Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari hasil penelitian tentang pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan rumah melalui pemberdayaan petani hortikultura di Desa Huntu Barat, Kabupaten Bone Bolango selama masa pandemi Covid-19. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam memanfaatkan lahan kosong dan pekarangan rumah untuk budidaya sayuran, serta mensosialisasikan protokol kesehatan Covid-
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...NurdinUng
Provision of organic fertilizers was done as an alternative to reduce dependence on inorganic fertilizers, even though they were substantive in nature. Apart from being one of the solutions to the scarcity of subsidized fertilizers, it was also an effort to increase agricultural production, as well as protect the plant environment from pollution and maintain soil fertility. The production of organic fertilizers from local agricultural waste has been proven and successfully carried out by farmer groups based on visual criteria that are fine-textured, black in color and smell of soil. Testing of the nutritional content of organic fertilizers has been carried out and the results prove that the minimum technical requirements for solid organic fertilizers have been met, so that larger scale production can be carried out by farmer groups. To follow up on this activity, suggestions that need to be made include: (a) the potential for agricultural waste from sugarcane and oil palm plantations that has not been used in the manufacture of organic fertilizers can be used as raw material, so that it will enrich the nutritional content and the novelty of this organic fertilizer; (b) the need for licensing for the production of organic fertilizer for farmer groups requires assistance from the instant dan associated with these authority dan regulation; and (c) the need for good and attractive packaging, so that it will market-oriented.
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan populasi sapi dan pengetahuan petani tentang pembuatan pupuk organik di Kelompok Tani Sumber Rezeki, Desa Bualo, Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini dilakukan melalui inseminasi buatan pada sapi dan pelatihan pembuatan pupuk organik bagi petani. Hasilnya, inseminasi buatan menghasilkan 12 ekor sapi hamil baru dan pengetahuan petani meningkat 88% setelah menerima pelatihan.
Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...NurdinUng
Cabai merupakan komoditas unggulan Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo yang dicanangkan pemerintah daerah melalui program Gemar Malita. Pembangunan agribisnis cabai di kabupaten ini masih pada tahap subsistem
on farm, tetapi pengembangannya mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Secara finansial, pengembangan cabai lebih menguntungkan dan mempunyai daya saing yang lebih tinggi dibanding jagung dan padi dengan nilai R/C dan B/C cabai masing-masing 2,15 dan 1,87, lebih tinggi daripada dua komoditas unggulan tersebut.
Selain itu, cabai merupakan komoditas basis di Kecamatan Tilamuta, Botumoito, Wonosari, dan Paguyaman
Pantai. Cabai umumnya dibudidayakan pada tanah Inceptisol, Alfisol, Mollisol, dan Entisol. Namun, lahan ini
umumnya telah digunakan untuk komoditas lain atau dikonversi ke penggunaan nonpertanian. Iklim yang kering dan kesuburan tanah yang rendah sampai sedang merupakan faktor pembatas dalam pengembangan cabai di daerah ini. Upaya dan strategi yang dapat ditempuh meliputi konservasi tanah dan air, intensifikasi dan diversifikasi
tanaman, pembinaan kearifan lokal, penyuluhan dan pemberian insentif, serta pemberdayaan kelembagaan perdesaan
dan penyuluhan. Hal penting lain yang perlu dilakukan adalah mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta melalui pola inti-plasma, contract farming, subkontrak, dagang umum, keagenan, dan kerja sama operasional agribisnis.
Pemberdayaan petani melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan...NurdinUng
Kegiatan pelatihan dan praktek pembuatan pupuk organik dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani di Kelompok Tani Rukun Sejahtera dalam membuat pupuk organik dari bahan lokal. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan petani tentang pupuk organik dari semula 76% tidak tahu menjadi 89% tahu setelah kegiatan. Ketrampilan membuat pupuk organik juga meningkat terlihat dari kemampuan mengoper
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Budidaya Padi Ekologis (BPE) merupakan kegiatan pertanian ramah lingkungan yang dilakukan petani secara partisipatif untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Proses pembelajaran BPE melibatkan petani secara langsung di lapangan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pertanian berkelanjut
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fixNurdinUng
Dokumen tersebut membahas dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Indonesia, termasuk pengaruh perubahan iklim terhadap produksi pertanian dan upaya yang perlu dilakukan untuk memperkuat ketahanan pangan dalam menghadapi perubahan iklim, seperti adaptasi lingkungan pertanaman."
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...NurdinUng
Provision of organic fertilizers was done as an alternative to reduce dependence on inorganic fertilizers, even though they were substantive in nature. Apart from being one of the solutions to the scarcity of subsidized fertilizers, it was also an effort to increase agricultural production, as well as protect the plant environment from pollution and maintain soil fertility. The production of organic fertilizers from local agricultural waste has been proven and successfully carried out by farmer groups based on visual criteria that are fine-textured, black in color and smell of soil. Testing of the nutritional content of organic fertilizers has been carried out and the results prove that the minimum technical requirements for solid organic fertilizers have been met, so that larger scale production can be carried out by farmer groups. To follow up on this activity, suggestions that need to be made include: (a) the potential for agricultural waste from sugarcane and oil palm plantations that has not been used in the manufacture of organic fertilizers can be used as raw material, so that it will enrich the nutritional content and the novelty of this organic fertilizer; (b) the need for licensing for the production of organic fertilizer for farmer groups requires assistance from the instant dan associated with these authority dan regulation; and (c) the need for good and attractive packaging, so that it will market-oriented.
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan populasi sapi dan pengetahuan petani tentang pembuatan pupuk organik di Kelompok Tani Sumber Rezeki, Desa Bualo, Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini dilakukan melalui inseminasi buatan pada sapi dan pelatihan pembuatan pupuk organik bagi petani. Hasilnya, inseminasi buatan menghasilkan 12 ekor sapi hamil baru dan pengetahuan petani meningkat 88% setelah menerima pelatihan.
Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...NurdinUng
Cabai merupakan komoditas unggulan Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo yang dicanangkan pemerintah daerah melalui program Gemar Malita. Pembangunan agribisnis cabai di kabupaten ini masih pada tahap subsistem
on farm, tetapi pengembangannya mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Secara finansial, pengembangan cabai lebih menguntungkan dan mempunyai daya saing yang lebih tinggi dibanding jagung dan padi dengan nilai R/C dan B/C cabai masing-masing 2,15 dan 1,87, lebih tinggi daripada dua komoditas unggulan tersebut.
Selain itu, cabai merupakan komoditas basis di Kecamatan Tilamuta, Botumoito, Wonosari, dan Paguyaman
Pantai. Cabai umumnya dibudidayakan pada tanah Inceptisol, Alfisol, Mollisol, dan Entisol. Namun, lahan ini
umumnya telah digunakan untuk komoditas lain atau dikonversi ke penggunaan nonpertanian. Iklim yang kering dan kesuburan tanah yang rendah sampai sedang merupakan faktor pembatas dalam pengembangan cabai di daerah ini. Upaya dan strategi yang dapat ditempuh meliputi konservasi tanah dan air, intensifikasi dan diversifikasi
tanaman, pembinaan kearifan lokal, penyuluhan dan pemberian insentif, serta pemberdayaan kelembagaan perdesaan
dan penyuluhan. Hal penting lain yang perlu dilakukan adalah mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta melalui pola inti-plasma, contract farming, subkontrak, dagang umum, keagenan, dan kerja sama operasional agribisnis.
Pemberdayaan petani melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan...NurdinUng
Kegiatan pelatihan dan praktek pembuatan pupuk organik dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani di Kelompok Tani Rukun Sejahtera dalam membuat pupuk organik dari bahan lokal. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan petani tentang pupuk organik dari semula 76% tidak tahu menjadi 89% tahu setelah kegiatan. Ketrampilan membuat pupuk organik juga meningkat terlihat dari kemampuan mengoper
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Budidaya Padi Ekologis (BPE) merupakan kegiatan pertanian ramah lingkungan yang dilakukan petani secara partisipatif untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Proses pembelajaran BPE melibatkan petani secara langsung di lapangan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pertanian berkelanjut
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fixNurdinUng
Dokumen tersebut membahas dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Indonesia, termasuk pengaruh perubahan iklim terhadap produksi pertanian dan upaya yang perlu dilakukan untuk memperkuat ketahanan pangan dalam menghadapi perubahan iklim, seperti adaptasi lingkungan pertanaman."
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri mendiskusikan kondisi eksisting kegiatan pertanian bioindustri dengan segala persoalannya di lapangan. Model menjadi acuan, tetapi bukan satu-satunya pertimbangan yang ada. Masih ada hal lain yang perlu diperhatikan ketika kegiatan itu akan diaplikasikan di lapangan.
Dokumen tersebut membahas perspektif pengembangan pertanian bio-industri di Indonesia. Pertanian bio-industri adalah sistem pertanian yang memanfaatkan seluruh sumber daya hayati dan limbah pertanian menjadi berbagai produk bernilai tambah tinggi melalui proses bio-industri. Tujuannya antara lain menghasilkan pangan beragam dan sehat serta produk-produk pertanian lainnya yang bernilai ekonomi lebih tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang inovasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sebagai kebun mini untuk menanam berbagai tanaman pangan dan buah-buahan guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Dokumen juga menyarankan pemanfaatan pekarangan secara kolektif di lingkungan permukiman untuk membent
Dokumen tersebut menjelaskan tentang teknis budidaya bayam hijau organik mulai dari persiapan lahan dan media tanam, penanaman, pemeliharaan, pemupukan, penyiraman, hingga pemanenan. Teknis budidaya ini dilakukan secara bertahap dan mempertimbangkan faktor efisiensi biaya dan waktu karena dilakukan pada lahan sempit di perkotaan.
Dokumen ini membahas rencana diseminasi hasil pengkajian model pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Model ini bertujuan mengembangkan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh limbah pertanian menjadi berbagai produk bernilai tambah. Dokumen ini juga menjelaskan konsep bioindustri, pohon masalah, dan kendala pengembangan model ini serta solusi untuk meningkatkan kualitas dan k
Model Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri bertujuan untuk menyediakan contoh lapangan penerapan inovasi teknologi pertanian berbasis bioindustri, serta sebagai sarana diseminasi dan pengkajian teknologi spesifik lokasi."
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
Proposal ini mengajukan dana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi organik di Desa Katapang, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, dengan menerapkan teknik budidaya padi organik berbasis teknologi nano, Sistem Inovasi Pertanian Rakyat, dan pengelolaan tanaman terpadu untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta mendukung program swasembada beras nasional.
Program ini bertujuan membuat alat pengering hasil panen petani menggunakan pemanas listrik untuk membantu mengeringkan hasil panen selama musim penghujan. Program ini akan membuat dan mendemonstrasikan alat pengering kepada petani serta memberikan pelatihan penggunaannya.
Dokumen ini merupakan laporan kegiatan Program Pertanian Bioindustri (PBI) tahun 2017 yang meliputi landasan kegiatan, rancangan, implementasi, evaluasi, permasalahan dan tantangan, serta saran dan rekomendasi. PBI tahun 2017 berfokus pada agroekosistem lahan kering dan sawah serta integrasi tanaman-ternak, dengan memperkenalkan berbagai inovasi teknologi. Hasil evaluasi menunjukkan sebagian besar lokasi PBI masih kurang prospe
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Sistem pertanian sawah adalah sistem budidaya tanaman pada lahan yang dibatasi oleh saluran air dan digunakan untuk menanam padi atau palawija lainnya. Terdapat beberapa jenis sistem pertanian sawah seperti sawah irigasi teknis, setengah teknis, dan tadah hujan. Unsur penting dalam sistem ini adalah pengaturan pengairan dan penggunaan pupuk.
Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani - n.pdfBanyumasP3MD
Dokumen tersebut membahas tentang prioritas penggunaan Dana Desa tahun 2022, khususnya untuk program ketahanan pangan dan hewani. Dana Desa harus dialokasikan paling sedikit 20% untuk program tersebut, dan dapat digunakan antara lain untuk pengembangan usaha pertanian, perikanan, dan peternakan serta pembangunan lumbung pangan melalui kegiatan Padat Karya Tunai Desa seperti pemanfaatan lahan kosong untuk pertanian dan
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri mendiskusikan kondisi eksisting kegiatan pertanian bioindustri dengan segala persoalannya di lapangan. Model menjadi acuan, tetapi bukan satu-satunya pertimbangan yang ada. Masih ada hal lain yang perlu diperhatikan ketika kegiatan itu akan diaplikasikan di lapangan.
Dokumen tersebut membahas perspektif pengembangan pertanian bio-industri di Indonesia. Pertanian bio-industri adalah sistem pertanian yang memanfaatkan seluruh sumber daya hayati dan limbah pertanian menjadi berbagai produk bernilai tambah tinggi melalui proses bio-industri. Tujuannya antara lain menghasilkan pangan beragam dan sehat serta produk-produk pertanian lainnya yang bernilai ekonomi lebih tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang inovasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sebagai kebun mini untuk menanam berbagai tanaman pangan dan buah-buahan guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Dokumen juga menyarankan pemanfaatan pekarangan secara kolektif di lingkungan permukiman untuk membent
Dokumen tersebut menjelaskan tentang teknis budidaya bayam hijau organik mulai dari persiapan lahan dan media tanam, penanaman, pemeliharaan, pemupukan, penyiraman, hingga pemanenan. Teknis budidaya ini dilakukan secara bertahap dan mempertimbangkan faktor efisiensi biaya dan waktu karena dilakukan pada lahan sempit di perkotaan.
Dokumen ini membahas rencana diseminasi hasil pengkajian model pertanian bioindustri berbasis tanaman pangan di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Model ini bertujuan mengembangkan pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh limbah pertanian menjadi berbagai produk bernilai tambah. Dokumen ini juga menjelaskan konsep bioindustri, pohon masalah, dan kendala pengembangan model ini serta solusi untuk meningkatkan kualitas dan k
Model Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri bertujuan untuk menyediakan contoh lapangan penerapan inovasi teknologi pertanian berbasis bioindustri, serta sebagai sarana diseminasi dan pengkajian teknologi spesifik lokasi."
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
Proposal ini mengajukan dana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi organik di Desa Katapang, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, dengan menerapkan teknik budidaya padi organik berbasis teknologi nano, Sistem Inovasi Pertanian Rakyat, dan pengelolaan tanaman terpadu untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta mendukung program swasembada beras nasional.
Program ini bertujuan membuat alat pengering hasil panen petani menggunakan pemanas listrik untuk membantu mengeringkan hasil panen selama musim penghujan. Program ini akan membuat dan mendemonstrasikan alat pengering kepada petani serta memberikan pelatihan penggunaannya.
Dokumen ini merupakan laporan kegiatan Program Pertanian Bioindustri (PBI) tahun 2017 yang meliputi landasan kegiatan, rancangan, implementasi, evaluasi, permasalahan dan tantangan, serta saran dan rekomendasi. PBI tahun 2017 berfokus pada agroekosistem lahan kering dan sawah serta integrasi tanaman-ternak, dengan memperkenalkan berbagai inovasi teknologi. Hasil evaluasi menunjukkan sebagian besar lokasi PBI masih kurang prospe
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Sistem pertanian sawah adalah sistem budidaya tanaman pada lahan yang dibatasi oleh saluran air dan digunakan untuk menanam padi atau palawija lainnya. Terdapat beberapa jenis sistem pertanian sawah seperti sawah irigasi teknis, setengah teknis, dan tadah hujan. Unsur penting dalam sistem ini adalah pengaturan pengairan dan penggunaan pupuk.
Kegiatan Ketahanan Pangan dan Hewani - n.pdfBanyumasP3MD
Dokumen tersebut membahas tentang prioritas penggunaan Dana Desa tahun 2022, khususnya untuk program ketahanan pangan dan hewani. Dana Desa harus dialokasikan paling sedikit 20% untuk program tersebut, dan dapat digunakan antara lain untuk pengembangan usaha pertanian, perikanan, dan peternakan serta pembangunan lumbung pangan melalui kegiatan Padat Karya Tunai Desa seperti pemanfaatan lahan kosong untuk pertanian dan
PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...Asramid Yasin
Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan mengaplikasikan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah selama work from home bagi upaya peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat dan memutus rantai penularan COVID-19 di Kabupaten Konawe. Manfaat dari penerapan program pengabdian masyarakat ini yaitu: (1) terbentuknya instalasi vertiminaponik dan budikdamber dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan (lahan belum tergarap) sehingga pekarangan rumah menjadi produktif dan asri, (2) terpenuhinya kebutuhan pangan seperti sayur, buah, tanaman herbal dan ikan di tengah melonjaknya harga pangan akibat dampak wabah COVID-19 di masyarakat, (3) mengurangi kejenuhan masyarakat selama kegiatan work from home akibat pandemi COVID-19, (4) masyarakat dapat memiliki tanaman-tanaman herbal yang potensial untuk menangkal infeksi COVID-19 di pekarangan rumah, (5) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang cara membuat vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah dan (6) memperoleh tambahan pendapatan ekonomi masyarakat desa dari adanya kegiatan vertiminaponik dan budikdamber. Hasil program yang dicapai meliputi: (1) persepsi positif masyarakat dan antusiasme yang tinggi apabila Desa Wowasolo menjadi sentra pengembangan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah, (2) terbentuknya tim teknis pembuat instalasi vertiminaponik dan budikdamber, (3) tersedianya video tutorial pembuatan media vertiminaponik dan budikdamber, penanaman herbal dan pengelolaan limbah masker skala rumah tangga, (4) terbentuknya satu unit vertiminaponik dan tiga unit budikdamber di pekarangan rumah masyarakat Desa Wowasolo dan (5) tersedianya 10 bibit tanaman untuk penghijauan pada lahan kebun, pekarangan rumah dan kantor Balai Desa, serta tersedianya 300 bibit ikan Lele Sangkuriang bagi masyarakat sebagai bahan budikdamber.
Kawasan Agropolitan “Satriya Tani” Panggungharjo adalah suatu kawasan yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Pengembangan kawasan agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah. Konsep agropolitan “Satriya Tani” ini basisnya pada membangun fungsi kawasan agro-industri dalam artian luas. Dimana pertanian itu tidak dilihat dari sisi bercocok tanam dan mencangkul saja. Di dalam kawasan agropolitan harus terdapat sektor industri, jasa, pariwisata, dan sebagainya, namun basisnya pertanian dalam arti yang luas.
Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha. Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen). Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
Program home garden yang digagas FIP-1 di Kalimantan Barat berhasil meningkatkan penghasilan masyarakat dari penanaman berbagai tanaman di pekarangan rumah. FIP-1 memberikan pelatihan dan bantuan bibit tanaman pangan dan hortikultura kepada masyarakat untuk ditanam di pekarangan, yang kemudian memberikan hasil panen hingga Rp5 juta dan menunjang kemandirian ekonomi keluarga.
Proposal ini meminta dana dari pemerintah kabupaten Pati untuk pembangunan talud jalan di Desa Kuryokalangan Kecamatan Gabus tahun 2019. Proposal ini menjelaskan latar belakang, tujuan, manfaat, rencana kegiatan, anggaran, dan struktur pelaksana proyek.
MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERPIHAK PADA PETANI.pptxTPPP3MDMunaBarat
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Dokumen tersebut membahas pentingnya kebijakan yang mendukung petani dan nelayan perempuan serta pertanian dan kelautan berkelanjutan, dampak negatif dari industrialisasi pertanian, dan langkah yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi kebijakan di tingkat desa seperti berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan desa.
Laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata Universitas Nahdlatul Ulama SidoarjoFutikhatulAiniyah
Laporan ini memberikan ringkasan singkat tentang pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNUSIDA Berdaya di Desa Ngaban, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Program KKN ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya dan cara pencegahan COVID-19 serta mendukung program penanggulangan pandemi. Kegiatan KKN dilaksanakan selama satu bulan dan mendapat dukungan dari pemerintah desa serta warga se
Laporan ini membahas program KKN di Desa Gelang, Sidoarjo. Desa ini memiliki potensi industri mikro seperti keripik ceker dan kerajinan tangan. Program KKN memberikan informasi tentang COVID-19 dan membantu siswa belajar daring."
Presentasi Gambaran Kegiatan Persampahan dan LB3 2022 Dalam Mendukung STBM.pptxachmadjonviktorhamra
Dokumen tersebut membahas mengenai kegiatan pengelolaan sampah dan limbah B3 di Provinsi Lampung pada tahun 2022, meliputi (1) pelaksanaan rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional dan World Cleanup Day, (2) pembinaan desa dan lembaga pengelolaan sampah, (3) koordinasi program Kota Sehat Adipura, dan (4) rencana pemberian bantuan sarana prasarana pengelolaan sampah.
Pertemuan membahas strategi dan rencana aksi untuk mencapai kedaulatan pangan Indonesia, dengan fokus pada optimalisasi lahan pertanian, peningkatan produktivitas petani, dan kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan swasta. Berbagai contoh program pembangunan pertanian di daerah dipaparkan, serta masukan untuk meningkatkan koordinasi kebijakan dan dukungan terhadap petani.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Muna tahun 2013 sebanyak 44.827 rumah tangga, (2) Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Muna tahun 2013 sebanyak 5 perusahaan, (3) Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Muna tahun 2013 sebanyak 23 unit, dan (4) J
Similar to Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultura di desa huntu bone bolango abdi insani (20)
Prosiding seminar nasional pekan pertanianNurdinUng
Rice crops require sufficient amount of water for their development, but water is often a limiting factor if it is grown on dry Vertisol soils. The study aimed to determine the monthly water availability and water available of soil profiles for paddy on Endoaquert Ustic of Paguyaman. The research was conducted on 2 pedon of Vertisol soil profiles, which were pedon from Sidomukti Village of Mootilango District of Gorontalo Regency and from Sosial Village of Paguyaman District of Boalemo Regency. The soil profile was constructed and sampled according to soil survey principles. Climate data were collected from the Sidodadi and Molombulahe climate stations, including: rainfall data (mm), temperature (°C), relative humidity (%) and wind speed (km hour-1). Soil data used, including: soil water content of field capacity (pF = 2.5) and permanent wilting point (pF = 4.2) and root depth on 30 cm (rice roots). Monthly water availability analysis was using water balance method followed by water balance of soil profiles. The results showed that monthly water availability of Vertisol from Sidomukti Village was higher than Vertisol from Social Village. Water available of Vertisol soil profile from Sidomukti Village more by 41.09% compared to Vertisol from Social Village.
This study aims to determine the soil mineralogy and soil chemical properties at two rainfed soil pedons in Sidomukti, Gorontalo. This study was conducted at 2 pedon of rainfed paddy soils from Sidomukti Village Mootilango District of Gorontalo Regency. Implementation of the field based on the location of the example profile (pedon). The soil profile is made and sampled in accordance with the principles of soil surveying. Result of this research showed that Pedon PNS1 had easily weathered minerals (albite, sanidin and green hornblende) more than pedon PNS2. While the clay mineral content of pedon PNS1 dominated by smectite and kaolinite. Both pedon generally pH slightly acid to slightly alkaline and negatively charged clean, C-organic content is very low, bases-dd predominantly calcium (Ca-dd) with the sequence: Ca> Mg> K> Na, cation exchange capacity and base saturation dominant high and very high. However, the pedon PNS1 was better than pedon PNS2 of soil fertility.
Pertumbuhan dan hasil tanaman selada (lactuca sativa l.) dengan interval pemb...NurdinUng
Lettuce (Lactuca sativa L.) is a vegetable that has high economic value and beneficial for health but in its
cultivation, there are still obstacles, especially related to the plant water needs and dosage of fertilizer. This study
aims to examine the growth and yield of lettuce and the interaction between water and fertilizer application time
intervals in Tilote Village, Gorontalo District. This research was carried out in an acclimatization room using a
randomized block design with two factors, namely the water supply interval factor (interval 2 days-A1, interval 3
days-A2) and the second factor fertilizer dosage (50 kg ha-P1, 100 kg/ha-P2). Growth parameter data (plant height,
number of leaves, leaf length and leaf width) as well as plant yield (wet weight, leaf weight and percentage of leaf
weight to base weight) were analyzed by ANOVA and further tested with the DMRT test at 50% level. The results
showed that the water supply interval and the dosage of fertilizer has significantly affect to growth and yield of
lettuce. There were an interaction between the water supply interval and the dose of fertilizer that affects the growth
and yields of lettuce with the best combination were interval of 2 days and fertilizer dosage of 100 kg/ha.
Study of-land-quality-and-land-characteristics-that-determine-the-productivit...NurdinUng
The challenge of composite maize developing in the future is the low productivity because the maize is grown on land that is not suitable for land quality. This study aims to determine the land quality and land characteristics that control the composite maize productivity in Gorontalo Province. A total of 33 land units were surveyed and their land observed to obtain data on morphology and soil characteristics, climate and terrain characteristics, as well as composite maize productivity data through ubinan plots and direct interviews with maize farmers. Partial least square of structural equation models (PLS-SEM) analysis has been used to determine the land quality and land characteristics that control the composite maize productivity through variable validity and reliability tests, as well as structural model tests. The results showed that the manifest variables were air temperature, rainfall, wet months, dry months, LGP, drainage, coarse materials, effective depth, pH H2O, pH KCl, C-organic, total N, available P, available K, ESP, slopes, soil erosion, inundation height, inundation time, surface rock, and rock outcrops were valid and able to explain well the latent variables. Furthermore, the latent variables were temperature, water availability, oxygen availability, nutrient retention, nutrients availability, sodicity, erosion hazard, flood hazard, and land preparation used has good composite reliability and high reliability because of the composite reliability and alpha cronbach >0.6. Land quality that controls the composite maize productivity based on the order of importance were nutrient retention, rooting media, land preparation, and nutrients availability. Meanwhile, land characteristics that control the composite maize productivity based on the order of importance were pH KCI, coarse material, rock outcrops, effective depth, surface rock, available K, and soil texture. Soil texture, effective depth, pH KCI, and available K has a positive relationship and has a significant to very significant effect on the composite maize productivity, while the content of course materials, surface rock, and rock outcrops has a negative relationship and has a significant effect on the composite maize productivity.
Uji kurang satu pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan jagung di dutohe agust...NurdinUng
Eksperimen ini menguji pengaruh pupuk N, P, dan K secara terpisah terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Hasilnya menunjukkan bahwa ketiga unsur hara berpengaruh signifikan terhadap tinggi tanaman pada umur 14, 42, dan 56 hari, tetapi tidak pada umur 28 hari. Kombinasi pupuk yang paling baik adalah N+K karena kadar P alami tanah sudah tinggi.
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012NurdinUng
This study aimed to determine the N, P, and K nutrients uptakes of maize crops in Dutohe of Bone Bolango regency. Te research was carried out in Dutohe Village of Kabila Distric of Bone Bolango regency for about 6 months. The experimental design was following randomized block design that consist of 4 treatments (P+K, N+P, N+K) with 3 replications, so there are 12 plot units. Dosages of each treatment were 160 kg Urea, 54 kg TSP, and 90 kg KCl. The result from the experiment showed that minus one test has not significant effect to N and P uptakes, but has significant effect to K uptake.
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011NurdinUng
Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang berpotensi besar untuk usaha pertanian. Daerah aliran
sungai (DAS) Limboto mempunyai lahan kering yang sesuai untuk pengembangan pertanian seluas 37.049 ha,
sedangkan lahan datar sampai bergelombang yang potensial untuk pertanian 33.144 ha. Untuk memanfaatkan
lahan kering tersebut, dapat diterapkan beberapa strategi dan teknologi yang meliputi: 1) pengelolaan sistem budi
daya, yang mencakup pengelompokan tanaman dalam suatu bentang lahan mengikuti kebutuhan air yang sama,
penentuan pola tanam yang tepat, pemberian mulsa dan bahan organik, pembuatan pemecah angin, dan penerapan
sistem agroforestry, 2) pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya melalui penyuluhan, penyediaan sarana dan
prasarana produksi serta permodalan petani, pemberdayaan kelembagaan petani dan penyuluh, serta penerapan
sistem agribisnis, dan 3) implementasi kebijakan yang berpihak kepada pertanian, yang meliputi pemberian subsidi
kepada petani di daerah hulu untuk melaksanakan konservasi lahan, pemberian subsidi pajak kepada petani di
daerah hulu, penetapan peraturan daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lahan berbasis konservasi, dan
pengelolaan lahan dengan sistem hak guna usaha (HGU). Hal lain yang terpenting dalam pemanfaatan lahan kering
adalah sinkronisasi dan koordinasi antarinstitusi pemerintah dengan melibatkan petani untuk menghindari tumpang
tindih kepentingan.
Teks tersebut memberikan informasi mengenai penilaian kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan jagung di kebun percobaan Dulamayo, Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi lahan dan pendekatan parametrik dengan indeks akar kuadrat untuk menentukan kelas kesesuaian. Hasilnya menunjukkan bahwa lahan kebanyakan layak digunakan untuk jagung lokal tanpa pupuk dan dengan pupuk nasional, sedangkan untuk jagung ungg
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012NurdinUng
Penelitian ini mengkaji laju infiltrasi dan permeabilitas tanah di areal Kampus 1 Universitas Negeri Gorontalo untuk menentukan fungsinya sebagai daerah resapan air. Hasilnya menunjukkan bahwa laju infiltrasi dan permeabilitas tanah di area tersebut termasuk sangat cepat, dengan nilai tertinggi pada jarak 140 meter dan terendah pada 170 meter.
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang kombinasi teknik konservasi tanah yang dapat menekan erosi tanah dan meningkatkan hasil jagung di lahan kering. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor utama yaitu kontur dan strip. Hasil penelitian menunjukkan penanaman menurut kontur meningkatkan hasil jagung tetapi meningkatkan erosi tanah, sedangkan strip cropping menurangi erosi tanah meski menurunk
Kajian risiko dan aksi adaptasi perubahan iklim sektor spesifik ketahanan pan...NurdinUng
This paper aims to assess the risk and action of climate change adaptation of specific food security sectors in Boalemo Regency based on the Minister of Environment and Forestry Regulation of the Republic of Indonesia Number P.33/MENLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 on Guidelines for Climate Change Adaptation Action Formulation. Climate change is a necessity and has happened this earth. The impact of climate change on national food security occurs coherently, ranging from negative effects on resources (land and water), agricultural infrastructure (irrigation), to production systems through decreasing productivity, planting area and harvest. On the other hand, farmers have limited resources and ability to adapt to climate change. This requires concrete action by all stakeholders collectively in addressing the issue of climate change impacts. It is proposed to the District Government of Boalemo to address local climate change events with prioritization of adaptation options based on consideration of resource availability and constraints on the implementation of each adaptation option, including: (1) building of embungs, reservoirs and bending, drip irrigation, mulch, (2) development of draenase, improvement of irrigation, (3) adaptive seed breeding, use of organic fertilizer, (4) utilization of biopesticides, (5) alternative animal feeding training, and (6) consultation with mantri, animal age recording and calculation feed requirement. These efforts will be more useful if the rate of climate change does not exceed the ability to adapt. Anticipation and adaptation efforts need to be balanced with mitigation, ie efforts to reduce the source and increase the sink (absorber) of greenhouse gases.
Increasing rice productivity by manipulation of calcium fertilizer in ustic e...NurdinUng
This study investigated the effects of calcium fertilizer application on rice productivity in ustic endoaquert soil in Indonesia. The researchers applied different levels of potassium (K) fertilizer (0, 50, 100, 150, 200 kg/ha) following amendments of river sand, beach sand, coco peat, and banana peat. The results showed that K fertilizer significantly increased the number of grains, weight of 1000 grains, and total grain weight. Specifically, 200 kg/ha of K fertilizer produced the highest grain number and weight. While K fertilizer did not significantly affect stalk number or length, higher doses generally corresponded to more stalks. Overall, calcium fertilization improved rice yields the most when combined with
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi, sifat fisik dan kimia dua pedon tanah Inceptisol yang berasal dari endapan lakustrin di Paguyaman, Gorontalo. Kedua pedon tanah memiliki warna coklat dan tekstur bervariasi antara lempung dan liat. Sifat-sifat tanah menunjukkan telah terbentuk horison kambik namun belum horison argilik. Kedua pedon diklasifikasikan sebagai Typic Eutrudept dan
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...NurdinUng
Teks tersebut membahas hasil penelitian pengaruh pemupukan unsur hara Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian menggunakan metode uji kurang satu dengan empat perlakuan kombinasi pupuk yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk secara berimbang dan lengkap memberikan pengaruh positif terhadap panjang tongkol dan hasil jagung. Kombinasi pupuk NPK memberikan
Banana is one of the export commodities important, but most
farmers were cultivated as a side commodity only. The objective of the study was to evaluate the land suitability for banana development and its limiting factors. This study was done with four stages, i.e: data collection, laboratory analysis, data compilation, and data interpretation. Land suitability analysis using matching approach and tools of geographical information system (GIS) software. Determining of land suitability classes using FAO (1976) framework of land evaluation. The result shown that land suitability for banana was classified as suitable (N) widely of 204,696.99 ha, and widely of 13,999.53 ha of not suitable (N). The limiting factors for banana development were erosion hazard, water and oxygen availability, and roots condition.
Growth and yield of rice plant by the applications of river sand, coconut and...NurdinUng
The research aimed to study effect the application of river sand (RS), coconut coir (CC), and banana coir (BC) on growth and yield of rice (Oryza sativa L.) in Ustic Endoaquert. The research was carried out in a green house using 3 × 3 × 3 factorial design. The RS factor consists of three treatment levels which were 0% RS, 25% RS, and 50% RS. Meanwhile, the CC and BC consist of three treatment levels, where each level were 0 Mg ha-1, 10 Mg ha-1 and 20 Mg ha-1. The results showed that RS, CC and BC applications did not have significant effect on plant height. On the other hand, all ameliorant applications had significantly increase leaf length and the highest percentage increasing was in BC (13.49%). The leaf numbers and tiller numbers had relatively similar pattern, except BC that had significantly increased leaf numbers by 77.69% and amount of tiller numbers by 49.45%. Furthermore, for yield components, RS, CC and BC applications had significant increased panicle numbers by 37.76%. It was only RS and BC that increased panicle lenght and the best increasing of 26.82% on RS. Meanwhile, the BC application only increased the rice grain numbers.
Effect application of sea sand, coconut and banana coir on the growth and yie...NurdinUng
The research was aimed to study effect application of sea sand (SS), coconut coir (CC) and banana coir (BC) on the growth and yield of rice (Oryza sativa L.) planted at Ustic Endoaquert soil. The pot experiment was carried out using a factorial design with 3 factors. The first factor was SS consisted of three levels i.e.: 0%, 25%, and 50%. The second and third factors were CC and BC, each consisted of three levels i.e.: 0, 10, and 20 Mg ha-1. Application of SS and BC significantly increased leaf length where the highest increasing percentage was 16.47% which was achieved at 25% SS application. Their effect on leaf numbers and tiller numbers were relatively not similar pattern where leaf number only increased about 65.52% by BC application, while tiller numbers only increased about 10.77% by SS application. Furthermore, the application of CC and BC significantly increased panicle numbers to 29.53% and 29.05%, respectively compared to control. All ameliorants significantly increased panicle numbers, but the best was CC with the increasing up to 46.49% at 20 Mg ha-1 CC compared to SS or BC application. However, only coconut coir significantly increased the rice grain numbers.
Development and rainfed paddy soils potency derived from lacustrine material ...NurdinUng
Rainfed paddy soils that are derived from lacustrine and include of E4 agroclimatic zone have many unique properties and potentially for paddy and corn plantations. This sreseach was aimed to: (1) study the soil development of
rainfed paddy soils derived from lacustrine and (2) evaluate rainfed paddy soils potency for paddy and corn in Paguyaman. Soil samples were taken from three profiles according to toposequent, and they were analyzed in laboratory. Data were analyzed with descriptive-quantitative analysis. Furthermore, assessment on rainfed paddy soils potency was conducted with land suitability analysis using parametric approach. Results indicate that all pedon had evolved with B horizons structurization. However, pedon located on the summit slope was more developed and intensely weathered than those of the shoulder and foot slopes.The main pedogenesis in all pedons were through
elluviation, illuviation, lessivage, pedoturbation, and gleization processes. The main factors of pedogenesis were climate, age (time) and topography factors. Therefore, P1 pedons are classified as Ustic Endoaquerts, fine, smectitic,
isohypertermic; P2 as Vertic Endoaquepts, fine, smectitic, isohypertermic; and P3 as Vertic Epiaquepts, fine, smectitic,
isohypertermic. Based on the potentials of the land, the highest of land suitability class (LSC) of land utilization type (LUT) local paddy was highly suitable (S1), while the lowest one was not suitable with nutrient availability as the limiting factor (Nna). The highest LCS of paddy-corn LUT was marginally suitable with water availability as the limiting factor (S3wa), while the lower LSC was not suitable with nutrient availabily as the limiting factor (Nna).
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultura di desa huntu bone bolango abdi insani
1. Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 3, Desember 2020
346
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i3.337 E-ISSN 2657-0629
PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DAN PEKARANGAN MELALUI
PEMBERDAYAAN PETANI HORTIKULTURA DI DESA HUNTU BARAT
KABUPATEN BONE BOLANGO
Utilization of Empty House House Land Through Empowerment of
Horticultural Farmers in Huntu Barat Village, Bone Bolango District
Nikmah Musa*)
, Nurdin, Yunnita Rahim
Jurusan Agroteknologi Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jendral Sudirman No. 6, Kota Gorontalo, 96128
*Alamat korespondensi: nikmah.musa@ung.ac.id
(Tanggal Submission: 28 September 2020, Tanggal Accepted: 28 Desember 2020)
ABSTRACT
Desa Huntu Barat merupakan suatu kawasan yang secara geografis terletak berdekatan
dengan Kota Gorontalo dan pusat ibukota Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo dan pusat ibukota Kabupaten Bone Bolango telah
ditetapkan sebagai zona merah dan zona kuning penyebaran wabah Covid-19 sehingga hal tersebut
berimbas terhadap tingginya resiko penyebaran Wabah Covid-19 di Desa Huntu Barat. Di sini yang
lain, Desa Huntu Barat memiliki potensi pengembangan komoditas hortikultura sebesar 78,62% (BPS
Kabupaten Bone Bolango, 2020) yang harus dioptimalkan agar tetap dapat menjadii sumber
ketahanan pangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani
dalam pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan rumah untuk pengembangan hortikultura di masa
pandemi Covid-19. Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pemberdayaan petani dan
ibu PKK melalui perencanaan pengembangan komoditas, pendampingan pemanfaatan lahan kosong,
pembuatan sarana dan prasarana budidaya tanaman di pekarangan rumah, sekaligus sosialisasi dan
penerapan protokol kesehatan Covid-19. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaksanaan
program KKN Covid-19 di Desa Huntu Barat melalui kegiatan pemanfaatan lahan kosong dan
pekarangan rumah tangga telah menghasilkan perencanaan pengembangan komoditas hortikultura,
memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya tanaman hortikultura, menghasilkan sarana dan
prasarana budidaya hortikultura di pekarangan rumah, serta telah berhasil mensosialisasikan dan
menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, maka disarankan
perlunya pendampingan terus menerus kepada kelompok tani hortikultura dan ibu PKK baik oleh
penyuluh pertanian maupun perguruan tinggi agar pengembangan komoditas hortikultura dapat
berjalan secara berkelanjutan, perlu adanya ajang kompetisi dalam pembuatan gazebo dan diberikan
reward agar motivasi warga dalam memanfaatkan pekarangan semakin meningkat, dan perlunya
pendampingan penerapan protokol kesehatan di masa Pandemi Covid-19 sampai pada skala rumah
tangga.
Kata Kunci: Sayuran, pandemi, covid-19, pemberdayaan, petani.
2. Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 3, Desember 2020
347
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i3.337 E-ISSN 2657-0629
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 telah merubah
tatanan kehidupan masyarakat secara global.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya pergeseran
ruang gerak bebas masyarakat menjadi
terkontrol dengan menerapkan protokol
kesehatan. Dampak pendemi Covid-19 ini juga
dialami oleh petani, terutama petani yang
bermukim dan berusahatani dari wilayah yang
masuk atau berdekatan dengan zona rawan
terpapar Covid-19.
Huntu Barat merupakan salah satu desa
di wilayah hukum Kecamatan Bulango Selatan
Kabupaten Bone Bolango yang posisi desa ini
berdekatan dengan Kota Gorontalo (zona
merah) dan pusat Ibukota Kabupaten Bone
Bolango (zona kuning), sehingga penduduknya
rentan terhadap penyebaran dan terpapar
Covid-19. Desa ini memiliki wilayah seluas
103,56 ha yang terdiri dari lahan sawah sebesar
54,30%., diikuti pemukiman sebesar 21,38%.,
lahan kosong sebesar 17,64% dan paling sedikit
alahan tanaman hortikultura yang hanya
sebesar 6,64% saja (BPS Kabupaten Bone
Bolango, 2020). Di samping itu, dari total
penduduk sebanyak 1298 jiwa (BPS Kabupaten
Bone Bolango, 2019) sebesar 86% diantaranya
bermata pencaharian sebagai petani. Dengan
demikian, meskipun desa ini penduduknya
tergolong rentan terpapar Covid-19 tetapi
berkat usaha pemerintah desa dan seluruh
pemangku kepentingan, maka desa ini masih
masuk zona hijau. Selain itu, status pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan di
wilayah Provinsi Gorontalo masih dapat
dioptimalkan dengan tetap meningkatkan
produktivitas penduduk, terutama petani untuk
berusahatani. Berdasarkan sebaran luas
penggunaan lahan, maka desa ini sebenarnya
masih potensial untuk pengembangan
komoditas hortikultura, terutama jenis sayuran
karena lahan kosong yang cukup luas. Selain itu,
posisi desa ini yang berdekatan dengan Kota
Gorontalo dan pusat Ibukota Kabupaten Bone
Bolango, sehingga posisinya strategis sebagai
penyangga pangan setempat.
Selama ini, usahatani hortikultura di
Desa Huntu Barat masih bersifat musiman dan
belum secara kontinyu dibudidayakan oleh
petani setempat. Hal ini ditunjukkan dari
fluktuasi produksi hortikultura setiap tahunnya.
Selain itu, keberadaan lahan kosong yang cukup
luas mengindikasikan bahwa produktivitas
lahan belum dioptimalkan oleh petani
setempat, sehingga berpengaruh pada
ketersediaan pangan. Pangan merupakan
kebutuhan pokok manusia (Muttaqin et al.
2018) yang harus dipenuhi karena terkait
dengan kelangsungan hidup manusia, terutama
masalah pemenuhan pangan pokok (Fathonah
dan Prasodjo, 2011). Lahan pekarangan milik
warga masih banyak yang belum dimanfaatkan
secara maksimal dan sebagian besar lahan
tersebut terbengkalai serta ditumbuhi gulma
(Oktaviani et al. 2020). Padahal, lahan
pekarangan dapat dimanfaatkan untuk
menanam hortikultura untuk memenuhi
kebutuhan pangan dan menambah pendapatan
serta ekonomi rumah tangga.
Salah satu kendala dalam pemanfaatan
lahan kosong dan pekarangan rumah di Desa
Huntu Barat adalah petani belum sepenuhnya
mengetahui tentang pemanfaatan lahan
kosong dan pekarangan rumah untuk usahatani
hortikultura tersebut. Oleh karena itu, kegiatan
dalam Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Cobid-
19 di Desa Huntu Barat menetapkan
pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan
melalui pemberdayaan petani sebagai salah
satu kegiatan utama, selain kegiatan tabahan
lainnya. Tujuan kegiatan ini adalah
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
petani dalam pemanfaatan lahan kosong dan
pekarangan rumah untuk pengembangan
hortikultura di masa pandemi Covid-19 di Desa
3. Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 3, Desember 2020
348
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i3.337 E-ISSN 2657-0629
Huntu Barat Kecamatan Bulango Selatan
Kabupaten Bone Bolango. Manfaat yang ingin
dicapai dari kegiatan ini antara lain:
meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan
petani dalam pemanfaatan lahan kosong dan
pekarangan rumah di Desa Huntu Barat,
sehingga pemanfaatan lahan kosong dan
pekarangan rumah yang cukup luas tersebut
dapat dioptimalkan menjadi lahan produktif.
Selain itu, kegiatan ini dilakukan untuk
mensosialisasikan dan mendampingi
masyarakat dalam penerapan protokol
kesehatan di masa Pandemi Covid-19, sehingga
potensi penyebaran virus ini dapat
diminimalisir di Desa Huntu Barat dan
sekitarnya.
METODE KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
Juli sampai Agustus 2020 di Desa Huntu Barat
Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone
Bolango. Sasaran kegiatan ini adalah anggota
Dasa Wisma dan Ibu PKK sebanyak 25 orang dan
peserta lain yang berasal dari masyarakat
sekitar terutama aparat Desa setempat yang
juga memiliki lahan pekarangan. Secara umum,
tahapan kegiatan ini diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan Pengembangan Komoditas
Hortikultura
Kegiatan ini didahului dengan survei
dan observasi lapang untuk mendapatkan data
dan informasi tentang pengembangan
komoditas hortikultura di desa ini. Kegiatan ini
dilakukan secara bersama-sama dengan
pemerintah desa setempat untuk
mengindentifikasi perkembangan budidaya
hortikultura dan capaian produktivitasnya serta
direkam letak geografis lahan budidaya sayuran
tersebut menggunakan GPS (global positioning
system). Selanjutnya data yang diperoleh
tersebut dianalisis secara spasial dengan
menggunakan program Arc GIS dan dihasilkan
peta-peta tematik pengembangan komoditas
sayuran. Hasil akhir dari kegiatan perencanaan
ini adalah peta jalan (road map) dan rencana
aksi pengembangan komoditas hortikultura di
Desa Huntu Barat Kecamatan Bulango Selatan
Kabupaten Bone Bolango.
2. Pemanfaatan Lahan Kosong untuk
Budidaya Hortikultura
Hasil survei dan observasi lapang
menunjukkan beberapa lahan yang kosong dan
potensial untuk budidaya hortikultura. Pada
tahap ini, kegiatan pemanfaatan lahan kosong
dilakukan dengan metode demplot. Demplot ini
berukuran 20 m x 15 m milik petani. Tanaman
yang dibudidayakan adalah kangkung yang
dilakukan bersama-sama dengan pemilik tanah
dan mahasiswa peserta KKN Covid-19. Selama
budidaya tanaman kangkung, dilakukan
pemeliharaan tanaman sampai panen.
3. Pembuatan Sarana dan Prasaran Budidaya
Hortikultura di Pekarangan Rumah
Selain lahan kosong, banyak
pekarangan rumah yang belum dimanfaatkan
terutama untuk budidaya hortikultura di Desa
Huntu Barat. Oleh karena itu, Tim KKN Covid
bersama dengan masyarakat melaksanakan
pembuatan Gazebo/rak tanaman secara
vertikultur sebagai sarana dan prasarana
budidaya hortikultura di pekarangan rumah
dengan tujuan meminimalisir lahan pekarangan
yang berisi tanaman sayuran, bebungaan dan
dilengkapi dengan tanaman obat (apotik
hidup). Selain gazebo, disediakan juga pot dan
ditutupi paranet dalam satu paket.
4. Sosialisasi dan Penerapan Protokol
Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19
Sosialisasi protokol kesehatan di masa
pandemi ini dilakukan dengan pembuatan
baliho edukasi pencegahan Covid-19. Baliho ini
dipasang di setiap batas dusun. Tujuan
dibuatnya baliho adalah untuk
mensosialisasikan dan mengedukasi
4. Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 3, Desember 2020
349
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i3.337 E-ISSN 2657-0629
masyarakat setempat untuk menjalani new
normal di masa pandemik covid-19. Disamping
itu, Tim KKN Covid-19 juga merancang dan
membuat sarana mencuci tangan sederhana
dengan membuatan tempat cuci tangan sistem
injak. Tujuan dibuatnya alat ini adalah
membantu aparat desa dalam menyediakan
fasilitas penunjang protokol kesehatan di masa
pandemik covid-19.
Selama kegiatan berlangsung mulai dari
tahap perencanaan sampai pada tahap
sosialisasi dan penerapan protokol kesehatan di
masa pandemi Covid-19 senantiasa dilakukan
monitoring dan evalusi kegiatan. Monitoring
dilakukan dengan memastikan setiap tahapan
kegiatan berjalan sesuai jadual dan target
capaian yang telah ditetapkan. Sementara
evaluasi kegiatan dilakukan dengan menilai
capaian luaran (produk) yang dihasilkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perencanaan Pengembangan Komoditas
Sayuran
Berdasarkan hasil survei dan observasi
lapangan terhadap pengembangan komoditas
sayuran di Desa Huntu Barat serta hasil analisis
spasial, maka Tim KKN Covid-19 telah dihasilkan
peta penggunaan lahan dan pemanfaatan
pekarangan rumah untuk tanaman hortikultura
(Gambar 1).
Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah di Desa Huntu Barat
Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango
5. Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 3, Desember 2020
350
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i3.337 E-ISSN 2657-0629
Setelah dihasilkan peta penggunaan
lahan dan pemanfaatan pekarangan rumah
untuk tanaman hortikultura saat ini (existing),
maka dilanjutkan dengan penyusunan peta
jalan (road map) pengembangan komoditas
hortikultura. Komoditas hortikultura
termasuk komoditas strategis dalam
pembangunan pertanian dan ekonomi
masyarakat Desa Huntu Barat. Selain untuk
kemandirian pangan, juga dapat menjadi
solusi kebutuhan pangan di tengah pandemi
Covid-19. Kawasan hortikultura yang berada
di Desa Huntu Barat dari setiap dusun saat ini
seluas 6,92 ha atau sebesar 6,64%. Selama ini,
kelompok tani di Desa Huntu Barat mendapat
pendampingan dan binaan dari Dinas
Penanam Modal, ESDM, Transmigrasi Provinsi
Gorontalo dan mendapatkan dukungan dari
PT. Dianelsa Nusantara Abadi Gorontalo.
Apabila dioptimalkan, maka lahan potensial
yang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan komoditas hortikultura bisa
mencapai luas 81,42 ha atau sebesar 78,62%.
Guna mengoptimalkan potensi tersebut,
maka perlu dibuat tahapan pengembangan
kawasan tanaman kangkung di Desa Huntu
Barat Tahun 2020-2025 sebagaimana tertera
pada Tabel 1 dan Gambar 2.
Tabel 1. Tahapan Pengembangan Kawasan Tanaman Kangkung di Desa Huntu Barat Tahun 2020-2025
Hulu Onfarm Hilir
Meningkatkan penggunaan benih
ungul bersertifikat
Optimalisasi lahan dan
sarana prasarana
Fasilitasi sarana prasarana
pasca panen
Pembinaan Penangkar benih Pengamanan produksi Fasilitasi sarana prasarana
Pengolahan hasil
Pengembangan pupuk Organik Pengembangan Kawasan
Hortikultura
Pengembangan Industri
Olahan
Sumber: hasil analisis Tim KKN Covid-19 (2020)
Gambar 2. Peta Penyebaran Tanaman Hortikultura di Desa Huntu Barat
6. Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 3, Desember 2020
351
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i3.337 E-ISSN 2657-0629
Pemanfaatan Lahan Kosong untuk Budidaya
Tanaman Hortikultura
Lahan kosong yang ada di Desa Huntu
Barat telah dimanfaatkan untuk budidaya
komoditas hortikultura dalam hal ini tanaman
kangkung. Tim KKN Covid-19 bersama-sama
petani setempat telah membuat demplot dan
telah menghasilkan kangkung dengan produksi
yang tinggi. Proses pembuatan demplot
sampai panen disajikan pada Gambar 3.
Realisasi capaian kegiatan yang diperoleh
sebesar 100% dan animo petani setempat
meningkat dengan adanya pendampingan
teknik budidaya tanaman kangkung dari Tim
KKN Covid-19 ini. Pendampingan merupakan
salah satu kunci keberhasilan program dan
kegiatan, karena Nurdin et al. (2019)
melaporkan bahwa kegiatan pendampingan
kepada kelompok sasaran (petani) mampu
meningkatkan pengetahuan petani sebesar
88% dalam pembuatan pupuk organik.
Gambar 3. Pemanfaatan Lahan Kosong untuk Budidaya Tanaman Kangkung
Pembuatan Sarana dan Prasaran Budidaya
Hortikultura di Pekarangan Rumah
Pekarangan rumah yang selama belum
dimanfaatkan terutama untuk budidaya
hortikultura di Desa Huntu Barat telah
dioptimalkan dengan menyediakan sarana dan
prasarana budidaya hortikultura di
pekarangan rumah. Tim KKN Covid bersama
dengan masyarakat telah melaksanakan
pembuatan Gazebo/rak tanaman secara
vertikultur sebagai sarana dan prasarana
budidaya hortikultura di pekarangan rumah
(Gambar 4).
Gambar 4. Sarana dan Prasarana Budidaya Hortikultura di Pekarangan Rumah
Hasil capaian sebesar 100% dari target
karena dari 4 dusun yang ada di Desa Huntu
Barat semuanya telah memiliki gazebo beserta
isi tanaman di dalamnya. Selain itu, secara
sukarela masing-masing rumah tangga telah
membuat gazebo yang serupa dengan model
gazebo Tim KKN Covid-19, sehingga semakin
bertambah jumlah gazebo di Desa Huntu Barat
7. Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 3, Desember 2020
352
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i3.337 E-ISSN 2657-0629
sampai sekarang ini. Kegiatan pendampingan
yang dilakukan tersebut mampu meningkatkan
ketrampilan petani dalam pembuatan
peralatan (gazebo) di masing-masing
pekarangan rumahnya. Hal ini sejalan dengan
laporan Nurdin et al. (2020) bahwa
pendampingan selain mampu meningkatkan
pengetahuan petani sebesar 99,20% juga
mampu meningkatkan ketrampilan petani
sebesar 90,40% dalam pembuatan pakan
silase. Dengan demikian, maka selain
pelatihan, kegiatan pendampingan menjadi
salah satu kunci keberhasilan program dan
kegiatan yang dilakukan.
Sosialisasi dan Penerapan Protokol Kesehatan
di Masa Pandemi Covid-19
Sosialisasi protokol kesehatan di masa
pandemi Covid-19 telah dilaksanakan melalui
media baliho. Sampai akhir kegiatan telah
terpasang 4 buah baliho (100% dari target) di
Desa Huntu Barat yang ditempatkan di
perbatasan masing-masing dusun Gambar 5).
Keberadaan baliho ini semakin menyadarkan
masyarakat akan pentingnya penerapan
Protokol Kesehatan di Masa Pandemi Covid-
19, sehingga status zona hijau wilayah Desa
Huntu Barat dapat dipertahankan sampai
pandemi ini benar-benar sudah berakhir.
Gambar 5. Pemasangan Baliho Protokol Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19
Selanjutnya, dalam rangka optimalisasi
penerapan protokol kesehatan di masa
pandemi Covid-19, maka Tim KKN Covid-19
Desa Huntu Barat juga telah membuat tempat
cuci tangan dengan sistem injak sebanyak 2
unit dan ditempatkan di Kantor Desa Huntu
Barat (Gambar 6). Sistem kerja alat ini cukup
sederhana dan secara praktis dapat dibuat
sendiri oleh masyarakat dengan bahan serta
peralatan yang tersedia.
Gambar 6. Tempat Cuci Tangan Sistem Injak Hasil Karya Tim KKN Covid-19
Alat tempat cuci tangan ini telah diuji
coba penggunaannya dan hasilnya cukup efektif
dalam upaya penerapan protokol kesehatan di
masa pandemi Covid-19 dengan capaian
sebesar 100% dari target yang telah ditetapkan.
Pemerintah Desa Huntu Barat akan membuat
8. Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram Volume 7, Nomor 3, Desember 2020
353
Available online : http://abdiinsani.unram.ac.id P-ISSN 2356-2935
Doi article : http://doi.org/10.29303/abdiinsani.v7i3.337 E-ISSN 2657-0629
dan memperbanyak alat ini untuk diberikan
kepada masyarakat agar penerapan protokol
kesehatan di masa pandemi Covid-19 dapat
dijalankan secara berkelanjutan di desa ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat melalui program kuliah
kerja nyata (KKN) Covid-19 telah mampu
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
petani dalam pemanfaatan lahan kosong dan
pekarangan rumah dengan pengembangan
hortikultura di masa pandemi Covid-19.
Saran
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini,
maka saran yang perlu diajukan antara lain: (a)
perlunya pendampingan terus menerus kepada
kelompok tani hortikultura dan ibu PKK baik
oleh penyuluh pertanian maupun perguruan
tinggi agar pengembangan komoditas
hortikultura dapat berjalan secara
berkelanjutan; (b) perlu adanya ajang kompetisi
dalam pembuatan gazebo dan diberikan reward
agar motivasi warga dalam memanfaatkan
pekarangan semakin meningkat; dan (c)
perlunya pendampingan penerapan protokol
kesehatan di masa Pandemi Covid-19 sampai
pada skala rumah tangga agar seluruh
masyarakat di Desa Huntu Barat secara totalitas
menerapkan protokol kesehatan di masa
Pandemi Covid-19.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada
Lembaga Penelitian dan Pengandian pada
Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri
Gorontalo yang telah mendanai kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini melalui
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Covid-19
tahun anggaran 2020 yang salah satu luarannya
adalah artikel jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kabupaten Bone Bolango. 2019.
Kecamatan Bulango Selatan dalam Angka
Tahun 2019. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bone Bolango, Suwawa.
BPS Kabupaten Bone Bolango. 2020. Kabupaten
Bone Bolango dalam Angka Tahun 2019.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone
Bolango, Suwawa.
Fathonah, T dan Prasodjo, N. 2011. Tingkat
Ketahanan Pangan pada Rumah Tangga
yang Dikepalai Pria dan Rumah Tangga
yang Dikepalai Wanita. Diambil dari
(https://www.researchgate.net/publicatio
n /312161407stats, diakses 23 September
2020).
Muttaqin, Z., D. S. Sari, dan R. Purbasari. 2018.
Pemanfaatan Lahan Kosong:
Mengupayakan Ketahanan Pangan Global
dalam Keseharian Masyarakat Lokal di RW
12, Desa Sayang, Jatinangor, Sumedang.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat 5(3): 237 – 250.
Nurdin, F. S. Jamin, S. R. Taha, dan A. Murtisai.
2019. Peningkatan Populasi Ternak Sapi
dan Pengetahuan Petani dalam
Pembuatan Pupuk Organik di Kelompok
Tani Sumber Rezeki Desa Bualo Kabupaten
Boalemo. Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat 25(2): 237 – 250.
Nurdin, F. S. Jamin, S. R. Taha, dan A. Moonti.
2020. Peningkatan Pengetahuan dan
Ketrampilan Petani Dalam Pembuatan
Pakan Silase di Kelompok Tani Rukun
Sejahtera Desa Bualo Kabupaten Boalemo.
Jurnal Abdi Insani 7(2): 204-213.
Oktaviani, A. D., N. N. P. Ulayyah, T. S. Yuliani,
M. S. Rahayu, I. Lubis, dan F. Nurul. 2020.
Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk
Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Desa
Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru,
Kabupaten Karawang. Jurnal Pusat Inovasi
Masyarakat 2 (4): 535‒539.