Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit pelayanan kesehatan rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama pada pasien darurat dengan menggunakan tenaga kesehatan multi disiplin dan fasilitas medis lengkap untuk menyelamatkan nyawa pasien. IGD harus siap memberikan pelayanan 24 jam untuk menangani kasus darurat.
Prosedur penentuan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) di Rumah Sakit Umum Darmayu berdasarkan bidang kompetensi, hasil pemeriksaan, dan surat rujukan. DPJP ditentukan sejak pasien masuk dan dapat berupa dokter jaga, spesialis rujukan, atau yang dipilih pasien sesuai izin dokter. Kasus kompleks ditentukan melalui rapat komite medis.
Format evaluasi awal dan catatan implementasi mpp 2019nurilisza
Formulir ini digunakan untuk melakukan evaluasi awal pasien yang akan mendapatkan manajemen pelayanan pasien (MPP). Terdapat informasi identitas pasien, skrining masalah kesehatan dan kebutuhan, penilaian kondisi pasien, perencanaan manajemen pelayanan, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan MPP.
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitRahayoe Ningtyas
Dokumen tersebut membahas beberapa metode untuk menganalisis kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit, termasuk metode rasio, Gillies, dan standar Depkes. Metode-metode tersebut mempertimbangkan faktor seperti tingkat ketergantungan pasien, jumlah pasien, dan jam perawatan yang dibutuhkan."
Lembar discharge planning berisi informasi pasien seperti nama, diagnosa, aturan diet, obat yang harus dikonsumsi, jadwal kontrol, dan keadaan pasien saat pulang dari rumah sakit seperti sembuh, pulang paksa, atau meninggal. Dokumen ini digunakan untuk merencanakan pelepasan pasien dari rumah sakit.
Prosedur penentuan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) di Rumah Sakit Umum Darmayu berdasarkan bidang kompetensi, hasil pemeriksaan, dan surat rujukan. DPJP ditentukan sejak pasien masuk dan dapat berupa dokter jaga, spesialis rujukan, atau yang dipilih pasien sesuai izin dokter. Kasus kompleks ditentukan melalui rapat komite medis.
Format evaluasi awal dan catatan implementasi mpp 2019nurilisza
Formulir ini digunakan untuk melakukan evaluasi awal pasien yang akan mendapatkan manajemen pelayanan pasien (MPP). Terdapat informasi identitas pasien, skrining masalah kesehatan dan kebutuhan, penilaian kondisi pasien, perencanaan manajemen pelayanan, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan MPP.
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakitRahayoe Ningtyas
Dokumen tersebut membahas beberapa metode untuk menganalisis kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit, termasuk metode rasio, Gillies, dan standar Depkes. Metode-metode tersebut mempertimbangkan faktor seperti tingkat ketergantungan pasien, jumlah pasien, dan jam perawatan yang dibutuhkan."
Lembar discharge planning berisi informasi pasien seperti nama, diagnosa, aturan diet, obat yang harus dikonsumsi, jadwal kontrol, dan keadaan pasien saat pulang dari rumah sakit seperti sembuh, pulang paksa, atau meninggal. Dokumen ini digunakan untuk merencanakan pelepasan pasien dari rumah sakit.
Komunikasi efektif Sasaran Keselamatan PasienIqumMarpaung
Komunikasi efektif di rumah sakit melibatkan penggunaan kerangka kerja SBAR untuk melaporkan kondisi pasien secara singkat dan jelas saat serah terima antar petugas kesehatan. Kesalahan komunikasi dapat menyebabkan masalah kesehatan dan hukum, sehingga penting untuk mencatat dan mengonfirmasi instruksi secara tertulis.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
SOP rujukan pasien menjelaskan tentang prosedur rujukan pasien dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain untuk diagnostik lanjutan atau terapi. Prosedur tersebut meliputi persetujuan keluarga pasien, penyiapan surat rujukan dan ambulan, pembayaran biaya, pengantaran pasien ke rumah sakit tujuan beserta laporan hasil rujukan.
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptElon Yunus
Dokumen tersebut membahas tentang aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat. Secara ringkas, etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah dalam berhubungan dengan orang lain, sedangkan aspek legal penting untuk memberikan jaminan hukum bagi pelayanan keperawatan gawat darurat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai kebijakan dan peraturan terkait
Panduan ini mengatur akses layanan perawatan di RSU Bunda Jakarta. Terdapat tiga sumber akses yaitu ruang emergensi, poliklinik, dan penerimaan langsung ke ruang rawat inap. Semua pasien yang datang harus diregistrasi dan mendapat nomor rekam medis. Pasien dapat dirawat di rumah sakit ini jika tersedia layanan yang dibutuhkan, jika tidak akan dirujuk. Panduan ini mengatur proses registrasi, penerimaan rawat
Dokumen ini menjelaskan prosedur transfer pasien antar ruang perawatan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin. Prosedur ini mencakup persiapan transfer pasien, pelaksanaan transfer, dan dokumentasi serah terima antar perawat. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien mendapat perawatan yang cepat, tepat, dan berkelanjutan.
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Yabniel Lit Jingga
Dokumen ini membahas metode Need dan Douglas untuk menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit berdasarkan klasifikasi pasien menjadi 3 kategori: minimal, parsial, dan total. Metode Douglas menetapkan standar waktu perawatan untuk setiap kategori dan menghitung jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap shift berdasarkan jumlah pasien. Contoh kasus menunjukkan cara menghitung jumlah perawat pagi, sore, dan malam
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan koordinasi multi sektor dan profesi untuk menyediakan pelayanan terpadu bagi korban darurat baik selama bencana maupun kondisi normal. SPGDT meliputi fase deteksi, supresi, pra rumah sakit, intra rumah sakit, dan antar rumah sakit dengan tujuan memberikan pertolongan yang cepat dan tepat.
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratElon Yunus
Dokumen tersebut membahas tentang aspek etik dan hukum dalam pelayanan keperawatan darurat. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi etik dan hukum dalam konteks pelayanan kesehatan, alasan pentingnya aspek hukum, berbagai kebijakan yang memberikan jaminan hukum terhadap pelayanan darurat seperti UU No. 29/2004 dan UU No. 36/2009, serta peraturan terkait kompetensi dan pelimp
Pedoman pelayanan gawat darurat rumah sakitSangidYahya
Dokumen tersebut berisi pedoman pelayanan gawat darurat yang mencakup:
1. Latar belakang dan landasan hukum pelayanan gawat darurat
2. Ruang lingkup dan batasan operasional pelayanan gawat darurat
3. Standar ketenagaan pelayanan gawat darurat
Komunikasi efektif SBAR digunakan untuk melaporkan kondisi pasien secara akurat dan lengkap antara perawat, bidan, dan dokter. Format SBAR terdiri dari Situation, Background, Assessment, dan Recommendation yang digunakan untuk melaporkan identitas pasien, diagnosa, masalah kesehatan, dan rekomendasi tindakan. Prosedur komunikasi SBAR mencakup pencatatan dan verifikasi laporan serta instruksi dokter untuk meningkatkan keselamatan
Pengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah SakitCahya Legawa
Salah satu program PPI di rumah sakit adalah menyusun dokumen ICRA. Presentasi ini memberikan gambaran umum tentang menyusun ICRA saat merencanakan konstruksi di walayah rumah sakit, dan pertimbangannya dalam pengendalian infeksi.
Akreditasi rumah sakit juga mewajibkan setiap rumah sakit mendokumentasikan ICRA.
Dokumen tersebut memberikan panduan aktivasi dan prosedur penanganan code blue di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Code blue diaktifkan oleh petugas jika ditemukan pasien dalam kondisi henti jantung atau napas, dan tim medis akan merespons dalam waktu 5 menit untuk melakukan resusitasi. Prosedur meliputi penilaian awal, aktivasi tim medis, tindakan resusitasi, koordinasi pasca kejadian, serta dokumentasi.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang Hospital Changkat Melintang di Perak. Ia menyediakan perkhidmatan kesihatan kepada 90,000 penduduk di daerah Perak Tengah dan sebahagian Hilir Perak. Hospital ini menawarkan pelbagai perkhidmatan klinikal dan sokongan termasuk rawatan pesakit luar, kecemasan, dan dalam serta perkhidmatan diagnostik, farmasi, dan pentadbiran.
Komunikasi efektif Sasaran Keselamatan PasienIqumMarpaung
Komunikasi efektif di rumah sakit melibatkan penggunaan kerangka kerja SBAR untuk melaporkan kondisi pasien secara singkat dan jelas saat serah terima antar petugas kesehatan. Kesalahan komunikasi dapat menyebabkan masalah kesehatan dan hukum, sehingga penting untuk mencatat dan mengonfirmasi instruksi secara tertulis.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
SOP rujukan pasien menjelaskan tentang prosedur rujukan pasien dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain untuk diagnostik lanjutan atau terapi. Prosedur tersebut meliputi persetujuan keluarga pasien, penyiapan surat rujukan dan ambulan, pembayaran biaya, pengantaran pasien ke rumah sakit tujuan beserta laporan hasil rujukan.
Aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat pptElon Yunus
Dokumen tersebut membahas tentang aspek etik dan legal dalam keperawatan gawat darurat. Secara ringkas, etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah dalam berhubungan dengan orang lain, sedangkan aspek legal penting untuk memberikan jaminan hukum bagi pelayanan keperawatan gawat darurat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai kebijakan dan peraturan terkait
Panduan ini mengatur akses layanan perawatan di RSU Bunda Jakarta. Terdapat tiga sumber akses yaitu ruang emergensi, poliklinik, dan penerimaan langsung ke ruang rawat inap. Semua pasien yang datang harus diregistrasi dan mendapat nomor rekam medis. Pasien dapat dirawat di rumah sakit ini jika tersedia layanan yang dibutuhkan, jika tidak akan dirujuk. Panduan ini mengatur proses registrasi, penerimaan rawat
Dokumen ini menjelaskan prosedur transfer pasien antar ruang perawatan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Hasanuddin. Prosedur ini mencakup persiapan transfer pasien, pelaksanaan transfer, dan dokumentasi serah terima antar perawat. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien mendapat perawatan yang cepat, tepat, dan berkelanjutan.
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Yabniel Lit Jingga
Dokumen ini membahas metode Need dan Douglas untuk menghitung kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit berdasarkan klasifikasi pasien menjadi 3 kategori: minimal, parsial, dan total. Metode Douglas menetapkan standar waktu perawatan untuk setiap kategori dan menghitung jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap shift berdasarkan jumlah pasien. Contoh kasus menunjukkan cara menghitung jumlah perawat pagi, sore, dan malam
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan koordinasi multi sektor dan profesi untuk menyediakan pelayanan terpadu bagi korban darurat baik selama bencana maupun kondisi normal. SPGDT meliputi fase deteksi, supresi, pra rumah sakit, intra rumah sakit, dan antar rumah sakit dengan tujuan memberikan pertolongan yang cepat dan tepat.
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratElon Yunus
Dokumen tersebut membahas tentang aspek etik dan hukum dalam pelayanan keperawatan darurat. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi etik dan hukum dalam konteks pelayanan kesehatan, alasan pentingnya aspek hukum, berbagai kebijakan yang memberikan jaminan hukum terhadap pelayanan darurat seperti UU No. 29/2004 dan UU No. 36/2009, serta peraturan terkait kompetensi dan pelimp
Pedoman pelayanan gawat darurat rumah sakitSangidYahya
Dokumen tersebut berisi pedoman pelayanan gawat darurat yang mencakup:
1. Latar belakang dan landasan hukum pelayanan gawat darurat
2. Ruang lingkup dan batasan operasional pelayanan gawat darurat
3. Standar ketenagaan pelayanan gawat darurat
Komunikasi efektif SBAR digunakan untuk melaporkan kondisi pasien secara akurat dan lengkap antara perawat, bidan, dan dokter. Format SBAR terdiri dari Situation, Background, Assessment, dan Recommendation yang digunakan untuk melaporkan identitas pasien, diagnosa, masalah kesehatan, dan rekomendasi tindakan. Prosedur komunikasi SBAR mencakup pencatatan dan verifikasi laporan serta instruksi dokter untuk meningkatkan keselamatan
Pengantar Aplikasi ICRA bagi PPI di Rumah SakitCahya Legawa
Salah satu program PPI di rumah sakit adalah menyusun dokumen ICRA. Presentasi ini memberikan gambaran umum tentang menyusun ICRA saat merencanakan konstruksi di walayah rumah sakit, dan pertimbangannya dalam pengendalian infeksi.
Akreditasi rumah sakit juga mewajibkan setiap rumah sakit mendokumentasikan ICRA.
Dokumen tersebut memberikan panduan aktivasi dan prosedur penanganan code blue di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Code blue diaktifkan oleh petugas jika ditemukan pasien dalam kondisi henti jantung atau napas, dan tim medis akan merespons dalam waktu 5 menit untuk melakukan resusitasi. Prosedur meliputi penilaian awal, aktivasi tim medis, tindakan resusitasi, koordinasi pasca kejadian, serta dokumentasi.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang Hospital Changkat Melintang di Perak. Ia menyediakan perkhidmatan kesihatan kepada 90,000 penduduk di daerah Perak Tengah dan sebahagian Hilir Perak. Hospital ini menawarkan pelbagai perkhidmatan klinikal dan sokongan termasuk rawatan pesakit luar, kecemasan, dan dalam serta perkhidmatan diagnostik, farmasi, dan pentadbiran.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya peningkatan kualitas layanan rawat inap dan unit gawat darurat di Puskesmas Kalibening. Terdapat data pasien rawat inap tahun 2016 beserta capaian indikator pelayanan. Juga dijelaskan tentang pengertian, pelayanan, dan standarisasi unit gawat darurat sesuai pedoman kementerian kesehatan. Kriteria fasilitas, prosedur, dan evaluasi mutu unit gawat darurat dijabarkan demi men
Pasien wanita berusia 52 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan pucat pasi. Pasien diduga mengalami serangan jantung dan henti jantung 10 menit sebelumnya. Tindakan yang harus segera dilakukan adalah memulai resusitasi jantung paru secepat mungkin untuk meningkatkan peluang keberhasilan.
1. Seorang pasien laki-laki berusia 65 tahun dirawat di rumah sakit karena tetanus ringan dan penyakit paru, namun ia jatuh saat berusaha ke kamar mandi sendiri dan mengalami luka di kepala.
2. Tim Keselamatan Pasien rumah sakit menyelidiki kejadian tersebut karena merupakan kejadian yang tidak diinginkan pertama.
3. Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan keamanan pasien di rumah
Unit Rawat Instalasi Bedah Sentral (IBS) memberikan layanan operasi untuk berbagai bidang kedokteran seperti digestif, onkologi, urologi, ortopedi, dan lainnya. Layanan tersedia untuk pasien umum, BPJS, SKTM, dan asuransi lokal dengan persyaratan dan biaya yang berbeda-beda. IBS dilengkapi sarana dan prasarana operasi serta dijalankan oleh tim medis terlatih untuk memastikan keamanan dan kenyamanan
Panduan Code Blue di RS Muhammadiyah Lamongan membahas tentang definisi, siklus bantuan hidup dasar, pembagian area tanggung jawab tim Code Blue, komposisi tim Code Blue, prosedur aktivasi dan tindak lanjut Code Blue, serta dokumentasi pelaksanaannya. Dokumen ini juga menjelaskan area-area khusus yang memerlukan perlakuan khusus untuk penyakit infeksius tertentu.
(Lamp 1.18) sp ruang perawatan icu iccuArmin Kobain
Dokumen tersebut menjelaskan tentang jenis pelayanan ruang perawatan syaraf di rumah sakit tertentu. Mencakup persyaratan pasien, dasar hukum, sistem dan prosedur layanan, sarana prasarana, kompetensi tenaga medis dan perawat, serta jaminan mutu dan keselamatan pelayanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pelayanan kesehatan perorangan di Puskesmas Guguk Panjang. Pedoman ini mencakup standar ketenagaan, fasilitas, dan jadwal pelayanan untuk memastikan mutu pelayanan yang berkualitas dan mengutamakan keselamatan pasien.
(Lamp 1.25) standar pelayanan kelas i bArmin Kobain
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai persyaratan, prosedur, fasilitas, dan standar pelayanan untuk unit rawat inap ruang kelas 1B di rumah sakit tertentu. Antara lain menjelaskan bahwa unit tersebut menangani berbagai penyakit dalam dan luar, memiliki 9 kamar pasien dan fasilitas pendukung, serta dilayani oleh tim medis dan perawat berkompeten sesuai standar.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan early warning system (EWS) di RSD Soebandi. Dokumen menjelaskan pengertian EWS, cara kerja, kriteria pasien, dan tindakan yang harus diambil berdasarkan skala EWS pasien. Dokumen juga membahas sistem resusitasi darurat dan alur pelaksanaannya di rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di Kabupaten Banyumas. SPGDT merupakan kerja sama lintas sektor dan profesi dalam menangani kasus gawat darurat baik sehari-hari maupun saat bencana dengan tujuan menyelamatkan jiwa dan mencegah kecacatan.
PONEK merupakan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang komprehensif untuk menangani kegawatdaruratan secara 24 jam melalui kerja sama tim medis multi disiplin dan sarana pendukung yang memadai.
Similar to PELAYANAN UNIT IGD KEL 2 Kelas C.ppt (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
PELAYANAN UNIT IGD KEL 2 Kelas C.ppt
1. PELAYANAN IGD DI RUMAH
SAKIT
Anisah Sri Astuti 20180309081
Viviana Silvia 20180309071
DOSEN PEMBIMBING
dr. Anastina Tahjoo, MARS
2. Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit:
Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
3. PERBEDAAN IGD DAN UGD
NO IGD
(INSTALASI GAWAT DARURAT)
UGD
( UNIT GAWAT DARURAT)
1 Ruang lingkup lebih besar Ruang lingkup lebih kecil
2 Biasanya di RS yang lebih besar
, RS type A dan B
Biasanya di RS yang lebih kecil
type C dan D
3 Dokter jaga dokter umum dan
didampingi oleh dokter jaga
spesialis seperti Spesialis
Emergensi, Spesialis penyakit
dalam atau Spesialis anestesi
Dokter jaga hanya dokter umum
4. DEFINISI IGD
• Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009
Berbagai nama untuk unit/instalsi pelayanan gawat
darurat di rumah sakit diseragamkan menjadi
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
• Instalasi Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman
kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin.
5.
6. RUANG LINGKUP PELAYANAN
INSTALASI GAWAT DARURAT
True Emergency False Emergency
pasien yang tiba – tiba
berada dalam keadaan
gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam
nyawanya atau anggota
badannya ( akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat
pertolonngan secepatnya
pasien dengan :
Keadaan gawat tetapi
tidak memerlukan
tindakan darurat .
• Keadaan gawat tetapi
tidak mengancam nyawa
dan anggota badannya.
• Keadaan tidak gawat dan
tidak darurat
7. PRINSIP UMUM
PELAYANAN IGD
MENURUT :
Kepmenkes RI Nomor 856 Tahun 2009, sebagai beriku:
Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat
darurat yang memiliki kemampuan: melakukan
pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat dan
melakukan resusitasi dan stabilisasi (life saving).
Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus
memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh
hari dalam seminggu.
Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat
menangani kasus gawat darurat.
8. PRINSIP UMUM
PELAYANAN IGD
Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima)
menit setelah sampai di IGD.
Organisasi IGD didasarkan pada organisasi multi-disiplin,
multi-profesi, dan terintegritasi struktur organisasi fungsional
(unsur pimpinan dan unsur pelaksana) yang bertanggung
jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien gawat
darurat di Instalasi Gawat Darurat (IGD), dengan wewenang
penuh yang dipimpin oleh dokter.
Setiap Rumah Sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan
pelayanan gawat daruratnya minimal sesuai klasifikasi.
9. KLASIFIKASI
Klasifikasi Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat terdiri dari:
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV sebagai standar
minimal untuk Rumah Sakit Kelas A.
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar
minimal untuk Rumah Sakit Kelas B.
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar
minimal untuk Rumah Sakit Kelas C.
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar
minimal untuk Rumah Sakit Kelas D.
10. JENIS PELAYANAN IGD
LEVEL IV LEVEL III LEVEL II LEVEL I
Diagnosis &
penanganan:
Permasalahan pd A,B,C
dgn alat lengkap
termasuk ventilator
Diagnosis &
penanganan:
Permasalahan pd A,B,C
dgn alat lengkap
termasuk ventilator
Dianosis &
penanganan:
Permasalahan pada
jalan nafas (airway
problem), ventilasi
pernafasan (breathing
problem) dan sirkulasi
Dianosis &
penanganan:
Permasalahan pd
A: jalan nafas (airway
problem),
B: ventilasi pernafasan
(breathing problem)
dan
C: sirkulasi pembuluh
darah(circulation
problem)
Penilaian disability Penilaian disability Penilaian disability Melakukan stabilisasi
dan evakuasi
Penggunaan obat, EKG,
defibrilasi
Penggunaan obat, EKG,
defibrilasi
Penggunaan obat,
EKG, defibrilas
Observasi HCU/ICU
Ruang Resusitasi
Observasi HCU Observasi HCU
Bedah Cito Bedah Cito Bedah Cito
11. JENIS PELAYANAN IGD
LEVEL IV LEVEL III LEVEL II LEVEL I
Dokter Subspesialis
semua jenis
ONCALL
Dokter Subspesialis Dokter Subspesialis Dokter Subspesialis
Dokter Spesialis
(4 Besar+ Anestesi
On Site)
Dokter spesialis
lain ONCALL
Dokter Spesialis Dokter Spesialis Dokter Spesialis
Dokter PPDS On
Site 24 jam
Dokter PPDS Dokter PPDS Dokter PPDS
12. JENIS PELAYANAN IGD
LEVEL IV LEVEL III LEVEL II LEVEL I
Dokter Umum
(+pelatihan kegawat
daruratan)GELS,AT
LS, ACLS, dll On
Site 24 jam
Dokter Umum
(+pelatihan kegawat
daruratan)GELS,AT
LS, ACLS, dll
Dokter Umum
(+pelatihan kegawat
daruratan)GELS,AT
LS, ACLS, dll
Dokter Umum
(+pelatihan kegawat
daruratan)GELS,AT
LS, ACLS, dll
Perawat Kepala S1
DIII
(+Emergency
Nursing)
Jam kerja / Diluar
Jam kerja
Perawat Kepala S1
DIII
(+Emergency
Nursing)
Perawat Kepala S1
DIII
(+Emergency
Nursing)
Perawat Kepala S1
DIII
(+Emergency
Nursing)
Perawat (+Pelatihan
Emergency
Nursing)
On Site 24 Jam
Perawat (+Pelatihan
Emergency
Nursing)
Perawat (+Pelatihan
Emergency
Nursing)
Perawat (+Pelatihan
Emergency
Nursing)
Non Medis Bagian
Keuangan
Kamtib(24jam)
Pekarya(24jam
On Site 24 Jam
Non Medis Bagian
Keuangan
Kamtib(24jam)
Pekarya(24jam
Non Medis Bagian
Keuangan
Kamtib(24jam)
Pekarya(24jam
Non Medis Bagian
Keuangan
Kamtib(24jam)
Pekarya(24jam
13. STRUKTUR ORGANISASI IGD
KEPALA
INSTALASI IGD
KEPALA RUANGAN
IGD
DOKTER
JAGA
PJ
PERAWAT
PONEK
PJ PERAWAT
TRAUMA
PJ PERAWAT
RESUSITASI
PERAWAT PELAKSANA
DIREKTUR RS
PJ PERAWAT
NON TRAUMA
14. KLASIFIKASI SDM
NO JENIS TENAGA PENDIDIKAN FORMAL SERTIFIKASI
1 Kepala Instalasi Unit
Gawat Darurat
S1/Profesi Kedokteran Umum ACLS/ATLS/PPGD,
Pengalaman di IGD
minimal 5 tahun
2 Kepala Unit Gawat
Darurat
Minimal S1 NERS Keperawatan BLS/PPGD/BTCLS
dengan minimal
pengalaman kerja 5
tahun di UGD
3 Dokter Jaga S1/Profesi Kedokteran Umum ATLS/ACLS/ GELS
4 PJ Perawat Minimal S1 Keperawatan BTCLS/BLS dan
pengalaman di IGD
selama 3 tahun
5 Perawat pelaksana Minimal D3 Keperawatan BTLS/BCLS,
Pengalaman diigd
minimal 2 tahun
16. POLA PENGATURAN KETENAGAAN INSTALASI
GAWAT DARURAT
Untuk Dinas Pagi :yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan
standar minimal bersertifikat BLS.
Kategori :
– 1 orang Ka Ru,
– 1 orang Pelaksana.
Untuk Dinas Sore :yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan
standar minimal bersertifikat BLS.
Kategori :
– 1 orang Penanggung Jawab Shift.
– 1 orang Pelaksana.
Untuk Dinas Malam : yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang
dengan standar minimal bersertifikat BLS.
Kategori :
– 1 orang Penanggung Jawab Shift.
– 1 orang Pelaksana
18. STANDAR FASILITAS
SESUAI DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NO.856/MENKES/SK/IX/2009
Ruang
Penerimaan
Ruang
Tindakan
Ruang Khusus Ruang Penunjang
Pelayanan
Ruang triase Ruang tindakan Ruang Operasi Ruang istirahat dokter
Ruang penyimpanan brankar Ruang triase hijau (klinik
umum)
Ruang Isolasi Ruang istirahat petugas
Ruang tunggu Ruang tindakan bedah,non
bedah/medical dan
kebidanan
Toilet pasien
Tempat pendaftaran UGD Farmasi IGD
Tempat pendaftaran rawat
inap
Ruang janitor
Ruang penerimaan pasien Tempat linen bersih
Pantry pasien observasi
22. SPO – SPO DI IGD
TRIAGE MENERIMA PASIEN RUJUKAN PER TELEPON
TRIAGE BENCANA
MENERIMA PASIEN DI INSTALASI GAWAT
DARURAT
PELAYANAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT
DARURAT
PASIEN RUJUKAN DARI PELAYANAN
KESEHATAN LAIN DENGAN
AMBULAN TANPA KONFIRMASI
PELAYANAN PASIEN TIDAK GAWAT DAN
TIDAK
DARURAT DI IGD
PENANGGULANGAN ASTHMA BRONCHIALE
PENGKAJIAN PASIEN EMERGENCY
PENANGGULANGAN KERACUNAN OPIAT
DI IGD
KONSULTASI DOKTER JAGA IGD CARDIOVERSI
MENERIMA INFORMASI KEDATANGAN
PASIEN
BARU
PENANGANAN PASIEN SYOK
MENERIMA RUJUKAN PASIEN LUKA BAKAR PENANGANAN BAYI HIPOTERMI
23. SPO – SPO DI IGD
PENANGGULANGAN KORBAN
GIGITAN ANJING,
KUCING, DAN KERA
PENANGGULANGAN KERACUNAN
PESTISIDA
PENANGGULANGAN KORBAN
GIGITAN ULAR
PENANGGULANGAN KERACUNAN
PESTISIDA
PELAYANAN PASIEN/ TERSANGKA
H1N1, H5N1 ,
MERS, SARS
PENANGGULANGAN KERACUNAN
PESTISIDA
PELAYANAN KORBAN KRIMINAL
PENANGGULANGAN KERACUNAN
PESTISIDA
PELAYANAN KASUS PERKOSAAN
PELAYANAN PASIEN MENINGGAL
DUNIA
DI IGD
PELAYANAN KORBAN KEKERASAN
PADA
ANAK
PELAYANAN JENAZAH DARI IGD
PELAYANAN PASEIN HIV POSITIF DI
IGD
PENANGANAN KETUBAN PECAH DINI
PELAYANAN PASIEN GANGREN DI IGD
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PASIEN IGD
24. SPO – SPO DI IGD
MENERIMA PASIEN NEONATUS PERAWATAN LUKA BAKAR
BANTUAN HIDUP DASAR PROSEDUR TINDAKAN DEBRIDEMENT
PENGGUNAAN BED SIDE MONITOR
ASISTENSI PEMASANGAN KATETER
VENA
SENTRAL
MENGANTAR PASIEN KE RUANG
RAWAT
INAP
INSERSI JALUR ARTERIAL ( ARTERIAL
LINE )
MENGANTAR PASIEN IGD KE INTENSIF TINDAKAN HECTING
MELAKUKAN SUCTION MELALUI
ENDOTRAKHEAL
DAN TRAKHEOSTOMI TUBE
PENATALAKSANAAN BRADIKARDI
TANPA
HENTI JANTUNG
MEMBERIKAN OBAT INHALASI BILAS LAMBUNG
MENGUKUR INTAKE OUTPUT CAIRAN PERSIAPAN ALAT DAN ASISTEN EKSISI
26. KETENTUAN UMUM FISIK BANGUNAN
SESUAI DENGAN STANDAR INSTALASI GAWAT
DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
856/MENKES/SK/IX/2009
Ketentuan umum Fisik Bangunan:
Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja RS
dengan memperhitungkan kemungkinan penanganan korban
massal/bencana.
Lokasi gedung harus berada dibagian depan RS, mudah
dijangkau oleh masyarakat dengan tanda–tanda yang jelas dari
dalam dan dari luar Rumah sakit.
Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda
dengan pintu utama (alur masuk kendaraan/pasien tidak sama
dengan alur keluar) kecuali pada klasifikasi IGD level 1 dan 2.
27. KETENTUAN UMUM FISIK BANGUNAN
SESUAI DENGAN STANDAR INSTALASI GAWAT
DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
856/MENKES/SK/IX/2009
Ambulans/kendaraan yang membawa pasien harus dapat
sampai di depan pintu yang areanya terlindung dari panas
dan hujan (catatan: untuk lantai IGD yang tidak sama tinggi
dengan jalan ambulans harus membuat ramp).
Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar.
Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung
lebih dari 2 ambulans (sesuai dengan beban RS).
Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien
dapat lancar dan tidak ada “cross infection”, dapat
menampung korban bencana sesuai dengan kemampuan
RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan
oleh perawat kepala jaga.
28. KETENTUAN UMUM FISIK BANGUNAN
SESUAI DENGAN STANDAR INSTALASI GAWAT
DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR
856/MENKES/SK/IX/2009
Area dekontaminasi ditempatkan didepan /
diluar IGD atau terpisah dengan IGD.
Ruang triase harus dapat memuat minimal 2
(dua) brankar.
Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga
pasien.
Apotik 24 Jam tersedia dekat IGD.
Memiliki ruang untuk istirahat petugas (dokter
dan perawat).
50. DENAH IGD
RUANG TUNGGU IGD
TRIASE
PENDAFTARAN +
KASIR IGD
BED
TRIASE
HIJAU
KAMAR
KONSULTASI
APOTIK
IGD
BED
TRIASE
KUNING
KAMAR
DOKTER
JAGA
RUANG
ODC
RUANG
PENYIMPANAN
FARMASI
BED TRIASE
MERAH
NURSE
STATION
KAMAR
OPERASI IGD
BED
TRIASE
KUNING
POJOK
PONEK
BED
RUANG
ISOLASI
RUANG
TINDAKAN
PINTU LOBI MASUK
PINTU
MASUK IGD
SPOOL
HOOK
RUANG
DEKONTAMINASI
86. URAIAN STANDAR MINIMAL
PELAYANAN IGD
1. Memberikan pelayanan penanganan life saving yang
optimal sesuai standar untuk dewasa dan anak
Sebagai standar acuan kegiatan ini adalah prosedur
Bantuan Hidup Dasar dan Lanjut serta prosedur tetap
kasus gawat darurat.
Untuk melakukan monitoring dan evaluasi dari kegiatan ini
menggunakan data dari bagian rekam medik IGD yang
tertuang dalam resume pemeriksaan gawat darurat yang
diisi oleh petugas medis dan paramedis IGD.
Frekuensi pengumpulan data dilakukan sebulan sekali
untuk dianalisa per 3 bulan.
87. URAIAN STANDAR MINIMAL PELAYANAN IGD
2. Program pendidikan dan keterampilan berkelanjutan bagi petugas
medis dan paramedis di Instalasi Gawat Darurat
semua petugas medis dan paramedis di IGD harus selalu terbekali
dengan pengetahuan dan keterampilan terkini terutama yang bersifat
wajib seperti ATLS dan ACLS untuk dokter atau PPGD, BCLS, APN
untuk perawat dan bidan.
Team peningkatan mutu pelayanan IGD mendata sertifikat-sertifikat
pelatihan yang telah dimiliki oleh petugas medis dan paramedis IGD
dan mengajukan usulan pelatihan ke bagian diklat RS untuk petugas
medis dan paramedis IGD yang belum memiliki sertifikat standar
pelayanan gawat darurat atau yang sertifikatnya sudah berakhir masa
berlakunya.
88. URAIAN STANDAR MINIMAL PELAYANAN
IGD
3. Mencapai waktu tanggap pelayanan di IGD ≤5 menit
Sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal RS dari
Kementrian Kesehatan RI maka waktu tanggap pelayanan
di IGD adalah ≤5 menit.
Team peningkatan mutu pelayanan IGD mengambil data
response time dari bagian rekam medis IGD (form resume
pemeriksaan gawat darurat) dan dibuat dalam laporan
bulanan yang dianalisa per 3 bulan.
Sample yang diambil setiap bulan minimal 50 pasien.
89. URAIAN STANDAR MINIMAL PELAYANAN
IGD
4. Mencapai tingkat kepuasan pelanggan sesuai Standar
Pelayanan Minimal dari Kemenkes RI yaitu ≥70%
Team peningkatan mutu pelayanan IGD membuat
kusesioner kepuasan pelanggan dan melakukan survey
terhadap minimal 50 pasien setiap bulannya.
Analisa terhadap pencapaian kepuasan pelanggan
dilakukan setiap 3 bulan sebagai bahan evaluasi IGD
bersama team mutu pelayanan rumah sakit untuk
ditindaklanjuti
90. URAIAN STANDAR MINIMAL PELAYANAN
IGD
5. Kalibrasi Alat
Setiap alat medis yang ada di UGD harus dilakukan kalibrasi agar
hasil yang diberikan sesuai standar.
6. Preventif pemeliharaan alat
Dalam rangka mendapatkan hasil yang akurat dalam setiap
pengukuran menggunakan alat medis, setiap alat medis harus
dilakukan pengujian berkala. Petugas UGD akan membuat
permintaan pengujian berkala ke bagian sarana dan prasarana
sesuai jadwal dan bergilir. Setiap kegiatan pemeliharaan alat harus
didokumentasikan di kartu pemeliharaan alat.
91. Pencapaian indikator klinis dan
manajemen di IGD
a. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa 100%
b. Jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam.
c. Pemberi pelayanan gawat darurat yang bersertifikat yang
masih berlaku (BLS/ PPGD/ GELS/ ATLS/ ACLS )
d. Ketersediaan tim penanggulangan bencana.
e. Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat < 5
menit.
f. Kepuasan pelanggan >80%.
92. Pencapaian indikator klinis dan
manajemen di IGD
g. Kematian pasien <24 jam <dua perseribu
(pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam).
h. Tidak adanya pasien yang harus uang muka .
i. Pencapaian target pasien pelayanan di IGD
101. NO Nama kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Vol Penanggu
ng jawab
1 Pertemuan bulanan IGD Evaluasi Program IGD Petugas IGD Diskusi dan
tanya jawab
Setiap bulan 12x Ka.Instalasi
2
Sosialisasi dalam melakukan
skrining pasien di IGD
Untuk mengurangi
kesalahan identifikasi
pasien
Seluruh petugas
IGD
Diskusi dan
tanya jawab
April 1X Koordinator
Pelayanan
3 Pengajuan pencetakan format
Triase Ibu dan Anak di IGD
Perencanaan
barang dan jasa
Pengusulan
/proposal
Juni TU IGD
4 Melakukan Triase IGD pada
setiap pasien yang datang
Pasien Pengisian
lembar Triase
Setiap hari Koordinator
Pelayanan
5 Melakukan evaluasi Rekam
Medik pada setiap pasien yang
datang ke IGD
Assesmen pasien
dilaksanakan 100%
Petugas IGD Evaluasi
lembar Rekam
Medik IGD
Setiap hari Setiap
hari
Pencatatan
/ Pelaporan
6 Penambahan Alkes Terpenuhinya kebutuhan
alkes di IGD
Perencanaan
barang dan jasa
Pengusulan
/proposal
Juni Logistik
inventaris
7 Renovasi Ruang IGD Untuk mengetahui lokasi
IGD di RS
Perencanaan
barang dan jasa
Pengusulan
/proposal
Januari Logistik
PROGRAM KERJA IGD
102. PROGRAM KERJA IGD
NO Nama kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Vol Penanggung
jawab
8 Pengadaan seragam kerja
petugas IGD
Untuk keseragaman
pakaian kerja petugas
IGD
Perencanaan
barang dan jasa
Pengusulan
/proposal
Januari Logistik
9 Sosialisasi Panduan Praktek
Klinik (PPK)
Terhindarnya kesalahan
dalam menegakkan
diagnosa pasien Petugas IGD
Diskusi dan
tanya jawab
Mei 1 X Ka. Instalasi
10 Pengajuan pelatihan
PPGD/PPGD-ON/BCLS/BTLS
(untuk bidan dan perawat) dan
GELS/ACLS/ATLS (untuk
dokter umum IGD)
Kemampuan petugas
IGD dalam penanganan
life saving anak dan
dewasa 100%
Pembuatan
surat
permohonan
Januari 1X
TU IGD
11 Sosialisasi PPI Tidak adanya infeksi
nosokomial di IGD
Petugas IGD Diskusi dan
tanya jawab
April dan
Oktober
2x Survailans
12 Penyediaan leaflet ke bagian
PROMKES
Terlaksananya edukasi
pada pasien di IGD
Pasien Surat
pengajuan
Juni 1X Survailans
13 Membagikan kuesioner
kepuasan pelanggan kepada
setiap pasien yang akan pindah
ruangan atau pulang
Kepuasan pelanggan
100%
Pasien Evaluasi
kuesioner
Mei dan
November
2x Survailans
104. MASALAH DI UNIT IGD
Alur pasien di IGD yang
dikonsul ke dokter
Spesialis Emergensi
Sp.EM
Alur pasien rencana
operasi elektif masuk
via igd? Menambah
false emergensi
Dokter spesialis yang
oncall tidak dapat
dihubungin saat
pasien masuk
Alur rujukan
pasien ke igd RS
yang belum
sesuai
Sistim EMR yang masih suka
error dan belum adanya backup
status hardcopy untuk pengisian
berkas rekam medis
105. MASALAH DI UNIT IGD
Belum adanya kerjasama RS
dengan BPJS sehingga banyak
pasien yang APS karena mau
pindah perawatan di RS yang
bekerjasama dengan BPJS
Beberapa pemeriksaan
laboratorium yang dirujuk
sehingga membuat
hambatan dalam pelayanan
Belum lengkapnya
sarana dan
prasarana di IGD
Belum
lengkapnya
obat obatan di
farmasi igd
Tingginya turn over intention
dokter jaga igd karena
overtime jam kerja