Dokumen tersebut merangkum eksposisi dari Injil Lukas pasal 1 ayat 1-4 yang membahas penulis Injil Lukas yaitu Lukas, penerima Injil Lukas yaitu Theofilus, dan alasan penulisan Injil Lukas untuk memberikan pemahaman yang pasti kepada Theofilus mengenai ajaran-ajaran Kristen.
1. Eksposisi Injil Lukas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS 1:1-4
I) Penulis Injil Lukas:
1) Tidak ada bukti hitam di atas putih bahwa Lukas adalah penulis Injil ini. Ini berbeda
dengan surat-surat Paulus, yang secara jelas mengatakan bahwa Paulus adalah
penulisnya. Tetapi tradisi (cerita yang diturunkan turun temurun dari mulut ke mulut)
mengatakan bahwa Lukas adalah penulis Injil ini. Hal-hal yang dijadikan dasar adalah:
o Dari Luk 1:1-4 dan Kis 1:1-2 terlihat dengan jelas bahwa Injil Lukas dan Kitab Kisah
Para Rasul ditulis oleh orang yang sama (dan juga ditujukan kepada orang yang
sama). Selanjutnya dari istilah ‘kami’ yang digunakan dalam Kitab Kisah Para Rasul
(Kis 16:10 20:5 dsb), terlihat bahwa penulisnya adalah teman seperjalanan Paulus.
Ini cocok dengan diri Lukas yang memang sering menyertai Paulus dalam
perjalanannya.
o adanya istilah-istilah / bahasa kedokteran yang dipakai dalam Injil Lukas maupun
kitab Kisah Para Rasul, dan juga fakta menunjukkan bahwa penulis Injil ini lebih teliti
dari Matius ataupun Markus pada waktu menggambarkan suatu penyakit.
Misalnya:
istilah ‘kuatlah kaki dan mata kaki orang itu’ (Kis 3:7b).
istilah ‘demam keras’ (Luk 4:38 bdk. Mat 8:14 Mark 1:30).
istilah ‘penuh kusta’ (Luk 5:12 bdk. Mat 8:2 Mark 1:40).
istilah ‘seorang yang mati tangan kanannya’ (Luk 6:6 bdk. Mat 12:10 Mark
3:1).
istilah putus telinga kanannya’ (Luk 22:50 bdk. Mat 26:51 Mark 14:47).
Semua ini cocok dengan diri Lukas yang adalah seorang tabib.
2) Lukas adalah seorang tabib (Kol 4:14).
Paulus tidak pernah mengecam Lukas dalam hal ini, dan ini menunjukkan bahwa
kekristenan tidak mengecam dokter ataupun obat!
3) Lukas bukanlah orang Yahudi.
2. Ini terlihat dari Kol 4:10-11,14 dimana Paulus membedakan antara 3 teman Yahudinya (Kol
4:10-11 - ‘mereka yang bersunat’) dan Lukas (Kol 4:14).
Dengan demikian, Lukas adalah satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan Yahudi.
II) Penerima Injil Lukas: Theofilus:
1) Dalam Kitab Suci Indonesia istilah ‘Theofilus yang mulia’ diletakkan dalam ay 1, tetapi
sebetulnya adalah seperti dalam terjemahan Inggris, dimana istilah itu diletakkan pada akhir
ay 3.
2) Siapakah Theofilus itu?
Ada penafsir yang berpendapat bahwa ‘Theofilus’ bukanlah nama seseorang, tetapi
maksudnya adalah ‘orang-orang kristen’.
Alasannya:
a) Tidak mungkin Lukas menuliskan Injilnya hanya untuk satu orang saja.
b) Theofilus berasal dari 2 kata Yunani, yaitu THEOS (= God / Allah) dan PHILIA (=
love / kasih), sehingga ‘Theofilus’ = God-lover / God-beloved / a friend of God (=
pecinta Allah / orang yang dicintai Allah / sahabat Allah).
Jawaban terhadap hal ini:
a) Pauluspun menuliskan beberapa suratnya (seperti Timotius, Titus, Filemon) hanya
untuk satu orang saja. Karena itu apa anehnya kalau Lukas menuliskan Injilnya untuk
satu orang saja?
b) Kata ‘mu / engkau’ (ay 3-4) dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk singular /
tunggal. Kalau ‘Theofilus’ menunjuk pada ‘orang-orang kristen’ maka pasti Lukas
menggunakan ‘mu / engkau’ dalam bentuk plural / jamak.
c) Adanya sebutan ‘yang mulia’ (ay 1), tidak memungkinkan bahwa istilah ‘Theofilus’
menunjuk kepada orang-orang kristen. Tidak ada alasan bagi Lukas untuk menyebut
orang-orang kristen dengan sebutan ‘yang mulia’.
3) Sebutan ‘Theofilus yang mulia’:
Dari sebutan ‘yang mulia’ ini kita bisa menyimpulkan bahwa Theofilus adalah orang yang
mempunyai jabatan tinggi.
a) Ini bukanlah sesuatu yang aneh pada jaman itu, dan karena itu istilah ini tidak
menunjukkan Lukas sebagai orang yang menjilat. Bandingkan dengan Kis 26:25
dimana Paulus menyebut Festus dengan istilah ‘Festus yang mulia’. Ini
menggunakan kata Yunani yang sama.
b) Sebutan ini menunjukkan adanya sopan santun! Dan ini menunjukkan bahwa
orang kristen harus sopan (bdk. 1Kor 13:5 - ‘tak lakukan yang tak sopan’).
3. Ada gereja-gereja Liberal yang mengabaikan Injil dan doktrin, tetapi hanya
menekankan ajaran moral dan etika. Ini tentu salah. Tetapi orang kristen yang injili
seringkali jatuh pada extrim satunya, yaitu hanya menekankan Injil dan doktrin, tetapi
mengabaikan moral dan etika, sehingga menjadi orang yang tak tahu sopan santun.
Ini tentu juga salah, karena akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Tetapi kalau kita melihat pada Kis 1:1, maka pada waktu Lukas menuliskan Kisah Rasul
kepada orang yang sama, ia tidak lagi menggunakan istilah ‘yang mulia’ ini. Ada orang yang
berkata bahwa ini disebabkan karena pada saat itu Theofilus telah bertobat dan menjadi
orang kristen, gara-gara membaca Injil Lukas ini.
III) Alasan dan tujuan penulisan Injil Lukas:
1) Adanya orang-orang tertentu yang menuliskan ‘Injil’.
‘Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula
adalah saksi mata dan pelayan Firman’ (ay 1-2).
a) ‘peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita’ (ay 1).
Kata Yunani yang oleh Kitab Suci Indonesia diterjemahkan ‘telah terjadi’,
diterjemahkan bermacam-macam:
NASB/RSV: accomplished (= telah terjadi).
NIV: fulfilled (= digenapi).
KJV: surely believed (= dipercaya dengan pasti).
Calvin menerima terjemahan KJV dan mengatakan bahwa istilah ini menunjuk pada
hal-hal yang diketahui dengan pasti / tanpa keraguan.
Kata Yunaninya adalah PEPLEROPHOREMENON, suatu participle yang berasal dari
kata dasar PLEROPHOREO, yang berasal dari 2 kata Yunani, yaitu PLERES [= full
(= penuh / lengkap)] + PHOREO / PHERO [= to bring (= membawa)]. Jadi artinya
adalah to bring to fulness / to fulfill (= menggenapi).
Memang istilah ini bisa diartikan to be fully convinced (= diyakinkan sepenuhnya)
seperti dalam Ro 14:5, tetapi itu kalau istilah ini ditujukan kepada manusia. Di sini
istilah ini ditujukan pada peristiwa, sehingga lebih cocok diterjemahkan fulfilled (=
digenapi).
Hendriksen menerima terjemahan fulfilled, dan lalu berkata:
"It is clear from Luke’s entire Gospel that he regards history not as the sum total of chance
occurrences, or as the result of a series of fortuitous circumstances, but as the fulfilment of
the divine plan; hence also of prophecy" (= Adalah jelas dari seluruh Injil Lukas bahwa
ia menganggap sejarah bukan sebagai jumlah dari kejadian-kejadian yang bersifat
kebetulan, atau sebagai hasil dari suatu seri keadaan-keadaan yang bersifat kebetulan,
tetapi sebagai penggenapan rencana ilahi; karenanya juga penggenapan nubuat).
Bdk. Luk 1:45,54-55,69-70 2:38 3:3-6 4:21,43 7:20 9:22,44 12:50 18:31-33 19:41-44
24:25-28,44-49.
4. Hendriksen berkata lagi:
"It is comforting to know that history - including that of our own lives - is the fulfilment of
God’s plan. This does not cancel human responsibility" (= Adalah sesuatu yang
menghibur kalau kita tahu bahwa sejarah - termasuk sejarah hidup kita sendiri - adalah
penggenapan rencana Allah. Ini tidak membatalkan / membuang tanggung jawab
manusia).
b) Orang-orang tertentu lalu menuliskan peristiwa-peristiwa itu dan menyebarkan
tulisan-tulisan mereka (ay 2).
mereka ini disebut sebagai ‘saksi mata dan pelayan Firman’.
‘Firman’ di sini tidak menunjuk kepada Yesus, tetapi pada Injil.
mereka disebut ‘saksi mata’ karena mereka menerima Firman / Injil.
Setelah itu mereka menjadi ‘pelayan Firman’ dimana mereka
memberitakan Firman / Injil itu.
Ini orang kristen yang benar, setelah menerima Firman / Injil lalu
memberitakan Firman / Injil! Bagaimana dengan saudara?
mereka ini bukanlah Matius atau Markus, dan lebih-lebih pasti bukan
Yohanes, yang menuliskan Injil Yohanes setelah Lukas menuliskan Injilnya.
2) Tulisan-tulisan ini bukannya tulisan yang sesat, dan karena itu Lukas tidak menyerang
orang-orang tersebut (misalnya dengan menyebut mereka nabi palsu / pengajar sesat dsb).
Tetapi rupa-rupanya tulisan-tulisan itu kurang akurat dan / atau kurang lengkap, sehingga
Lukas, yang tidak mau Injil diselewengkan sedikitpun, lalu menyelidiki dengan seksama dan
lalu membukukannya dengan teratur (ay 3).
a) William Hendriksen:
"The Christian religion is not a matter of ‘cunning devised myths’ (2Pet 1:16), but rests on
solid, historical fact" [= agama kristen bukanlah persoalan ‘dongeng-dongeng yang
direncanakan dengan licik / cerdik’ (2Pet 1:16), tetapi berlandaskan pada fakta historis
yang kuat / kokoh].
Bandingkan ini dengan pandangan Liberal, teori Demythologizing dari Bultmann,
yang mengatakan bahwa ada banyak dongeng dalam Kitab Suci, seperti Kej 1-11,
cerita-cerita tentang mujijat-mujijat dalam ke-empat Kitab Injil, dsb. Kalau memang ini
benar, untuk apa Lukas susah-susah menyelidiki fakta sejarah yang benar dan lalu
membukukannya?
b) ‘Lukas menyelidiki dan lalu menuliskan’ dan ‘Lukas diilhami Roh Kudus pada
waktu menulis’ bukanlah 2 hal yang kontradiksi.
Banyak orang berpendapat bahwa kalau pendeta belajar buku theologia / tafsiran
dan lalu menyusun khotbah, maka itu adalah ‘firman dari manusia’. Kalau mau yang
dari Tuhan, maka kita hanya perlu berdoa untuk meminta pimpinan Roh Kudus.
Tetapi ternyata disini pada waktu Lukas menulis Firman Tuhan / Kitab Suci (bukan
sekedar khotbah!), ia menyelidikinya lebih dulu!
5. William Barclay:
"No one would deny that the gospel of Luke is an inspired document; and yet Luke begins
by affirming that it is the product of the most careful historical research. God’s inspiration
does not come to the man who sits with folded hands and lazy mind and only waits, but to
the man who thinks and seeks and searches" (= tidak seorangpun yang menyangkal
bahwa Injil Lukas adalah suatu dokumen yang diilhamkan; dan sekalipun demikian
Lukas memulainya dengan menegaskan bahwa Injil ini adalah hasil dari penyelidikan
sejarah yang paling teliti. Pengilhaman Allah tidak datang kepada orang yang duduk
dengan tangan dilipat dan pikiran yang malas dan hanya menunggu, tetapi kepada
orang yang berpikir dan mencari dan menyelidiki).
Catatan:
Kata-kata Barclay ini tidak bisa diberlakukan secara mutlak. Tentu tidak berarti
bahwa semua orang yang mencari dan menyelidiki lalu mendapatkan ilham. Juga
tidak semua orang yang mendapatkan ilham mendapatkannya setelah mencari dan
menyelidiki.
Tetapi sekalipun demikian kita tetap bisa mendapatkan inti dari kata-kata Barclay ini,
yaitu bahwa kalau kita ingin mendapatkan kebenaran dari Tuhan, tidak cukup bagi
kita untuk hanya berdoa dan menunggu. Kita juga harus mau berusaha dengan
belajar, berpikir, merenungkan Firman Tuhan dsb.
c) ‘dengan teratur’.
Jangan mengartikan ini sebagai ‘chronologis / sesuai dengan urut-urutan waktu’.
Tidak ada satu buku sejarahpun yang benar-benar chronologis, karena kalau
demikian, justru akan terjadi kekacauan. Memang secara umum, Injil Lukas ini cukup
chronologis, tetapi tidak mutlak.
Jadi, yang dimaksud dengan ‘dengan teratur’ di sini adalah penyusunan topik-
topiknya.
3) Lukas lalu mengirimkan Injil Lukas ini kepada Theofilus supaya Theofilus mendapatkan
pengertian yang pasti / tepat.
Ini terlihat dari ay 4. Tetapi ay 4 dalam versi Kitab Suci Indonesia ini salah terjemahan.
Dalam ay 4 versi Kitab Suci Indonesia kelihatannya bahwa semua yang diterima oleh
Theofilus selama ini sudah benar, dan Lukas menuliskan Injilnya ini supaya Theofilus makin
yakin akan hal itu. Tetapi bandingkan dengan terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris di
bawah ini:
NIV: ‘so that you may know the certainty of the things you have been taught’ (= supaya kamu bisa
mengetahui kepastian dari hal-hal yang telah diajarkan kepadamu) - ini mirip dengan KJV.
NASB: ‘so that you may know the exact truth about the things you have been taught’ (= supaya
kamu bisa mengetahui kebenaran yang persis tentang hal-hal yang telah diajarkan kepadamu)
- ini mirip dengan RSV.
a) ‘The things you have been taught’ (= hal-hal yang telah diajarkan kepadamu).
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘you have been taught’ adalah KATECHETHES,
dari mana kata ‘Catechism’ (= katekisasi / pelajaran dasar) diturunkan. Kata Yunani itu
juga digunakan dalam Kis 18:25 Ro 2:18 Gal 6:6a.
6. Katekisasi / pelajaran dasar adalah sesuatu yang penting! Lukas tidak mau
membiarkan dasar dari Theofilus itu miring sekalipun hanya sedikit.
b) ‘So that you may know the certainty / the exact truth’ (= supaya kamu bisa mengetahui
kepastian / kebenaran yang persis).
Ini menunjukkan bahwa ada hal-hal yang kurang akurat dalam pengajaran yang
diterima oleh Theofilus selama ini, dan Lukas menuliskan Injilnya dan
mengirimkannya kepada Theofilus untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan itu.
tahu tentang kebenaran adalah sesuatu yang vital! Karena itu maulah belajar
Firman Tuhan, datang dalam Pemahaman Alkitab, belajar makalah / cassette
dsb.
gereja membutuhkan ajaran yang sangat ketat / akurat! Karena itu maulah
belajar yang njlimet / sukar!
Jangan berkata: ‘Saya toh bukan pendeta, jadi tak perlu belajar terlalu akurat /
njlimet’! Ingat bahwa Theofilus juga bukan pendeta, tetapi toh Lukas
menganggap perlu bahwa ia mempunyai pengertian yang akurat.
-AMIN-
e-mail us at golgotha_ministry0@yahoo.com
Eksposisi Injil Lukas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS 1:5-25
I) Zakharia dan Elisabet:
1) Zakharia dan Elisabet hidup pada jaman Herodes (ay 5).
Bahwa Lukas menyebut tentang Herodes (Catatan: ini adalah Herodes yang Agung),
menunjukkan bahwa ia memperhatikan fakta sejarah! Jelas bahwa para penulis Kitab Suci
tidak menganggap remeh fakta sejarah sehingga menuliskannya dengan sembarangan.
Bandingkan dengan pandangan golongan Liberal yang mengatakan bahwa dalam hal
sejarah, letak geografis dsb, Kitab Suci bisa salah. Jelas bahwa pandangan seperti ini tidak
bisa dipertanggungjawabkan.
2) Zakharia dan Elisabet adalah keturunan Harun, dan Zakharia adalah seorang imam (ay
5).
a) Perlu diketahui bahwa semua keturunan Harun yang laki-laki secara otomatis
menjadi imam. Akibatnya, ada terlalu banyak imam, sehingga akhirnya imam-imam
itu dibagi menjadi 24 rombongan (1Taw 24:1-18), dan tiap rombongan mencapai
hampir 1000 imam. Pada waktu kembali dari pembuangan Babilonis, hanya 4
rombongan imam yang tersisa (Ezra 2:36-39), tetapi 4 rombongan ini lalu dibagi lagi
menjadi 24 rombongan dengan nama-nama yang sama.
7. Zakharia termasuk rombongan yang disebut Abia (ay 5).
b) Pelayanan imam.
Hanya 3 hari raya (Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun) dimana semua imam
melayani. Pada hari-hari biasa, dalam satu tahun setiap rombongan imam hanya
melayani sebanyak 2 periode, dan masing-masing periode lamanya 1 minggu.
Dalam ay 9 dikatakan bahwa Zakharia melakukan tugas keimaman, yaitu membakar
ukupan dalam Bait Allah. Siapa yang mendapat kehormatan untuk melakukan tugas
ini, ditentukan dengan undian (ay 9). Dan ini hanya bisa dialami seorang imam sekali
dalam seumur hidupnya.
c) Dari sini terlihat bahwa Zakharia adalah seorang yang melayani Tuhan.
3) Zakharia dan Elisabet adalah orang yang saleh / hidup benar (ay 6).
a) Hanya beberapa orang dalam Kitab Suci yang diberi predikat seperti ini, seperti
Nuh (Kej 6:9), Ayub (Ayub 1:1,8 2:3), Simeon (Luk 2:25). Untuk Maria, yang oleh
gereja Roma Katolik dianggap suci murni, Kitab Suci tidak pernah menyebutnya
sebagai ‘saleh’, ‘benar’, apalagi ‘tidak bercela’ atau ‘suci’!
b) Sebutan ‘benar’ dan ‘tidak bercacat’ ini tidak boleh diartikan bahwa mereka betul-
betul suci murni. Alasannya:
Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, semua manusia lahir / dikandung
dalam dosa / mempunyai dosa asal (Ayub 25:4 Maz 51:7).
Ro 3:10-12,23 dan banyak ayat-ayat lain mengatakan bahwa semua manusia
berdosa.
Kitab Suci hanya mengakui adanya satu orang yang betul-betul suci yaitu
Yesus Kristus sendiri (2Kor 5:21 Ibr 4:15 Ibr 7:26 1Pet 2:22 1Pet 3:18 1Yoh
3:5). Ini dimungkinkan karena Yesus dilahirkan oleh seorang perawan yang
mengandung dari Roh Kudus, sehingga Ia adalah Allah dan manusia
sekaligus dalam satu pribadi.
Jadi, sebutan ‘benar’ dan ‘tidak bercacat’ hanya menunjukkan bahwa Zakharia dan
Elisabet merupakan orang-orang yang sangat saleh.
II) Problem / penderitaan mereka:
Problem / penderitaan mereka ada dalam ay 7, yaitu mereka tidak mempunyai anak.
Beberapa hal yang penting sehubungan dengan hal ini:
1) Tidak mempunyai anak adalah sesuatu yang sangat hina pada jaman itu.
Perhatikan bahwa dalam ay 25 hal itu disebut sebagai ‘aib’ [NIV / NASB: disgrace (= sesuatu
yang memalukan, mencemarkan)].
William Barclay berkata:
"Jewish Rabbis said that 7 people were excommunicated from God and the list began, ‘A Jew who
has no wife, or a Jew who has a wife and who has no child’" (= Rabi-rabi Yahudi mengatakan
bahwa ada 7 orang yang dikucilkan dari Allah dan daftar itu dimulai dengan ‘seorang Yahudi
8. yang tidak mempunyai istri, atau seorang Yahudi yang mempunyai istri dan tidak mempunyai
anak’).
2) Problem mereka ini berlarut-larut sampai mereka berdua lanjut umurnya (ay 7b).
Padahal dari kata-kata ‘doamu telah dikabulkan’ dalam ay 13, jelas bahwa mereka berdoa
untuk hal itu. Tetapi ada penafsir yang berpendapat bahwa mereka mungkin sudah lama
berhenti berdoa untuk hal itu, karena merasa sudah tidak mungkin mendapat anak.
3) Mereka hidup saleh / taat, dan Zakharia adalah seorang yang melayani Tuhan, tetapi
mereka toh mempunyai problem yaitu tidak punya anak.
Kata ‘tetapi’ pada awal ay 7 menunjukkan suatu kontras antara ay 6 dan ay 7. Ay 6
menunjukkan kesalehan dan ketaatan mereka, tetapi sekalipun demikian, mereka tidak
punya anak.
Ini menunjukkan bahwa orang yang beriman, saleh, dan melayani Tuhan, bisa saja
mengalami problem yang berlarut-larut dan mengalami hidup yang seolah-olah tidak
diberkati!
Penerapan:
o Jangan percaya pada ajaran populer jaman sekarang yang mengatakan bahwa
orang yang beriman dan taat hidupnya akan enak terus, penuh mujijat, kaya, dsb.
o Kalau hidup saudara penuh dengan penderitaan, itu tidak selalu menunjukkan bahwa
saudara tidak beriman atau bahwa ada dosa dalam hidup saudara.
4) Suatu hal yang indah dan harus ditiru dari mereka adalah: sekalipun mereka punya
problem / penderitaan begitu besar dan berlarut-larut, dan sekalipun hidup mereka seolah-
olah tidak diberkati, tetapi mereka tetap setia kepada Tuhan dalam hidup maupun
pelayanan mereka!
Penerapan:
Apakah saudara hanya setia kepada Tuhan kalau ada banyak berkat Tuhan? Maukah
saudara untuk tetap setia kepada Tuhan sekalipun segala sesuatu rasanya kacau / tidak
beres?
III) Pernyataan Allah:
1) Pada saat itu rombongan Abia mendapat giliran bertugas dalam Bait Suci, dan pada saat
diundi, Zakharia mendapat kehormatan untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar
ukupan di sana (ay 8-9).
a) Untuk ‘Bait Suci’ digunakan kata bahasa Yunani NAOS yang menunjuk kepada
sanctuary (Ruang Suci dan Ruang Maha Suci). Ini berbeda dengan kata Yunani
HIERON yang juga mencakup pelataran Bait Suci.
b) Kata ‘ukupan’ oleh KJV/RSV/NIV/NASB diterjemahkan incense (= kemenyan). Hal
ini dilakukan di Ruang Suci 2 x / hari, yaitu pada pagi dan sore (Kel 30:7-8).
9. 2) Pada saat itu, seorang malaikat menampakkan diri kepada Zakharia (ay 11-12).
a) Malaikat itu bernama Gabriel (ay 19).
‘Gabriel’ berarti ‘man of God’ (= manusia Allah), dan ini adalah suatu kata
bahasa Ibrani.
Terhadap hal ini ada orang yang mengkritik / mengolok-olok: apakah di surga
digunakan bahasa Ibrani?
Jawabnya: pada saat Tuhan menyuruh malaikat berbicara kepada manusia,
tentu ia menggunakan bahasa yang dimengerti manusia itu. Saat itu berbicara
kepada Zakharia yang adalah orang Yahudi, maka tentu tidak aneh kalau ia
memperkenalkan dirinya dalam bahasa Ibrani.
Ay 15 menunjukkan bahwa Gabriel ini bukanlah Roh Kudus, karena kalau
Gabriel adalah Roh Kudus, maka ia akan berkata ‘ia akan penuh denganKu’,
bukannya ‘ia akan penuh dengan Roh Kudus’. Hal yang sama terjadi pada ay
35.
b) Zakharia menjadi takut pada waktu melihat malaikat (ay 12-13a).
Ini adalah sesuatu yang lazim, dan karena itu kalau dalam Kitab Suci ada orang yang
menjadi pucat dan bahkan rebah / pingsan karena melihat malaikat / Tuhan sendiri,
itu tentu berbeda dengan ‘tumbang / rebah dalam Roh’ dimana orangnya tumbang /
rebah tanpa mendapat penglihatan apa-apa!
3) Firman yang diberikan oleh malaikat (ay 13-17).
a) Kelahiran Yohanes (Pembaptis) sebagai jawaban doa mereka (ay 13).
Kata ‘doamu’ (ay 13) tidak menunjuk pada doa Zakharia pada saat itu, tetapi
pada doa-doanya yang lalu pada saat ia meminta anak.
Ini menunjukkan bahwa:
o doa yang belum dijawab setelah lama sekali bukannya tidak didengar
atau ditolak oleh Allah. Ini mengajar kita untuk berdoa dengan tekun.
Penerapan: Adakah hal-hal yang dahulu saudara doakan tetapi
sekarang tidak lagi? Baca dan renungkan Luk 18:1-8 dan berte-kunlah
dalam doa.
o sekalipun kelahiran Yohanes sudah ditetapkan oleh Allah, tetapi doa
Zakharia dan Elisabet menyebabkan terlaksananya Rencana /
Ketetapan Allah itu. Karena itu, adanya Rencana / Ketetapan Allah
tidak boleh membuat kita menjadi apatis / tidak berusaha, tidak berdoa,
dsb.
Nama ‘Yohanes’ (ay 13) berarti ‘the grace of the LORD’ (= kasih karunia
TUHAN) atau ‘Yahweh is gracious’ (= Yahweh / TUHAN itu penuh kasih
karunia).
Ia dinamakan begitu karena misinya adalah memberitakan kasih karunia Allah
kepada dunia.
Tetapi sekalipun misinya seperti itu, ia tetap merupakan seorang pengkhotbah
yang sangat keras! Bdk. Luk 3:7-20.
10. Karena itu jangan sembarangan mencela pengkhotbah yang keras. Anti pada
pengkhotbah keras sama saja dengan anti kepada Yohanes Pembaptis, rasul-
rasul dan nabi-nabi, dan bahkan anti kepada Yesus sendiri, karena mereka
semuanya merupakan pengkhotbah yang keras!
b) Akan ada sukacita karena kelahiran Yohanes yang akan menjadi besar di
hadapan Tuhan (ay 14-15a).
Di sini Kitab Suci menunjukkan bahwa kita seharusnya bersukacita kalau anak kita
menjadi besar di hadapan Tuhan.
Tetapi kenyataannya ada banyak orang (orang kristen sekalipun) yang bersukacita
kalau anaknya menjadi besar di hadapan manusia / dunia, misalnya kalau anaknya
menjadi orang kaya, terpandang, terkenal, berkedudukan tinggi, mempunyai gelar
yang hebat dsb.
Dan sebaliknya juga ada banyak orang (orang kristen sekalipun) yang justru sedih
kalau mempunyai anak yang menjadi seorang pelayan Tuhan / hamba Tuhan yang
baik, tetapi tidak menjadi besar di hadapan dunia!
Renungkan:
Apakah saudara berharap, berdoa dan berusaha supaya diri saudara sendiri / anak
saudara menjadi besar di hadapan Tuhan atau menjadi besar di hadapan dunia?
c) Penggambaran tentang Yohanes Pembaptis (ay 15-17):
Ia akan besar di hadapan Tuhan (ay 15a).
Ia tidak akan minum anggur / minuman keras (ay 15b).
Ini menunjukkan ia adalah seorang nazir Allah (Bil 6:3).
Ia akan penuh Roh Kudus sejak dari rahim ibunya (ay 15c).
Ini yang menyebabkan ia bisa jadi besar dan berguna di hadapan
Tuhan.
‘Penuh Roh’ sering dikontraskan dengan ‘anggur / minuman keras’
(bdk. Kis 2:15-17 Ef 5:18).
Ia akan berjalan mendahului Tuhan ‘dalam roh dan kuasa Elia’ (ay 17a).
Ini tak berarti bahwa ia adalah reinkarnasi Elia (bdk. Yoh 1:21), tetapi berarti
bahwa ia mirip dengan Elia dalam keberanian dan semangatnya (bdk. 1Raja-
raja 18:18 dengan Mat 14:4).
Ia membuat banyak orang bertobat (ay 16,17b) dan dengan itu ia menjadi
orang yang menyiapkan jalan bagi Tuhan Yesus (ay 17a bdk. Luk 3:4).
Ada 2 hal yang penting tentang pertobatan orang banyak sebagai akibat
pelayanan Yohanes Pembaptis:
o ‘hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya’ (ay 17).
11. Ini menunjukkan bahwa pertobatan harus disertai pembaharuan /
perbaikan hubungan dalam rumah tangga / keluarga!
Tentu saja ini hanya bisa terjadi kalau kedua belah pihak yang geger itu
sama-sama bertobat. Damainya manusia dengan manusia
berhubungan erat dengan damainya manusia-manusia itu dengan
Allah. Kalau yang bertobat hanya satu, maka justru bisa terjadi
perpecahan (bdk. Mat 10:34-36).
Calvin berkata bahwa kalimat ‘hati bapa-bapa berbalik kepada anak-
anaknya’ lalu diikuti dengan ‘hati orang-orang durhaka kepada pikiran
orang benar’ dan ‘umat yang layak bagiNya’, dan ini menunjukkan
bahwa itu bukanlah damai di antara orang-orang yang diluar Tuhan.
Calvin lalu menambahkan:
"Accursed then be the peace and unity by which men agree among
themselves apart from God" (= terkutuklah damai dan kesatuan dengan
mana orang-orang menjadi akur di antara mereka sendiri terpisah dari
Allah).
o ‘hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang benar’ (ay 17).
NASB: attitude (= sikap).
NIV/RSV/KJV: wisdom (= hikmat).
Kata Yunani yang dipakai adalah PHRONESEI.
Hendriksen menterjemahkan understanding (= pengertian), sedangkan
A.T. Robertson menterjemahkan practical intelligence (= pengertian
praktis) dan sebuah Kamus Yunani menterjemahkan way of thinking (=
cara berpikir).
Ini menunjukkan bahwa dalam pertobatan harus ada perubahan
pengertian / pikiran! Karena itu belajar Firman Tuhan adalah sesuatu
yang mutlak penting!
IV) Ketidakpercayaan dan hukuman:
1) Ketidakpercayaan Zakharia (ay 18).
Ay 18 menunjukkan bahwa Zakharia tidak percaya bahwa mereka yang sudah begitu tua
bisa mempunyai anak, dan ia meminta tanda untuk itu.
2) Hukuman Tuhan terhadap Zakharia (ay 19-20).
a) Mengapa Zakharia dihukum, sedangkan orang-orang lain yang melakukan hal
yang sama tidak dihukum? Contoh:
Maria (ay 34).
Abraham (Kej 15:8).
Gideon (Hakim-hakim 6:36-39).
12. Hizkia (2Raja-raja 20:8-11).
Jawabnya: Jelas bahwa Tuhan melihat adanya perbedaan sikap hati antara Zakharia
dan Maria, Abraham, Gideon, dan Hizkia. Calvin berkata bahwa ini seperti
tertawanya Abraham (Kej 17:17) yang berbeda dengan tertawanya Sara (Kej 18:12),
dan karena itu sekalipun kedua-duanya tertawa, Sara ditegur tetapi Abraham tidak.
b) Zakharia dihukum sehingga menjadi bisu sampai anaknya lahir (± 9 bulan).
Dipersoalkan apakah Zakharia ini hanya bisu atau bisu tuli.
Perlu diketahui bahwa kata KOPHOS yang diterjemahkan bisu di sini, dalam literatur
Yunani bisa berarti bisu, tuli, atau bisu tuli (Catatan: tetapi dalam Mark 9:25
digunakan 2 kata Yunani yang berbeda untuk bisu dan tuli).
Dari ay 20,22,64 kelihatannya Zakharia hanya bisu, karena ditekankan bahwa ia
tidak dapat berkata-kata. Tetapi ay 62 menunjukkan bahwa orang-orang berbicara
kepadanya dengan isyarat, dan ini menunjukkan bahwa ia bukan hanya bisu tetapi
bisu tuli.
Menjadi bisu tuli selama 9 bulan tentu merupakan sesuatu yang berat, dan inilah
hukuman Tuhan terhadap ketidak-percayaan terhadap firmanNya! Ini menunjukkan
bahwa Tuhan sama sekali tidak memandang ringan dosa ketidak-percayaan
terhadap FirmanNya ini
Penerapan: Apakah saat ini saudara sedng tidak percaya pada bagian tertentu dari
Firman Tuhan? Mungkin yang menyatakan Yesus sebagai satu-satunya jalan ke
surga (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12)? Atau Firman yang menyatakan bahwa Allah
mengatur segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang
mengasihiNya (Ro 8:28)? Kalau ya, bertobatlah dan percayalah pada Firman Tuhan.
V) Penggenapan Firman Tuhan:
Dalam ay 24-25 terlihat bahwa Tuhan menepati Firman / janjiNya. Tuhan memang menghukum /
menghajar Zakharia karena ketidak-percayaannya, tetapi Tuhan tidak membatalkan janji / Firman /
RencanaNya tentang kelahiran Yohanes Pembaptis. Ini menyebabkan kita makin harus percaya
pada Firman / janji Tuhan! Maukah saudara?
-AMIN-
e-mail us at golgotha_ministry0@yahoo.com
Eksposisi Injil Lukas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS 1:26-38
13. I) Gabriel datang kepada Maria (ay 26-28a):
1) ‘Bulan keenam’ (ay 26).
Maksudnya adalah bulan keenam setelah malaikat datang kepada Zakharia / bulan keenam
setelah Elisabet mulai mengandung (bdk. ay 36b). Ini menunjukkan bahwa usia Yesus lebih
muda sekitar 6 bulan dari Yohanes Pembaptis. Tentu saja dalam hal ini Yesus ditinjau
sebagai manusia! Sebagai Allah Ia kekal dan lebih tua dari siapapun!
2) ‘sebuah kota di Galilea bernama Nazaret’ (ay 26).
Ini adalah kota / tempat yang hina (Yoh 1:46 7:41,52).
Ditinjau dari banyak sudut, baik pemberitaan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis maupun
kelahiran Yohanes Pembaptis kelihatannya lebih hebat / mentereng dari pada pemberitaan
tentang kelahiran Yesus dan kelahiran Yesus. Kelahiran Yohanes Pembaptis diberitakan di
dalam Bait Allah di Yerusalem, sedangkan kelahiran Yesus diberitakan di rumah Maria di
Nazaret di Galilea (ay 26,28a). Kelahiran Yohanes Pembaptis diberitakan kepada seorang
imam yaitu Zakharia, sedangkan kelahiran Yesus diberitakan kepada seorang gadis desa
yaitu Maria. Yohanes Pembaptis dilahirkan dalam rumah / keluarga imam, sedangkan
Yesus dilahirkan di tempat hewan / keluarga tukang kayu yang miskin (Luk 2:6-7 Mat
13:55a). Kelahiran Yohanes Pembaptis diketahui banyak orang, sedangkan kelahiran Yesus
hampir tidak diketahui orang (Luk 2:6-7).
Bandingkan semua ini dengan Yes 53:2b, yang berbunyi:
"Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun
tidak, sehingga kita menginginkannya"
Tetapi jelas bahwa Yesus jauh lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Ini mengajar kita untuk
tidak menilai Yesus secara jasmani (bdk. 2Kor 5:16). Kalau saudara menilai Yesus secara
jasmani, saudara tidak akan pernah mau datang dan percaya kepada Dia, dan itu akan
membawa penghukuman kekal bagi saudara!
Juga dalam menilai hal-hal lain, banyak orang menilainya secara jasmani / lahiriah,
misalnya:
o dalam menilai suatu agama mereka memperhatikan berapa banyak jumlah umatnya,
populernya agama tersebut, dsb.
o dalam menilai gereja mereka memperhatikan kemegahan gedungnya, banyaknya
jemaatnya, banyaknya cabang yang dimiliki, nama / merk gereja yang ngetop, dsb.
o dalam menilai pendeta mereka melihat gagahnya si pendeta, gelarnya yang hebat,
IQ tinggi yang ia miliki, sekolah yang hebat di luar negeri tempat ia mendapatkan
pendidikan theologia, dsb.
o dalam menilai buku rohani mereka melihat bentuk bukunya, warna dan cetakannya
yang menarik, dsb.
14. Ini semua salah, karena kita harus menilainya secara rohani! Bagaimana mutu rohaninya,
itulah yang harus dipertanyakan!
3) Maria adalah seorang perawan yang masih dalam status bertunangan dengan Yusuf (ay
27).
a) Pandangan William Barclay tentang kelahiran Yesus dari seorang perawan (Virgin
Birth):
"... the Virgin Birth. The Church does not insist that we believe in this doctrine" (= ...
kelahiran dari perawan. Gereja tidak mendesak / memaksa supaya kita percaya pada
doktrin ini).
Komentar saya: hanya gereja yang sesat yang tidak mendesak kepercayaan
terhadap doktrin ini.
Barclay lalu mengatakan bahwa ada alasan untuk menerima doktrin Virgin Birth ini
yaitu penafsiran hurufiah dari Luk 1:26-38 dan Mat 1:18-25.
Tetapi juga ada alasan untuk menolak doktrin Virgin Birth ini, yaitu:
Silsilah Yesus (Mat 1:1-17 Luk 3:23-38) melalui Yusuf. Aneh kalau Yusuf
bukanlah ayah Yesus yang sesungguhnya.
Jawab:
Secara hukum, Yesus adalah anak Yusuf! Karena itu tidak aneh, kalau
silsilahNya dibuat melalui Yusuf. Disamping itu, saya berpendapat bahwa
silsilah Yesus dalam Luk 3:23-38 adalah melalui Maria. Untuk itu lihat
pelajaran Luk 3:23-38 di belakang.
Maria menyebut Yusuf sebagai ayah Yesus (Luk 2:48).
Jawab:
o ayah tiri biasa disebut ayah, dan secara sah / secara hukum Yusuf
memang adalah ayah Yesus.
o Terhadap kata-kata Maria dalam Luk 2:48 itu Yesus menjawab:
"Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus
berada di dalam rumah BapaKu?" (Luk 2:49). Dengan kata lain, Ia
mengatakan bahwa Yusuf bukanlah bapaNya, karena Allahlah yang
adalah BapaNya.
Mat 13:55 dan Yoh 6:42 mengatakan bahwa Yesus adalah anak Yusuf.
Jawab:
Bandingkan dengan Luk 3:23 - "menurut anggapan orang Ia adalah anak
Yusuf". Ini jelas menunjukkan bahwa sebetulnya Yesus bukanlah anak Yusuf.
sisa Perjanjian Baru tidak berbicara apa-apa tentang Virgin Birth.
Jawab:
Bahwa Perjanjian Lama, dalam Yes 7:14, menubuatkan kelahiran Yesus dari
seorang perawan, dan Perjanjian Baru, dalam Mat 1:23, menganggap
15. kelahiran Yesus sebagai penggenapan nubuat itu, adalah sesuatu yang lebih
dari cukup untuk mempertahankan doktrin kelahiran Yesus dari seorang
perawan.
Barclay lalu berkata:
"The Jews had a saying that in the birth of every child there are three partners - the father,
the mother and the Spirit of God. They believed that no child could be born without the
Spirit. And it may well be that the New Testament stories of the birth of Jesus are lovely,
poetical ways of saying that, even if he had a human father, the Holy Spirit of God was
operative in his birth in a unique way.
In this matter we may make our own decision. It may be that we will desire to cling to the
literal doctrine of the virgin birth; it may be that we will prefer to think of it as a beautiful
way of stressing the presence of the Spirit of God in family life".
(= Orang-orang Yahudi mempunyai pepatah yang berkata bahwa dalam kelahiran dari
setiap anak ada 3 orang yang bekerja sama - sang ayah, sang ibu dan Roh Allah.
Mereka percaya bahwa tidak ada anak yang bisa dilahirkan tanpa Roh. Dan bisa saja
bahwa cerita-cerita Perjanjian Baru tentang kelahiran Yesus adalah cara yang indah
dan puitis untuk mengatakan bahwa kalaupun Yesus mempunyai ayah manusia, Roh
Kudus Allah bekerja dalam kelahiranNya dalam suatu cara yang unik.
Dalam persoalan ini kita boleh membuat keputusan kita sendiri. Bisa saja bahwa kita
mau berpegang pada doktrin hurufiah tentang kelahiran dari perawan; bisa saja bahwa
kita lebih memilih untuk menganggapnya sebagai suatu cara yang indah untuk
menekankan kehadiran dari Roh Allah dalam kehidupan keluarga).
Komentar / tanggapan saya: Luk 1:26-38 dan Mat 1:18-25 merupakan historical
narrative (= cerita sejarah), sehingga memang harus ditafsirkan secara hurufiah, dan
tidak boleh diartikan sebagai puisi!
b) Doktrin kelahiran Yesus dari seorang perawan adalah doktrin benar yang sangat
penting yang harus dipertahankan.
Perlu saudara ketahui bahwa:
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘perawan’ adalah PARTHENOS dan kata ini
tidak pernah digunakan untuk menunjuk kepada perempuan yang sudah
menikah.
Disamping itu, kata-kata Maria dalam ay 34 yang berbunyi ‘aku belum
bersuami’ terjemahan hurufiahnya adalah seperti yang diberikan oleh KJV,
yaitu: ‘I know not a man’ (= aku tidak tahu / kenal laki-laki), dan ini jelas
menunjukkan bahwa ia betul-betul masih perawan.
Kalau Yesus tidak dilahirkan oleh seorang perawan yang mengandung dari
Roh Kudus, tetapi dari pernikahan biasa atau dari perzinahan, maka:
nubuat Firman Tuhan dalam Yes 7:14 tidak tergenapi.
16. Ia bukanlah Allah dan manusia tetapi hanyalah manusia biasa.
Ia tidak bisa lahir suci. Dan kalau Ia lahir sebagai manusia berdosa,
maka Ia tidak bisa menebus dosa manusia.
Jadi terlihat bahwa ada banyak doktrin-doktrin besar / dasar kekristenan,
termasuk doktrin keilahian Kristus dan doktrin tentang penebusan dosa oleh
Kristus, yang didasarkan atas doktrin kelahiran Yesus dari seorang perawan
ini. Dengan demikian, kalau doktrin kelahiran dari perawan itu ditolak, itu sama
dengan menolak seluruh kekristenan!
Orang yang tidak percaya pada doktrin kelahiran Yesus dari seorang perawan,
pastilah bukan orang yang sungguh-sungguh beriman!
II) Dialog Gabriel dengan Maria (ay 28-38):
1) Gabriel memberi salam kepada Maria (ay 28).
a) Ay 28: ‘Salam, hai engkau yang dikaruniai’.
NASB: Hail, favored one (= Salam, orang yang disayangi).
NIV: Greetings, you who are highly favored (= Salam, engkau yang sangat disayangi).
KJV: Hail, thou that art highly favoured (= Salam, engkau yang sangat disayangi).
RSV: Hail, O favoured one (= Salam, hai orang yang disayangi).
Kata Yunani yang dipakai adalah KECHARITOMENE. Perhatikan adanya kata
CHARIS (= grace / kasih karunia), yaitu sesuatu yang ada pada Allah yang
menyebabkan Ia memberikan karunia kepada orang yang tidak berlayak untuk
menerimanya.
Karena itu Calvin menafsirkan bahwa kata Yunani ini menunjuk pada undeserved
favour of God (= kebaikan dari Allah yang tidak layak didapatkan).
Semua ini menunjukkan bahwa Maria tidak layak menerima karunia ini dan ini jelas
menunjukkan bahwa Maria itu bukannya suci murni tanpa dosa.
b) Salam dari Gabriel kepada Maria ini oleh gereja Roma Katolik lalu diubah menjadi
doa Salam Maria, yaitu suatu doa yang mereka naikkan kepada Maria.
Calvin mengatakan bahwa ada 3 ketidakcocokan antara kata-kata Gabriel dalam ay
28 ini dan doa Salam Maria:
ay 28 itu bukanlah suatu doa; tetapi Salam Maria adalah suatu doa.
ay 28 itu diucapkan oleh malaikat; tetapi Salam Maria dinaikkan / diucapkan
oleh manusia.
ay 28 ini diucapkan kepada Maria yang ada dalam keadaan hidup di dunia ini,
sedangkan doa Salam Maria dinaikkan / diucapkan kepada Maria yang sudah
mati.
17. 2) Maria terkejut (ay 29) dan menjadi takut (ay 30a).
NIV/NASB: greatly troubled (= sangat bingung).
3) Gabriel memberitakan kelahiran Yesus (ay 30-33).
a) Ay 30b: ‘engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah’.
NIV: you have found favor with God (= NASB/KJV/RSV).
Yunani: CHARIN CHARIS (grace / kasih karunia).
Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Maria sebetulnya tidak berlayak menerima anugerah
itu.
b) Ay 31: bdk. Yes 7:14.
c) Ay 32-33:
‘akan disebut Anak Allah’.
Ini tak berarti bahwa sebelum jadi manusia Yesus bukanlah Anak Allah.
Artinya: dulu Ia sudah adalah Anak Allah, lalu Ia menjadi manusia dan
manusia akan tahu dan mengakui / menyebutNya sebagai Anak Allah.
‘Ia akan menjadi besar ... Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya
tahta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan
Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan’.
kata ‘mengaruniakan’ di sini sebetulnya salah terjemahan, karena
dalam bahasa Yunaninya tidak mengandung kata CHARIS (= grace /
kasih karunia). NIV/NASB menterjemahkan give (= memberikan). Yesus
memang bukannya tidak berlayak, tetapi sebaliknya layak menerima hal
itu!
Bahwa Yesus akan menjadi besar dan mewarisi tahta Daud,
merupakan penggenapan dari nubuat dalam Yes 9:5-6.
Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa kerajaan Daud tidak akan
berakhir (2Sam 7:12-16).
Penggenapan nubuat ini ada dalam diri Yesus.
4) Ketidakpercayaan / kebingungan Maria (ay 34).
Kelihatannya reaksi Maria ini sama dengan reaksi Zakharia dalam Luk 1:18. Tetapi Maria
tidak dihukum, dan ini menunjukkan bahwa Maria mempunyai sikap hati yang berbeda.
5) Jawaban Gabriel (ay 35-37).
a) Ay 35:
Gabriel menjelaskan bahwa bisanya Maria yang masih perawan itu
mengandung adalah karena Roh Kudus.
18. Penjelasan Gabriel memang tidak tuntas. Maria tidak harus mengerti semua,
tetapi harus percaya dan tunduk.
Penerapan: Dalam hidup saudara ada banyak hal yang saudara tidak bisa
mengerti, misalnya mengapa saudara harus mengalami penderitaan ini dan
itu. Sekalipun demikian, tetaplah percaya dan tunduk!
Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa karena Maria mengandung karena
Roh Kudus, maka ‘anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak
Allah’ (ay 35b).
NIV: ‘so the holy one to be born shall be called the Son of God’ (= maka orang
yang kudus yang akan dilahirkan itu akan disebut Anak Allah).
Ini menunjukkan bahwa karena Maria mengandung dari Roh Kudus, maka
Yesus lahir kudus / suci. Ia adalah satu-satunya manusia yang lahir tanpa
dosa asal! Kalau tidak demikian, Ia tidak bisa menjadi Penebus dosa kita!
b) Ay 36:
Ini suatu tanda bagi Maria. Tuhan bisa membuat Elisabet yang sudah tua dan
mandul itu mengandung. Karena itu Tuhan juga bisa membuatnya mengandung,
sekalipun ia masih perawan!
Penerapan: Sesuatu yang besar yang Allah lakukan bagi orang lain, bisa
menguatkan iman kita. Kalau Allah bisa melakukan hal yang besar bagi seseorang,
Ia tentu juga bisa melakukannya untuk kita. Tetapi pada saat yang sama kita juga
harus ingat bahwa kalau Allah mau melakukan sesuatu yang besar bagi seseorang,
tidak selalu Ia mau melakukan hal yang sama bagi kita. Misalnya, Yesus membuat
Petrus bisa berjalan di atas air, tetapi Ia tidak pernah mau mengulang hal itu
terhadap orang lain.
c) Ay 37: ‘Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil’.
Lit: ‘Because with God every RHEMA will not be impossible’ (= karena bagi Allah setiap
RHEMA tidak akan mustahil).
Kata RHEMA bisa diterjemahkan ‘word’ (= kata / firman). Jadi maksudnya
adalah setiap kata yang tadi Tuhan janjikan dalam ay 31-33, tidaklah mustahil
(bdk. Ro 4:20-21).
bisa juga bahwa sekalipun Lukas menulis dalam bahasa Yunani, ia mengikuti
pemikiran Yahudi, dimana ‘word’ (= kata) bisa diartikan ‘thing’ (= benda /
suatu).
Catatan: dalam bahasa Ibrani, kata DABAR memang bisa berarti ‘word’ atau
‘thing’. Dengan demikian, maka kata-kata dalam ay 37 itu bisa diterjemahkan:
‘Because with God everything will not be impossible’ (= karena bagi Allah segala
sesuatu tidaklah mustahil).
Yang manapun yang benar, ini memberikan jaminan kepada Maria bahwa Allah pasti
bisa melakukan apa yang sudah Ia firmankan, baik kepada Zakharia maupun kepada
Maria.
6) Ketundukan Maria (ay 38).
Bagi Maria ketundukan / penyerahannya ini mempunyai resiko tinggi, yaitu:
19. o kesalahpahaman Yusuf (bdk. Mat 1:18-19).
o kesalahpahaman, ejekan dan hinaan dari orang-orang di sekitarnya, bahkan dari
keluarganya sendiri.
o kemungkinan ia akan dihukum mati berdasarkan hukum Perjanjian Lama dalam Ul
22:20-21.
Tetapi Maria tetap tunduk dan tidak membantah. Ini menunjukkan iman yang hebat.
Calvin:
"This is the real proof of faith, when we restrain our minds, and as it were, hold them captive, so
that they dare not reply this or that to God: for boldness in disputing, on the other hand, is the
mother of unbelief" (= Ini merupakan bukti nyata dari iman, kalau kita mengekang pikiran
kita, dan menaklukkannya, sehingga tidak berani menjawab ini atau itu kepada Allah: karena
keberanian dalam berbantah adalah ibu dari ketidakpercayaan).
Penerapan:
o Kalau Tuhan memberikan firman yang kelihatannya tidak logis bagi saudara, maukah
saudara percaya?
o Kalau Tuhan memberikan perintah yang kalau saudara taati akan memberikan resiko
/ kerugian besar bagi saudara, maukah saudara tunduk?
-AMIN-
e-mail us at golgotha_ministry0@yahoo.com
Eksposisi Injil Lukas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS 1:39-56
Setelah mendengar berita dari malaikat, ada 2 hal yang dilakukan oleh Maria:
I) Mengunjungi Elisabet (ay 39-45):
20. 1) Maria mengunjungi Elisabet (ay 39) untuk:
a) Membuktikan kata-kata malaikat dalam ay 36, yang menyatakan bahwa Elisabet
yang sudah tua dan mandul itu sedang mengandung. Maria melakukan hal ini bukan
karena ia tidak percaya pada kata-kata malaikat dalam ay 36 itu. Ia sudah percaya,
tetapi ia tetap melakukan semua ini untuk meneguhkan imannya.
Penerapan:
Membuktikan kebenaran Firman Tuhan, bisa menguatkan iman. Kita bisa melakukan
hal itu, misalnya dengan belajar archeology, atau dengan pergi ke Israel untuk
melihat apakah yang diceritakan dalam Kitab Suci itu sesuai dengan aslinya atau
tidak. Sayangnya saat ini jauh lebih banyak orang yang berusaha membuktikan
ketidakbenaran Firman Tuhan, baik secara sengaja maupun tidak.
b) Memberitahu Elisabet tentang janji Tuhan kepadanya yang saat itu sudah mulai
digenapi (bahwa Maria sudah mulai mengandung, secara implicit ditunjukkan oleh
kata-kata ‘buah rahimmu’ dalam ay 42b). Dengan demikian mereka bisa merayakan
berkat / anugerah Tuhan itu bersama-sama.
Penerapan: maulah sharing supaya orang lain juga bisa bersukacita oleh karena
berkat yang saudara terima.
2) Pada waktu Maria masuk ke rumah Zakharia, ia memberi salam kepada Elisabet (ay 40).
Ini menunjukkan:
a) Maria adalah seorang yang sopan / mempunyai etika.
b) Maria adalah orang yang rendah hati. Ia tidak ‘mabuk’ / menjadi sombong karena
berkat Tuhan yang ia terima (sedang mengandung akan melahirkan Anak Allah /
Mesias).
Penerapan: Kalau saudara menerima berkat Tuhan yang meninggikan saudara
(seperti menjadi kaya, naik pangkat, lulus dan mendapat gelar, dsb), apakah itu
membuat saudara ‘mabuk’ / jadi sombong? Bandingkan dengan cerita tentang Petruk
yang menjadi raja!
3) Ketika Elisabet mendengar salam dari Maria, maka ada 2 hal yang terjadi:
a) Anak dalam kandungan Elisabet melonjak (ay 41a).
Memang janin dalam kandungan yang berusia 6 bulan sudah banyak bergerak, tetapi
lonjakan janin disini jelas merupakan suatu mujijat / pekerjaan Tuhan, karena
dikatakan bahwa janin dalam kandungan Elisabet itu ‘melonjak kegirangan’ (ay 44).
Tentu janin dalam kandungan Elisabet itu melonjak bukan karena Maria atau
salamnya, tetapi karena janin dalam kandungan Maria.
b) Elisabet menjadi penuh dengan Roh Kudus (ay 41b) dan lalu berseru / bernubuat
(ay 42-45).
4) Kata-kata Elisabet (ay 42-45).
a) ‘Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu’
(ay 42).
21. Arti dari ‘diberkatilah engkau di antara semua perempuan’ adalah: Maria
adalah orang yang paling diberkati di antara semua perempuan.
Dalam kalimat ini Maria didahulukan dari pada Yesus. Apakah ini
menunjukkan bahwa Maria memang lebih diutamakan dari Yesus? Calvin
berkata: Tidak, karena kata ‘dan’ berasal dari kata Yunani KAI yang bisa
diterjemahkan ‘karena’. Jadi maksud seluruh kalimat ini adalah: Mary was
blessed because of the blessedness of Jesus (= Maria diberkati karena keadaan
diberkati dari Yesus).
b) ‘Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab
sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam
rahimku melonjak kegirangan’ (ay 43-44).
Ay 43 menunjukkan kerendahan hati Elisabet. Pertanyaan ‘siapakah aku ini?’
perlu sering kita tanyakan kepada diri kita sendiri, dan kalau kita mempunyai
jawaban yang benar terhadap pertanyaan ini, maka itu akan membuat kita
menjadi rendah hati.
Bahwa Maria disebut ‘ibu Tuhanku’ menunjukkan bahwa istilah ‘Bunda Allah’
untuk Maria adalah istilah yang Alkitabiah / benar. Tetapi harus diingat bahwa
istilah ini tidak bertujuan meninggikan / memuliakan Maria, tetapi menunjukkan
bahwa Anak yang akan ia lahirkan betul-betul manusia dan Allah sekaligus.
Baik Elisabet maupun janin dalam rahimnya bisa mengetahui bahwa Maria
mengandung Anak Allah adalah karena pekerjaan Tuhan.
c) ‘Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya
dari Tuhan, akan terlaksana’ (ay 45).
Elisabet menyebut Maria berbahagia, karena Maria percaya kepada firman Tuhan.
Sebaliknya ada banyak pernderitaan yang disebabkan karena ketidak-percayaan
kepada Firman Tuhan.
d) Dari semua yang dikatakan Elisabet ini, ada hal-hal yang bisa didapatkan:
Elisabet tidak iri hati kepada Maria tetapi bersukacita bersama-sama Maria. Ini
sesuatu yang bagus dan harus ditiru.
Elisabet memang menghormati Maria tetapi:
Elisabet tidak menghormati Maria lebih dari seharusnya. Ini berbeda
dengan penyembahan kepada Maria!
Elisabet menghormati Maria yang masih hidup. Ini berbeda dengan
menghormati / menyembah Maria yang sudah mati.
Maria disebut ‘diberkati’ (ay 42) dan ‘berbahagia’ (ay 45).
William Barclay mengatakan bahwa sekalipun Maria diberkati dan berbahagia
karena ia dipilih oleh Allah untuk melahirkan Yesus, tetapi tak boleh dilupakan
22. bahwa ia juga sangat menderita karena hal itu, khususnya pada waktu melihat
Yesus mati disalib.
Barclay mengatakan:
"To be chosen by God so often means at one and the same time a crown of joy and a
cross of sorrow" (= dipilih oleh Allah sering berarti mahkota sukacita dan salib
kesedihan pada saat yang sama).
II) Maria menyanyi / memuji Tuhan (ay 46-55):
1) Maria memuji Tuhan karena berkat dan kemurahan Tuhan kepadanya (ay 46-49).
a) Maria menyebut Allah sebagai Juruselamatnya (ay 47).
Dalam Kitab Suci sebutan Juruselamat sekalipun bisa menunjuk pada penyelamat
secara jasmani, tetapi pada umumnya menunjuk pada penyelamat secara rohani.
Lebih-lebih kalau bagian ini dihubungkan dengan Mat 1:21, dimana Yesus dikatakan
akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka, maka kata ‘Juruselamat’ disini
pasti berarti penyelamat secara rohani.
Kalau Maria memang suci murni maka ia jelas tidak membutuhkan Juruselamat.
Bahwa ia menyebut Allah sebagai ‘Juruselamatku’, menunjukkan bahwa ia juga
adalah manusia berdosa.
b) Maria mengatakan bahwa Allah telah memperhatikan ‘kerendahan hambaNya’ (ay
48).
Ini menunjukkan kerendahan hati Maria, dan sekaligus kesadaran Maria bahwa ia
memang tidak berlayak karena kedudukannya yang sangat rendah di hadapan
Tuhan.
Calvin membandingkan ini dengan Gereja Roma Katolik yang memberikan Maria
kedudukan begitu tinggi, bahkan lebih tinggi dari Yesus sendiri. Ini terlihat dari lagu
mereka (yang ditujukan kepada Maria) dalam bahasa Latin Rega Patrem, jube Natum
[= Beseech the Father, Order the Son (= mohonlah kepada Bapa, perintahlah Anak)].
2) Maria memuji Tuhan karena perbuatan dan kuasaNya kepada semua manusia secara
umum (ay 50-53).
a) Ay 50:
‘rahmatNya’.
NIV/NASB: His mercy (= belas kasihanNya).
Bagaimana bisa disebut mercy kalau diberikan kepada orang yang takut
kepadaNya. Bukankah orang-orang itu berhak menerima mercy itu karena
mereka takut kepadaNya? Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu
mengingat bahwa mereka bisa takut kepada Allah juga karena pekerjaan
Allah.
b) Ay 50-51: ‘congkak hatinya’ dikontraskan dengan ‘takut akan Dia’.
c) Ay 52-53:
Bagian ini tidak menunjukkan bahwa Allah selalu bermusuhan dengan orang
tinggi / kaya dan selalu baik kepada orang rendah / miskin.
23. Bagian ini juga tak boleh ditafsirkan bahwa Allah selalu menurunkan orang
tinggi dan meninggikan orang rendah (Presiden jadi RT, RT jadi kaisar).
Tetapi ini menunjukkan bahwa pergantian pemimpin bukan terjadi begitu saja,
tetapi semua itu ada dalam tangan Tuhan / diatur oleh Tuhan (bdk. Ro 13:1).
Dan Allah berkuasa untuk menurunkan orang tinggi yang jahat, dan
meninggikan orang rendah yang saleh. Karena itu kita harus berdoa supaya
Tuhan memberi pemimpin yang baik.
3) Maria memuji Tuhan karena menggenapi janjiNya kepada Israel / Gereja (ay 54-55).
Kata-kata ‘Ia mengingat rahmatNya’ (ay 54), menunjukkan bahwa bisa saja terjadi suatu
keadaan dimana Allah seakan-akan lupa akan janjiNya! Tetapi sesungguhnya tentu saja Ia
tidak lupa.
Penutup / Kesimpulan:
Maria menerima berkat Tuhan dengan menceritakan kepada orang lain (sharing), dan dengan
menyanyi memuji Tuhan. Sekalipun saudara mungkin tidak menerima berkat seperti Maria, tetapi
saudara toh mendapat banyak berkat Tuhan. Maukah saudara bersikap seperti Maria?
-AMIN-
e-mail us at golgotha_ministry0@yahoo.com
Eksposisi Injil Lukas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
Lukas 1:57-66
I) Kelahiran Yohanes Pembaptis:
1) Elisabet melahirkan anak laki-laki (ay 57).
a) Orang Tionghoa, apalagi yang totok, lebih senang mendapatkan anak laki-laki dari
pada anak perempuan. Tetapi pada orang Yahudi hal ini jauh lebih extrim.
William Barclay berkata bahwa pada itu tradisinya adalah sebagai berikut: pada saat
bayi mau lahir, teman-teman dan para pemain musik berkumpul. Kalau lahir bayi laki-
laki, mereka menyanyi dan main musik. Tetapi kalau lahir bayi perempuan, mereka
pergi dengan diam-diam dan dengan menyesal.
Barclay juga mengatakan bahwa ada pepatah yang berbunyi: "The birth of a male
child causes universal joy, but the birth of a female child causes universal sorrow" (=
kelahiran anak laki-laki menyebabkan sukacita universal, tetapi kelahiran anak
perempuan menyebabkan kesedihan universal).
24. b) Dengan kelahiran anak laki-laki ini, tergenapilah Firman / janji Tuhan yang
diberikan melalui malaikat kepada Zakharia dalam Luk 1:13.
Sekalipun hal yang dijanjikan itu kelihatannya mustahil karena mereka berdua sudah
tua dan Elisabet mandul, tetapi ternyata janji itu ter-genapi. Memang bagi Allah tidak
ada yang mustahil ( Luk 1:37).
Penerapan:
Kitab Suci mengandung banyak sekali janji Tuhan bagi saudara. Adakah yang
saudara ragukan karena rasanya tidak mungkin terjadi? Percayalah, kalau Allah
menjanjikan, itu pasti terjadi, karena Allah tidak mungkin berdusta (Ibr 6:18).
2) Para tetangga dan keluarga mendengar hal itu (ay 58).
a) Mendapat anak dianggap sebagai tindakan Allah yang menunjukkan rahmat (ay
58).
Dalam NIV/NASB, kata ‘rahmat’ diterjemahkan ‘great mercy’ (= belas kasihan yang
besar).
b) Reaksi mereka adalah: bersukacita bersama-sama dengan dia (ay 58b).
kata ‘dia’ dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan ‘her’ (= dia perempuan),
dan karena itu jelas menunjuk kepada Elisabet.
Orang-orang ini menunjukkan reaksi yang benar dan baik terhadap berkat
yang diterima Elisabet. Mereka bukannya iri hati, tetapi mereka bersukacita
dengan orang yang bersukacita (bdk. Ro 12:15).
Penerapan:
o bagaimana reaksi saudara kalau teman sekerja saudara dinaikkan
pangkat / gajinya?
o bagaimana reaksi saudara kalau ada keluarga saudara yang mendapat
hadiah mobil dari bank?
o bagaimana reaksi saudara kalau teman saudara mendapatkan seorang
pacar yang cantik?
o dalam pelayanan, bagaimana reaksi saudara kalau orang lain diberkati
pelayanannya sehingga berkembang dengan baik?
Apakah saudara menjadi iri hati, atau saudara bersukacita dengan orang yang
bersukacita?
II) Pemberian nama Yohanes:
25. 1) Pada hari kedelapan, sesuai dengan Firman Tuhan, maka Zakharia menyunatkan
anaknya (Kej 17:10-14).
Ini mengajar kita untuk tidak mengabaikan sakramen yang diperintahkan Tuhan! Bdk. Kel
4:24-26 dimana Musa hampir dibunuh Tuhan karena lalai menyunatkan anaknya.
Jaman Perjanjian Baru ini kita mempunyai 2 sakramen, yaitu:
a) Baptisan, yang menggantikan sunat.
Jangan melalaikan Baptisan, baik untuk diri saudara sendiri, maupun untuk anak
saudara!
b) Perjamuan Kudus, yang menggantikan perjamuan Paskah.
Kecuali karena sakit, jangan sampai absen pada waktu Perjamuan Kudus.
Sebetulnya sekalipun tidak ada Perjamuan Kudus, kita tetap hanya boleh absen
kalau sakit, tetapi kalau ada Perjamuan Kudus hal itu lebih ditekankan lagi!
2) Pemberian nama Yohanes.
a) Pada hari penyunatan itu juga dilakukan pemberian nama kepada anak itu (ay 59).
Karena sukar mencari nama / kehabisan nama, maka orang Yahudi sering
memberikan nama nenek moyang dari anak yang baru lahir itu. Untuk anak laki-laki
pertama, biasanya diberikan nama ayahnya. Karena itulah para tetangga dan
keluarga ingin memberikan nama ‘Zakharia’ kepada anak itu (ay 59).
b) Tetapi Elisabet dengan tegas menolak usul itu dan berkata bahwa anak itu harus
diberi nama Yohanes (ay 60).
Mengapa Yohanes? Karena dalam Luk 1:13 malaikat menyampaikan Firman Tuhan
yang memerintahkan supaya anak itu diberi nama Yohanes.
Jadi di sini kita melihat suatu teladan yang baik dari Elisabet. Ia berani menentang
tradisi dan usul dari banyak orang, demi ketaatannya kepada Tuhan.
c) Para tetangga dan keluarga memprotes hal itu dengan alasan bahwa di antara
keluarga Elisabet dan Zakharia tidak ada yang bernama Yohanes (ay 61).
Ini adalah kritik / protes yang semata-mata didasarkan pada tradisi, dan sama sekali
tidak punya dasar Kitab Suci! Hati-hatilah supaya saudara tidak melakukan hal
seperti ini!
Contoh:
mengharuskan orang yang akan dibaptis memakai pakaian putih.
mengharuskan pendeta memakai toga.
mengharuskan pemberkatan nikah dilakukan di gedung gereja.
d) Mereka lalu menanyakan kepada Zakharia apa nama yang akan diberikan kepada
anak itu (ay 62).
26. Mereka bertanya kepada Zakharia dengan menggunakan isyarat (ay 62). Ini
menunjukkan bahwa Zakharia bukan sekedar bisu tetapi juga tuli.
e) Zakharia lalu menuliskan ‘Namanya adalah Yohanes’ (ay 63).
Dalam bahasa Yunaninya, kata ‘Yohanes’ itu diletakkan di depan, sehingga
menimbulkan penekanan. Jadi terjemahan seharusnya adalah: ‘John is his
name’ (= Yohanes adalah namanya).
Sama seperti Elisabet, Zakharia juga lebih mentaati Tuhan dari pada tradisi
maupun usul / desakan orang banyak.
f) Akibat dari semua ini adalah:
semua orang menjadi heran (ay 63b).
Zakharia bisa berbicara kembali dan ia lalu memuji Allah (ay 64).
Pada waktu Zakharia berdosa karena tidak percaya pada Firman / janji
Tuhan, maka ia dihukum menjadi bisu. Sekarang pada waktu ia
mentaati Tuhan dengan memberikan nama Yohanes kepada anaknya,
maka hukuman itu dicabut oleh Tuhan.
Sesuatu yang menarik ialah: setelah ia bisu selama sekitar 9 bulan,
pada waktu ia pertama kali bisa berbicara kembali, ia langsung
menggunakan kemampuan bicaranya itu untuk memuji Allah (ay 64b).
Penerapan:
Saudara yang tidak bisu / tidak pernah jadi bisu, mestinya lebih memuji
Allah!
o kata ‘memuji Allah’ secara hurufiah adalah ‘blessing God’ (= memberkati
Allah), tetapi memang tidak bisa diterjemahkan begitu karena adanya
Ibr 7:7 yang berbunyi:
"Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh
yang lebih tinggi".
Karena itu bagian ini harus diterjemahkan ‘memuji Allah’.
Orang-orang menjadi takut (ay 65a).
Clarke mengatakan bahwa ini adalah religious fear / reverence (= rasa takut
yang bersifat religius / hormat).
Orang-orang membicarakan hal itu, merenungkannya, dan bertanya-tanya:
‘Menjadi apakah anak ini nanti?’ (ay 65b-66).
27. dari pada membicarakan gossip, mengapa kita tidak meniru orang-
orang ini, yaitu membicarakan perbuatan Tuhan?
kata ‘merenungkannya’ merupakan terjemahan yang salah.
Yang benar adalah ‘menaruhnya / menyimpannya di dalam hati’.
Penutup:
Dengan demikian, terlihat bahwa:
• hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti
o tidak punya anaknya Zakharia dan Elisabet sampai pada masa tuanya.
o mandulnya Elisabet.
o bisunya Zakharia.
• hal yang berdosa, seperti ketidak percayaan Zakharia.
• mujijat kelahiran Yohanes Pembaptis.
semuanya diatur dan dipakai oleh Tuhan untuk satu tujuan tertentu, yaitu supaya Yohanes
Pembaptis menjadi terkenal pada saat dilahirkan. Hal ini tentu menjadi suatu bekal yang sangat
berharga nanti pada saat dia mulai melayani.
Karena itu benarlah Ro 8:28 yang berbunyi: "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana Allah".
Karena itu, apapun yang saudara alami, tetaplah percaya pada Ro 8:28.
-AMIN-
e-mail us at golgotha_ministry0@yahoo.com
Eksposisi Injil Lukas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
Lukas 1:67-80
28. I) Zakharia bernubuat:
1) Zakharia penuh dengan Roh Kudus, dan ia lalu bernubuat (ay 67).
Kalau peristiwa dalam Kis 2, dimana rasul-rasul penuh dengan Roh Kudus dan lalu
berbahasa Roh, dianggap oleh golongan Pentakosta dan Kharismatik sebagai dasar untuk
mengajar bahwa orang yang penuh Roh Kudus harus berbahasa Roh, maka adalah
sesuatu yang aneh kalau ay 67 ini tidak mereka jadikan dasar untuk mengajar bahwa orang
yang penuh Roh Kudus harus bernubuat!
Tetapi kita tahu bahwa orang yang penuh dengan Roh Kudus memang tidak harus
berbicara dalam bahasa Roh, ataupun bernubuat. Hal-hal itu bisa terjadi, tetapi tidak harus
terjadi!
2) Mulut / lidah Zakharia yang tadinya dibuat bisu oleh Tuhan sehingga tidak berguna,
sekarang dipakai untuk bernubuat.
Ini menunjukkan bahwa apakah kita bisa berguna untuk Tuhan atau tidak, itu tergantung
sepenuhnya kepada Tuhan. Kita cuma harus mau menyediakan diri kita untuk dipakai oleh
Tuhan.
3) Bernubuat tidak identik dengan meramal masa depan.
Bernubuat berarti berbicara sebagai mulut Allah, dimana ramalan masa depan bisa ada,
tetapi bisa juga tidak.
4) Orang bernubuat tidak berbicara seakan-akan Ia adalah Allah / Yesus sendiri. Perhatikan
bahwa dalam nubuat ini Zakharia menggunakan kata ganti orang ketiga (He / Ia) untuk
Allah.
Kadang-kadang nubuat menggunakan kata ganti orang pertama (I / Aku), tetapi pasti ada
kata-kata ‘Demikianlah Firman Tuhan’ seperti dalam Yer 31:1-3.
Contoh yang salah:
o Ada gereja dimana seorang jemaat bernubuat dengan memanggil pendetanya: ‘Hai
hambaKu, kemarilah’! Dan pendetanya jawab: ‘Ya Bapa’.
o Ada orang terkena Toronto Blessing gara-gara nonton video kebaktian Toronto
Blessing dan lalu berkata ‘Aku Yesus’.
Hal-hal seperti ini kalau bukan dibuat-buat oleh orangnya, pastilah merupakan nubuat dari
setan!
II) Nubuat Zakharia:
1) Zakharia memulai nubuatnya dengan memuji Tuhan (ay 68a).
Dan pujian itu didasarkan atas lawatan Allah. Dalam ay 68b dikatakan bahwa lawatan Allah
itu membawa kelepasan kepada umatNya, dan dalam ay 78b-79 menerangi / mengarahkan
orang yang dalam gelap / bayang-bayang maut.
Penerapan:
Kalau Tuhan melawat umatNya pasti ada gunanya, misalnya menyelamatkan, memberi
janji, menegur dosa, menghibur dsb. Tidak mungkin seperti dalam Toronto Blessing (atau
lebih tepat Toronto Curse!) dimana ‘Tuhan melawat’ hanya untuk membuat orang tertawa
29. terbahak-bahak, nggeblak, jerking, dsb, tanpa ada gunanya, bahkan membuat orang kristen
kelihatan seperti orang gila (bdk. 1Kor 14:23).
2) Dari ay 71 kelihatannya kelepasan dalam ay 68 ini merupakan keselamatan secara
jasmani / politis, yaitu dari penjajahan Roma, tetapi sebetulnya tidak demikian.
Alasannya:
a) Bagian pertama dari nubuat ini (ay 68-75) harus dihubungkan dengan bagian
kedua (ay 76-79) yang jelas menunjukkan keselamatan secara rohani.
b) Disamping itu, bagian pertama nubuat ini menghubungkan keselamatan dengan
tanduk keselamatan dari keturunan Daud (yaitu Yesus), sehingga jelas ini tidak
berbicara tentang keselamatan politis / jasmani, tetapi rohani.
3) Tujuan Tuhan melepaskan umatNya:
a) Untuk menunjukkan rahmat / belas kasihanNya (ay 72a bdk. ay 78).
b) Untuk menggenapi janjiNya kepada Abraham (ay 72b-73).
c) Supaya umatNya bisa beribadah kepada Allah tanpa takut, dalam kebenaran dan
kekudusan seumur hidup kita (ay 74-75).
Beribadah kepada Allah.
KJV/RSV/NIV/NASB: serve (= melayani).
Kita memang diselamatkan untuk melayani (Ef 2:10 2Kor 5:15).
Tanpa takut.
Karena sudah bebas dari musuh / sudah selamat, maka kita tidak boleh takut
(bdk. Maz 27:1-dst Maz 56:12 Ro 8:31-39 2Tim 1:7 1Yoh 4:17-18).
Dalam kebenaran dan kekudusan.
Ini perlu kita tekankan dalam hidup, study, pekerjaan, maupun pelayanan kita!
Seumur hidup kita.
Ini menunjukkan bahwa pelayanan dan pengudusan harus kita lakukan
seumur hidup kita, dan tidak boleh ada saat dimana kita berhenti melayani /
menguduskan diri! Apakah saudara adalah orang yang sudah pensiun dari
pelayanan? Atau sudah bosan dengan usaha untuk membuang dosa tertentu
sehingga saudara menyerah terus pada dosa tersebut? Kalau ya, bertobatlah!
4) Cara Tuhan memberi keselamatan / kelepasan adalah dengan:
a) Menumbuhkan tanduk keselamatan (ay 69-70).
‘Tanduk keselamatan dalam keturunan Daud’.
Ini jelas menunjuk kepada Yesus, bukan Yohanes Pembaptis, karena
Yohanes Pembaptis bukan dari keturunan Daud / Yehuda, tetapi Lewi (Ingat
Zakharia adalah seorang imam).
30. Sejak jaman Perjanjian Lama, Tuhan sudah menjanjikan akan munculnya
Mesias dari keturunan Daud (ay 70 bdk. Yer 23:5). Tetapi, sejak pembuangan
ke Babilonia, keturunan Daud praktis hancur. Tetapi janji Allah ini tetap
berlaku dan akhirnya tergenapi!
Penerapan: pada saat semua harapan rasanya musnah, tetaplah percaya
pada janji Tuhan. Tetapi awas, jangan beriman seperti orang-orang Faith
Movement, yang tetap ‘beriman’ sekalipun tidak punya dasar Firman Tuhan
apapun.
b) Memberikan Surya pagi (ay 78b).
‘Surya pagi’ ini jelas menunjuk kepada Yesus (ay 78b bdk. Yes 9:1-2 Yes
40:1-2 dan khususnya Mal 4:2).
Yesus menyinari mereka yang ada dalam gelap dan dalam naungan / bayang-
bayang maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera (ay
79).
Tanpa Kristus, semua orang ada dalam gelap dan dalam bayang-
bayang maut!
Dengan Kristus atau ikut Kristus, maka kita ada di jalan damai
sejahtera.
Kelepasan dalam ay 68 berhubungan dengan tindakan Tuhan menum-buhkan tanduk
keselamatan dalam keturunan Daud, yang menunjuk kepada Yesus (ay 69). Demikian juga
orang bisa lepas dari kegelapan dan bayang-bayang maut dan pindah ke jalan damai
sejahtera hanyalah karena Surya pagi, yang menunjuk kepada Yesus (ay 78b-79). Semua
ini menunjukkan bahwa keselamatan yang sejati tidak bisa terlepas dari Yesus! Karena itu
renungkan: sudahkah saudara ada di dalam Yesus?
5) Fungsi Yohanes Pembaptis:
a) Baru mulai ay 76 Zakharia berbicara tentang anaknya (Yohanes Pembaptis).
Dari tadi ia berbicara meninggikan Tuhan, Yesus, dan Kerajaan Allah. Sekarang ia
berbicara tentang anaknya, itupun untuk menunjukkan pelayanan Yohanes
Pembaptis sebagai orang yang mendahului Yesus untuk menyiapkan jalan bagi
Yesus (ay 76b).
Sesuatu yang menarik adalah bahwa pada waktu menyebut anaknya, ia tidak
berkata ‘anakku’ tetapi ‘anak’.
KS Indonesia: ‘hai anakku’. Ini salah terjemahan.
NIV: my child (= anakku). Ini juga salah.
NASB: child (= anak).
Ini menunjukkan ia tidak mempersoalkan anak itu sebagai anaknya, tetapi ia
mempersoalkan bagaimana anak itu bisa berguna untuk Tuhan.
31. Orang yang penuh Roh Kudus tidak mempersoalkan diriku, anakku, uangku,
rumahku, mobilku dsb, tetapi akan mempersoalkan Tuhan, Kerajaan Allah, Yesus,
dsb, dan mempersoalkan bagaimana segala sesuatu bisa berguna untuk Tuhan.
b) Ay 77-78a:
Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Yesus (ay 76b) dengan cara
memberi pengertian tentang keselamatan (ay 77a).
Saat itu orang Yahudi mempunyai konsep yang salah tentang:
o Mesias.
Mereka percaya Mesias adalah raja duniawi yang akan melepaskan
mereka dari penjajahan Romawi.
Sesuatu yang aneh dan perlu direnungkan adalah: sudah tahu orang
Yahudinya mempunyai pemikiran begitu, mengapa Tuhan memberikan
nubuat yang seolah-olah mendukung pandangan ini (ay 71,74)? Ini
menunjukkan bahwa Tuhan memang sering sengaja memberikan hal-
hal yang sukar dalam Kitab Suci, sehingga orang yang tidak mau
belajar dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan arti yang salah
sehingga tersesat dan binasa. Bacalah Mat 13:10-17 dan 2Pet 3:16
yang jelas mengajarkan hal ini.
2Pet 3:16 berbunyi:
"Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang
perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar
difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak
teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri,
sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain".
o keselamatan.
Mereka percaya keselamatan karena perbuatan baik, dan keselamatan
karena mereka bangsa pilihan.
Tugas Yohanes Pembaptis adalah meluruskan pengertian mereka dalam hal-
hal yang salah ini. Ini menunjukkan pentingnya pengertian. Tanpa pengertian
yang benar tentang keselamatan, kita tidak mungkin bisa selamat.
Penerapan:
Orang Kharismatik sering menganggap bahwa orang Protestan, khususnya
yang menekankan belajar Firman Tuhan, sebagai ahli-ahli Taurat. Memang
bisa saja ada orang Protestan yang seperti ahli Taurat, yaitu kalau mereka
cuma belajar tapi tidak melakukan. Tetapi penekanan pengetahuan / belajar
Firman Tuhan itu sendiri adalah sesuatu yang benar!
Keselamatan itu didapatkan melalui pengampunan dosa (ay 77b).
Jadi, keselamatan bukan didapatkan melalui perbuatan baik, tetapi melalui
pengampunan dosa. Bdk. Maz 32:1-2 Maz 130:3-4 Daniel 9:9. Dan tentu saja
pengampunan dosa itu hanya kita dapatkan kalau kita percaya kepada Yesus
(Ef 1:7 Ef 4:32 Kis 10:43).
32. Kalau saudara salah pengertian tentang keselamatan dalam hal ini, jangan
harap saudara bisa selamat!
Ay 78a adalah sambungan ay 77. Jadi, bisa adanya pengampunan dosa
disebabkan karena adanya belas kasihan Allah.
Penutup:
Maukah saudara menjadi alat Tuhan seperti Yohanes Pembaptis, yaitu dengan memberikan
pengertian yang benar tentang keselamatan kepada orang-orang di sekitar saudara?
Percuma saudara percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamat / jalan ke surga kalau
kepercayaan itu tidak saudara wujudkan dengan memberitakan Yesus kepada orang lain!
-AMIN-
e-mail us at golgotha_ministry0@yahoo.com
Eksposisi Injil Lukas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS 2:1-7
I) Sensus (ay 1-2):
1) Sensus ini diperintahkan oleh kaisar Agustus (ay 1), dan semua penafsir berpendapat
bahwa sensus ini dilakukan untuk kepentingan pajak.
Dengan adanya sensus ini Yusuf dan Maria terpaksa pergi ke Betlehem (ay 3-5) sehingga
akhirnya Yesus lahir di Betlehem (ay 6-7), menggenapi nubuat nabi Mikha dalam Mikha 5:1
yang berbunyi:
"Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari
padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya
sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala".
Tanpa ia sadari, kaisar kafir ini melakukan sesuatu yang menyebabkan tergenapinya nubuat
Firman Tuhan. Ini bukan sekedar merupakan suatu kebetulan, tetapi Tuhan menguasai dan
mengarahkan kaisar kafir tersebut untuk melaksanakan RencanaNya! Bandingkan dengan
Amsal 21:1 yang berbunyi: "Hati raja seperti batang air dalam tangan TUHAN, dialirkannya
ke mana Ia ingini"
33. 2) William Barclay mengatakan bahwa ada actual documents (= dokumen sebenarnya) dari
setiap sensus yang dilakukan mulai tahun 20 Masehi sampai tahun 270 Masehi, dan dari
data-data ini terlihat bahwa sensus ini dilakukan setiap 14 tahun.
Sensus yang paling awal yang ada dokumennya, dilakukan pada tahun 20 Masehi. Tetapi
ini tidak mungkin menunjuk pada sensus dalam Luk 2:1-2 ini. Karena sensus itu diadakan
setiap 14 tahun, maka sensus sebelumnya seharusnya terjadi pada tahun 6 Masehi. Tetapi
sensus yang inipun masih kurang pagi untuk bisa dihubungkan dengan sensus dalam Luk
2:1-2 ini. Para penafsir menganggap bahwa sensus pada tahun 6 Masehi inilah yang
dimaksud dengan sensus dalam Kis 5:37.
Kalau tahun 6 Masehi ini dikurangi lagi dengan 14 tahun, maka bisa didapatkan tahun 8
Sebelum Masehi sebagai tahun pelaksanaan sensus dalam Luk 2:1-2 ini.
Ini menimbulkan problem karena tahun 8 SM tidak cocok dengan saat kelahiran Kristus.
Kalau Yesus lahir pada tahun 8 SM, maka itu berarti Ia memulai pelayananNya pada tahun
22 Masehi, dan penyucian Bait Allah dalam Yoh 2 terjadi pada tahun 23 Masehi. Dalam Yoh
2:20 dikatakan bahwa Bait Allah itu dibangun selama 46 tahun (dan saat itu belum selesai
pembangunannya), dan ini menunjukkan bahwa Bait Allah itu mulai dibangun pada 23 SM.
Ini tidak cocok, karena dari sejarah diketahui bahwa pembangunan Bait Allah itu dimulai
pada tahun 19 SM (dan baru selesai secara total pada tahun 64 Masehi).
Pemecahan problem ini:
o Mungkin sensus di wilayah Herodes dimulai terlambat, karena Herodes takut
melakukannya mengingat orang Yahudi ‘alergi’ terha-dap sensus gara-gara peristiwa
sensus dalam 2Sam 24 / 1Taw 21.
o Mungkin saat itu periodenya bukan 14 tahun, tetapi kurang dari itu.
II) Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem (ay 3-5):
1) Sensus ini mengharuskan setiap orang untuk mendaftarkan diri di kotanya sendiri (ay 3).
Yusuf adalah keturunan Daud (1:27 2:4), dan demikian juga dengan Maria (1:32,69). Yesus
memang harus muncul / lahir dari keturunan Daud (bdk. Yes 11:1 Yer 23:5-6 Mat 1:1,6 Luk
3:31 Ro 1:1-3 2Tim 2:8).
Dalam 1Sam 20:6 dikatakan bahwa Betlehem adalah kota Daud.
Karena itu Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem (ay 4-5).
Ada beberapa hal yang bisa dipelajari tentang bagian ini:
a) Jarak Nazaret ke Betlehem sekitar 80-90 mil. Ini jelas merupakan penderitaan,
khususnya untuk Maria yang sudah hamil tua. Mereka berserah dan tunduk pada
kehendak Tuhan, tetapi yang mereka dapatkan justru bukanlah jalan yang mulus
tetapi jalan yang penuh penderitaan!
Penerapan: kalau saudara beriman dan taat kepada Tuhan, jangan terlalu heran
kalau jalan saudara justru menjadi sukar. Juga jangan menjadi takut, kecewa dan lalu
meninggalkan jalan itu, karena jalan yang sempit itulah yang menuju pada kehidupan
(bdk. Mat 7:13-14).
34. b) Mereka taat kepada pemerintah.
Pengadaan sensus tidak bertentangan dengan Firman Tuhan (bdk. Bil 1:1-dst
Bil 26:1-dst).
Dalam 2Sam 24 / 1Taw 21 Daud melakukan sensus dan dihukum oleh Tuhan,
karena ia melakukan sensus itu untuk memuaskan kesombongannya.
Karena sensus itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan, sekalipun
sensus itu menyukarkan hidup mereka, Yusuf dan Maria tetap tunduk!
Kita memang harus tunduk pada pemerintah, selama pemerintah tidak
menyuruh kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan
(Ro 13:1-7 bdk. Kis 5:29).
Penerapan: apakah saudara mau tunduk pada peraturan peme-rintah yang
menyukarkan hidup saudara tetapi tidak bertentangan dengan Firman Tuhan?
c) Luk 2:1-7 ini pasti terjadi setelah Mat 1:18-25, sehingga saat itu Maria sudah
menjadi istri Yusuf. Tetapi mengapa dalam ay 5 Maria tetap disebut sebagai
‘tunangan Yusuf’? Rupanya karena sekalipun mereka sudah menjadi suami istri,
mereka tidak melakukan hubungan sex (bdk. Mat 1:24-25).
2) Mengapa Maria ikut pergi ke Betlehem? Ada beberapa kemungkinan jawaban:
a) Kebanyakan penafsir mengatakan bahwa sebetulnya hanya laki-laki (yaitu Yusuf)
saja yang harus pergi untuk mendaftar, tetapi ada juga penafsir yang beranggapan
bahwa laki-laki maupun perempuan harus mendaftar. Karena itulah Maria harus ikut.
b) Maria sebetulnya tidak harus ikut, tetapi saat itu ada banyak gosip yang beredar
tentang Maria yang terlalu cepat mengandung. Karena itu Yusuf tidak tega
membiarkan Maria di Nazaret, dan membawanya pergi ke Betlehem.
Ini mengajar kita bahwa di dalam menghadapi problem, suami istri perlu ada
kesatuan dan saling mendukung!
c) Yusuf ingin ada bersama dengan Maria pada saat Yesus lahir. Ingat bahwa Yusuf
juga adalah orang Yahudi yang pasti menanti-nantikan kedatangan Mesias.
d) Mereka tahu tentang nubuat dalam Mikha 5:1 yang mengatakan bahwa Mesias
harus lahir di Betlehem, dan karena itu mereka sengaja pergi ke Betlehem supaya
nubuat itu tergenapi.
Calvin menolak kemungkinan ini dengan alasan: kepergian mereka ke Betlehem
disebutkan alasannya secara explicit dalam ay 5: ‘supaya didaftarkan bersama-sama
dengan Maria’.
Karena itu Calvin berpendapat bahwa mereka pergi ke Betlehem bukan dengan
tujuan supaya Kristus lahir di sana, tetapi karena tangan / pengaturan Allah
(Providence of God) membimbing mereka seperti orang buta ke tempat dimana
Kristus harus dilahirkan.
Calvin lalu menambahkan:
"Thus we see that the holy servants of God, even though they wander from their design,
unconscious where they are going, still keep the right path, because God directs their steps"
35. (= Demikianlah kita lihat bahwa pelayan-pelayan yang kudus dari Allah, sekalipun
mereka menyimpang dari rencana mereka, tidak sadar kemana mereka pergi, tetap ada
di jalan yang benar, karena Allah mengarahkan / memimpin langkah-langkah mereka).
Penjelasan: Yusuf dan Maria pasti sudah mempersiapkan dan merencanakan
banyak hal tentang Yesus yang akan dilahirkan itu. Mungkin mempersiapkan
uangnya, kamarnya, tempat tidurnya, dsb. Tetapi perintah untuk melakukan sensus
itu kelihatannya membuyarkan segala persiapan dan rencana mereka. Tetapi toh
semua ini ada dalam pimpinan Tuhan!
Penerapan: kalau everything goes wrong (= segala sesuatu berjalan salah) dengan
rencana saudara (baik rencana jasmani maupun rohani), maka itu tetap pimpinan
Tuhan!
Ini tentu tak berarti bahwa kita boleh sembarangan dalam memilih jalan ataupun
terlalu mudah ‘menyerah’ pada kehendak / Rencana Allah! Kita tetap punya
tanggung jawab untuk memilih jalan yang terbaik, dan berusaha secara maximal
untuk mencapainya. Kalau semua itu sudah kita lakukan dan ternyata semua hancur
berantakan, barulah kita harus berserah pada kehendak / Rencana Allah.
III) Kelahiran Yesus (ay 6-7):
1) ’anaknya yang sulung’ (ay 7a).
Istilah ‘anak sulung’, ditambah dengan banyak bagian Kitab Suci yang berbicara tentang
adanya saudara-saudara Yesus (Mat 12:46,47 / Mark 3:31-32 / Luk 8:19-20 Mat 13:55-56
Yoh 2:12 Yoh 7:3,5,10 Kis 1:14), menunjukkan bahwa Yusuf dan Maria pasti mempunyai
anak-anak lain setelah kelahiran Yesus.
Seorang penafsir (Pulpit Commentary) menganggap Yusuf dan Maria tidak mempunyai
anak lain selain Yesus, dengan alasan: istilah ‘anak sulung’ bisa diartikan ‘anak tunggal’
seperti dalam Ibr 1:6.
Tanggapan saya:
Dalam arti yang sebenarnya, memang Yesus adalah Anak Tunggal dari Allah (Yoh 3:16).
Tetapi dalam Ibr 1:6 Yesus disebut sebagai Anak Allah yang sulung, itu disebabkan karena
kita yang percaya kepada Yesus juga adalah anak-anak Allah (Yoh 1:12), sekalipun kita
adalah ‘anak-anak adopsi’. Bandingkan ini dengan Ro 8:29 yang berbunyi: ‘supaya Ia,
AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara’.
Dengan demikian, istilah ‘anak sulung’ dalam Ibr 1:6 tidak bisa diartikan sebagai ‘anak
tunggal’!
2) ‘dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah
penginapan’ (ay 7b).
a) Bagi Yusuf dan Maria ini adalah sesuatu yang kelihatannya kontradiksi dengan
Firman Tuhan.
Katanya Maria akan melahirkan Anak Allah yang maha tinggi, lalu mengapa Anaknya
lahir dalam palungan?
b) Anak Allah yang mahatinggi mau lahir dalam palungan.
Yesus mau direndahkan / menjadi miskin, supaya kita bisa ditinggikan / menjadi kaya
(secara rohani!). Bdk. 2Kor 8:9. Istilah ‘miskin menjadi kaya’ jelas harus sdiartikan
secara rohani. Hal ini terlihat jelas kalau saudara membaca seluruh kontex (2Kor
8:1-9).
Calvin:
36. "When he was thrown into a stable, and placed in a manger, and a lodging refused him
among men, it was that heaven might be opened to us, not as a temporary lodging, but as
our eternal country and inheritance, and that angels might receive us into their abode" (=
Pada saat Ia dilemparkan ke dalam kandang, dan diletakkan dalam palungan, dan
penginapan menolak menerimaNya di antara manusia, tujuannya adalah supaya surga
terbuka bagi kita, bukan sebagai penginapan sementara, tetapi sebagai negeri dan
warisan yang kekal, dan supaya malaikat-malaikat menerima kita dalam tempat tinggal
mereka).
c) Pemilik penginapan hanya memberikan tempat hewan karena:
ia tidak tahu bahwa yang akan dilahirkan oleh Maria adalah Mesias / Anak
Allah.
memang semua kamar penuh sehingga tidak ada lagi tempat untuk mereka.
Karena itu sebetulnya ia tidak bisa terlalu disalahkan.
Tetapi kalau sekarang saudara menolak Kristus untuk tinggal dalam hati saudara
sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara, saudara menolak dengan suatu
pengetahuan / kesadaran bahwa Ia adalah Anak Allah, maka penolakan saudara
harus disalahkan!
Karena itu, terimalah Ia sebagai Juruselamat dan Tuhan dalam hidup saudara!
-AMIN-
e-mail us at golgotha_ministry0@yahoo.com
Eksposisi Injil Lukas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS 2:8-20
I) Pemberitaan Injil kepada para gembala (ay 8-14):
1) Kelahiran / kedatangan Yesus ke dalam dunia ini sia-sia belaka kalau tidak ada orang
yang tahu. Karena itu maka Allah mengutus malaikat untuk memberitakan hal itu kepada
para gembala.
Tetapi mengapa malaikat memberitakan hal itu hanya kepada beberapa gembala?
Mengapa tidak kepada seluruh dunia? Jelas karena Allah menghendaki manusia, dan
bukan malaikat, sebagai pemberita Injil. Allah menghendaki bahwa beberapa gembala yang
sudah mendengar berita Injil itu lalu meneruskannya kepada orang lain! Perhatikan kata-
37. kata ‘aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa’ (ay 10). Jadi
sekalipun Injil ini pertama kali diberitakan kepada mereka, Injil itu bukan hanya untuk
mereka sendiri, tetapi untuk seluruh bangsa. Ini jelas menunjukkan bahwa mereka (dan juga
kita) harus memberitakan Injil. Apakah saudara melakukan dengan setia tugas Pemberitaan
Injil yang Yesus berikan kepada saudara?
2) Pada jaman itu gembala adalah orang rendahan / hina. Ini terlihat dari fakta bahwa pada
jaman itu mereka tidak diperbolehkan memberikan kesaksian dalam pengadilan.
Tetapi kepada mereka inilah berita Injil diberikan untuk pertama kalinya. Mengapa? Karena
Allah mau memakai orang yang rendah / bodoh sebagai alatNya untuk menghancurkan
kesombongan dunia (bdk. 1Kor 1:25 1Kor 2:4-5).
Ini mengajar kita 2 hal:
a) Jangan hanya mau belajar dari orang yang pinter secara duniawi / jasmani, atau
orang yang secara jasmani / duniawi kelihatan hebat / mentereng. Tuhan bisa
memakai orang yang secara duniawi / jasmani adalah orang bodoh yang tidak
berpendidikan untuk mengajar saudara, dan saudara harus cukup mempunyai
kerendahan hati untuk mau diajar oleh orang seperti itu.
Calvin:
"If then we desire to come to Christ, let us not to be ashamed to follow those whom the
Lord, in order to cast down the pride of the world, has taken, from among the dung of
cattle, to be our instructors" (= Karena itu, jika kita mempunyai keinginan untuk datang
kepada Kristus, marilah kita tidak malu untuk mengikuti mereka yang Tuhan, untuk
menekan kesombongan dunia, telah ambil dari antara kotoran binatang, untuk menjadi
guru-guru kita).
b) Kalau saudara adalah orang yang bodoh / tak berpendidikan tinggi, jangan
menjadikan itu sebagai alasan untuk tidak melayani Tuhan. Tuhan tetap mau dan
bisa memakai saudara. Tentu saja saudara juga harus berusaha belajar Firman
Tuhan dengan serius, supaya setidaknya saudara menjadi pandai dalam hal rohani.
3) Berita Injil dari malaikat (ay 10-12,14):
a) Ada kesukaan besar (great joy) karena kelahiran Juruselamat (ay 10-11).
Ini menunjukkan bahwa:
Tanpa Juruselamat, tidak ada sukacita yang sejati.
Calvin:
"These words show us, first, that, until men have peace with God, and are
reconciled to him through the grace of Christ, all the joy that they experience is
deceitful, and of short duration" (= kata-kata ini pertama-tama menunjukkan
bahwa sebelum manusia mempunyai damai dengan Allah, dan diperdamaikan
denganNya melalui kasih karunia Kristus, semua sukacita yang mereka alami
adalah bohong / palsu dan berumur pendek).
Penerapan: apakah saudara selalu hanya mencari kesenangan duniawi,
seperti pesta, piknik, cewek, dsb? Sermua itu hanya bisa memberi kesukaan
yang bersifat sementara dan semu. Hanya Yesus yang bisa memberi sukacita
yang sejati kepada saudara!
38. Kita yang sudah mempunyai keselamatan dalam Yesus Kristus harus
bersukacita. Sukacita ini harus mengatasi segala problem, penderitaan dsb.
b) Ay 12 merupakan tanda yang diberikan oleh malaikat kepada mereka. Pemberian
tanda ini tujuannya:
supaya mereka tidak keliru mendapatkan bayi yang lain. Mungkin ada banyak
bayi yang lahir pada saat yang bersamaan, tetapi pasti hanya ada 1 yang
diletakkan dalam palungan.
supaya mereka percaya bahwa bayi yang ada dalam keadaan hina itu adalah
Kristus / Anak Allah. Perlu diingat bahwa manusia cenderung menilai secara
lahiriah / jasmani.
c) Ay 14:
‘kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi’ (ay 14a).
Tujuan akhir dari Natal bukanlah sekedar keselamatan manusia, tetapi supaya
melalui keselamatan itu manusia lalu memuliakan Allah! Karena itu, kalau
saudara sudah diselamatkan, saudara harus hidup untuk kemuliaan Allah.
Penerapan: apakah saudara hidup untuk kemuliaan Allah, atau untuk
kesenangan saudara sendiri?
‘damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya’.
o ‘damai’ bisa menunjuk pada:
• damai dalam hati.
• damai antara manusia dengan manusia
• damai antara manusia dengan Allah.
Calvin mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘damai sejahtera’ di
sini adalah damai antara Allah dengan manusia (Catatan: tetapi perlu
diingat bahwa damai dengan Allah ini juga menyebabkan damai dalam
hati dan damai antara manusia dengan manusia).
Calvin mengatakan bahwa manusia dari lahir adalah ‘children of wrath’ /
anak-anak kemurkaan (Ef 2:3), dan hanya bisa diperdamaikan dengan
Allah melalui Yesus Kristus.
Renungkan: sudahkah saudara diperdamaikan dengan Allah melalui
Kristus? Sebelum hal itu terjadi, murka Allah tetap ada di atas saudara,
39. dan akan menimpa saudara secara penuh pada saat saudara mati,
atau pada saat Yesus datang kedua-kalinya!
o ‘manusia yang berkenan kepadaNya’.
Ini tidak berarti bahwa manusia itu hidup sedemikian rupa sehingga
bisa memperkenan Tuhan dan mendapatkan damai! Ini menunjukkan
suatu perkenan yang tergantung pada kehendak Allah yang berdaulat.
Hendriksen mengatakan bahwa kata-kata ini berarti: ‘whom God has
graciously chosen’ (= yang telah Allah pilih dengan murah hati).
II) Tanggapan dari para gembala (ay 15-20):
1) Ay 15-16 adalah saat yang penting. Injil / Firman Tuhan sudah selesai diberitakan.
Sekarang, bagaimana sikap / tanggapan para gembala itu? Mereka bisa saja:
o tidak percaya.
o bersikap acuh tak acuh.
o sekedar berkata ‘alangkah indahnya berita itu’ dan lalu tidak melakukan apa-apa!
Bukankah banyak orang kristen yang setelah mendengar Firman Tuhan lalu mengambil
sikap-sikap seperti ini? Tetapi bukan itu sikap / tanggapan dari para gembala. Sebaliknya:
a) Mereka menganggap kata-kata malaikat sebagai kata-kata Tuhan (ay 15b: ‘seperti
yang diberitahukan Tuhan kepada kita’).
Penerapan: bagaimana kalau saudara mendengar kata-kata pendeta yang sesuai
dengan Firman Tuhan? Apakah juga menganggap sebagai kata-kata Tuhan dan
mentaatinya?
b) Mereka mentaati / menanggapi berita Injil itu, dan bahkan mereka saling
mendorong untuk mentaati / menanggapi berita Injil tersebut!
Penerapan:
Kita sering taat sendiri, dan tidak mempedulikan apakah orang lain taat atau
tidak.
Kita bahkan sering saling mendorong untuk tidak taat, misalnya mengajak
untuk sama-sama membolos dari Kebaktian / Pemahaman Alkitab!
c) Mereka taat secara langsung / tidak menunda.
Ini terlihat dari kata-kata ‘cepat-cepat berangkat’ (ay 16).
Pada waktu mendengar Firman Tuhan, sering ada api yang membara dalam diri kita
yang mendorong kita untuk taat. Tetapi kalau kita menunda ketaatan, maka api itu
mengecil dan akhirnya padam. Karena itu jangan menunda ketaatan.