Fosil dan skala waktu geologi memberikan informasi tentang evolusi kehidupan di Bumi. Fosil dapat digunakan untuk menentukan umur batuan dan membantu menyusun skala waktu geologi. Skala waktu geologi membagi sejarah Bumi menjadi kurun, masa, zaman, dan kala untuk merekam perkembangan kehidupan selama 4,5 miliar tahun.
Dokumen tersebut merangkum tentang ilmu paleontologi dan beberapa filum utama yang dipelajari dalam paleontologi, yaitu Coelenterata, Brachiopoda, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata. Dokumen juga menjelaskan proses pemfosilan dan cabang-cabang ilmu paleontologi.
Dokumen ini menjelaskan berbagai tekstur khusus yang dapat diamati secara mikroskopis pada batuan beku, diantaranya tekstur myrmekitic, subophitic, coronas, intergranular, intersertal, hyalopilitic, trachytic, poikilitik, porfiritik, mikroporfiritik, ofitik, serta perthite dan antiperthite.
The document discusses methods for determining the age of rocks, including absolute age and relative age. Absolute age is determined through radiometric dating techniques measuring radioactive decay in rocks. Relative age is based on the position of rocks or fossils compared to adjacent layers. Examples are given of dividing geologic timescales based on presence of fossil species. Methods for interpreting microfossil assemblages are also described, such as biozones and zones of foraminifera used in biostratigraphy. Factors like reworking and introduced fossils that can complicate age determinations are explained.
1. Geologi struktur mempelajari bentuk dan arsitektur batuan akibat deformasi dari gaya yang bekerja di dalam bumi.
2. Gaya-gaya tersebut berasal dari pergerakan dan interaksi lempeng litosfer, yang mengakibatkan terbentuknya struktur geologi seperti lipatan, retakan, dan sesar pada batuan.
3. Pemahaman tentang geologi struktur dan mekanika batuan penting untuk mengungkap sejarah geolog
The document discusses different types of biostratigraphic units used in classifying rock layers based on their fossil content. It defines key terms like biostratigraphy, biostratigraphic zone, biohorizon, and provides examples of different kinds of biostratigraphic units including taxon range zones, concurrent range zones, interval zones, lineage zones, assemblage zones, and abundance zones. The types of units are distinguished based on whether they represent the range of a single taxon, concurrence of taxa, intervals bounded by horizons, segments of an evolutionary lineage, distinctive fossil associations, or zones of maximum development of a taxon.
Batuan metamorfik yang dijelaskan meliputi filit, sekismika, dan marmer yang terbentuk akibat proses metamorfisme pada suhu dan tekanan tertentu, serta serpentin yang terbentuk dari perubahan basalt dasar laut.
Dokumen tersebut merangkum tentang ilmu paleontologi dan beberapa filum utama yang dipelajari dalam paleontologi, yaitu Coelenterata, Brachiopoda, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata. Dokumen juga menjelaskan proses pemfosilan dan cabang-cabang ilmu paleontologi.
Dokumen ini menjelaskan berbagai tekstur khusus yang dapat diamati secara mikroskopis pada batuan beku, diantaranya tekstur myrmekitic, subophitic, coronas, intergranular, intersertal, hyalopilitic, trachytic, poikilitik, porfiritik, mikroporfiritik, ofitik, serta perthite dan antiperthite.
The document discusses methods for determining the age of rocks, including absolute age and relative age. Absolute age is determined through radiometric dating techniques measuring radioactive decay in rocks. Relative age is based on the position of rocks or fossils compared to adjacent layers. Examples are given of dividing geologic timescales based on presence of fossil species. Methods for interpreting microfossil assemblages are also described, such as biozones and zones of foraminifera used in biostratigraphy. Factors like reworking and introduced fossils that can complicate age determinations are explained.
1. Geologi struktur mempelajari bentuk dan arsitektur batuan akibat deformasi dari gaya yang bekerja di dalam bumi.
2. Gaya-gaya tersebut berasal dari pergerakan dan interaksi lempeng litosfer, yang mengakibatkan terbentuknya struktur geologi seperti lipatan, retakan, dan sesar pada batuan.
3. Pemahaman tentang geologi struktur dan mekanika batuan penting untuk mengungkap sejarah geolog
The document discusses different types of biostratigraphic units used in classifying rock layers based on their fossil content. It defines key terms like biostratigraphy, biostratigraphic zone, biohorizon, and provides examples of different kinds of biostratigraphic units including taxon range zones, concurrent range zones, interval zones, lineage zones, assemblage zones, and abundance zones. The types of units are distinguished based on whether they represent the range of a single taxon, concurrence of taxa, intervals bounded by horizons, segments of an evolutionary lineage, distinctive fossil associations, or zones of maximum development of a taxon.
Batuan metamorfik yang dijelaskan meliputi filit, sekismika, dan marmer yang terbentuk akibat proses metamorfisme pada suhu dan tekanan tertentu, serta serpentin yang terbentuk dari perubahan basalt dasar laut.
Batuan beku memiliki berbagai warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral yang beragam. Terdapat tiga jenis batuan beku utama yaitu batuan beku asam, intermediet, dan basa; serta variasi ultra basa. Masing-masing jenis batuan memiliki ciri khas yang berbeda sesuai dengan proses pembentukannya di dalam atau di permukaan bumi.
Dokumen ini menyajikan skala waktu geologi yang membagi sejarah bumi menjadi era, periode, dan zaman dengan rentang waktu perkiraan dalam jutaan tahun sejak Pra-Kambrium hingga Holosen saat ini.
Bab 3 membahas mineral dan batuan sebagai bahan padat yang membentuk kerak bumi. Terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang dikelompokkan menjadi mineral silikat dan non-silikat. Mineral dapat dikenali melalui sifat fisik seperti bentuk kristal, berat jenis, dan kekerasan. "
Batuan sedimen terbentuk dari endapan sedimen yang mengalami proses kompaksi dan sementasi. Terdiri dari batuan klastik yang berasal dari erosi batuan lain, dan non-klastik yang berasal dari endapan kimiawi/biokimia. Memiliki ciri berlapis, mengandung fosil, dan terdiri dari fragmen butiran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional Jawa Barat
2) Terdiri dari empat zona fisiografi utama yaitu dataran pantai, Zona Bogor, Zona Bandung, dan pegunungan selatan
3) Menguraikan susunan batuan stratigrafi daerah penelitian yang terdiri dari formasi-formasi sedimen dan vulkanik
Makalah ini membahas tentang jenis-jenis mineral logam dan proses pembentukannya serta potensi sumber daya mineral logam di Indonesia. Mineral logam terbentuk melalui proses geologi dalam waktu lama dan merupakan sumber daya tak terbarukan. Indonesia kaya akan sumber daya mineral logam seperti nikel, tembaga, emas, dan bauksit.
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
berisikan deskripsi mineral pada seri reaksi bowen secara mikroskopis, di peruntukan bagi mahasiswa yang butuh referensi untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai mineral secara lebih detail yaitu dengan pengamatan menggunakan mikroskop. semoga membantu
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum dasar dalam ilmu geologi seperti hukum superposisi, horisontalitas, original continuity, faunal succession, strata identified by fossils, uniformitarianisme, dan prinsip-prinsip akumulasi lateral. Hukum-hukum tersebut digunakan untuk mempelajari susunan dan hubungan batuan dalam ruang dan waktu.
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral, dimulai dari klasifikasi Lindgren pada 1911 hingga modifikasi oleh Graton dan Buddington pada 1930-an. Klasifikasi tersebut didasarkan pada proses pembentukan, kedalaman, temperatur, dan komoditas logamnya."
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang partikel dan tekstur batuan sedimen yang disusun oleh beberapa mahasiswa Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Makalah ini membahas tentang pengertian batuan sedimen, jenis-jenis batuan sedimen berdasarkan partikel dan tekstur yang terbentuk, serta proses pembentukan batuan sedimen.
Teks tersebut membahas tentang kristalografi dan mineralogi. Pertama, menjelaskan tujuh sistem kristalografi berdasarkan jumlah sumbu dan perbandingannya. Kedua, mendefinisikan mineralogi sebagai ilmu yang mempelajari sifat kimia, struktur kristal, dan fisika mineral. Ketiga, menjelaskan cara penamaan mineral berdasarkan sifat-sifatnya seperti warna, bentuk kristal, kilap, dan kekerasan.
Batuan piroklastik terbentuk dari material vulkanik yang dilemparkan dari gunung api dan terendapkan di darat atau air. Terdapat tiga jenis endapan piroklastik: jatuhan, aliran, dan surge. Endapan aliran terbentuk dari aliran material panas yang bergerak cepat mengikuti gravitasi dan topografi, mengisi lembah dan cekungan. Endapan aliran umumnya tidak terpilah dengan baik dan menampakkan lapisan kasar.
This document lists 13 genera of planktonic foraminifera with descriptions of their fossil shell features including shape, aperture, ornamentation, and name. Genera include Pulleniatina, Catapsydrax, Hastigerina, Sphaeroidinellopsis, and Sphaeroidinella. Each genus is accompanied by illustrations of the fossil's ventral, side, and dorsal views along with details about chamber arrangement, shell shape, primary and secondary apertures, and other characteristics. The document was produced for a paleontology laboratory class on optic geology and mineral resources.
Batuan beku memiliki berbagai warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral yang beragam. Terdapat tiga jenis batuan beku utama yaitu batuan beku asam, intermediet, dan basa; serta variasi ultra basa. Masing-masing jenis batuan memiliki ciri khas yang berbeda sesuai dengan proses pembentukannya di dalam atau di permukaan bumi.
Dokumen ini menyajikan skala waktu geologi yang membagi sejarah bumi menjadi era, periode, dan zaman dengan rentang waktu perkiraan dalam jutaan tahun sejak Pra-Kambrium hingga Holosen saat ini.
Bab 3 membahas mineral dan batuan sebagai bahan padat yang membentuk kerak bumi. Terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang dikelompokkan menjadi mineral silikat dan non-silikat. Mineral dapat dikenali melalui sifat fisik seperti bentuk kristal, berat jenis, dan kekerasan. "
Batuan sedimen terbentuk dari endapan sedimen yang mengalami proses kompaksi dan sementasi. Terdiri dari batuan klastik yang berasal dari erosi batuan lain, dan non-klastik yang berasal dari endapan kimiawi/biokimia. Memiliki ciri berlapis, mengandung fosil, dan terdiri dari fragmen butiran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional Jawa Barat
2) Terdiri dari empat zona fisiografi utama yaitu dataran pantai, Zona Bogor, Zona Bandung, dan pegunungan selatan
3) Menguraikan susunan batuan stratigrafi daerah penelitian yang terdiri dari formasi-formasi sedimen dan vulkanik
Makalah ini membahas tentang jenis-jenis mineral logam dan proses pembentukannya serta potensi sumber daya mineral logam di Indonesia. Mineral logam terbentuk melalui proses geologi dalam waktu lama dan merupakan sumber daya tak terbarukan. Indonesia kaya akan sumber daya mineral logam seperti nikel, tembaga, emas, dan bauksit.
Album mineral praktikum mineral optik teknik geologiIndra S Syafaat
berisikan deskripsi mineral pada seri reaksi bowen secara mikroskopis, di peruntukan bagi mahasiswa yang butuh referensi untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai mineral secara lebih detail yaitu dengan pengamatan menggunakan mikroskop. semoga membantu
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum dasar dalam ilmu geologi seperti hukum superposisi, horisontalitas, original continuity, faunal succession, strata identified by fossils, uniformitarianisme, dan prinsip-prinsip akumulasi lateral. Hukum-hukum tersebut digunakan untuk mempelajari susunan dan hubungan batuan dalam ruang dan waktu.
Dokumen tersebut membahas perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral, dimulai dari klasifikasi Lindgren pada 1911 hingga modifikasi oleh Graton dan Buddington pada 1930-an. Klasifikasi tersebut didasarkan pada proses pembentukan, kedalaman, temperatur, dan komoditas logamnya."
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang partikel dan tekstur batuan sedimen yang disusun oleh beberapa mahasiswa Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Makalah ini membahas tentang pengertian batuan sedimen, jenis-jenis batuan sedimen berdasarkan partikel dan tekstur yang terbentuk, serta proses pembentukan batuan sedimen.
Teks tersebut membahas tentang kristalografi dan mineralogi. Pertama, menjelaskan tujuh sistem kristalografi berdasarkan jumlah sumbu dan perbandingannya. Kedua, mendefinisikan mineralogi sebagai ilmu yang mempelajari sifat kimia, struktur kristal, dan fisika mineral. Ketiga, menjelaskan cara penamaan mineral berdasarkan sifat-sifatnya seperti warna, bentuk kristal, kilap, dan kekerasan.
Batuan piroklastik terbentuk dari material vulkanik yang dilemparkan dari gunung api dan terendapkan di darat atau air. Terdapat tiga jenis endapan piroklastik: jatuhan, aliran, dan surge. Endapan aliran terbentuk dari aliran material panas yang bergerak cepat mengikuti gravitasi dan topografi, mengisi lembah dan cekungan. Endapan aliran umumnya tidak terpilah dengan baik dan menampakkan lapisan kasar.
This document lists 13 genera of planktonic foraminifera with descriptions of their fossil shell features including shape, aperture, ornamentation, and name. Genera include Pulleniatina, Catapsydrax, Hastigerina, Sphaeroidinellopsis, and Sphaeroidinella. Each genus is accompanied by illustrations of the fossil's ventral, side, and dorsal views along with details about chamber arrangement, shell shape, primary and secondary apertures, and other characteristics. The document was produced for a paleontology laboratory class on optic geology and mineral resources.
Dokumen tersebut membahas tentang paleontologi yang mempelajari bentuk-bentuk kehidupan masa lampau melalui fosil-fosilnya. Paleontologi terbagi menjadi beberapa sub bidang seperti paleobotani yang mempelajari fosil tumbuhan dan paleozoologi yang mempelajari fosil hewan. Klasifikasi cladistic digunakan untuk mengelompokkan organisme purba berdasarkan kesamaan morfologi.
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem yang mengintegrasikan data spasial dan atribut untuk menganalisis dan memodelkan fenomena geografis. SIG memiliki kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu lokasi, menganalisis pola dan hubungan antar data, serta memetakan hasil analisisnya. SIG digunakan dalam berbagai bidang seperti pengelolaan sumber daya alam, perencanaan wilayah, lingkungan, dan bisnis.
terrestrial fossil records and paleogeographyCara Molina
The document discusses terrestrial fossil records and paleobiogeography. It provides information on what fossils are, how they are formed in sedimentary rocks, and examples of different types of terrestrial fossils like amber fossils and trace fossils. Index fossils are described as tools to determine the relative age of rock layers. Radiometric dating is discussed as an accurate way to estimate the age of fossils using radioactive decay of isotopes. Relative dating compares fossil placement in rock layers to infer the order species existed. Fossils, evolution, and biogeography are connected to reconstruct how organisms have changed over geologic time and dispersed across continents.
Dokumen tersebut merangkum pembagian zaman geologi sejak zaman Arkaikum hingga Holosen berdasarkan fosil dan tanda-tanda perkembangan kehidupan. Zaman-zaman tersebut meliputi zaman Pra-Aksara, Paleozoikum, Mesozoikum, Neozoikum, dan berakhir dengan munculnya manusia modern pada zaman Holosen.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang:
1. Catatan fosil digunakan untuk memahami sejarah kehidupan di bumi dan hubungan evolusi antar organisme
2. Batuan sedimen kaya akan fosil karena sisa-sisa organisme dapat terawetkan
3. Umur fosil ditentukan secara relatif berdasarkan lapisan batuan dan secara absolut menggunakan peluruhan isotop radioaktif
Zaman Paleozoikum adalah zaman pertama ketika terdapat kehidupan di Bumi, yaitu mikroorganisme, ikan, amfibi, reptil, dan hewan tanpa tulang belakang. Zaman ini terbagi atas Kambrium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm, dengan kehidupan yang berkembang dari mikroorganisme hingga tumbuhan konifer.
Teks menjelaskan tentang awal kehidupan manusia purba dan perkembangan bumi secara geologis. Manusia purba hidup sederhana sebagai pemburu dan pengumpul makanan. Bumi terbentuk dari gas panas dan berkembang melalui zaman Arkaikum, Paleozoikum, Mesozoikum, hingga Neozoikum.
PENDAMPR21_SEJIN_XA_05_BAB_2_PEMBABAKAN MASA PRAAKSARA.pdfYaniAdyaramdhani1
Dokumen tersebut membahas pembabakan masa praaksara berdasarkan kajian geologi dan arkeologi. Pembabakan berdasarkan geologi membagi masa praaksara menjadi zaman Arkeozoikum, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum berdasarkan umur lapisan bumi. Sedangkan pembabakan berdasarkan arkeologi membagi masa praaksara menjadi zaman Batu (Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum) dan zaman Log
Zaman Kapur dicirikan oleh siklus pengendapan dan penyusutan air laut global. Berbagai fosil karakteristik seperti ammonit, rudist, dan foraminifera membantu menentukan usia batuan Kapur. Iklim hangat selama periode pertengahan Kapur memungkinkan kehidupan tumbuh hingga lintang tinggi. Berbagai hewan seperti dinosaurus, pterosaurus, dan reptilia laut hidup pada masa itu.
Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Bumi
Bumi bukanlah planet yang muncul tiba-tiba di jagad raya dalam bentuk seperti saat ini. Bumi terbentuk melalui proses yang sangat panjang dan terus berkembang hingga sekarang ini.
1. Proses Pembentukan Bumi
Bagaimana proses pembentukan Bumi? Menurut para ilmuwan, Bumi berasal dari awan gas dan debu. Pada mulanya, awan gas dan debu raksasa berputar-putar di sekeliling Matahari yang baru saja terbentuk. Partikel-partikel yang terbentuk awan tertarik oleh gaya gravitasi dan menyatu hingga memadat membentuk sebuah bola batuan. Keadaan ini membuat Bumi makin panas dan menjadi bola pijar. Selanjutnya, bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin dan mengeras. Suhu Bumi bagian tengah masih sangat panas meskipun bagian luar telah mendingin. Bola batuan ini merupakan bagian awal dari bentuk Bumi.
Proses pembentukan Bumi tersebut hampir sama dengan pendapat Kant-Laplace. Ia berpendapat bahwa Bumi mulai terbentuk miliar tahun yang lalu ketika material pembentuk Bumi berupa gas pijar terlepas dari Matahari. Selanjutnya, material itu lambat laun akan mendingin dan membentuk kulit batuan. Kondisi ini menyebabkan bagian luar Bumi bersifat padat dan bagian dalamnya masih bersifat cair dan sangat panas.
read more
2. Perkembangan Bumi dan Sejarah Kehidupannya
Berdasarkan bukti-bukti penanggalan radiometri, Bumi telah berumur sekitar 4.570 juta tahun. Jadi, Bumi telah terbentuk hampir 4,6 miliar tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain dalam tata surya, termasuk Matahari.
Ahli geologi menggunakan skala waktu geologi untuk menjelaskan waktu dan hubungan antarperistiwa yang terjadi selama sejarah Bumi. Waktu geologi Bumi disusun menjadi beberapa satuan waktu. Sejarah perkembangan Bumi dan kehidupannya dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 miliar tahun lalu)
Arkeozoikum artinya masa kehidupan purba. Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan awal pembentukan batuan kerak Bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Lempeng tektonik (plate tectonic)yang menyebabkan gempa terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup pada masa ini dapat digambarkan mirip dengan lingkungan mata air panas.
Masa ini juga awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer, serta awal munculnya kehidupan primitif di dalam samudera, yaitu berupa mikroorganisme (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah Stromatolit dan Cyanobakteria dengan umur kira-kira 3,5 miliar tahun.
b. Masa Proterozoikum (2,5 – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Pada masa ini mulai terjadi perkembangan atmosfer dan hidrosfer, serta kehidupan mikroorganisme bersel tunggal menjadi bersel banyak seperti enkaryotes dan prokaryotes. Enkaryotes bakal tumbuhan dan prokaryotes adalah bakal binatang. Jenis hewan invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing, koral, mulai muncul di laut-laut dangkal. Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum dikenal sebagai masa Praka
Dokumen tersebut membahas tentang pembagian masa dalam kehidupan di Bumi, dimulai dari masa Arkeozoikum hingga zaman Kuarter yang masih berlangsung sampai sekarang. Masa-masa tersebut diisi dengan perkembangan kehidupan dari mikroorganisme hingga manusia modern beserta perubahan lingkungan dan benua-benua di permukaan Bumi.
Manusia purba telah hidup di Indonesia sejak zaman Paleolitik. Beberapa fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia meliputi Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus robustus, Pithecanthropus erectus, Homo soloensis, dan Homo sapiens. Manusia-manusia purba ini hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan serta meninggalkan jejak berupa artefak dan fosil.
Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas di stasiun 3 kemah eksplorasi KBAT yang berfokus pada plat tektonik bumi. Aktivitas tersebut meliputi penjelasan skala waktu geologi, rekonstruksi benua Pangea, peta plat tektonik dan pengaruh pergerakan plat terhadap gunung berapi dan gempa bumi, serta proses tanah longsor akibat faktor alam dan aktivitas manusia.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Paleontologi 2: Fossil, Evolusi & Waktu Geologi
1. Disusun oleh:
Dr. Budhi Kuswan Susilo, S.T.,
M.T.
PALEONTOLOGI:
Fosil, Evolusi & Waktu
Geologi
2.
3. Fosil & Waktu Geologi
Spesimen yang terpreservasi disebut “fosil”
jika lebih dari 10.000 tahun
Fosil dijumpai dalam rentang termuda yaitu
kala Holosen (Holosen Epoch) hingga yang
paling tua dari masa Arkeozoikum, dapat
mencapai umur 3,48 milyar tahun
Pada observasi fosil tertentu yang
berasosiasi dengan lapisan batuan tertentu
dijadikan geologists untuk mengenali skala
waktu geologi (geological timescale) >>>
dimulai sejak abad 19
http://en.wikipedia.org/wiki/Fossil
7. Perkembangan teknik penanggalan
radiometrik (radiometric dating) pada awal
abad 20 memberikan geologists pilihan
dalam menentukan umur absolut atau umur
numerik pada berbagai lapisan dan dengan
demikian fosil termasuk di dalamnya.
Totalitas fosil, keduanya apakah fosil itu
ditemukan/tidak ditemukan dan keberadaan
fosilnya di dalam formasi batuan yang
mengandung fosil (fossiliferous rock
formation)atau lebih dikenal sebagai
rekaman fosil (fossil record) >>>http://en.wikipedia.org/wiki/Fossil
8. Fossil record: sejarah kehidupan yang
terdokumentasi oleh fosil-fosil yang terpreservasi
di dalam batuan sedimen.
Fosil-fosil yang yang berasal dari spesies yang
kehidupannya bertahan dalam waktu singkat
dapat digunakan untuk menentukan umur
batuan, dimana teknik ini dikenal sebagai
biostratigraphy.
Contoh, the conodont Eoplacognathus
pseudoplanus yang hidup pada Zaman
Ordovisium Tengah (464- 476 juta tahun). Jadi
bila kita tidak mengetahui umur batuan, maka
dengan ditemukannya fosil E. pseudoplanus,
9. Penggunaan fosil indeks (index fossils)
harus memiliki kejelasan, dimana fosil
tersebut harus memiliki sebaran yang
global dan menempati rentang waktu
yang pendek.
Karenanya, hati-hati dalam menentukan
fosil. Jika tidak, fatal dalam menentukan
umur batuan.
10. Fosil indeks (index fossil) = fosil petunjuk (guide
fossil) = Fosil indikator (indicator fossil) = fosil zona
(zone fossil): fosil-fosil yang digunakan untyuk
menentukan dan mengidentifikasi perioda geologi
atau tahapan kehidupan fauna.
Kehadiran fosil dalam batuan kadang kala
menunjukkan bahwa fosil dengan spesies yang
sama ditemukan dalam jenis batuan yang berbeda.
Pada kondisi di atas, kehadiran spesies fosil yang
mempunyai rentang kehidupan pendek/singkat
dapat digunakan untuk korelasi
Evolusi spesies yang cepat >>> sangat bernilai
11. Fosil indeks sebagai suatu pendekatan
lain untuk menentukan umur lapisan
batuan
Fosil indeks dapat memberi umur relaytif lapisan
batuan
Kehadirannya hanya pada rentang waktu tertentu
Terjadinya pada daerah yang luas secara geografik
Contoh indeks fosil: fusulinids and trilobites.
19. Skala waktu Geologi
(Geologic time scale)
• Skala waktu geologi dapat ditentukan
umurnya secara relatif dan absolut
• Skala waktu geologi merupakan kalender
dari sejarah umur bumi 4,5 milyar tahun
• Sejarah tersebut dibagi menjadi satuan-
satuan yang mudah untuk direferensi:
• Penentuan umur relatif
• Penentuan umur absolut
20. • Kurun (Eon) – the greatest expanse of time
• Masa (Era) – subdivision of Eon
• Zaman (Period) – subdivision of Era
• Kala (Epoch) – subdivision of Period
Kurun (Eons) Masa (Eras) Zaman (Periods)Kala (Epochs)
Struktur Skala Waktu Geologi
Pembagian Waktu Menjadi Lebih Kecil (Smaller divisions o
21. Geologic time scale
•Kurun (Eons)
–Fanerozoikum
(Phanerozoic) (“visible
life”) – Kurun termuda,
mulai 545 juta tahun
yang lalu.
–Proterozoikum
(Proterozoic)
–Arkeozoikum (Archean)
22. Geologic time scale
Masa (Era) –
pembagian dari
Kurun
Masa hanya ada
pada zaman
Fanerozoikum
Cenozoic (“recent life”)
Mesozoic (“middle life”)
23. ZAMAN (Period) –
Pembagian lebih
kecil dari Masa
Nama-nama zaman
diturunkan dari:
1. Lokasi tipe (misal,
Zaman Yura,
dinamakan Jura
Mountains)
2. Dari karakteristik
batuan (rock
characteristics) >>>
Carboniferous, coal-
rich rocks in the UK)
3. Dari ragam suku asli
>> misal, Silur Know this !
24. The Geologic Time Scale
Quaternary Latin, “fourth” 1822
Tertiary Latin, “third” 1760
Cretaceous Latin creta, “chalk” 1822
Jurassic Jura Mountains, Switzerland 1795
Triassic Latin, “three-fold” 1834
Permian Perm, Russia 1841
Carboniferous Carbon-bearing 1822
Devonian Devonshire, England 1840
Silurian Silures, a pre-Roman tribe 1835
Ordovician Ordovices, a pre-Roman tribe 1879
Cambrian Latin Cambria, “Wales” 1835
25.
26.
27. Fossils Indicate Evolutionary Pathways:
PRA KAMBRIUM
(Precambrian)
Bukti fosil langsung sedikit,
karena hilangnya bagian tubuh
yang keras.
Bukti fosil mencakup algae,
bacteria, dan jejak tubuh
organisme lunak
28.
29.
30. Masa Paleozoikum (Paleozoic Era) -- zaman
invertebrata (Age of the Invertebrate)
Invertebrata berevolusi menjadi vertebrata;
Tanaman darat pertama berevolusi di dalam zaman
Silur
Ikan dijumpai melimpah di zaman Devon >>>“age of
the fishes”.
Ikan berparu-paru berkembang menjadi binatang
ampibi sepanjang Mississippi dan Pensilvania (bagian
dari zaman Karbon)
Amfibi berevolusi menjadi reptil pada zaman Perm.
Reptil ini dikenal penghuni pertama di daratan
Kepunahan masal (mass extinctions) dari invertebrata
31. Masa Paleozoikum
Paleozoic Era (Ancient Life)
Zaman Kambium sebagai zaman pertama dari
masa Paleozoikum >> “Age of the Trilobites”
Ledakan kehidupan laut mulai pada masa ini
Sebagian besar benua diliputi iklim hangat dan
laut dangkal
Invertebrata mendominasi - Trilobita
Ikan mulai hadir pada waktu ini
Kehadiran ikan mendorong kedatangan amfibi
Pada akhir masa ini disebut sebagai “Age of Amphibians”
Tanaman daratan mula-mula meliputi lumut (mosses),
pakis (ferns) dan tanaman yang mempunyai kerucut
(cone-bearing plants).
32. Masa Paleozoikum (lanjutan)
Banyak kuari limestone yang ditambang
untuk tujuan industri atau bangunan, serta
endapan batubara di Eropa Barat dan
Amerika Bagian Timur terbentuk pada
zaman ini.
Pada zaman Kambrium (permulaan)
pecahnya kontinen dunia, Rodinia dan
terbentuknya Pangaea, lalu bergabung
kembali
Kejadian besar ini disinyalir sebagai penyebab
terjadinya perubahan iklim yang mendorong
terjadinya kepunahan masal.
Pegunungan Appalachian terbentuk
33. Masa Paleozoikum (lanjutan)
Pada akhir Paleozoikum, kepunahan
masal terbesar menyebabkan kepunahan
sekitar 90% spesies binatang laut dan 70%
dari binatang daratan
Kemungkinan penyebab kejadian
kepunahan masal:
Penurunan muka laut ketika kontinen
menyatu sebagai Pangaea (convergent
boundary)
Aktivitas vulkanik meningkat (ash and
34. Trilobita
Hidup pada laut purba
Punah sebelum
eksistensi dinosaurus
Zaman Kambrium
dikenal sebagai “Age of
the Trilobites”
45. Masa Mesozoikum (Mesozoic Era) --
“Age of the Reptiles”
Dinosaurus menjadi dominan
Kemunculan burung pertama kali
Pada akhir masa ini ditandai dengan
kepunahan masal reptil termasuk
didalamnya dinosaurus dan sejumlah
fosil lainnya
46. Masa Mesozoikum (Mesozoic Era) –
Kehidupan Pertengahan
Pada permulaan masa ini, benua-benua
bergabung menjadi satu >>> Pangaea.
Pangaea pecah pada pertengahan masa
ini.
Reptil menjadi binatang yang melimpah
karena kemampuannya beradaptasi
terhadap iklim yang lebih kering pada
masa ini, dengan cara:
Kulit mampu mengontrol cairan tubuh
Embrio hidup di dalam cangkang (shells)
47. Masa Mesozoikum (lanjutan)
Dinosaurus adalah sangat aktif (signifikan)
pada masa ini
Dinosaurus kecil pertama kali muncul pada
zaman Trias
Dinosaurus berukuran lebih besar dan
melimpah keberadaanya muncul pada
zaman Yura
Mamalia dan burung juga muncul pada
masa ini.
Mamalia: kecil, berdarah hangat dan mempunyai
bulu yang menutupi tubuhnya.
Karakteristik di atas membantunya untuk
48.
49.
50.
51. Masa Mesozoikum (lanjutan)
Kehidupan tumbuhan utama pada waktu ini yiatu
Gymnosperma atau tumbuhan yang menghasilkan bijih,
tetapi tidak berbunga
Pohon pinus
Tanaman berbunga muncul pada akhir masa ini
52. Masa Mesozoikum (Lanjutan)
Berakhirnya masa ini berkaitan dengan
kejadian kepunahan masal sekitar 65 juta
tahun yang lalu
Banyak kelompok binatang, termasuk
dinosaurus punah tiba-tiba pada waktu ini.
Banyak akli pengetahuan meyakini bahwa
kejadian ini disebabkan oleh komet atau
asteroid yang menabrak bumi
53.
54.
55.
56. Masa Mesozoikum–
Kejadian Kepunahan Masal Mass
(Extinction Event)
Komet atau Asteroid menabrak bumi
Awan asap dan abu yang besar memenuhi udara
Sinar matahari menjadi terhalang
Tanaman mati
Binatang yang makan tumbuhan menjadi mati
Binatang yangmemakan pemakan tumbuhan juga mati
Namun, tidak semua bentuk kehidupan yang
mati selam masa ini.
Banyak binatang yang dapat dilihat sekarang
adalah keturunan dari mereka yang selamat dari
kepunahan masal ini.
80. Masa Kenozoikum (Cenozoic Era) –
Recent Life
Masa ini mulai sekitar 65 Juta tahun lalu dan
berlanjut hingga hari ini
Iklim hangat dan sedang Climate was warm and mild.
Binatang marin seperti paus dan lumba-lumba
mengalami evolusi
Mamalia mulai bertambang dan berkembang
adaptasi yang memungkinkan untuk hidup pada
berbagai lingkungan – daratan, udara dan laut
Rerumputan meningkat dan memberikan sumber
pangan bagi binatang pemakan rumput
Banyak pegunungan terbentuk selama masa
Kenozoikum
Pegunungan Alpina di Eropa, pegunungan Himalaya di
India; Pegunungan Rocky di Amerika Serikat
81. Masa Kenozoikum (Lanjutan)
Pertumbuhan pegunungan ini
kemungkinan telah membantu pendinginan
iklim
Zaman es terjadi pada akhir masa
kenozoikum (zaman Kwarter)
Ketika iklim berubah, binatang harus
beradaptasi terhadap naik dan yturunnya
muka alir laut disebabkan oleh pencairan
gletser
Masa ini sering disebut “Age of Mammals”
82. Masa Kenozoikum (Lanjutan)
Contoh binatang marin:
Algae, Molluska, Ikan, dan Mamalia
Contoh binatang darat:
Kelelawar, kucing, anjing, sapi, dan manusia
Manusia mulai muncul sekitar 3.5 juta tahun lalu
(selama periode paling akhir – Kwarter (Quaternary).
Tanaman berbunga adalah tanaman serakarang
yang paling umum
85. Masa Kenozoikum “Age of the
Mammals”.
Mamalia berkembang dan
mendominasi masa ini
Tanaman berbungan mendominasi
tanaman daratan
Beberapa mamalia menjadi punah
selama akhir kenozoikum (11,000
tahun lalu). Hal ini meliputi
mastodon, mammoth, dan lainnya
91. The Geologic Time Scale
Origin of the Earth
4.55 Billion years
First multi-
celled
organisms
Age of Fishes
Age of Coal
Formation
Major Mass
Extinction
Age of
Dinosaurs
Major Mass
Extinction
“Humans”
arrive
Most recent
“Ice Age”