Dokumen tersebut membahas pentingnya mengasihi orang asing berdasarkan ajaran Alkitab. Ia menjelaskan bahwa kita harus mengasihi orang asing karena Tuhan mengasihi mereka dan karena dahulu kita juga pernah menjadi orang asing. Kita seharusnya memperlakukan orang asing dengan adil dan peduli terhadap mereka.
1. “‘Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.’” (Ulangan 6:5).
Pelajaran ke-5 Triwulan IV 2021
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
2. Apa yang kita butuhkan untuk mengasihi orang asing?
Mengapa kita harus mengasihi orang asing?
Karena TUHAN mengasihi mereka
Karena dulu kita juga orang asing
Bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang
asing?
Memperlakukan mereka dengan adil
Peduli terhadap mereka
YESUS ditanya tentang perintah yang paling penting dari
Hukum, dan jawaban-Nya adalah: “Kasihilah Tuhan,
Allahmu,” (Markus 12:30; Ulangan 6:5) dan menyebutkan
perintah kedua: “Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri.” (Markus 12:31; Imamat 19:18)
Kitab Ulangan membahas kasih
bagi mereka yang
membutuhkan, terutama bagi
orang asing (Ulangan 10:19).
Anak yatim dan janda juga
sering disebutkan (Ulangan
10:18; 14:29; 16:11, 14; 24:17,
19-21; 26:12-13; 27:19).
3. Orang Israel telah melanggar Hukum dengan membuat patung emas
sementara Allah menuliskannya di loh batu (Ulangan 9:11-12).
Musa memecahkan loh-loh yang telah ditulis dengan jari TUHAN sendiri
karena mereka telah melanggar Perjanjian. Namun, IA mengampuni
mereka dan memerintahkan Musa untuk menyiapkan loh-loh baru, dan
memberi mereka kesempatan baru (Ulangan 10:1-2).
APA YANG KITA BUTUHKAN UNTUK
MENGASIHI ORANG ASING?
“Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah
lagi kamu tegar tengkuk.” (Ulangan 10:16)
Namun demikian, mereka tidak dapat setia pada
Perjanjian jika mereka hanya mempercayai tanda-tanda
eksternal (seperti sunat fisik).
Mereka membutuhkan sunat hati (Ulangan 10:16). Hanya
dengan demikianlah mereka dapat “menunjukkan
kasihmu kepada orang asing.” (Ulangan 10:19)
4. TUHAN MENGASIHI
ORANG ASING
Ulangan 10:17-18 menyebutkan alasan mengapa kita harus mengasihi orang asing:
Karena TUHAN adalah TUHAN di atas segala TUHAN
Karena IA besar, perkasa, dan dahsyat
Karena IA tidak memandang bulu dan tidak menerima suap
Karena IA membela hak anak yatim dan janda
Karena IA mengasihi orang asing, memberi mereka
makanan dan pakaian
“yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan
kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan
kepadanya makanan dan pakaian.” (Ulangan 10:18)
TUHAN Adalah Maha Kuasa. IA tidak memerlukan apa pun dan IA dapat melakukan apa pun
yang diinginkan-NYA. Namun, IA mengasihi orang asing dan selalu menolong mereka. IA
juga mengajak kita untuk mengasihi mereka dan menolong mereka.
5. TUHAN mendorong mereka untuk mengingat pengalaman mereka sendiri
dan untuk memperlakukan orang asing serta terpinggirkan sebagai warga
negara penuh. Hukum harus setara untuk penduduk asli dan orang asing.
KARENA DULU
KITA JUGA
ORANG ASING
Orang-orang Israel diperbudak di Mesir,
seperti yang dinubuatkan kepada
Abraham (Kejadian 15:13). Mereka
mengalami sendiri bagaimana rasanya
menjadi orang asing dan terpinggirkan.
“Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada
orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di
tanah Mesir.” (Ulangan 10:19)
Kita juga dulu adalah budak. Kita telah diperbudak oleh
dosa, dan kita adalah orang asing di bumi ini. Kita harus
menjadi terang yang menunjukkan kasih TUHAN melalui
cara kita memperlakukan orang lain dengan penuh kasih.
Kita harus memperlakukan orang lain sebagaimana juga
kita ingin diperlakukan (Matius 7:12).
6. “Dalam pergaulanmu
dengan orang-orang lain,
taruhlah dirimu di tempat
mereka. Ikutlah di dalam perasa-
an mereka, kesukaran mereka,
kekecewaan mereka, sukacita
mereka dan dukacita mereka.
Perkenalkan dirimu kepada me-
reka, kemudian lakukan kepada
mereka bagaikan engkau bertukar
tempat dengan mereka, engkau
mengharapkan mereka demiki-
an memperlakukanmu. Ini
adalah aturan kejujuran
yang sejati.”
E. G. W. (Thoughts From the Mount of Blessing, cp. 6, p. 134)
7. TUHAN ingin setiap orang diperlakukan dengan adil, apapun yang
menjadi posisi sosial mereka: orang asing atau pribumi, miskin atau
kaya (Ulangan 16:19; 27:17; 27:19).
MEMPERLAKUKAN
ORANG ASING
DENGAN ADIL
“Dan pada waktu itu aku memerintahkan kepada para hakimmu,
demikian: Berilah perhatian kepada perkara-perkara di antara
saudara-saudaramu dan berilah keputusan yang adil di dalam
perkara-perkara antara seseorang dengan saudaranya atau dengan
orang asing yang ada padanya.’” (Ulangan 1:16)
Kita mungkin tidak memiliki wewenang hukum untuk mengubah undang-undang negara kita
atau cara penerapannya. Namun, kita dapat memperlakukan semua orang yang kita temui
dengan cara yang sama apapun kondisinya.
Aturan-aturan ini didasarkan pada karakter
TUHAN sendiri. IA adil dan tidak menerima
suap (Ulangan 10:17). Pekabaran para nabi
penuh dengan teguran karena membuat
mereka yang tidak berdaya diperlakukan
dengan buruk (Yeremia 22:3; Ezra 22:29;
Zakharia 7:10; Maleakhi 3:5).
8. Yakobus menganggap keberpihakan sebagai pelanggaran terhadap Sepuluh
Perintah (Yakobus 2:8-11). Agama yang murni melibatkan kepedulian
terhadap orang lain (Yakobus 1:27).
PEDULI KEPADA
ORANG ASING
“Janganlah engkau memeras pekerja harian
yang miskin dan menderita, baik ia saudaramu
maupun seorang asing yang ada di negerimu,
di dalam tempatmu.” (Ulangan 24:14)
Yakobus menulis tentang rasa hormat
dan perhatian yang sama bagi mereka
yang memerlukan di dalam Gereja,
menolak hak istimewa orang kaya yang
merugikan orang miskin (Yakobus 2:1-7).
Membayar upah pekerja dengan segera, mengembalikan
pakaian yang dipinjam dari orang miskin, tidak pergi ke rumah
seseorang untuk menagih hutang. Ini adalah cara untuk
menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada mereka yang
memerlukan dan orang asing (Ulangan 24:10-15).
9. “KRISTUS tidak memandang perbedaan
kebangsaan, kedudukan atau kepercayaan.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi ingin
menjadikan karunia-karunia surga itu
sebagai keuntungan lokal dan nasional dan
tidak mengikutsertakan anggota keluarga
TUHAN lainnya di dunia ini. Tetapi KRISTUS
datang untuk merobohkan setiap dinding
pemisah. IA datang untuk menunjukkan
bahwa karunia rahmat dan kasih-Nya sama
dan tak terbatas seperti udara, terang,
ataupun hujan yang menyegarkan bumi.”
E.G. W. (The Ministry of Healing, cp. 1, p. 25)