Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan mengaplikasikan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah selama work from home bagi upaya peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat dan memutus rantai penularan COVID-19 di Kabupaten Konawe. Manfaat dari penerapan program pengabdian masyarakat ini yaitu: (1) terbentuknya instalasi vertiminaponik dan budikdamber dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan (lahan belum tergarap) sehingga pekarangan rumah menjadi produktif dan asri, (2) terpenuhinya kebutuhan pangan seperti sayur, buah, tanaman herbal dan ikan di tengah melonjaknya harga pangan akibat dampak wabah COVID-19 di masyarakat, (3) mengurangi kejenuhan masyarakat selama kegiatan work from home akibat pandemi COVID-19, (4) masyarakat dapat memiliki tanaman-tanaman herbal yang potensial untuk menangkal infeksi COVID-19 di pekarangan rumah, (5) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang cara membuat vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah dan (6) memperoleh tambahan pendapatan ekonomi masyarakat desa dari adanya kegiatan vertiminaponik dan budikdamber. Hasil program yang dicapai meliputi: (1) persepsi positif masyarakat dan antusiasme yang tinggi apabila Desa Wowasolo menjadi sentra pengembangan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah, (2) terbentuknya tim teknis pembuat instalasi vertiminaponik dan budikdamber, (3) tersedianya video tutorial pembuatan media vertiminaponik dan budikdamber, penanaman herbal dan pengelolaan limbah masker skala rumah tangga, (4) terbentuknya satu unit vertiminaponik dan tiga unit budikdamber di pekarangan rumah masyarakat Desa Wowasolo dan (5) tersedianya 10 bibit tanaman untuk penghijauan pada lahan kebun, pekarangan rumah dan kantor Balai Desa, serta tersedianya 300 bibit ikan Lele Sangkuriang bagi masyarakat sebagai bahan budikdamber.
Defisit air bersih adalah permasalahan yang sedang dan akan terus menghantui masyarakat Indonesia terutama di daerah padat penduduk. Masalah ini adalah multikausal yang dapat dilihat dari berbagai perspektif. Berbagai hal seperti implementasi regulasi, pertambangan, perilaku apatis, faktor alam, kepadatan penduduk saling berkorelasi satu sama lain. Pengelolaan air tepat guna harus ditingkatkan demi menjaga ketersediaan air bersih yang secara tidak langsung menjaga kelangsungan hidup bangsa ini.
Kekayaan ekosistem pesisir dan laut Kabupaten Wakatobi berada pada ancaman serius, sehingga
diperlukan langkah-langkah pengelolaan yang strategis dan berkelanjutan. Tindakan pengelolaan yang
terstandarisasi dan melibatkan penuh masyarakat lokal, adalah salah satu cara menekan laju ancaman
terhadap pengrusakan ekosistem ekosistem pesisir dan laut Wakatobi. Penelitian ini difokuskan pada
upaya pengetahuan terkini atas status ekosistem lamun dan mangrove di Pulau Tomia, yang mana
kedua status ekosistem ini, dapat memberikan informasi tentang derajat kesehatan laut Pulau Tomia
dan tentang bagimana menyediakan strategi pengelolaan berkelanjutan pada kedua ekosistem tersebut.
Metode yang dipakai adalah obervasi/survey lapangan dengan teknis transek/plot, pengambilan data
jenis dan pengukuran prosentase kelimpahan, kemudian teknik wawancara untuk para pihak terkait
untuk memperoleh jenis pengelolaan yang tepat demi merawat eksistensi ekosistem lamun dan
mangrove di Pulau Tomia. Dengan demikian, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
kelimpahan lamun di Pulau Tomia didominasi oleh jenis Thalassia Hemprichii sebanyak 19,0 % dan
jenis Enhalus Acoroides sebanyak 12,2%, sementara kelimpahan atau prosentase tutupan spesies
mangrove jenis Rhizophora Mucronata sebesar 69,8 % dan jenis Sonneratia Alba sebesar 73,3 %.
Data hasil kelimpahan ini menunjukkan kategori baik, kepadatan sedang serta tingkat kesuburan
sumber daya pesisir laut dan upaya pengelolaan sumber daya penting pesisir dan laut Wakatobi
tersebut yang dilakukan oleh para pihak berjalan dengan baik, walaupun harus ada aksi-aksi nyata
lanjutan dalam upaya perlindungan dan rehabilitasi ekosistem berupa penetapan peraturan desa untuk
zona lindung, penuntutan(sangsi pidana) bagi para perusak kedua ekosistem tersebut dan penanaman
kembali bibit mangrove
Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Sol...Luhur Moekti Prayogo
The purpose of this community service is to educate the public
about the importance of healthy food and how to obtain it by utilizing
household objects through the cultivation of catfish in buckets and
hydroponic kale. Catfish is a freshwater fish that easily lives even in
extreme water conditions, making it easier for people to raise it. Meanwhile,
kale is one of the vegetables commonly consumed by people in Indonesia,
which has high nutritional value and is easy to care for. Kale vegetables are
able to live in juicy areas and still grow even without fertilization. The
method used in this program is to educate the public through the process of
preparing the media used in catfish cultivation and hydroponic kale which
can be placed on a bucket. The process of raising catfish from seed to age
ready for consumption takes about 3-4 months, while for kale, it can be
harvested within a period of 3 weeks.
PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMAN...Luhur Moekti Prayogo
Peranan pemerintah daerah yang diwakili dinas terkait serta peranan akademisi dalam transfer ilmu kepada masyarakat sangat penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, serta keterampilan masyarakat baik untuk diri sendiri maupun guna masyarakat di sekitarnya yang diharapkan mampu menunjang sektor perekonomian ataupun menekan biaya pengeluaran kebutuhan rumah tangga. Sasaran utama dari pengabdian masyarakat kali ini adalah ibu rumah tangga. Hal tersebut didasari alasan bahwa ibu rumah tangga merupakan pondasi utama keluarga dalam menjamin kesehatan dan gizi keluarga, serta diharapkan mampu membantu menekan biaya belanja dengan membudidayakan lele secara mandiri di lahan terbatas. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah dengan sosialisasi serta mencontohkan tata cara budidaya dan penanaman secara langsung. Sosialisasi dilakukan oleh akademisi dan perwakilan dari dinas perikanan kabupaten Tuban Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah, Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah, untuk menambah wawasan masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan rumah.
Dokumen ini adalah proposal awal yang digunakan untuk seleksi Program Hibah Bina Desa (PHBD) 2016. Disusun oleh Tim PHBD Universitas Trilogi, yaitu mahasiswa UKM Harsha Pratala. Judulnya adalah: Pengembangan Desa Berbudaya Lingkungan Melalui Bank Sampah dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Warga Desa Leuwikaret.
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamdeviarsel
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
A. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
Pada dasarnya kegiatan pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya terbarukan dan sumber daya tidak terbarukan untuk proses produksi pertanian dengan menekankan dampak negatif terhadap lingkungan yang serendah-rendahnya. Pertanian ini menitikberatkan pada pengolahan sumber daya alam yang memanfaatkan produk hayati ramah lingkungan
Manfaat pertanian berkelanjutan
Mampu meningkatkan produksi pertanian dan menjamin ketahanan pangan di dalam negeri.
Menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas tinggi
Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah
Mendukung dan menopang kehidupan masyarakat pedesaan
Tidak membahayakan kesehatan masyarakat
Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di lahan pertanian
Indikator
Budi daya berbagai jenis tanaman secara alami.
Memelihara keanekaragaman genetik sistem pertanian.
Meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian.
Menghasilkan produk pertanian yang bermutu dalam jumlah memadai.
Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Menghindarkan pencemaran yang di sebabkan penerapan teknik pertanian.
Tujuan pengembangan kegiatan pertanian berkelanjutan adalah meningkatkan kualitas alami lingkungan. Dampak pemakaian bahan kimia dalam kegiatan pertanian dapat ditekan melalui kegiatan pertanian organik yang berwawasan lingkungan.Akan tetapi,dalam kegiatan pertanian berkelanjutan sering mengalami hambatan seperti persediaan modal ataupun sumber daya manusianya.
Unsur-unsur konsep wawasan berkelanjutan :
1. Melakukan penyelidikan umum (prospecting)2. Eksplorasi terdiri atas eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi terperinci3. studi kelayakan terdiri atas kelayakan teknik,ekonomi,dan lingkungan4. persiapan produksi (development dan construction)5. penambangan terdiri atas pembongkaran,pemuatan,pengangkutan,dan penimbunan6. rehabilitasi dan pengelolaan lingkungan7. pengolahan (mineral dressing)8. pemurnian9. pemasaran10. tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility(CSR)11. pengakhiran tambang (mine closure)
c. Industri Berkelanjutan
Industri berkelanjutan di Indonesia harus memiliki daya saing yang dapat menopang perekonomian nasional. Kegiatan berkelanjutan dapat memadukan antara aspek lingkungan,ekonomi,dan sosial. Pola hidup masyarakat yang konsumtif dapat perkembangan sektor industri di Indonesia terutama industri yang memengaruhi memanfaatkan sumber daya alam tidak terbarukan.
Prinsip-prinsip industri berkelanjutan :
Menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan
Menjamin kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi penambangan
Menjaga kelangsungan hidup ekologi sistem alami (environmental system)
d. Pariwisata Berkelanjutan
Indonesia memiliki kekayaan hayati yang dapat dilihat dari berbagai jenis tanaman dan hewan yang dapat di budidayakan dan
Defisit air bersih adalah permasalahan yang sedang dan akan terus menghantui masyarakat Indonesia terutama di daerah padat penduduk. Masalah ini adalah multikausal yang dapat dilihat dari berbagai perspektif. Berbagai hal seperti implementasi regulasi, pertambangan, perilaku apatis, faktor alam, kepadatan penduduk saling berkorelasi satu sama lain. Pengelolaan air tepat guna harus ditingkatkan demi menjaga ketersediaan air bersih yang secara tidak langsung menjaga kelangsungan hidup bangsa ini.
Kekayaan ekosistem pesisir dan laut Kabupaten Wakatobi berada pada ancaman serius, sehingga
diperlukan langkah-langkah pengelolaan yang strategis dan berkelanjutan. Tindakan pengelolaan yang
terstandarisasi dan melibatkan penuh masyarakat lokal, adalah salah satu cara menekan laju ancaman
terhadap pengrusakan ekosistem ekosistem pesisir dan laut Wakatobi. Penelitian ini difokuskan pada
upaya pengetahuan terkini atas status ekosistem lamun dan mangrove di Pulau Tomia, yang mana
kedua status ekosistem ini, dapat memberikan informasi tentang derajat kesehatan laut Pulau Tomia
dan tentang bagimana menyediakan strategi pengelolaan berkelanjutan pada kedua ekosistem tersebut.
Metode yang dipakai adalah obervasi/survey lapangan dengan teknis transek/plot, pengambilan data
jenis dan pengukuran prosentase kelimpahan, kemudian teknik wawancara untuk para pihak terkait
untuk memperoleh jenis pengelolaan yang tepat demi merawat eksistensi ekosistem lamun dan
mangrove di Pulau Tomia. Dengan demikian, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
kelimpahan lamun di Pulau Tomia didominasi oleh jenis Thalassia Hemprichii sebanyak 19,0 % dan
jenis Enhalus Acoroides sebanyak 12,2%, sementara kelimpahan atau prosentase tutupan spesies
mangrove jenis Rhizophora Mucronata sebesar 69,8 % dan jenis Sonneratia Alba sebesar 73,3 %.
Data hasil kelimpahan ini menunjukkan kategori baik, kepadatan sedang serta tingkat kesuburan
sumber daya pesisir laut dan upaya pengelolaan sumber daya penting pesisir dan laut Wakatobi
tersebut yang dilakukan oleh para pihak berjalan dengan baik, walaupun harus ada aksi-aksi nyata
lanjutan dalam upaya perlindungan dan rehabilitasi ekosistem berupa penetapan peraturan desa untuk
zona lindung, penuntutan(sangsi pidana) bagi para perusak kedua ekosistem tersebut dan penanaman
kembali bibit mangrove
Similar to PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT SERTA MEMUTUS RANTAI PENULARAN COVID-19 DI KABUPATEN KONAWE
Edukasi Budidaya Lele Dan Kangkung Hidroponik Melalui Media Ember Sebagai Sol...Luhur Moekti Prayogo
The purpose of this community service is to educate the public
about the importance of healthy food and how to obtain it by utilizing
household objects through the cultivation of catfish in buckets and
hydroponic kale. Catfish is a freshwater fish that easily lives even in
extreme water conditions, making it easier for people to raise it. Meanwhile,
kale is one of the vegetables commonly consumed by people in Indonesia,
which has high nutritional value and is easy to care for. Kale vegetables are
able to live in juicy areas and still grow even without fertilization. The
method used in this program is to educate the public through the process of
preparing the media used in catfish cultivation and hydroponic kale which
can be placed on a bucket. The process of raising catfish from seed to age
ready for consumption takes about 3-4 months, while for kale, it can be
harvested within a period of 3 weeks.
PERANAN AKADEMISI DAN DINAS PERIKANAN KABUPATEN TUBAN DALAM PENINGKATAN PEMAN...Luhur Moekti Prayogo
Peranan pemerintah daerah yang diwakili dinas terkait serta peranan akademisi dalam transfer ilmu kepada masyarakat sangat penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, serta keterampilan masyarakat baik untuk diri sendiri maupun guna masyarakat di sekitarnya yang diharapkan mampu menunjang sektor perekonomian ataupun menekan biaya pengeluaran kebutuhan rumah tangga. Sasaran utama dari pengabdian masyarakat kali ini adalah ibu rumah tangga. Hal tersebut didasari alasan bahwa ibu rumah tangga merupakan pondasi utama keluarga dalam menjamin kesehatan dan gizi keluarga, serta diharapkan mampu membantu menekan biaya belanja dengan membudidayakan lele secara mandiri di lahan terbatas. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah dengan sosialisasi serta mencontohkan tata cara budidaya dan penanaman secara langsung. Sosialisasi dilakukan oleh akademisi dan perwakilan dari dinas perikanan kabupaten Tuban Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah, Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah, untuk menambah wawasan masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan rumah.
Dokumen ini adalah proposal awal yang digunakan untuk seleksi Program Hibah Bina Desa (PHBD) 2016. Disusun oleh Tim PHBD Universitas Trilogi, yaitu mahasiswa UKM Harsha Pratala. Judulnya adalah: Pengembangan Desa Berbudaya Lingkungan Melalui Bank Sampah dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah Warga Desa Leuwikaret.
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamdeviarsel
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
A. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
Pada dasarnya kegiatan pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya terbarukan dan sumber daya tidak terbarukan untuk proses produksi pertanian dengan menekankan dampak negatif terhadap lingkungan yang serendah-rendahnya. Pertanian ini menitikberatkan pada pengolahan sumber daya alam yang memanfaatkan produk hayati ramah lingkungan
Manfaat pertanian berkelanjutan
Mampu meningkatkan produksi pertanian dan menjamin ketahanan pangan di dalam negeri.
Menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas tinggi
Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah
Mendukung dan menopang kehidupan masyarakat pedesaan
Tidak membahayakan kesehatan masyarakat
Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di lahan pertanian
Indikator
Budi daya berbagai jenis tanaman secara alami.
Memelihara keanekaragaman genetik sistem pertanian.
Meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian.
Menghasilkan produk pertanian yang bermutu dalam jumlah memadai.
Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Menghindarkan pencemaran yang di sebabkan penerapan teknik pertanian.
Tujuan pengembangan kegiatan pertanian berkelanjutan adalah meningkatkan kualitas alami lingkungan. Dampak pemakaian bahan kimia dalam kegiatan pertanian dapat ditekan melalui kegiatan pertanian organik yang berwawasan lingkungan.Akan tetapi,dalam kegiatan pertanian berkelanjutan sering mengalami hambatan seperti persediaan modal ataupun sumber daya manusianya.
Unsur-unsur konsep wawasan berkelanjutan :
1. Melakukan penyelidikan umum (prospecting)2. Eksplorasi terdiri atas eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi terperinci3. studi kelayakan terdiri atas kelayakan teknik,ekonomi,dan lingkungan4. persiapan produksi (development dan construction)5. penambangan terdiri atas pembongkaran,pemuatan,pengangkutan,dan penimbunan6. rehabilitasi dan pengelolaan lingkungan7. pengolahan (mineral dressing)8. pemurnian9. pemasaran10. tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility(CSR)11. pengakhiran tambang (mine closure)
c. Industri Berkelanjutan
Industri berkelanjutan di Indonesia harus memiliki daya saing yang dapat menopang perekonomian nasional. Kegiatan berkelanjutan dapat memadukan antara aspek lingkungan,ekonomi,dan sosial. Pola hidup masyarakat yang konsumtif dapat perkembangan sektor industri di Indonesia terutama industri yang memengaruhi memanfaatkan sumber daya alam tidak terbarukan.
Prinsip-prinsip industri berkelanjutan :
Menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan
Menjamin kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi penambangan
Menjaga kelangsungan hidup ekologi sistem alami (environmental system)
d. Pariwisata Berkelanjutan
Indonesia memiliki kekayaan hayati yang dapat dilihat dari berbagai jenis tanaman dan hewan yang dapat di budidayakan dan
Pemberdayaan petani melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan...NurdinUng
Pemberdayaan petani merupakan salah satu upaya untuk menjadikan petani lebih berdaya dan mengurangi
ketergantungan terhadap subsidi pemerintah serta meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan, tetapi
sering sulit dijalankan karena tingkat pengetahuan dan ketrampilan petani masih rendah. Kegiatan ini bertujuan
untuk: (1) meningkatkan pengetahuan petani tentang pupuk organik, dan (2) meningkatkan ketrampilan petani
dalam pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 di Kelompok Tani Rukun
Sejahtera Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini berupa pelatihan pembuatan
pembuatan pupuk organik yang dilakukan melalui ceramah dan praktek (demonstrasi). Sebelum dan sesudah
pelatihan, dilakukan tes tingkat pengetahuan tentang pupuk organik dengan menggunakan kuisioner kepada
peserta pelatihan. Penilaian pengetahuan peserta didasarkan pada lima item pertanyaan, yaitu: 1). Pengetahuan
tentang pupuk organik; 2). Penggunaan pupuk organik; 3). Sumber bahan pupuk organik; 4). Kandungan hara
dalam pupuk organik; dan 5). Jenis pupuk organik. Jumlah peserta pelatihan adalah 25 orang yang semuanya
dijadikan sampel. Analisis data meliputi: analisis validitas, reliabilitas, dan analisis tabel menggunakan software
SPSS 23. Tingkat pengetahuan peserta dilakukan dengan analisis skor terhadap jawaban pertanyaan
menggunakan Skala Likert dan digambarkan dalam garis continuum. Praktek pembuatan pupuk organik
dilakukan dengan pendekatan learning by doing. Bahan yang digunakan meliputi: limbah jagung, bungkil
kakao, feases, urin, EM4, gula dan air. Limbah jagung dan bungkil kakao dicacah dengan mesin copper,
kemudian semua bahan dicampur dan diaduk dalam bak fermentasi sampai merata dan percikkan dengan air
sampai lembab merata serta ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama 2-3 minggu untuk proses fermentasi
dan pengomposan. Hasil kegiatan menunjukkan sebelum pelatihan, mayoritas peserta pelatihan (76,0%) tidak
tahu tentang pupuk organik, sedangkan setelah pelatihan dan prektek pembuatan pupuk organik, mayoritas
peserta pelatihan (88,6%) sudah tahu tentang pupuk organik dan cara pembuatannya. Tingkat ketrampilan
petani dalam pembuatan pupuk organik juga telah meningkat yang ditunjukkan oleh indikator kemampuan
mengoperasikan perangkat mesin pencacah, kemampuan memformulasikan dosis atau takaran bahan baku
pupuk berupa larutan EM4+molase+air, kemampuan mencampuradukan bahan-bahan pupuk organik secara
merata, dan kemampuan mengidentifikasi keberhasilan pupuk organik yang dibuat.
setiap prinsip, metode, praktek, dan falsafah yang bertujuan agar pertanian layak ekonomi, secara ekologi dapat dipertanggungjawabkan, secara sosial diterima, berkeadilan, dan secara budaya sesuai dengan keadaan setempat, serta dilaksanakan berdasarkan pendekatan holistik
PERBAIKAN LINGKUNGAN DENGAN PENANAMAN MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MEND...Asramid Yasin
Perbaikan lingkungan dengan penanaman mangrove berbasis masyarakat untuk mendukung wisata pesisir dilatar belakangi oleh garis pantai mengalami kemunduran dengan tingginya erosi pantai, kurangnya sentuhan iptek dalam pengelolaan mangrove, masyarakat tidak memiliki mata pencaharian alternatif dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Tujuan program ini adalah terbentuknya unit pemberdayaan masyarakat terhadap ekosistem mangrove, menjadikan ekosistem mangrove sebagai wisata pesisir untuk meningkatkan pendapatan daerah, kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam. Metode yang digunakan meliputi: 1) metode perencanaan: survei lokasi, perijinan, wawancara, pemberian kuesioner, 2) metode pelaksanaan: penyuluhan, pembentukan unit lembaga, pembibitan, persemaian, penanaman dan kerja bakti bersih pantai dan 3) metode evaluasi: meminimalisir kelemahan dan hambatan selama kegiatan berlangsung. Program dilaksanakan pada Juli 2019 di desa Tapulaga kecamatan Soropia kabupaten Konawe. Hasil program yang dicapai: persepsi masyarakat banyak yang setuju desa Tapulaga menjadi daerah ekowisata mangrove, terbentuknya Sahabat Mangrove Desa Tapulaga sebagai lembaga pengelola mangrove dan lembaga pendukung lainya seperti kelompok Pengawas Pesisir Wahana Lestari dan kelompok Nelayan Lestari, bertambahnya 1 unit bedeng persemaian mangrove yang baru yang dapat dijadikan lahan bisnis untuk dijual, penambahan jumlah area kawasan hutan mangrove desa Tapulaga dengan melalui 1000 bibit pohon mangrove yang ditanam dan berkurangnya sampah plastik melalui kerja bakti bersih pantai desa Tapulaga.
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
bagi teman-teman semuanya inilah hasil PKMM tahun 2014 saya .semoga para pembaca memberikan kritik dan saranya terhadap hasil saya, E-mail : hazar.basir@gmail.com
semoga bermanfaat .
Similar to PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT SERTA MEMUTUS RANTAI PENULARAN COVID-19 DI KABUPATEN KONAWE (20)
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA SOMBANO DI KECAMATAN...Asramid Yasin
Abstract: This study aims to 1) determine the potential of ecotourism in the tourist area of Sombano, Kaledupa Subdistrict, Wakatobi Regency, 2) to find out the value of Sombano tourism feasibility to be used as an ecotourism object. The study was conducted in the tourist area of Sombano, Kaledupa Subdistrict, Wakatobi Regency, from May to September 2018, using qualitative analysis and quantitative analysis as well as methods for assessing the feasibility of ecotourism. The results showed that the potential of Sombano Village on land and in the waters was quite good. The potential of land is mangrove forest, coastal forest ecosystem, spring water source, unique flora and fauna. Potential tourism in the waters, namely Asin Sombano Beach, Langgira Beach, Trakking Tourism Mangrove Forest, Sombano Lake, Historical Sites and Dive Sites. Sombano tourist area deserves to be developed as a tourist attraction with a feasibility index of 89.58%. Attractiveness has a value of 91.67% and has the potential and feasibility to be developed. Accessibility has a value of 91.67%, Sombano tourism accommodation reaches 75% because it is located in the 10 km area which is not too adequate, supporting facilities and infrastructure reaches 100%, such as puskesmas, restaurants, markets, telephone networks, electricity, drinking water and transportation to support development of Sombano tourism.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN TAMAN WISATA ALAM (TWA) MANGOLO DI K...Asramid Yasin
Abstract: This study aims to determine the community's perception of the management of the Mangolo natural tourism park as a community-based ecotourism area in Ulunggolaka Village, Latambaga District, Kolaka Regency. This research was conducted in the Mangolo Kolaka Nature Park area from December 2020 to January 2021, using a purposive sampling method for sampling and community management, while for tourism sampling using the accidental sampling method. The results showed that the perception of the community managing Mangolo Nature Park. The public perception from the economic aspect is that the community agrees with the Mangolo Nature Park to help improve the community's economy. From an ecological aspect, the community strongly agrees with the increasing number of trash bins. From the socio-cultural aspect, the community strongly agrees with the management that still pays attention to the culture of the local community. And in terms of the educational aspect, the community agrees to withhold education or training to prepare workers in the tourism sector. Meanwhile, according to tourists, Nature Tourism Park Mangolo has natural scenery, the air is still fresh so it makes the tour comfortable. Tourists can bathe inflowing rivers, hot springs, and waterfalls.
Analysis of the Potential for Acid Mine Drainage of the Nickel Mining Area in...Asramid Yasin
The phenomenon of acid mine drainage (AMD) is one of the serious environmental problems that is often encountered at a mine site. Controlling acid mine drainage is an important thing to do during mining activities and after mining activities end. This research aims to analyze the potential for rock and soil formation of acid mine drainage to the environment around the nickel mining area in Kabaena Timur District. Data obtained through the analysis of the laboratory of Limited Company of Narayana Lambale Selaras. The results showed that in open land the sulphure content range was 0.411-1.452 Kg H2SO4/ton. NAG values are in the equivalent range of 0-3.675 Kg H2SO4/ton. ANC ranges from 25.725-60.025 Kg H2SO4/ton. The range of MPA values is equivalent to 1.977-44.470 Kg H2SO4/ton. The NAPP values ranged from -40.526 to -3.839 and the NPR ranged from 1.116 to 3.776. Whereas in closed land the values for sulphure content, NAG, ANC, MPA, NAPP, and NPR were respectively = 0.418-1.364 Kg H2SO4/ton; 0-3.185 Kg H2SO4/ton; 25.725-57.575 Kg H2SO4/ton; 12.790-41.775 Kg H2SO4/ton; -36.846 to -1.276 and 1.037-3.927. Based on the criteria for NAPP and NPR values, shows that all rock and soil samples in the nickel mining area don’t have the potential to form acid mine drainage because the NAPP value is < 0 and the NPR value > 1.
WATER QUALITY IN THIRTY FRESHWATER SPRINGS AND TWENTY FOUR BRACKISH SPRINGS I...Asramid Yasin
Clean water is an unlimited and sustainable need that must be fulfilled every day and meet an appropriate standard in terms of quantity and quality. The research objective in this study was to analyze the quality of water in thirty freshwater springs and twenty four brackish springs in the karst area of Buton Tengah Regency to achieve sustainable water resource management. Data on the quality of freshwater springs and brackish water springs chemically and biologically have been analyzed in the biology laboratory of FMIPA Universitas Halu Oleo, then the results are compared with the standards for water quality contained in the regulations of the Minister of Health and Government Regulation of the Republic of Indonesia. The results showed that the freshwater springs in Talaga Raya District exceeded the water quality standards for hardness parameter, while the brackish springs in Mawasangka Tengah, Mawasangka Timur, Lakudo, and Mawasangka Districts has exceeded the water quality standards for parameters of total dissolved solids, hardness, and chloride. However, these parameters are relatively easy to overcome so that the use of freshwater springs can qualify as drinking water, while the use of brackish springs should be used to meet domestic non-drinking water needs.
KESEHATAN LINGKUNGAN BENCANA DAN TANGGAP DARURATAsramid Yasin
Berbagai jenis kejadian bencana telah terjadi di Indonesia, baik bencana alam (natural disaster), bencana karena kegagalan teknologi maupun bencana karena ulah manusia (man-made disaster). Buku ini berisi tentang Tinjauan Kesehatan Lingkungan Bencana dan Tanggap Darurat, Permasalahan yang dihadapi dalam Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Pengungsian, Air Bersih dan Sanitasi, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Pengendalian Vektor di Daerah Tanggap Darurat, Pengelolaan Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Bencana, Sanitasi Darurat, Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Wabah Pandemi COVID-19, Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Gempa Bumi, Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Banjir, Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Tsunami, Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Letusan Gunung Berapi, dan ditutup dengan Kesehatan Lingkungan dalam Kondisi Tanah Longsor.
THE POTENTIAL OF BLUE CARBON STOCKS AND CARBON DIOXIDE ABSORPTION IN MANGROVE...Asramid Yasin
Abstract— Indonesia is a country with the second-longest coastline globally and has the most extensive mangrove forests in the world. Mangrove forests are included in the blue carbon group, which per hectare store up to four times more carbon storage than tropical forests. Mangrove forests play an essential role in absorbing carbon emissions in the air and storing a lot of carbon compared to natural forests. This study aims to determine carbon storage and CO2 absorption in mangrove forests in Kabaena Barat Subdistrict, Bombana Regency. The data comes from direct measurements in the field, namely above-ground carbon, carried out without damaging trees, only covering carbon in tree vegetation. It is the largest proportion of carbon storage on land. The data collection used a survey method to identify mangrove species, circumference, tree trunk diameter at breast height (dbh), biomass, carbon storage, CO2 absorption, and 22 plots of plotted line method with eight transects. The results showed that 10 types of mangrove
species were found on the transect observation, namely Avicennia alba, Avicennia marina, Avicennia lanata, Avicennia sp., Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorhiza, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, and Xylocarpus granatum. With the total amount of biomass stored in Kabaena Barat Subdistrict's mangrove forests, Bombana Regency, is 6,664.93 tons ha-1 with carbon storage of 3,065.85 tons ha-1 and carbon dioxide absorption of 11,241.55 tons ha-1.
THE LIVE WITH NATURE HARMONIOUSLY BASED ON PEOPLE'S LOCUS OF CONTROL AND NATU...Asramid Yasin
Jurnal Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/plpb/article/view/15159
Abstract
Environmental damage is caused by people interference with nature. It has been assumed that people's personalities and intelligence influence the ecosystem. Research aims to find out the relationship between locus of control (LOC) and naturalistic intelligence (NI) with people's citizenship behavior (CB). A survey method has been applied by involving 80 people as a sample. Three instruments for measuring LOC, NI, and people’s CB. Regression and correlational analysis used to verify its relationship. Research results reveal that there is a positive and significant correlation between LOC and CB, NI, and CB, finally between LOC and NI with CB. Multiple regression and correlation used to predict people's CB in terms of how people live with nature harmoniously based on people's LOC and NI. The implications that LOC and NI is one part to improve wise behavior towards the environment in society is related to the LOC and NI of each individual.
ANALYSIS OF THE CONCENTRATION AND CHARACTERISTICS OF MICROPLASTIC POLLUTION A...Asramid Yasin
Abstrac: Microplastics represent one of the most current global concern issues for environmental and human health. The main concern is for aquatic ecosystems, a very large increase in the number of microplastics has recently transformed these compounds and their degradation products into one of the most common marine debris. To decompose plastic waste requires 50-100 years to be completely degraded so that it becomes a threat to aquatic ecosystems. This research aims to determine the concentration and characteristics of microplastics pollution at estuaries at Kendari Bay. The data of this research were sourced from water and sediment samples from 3 estuaries at Kendari Bay including the Punggaloba estuary, Lahundape estuary, and Wanggu estuary. The analytical methods used in this research include National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Scanning Electron Microscopy (SEM), Fourier Transform Infrared (FTIR), Origin Software and SPSS Software. The results showed that the Kendari Bay was contaminated by microplastics. The highest concentration of microplastic pollution is found at the Lahundape estuary, which is 10.07 particles/liter of water and Punggaloba estuary, which is 96 particles/kg of sediment. Microplastic characteristics are based on morphological analysis and particle size. It can be seen that the shape of microplastic particles from water and sediments includes fragments, fibers, and pellets. The range of microplastic sizes in water samples ranges from 0.24-20.34 μm while the size range in sediment samples ranges from 0.12-16.53 μm. The most dominant source of microplastic polymers found at Kendari bay is polystyrene type.
A MODEL TO ESTIMATE STORED CARBON IN THE UPLAND FORESTS OF THE WANGGU WATERSHEDAsramid Yasin
Abstract
Climate change coupled with deforestation has brought about an increase in greenhouse gas emissions in the
atmosphere. One way to control climate change is to reduce greenhouse gas emissions by maintaining the integrity
of natural forests and increasing the density of tree populations. This research aimed to (a) identifies the density
of stand trees in the upland forests of the Wanggu Watershed; (b) analyze the potential carbon stocks contained in
the upstream forests of the Wanggu Watershed; (c) develop a model to estimate potential carbon stocks in the
upland forests of the Wanggu Watershed. The land cover classification in this study used the guided classification
with the Object-Based Image algorithm. Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) was employed as an
indicator of vegetation cover density. Field measurements were carried out by calculating the diameter of the stand
trees in 30 observation plots. Field biomass values were obtained through allometric equations. Regression analysis
was conducted to determine the correlation between NDVI densities and field biomass. The results showed that
the best equation for estimating potential carbon stocks in the Wanggu Watershed forest area was y = 3.48 (Exp.
7,435x), with an R2 of 50.2%. Potential above ground biomass carbon in the Wanggu Watershed based on NDVI
values was 414,043.26 tons in 2019, consist of protected forest areas of 279,070.15 tons and production forests of
134,973.11 tons. While total above biomass carbon based on field measurement reached 529,541.01 tons, consist
of protected forests of 419,197.82 tons and production forests of 110,343.20 tons.
ANALYSIS OF PHYSICAL-CHEMICAL PARAMETERS FOR MANGROVE ECOSYSTEM REHABILITATIO...Asramid Yasin
Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/presipitasi/article/view/24994
Abstract: In Southeast Sulawesi rehabilitation of mangrove areas that have been damaged but in reality not all mangrove rehabilitation activities were successful, this was allegedly caused by a mismatch in the type of mangrove and incompatibility of rehabilitation techniques used with environmental conditions or parameters of the local coastal environment. This study is aimed to analyze the condition of coastal environmental parameters in Bungkutoko island, district of Abeli in rehabilitation proposed of mangrove ecosystem and to find a proper rehabilitation strategy for it can be applied in that area. This study was carried on June to July 2009 in the coastal of Bungkutoko island, Abeli district, Kendari Town. Data in this study is analyzed as descriptively for giving common view of that area. The measurement results of several physical-chemical parameters on the coast of Bungkutoko island at stations I, II and III are suitable for mangrove ecosystem rehabilitation activities, which have a slope of the base: flat and sloping, particle size: small substrate, binding capacity of substrate particles: moderate to loose, confinement coastline: protected and semi protected and open, wave: relatively small, sea level deviation: moderate, tidal type: mixture tends to double daily, current speed: weak, sediment suspension: normal and salinity: 25-35 ppt. Also pay attention to the right planting time on the condition of mangrove tree is in having fruits and calm water condition of sea. And for planting technic is propaguls directly planted to the ground and using seeds on the polybags.
ANALISIS KONSENTRASI LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN KROMIUM (Cr) MENDUKUNG PENG...Asramid Yasin
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan Berkelanjutan III Tahun 2019
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
https://www.researchgate.net/publication/340817866_ANALISIS_KONSENTRASI_LOGAM_BERAT_MERKURI_Hg_DAN_KROMIUM_Cr_MENDUKUNG_PENGELOLAAN_TELUK_KENDARI_MENUJU_KOTA_EKOLOGIS
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...Asramid Yasin
Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jgg/article/view/9048
Abstrak: Di beberapa tempat telah dilakukan rehabilitasi terhadap kawasan mangrove yang telah rusak namun pada kenyataannya tidak semua kegiatan rehabilitasi mangrove berhasil dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi parameter lingkungan perairan pantai Bungkutoko Kecamatan Abeli sesuai untuk kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove dan menentukan strategi rehabilitasi yang tepat untuk diterapkan di perairan pantai Bungkutoko Kecamatan Abeli. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni-Juli 2009 bertempat di pesisir pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli Kabupaten Kendari Sulawesi Tenggara. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Dari hasil pengukuran beberapa parameter fisika-kimia di pesisir pulau Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari yang diperoleh sesuai untuk dilakukan kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove dengan memperhatikan waktu penanaman yang tepat yaitu ketika musim berbuah mangrove dan musim teduh dan menggunakan teknik penanaman secara langsung menggunakan propagul dan penanaman menggunakan anakan (bibit dalam polybag).
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI ERA ABAD 21Asramid Yasin
Asramid Yasin
Published by Yayasan Cipta Anak Bangsa (YCAB)
ISBN: 978-623-90117-4-1
Abstrak
Isu lingkungan banyak bermunculan apalagi pada abad modern sekarang ini dimana industri sudah tidak bisa dipisahkan juga dari kehidupan dan kebutuhan manusia. Pengelolaan yang salah juga menimbulkan banyak masalah lingkungan yang dampaknya akan segera kita rasakan dalam waktu yang singkat. Ada dua isu lingkungan yang sangat penting terutama di abad 21 dan harus segera kita sadari sebelum bahaya yang lebih berbahaya datang kehadapan kita.
Buku ini disusun guna membantu pembaca untuk memperoleh wawasan atau pengetahuan yang berkaitan dengan bidang lingkungan hidup ataupun bidang keilmuan yang masih ada relevansinya. Buku ini berisikan tentang hakekat pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup (PKLH), konsep kependudukan, masalah kependudukan, norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS), konsep lingkungan hidup, masalah lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan, paradigma dan etika lingkungan hidup, concept of new environmental paradigm (NEP), dan concept of corporate social responsibility (CSR).
PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT SERTA MEMUTUS RANTAI PENULARAN COVID-19 DI KABUPATEN KONAWE
1. 51
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
Pemanfaatan Vertiminaponik dan Budikdamber
untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat serta Memutus Rantai Covid-19
di Kabupaten Konawe
Ridwan Adi Surya1*, Aminuddin Mane Kandari2, La Ode Siwi3, Lies Indriyani4, Basrudin5,
Zakiah Uslinawaty6, Asramid Yasin7 dan La Ode Muhammad Erif8
1,2,3,4,7,8Jurusan Ilmu Lingkungan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Universitas Halu Oleo, Kendari,
Indonesia
6,7Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Universitas Halu Oleo, Kendari, Indonesia
Abstrak
Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan mengaplikasikan vertiminaponik dan
budikdamber di pekarangan rumah selama work from home bagi upaya peningkatan
pendapatan ekonomi masyarakat dan memutus rantai penularan Covid-19 di Kabupaten
Konawe. Manfaat dari penerapan program pengabdian masyarakat ini yaitu: (1) terbentuknya
instalasi vertiminaponik dan budikdamber dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan (lahan
belum tergarap) sehingga pekarangan rumah menjadi produktif dan asri, (2) terpenuhinya
kebutuhan pangan seperti sayur, buah, tanaman herbal dan ikan di tengah melonjaknya harga
pangan akibat dampak wabah Covid-19 di masyarakat, (3) mengurangi kejenuhan masyarakat
selama kegiatan work from home akibat pandemi Covid-19, (4) masyarakat dapat memiliki
tanaman-tanaman herbal yang potensial untuk menangkal infeksi Covid-19 di pekarangan
rumah, (5) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang cara membuat
vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah dan (6) memperoleh tambahan
pendapatan ekonomi masyarakat desa dari adanya kegiatan vertiminaponik dan budikdamber.
Hasil program yang dicapai meliputi: (1) persepsi positif masyarakat dan antusiasme yang
tinggi apabila Desa Wowasolo menjadi sentra pengembangan vertiminaponik dan
budikdamber di pekarangan rumah, (2) terbentuknya tim teknis pembuat instalasi
vertiminaponik dan budikdamber, (3) tersedianya video tutorial pembuatan media
vertiminaponik dan budikdamber, penanaman herbal dan pengelolaan limbah masker skala
rumah tangga, (4) terbentuknya satu unit vertiminaponik dan tiga unit budikdamber di
pekarangan rumah masyarakat Desa Wowasolo dan (5) tersedianya 10 bibit tanaman untuk
penghijauan pada lahan kebun, pekarangan rumah dan kantor Balai Desa, serta tersedianya
300 bibit ikan Lele Sangkuriang bagi masyarakat sebagai bahan budikdamber.
Kata kunci: Vertiminaponik, Budikdamber, Covid-19, Pendapatan Ekonomi, Desa
Wawosolo
Penulis Korespondensi:
Nama: Ridwan Adi Surya
Afiliasi: Jurusan Ilmu Lingkungan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO
E-mail: rd.adisurya@gmail.com
No. Hp: 081341503641
2. 52
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
Utilization of Vertiminaponics and Aquaculture in Buckets to Improve the
Community Economy and Break the Covid-19 Chain
in Konawe Regency
Abstract
This community service aims to apply vertiminaponics and budikdamber in the yard of the house
during work from home for an effort to increase people's economic income and break the chain of
transmission of COVID-19 in Konawe Regency. The benefits of implementing this community
service program are: (1) the establishment of vertiminaponic and budikdamber installations by
optimizing land use (uncultivated land) so that the home yard becomes productive and beautiful,
(2) the fulfillment of food needs such as vegetables, fruit, herbal plants and fish in the middle
soaring food prices due to the impact of the Covid-19 outbreak in the community, (3) reducing
boredom for the community during work from home activities due to the Covid-19 pandemic, (4)
people can have herbal plants that have the potential to ward off Covid-19 infection in their
yards house, (5) increasing the knowledge and skills of the community on how to make
vertiminaponics and budikdamber in the yard of the house and (6) obtaining additional
economic income for the village community from the existence of vertiminaponics and
budikdamber activities. The results of the program that have been achieved include: (1) the
perception of many people who agree and are enthusiastic that Wowasolo Village becomes a
center for vertiminaponics and budikdamber development in the yard of the house. (2) the
formation of a technical team for vertiminaponics and budikdamber installations. (3) the
availability of video tutorials (Manufacture of vertiminaponics and budikdamber media, Planting
herbs and managing household-scale mask waste. (4) the formation of one vertiminaponic unit
and three budikdamber units in the home yard of Wowasolo Village and (5) the availability of 10
plant seeds for reforestation in the village of Wowasolo. garden land, house yard and Village Hall
office, and the availability of 300 Sangkuriang catfish seeds for the community as material for
budikdamber.
Keywords: Vertiminaponik, Budikdamber, Covid-19, Economic Income, Wawosolo Village
Correspondent Author:
Name: Ridwan Adi Surya
Affiliation: Department of Environmental Science, Faculty of Forestry and Environmental Science UHO
E-mail: rd.adisurya@gmail.com
Phone: 081341503641
Pendahuluan
Telah setahun lamanya warga Kabupaten Konawe mengurangi aktivitas keluar rumah,
bahkan aktivitas anak sekolah dan karyawan kantor pun dilakukan di rumah dengan
memanfaatkan teknologi internet. Sosialisasi menjaga kesehatan diri dan lingkungan juga
terus-menerus disosialisasikan oleh Pemerintah Kabupaten dan Provinsi. Merebaknya kasus
infeksi Virus Corona (Covid-19) di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia, membuat
pemerintah pusat dan daerah melakukan serangkaian upaya penanggulangan. Pemerintah
3. 53
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
Provinsi Sulawesi Tenggara pun memberlakukan kebijakan agar masyarakat tinggal di rumah
untuk mengurangi penyebaran dan berkembangnya virus mematikan tersebut.
Meskipun aktivitas warga di luar rumah terbatas, pemenuhan gizi keluargatidak boleh
diabaikan demi menjaga kesehatan diri. Kebutuhan akan sayuran, buah-buahan, ikan dan
bahkan tanaman obat/biofarmaka untuk daya tahan tubuh penting untuk dipenuhi. Kegiatan
bercocok tanam saat Physical Distancing di tengah pandemi Virus Corona tentunya bisa
dilakukan, terutama bagi masyarakat yang mempunyai hobi tersebut. Rutinitas di rumah yang
monoton seringkali menimbulkan kejenuhan, terlebih masyarakat diwajibkan berdiam diri di
rumah hampir berminggu- minggu.
Melihat banyaknya lahan yang belum dimanfaatkan masyarakat bagi budidaya pertanian
dan perikanan, maka saat ini ada cara untuk memanfaatkan lahan sempit sebagai usaha untuk
mengembangkan hasil pertanian dan ikan air tawar, yaitu dengan menerapkan sistem
vertiminaponik dimana masyarakat bisa berbudidaya tanaman sayuran sekaligus berbudidaya
ikan air tawar dengan kombinasi budikdamber (budi daya ikan dalam ember) di pekarangan
rumah dengan luasan lahan yang sempit, serta bahannya dan wadahnya mudah diperoleh
dengan memanfaatkan barang bekas dan hemat dalam penggunaan air (Nursandi, 2018).
Sistem vertiminaponik ini juga tidak memerlukan pupuk dan tanah sebagai media tanam,
hemat air dan tidak memerlukan penyiraman serta menghasilkan tanaman organik yang sehat
dan bebas kontaminan (pestisida) (Sastro, 2013). Vertiminaponik merupakan kombinasi
antara sistem budidaya sayuran secara vertikal berbasis pot talang plastik dengan sistem
akuaponik. “Verti” berasal dari kata vertikultur yaitu budidaya tanaman secara vertikal.
“Mina” berarti ikan. “Ponik” berarti budidaya. Penggalan kata “ponik” tersebut biasanya
melekat pada istilah hidroponik dan akuaponik, Vertiminaponik terdiri atas dua subsistem
utama, yakni subsistem hidroponik (tanaman sayuran) dan subsistem akuakultur
(pemeliharaan ikan). Kedua subsistem tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Pertumbuhan tanaman dalam subsistem hidroponik sangat tergantung pada kandungan
nutrisi yang berasal dari subsistem akuakultur. Demikian juga sebaliknya, pertumbuhan ikan
yang dibesarkan pada subsistem akuakultur sangat tergantung dengan kemampuan filtrasi
atau penyaringan kotoran dan sisa pakan pada subsistem hidroponik (Sastro, 2013).
Adanya potensi sekaligus permasalahan di Desa Wowasolo Kecamatan Wonggeduku
Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, sehingga partisipasi perguruan tinggi (dosen
dan mahasiswa) untuk turun secara langsung melaksanakan serangkaian pembelajaran
sekaligus pemberdayaan kepada masyarakat. Program KKN-Tematik setidaknya dapat
memberikan masukan dan pembelajaran kepada masyarakat khususnya masyarakat desa
melalui pemanfaatan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah selama work
from home sebagai upaya meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dan memutus rantai
penularan Covid-19 di Kabupaten Konawe.
Masalah utama terkait dengan keadaan yang ingin diperbaiki melalui program
Pengabdian Masyarakat yang Terintegrasi KKN-Tematik adalah:
4. 54
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
1) Lahan yang belum dimaksimalkan (tergarap) di pekarangan rumah masyarakat Desa
Wowasolo Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.
2) Periode wabah pandemi Covid-19 yang belum pasti kapan berakhirnya.
3) Harga pangan sayur mayur, buah dan ikan melonjak naik akibat dampak wabah
Covid-19 sehingga pemenuhan kebutuhan pangan sulit terpenuhi.
4) Merebaknya wabah pandemi Covid-19 sehingga masyarakat Desa Wowasolo
Kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara
menerapkan work from home selama berbulan-bulan sehingga dapat menimbulkan
rasa kebosanan selama di rumah.
5) Minimnya pengetahuan masyarakat tentang tanaman-tanaman yang potensial
menangkal infeksi Covid-19.
6) Minimnya pengetahuan masyarakat tentang cara pembuatan sistem vertiminaponik
dan budikdamber di pekarangan rumah.
Bahan dan Metode
Bahan yang digunakan pada pengabdian ini adalah Pipa PVC, Ember 100 liter, Aerator,
tang, bor listrik, lem pipa, gelas plastik, sedangkan bahan yang digunakan adalah Em4, benih
lele sangkuriang, benih sawi, benih kangkung dan pakcoy.
Adapun metode yan digunakan pada pengabdian pada masyarakat ini yaitu:
1) Metode “Perencanaan” yaitu langkah pertama sebelum pelaksanaan program yang
terdiri dari:
Survei lokasi yaitu melihat bagaimana kondisi sasaran dan menggali masalah yang
ada di Desa Wowasolo.
Perizinan kepada pemerintah camat, lurah, desa, karang taruna, dan PKK untuk
penerapan program kemitraan masyarakat.
Wawancara dan pengisian kuesioner dengan warga untuk mengetahui seberapa
jauh pengetahuan mereka mengenai sistem vertiminaponik dan budikdamber
2) Metode “Pelaksanaan” merupakan tahapan utama dari program KKN Tematik yang
terbagi menjadi:
Sosialisasi program KKN Tematik, yaitu pendekatan dan penyuluhan mengenai
program yang akan dilakukan kepada masyarakat baik dari pihak pemerintah
camat, lurah, desa, petani hidroponik, peternak ikan air tawar, karang taruna, dan
ibu-ibu PKK. Sosialisasi memberitahu pentingnya pemanfaatan vertiminaponik dan
budikdamber di pekarangan rumah selama work from home sebagai upaya
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dan memutus rantai penularan
Covid-19 di Kabupaten Konawe
5. 55
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
Penanaman beberapa tanaman herbal yang potensial mencegah infeksi virus Covid-
19 melalui konsep vertiminaponik dan budikdamber dengan memanfaatkan
pekarangan rumah masyarakat. Sebelum penanaman dan tebar bibit ikan air tawar
dimulai masyarakat terlebih dulu diberi tahu teknis dari cara membuat
vertiminaponik dan budikdamber melalui video tutorial online. Pemerintah Camat
dan Lurah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Setelah penanaman dan tebar ikan
air tawar dilakukan selanjutnya adalah sosialisasi mengenai cara merawat dan
menjaga tanaman dan ikan vertiminaponik dan budikdamber tersebut
Pembuatan video online tentang cara pencegahan penularan wabah Covid-19 dan
cara penanganan limbah infeksius (sampah masker) skala rumah tangga.
Metode “Evaluasi”, adalah tahap terakhir dimana dalam setiap melakukan kegiatan
tersebut harus melakukan evaluasi dengan mempertimbangkan hasil dari proses
perencanaan dan pelaksanaan. Evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk menilai
dan memperbaiki kekurangan serta kelemahan dalam melakukan proses
perencanaan dan pelaksanaan. Evaluasi dianggap penting karena jika pelaksanaan
dan perencanaan tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka
kekurangan dan kelemahan tersebut dapat diminimalisir.
Hasil dan Pembahasan
Sosialisasi Vertiminaponik dan Budikdamber kepada Masyarakat Desa Wasolo
Desa Wowasolo Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara
merupakan desa yang terletak di daerah dataran rendah, berada di ketinggian tanah 11 m dari
permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun serta suhu rata-rata 23-
35℃ dengan luas wilayah 415 hektar yang terdiri dari 34,10 hektar pemukiman umum, 220
hektar lahan pertanian palawija dan lahan sawah, 35,82 hektar lahan perkebunan dan 13,25
hektar lahan berupa tempat perkantoran, sekolah, jalan dan lain-lain. Di Desa Wowasolo
terdapat 3 dusun dengan jumlah RT sebanyak enam. Desa Wowasolo berpenduduk 1.054 jiwa
dengan 317 kepala keluarga (KK), terdiri dari 515 laki-laki dan 539 perempuan (Data
Monografi Desa Wowasolo Tahun 2020).
Sebagai lokasi Pengabdian Masyarakat Terintegrasi KKN-Tematik, posisi Desa Wowasolo
sangat strategis terletak di daerah dataran rendah, kawasan pertanian dan perkebunan
sehingga penting untuk didukung menjadi desa sentra pengembangan Vertiminaponik dan
Budikdamber di pekarangan rumah, sebagai upaya meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat terutama selama work from home serta sebagai upaya dalam memutus rantai
penularan Covid-19. Di tengah kondisi pandemi ini, kebutuhan pangan dapat disuplai melalui
pekarangan rumah yang ditanami dengan aneka ragam sayuran dan sekaligus budidaya ikan
air tawar yaitu dengan menerapkan vertiminaponik dan budikdamber. Lahan pekarangan
rumah di Desa Wowasolo memiliki potensi yang besar jika dapat dimanfaatkan secara tepat
dan benar. Potensi lahan pekarangan rumah tersebut yaitu sebagai penyedia bahan pangan
6. 56
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
keluarga, mengurangi pengeluaran rumah tangga, dan meningkatkan pendapatan keluarga.
Melihat banyaknya lahan di pekarangan rumah yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat
Desa Wowasolo, maka hal tersebut dapat menjadi peluang untuk mengembangkan hasil
pertanian dan ikan air tawar, yaitu dengan cara menerapkan sistem vertiminaponik di mana
masyarakat bisa berbudidaya tanaman sayuran sekaligus berbudidaya ikan air tawar dengan
kombinasi budikdamber (budi daya ikan dalam ember) di pekarangan rumah dengan luasan
lahan yang sempit. Sistem vertiminaponik ini tidak memerlukan pupuk dan tanah sebagai
media tanam, hemat air dan tidak memerlukan penyiraman serta menghasilkan tanaman
organik yang sehat dan bebas kontaminan (pestisida). Sehingga dipandang perlu untuk
dilakukan sosialisasi pemanfaatan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah
dengan mendorong masyarakat Desa Wowasolo untuk aktif melakukan pengembangan
vertiminaponik dan budikdamber tersebut. Peran aktif masyarakat sangat penting karena
dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk
dijual/dipasarkan. Salah satu tujuan dari kegiatan dari KKN Tematik ini adalah untuk
meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mendukung program
pemanfaatan vertiminaponik dan budikdamber di Desa Wowasolo.
Gambar 1. Pembentukan Tim Teknis Pembuat Instalasi Vertiminaponik dan
Budikdamber
7. 57
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
Berbagai tanggapan positif muncul dari masyarakat dalam merespon program ini. Dari
hasil observasi awal pada sosialisasi penggunaan vertiminaponik dan budikdamber di
pekarangan rumah Desa Wowasolo, oleh karena itu dilakukan observasi awal khususnya pada
minggu pertama yaitu penyuluhan mengenai: (1) pengetahuan masyarakat tentang
vertiminaponik dan budikdamber, (2) vertiminaponik dan budikdamber sebagai
solusi/alternatif untuk konsumsi dan ekonomi, (3) minat masyarakat dalam menerapkan
vertiminaponik dan budikdamber dan (4) kendala-kendala dalam menerapkan vertiminaponik
dan budikdamber, melalui diskusi kelompok dan membagikan sebanyak 49 kuesioner kepada
masyarakat di Desa Wowasolo untuk mengetahui respon dari masyarakat (Gambar 1).
Berdasarkan hasil sosialisasi yang dilakukan, diketahui bahwa masyarakat merespon baik
program ini karena mengingat Desa Wowasolo sangat cocok untuk dijadikan sebagai sentra
pengembangan vertiminaponik dan budikdamber.
Pembentukan Tim Teknis Pembuat Instalasi Vertiminaponik dan Budikdamber
Tim teknis pembuat instalasi vertiminaponik dan budikdamber di Desa Wowasolo terdiri
oleh mahasiswa peserta KKN Tematik dan alumni Prodi Ilmu Lingkungan FHIL UHO sekaligus
ketua lembaga Yamazaki Hidroponik Farm Konawe. Tim teknis ini didirikan dengan tujuan
membuat satu unit instalasi vertiminaponik dan tiga unit budikdamber yang ditempatkan
pada satu unit di rumah Kepala Desa Wowasolo dan dua unit di rumah Lurah Puuduria. Dalam
pembuatan instalasi vertiminaponik dan budikdamber melibatkan narasumber untuk
Bimbingan Teknis (Bimtek) oleh Bapak Muhammad Mujur M., S.Pi, M.P yang menjabat sebagai
Kepala Seksi Sumberdaya & Kelembagaan Usaha Budidaya pada Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Konawe dengan harapan memberikan materi atau sharing informasi dan
pengalamannya kepada mahasiswa peserta KKN Tematik dan masyarakat Desa Wowasolo
agar dapat memperkaya pengetahuan masyarakat tentang cara pembuatan sistem
vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah.
8. 58
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
Gambar 2. Pembentukan Tim Teknis Pembuat Instalasi Vertiminaponik dan
Budikdamber
Dengan terbentuknya instalasi vertiminaponik dan budikdamber dalam memanfaatkan
lahan yang belum dimaksimalkan (belum digarap), pekarangan rumah menjadi produktif dan
asri. Sehingga nantinya Desa Wowasolo dapat dijadikan sebagai model percontohan (role
model) untuk diterapkan bagi masyarakat di desa lainnya (Gambar 2).
Pembentukan Tim IT Pembuat Video Tutorial dan Film Dokumenter
Tim IT pembuat video tutorial di Desa Wowasolo terdiri oleh mahasiswa peserta KKN
Tematik dan alumni Prodi Ilmu Lingkungan FHIL UHO. Tim teknis ini didirikan dengan tujuan
untuk membuat film dokumenter dan video tutorial pembuatan vertiminaponik dan
budikdamber di Desa Wowasolo yang mana hasil video tersebut dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat di Desa Wowasolo maupun masyarakat umumnya untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan tentang: (1) tutorial pembuatan instalasi vertiminaponik dan,
(2) tutorial cara menanam tanaman herbal untuk penambah imun tubuh (pakcoy dan selada,
dan (3) edukasi cara pengelolaan limbah infeksius (masker) skala rumah tangga (Gambar 3).
9. 59
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
Gambar 3. Tim IT Pembuat Video Tutorial dan Film Dokumenter
Pemasangan Instalasi Vertiminaponik dan Budikdamber di Pekarangan Rumah
Pemasangan satu unit instalasi vertiminaponik dilakukan oleh peserta mahasiswa KKN
Tematik bersama ketua Yamazaki Hidroponik Farm di pekarangan rumah pak Lurah Puuduria
di Desa Wowasolo dengan harapan dapat menjadi role model bagi masyarakat Desa Wowasolo
dan desa sekitarnya untuk memanfaatkan pekarangan rumah selama work from home sebagai
upaya memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari (konsumsi rumah tangga) dan dapat
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Adapun tahapan kegiatan pemasangan
instalasi vertiminaponik dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Tahapan Kegiatan Pemasangan Instalasi dan Budidaya Vertiminaponik
No. Kegiatan Hari/Tanggal/Waktu Dokumentasi
1. Pembersihan
Instalasi
Vertiminaponik
Senin, 09-08-21,
07.00-selesai
2. Pembibitan dan
Penyemaian Bibit
Pakcoy dan Selada
Selama 24Jam
Selasa, 10-08-21,
07.00-selesai
10. 60
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
No. Kegiatan Hari/Tanggal/Waktu Dokumentasi
3. Perbaikan Instalasi
Vertiminaponik
Selasa, 10-08-21,
07.00-selesai
4. Pemindahan Bibitke
Talang Semai
Vertiminaponik
Rabu, 11-08-21,
16.00-selesai
5. Pembuatan Tandon
sebagaiAliran Air
pada media tanam
vetriminaponik
Kamis, 12-08-21,
08.00-selesai
6. Penambahan Larutan
Ab Mix
Kamis, 12-08-21,
10.00-selesai
7. Penambahan
Nutrisi pada Media
Tanam
Kamis, 12-08-21,
10.30-selesai
11. 61
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
No. Kegiatan Hari/Tanggal/Waktu Dokumentasi
8. Pengecekkan Bibit
di TalangSemai
Kamis, 12-08-21,
10.00-selesai
9. Pemindahan Bibitke
Media Pembesaran
Vertiminaponik
Kamis, 19-08-21,
10.00-selesai
10. Peremajaan
Vertiminaponik
Dilakukan setiap hari
(pengecekkan)
11. Pertumbuhan
Tanaman Pakcoy dan
selada Saat Berumur
Satu Bulan
Selasa, 07-09-2021,
09.00-selesai
12. Kunjungan dari
Masyarakat Desa,
Kelompok Tani dan
Siswa Siswi SMKN 01
Wonggeduku,
Selasa, 31-08-2021,
10.00-selesai
13. Output dari Kegiatan
Budidaya
Vertiminaponik oleh
Peserta Mahasiswa
KKNTematik
Selasa, 07-09-2021,
09.00-selesai
12. 62
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
Setelah pemasangan instalasi vertiminaponik di pekarangan rumah Pak Lurah Puuduria
di Desa Wowasolo terlihat antusias dari masyarakat, kelompok tani dan siswa-siswi SMKN 01
Wonggeduku, terhadap hasil budidaya vertiminaponik yang dilakukan oleh peserta mahasiswa
KKN Tematik. Dengan adanya kunjungan tersebut diharapkan masyarakat dapat menerapkan
vertiminaponik di pekarangan rumah masing-masing.
Kegiatan selanjutnya yaitu pembuatan dua unit instalasi budikdamber yang dilakukan
oleh peserta mahasiswa KKN Tematik yang dibimbing oleh Bapak Muhammad Mujur M., S.Pi.,
MP. (Kepala Seksi Sumberdaya dan Kelembagaan Usaha Budidaya pada Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Konawe) di pekarangan rumah pak Lurah Puuduria di Desa Wowasolo
dan satu unit di pekarangan rumah Kepala Desa Wowasolo dengan harapan dapat menjadi
role model (percontohan) bagi masyarakat Desa Wowasolo dan desa sekitarnya untuk
memanfaatkan pekarangan rumah selama work from home sebagai upaya memenuhi
kebutuhan pangan sehari-hari (konsumsi rumah tangga) dan dapat meningkatkan pendapatan
ekonomi masyarakat. Adapun tahapan kegiatan pemasangan instalasi budikdamber dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Tahapan Kegiatan Pemasangan Instalasi dan Budidaya Ikan dalam Ember
No. Kegiatan Hari/Tanggal/Waktu Dokumentasi
1. Sosialisasi Pembuatan
Budikdamber
Sabtu, 21-08-21,
10.00-selesai
2. Menyiapkan Alat dan
Bahan Budikdamber
(aerator dan EM4)
Minggu, 22-08-21,
08.00-selesai
3. Pembuatan dan
Pemasangan Alat dan
Bahan Instalasi
Budikdamber
Minggu, 22-08-21,
08.00-selesai
13. 63
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
No. Kegiatan Hari/Tanggal/Waktu Dokumentasi
4. Pemindahan Bibit
Lele Sangkuriang
Minggu, 22-08-21,
08.00-selesai
5. Pemasangan Media
Tanam Akar Kangkung
Minggu, 22-08-21,
08.00-selesai
6. Perawatan Bibit
Lele (Pemberian
Pakan)
Setiap hari
Pagi, 10.00
Sore, 17.00
7. Pengecekkan
Pertumbuhan Akar
Kangkung pada Media
Tanam Budikdamber
Pengecekkan dilakukan
setiap hari pada saat
pemberian pakan ikan
lele sangkuriang.
14. 64
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
No. Kegiatan Hari/Tanggal/Waktu Dokumentasi
8. Kunjungan dari
Masyarakat Desa,
Kelompok Tani, dan
Siswa dan Kepala
Sekolah SMKN 01
Wonggeduku
Selasa, 31-08-2021,
16.00-selesai
9. Output dari Kegiatan
Budidaya Ikandalam
Ember oleh Peserta
Mahasiswa KKN
Tematik
Senin, 06-09-2021,
18.30-selesai
Setelah pemasangan instalasi budikdamber di pekarangan rumah Pak Lurah Puuduria di
Desa Wowasolo dan di pekarangan rumah Kepala Desa Wowasolo terlihat antusias dari siswa
dan Kepala Sekolah SMKN 01 Wonggeduku, masyarakat Desa Wowasolo, dan kelompok tani
Desa Wowasolo terhadap hasil budidaya ikan dalam ember yang dilakukan oleh peserta
mahasiswa KKN Tematik. Dengan adanya kunjungan tersebut diharapkan masyarakat dapat
memperoleh pengetahuan baru dan dapat menerapkan budikdamber di pekarangan rumah
masing-masing.
Pemberian Bibit Gratis Tanaman dan Bibit Gratis Ikan Air Tawar kepada Masyarakat
untuk Penghijauan dan Budidaya Ikan Air Tawar di Vertiminaponik dan Budikdamber
Pekarangan Rumah
Peserta mahasiswa KKN Tematik memberikan 10 bibit tanaman yang terdiri dari 2 jenis
tanaman petai, 2 jenis tanaman jengkol, 2 jenis tanaman nangka, 2 jenis tanaman mahoni, dan
2 jenis tanaman jati putih. Untuk jenis nangka dan jati putih diberikan kepada Pak Lurah
Puuduria untuk ditanam di kebun milik Pak Lurah Puuduria, untuk jenis petai dan mahoni
diberikan kepada Kepala Desa Wowasolo untuk ditanam di pekarangan rumah milik Kepala
Desa Wowasolo, dan untuk jenis jengkol ditanam di depan halaman Kantor Balai Desa
Wowasolo. Semua bibit tanaman tersebut bersumber dari Rumah Persemaian dan Pembibitan
15. 65
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo yang diberikan secara
gratis kepada Lurah, dan Kepala Desa Wowasolo (Gambar 4).
Gambar 4. Pemberian Bibit Tanaman Gratis kepada Lurah dan Kepala Desa Wowasolo
Peserta mahasiswa KKN Tematik memberikan 300 bibit ekor ikan Lele Sangkuriang
untuk 3 (tiga) unit instalasi budikdamber dimana masing-masing unit instalasi budikdamber
berisi 100 bibit ekor ikan Lele Sangkuriang dan 15 pot sayuran Kangkung. Adapun 2 (dua) unit
instalasi budikdamber tersebut diberikan kepada Pak Lurah Puuduria dan 1 (satu) unit
instalasi budikdamber diberikan kepada Kepala Desa Wowasolo (Gambar 5). Pemberian 3
(tiga) unit instalasi budikdamber tersebut bertujuan untuk memberikan contoh best practice
budikdamber di tengah masyarakat Desa Wowasolo agar dapat direplikasi dan dikembangkan
secara massal oleh masyarakat.
Gambar 5. Pemberian Bibit Ikan Lele Sangkuriang Gratis kepada Lurah dan Kepala Desa
Wowasolo
16. 66
Jurnal Pengabdian Saintek Mandala Waluya. Vol. 1 No. 2, Oktober 2021
Kesimpulan
Program pengabdian kepada masyarakat terintegrasi kuliah kerja nyata- tematik (KKN-
Tematik) melalui pemanfaatan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah selama
work from home sebagai upaya meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dan memutus
rantai penularan COVID-19 di Kabupaten Konaweberdampak positif. Kondisi tersebut terlihat
dari hasil yang dicapai pada kegiatan ini yaitu: 1) Persepsi masyarakat banyak yang setuju dan
antusias Desa Wowasolo menjadi daerah sentra pengembangan vertiminaponik dan
budikdamber di pekarangan rumah. 2) Terbentuknya tim teknis pembuat instalasi
vertiminaponik dan budikdamber. 3) Terbentuknya tim “IT” pembuat video tutorial (cara
membuat media vertiminaponik dan budikdamber, cara menanam herbal dan cara mengelola
limbah masker skala rumah tangga. 4) Memperoleh paket data untuk kebutuhan kuota
internet selama kegiatan berlangsung. 5) Terbentuknya satu unit vertiminaponik dan tiga unit
budikdamber di pekarangan rumah Desa Wowasolo dan 6) Tersedianya 10 bibit tanaman
untuk penghijauan yang ditanam di lahan pekarangan rumah, kebun dan pekarangan kantor
balai Desa Wowasolo dan Tersedianya 300 bibit ikan Lele Sangkuriang kepada masyarakat
Desa Wowasolo sebagai bahan budikdamber pekarangan rumah.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) UHO yang
telah mendanai kegiatan pengabdian pada masyarakat terintegrasi KKN Tematik ini, melalui
melalui skema pengabdian internal Tahun 2021 dengan dana yang berasal dari DIPA- BLU.
Daftar Pustaka
Monografi Desa Wowasolo Tahun 2020
Nursandi, J. 2018. Budidaya ikan dalam ember “budikdamber” dengan aquaponik di lahan
sempit. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian
Politeknik Negeri Lampung (pp. 129-136). October 8, 2018. Lampung: Politeknik Negeri
Lampung.
Sastro, Y., 2013. Vertiminaponik: Cara Baru Berbudidaya Sayuran dan Ikan. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jakarta.
Susilawati, 2019. Dasar-Dasar Bertanam Secara Hidroponik. UPT. Penerbit dan Percetakan
Universitas Sriwijaya.
Swastika, S., Yulfida, A., Sumitro, Y., 2017. Budidaya Sayuran Hidroponik (Bertanam tanpa
media tanah). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.