GEA RINGAN SEDANG
Gastroenteritis akut dehidrasi ringan sedang
Mulai dari anamnesis pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang diagnosis banding hingga penegakan diagnosis serta tatalaksana yang tepat.
Terdapat skenario kasus dari pasien langsung yang di temui di Rumah sakit.
GEA RINGAN SEDANG
Gastroenteritis akut dehidrasi ringan sedang
Mulai dari anamnesis pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang diagnosis banding hingga penegakan diagnosis serta tatalaksana yang tepat.
Terdapat skenario kasus dari pasien langsung yang di temui di Rumah sakit.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. • Trauma abdomen adalah pukulan / benturan langsung
pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera
tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ
padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung,
usus halus, usus besar, pembuluh – pembuluh darah
abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen.
• (Temuh Ilmiah Perawat Bedah Indonesia, 13 Juli 2000).
.
3. Menurut (Hudak & Gallo, 2001).
• Paksaan /benda tumpul
Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum.
– Jatuh
– Kekerasan fisik atau pukulan,
– Kecelakaan kendaraan bermotor
– Cedera akibat berolahraga
– Benturan
– Kompresi atau sabuk pengaman.
– Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
• Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum.
– Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda tajam atau
luka tembak.
4. Trauma abdomen disebabkan oleh 2 mekanisme yang merusak,
yaitu :
1. Trauma tumpul
Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi kedalam rongga
peritoneum dimana trauma tidak menyebabkan perlukaan kulit/
jaringan tetapi kemungkinan perdarahan akibat trauma bisa
terjadi.
Organ berisiko cedera :
* Hepar 40 - 55 %
* Limpa 35 – 45 %
5. Lanjutan…
2. Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi kedalam rongga
peritoneum. Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh benda
tajam atau benda tumpul dengan kekuatan penuh hingga melukai
rongga abdomen.
* Perdarahan hebat ruftur arteri/vena
* Cedera organ di rongga abdomen
Organ berisiko cedera :
• Luka Tusuk
– Hepar (40%),
– Usus halus (30%),
– Diafragma (20%),
– Colon (14%).
6. • Luka tembak :
– Usus halus (50%),
– Colon (40%),
– Liver (30%),
– Ruptur vaskuler abdominal (25%).
Berdasarkan organ yang terkena trauma abdomen dibagi
2, yaitu :
1. Trauma pada organ padat seperti hepar, limpa/lien, dengan
gejala utama perdarahan.
2. Trauma pada organ padat berongga seperti usus, saluran empedu
dengan gejala utama adalah peritonitis.
Lanjutan…
7. woc
Trauma
(kecelakaan)
↓
Penetrasi & Non-Penetrasi
↓
Terjadi perforasi lapisan abdomen
(kontusio, laserasi, jejas, hematom)
↓
Menekan saraf peritonitis
↓
Terjadi perdarahan jalur lunak dan rongga abdomen → Nyeri
↓
Motilitas usus
↓
Disfungsi usus → Resiko infeksi
↓
Refluks usus output cairan berlebih
8. • Kasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan
manifestasi klinis menurut Sjamsuhidayat
(1997), meliputi: nyeri tekan diatas daerah
abdomen, distensi abdomen, demam,
anorexia, mual dan muntah, takikardi,
peningkatan suhu tubuh, nyeri spontan.
9. Gejala dan tanda dari trauma abdomen sangat tergantung pada
organ yang terkena.
1) Bila yang terkena organ solid (tidak berongga)
• Hepar atau lien yang pecah perdarahan.
• Penderita tampak pucat, anemis, perdarahan , gejala shock
hemoragik.
• Nyeri abdomen, ringan berat. Nyeri tekan dan terkadang
nyeri lepas dan kekakukuan otot)
• Auskultasi bising usus menurun.
• Mual muntah,perut distanded
• Penurunan kesadaran
10. 2) Bila yang terkena organ berlumen (berongga)
• Seperti Pecahnya gaster, usus halus atau kolon peritonitis.
• Keluhan nyeri seluruh abdomen.
• Bising usus menurun.
• Palpasi ada defans muskular, nyeri tekan dan nyeri lepas.
Pada perkusi didapati nyeri ketok.
• Penurunan kesadaran.
Lanjutan…
11. PENILAIAN GCS Meliputi
MATA [EYE]
• Poin 1: mata tidak bereaksi dan tetap terpejam
meski telah diberi rangsangan, seperti cubitan
pada mata.
• Poin 2: mata terbuka setelah menerima
rangsangan.
• Poin 3: mata terbuka hanya dengan mendengar
suara atau dapat mengikuti perintah untuk
membuka mata.
• Poin 4: mata terbuka secara spontan tanpa
perintah atau sentuhan.
12. SUARA [VERBAL]
• Poin 1: tidak mengeluarkan suara sedikit pun meski sudah
dipanggil atau diberi rangsangan.
• Poin 2: suara yang keluar berupa rintihan tanpa kata-kata.
• Poin 3: suara terdengar tidak jelas atau hanya
mengeluarkan kata-kata, tetapi bukan kalimat yang jelas.
• Poin 4: suara terdengar dan mampu menjawab pertanyaan,
tetapi orang tersebut tampak kebingungan atau percakapan
tidak lancar.
• Poin 5: suara terdengar dan mampu menjawab semua
pertanyaan yang diajukan dengan benar serta sadar penuh
terhadap lokasi, lawan bicara, tempat, dan waktu.
13. GERAKAN (MOTORIK)
• Poin 1: tidak mampu menggerakkan tubuhnya sama sekali walau
sudah diperintahkan atau diberi rangsangan nyeri.
• Poin 2: hanya dapat mengepalkan jari tangan dan kaki atau
meluruskan kaki dan tangan saat diberi rangsangan nyeri.
• Poin 3: hanya mampu menekuk lengan dan memutar bahu saat
diberi rangsangan nyeri.
• Poin 4: mampu menggerakkan tubuh menjauhi sumber nyeri ketika
dirangsang nyeri. Misalnya, orang tersebut merespons dengan
menarik tangannya ketika dicubit.
• Poin 5: mampu menggerakkan tubuhnya ketika diberikan
rangsangan nyeri dan orang tersebut dapat menunjukkan lokasi
nyeri.
• Poin 6: mampu melakukan gerakan tubuh apa pun saat
diperintahkan.
14.
15. A. Pemeriksaan diagnostik
• Laboratorium : DL, fungsi ginjal, elektrolit, urinalisa.
• Foto polos abdomen.
• USG BOF LLD
• CT Scan Abdomen.
B. Pemeriksaan khusus
• Abdominal Paracentesis
• Pemeriksaan Laparoskopi
• Pemeriksaan rekto-sigmoidoskopi
17. 1. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan perdarahan
2. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen
atau luka penetrasi abdomen.
18. Intervensi
Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan perdarahan
1.Kaji tanda-tanda vital
2. Pantau cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik
dan vitamin
3. Kaji tetesan infus
4.Kolaborasi : Berikan cairan parenteral sesuai indikasi.
5. Tranfusi darah
19. lanjutan
Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau
luka penetrasi abdomen.
Intervensi :
1. Kaji karakteristik nyeri
2. Beri posisi semi fowler.
3. Anjurkan tehnik manajemen nyeri seperti distraksi
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
5. Managemant lingkungan yang nyaman
20. • DPJP : Dr Sugeng Sp.B
• Diagnosa medis : susp trauma abdomen
• Tanggal Pengkajian : 11 JANUARI 2023
• Tangal MRS : 10 JANUARI 2022
• NO. Register :10.34.24
• IDENTITAS :
• Nama : Tn A
• Umur : 57 thn
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Desa Dander
21. Keluhan utama : Nyeri
Riwayat penyakit saat ini : Pasien mengatakan kemarin
mengalami kecelakaan motor vs motor pada saat pulang
sekolah.pasien dibawa sama keluarga ke rs bhayangkara
tanggal:10-1-2023 sampai ugd jam: 13.20 kesadaran
composmetis gcs: 456 sampai ruang angling darma jam 20.15
perut tegang,perut membesar,nyeri tekan di seluruh lapang
abdomen,skala nyeri: 6 tidak mual,tidak muntah,tidak pusing
Penyakit yang pernah diderita : Klien mengatakan tidak
memiliki riwayat penyakit yang kronik HT(-) DM (-)
Penyakit yang pernah diderita keluarga :Klien mengatakan
tidak memiliki riwayat penyakit yang kronik HT(-) DM(-)
22. Tanda-tanda Vital :
B 1 (Breathing) : Air way bebas (+) Spo2 : 98 % ( nasal canul 4 lpm )
RR :24 X/mnt,tampak sesak menahan nyeri
B 2 (Blood) : Demam (-),akral hangat ,Td : 142/82 mmhg
N.62 x/mnt ,S.36,2 C,curiga ada perdarahan didalam
perut
B 3 (Brain ) : Compos metis, GCS : E4,V5,M6,pasien sadar penuh
B 4 (Bladder) : terpasang DC ,urin keluar warna kecoklatan,keluar
dari jam :14.00 sampai jam 18.00 = 300 cc
B 5 (Bowel ) :nyeri tekan,Skala nyeri 6
distanded,sebah,kembung,Bising usus terdengar pelan,terpasang
ngt,keluar warna coklat ,dari jam 22.00 sampai jam 04.00 tgl 11-1-2
023 sekitar : 800 cc tidak ada jejas
B 6 ( Bone ) : ada tanda tanda patah tulang kaki kanan,
23. JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Glukosa Add random 187 100-170 mg/dl
Antigen SARS COV-2 NEGATIF negatif
JENIS PERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
FAAL HEMOSTASIS
Bleding time 1 menit 45 detik 1-4 menit
Chlooting time 9 menit 5-11 menit
IMUNOLOGI
HbsAg negatif negatif
24. JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Tgl 10/01/2023
Jam 14.27 (UGD)
White Blood Cell Count 10.57 10ᵔ3/uL 4.00-10.00
Red Blood Cell Count 4.61 10ᵔ6 u/L 3.50-5.00
Hemoglobin
Concentration
14.2 g/dL 11.0-15.0
Hematocrit 40.8% 37.0-47.0
PLT 273 10ᵔ3/uL 100-300
25. ANALISA DATA
NO Tanggal Analisa Data Masalah
1 11-1-2023 Data Subjektif : Pasien mengatakan nyeri
tekan pada perut,sebah,kembung
Data Objektif :
Keadaan umum lemah
Wajah nya tampak menahan sakit
Kesadaran compos metis
Gcs 4 5 6
Tensi : 142/82
Nadi : 62
Suhu : 36,2
Rr :24 x/m
Perut membesar
Skala nyeri : 6
Tampak menahan sakit jadinya sesak
Nyeri akut
26. DIANGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Gangguan Nyaman Nyeri berhubungan dengan trauma abdomen
di tandai pasien mengatakan nyeri tekan,pasien tampak
menahan sakit,nyeri seluruh perut,sebah,kembung,skala nyeri 6
seperti,nyeri terus menerus,terkadang hilang,terkadang timbul
lagi.
29. IMPLEMENTASI
Tanggal dan jam Profesional
pemberi
asuhan
Hasil asesmen pasien
dan pemberian
pelayanan
Instruksi PPA
10-1-2023 (13.20) Dokter jaga S : post laka motor vs
motor
Perut tegang
membesar
Mual (+) muntah (-)
Pusing (-) nyeri dada
(+)
B : KU lemah
TD 132/93
N 91
S 36,5
RR 20X/m
Spo 2 97 % FA
Gcs 456
R = konsul dr sugeng sp
B
Advice
Plester lebar dan gips
tungkai
Ttd (dr Ulya )
Tt d dr sugeng spb
30. 20.30 Dr sugeng visit Gitas 3x 1
Petidine extra ½ amp dlm pz
100 cc
Santagesik 3 x 1
Pumpitor 3 x1
Piracetam 3 x 3 g
Inf futrolit 2000 cc / hr
Lipomed 200 mg
21.41 perawat S : px dengan trauma
abdominal susp fr costae II +
susp dislokasi ankle (d)
B : Px mengatakan nyeri perut
(+) distended (+) perut teraba
keras
A : KU lemah
TD 130/93 N : 88
S : 36,2 RR 20 x/m
Skala nyeri 4
R : Rekomendadi DPJP
Di wa dan dapat telfon dari dr
ADVICE
- Tunda dulu
operasinya
- r/ dikerjakan
jumat
- Inj pumpitor 2a
extra
- Inj pumpitor 3x
1
(perawat novita +
silvi)
31. 11/1/2023 (05.00) perawat S : px mengatakan nyeri
perut (+) membesar (+)
O : KU cukup
TD : 110/ 91 N : 120x/m
S : 36 rr 21
Skala nyeri 3
A : masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi lanjut
1. Kaji ulang kel px
2. Monitor ttv
3. Kolabs dengan
tim medis
(novita + silvi)
Apoteker S : Pasien mengatakan
nyeri perut
O : ku Cukup
TD : 110/ 91
N 130
S 36
R 21
A : Informasi obat
Sylvi Alend
32. 10.45 Dr Sugeng sp B visit S : Keluhan nyeri
perut
O : Nyeri tekan
(menurun)
A : Trauma Tumpul
Dispepsia
P : Tx lanjut
Advice tx lanjut
(perawat Hevi +
Shinta )
33. 12.00 perawat S : px mengatakan nyeri perut (+)
O : ku cukup
TD : 121 / 74 S : 36,4
N : 100 RR : 22
SPO 2 : 97 % FA Skala nyeri 3
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi lanjut
-kaji ulang kel px
- Monitor ttv
- Kolabs dg tim
mendis
( Hevi + Shinta
16.00 Pasien mengeluh nyeri perut
kembali kemudian Perawat
memberikan advice dokter
injeksi iv
gitas,santagesik,piracetam,pump
itor
Jul + leon
16. 45 Pasien mengeluh sesak
Perawat mengecek SPO 2
SPO 2 : 93 % sebelum,sesudah
terpasang SPO2 98
Perawat memberi
o2 kanul nasal 4
lpm
Jul + leon
17.00 Perawat Perawat melakukan ttv dan
mengecek SPO 2
SPO 2 98 % dengan
o2 nasal kanul 4
34. 17.00 Perawat S : px mengatakan nyeri perut (+)
sebah (+) Sesak
O : KU cukup
TD : 142 / 82 N : 68
S : 36, 2 RR : 24
SPO 2 : 98 % ( nasal kanul 4 lpm)
Skala nyeri 4
GCS : 456 (Composmentis )
Klem ngt sekitar 15 menit,sambil
minum air putih 200 cc
Kaji ulang kel px
Monitor ttv
Kolabs dg tim medis
(jul + leon)
17.05 perawat Perawat melaporkan keluhan nyeri
perut kepada dr sugeng dan
mengecek ulang TTV
17.10 perawat S : Px dg susp trauma abdomen
B : Px mengatakan nyeri perut (+)
A : Ku cukup
TD : 152/ 116 S : 36,2
N : 82 RR : 24
SPO 2 : 98 % ( O2 nasal 4 lpm )
GCS : 456 (composmentis )
Advice dibalas jam
18.38 dr sugeng
- NGT biarkan
terbuka
- Sucralfat 3 x c2
(jul + leon )
35. 17.40 perawat Perawat mengecek cairan
yang keluar dari NGT setelah
di buka
- Keluar cairan air sisa
minum berwarna putih, NGT
terbuka
Jul + leon
19. 00 Perawat Perawat mengecek kembali
keadaan pasien
Pasien masih mengeluh nyeri
perut
GCS 456 (Composmentis )
Bisa menjawab pertanyaan
dan memberitahu bagian
mana yang sakit
( JUL + Leon
( JUL + Leon)
19.30 Perawat Perawat mengecek kembali
keadaan pasien
Cairan keluar dari NGT
Sebanyak 100 cc warna putih
Pasien masih mengeluh nyeri
perut dan sesak bertambah
36. 19.40 Perawat Perawat mengecek SPO 2
SPO 2 93 % ( 02 nasal 4 lpm )
Cek GCS 456 ( Composmentis )
Cek TTV
TD : 152/ 116 S : 36
N : 82 RR : 26
SPO 2 : 93 % ( O2 nasal 4 lpm )
Skala nyeri 4 perut distented (+)
Akral dingin bagian kaki hangat
JUL + Leon
19. 51 Perawat Perawat melaporkan ke dr sugeng sp.b JUL + LEON
20.05 perawat S : px dengan susp trauma abdomen
B : Px mengatakan nyeri perut (+) distended (+)
akral dingin,Pasien mulai ngantuk
A : KU Lemah
TD : 152/ 116 S : 36
N : 82 RR : 26
SPO 2 : 93 % ( O2 nasal 4 lpm )
GCS 345 (somnolen )
R : Rekomendasi DPJP
Avice dr
sugeng sp.B di
balas jam
20.39
- Balasan jam
20.04 Foto
BOF + lld
37. 20.15 Perawat Perawat mengecek spo 2
Spo 2 80 % ( O2 nasal 4 lpm
),akral dingin,pasien mulai
mengantuk ,kesadaran
mulai menurun
20.17 Perawat Perawat memanggil dr
jaga,lewat telfon tidak bisa
lalu perawat ke bawah UGD
Advice di balas jam
20.26
20.18 Perawat Perawat mengganti O2
nasal menjadi NRM 15 lpm
GCS 345 somnolen
- Konsulkan internis
untuk gastritisnya
- Cek lipase dan
amilase
- Curiga trauma
pancreas
- Puasa
- Petidin 2 x ½ amp
20.30 Dokter jaga S : Perut terasa nyeri (+)
38. 20.30 Dokter jaga
UGD
S : Perut teraba keras(+) sesak nafas
(+) nyeri (+)
O : KU Lemah
Spo 2 : 80 % nasal canul 4 lpm tadi
Abdomen distended (+) BU menurun
A : Colic abdomen susp internal
bleding
P
DL ulang
BOF ,LLD
02 15 lpm NRM
OBS TTV
Visir dr jaga
Dr Yuda
20.37 perawat Perawat mengecek kembali SPO 2
Spo 2 : 93 % ( O2 nasal 15 lpm NRM )
Jul + leon
20.40 Perawat Perawat membawa turun pasien
untuk mengecek BOF + LLD
Jul + leon
20.45 Pasien mulai mengalami penurunan
kesadaran
GCS : 345 ( Somnolen )
SPO 2 : 90 % ( O2 nasal 15 lpm NRM )
39. 20.45 Perawat Perawat melaporkan keadaan
pasien megalami perburukan ke
dr sugeng sp B
ACC Pindah ICU
21.08 perawat S : px dengan trauma pankeras
B : px mengatakan lemas (+)
Nyeri perut (+)
A : KU Lemah
TD : 134 / 104 S : 36, 2
N : 94 RR : 25
SPO 2 93 % ( O2 nasal 15 lpm )
GCS 456 (Somnolen )
Akral dingin
ADVICE
ACC PINDAH ICU
Dr Budi Sp.An