Dokumen tersebut membahas berbagai cara untuk menghadapi ayat-ayat Alkitab yang sulit dipahami, seperti menggunakan logika, mengakui kesalahan penyalinan dan penerjemahan, serta berpegang pada sikap kejujuran, kerendahan hati, ketekunan, dan berdoa kepada Allah untuk meminta pencerahan. Dianjurkan untuk mempelajari ayat-ayat tersebut dengan teliti dan sabar sambil meminta bimbingan Roh K
1. BERHADAPAN
DENGAN AYAT-
AYAT SULIT
Pelajaran 12 Triwulan II 2020
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
2 Petrus 3:15,16 “ … Paulus, saudara kita yang
kekasih, telah menulis kepadamu menurut
hikmat yang dikaruniakan kepadanya.Hal itu
dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia
berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam
surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar
difahami, sehingga orang-orang yang tidak
memahaminya dan yang tidak teguh imannya,
memutarbalikkannya menjadi kebinasaan
mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka
buat dengan tulisan-tulisan yang lain.
2. LOGIKA
KEJUJURAN
KERENDAH HATIAN
KETEKUNAN
BERDOA
Pernahkah kita menemukan
ayat Alkitab yang tidak dapat
dipahami? Apakah itu suatu
perikop yang ditulis oleh
rasul Paulus (2 Petrus 3:15-
16)?
Perikop yang sulit
dipahami dapat
menyebabkan
penafsiran yang salah,
jadi … adalah penting
untuk mempelajarinya
dengan cara yang benar.
Bagaimana seharusnya
kita menyikapi ayat-
ayat dalam perikop
tersebut?
3. LOGIKA
“Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-
sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka
bersilat kata. […] yang berterus terang memberitakan perkataan
kebenaran itu.” (2 Timotius 2:14-15)
Firman Tuhan adalah sempurna. Bagaimana seharusnya
kita menghadapi kesalahan atau pertentangan yang tampak
di dalamnya? Banyak dari bagian tersebut yang memiliki
jawaban yang logis.
Pertentangan-pertentangan:
Berapa banyak orang buta yang disembuhkan Yesus di
Yerikho? Berapa banyak orang yang kerasukan setan di
Gadara (Mat 8:28; Luk. 8:27)? Siapa yang mencobai Daud
untuk melakukan sensus (2 Sam 24:1; 1 Taw 21:1)?
Sebagian besar pertentangan yang tampak dalam
Alkitab ditemukan secara paralel.
Ketika ada dua orang menceritakan suatau
peristiwa yang sama, mereka biasanya mengingat
rincian yang berbeda, meskipun keduanya
menyaksikannya secara langsung. Ini terjadi
karena masing-masing orang melihat dari sudut
pandangnya sendiri. Sehingga, ini dapat
menghasilkan perbedaan antara dua tulisan.
4. KESALAHAN PENYALINAN
Salah satu kesalahan penyalinan yang paling jelas ditemukan
dalam beberapa terjemahan dari 1 Yohanes 5:7-8.
Dalam hal ini, catatan kecil penyalin dimasukkan oleh
penyalin lain sebagai bagian dari teks aslinya.
Di dalam surga, Bapa,
Firman, dan Roh
Kudus: dan ketiganya
adalah satu. Dan ada
tiga yang memberi
kesaksian di Bumi:
Sebab ada tiga yang
memberi kesaksian: Roh,
dan air dan darah, dan
ketiganya adalah satu
AYAT ASLI AYAT DENGAN TANDA KURUNG
“Keseluruhan kesalahan itu tidak akan menyebabkan kesukaran bagi satu jiwa, atau
menyebabkan kaki tersandung, sehingga tidak akan menyebabkan kesulitan bagi
kebenaran yang diungkapkan secara gamblang.” (E.G.W, Selected Messages, book 1, p.18)
LOGIKA “Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-
sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka
bersilat kata. […] yang berterus terang memberitakan perkataan
kebenaran itu.” (2 Timotius 2:14-15)
5. KESALAHAN PENERJEMAHAN
Kadang-kadang, kesalahan penyalin dapat
menyebabkan kesalahan terjemahan, seperti
dalam Wahyu 22:14.
Beberapa naskah Yunani menggunakan
ungkapan (HOIPOIOUNTESTASENTOLAS) yang
diterjemahkan sebagai “mereka yang
melakukan perintah-perintah-Nya” (NKJV).
Naskah lain menggunakan ungkapan berbeda
(HOIPLUNONTESTASSTOLAS) yang
diterjemahkan sebagai “mereka yang
membasuh jubah mereka” (NIV).
Kita harus memeriksa bagian ini dengan yang
serupa untuk memahami penafsiran mana yang
benar. Kesalahan-kesalahan ini merupakan
kesalahan manusia, tidak ada hubungannya
dengan pengilhaman Ilahi atas Alkitab.
LOGIKA
“Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan
sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar
jangan mereka bersilat kata. […] yang berterus terang
memberitakan perkataan kebenaran itu.” (2 Timotius
2:14-15)
6. KEJUJURAN
“Ia menyediakan pertolongan bagi orang
yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang
tidak bercela lakunya.” (Amsal 2:7)
Mungkin kita menemukan beberapa bagian
yang tidak dapat kita pahami atau jelaskan.
Dalam hal tersebut, kita harus jujur dan
mengakui bahwa kita tidak dapat
menyelesaikan masalah.
Jika kita tahu bahwa penjelasan tersebut
mungkin salah, adalah suatu kesalahan serius
untuk menerimanya sebagai kebenaran.
Lebih buruk lagi jika memperkenalkan
penjelasan ini dengan maksud membohongi
orang lain, membuat mereka percaya bahwa
sesuatu yang kita tahu tidak benar-benar
didukung oleh ayat tersebut.
Orang Kristen yang jujur akan menunggu
sampai ALLAH menerangi mereka untuk
memahami ayat-ayat yang sulit itu dengan
lebih baik.
7. KERENDAHAN HATI
“Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada
kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan:
"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani
orang yang rendah hati.’” (Yakobus 4:6)
Bagaimana dengan ayat-ayat yang tampaknya bertentangan
dengan sesuatu yang kita yakini kebenarannya?
Bagaimana jika ayat-ayat itu menunjukkan sesuatu yang kita
lakukan sebagai suatu dosa?
Kesombongan mungkin akan mencegah kita untuk mengakui
bahwa kita salah. Kita dapat mencoba menemukan
penjelasan untuk membuat ayat-ayat itu mendukung
“kebenaran” atau dosa kita dengan cara apa pun, tidak
peduli seberapa membingungkanpun penjelasannya.
Di sisi lain, roh yang rendah hati akan membantu kita
menerima kebenaran seperti yang tertulis dalam Alkitab, dan
mengizinkan ALLAH membentuk hidup kita sesuai dengan
kebenaran tersebut.
8. KETEKUNAN
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat
baik, karena apabila sudah datang
waktunya, kita akan menuai, jika kita
tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9)
Sebagian ayat memerlukan upaya khusus untuk dapat
dipahami. Sebagai contoh, kita mungkin harus
membandingkannya dengan ayat yang serupa, untuk
memahami konteks aslinya, untuk menyelidiki mengapa
penulis asli memutuskan untuk menulisnya seperti itu.
Kita harus meluangkan waktu untuk memelajari ayat-
ayat tersebut dengan tekun. Kita bahkan mungkin harus
menyimpan ayat-ayat tersebut untuk sementara waktu,
hingga TUHAN memberi kita terang yang lebih untuk
memahaminya. Lagi pula, kita melayani “ALLAH yang
adalah sumber ketekunan” (Roma 15: 5).
Waktu yang kita curahkan untuk suatu masalah
berbanding lurus dengan seberapa tertariknya kita pada
suatu masalah. Oleh karena itu, marilah kita bertekun
dan bersabar dalam memelajari Alkitab.
9. BERDOA “Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada
mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang
karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan
diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh
Roh.” (1 Korintus 2:13)
ALLAH mengilhami para
penulis Alkitab sehingga
kita dapat memahami
bagian-bagiannya dengan
mudah dengan
membandingkan ayat-ayat
yang berbeda (Yesaya
28:10).
Kita tidak perlu beralih ke
sumber filsafat atau ilmiah
untuk memahami
kebenaran yang dinyatakan
dalam Alkitab.
Siapa yang lebih baik untuk menjelaskan Alkitab daripada penulis Alkitab
(ALLAH) itu sendiri (2 Petrus 1:21)?
Bahkan kita dapat bertanya kepada penulis
Alkitab secara langsung ketika kita tidak
mengerti sesuatu. ALLAH menyediakan
sarana doa kepada kita untuk berkomunikasi
dengan-Nya.
Janganlah kita pernah belajar Alkitab tanpa
berdoa. Kita harus mengizinkan ROH KUDUS
membimbing kita ke dalam setiap kebenaran
(Yohanes 16:13).
10. “Kita akan mengalami kemajuan dalam pengetahuan rohani
sejati hanya ketika kita menyadari keadaan kita sendiri dan
seluruh ketergantungan kita pada ALLAH; tetapi semua orang
yang datang kepada Alkitab dengan roh yang dapat diajar dan
berdoa, untuk mempelajarinya sebagai firman ALLAH, akan
menerima pencerahan Ilahi. Ada banyak hal yang tampaknya
sulit atau tidak jelas yang akan ALLAH buat menjadi jelas dan
sederhana bagi mereka yang sungguh-sungguh mencari
pemahaman tentang Alkitab.”
E.G.W. (Testimonies for the Church, book 5, cp. 84, p. 704)