Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...NurdinUng
Peningkatan populasi ternak sapi dapat dilakukan melalui kegiatan Inseminasi Buatan (IB) yang diharapkan juga dapat meningkatkan hasil kotoran ternak (feases) sebagai sumber bahan baku pupuk organik. Kegiatan ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan populasi ternak sapi sebagai penghasil bahan baku pupuk organik, dan (2) meningkatkan pengetahuan Kelompok Tani Sumber Rezeki dalam pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dimulai bulan Maret sampai Agustus 2019 di Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini terdiri dari: (1) Kegiatan IB terhadap sapi induk yang sehat dan siap (masa birahi) oleh inseminator., dan (2) Pembuatan pupuk organik yang dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan. Sebelum dan sesudah pelatihan, dilakukan tes tingkat pengetahuan tentang pupuk organik kepada 25 orang peserta pelatihan yang dianalisis menggunakan Skala Likert. Bahan pembuatan pupuk organik meliputi: limbah jagung, bungkil kakao, feases, urin, EM4, gula dan air. Semua bahan dicampur merata dalam bak fermentasi, ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama 3 minggu. Selama kegiatan berlangsung, antusias peserta dalam mengikuti seluruh kegiatan sangat tinggi dengan capaian 100%. Kegiatan IB telah menghasilkan sebanyak 12 ekor sapi bunting. Kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada petani di Kelompok Tani Sumber Rezeki telah mampu meningkatkan pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik dengan capaian sebesar 88,0% dari total peserta pelatihan.
Pemberdayaan petani melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan...NurdinUng
Pemberdayaan petani merupakan salah satu upaya untuk menjadikan petani lebih berdaya dan mengurangi
ketergantungan terhadap subsidi pemerintah serta meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan, tetapi
sering sulit dijalankan karena tingkat pengetahuan dan ketrampilan petani masih rendah. Kegiatan ini bertujuan
untuk: (1) meningkatkan pengetahuan petani tentang pupuk organik, dan (2) meningkatkan ketrampilan petani
dalam pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 di Kelompok Tani Rukun
Sejahtera Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini berupa pelatihan pembuatan
pembuatan pupuk organik yang dilakukan melalui ceramah dan praktek (demonstrasi). Sebelum dan sesudah
pelatihan, dilakukan tes tingkat pengetahuan tentang pupuk organik dengan menggunakan kuisioner kepada
peserta pelatihan. Penilaian pengetahuan peserta didasarkan pada lima item pertanyaan, yaitu: 1). Pengetahuan
tentang pupuk organik; 2). Penggunaan pupuk organik; 3). Sumber bahan pupuk organik; 4). Kandungan hara
dalam pupuk organik; dan 5). Jenis pupuk organik. Jumlah peserta pelatihan adalah 25 orang yang semuanya
dijadikan sampel. Analisis data meliputi: analisis validitas, reliabilitas, dan analisis tabel menggunakan software
SPSS 23. Tingkat pengetahuan peserta dilakukan dengan analisis skor terhadap jawaban pertanyaan
menggunakan Skala Likert dan digambarkan dalam garis continuum. Praktek pembuatan pupuk organik
dilakukan dengan pendekatan learning by doing. Bahan yang digunakan meliputi: limbah jagung, bungkil
kakao, feases, urin, EM4, gula dan air. Limbah jagung dan bungkil kakao dicacah dengan mesin copper,
kemudian semua bahan dicampur dan diaduk dalam bak fermentasi sampai merata dan percikkan dengan air
sampai lembab merata serta ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama 2-3 minggu untuk proses fermentasi
dan pengomposan. Hasil kegiatan menunjukkan sebelum pelatihan, mayoritas peserta pelatihan (76,0%) tidak
tahu tentang pupuk organik, sedangkan setelah pelatihan dan prektek pembuatan pupuk organik, mayoritas
peserta pelatihan (88,6%) sudah tahu tentang pupuk organik dan cara pembuatannya. Tingkat ketrampilan
petani dalam pembuatan pupuk organik juga telah meningkat yang ditunjukkan oleh indikator kemampuan
mengoperasikan perangkat mesin pencacah, kemampuan memformulasikan dosis atau takaran bahan baku
pupuk berupa larutan EM4+molase+air, kemampuan mencampuradukan bahan-bahan pupuk organik secara
merata, dan kemampuan mengidentifikasi keberhasilan pupuk organik yang dibuat.
Salah satu inovasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan, dalam rangka meningkatkan luas tanam, produksi dan produktivitas padi.
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
bagi teman-teman semuanya inilah hasil PKMM tahun 2014 saya .semoga para pembaca memberikan kritik dan saranya terhadap hasil saya, E-mail : hazar.basir@gmail.com
semoga bermanfaat .
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...NurdinUng
Peningkatan populasi ternak sapi dapat dilakukan melalui kegiatan Inseminasi Buatan (IB) yang diharapkan juga dapat meningkatkan hasil kotoran ternak (feases) sebagai sumber bahan baku pupuk organik. Kegiatan ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan populasi ternak sapi sebagai penghasil bahan baku pupuk organik, dan (2) meningkatkan pengetahuan Kelompok Tani Sumber Rezeki dalam pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dimulai bulan Maret sampai Agustus 2019 di Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini terdiri dari: (1) Kegiatan IB terhadap sapi induk yang sehat dan siap (masa birahi) oleh inseminator., dan (2) Pembuatan pupuk organik yang dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan. Sebelum dan sesudah pelatihan, dilakukan tes tingkat pengetahuan tentang pupuk organik kepada 25 orang peserta pelatihan yang dianalisis menggunakan Skala Likert. Bahan pembuatan pupuk organik meliputi: limbah jagung, bungkil kakao, feases, urin, EM4, gula dan air. Semua bahan dicampur merata dalam bak fermentasi, ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama 3 minggu. Selama kegiatan berlangsung, antusias peserta dalam mengikuti seluruh kegiatan sangat tinggi dengan capaian 100%. Kegiatan IB telah menghasilkan sebanyak 12 ekor sapi bunting. Kegiatan pelatihan dan pendampingan kepada petani di Kelompok Tani Sumber Rezeki telah mampu meningkatkan pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik dengan capaian sebesar 88,0% dari total peserta pelatihan.
Pemberdayaan petani melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan...NurdinUng
Pemberdayaan petani merupakan salah satu upaya untuk menjadikan petani lebih berdaya dan mengurangi
ketergantungan terhadap subsidi pemerintah serta meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan, tetapi
sering sulit dijalankan karena tingkat pengetahuan dan ketrampilan petani masih rendah. Kegiatan ini bertujuan
untuk: (1) meningkatkan pengetahuan petani tentang pupuk organik, dan (2) meningkatkan ketrampilan petani
dalam pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 di Kelompok Tani Rukun
Sejahtera Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini berupa pelatihan pembuatan
pembuatan pupuk organik yang dilakukan melalui ceramah dan praktek (demonstrasi). Sebelum dan sesudah
pelatihan, dilakukan tes tingkat pengetahuan tentang pupuk organik dengan menggunakan kuisioner kepada
peserta pelatihan. Penilaian pengetahuan peserta didasarkan pada lima item pertanyaan, yaitu: 1). Pengetahuan
tentang pupuk organik; 2). Penggunaan pupuk organik; 3). Sumber bahan pupuk organik; 4). Kandungan hara
dalam pupuk organik; dan 5). Jenis pupuk organik. Jumlah peserta pelatihan adalah 25 orang yang semuanya
dijadikan sampel. Analisis data meliputi: analisis validitas, reliabilitas, dan analisis tabel menggunakan software
SPSS 23. Tingkat pengetahuan peserta dilakukan dengan analisis skor terhadap jawaban pertanyaan
menggunakan Skala Likert dan digambarkan dalam garis continuum. Praktek pembuatan pupuk organik
dilakukan dengan pendekatan learning by doing. Bahan yang digunakan meliputi: limbah jagung, bungkil
kakao, feases, urin, EM4, gula dan air. Limbah jagung dan bungkil kakao dicacah dengan mesin copper,
kemudian semua bahan dicampur dan diaduk dalam bak fermentasi sampai merata dan percikkan dengan air
sampai lembab merata serta ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama 2-3 minggu untuk proses fermentasi
dan pengomposan. Hasil kegiatan menunjukkan sebelum pelatihan, mayoritas peserta pelatihan (76,0%) tidak
tahu tentang pupuk organik, sedangkan setelah pelatihan dan prektek pembuatan pupuk organik, mayoritas
peserta pelatihan (88,6%) sudah tahu tentang pupuk organik dan cara pembuatannya. Tingkat ketrampilan
petani dalam pembuatan pupuk organik juga telah meningkat yang ditunjukkan oleh indikator kemampuan
mengoperasikan perangkat mesin pencacah, kemampuan memformulasikan dosis atau takaran bahan baku
pupuk berupa larutan EM4+molase+air, kemampuan mencampuradukan bahan-bahan pupuk organik secara
merata, dan kemampuan mengidentifikasi keberhasilan pupuk organik yang dibuat.
Salah satu inovasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan, dalam rangka meningkatkan luas tanam, produksi dan produktivitas padi.
Pemanfaatan limbah jerami padi dan kotoran sapi sebagai pakan ternak dan pupu...Hazar Noah
bagi teman-teman semuanya inilah hasil PKMM tahun 2014 saya .semoga para pembaca memberikan kritik dan saranya terhadap hasil saya, E-mail : hazar.basir@gmail.com
semoga bermanfaat .
Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha. Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen). Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
Kawasan Agropolitan “Satriya Tani” Panggungharjo adalah suatu kawasan yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Pengembangan kawasan agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah. Konsep agropolitan “Satriya Tani” ini basisnya pada membangun fungsi kawasan agro-industri dalam artian luas. Dimana pertanian itu tidak dilihat dari sisi bercocok tanam dan mencangkul saja. Di dalam kawasan agropolitan harus terdapat sektor industri, jasa, pariwisata, dan sebagainya, namun basisnya pertanian dalam arti yang luas.
Data dan informasi manfaat dana desa di provinsi riauDahlan Tampubolon
Tujuan umum dari kajian ini adalah menganalisis data dan informasi serta dinamika perkembangan status desa bidang pembangunan desa dan Lembaga Ekonomi desa, dan menganalisis data Inovasi Desa dalam meningkatkan
pemanfaatan Dana Desa di Provinsi Riau.
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...Sansanikhs
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Upaya Pemanfaatan dan Pelatihan Pembuatan Keripik Sayur Pucuk Kurma guna Meningkatkan Perekonomian Warga Kurang Mampu di Desa Laringgi
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
More Related Content
Similar to 408169837-contoh-IPW.pdfssefsesdfsdfsdswafe
Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha. Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen). Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
Kawasan Agropolitan “Satriya Tani” Panggungharjo adalah suatu kawasan yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Pengembangan kawasan agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah. Konsep agropolitan “Satriya Tani” ini basisnya pada membangun fungsi kawasan agro-industri dalam artian luas. Dimana pertanian itu tidak dilihat dari sisi bercocok tanam dan mencangkul saja. Di dalam kawasan agropolitan harus terdapat sektor industri, jasa, pariwisata, dan sebagainya, namun basisnya pertanian dalam arti yang luas.
Data dan informasi manfaat dana desa di provinsi riauDahlan Tampubolon
Tujuan umum dari kajian ini adalah menganalisis data dan informasi serta dinamika perkembangan status desa bidang pembangunan desa dan Lembaga Ekonomi desa, dan menganalisis data Inovasi Desa dalam meningkatkan
pemanfaatan Dana Desa di Provinsi Riau.
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...Sansanikhs
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Upaya Pemanfaatan dan Pelatihan Pembuatan Keripik Sayur Pucuk Kurma guna Meningkatkan Perekonomian Warga Kurang Mampu di Desa Laringgi
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
1. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) merupakan penggalian data-data potensi wilayah
terkait dengan data-data sumber daya di desa dan data-data pendukung yang ikut serta
memberi andil dalam pemgelolaan usaha tani. Data-data sumber daya terdiri dari sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan, sedangkan data pendukung terdiri dari
dari data-data monografi desa, penerapan teknologi budidaya yang biasa dilakukan petani,
komoditi pertanian yang dikelola petani.
Penggalian data dalam pengidentifikasian potensi suatu wilayah dilakukan dengan
menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) sebagaimana tuntunan Permentan
No. 25 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.
Penggalian data IPW dengan mnggunakan metode PRA harus dilakukan oleh petani dan
difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian yang bertanggung jawab di Desa Tersebut.Data-data IPW
harus dilakukan pembaruan data setiap tahunnya seiring dengan perubahan waktu dan
perkembangan data yang berlaku.
Desa binaan Durian Lingga secara administratif mempunyai batas - batas wilayah adalah
sebagai berikut :
Batas sebelah utara dengan : Pasar VIII Namutrasi
Batas sebelah timur dengan : Kab. Deli Serdang
Batas sebelah selatan dengan : Desa P. Sawah.
Batas sebelah barat dengan : Desa Namu Ukur Utara
Jarak hubungan transportasi dari Desa Binaan Durian Lingga ke ibukota kecamatan
berjarak 10 Km , ke ibukota Kabupaten berjarak 35 km, sedangkan jarak hubungan sedangkan
jarak hubungan transportasi darat ke ibukota propinsi kurang lebih 60 km.
Masyarakat di WKPP Durian Lingga merupakan masyarakat dengan strata masyarakat
pedesaan. Berdasarkan data jumlah Kepala Keluarga di desa binaaan Durian Lingga terdiri
dari 550 Rumah Tangga, dengan rincian 388 KK tani dan 162 kk non tani. Jumlah
Penduduk di WKPP Durian Lingga berdasarkan data penduduk tahun 2015 adalah 2.117
jiwa. dengan rincian 1.054 jiwa diantaranya adalah Laki-laki dan sisanya 1.063 jiwa adalah
penduduk Perempuan.
Berdasarkan data penduduk menurut usia kerja di WKPP Durian Lingga dari 2.117 jiwa
yang ada 13.1 % termasuk kedalam kelompok usia belum produktif, 52.3 % termasuk
kedalam kelompok usia produktif dan 34,6 % termasuk kedalam kelompok usia tidak
produktif.
Berdasarkan data penduduk menurut pendidikan masyarakat di WKPP Durian Lingga
21.14 % belum sekolah atau tidak sekolah, serta yang berlatar belakang pendidikan SD
dalam Hal ini yang masih sekolah dan lulusan SD 22.84 % yang masih sekolah SLTP dan
2. lulusan SLTP, 28.29 %, pelajar SLTA dan tamat SLTA 18.53 %, dan 9.2 % merupakan
mereka yang mengenyam pendidikan tinggi. Dengan demikian jika melihat faktor
sumberdaya manusia, maka dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat WKPP Durian
Lingga merupakan masyarakat yang sudah sadar ataupun perduli terhadap pengembangan
pendidikan terhadap anak.
Total luas sawah baku Desa Binaan Durian Lingga adalah sebanyak 275 hektar,
dengan jenis pengairannya kondisi lahan sawah yang ada yaitu Sawah dengan pengairan
irigasi pedesaan. Sedangkan Total luas baku lahan darat adalah 300 Ha. Dalam aspek
percapaian produksi tanaman jagung. Dari 300 Ha lahan budidaya tanaman jagung pada
tahun 2018 produksi untuk satu hektar baru mencapai 7,5 ton per Ha.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) Desa Durian Lingga
Kecamatan SeiBingai Kabupaten Langkat bertujuan untuk memperoleh data primer dan dan
sekunder potensi wilayah dan agrosistem sebagai dasar dalam penyusunan programa dan
rencana kerja penyuluh pertanian tingkat kelurahan / desa. Identifikasi Potensi Wilayah
(IPW) dilakukan dengan metode Participatory Rural Appraisal / PRA yaitu pendekatan
masyarakat secara partisipatif.
3. II. PELAKSANAAN IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH
A. Sejarah Desa Durian Lingga Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
No TAHUN KEJADIAN
1 + 1950
Desa Durian Lingga Terbentuk namun roda pemerintahan
belumlah berjalan dengan baik dikarenakan kondisi
perekonomian dan pendidikan yang masih rendah
2 1960
Masyarakat mulai bercocok tanam tanaman pangan dan
tanaman hortikultura dengan cara konvensional terbatas.
3 1970
Roda perekonomian mulai menggeliat, pola pikir dan tingkat
pendidikan masyarakat perlahan makin meningkat
4 1980
Masyarakat mulai beralih dari sektor pertanian konvensional
ke pertanian maju baik padi maupun palawija dan tanaman
sayuran lainnya dengan pendampingan dari Mantri Tani
(PPL) dan Dinas Pertanian
5 2000
Lahan pertanian semakin sempit dampak dari alih fungsi
lahan pertanian menjadi perumahan dan perkebunan,
dilakukan upaya pengoptimalisasian lahan demi tercapainya
produksi yang meningkat dan mendukung program
swasembada pangan
6 2008
Petani di beri pelatihan – pelatihan dalam rangka
meningkatkan PSK Petani dalam berusahatani yang
diimbangi dengan pemberian bantuan alsintan dari
pemerintah untuk mempermudah petani dalam berusahatani,
mengurangi looses, serta meningkatkan hasil pertanian.
7 2018
Pengotimalisasian lahan pertanian dengan menertibkan P2T3
dari pertanaman khususnya padi agar tercapainya target
tanam dan target panen dari masyarakat desa Durian Lingga
dengan tetap melakukan pendampingan dalam berusaha tani
padi dan palawija.
4. B. Peta Desa Durian Lingga Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
5. C. Penelusuran Lokasi / Transek
Gambar Bagan Transek Desa Durian Lingga
Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat
Ketinggian 160 mdpl 180 mdpl 200 mdpl 250 mdpl
Penggunaan
Lahan
Pemukiman
Kebun
Ternak
Pemukiman
Kebun
Ternak
Pemukiman
Kebun
Ternak
Pemukiman
Kebun
Ternak
Kolam
Vegetasi Jagung
Palawija
Sawit
Ayam Buras
Sapi
Kambing
Babi
Padi
Jagung
Palawija
Sawit
Ayam Buras
Sapi
Kambing
Babi
Padi
Jagung
Palawija
Sawit
Sapi
Babi
Cabai
Terong
Sayuran
Padi
Jagung
Palawija
Sawit
Sapi
Babi
Kambing
Sayuran
Cabai
Potensi Lahan
Pekarangan
Lahan Pekarangan
Rumah Potong
Hewan
Lahan Pekarangan
Tersedia Pakan
Ternak
Lahan
Pekarangan
UPR
Perikanan
Masalah Pemanfaatan
Lahan
Pekarangan
belum optimal
Pemupukan
belum optimal
Pemanfaatan
Lahan Pekarangan
belum optimal
Pemupukan belum
optimal
Pemanfaatan Lahan
Pekarangan belum
optimal
Menggunakan benih
lokal
Pemanfaatan
Lahan
Pekarangan
belum
optimal
6. E. Bagan Kecenderungan dan Perubahan
Bagan kecenderungan dan perubahan sektor tanaman pangan, peternakan dan Perkebunan di
Desa Durian Lingga Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat Tahun 2014 - 2018.
No Jenis Usaha Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
Catatan
1 Petani
tanaman
pangan (Padi
swah dan
jagung)
XXXX
XXXX
XXXX
XXXX
XXXX
XXX
XXXX
XXXX
XX
XXX
X
XXX
X
X
XXXX
XXXX
Pada tahun
2014 - 2018
petani tanaman
pangan
menurun
2 Petani
hortikultura
XXXX
XXXX
XXXX
XXXX
XXXX
XX
XXXX
XXXX
X
XXX
X
XXX
X
XXXX
XXX
Pada tahun
2014 - 2018
petani tanaman
hortikultura
menurun
3 Budidaya
perkebunan
XXXX
XXXX
XXXX
XXXX XXX
X
XXXX Pekebunan
sawit
meningkat
mulai tahun
2014
4 Peternakan
sapi dan
kambing
XXXX
XXX XXX XXX XXX Peternak sapi
dan kambing
mengalami
Peningkatan.
7. F. Bagan Hubungan Kelembagaan / Diagram Venn
Desa : Durian Lingga
Kecamatan : Sei Bingai
Kabupaten : Langkat
KARANG
TARUNA
BPD
LPMD
KELOMPOK
TANI
MASYARAKAT
SIMPAN
PINJAM
KADUS
PUSKESMAS
PEMDES
KUD
PKK
8. 2.7 Kalender Musim
DATA CURAH HUJAN DI KECAMATAN SEI BINGAI
DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Bulan 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah
(mm)
Rata-
Rata
(mm)
Januari 30 218 147 143 205 743 148,6
Februari 48 119 320 120 60 667 133,4
Maret 56 60 37 284 187 624 124,8
April 140 201 74 355 318 1088 217,6
Mei 229 279 212 379 148 1247 249,4
Juni 148 77 155 210 268 858 171,6
Juli 156 84 302 161 302 1005 201
Agustus 315 330 202 222 138 1207 241,4
September 272 244 604 429 200 1749 349,8
Oktober 528 398 436 261 281 1904 380,8
November 254 401 167 283 516 1621 324,2
Desember 527 138 214 161 369 1409 281,8
Volume Curah Hujan Per Bulan Tahun 2018
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
m
m
9. Jumlah Hari Hujan Setiap Bulan Tahun 2018
POLA TANAM
0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PADI
JAGUNG PADI
HORTIKULTURA
BULAN
H
A
R
I
H
U
J
A
N
10. III. REKAPITULASI
A. Rekapitulasi Masalah di Tingkat Kelurahan
Aspek Masalah Faktor Penyebab Masalah
Sumberdaya
Manusia
Tingkat pengetahuan petani dalam
penanggulangan hama dan penyakit
pada tanaman padi masih kurang
masih rendahnya pemahaman
petani dalam penggunaan 5 T
dalam hal penangulangan
Hama da penyakit pada
tanaman Padi
Sumberdaya Alam
Produktivitas usaha tani Padi sawah
belum maksimal
Penanggulangan Hama dan
Penyakit yang masih
konvensional
Sarana / prasarana
dan sistem usaha
agribisnis
Petani belum memanfaatkan bahan-
bahan yang tersedia di sekitar
(organic) untuk penanggulangan
hama dan penyakit
Pengetahuan petani masih
kurang dalam pemanfaatan
bahan-bahan yang terssedia
disekitar dalam pembuatan
pestisida nabati
B. Rekapitulasi Potensi
Aspek Potensi
Sumber Daya Manusia
Masih memungkinkan peningkatan produktivitas
Padi sawah melalui penanggulangan Hama dan
penyakit secara bijak
Sumber Daya Alam
Pemanfaatan bahan-bahan organik dalam
pembuatan pestisida nabati
Sarana dan Prasarana dan sistem
usaha agribisnis
Pembuatan pestisida nabati
C. Analisis Hasil PRA di Tingkat Desa
Aspek Masalah Faktor Penyebab
Masalah
Potensi
Sumber
Daya
Manusia
Pengendalian hama
dan penyakit yang
dilakukan belum
sesuai anjuran
Pengetahuan petani masih
rendah tentang
pengendalian hama dan
penyakit
Meningkatkan
pengetahuan petani
melalui penyuluhan
tentang pengendalian
hama dan penyakit
pada padi sawah
Sumber
Daya Alam
belum
dimanfaatkannya
bahan-bahan yang
Kurangnya pengetahuan
petani tentang manfaat
bahan-bahan yang ada di
Banyaknya bahan-
bahan di sekitar dalam
pembuatan pestisida
11. ada di sekitar untuk
pengendalian hama
dan penyakit
sekitar untuk pengendalian
hama dan penyakit
nabati
D. Aspek Prioritas Masalah
No Jenis Masalah
Skor Jumlah
Skor
Gawat Mendesak Penyebaran
1
Pengetahuan petani
tentang perlakuan
benih padi
2 1 2 5
2
Pengolahan tanah
yang baik
1 2 1 4
3
Teknik penanaman
yang baik
2 2 1 5
4
Petani kurang
mengetahui tentang
pemupukan berimbang
1 1 2 4
5 Penyiangan yang baik 2 1 1 4
6
Teknik pengendalian
hama dan penyakit
3 3 2 8
7
Teknik panen yang
benar
2 1 1 4
Kesimpulan : Dari hasil pengamatan GMP diatas dapat disimpulkan bahwa
masalah yang dihadapi petani yaitu pengendalian hama dan penyakit dimana
pengetahuan petani tentang Pengendalian hama dan penyakit masih kurang, sehingga
perlu dilaksanakan penyuluhan tentang materi Teknik Pengendalian hama dan
Penyakit pada Padi Sawah
12. IV. KESIMPULAN
1. Identifikasi Potensi Wilayah pada Desa Durian Lingga Kecamatan Sei Bingai Kabupaten
Langkat dilakukan melalui teknik, yaitu :
Teknik peta desa
Teknik irisan muka bumi (transek)
Bagan kecenderungan perubahan pola tanam dan mata pencaharian
Diagram Venn / hubungan kelembagaan
Kalender musim
2. Identifikasi potensi wilayah melalui 4 aspek yaitu :
Aspek sumber daya manusia
Aspek sumber daya alam
Aspek kelembagaan dan sistem dan usaha agribisnis
Aspek prasarana dan sarana usaha agribisnis
3. Didalam empat (4) hal aspek tersebut dianalisa masalah dan potensinya kemudian diurutkan
berdasarkan tingkat urgenitasnya
4. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa untuk aspek sumber daya manusia, masalah yang
paling penting adalah mengenai kurangnya semangat petani untuk mengembangkan dan
meningkatnya produktivitas pertanian dikarenakan masih rendahnya pengetahuan, sikap dan
keterampilan dalam pengendalian hama dan penykit pada tanaman padi sawah
5. Terkait aspek sumber daya alam di Desa Durian Lingga Kecamatan Sei Bingai Kabupaten
Langkat petani menggantungkan kegiatan pertanian pada iklim, namun keadaan musim
sepanjang tahun tidak menentu yang menyebabkan tingkat produktivitas rendah.
13. 6. Aspek ketiga yaitu kelembagaan dan system usaha agribisnis diharapkan optimalisasi peran
penyuluh dalam menjalin hubungan dengan kelompok tani, gapoktan, dan lembaga
masyarakat lainnya
7. Aspek keempat yaitu aspek sarana dan prasarana sistem pada dasarnya sudah terdapat
potensi yaitu proyek pembangunan irigasi dan pompanisasi dari pemerintah, namun tidak
berfungsi sesuai dengan fungsinya. Aspek ini dapat diberdayakan kembali dengan peran
masyarakat dan pemerintah sehingga permasalahan terkait bidang pertanian dapat diatasi.
V. PENUTUP
Demikianlah Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) untuk Desa Durian Lingga Kecamatan
Sei Bingai Kabupaten Langkat, dengan harapan semoga bermanfaat untuk semua pihak yang
membutuhkan. Dan kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikannya.
Selanjutnya kegiatan akan tercantum dalam Programa Penyuluh Pertanian dan Rencana
Kerja Penyuluh Pertanian yang akan dirinci lebih lanjut dan akan disusun rencana
pelaksanaannya dengan lebih terarah dan hasilnya dapat diukur dan dievaluasi.
Durian Lingga, Februari 2019
PPL KOORDINATOR
KECAMATAN SEI BINGAI
MISJAK, SP
NIP. 196408031988021002
PPL WKPP DURIAN LINGGA
SUPRIANTONO, SP
NIP. 19670606200501 1 002