianfisika.wikipedia.org) fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu
pengetahuan alam(IPA), yaitu ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam melalui pengamatan dan
pengukuran. Dengan adanya pengamatan dan percobaan, pelajaran fisika akan menjadi lebih menarik dan tidak
membosankan.
Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam ruang lingkup ruang dan waktu.
Berikut ini di uraikan dalam mata pelajaran fisika kelas VIII semester genap tentanggelombang yaitu:
1.
Gelombang mekanaik, panjang gelombang, cepat rambat gelombang
2.
Pengaplikasian gelombang dalam kehidupan sehari-hari.
5.7 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun
kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan
sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguhsungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya
(Djamarah,2000:45).
Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku .tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. (Sudjana,2010:3)
Hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau
pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat menengarai tujuan utamanya
adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan
pembelajaran,dimana tingakat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau
angka atau simbol. (Dimyati dan Mudjiona, 2009:200)
8. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan
seseorang dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang
diperoleh dari hasil belajar atau hasil tes.
5.8 Anggapan Dasar
“Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannnya oleh peneliti yang berfungsi sebagai hal
yang dipakai untuk berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya” (Arikunto, 2010:63). Anggapan
dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Model
pembelajaran Contextual
Teaching
Learning (CTL)
dengan
pendekatanProject-based
learning mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah,
meningkatkan keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi, dapat mengembangkan dan
mempraktekkan keterampilan komunikasi, dan memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik
mengorganisasikan proyek.
b.
Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika berbeda-beda atau bervariasi antara satu dengan yang
lainnya.
5.9 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah sesuatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 2002:64). Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini
penulis mempunyai hipotesis bahwa ada pengaruh model pembelajaranContextual Teaching Learning
(CTL) dengan mengunakan pendekatan Project-based learning terhadap hasil belajar fisika siswa di kelas VIII
SMPN 1 Rantau Bayur.
5.10 Kreteria Pengujian Hipotesis
Kriteria pengujian dalam penelitian ini adalah terima Ho jika thitung < t (1 – a) dengan n1 + n2 – 2 dan
peluang ( 1 – a )( Sudjana, 1996 : 243 ). Untuk harga t lainnya H o ditolak dan Ha diterima. Dengan batasan
hipotesis dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut :
H0 = Tidak ada pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan menggunakan
pendekatan project-based learning terhadap hasil belajar fisika siswa di SMPN 1 Rantau Bayur tahun ajaran
2011/2012
Ha = Ada pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan menggunakan
pendekatan project-based learning terhadap hasil belajar fisika siswa di SMPN 1 Rantau Bayur tahun ajaran
2011/2012
6. Prosedur penilitian
6.1 Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2010:159), “variabel penelitian adalah suatu objek penelitian yang menjadi titik perhatian
dalam melakukan penelitian”
9. as (X)
Maka variabel penelitian ini ada dua yaitu:
: Model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan menggunakan pendekatan project-based learning
Variabel Terikat (Y)
:
Hasil belajar Siswa pada mata pelajaran fisika
6.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes yang dicapai siswa setelah
diterapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan model
(CTL) dengan menggunakan pendekatan Project-Based
pembelajaran Contextual
Learning,
Teaching
menggunakan metode
Learning
instrument
pada
materi gelombang. Untuk memperoleh data hasil belajar siswa, penelitian mengadakan tes tertulis berbentuk
essay yang terdiri dari 5 soal
6.3 Populasi dan Sampel Penelitian
6.3.1 Populasi
Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2011 :117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Rantau Bayur pada tahun 2011-2012
TABEL II
POPULASI PENELITIAN
Sekolah
Kelas
SMP Negeri 1
Rantau Bayur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
12
15
10
18
20
20
30
35
30
37
58
95
X. 1
X. 2
X. 3
Jumlah
Sumber : TU SMPN 1Rantau Bayur Tahun 2011-2012
6.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut(Sugiyono,
2011:118). Teknik dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah “Sampel random atau sampel
acak". Dimana sampel random atau sampel acak ini biasanya peneliti memberi hak yang sama kepada setiap
subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen maka sampelnya diambil dua kelas daripopulasi yang
dipilih secara acak. Sampelnya adalah kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan kelasVIII.3 sebagai
kelas control.
TABEL III
SAMPEL PENELITIAN
10. Sekolah
SMP NEGERI 1
RANTAU BAYUR
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Siswa
12
10
18
20
30
30
22
28
60
X.1
X.3
Jumlah
Sumber :TU SMP NEGERI 1 Rantau Bayur
6.4 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian
(Arikunto, 2010:203). Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kasual) antara dua faktor yang ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi, mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu (Arikunto,2010:9). Dengan kata lain metode eksperimen
selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Dalam penelitian ini peneliti bereksperimen pada kelas eksperimen dan juga memiliki kelassebagai kelas
kontrol di SMP Negeri 1 Rantau Bayur.Baik kelas eksperimen maupun kelas controlketika berakhirnya kegiatan
belajar mengajar maka diadakan evaluasi.Evaluasi yang diberikan iniberupa tes yang berupa bentuk soal
essay. Dengan pemberian tes ini maka akan didapatkan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tersebut.
6.5 Teknik Pengumpulan Data
6.5.1 Teknik Tes
Dalam penelitian terdapat 3 jenis data yang diungkap yaitu fakta, pendapat dan kemampuan. Untuk
mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes (Arikunto, 2010:266).
Tes yang digunakan untuk mengukur data hasil belajar siswa berupa niali tes objektif tipe tes essay dengan
materi gelombang pada mata pelajaran fisika.
6.6 Teknik Analisa Data
6.6.1
Analisa Data
Setelah selesai mengumpulkan data, peneliti akan menganalisis data tersebut dengan menggunakan
statistik uji-t, gunanya untuk menguji penolakan atau penerimaan hipotesis nol dengan syarat bahwa sampel
yang digunakan harus homogen dan berdistribusi normal.
Nilai hasil tes belajar fisika yang diperoleh pada kelas eksperimen dan kelompok kelas disusun dalam tabel
distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun rentang yaitu data terbesar dikurang data terkecil.
2. Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan aturan Sturges yaitu banyak
kelas = 1 + 3,3 log n.
3. Menentukan panjang kelas interval ( P ) yaitu :
................................................( Sudjana, 2005: 47 )
Perhitungan nilai rata-rata masing-masing kelompok menggunakan rumus
11. ............................................................. ( Sudjana, 2005 : 70 )
Menentukan simpangan baku dengan rumus :
.................................... ( Sudjana, 2005 : 95 )
Keterangan :
=Nilai rata-rata hasil tes.
=Tanda kelas interval.
=Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas.
=Banyaknya data.
=Simpangan baku.
6.6.2 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dianalisisnormal atau tidak,
karena uji statistik uji-t baru dapat digunakan jika data tersebut terdistribusi normal. Tabel distribusi frekuensi
yang dibuat, diuji kenormalannya dengan menggunakan rumus kemencengan kurva :
.............................................................. ( Sudjana, 2005:109 )
dan
....................................................... ( Sudjana, 2005:77 )
Keterangan:
Km = Kemencengan.
Mo = Modus.
S
= Simpangan baku.
b
= Batas bawah kelas modus.
P
= Panjang kelas modus.
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sebelum kelas
modus.
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih besar sebelum kelas
modus.
= Nilai rata-rata hasil kelas. Data terdistribusi normal apabila harga kemencengan terletak antara -1 dan +2 atau (-1 <
Km < +1).
6.6.3 Uji Homogenitas Data
Untuk menentukan apakah kedua varians kelas dalam penelitian ini homogen atau tidak dilakukan uji
homogenitas dengan uji F yang rumusnya sebagai berikut:
…………………………………… (Sudjana, 2005:249)
Keterangan:
distribusi F
standar deviasi kelas eksperimen
standar deviasi kelas kontrol
12. Dengan kriteria pengujian homogenitas yaitu data dikatakan homogen jika Fhitung Ftabel dan dalam hal
lain data heterogen (Sudjana, 2005:249).
6.7 Uji Coba Instrumen
6.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
6.7.1.1 Uji Validitas
Validitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
(Sugiyono:2011:173). Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu instrumen. Rumus yang
digunakan dalam uji validitas ini adalah:
..........................(Riduwan:2007:98)
rhitung = ..
keterangan:
rhitung= koefisien kolerasi
N
= jumlah sampel
Σx
= jumlah skor total x
Σy
= jumlah skor total y
Selanjutnya dihitung dengan uji –t dengan rumus thitung= dengan keterangan:
t
= nilai thitung
r
= koefisien korelasi harga rhitung
N
= jumlah sampel
Distribusi (tabel t) = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2). Kaidah keputusan : jika thitung> t tabelberarti valid,
sebaliknya thitung< t tabelberarti tidak valid.
6.7.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, sebab suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, maka reliabilitas tes berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes. Untuk menghitung uji Reliabilitas digunakan ketentuan jika Jika
rhitung≥ rtabel maka instrumen dinyatakan reliabel, maka dapat digunakan rumus:
............................................. ( Arikunto, 2010 : 231 )
Keterangan :
=
P
Q
Vt
Reliabilitas
= Jumlah subjek yang skornya 1 / k
= Jumlah subjek yang skornya 0 / k
= Varian total
k
=
Banyaknya soal
6.8 Uji Hipotesis
Guna membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk mendapatkan suatu
kesimpulan maka data hasil tes pada akhir pokok bahasan yang diberikan kepada siswa yang
13. dikenai pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran Contextual Teaching Learning
(CTL) dengan pendekatan Project-based learning dan siswa yang tidak dikenai pembelajaran
dengan Model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)dengan pendekatan Projectbased learning dianalisis dengan menggunakan uji-t (Student-t). Dirumuskan:
.............................................. ( Sudjana, 2005:239 )
dengan :
............................... ( Sudjana, 2005:239 )
Keterangan :
t
= Perbedaan rata-rata kedua sampel.
= Simpangan baku.
=
Nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen.
=
Nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol.
=
Jumlah siswa kelas eksperimen.
=
Jumlah siswa kelas kontrol
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Syiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rieneka Cipta
Hanafiah Nanang & Suhana Cucu. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Reflika Aditama
Http:// pengertian fisika.wikipedia.org ( 29 – november 2012 jam 15.00)
Johnson, Elaine B. 2011. Contextual Teaching and Learning menjadikan kegiatan belajar-mengajar mengasikkan dan
bermakna. Bandung: Kaifa
Sanjaya, wina. 2010. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta : Kencana.
. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarata : Kencana.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta
Tim penyusun. 2011. Pedoman penulisan skripsi. Palembang : Universitas PGRI Palembang
Trianto. 2010. MendesainModel Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Wena, made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta
Timur:Bumi Aksara