Fosil dan skala waktu geologi memberikan informasi tentang evolusi kehidupan di Bumi. Fosil dapat digunakan untuk menentukan umur batuan dan membantu menyusun skala waktu geologi. Skala waktu geologi membagi sejarah Bumi menjadi kurun, masa, zaman, dan kala untuk merekam perkembangan kehidupan selama 4,5 miliar tahun.
Fosil dan skala waktu geologi memberikan informasi tentang evolusi kehidupan di Bumi. Fosil dapat digunakan untuk menentukan umur batuan dan membantu menyusun skala waktu geologi. Skala waktu geologi membagi sejarah Bumi menjadi kurun, masa, zaman, dan kala untuk merekam perkembangan kehidupan selama 4,5 miliar tahun.
Makalah ini membahas tentang iklim tropis di Indonesia dan Australia, termasuk pengertian iklim dan tropis, ciri-ciri iklim tropis, flora dan fauna yang tumbuh di daerah iklim tropis."
Dokumen tersebut membahas tentang litosfer, yaitu lapisan terluar bumi yang terdiri dari batuan dan kerak bumi. Litosfer terbentuk dari unsur oksigen, silikon, dan aluminium. Terdapat dua jenis litosfer yakni litosfer benua dan litosfer samudra yang memiliki kedalaman berbeda. Bentuk permukaan bumi antara lain dataran rendah, tinggi, lembah, bukit, dan gunung. Proses yang terjadi pada litosfer
Dokumen tersebut membahas klasifikasi iklim menurut beberapa pakar seperti Koppen, Schmidt-Ferguson, Oldeman, dan Junghuhn. Klasifikasi iklim Koppen membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur menjadi lima tipe. Klasifikasi Schmidt-Ferguson membagi berdasarkan rasio curah hujan bulan basah dan kering. Klasifikasi Oldeman berdasarkan frekuensi bulan basah berturut-turut. Klasifikasi Junghuhn berdasarkan
Dokumen tersebut merangkum tentang tiga jenis batuan (beku, sedimen, dan metamorf) dan siklus pembentukannya. Batuan beku terbentuk dari pelelehan magma, batuan sedimen dari produk pelapukan batuan sebelumnya, dan batuan metamorf dari perubahan pra-batuan oleh panas dan tekanan. Siklus batuan menunjukkan proses pembentukan dan transformasi antara ketiga jenis batuan ini yang didorong oleh energi panas dalam b
Dokumen tersebut membahas tentang atmosfer dan unsur-unsur cuaca serta iklim, termasuk lapisan atmosfer, suhu, angin, awan, kelembaban, tekanan udara, dan jenis-jenis hujan. Dokumen ini juga menjelaskan proses pemanasan udara oleh matahari dan faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara.
Makalah ini membahas tentang arus Ekman yang terjadi di permukaan laut yang disebabkan oleh tiupan angin. Arus Ekman merupakan arus yang terbentuk akibat pengaruh gaya gesek angin di permukaan laut dan gaya Coriolis yang membelokkan arah aliran menjadi spiral. Transportasi Ekman adalah pergerakan bersih air laut akibat keseimbangan antara gaya Coriolis dan gaya gesek angin, dimana arahnya tegak lurus dari arah
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
Laporan praktikum mendeskripsikan prosedur pengukuran momen inersia dari berbagai benda seperti bola, silinder, piringan, dan kerucut dengan mengukur massa, diameter, dan tinggi benda. Data pengukuran periode diri, periode benda, simpangan, dan periode piringan juga dilaporkan.
Indonesia memiliki tiga jenis iklim utama: iklim musim, iklim tropis yang panas, dan iklim laut. Iklim musim ditandai dengan pergantian angin musim barat daya dan timur laut setiap enam bulan, sedangkan iklim tropis membuat Indonesia hangat sepanjang tahun. Iklim laut menyebabkan curah hujan yang tinggi di beberapa daerah. Faktor iklim mempengaruhi jenis vegetasi di berbagai daerah.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep astronomi yang terkait dengan koordinat benda langit seperti asensio rekta, deklinasi, waktu terbit dan terbenam, serta penyelesaian soal-soal yang melibatkan konsep-konsep tersebut. Beberapa contoh soal yang diselesaikan adalah menentukan waktu terbit dan terbenam suatu bintang, menentukan waktu transit bintang, serta menentukan koordinat Bulan sa
Zaman Neozoikum terbagi atas zaman Tersier dan Kuarter. Zaman Tersier terdiri dari Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen yang ditandai dengan munculnya dan berkembangnya mamalia. Zaman Kuarter terdiri dari Pleistosen dan Holosen dimana Pleistosen menandai munculnya manusia purba.
Makalah ini membahas tentang iklim tropis di Indonesia dan Australia, termasuk pengertian iklim dan tropis, ciri-ciri iklim tropis, flora dan fauna yang tumbuh di daerah iklim tropis."
Dokumen tersebut membahas tentang litosfer, yaitu lapisan terluar bumi yang terdiri dari batuan dan kerak bumi. Litosfer terbentuk dari unsur oksigen, silikon, dan aluminium. Terdapat dua jenis litosfer yakni litosfer benua dan litosfer samudra yang memiliki kedalaman berbeda. Bentuk permukaan bumi antara lain dataran rendah, tinggi, lembah, bukit, dan gunung. Proses yang terjadi pada litosfer
Dokumen tersebut membahas klasifikasi iklim menurut beberapa pakar seperti Koppen, Schmidt-Ferguson, Oldeman, dan Junghuhn. Klasifikasi iklim Koppen membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur menjadi lima tipe. Klasifikasi Schmidt-Ferguson membagi berdasarkan rasio curah hujan bulan basah dan kering. Klasifikasi Oldeman berdasarkan frekuensi bulan basah berturut-turut. Klasifikasi Junghuhn berdasarkan
Dokumen tersebut merangkum tentang tiga jenis batuan (beku, sedimen, dan metamorf) dan siklus pembentukannya. Batuan beku terbentuk dari pelelehan magma, batuan sedimen dari produk pelapukan batuan sebelumnya, dan batuan metamorf dari perubahan pra-batuan oleh panas dan tekanan. Siklus batuan menunjukkan proses pembentukan dan transformasi antara ketiga jenis batuan ini yang didorong oleh energi panas dalam b
Dokumen tersebut membahas tentang atmosfer dan unsur-unsur cuaca serta iklim, termasuk lapisan atmosfer, suhu, angin, awan, kelembaban, tekanan udara, dan jenis-jenis hujan. Dokumen ini juga menjelaskan proses pemanasan udara oleh matahari dan faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara.
Makalah ini membahas tentang arus Ekman yang terjadi di permukaan laut yang disebabkan oleh tiupan angin. Arus Ekman merupakan arus yang terbentuk akibat pengaruh gaya gesek angin di permukaan laut dan gaya Coriolis yang membelokkan arah aliran menjadi spiral. Transportasi Ekman adalah pergerakan bersih air laut akibat keseimbangan antara gaya Coriolis dan gaya gesek angin, dimana arahnya tegak lurus dari arah
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
Laporan praktikum mendeskripsikan prosedur pengukuran momen inersia dari berbagai benda seperti bola, silinder, piringan, dan kerucut dengan mengukur massa, diameter, dan tinggi benda. Data pengukuran periode diri, periode benda, simpangan, dan periode piringan juga dilaporkan.
Indonesia memiliki tiga jenis iklim utama: iklim musim, iklim tropis yang panas, dan iklim laut. Iklim musim ditandai dengan pergantian angin musim barat daya dan timur laut setiap enam bulan, sedangkan iklim tropis membuat Indonesia hangat sepanjang tahun. Iklim laut menyebabkan curah hujan yang tinggi di beberapa daerah. Faktor iklim mempengaruhi jenis vegetasi di berbagai daerah.
Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep astronomi yang terkait dengan koordinat benda langit seperti asensio rekta, deklinasi, waktu terbit dan terbenam, serta penyelesaian soal-soal yang melibatkan konsep-konsep tersebut. Beberapa contoh soal yang diselesaikan adalah menentukan waktu terbit dan terbenam suatu bintang, menentukan waktu transit bintang, serta menentukan koordinat Bulan sa
Zaman Neozoikum terbagi atas zaman Tersier dan Kuarter. Zaman Tersier terdiri dari Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen yang ditandai dengan munculnya dan berkembangnya mamalia. Zaman Kuarter terdiri dari Pleistosen dan Holosen dimana Pleistosen menandai munculnya manusia purba.
Masa Kenozoikum adalah masa saat ini dalam Geological Time Scale yang terjadi setelah masa Mesozoikum. Masa ini terbagi menjadi zaman Tersier dan Kwarter, dimana zaman Tersier merupakan zaman perkembangan mamalia di belahan dunia lain selain Indonesia karena sebagian kepulauan Indonesia baru terbentuk pada masa itu, sehingga fosil-fosil yang ditemukan di Indonesia sebagian besar adalah fosil hewan laut.
This document contains 3 names: R. Shantini, S. Kalaivaani, and R. Kalaivaani. No other context or details are provided about these 3 names listed in the document.
Buku Siswa sejarah_sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Randy Ikas
Buku ini membahas perkembangan kehidupan dan budaya manusia pada zaman sebelum mengenal tulisan atau zaman pra-aksara di Indonesia. Zaman pra-aksara dimulai sejak keberadaan manusia purba dan berakhir ketika manusia mulai mengenal tulisan. Untuk memahami perkembangan zaman pra-aksara, perlu diketahui tahapan-tahapannya berdasarkan sisa-sisa peninggalan budaya yang ditemukan.
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...Deli Maulana Jabet
Manusia pada zaman prasejarah menggunakan berbagai alat dari batu dan logam sesuai dengan perkembangan zamannya. Pada zaman batu awal manusia menggunakan alat batu sederhana, pada zaman neolitik alat batu menjadi lebih halus, dan di zaman logam alat mulai dibuat dari perunggu dan besi.
Manusia purba telah hidup di Indonesia sejak zaman Paleolitik. Beberapa fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia meliputi Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus robustus, Pithecanthropus erectus, Homo soloensis, dan Homo sapiens. Manusia-manusia purba ini hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan serta meninggalkan jejak berupa artefak dan fosil.
Tradisi indonesia sebelum mengenal tulisan dan terbentuknya kepulauan ~2succesamin
Indonesia memiliki sejarah panjang sebelum mengenal tulisan yang ditandai dengan budaya lisan dan tradisi yang diturunkan secara non-tulisan. Kepulauan Indonesia terbentuk akibat pergerakan lempeng tektonik raksasa di bawah permukaan bumi selama puluhan juta tahun, menghasilkan gunung berapi, gempa bumi, dan pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
1. Dokumen tersebut merangkum periode peradaban awal di Indonesia, mulai dari Zaman Arkaekum hingga Zaman Neozoikum.
2. Zaman Arkaekum dan Paleozoikum ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan sederhana, sedangkan zaman Mesozoikum dan Neozoikum ditandai dengan berkembangnya hewan reptil dan mamalia.
3. Proses pembentukan kepulauan Indonesia meliputi aktivitas vulkanik, pertemuan lempeng tekton
Bumi dibagi menjadi 4 zaman berdasarkan geologi, yaitu Arkaikum, Paleozoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum. Zaman terakhir ini dibedakan lagi menjadi zaman Tersier dan Kwarter, dimana pada zaman Kwarter terjadi perkembangan manusia purba.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Proses pembentukan Kepulauan Indonesia yang dipengaruhi oleh teori-teori geologi dan pergerakan lempeng tektonik.
2. Pembagian zaman geologi Bumi dan perkembangan flora dan fauna di Indonesia sesuai dengan zona Wallace.
3. Jenis-jenis hutan dan flora serta fauna yang terdapat di berbagai wilayah Indonesia.
Zaman Kapur dicirikan oleh siklus pengendapan dan penyusutan air laut global. Berbagai fosil karakteristik seperti ammonit, rudist, dan foraminifera membantu menentukan usia batuan Kapur. Iklim hangat selama periode pertengahan Kapur memungkinkan kehidupan tumbuh hingga lintang tinggi. Berbagai hewan seperti dinosaurus, pterosaurus, dan reptilia laut hidup pada masa itu.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan kehidupan awal masyarakat Indonesia, mulai dari teori perkembangan bumi secara geologis, teori migrasi tentang keberadaan awal masyarakat Indonesia, pendapat ahli mengenai asal usul bangsa Indonesia, tahapan munculnya mahluk hidup di bumi, perkembangan sosial budaya, ekonomi dan budaya manusia purba di Indonesia, serta perkembangan teknologi dan kepercayaan awal masyar
Dokumen tersebut membahas tentang pembagian masa dalam kehidupan di Bumi, dimulai dari masa Arkeozoikum hingga zaman Kuarter yang masih berlangsung sampai sekarang. Masa-masa tersebut diisi dengan perkembangan kehidupan dari mikroorganisme hingga manusia modern beserta perubahan lingkungan dan benua-benua di permukaan Bumi.
Pergerakan lempeng bumi telah membentuk pulau-pulau di Indonesia dan memisahkan spesies, menyebabkan evolusi dan kepunahan. Ukuran pulau mempengaruhi jumlah spesiesnya, dengan pulau besar memiliki lebih banyak spesies dan pulau kecil memiliki spesies endemik. Pergerakan lempeng juga telah memisahkan Indonesia menjadi dua wilayah biogeografi.
Teks menjelaskan tentang awal kehidupan manusia purba dan perkembangan bumi secara geologis. Manusia purba hidup sederhana sebagai pemburu dan pengumpul makanan. Bumi terbentuk dari gas panas dan berkembang melalui zaman Arkaikum, Paleozoikum, Mesozoikum, hingga Neozoikum.
Dokumen tersebut merangkum pembagian zaman geologi sejak zaman Arkaikum hingga Holosen berdasarkan fosil dan tanda-tanda perkembangan kehidupan. Zaman-zaman tersebut meliputi zaman Pra-Aksara, Paleozoikum, Mesozoikum, Neozoikum, dan berakhir dengan munculnya manusia modern pada zaman Holosen.
Masyarakat indonesia pada zaman prasejarahmbak_aul
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan zaman pada bumi mulai dari zaman Archaeikum hingga zaman Neozoikum. Zaman-zaman tersebut ditandai dengan perkembangan kehidupan dari yang sederhana hingga kompleks, mulai dari organisme bersel tunggal hingga munculnya manusia modern.
Bab 1 menelusuri peradaban awal di kepulauan indonesiamulyati hidayat
Dokumen tersebut membahas mengenai peradaban awal di Kepulauan Indonesia, mulai dari terbentuknya kepulauan Indonesia melalui proses geologis panjang, penemuan fosil manusia purba seperti Pithecanthropus erectus di Trinil dan Homo wajakensis di Wajak, serta asal usul nenek moyang bangsa Indonesia seperti Proto Melayu dan Deutero Melayu.
Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Bumi
Bumi bukanlah planet yang muncul tiba-tiba di jagad raya dalam bentuk seperti saat ini. Bumi terbentuk melalui proses yang sangat panjang dan terus berkembang hingga sekarang ini.
1. Proses Pembentukan Bumi
Bagaimana proses pembentukan Bumi? Menurut para ilmuwan, Bumi berasal dari awan gas dan debu. Pada mulanya, awan gas dan debu raksasa berputar-putar di sekeliling Matahari yang baru saja terbentuk. Partikel-partikel yang terbentuk awan tertarik oleh gaya gravitasi dan menyatu hingga memadat membentuk sebuah bola batuan. Keadaan ini membuat Bumi makin panas dan menjadi bola pijar. Selanjutnya, bagian luar Bumi lambat laun mulai mendingin dan mengeras. Suhu Bumi bagian tengah masih sangat panas meskipun bagian luar telah mendingin. Bola batuan ini merupakan bagian awal dari bentuk Bumi.
Proses pembentukan Bumi tersebut hampir sama dengan pendapat Kant-Laplace. Ia berpendapat bahwa Bumi mulai terbentuk miliar tahun yang lalu ketika material pembentuk Bumi berupa gas pijar terlepas dari Matahari. Selanjutnya, material itu lambat laun akan mendingin dan membentuk kulit batuan. Kondisi ini menyebabkan bagian luar Bumi bersifat padat dan bagian dalamnya masih bersifat cair dan sangat panas.
read more
2. Perkembangan Bumi dan Sejarah Kehidupannya
Berdasarkan bukti-bukti penanggalan radiometri, Bumi telah berumur sekitar 4.570 juta tahun. Jadi, Bumi telah terbentuk hampir 4,6 miliar tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain dalam tata surya, termasuk Matahari.
Ahli geologi menggunakan skala waktu geologi untuk menjelaskan waktu dan hubungan antarperistiwa yang terjadi selama sejarah Bumi. Waktu geologi Bumi disusun menjadi beberapa satuan waktu. Sejarah perkembangan Bumi dan kehidupannya dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 miliar tahun lalu)
Arkeozoikum artinya masa kehidupan purba. Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan awal pembentukan batuan kerak Bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Lempeng tektonik (plate tectonic)yang menyebabkan gempa terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup pada masa ini dapat digambarkan mirip dengan lingkungan mata air panas.
Masa ini juga awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer, serta awal munculnya kehidupan primitif di dalam samudera, yaitu berupa mikroorganisme (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah Stromatolit dan Cyanobakteria dengan umur kira-kira 3,5 miliar tahun.
b. Masa Proterozoikum (2,5 – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Pada masa ini mulai terjadi perkembangan atmosfer dan hidrosfer, serta kehidupan mikroorganisme bersel tunggal menjadi bersel banyak seperti enkaryotes dan prokaryotes. Enkaryotes bakal tumbuhan dan prokaryotes adalah bakal binatang. Jenis hewan invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing, koral, mulai muncul di laut-laut dangkal. Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum dikenal sebagai masa Praka
Materi Zaman Prasejarah ini dirangkum dari berbagai sumber. Menjelaskan tentang pembagian masa prasejarah dari sisi geologi maupun masa prasejarah yang masuk ke nusantara dan dialami oleh masyarakat Indonesia.
1. SEJARAH MASA KENOZOIKUM
“MASA SAAT INI”
Masa Kenozoikum merupakan masa pada Geological Time Scale yang terjadi
setelah masa Mesozoikum. Masa Kenozoikum itu sendiri terbagi menjadi dua zaman,
yaitu tersier serta kwarter.
A. Zaman Tersier (65 juta-1,7 juta tahun lalu)
Zaman ini merupakan zaman perkembangan mamalia dibelahan dunia yang
lain, akan tetapi tidak demikian halnya di Indonesia karena pada zaman ini sebagian
2. kepulauan Indonesia baru terbentuk. Oleh karena itu fosil-fosil yang dijumpai di
Indonesia sebagian besar merupakan fosil hewan laut terutama moluska dn
foraminifera. Zaman ini dibagi menjadi beberapa kala yaitu :
Kala Palosen (65 juta- 56,5 juta tahun lalu), kala ini merupakan awal kemunculan
hewan mamalia pemakan rumput, primata, burung dan dicoaster. Kala ini
ditandai oleh kegiatan magma yang sanagt intensif, susut laut yang besar dan
hujan meteorit.
Kala Eosen (56,5 juta-35,5 juta tahun lalu),
Pada Kala Eosen ini mamalia mulai berkembang dengan baik, seperti kuda,
binatang pengerat (Rodent) dan nenek moyang hewan modern seperti unta,
badak, termasuk hiu raksasa (Basilosaurus) dan burung raksasa (Diatryma).
Pecahnya benua Pangea menjadi beberapa benua dan pecahan pecahan benua ini
saling bergerak hingga keposisi seperti yang kita lihat saat ini. Pada awal kurun
Kenozoikum, Greenland mulai memisahkan diri dari Eropa, Antartika dari
Australia, serta Afrika dan India juga memisahkan diri. Lautan Atlantik
mengalami pemekaran melalui suatu lembah yang sempit yang dikenal saat ini
sebagai punggung tengah samudra.India bergerak melewati samudra India dan
bertabrakan dengan benua Asia membentuk pegunungan Himalaya.Sistem
rangkaian pegunungan Alpine – Himalaya terbentuk; Rifting yang berasosiasi
dengan aktivitas gunungapi terjadi di Afrika, Eropa, Asia, dan Antartika.Amerika
Utara dan Amerika Selatan bergerak kearah barat melewati sebagian samudra
Pasifik.Pergerakan ini menimbulkan tekanan yang menyebabkan pantai bagian
barat kedua benua (Amerika Utara dan Amerika Selatan) terbentuk pegunungan
3. Rocky dan pegunungan Andes.Sebagian dari dasar samudra Pasifik menyusup
kedalam benua Amerika yang menyebabkan pelelehan dan membentuk
gunungapi Cascade dan Andes di permukaan yang mewakili busur gunungapi
baru yang saling berasosiasi dengan struktur yang lama.Busur gunungapi hingga
saat ini tetap aktif.
Setelah punahnya dinosaurus, banyak tempat di atas permukaan bumi yang
tiba tiba terjadi kekosongan akibatnya punahnya dinosaurus. Pada awal
Kenozoikum, binatang mamalia kecil yang menyerupai tikus mulai berkembang
biak dan tersebar secara cepat serta mengalami diversifikasi dalam kelompoknya
dan juga dalam ukurannya. Kemudian, daratan dan hutan yang ada di bumi
dihuni oleh Badak Raksasa dan Gajah Raksasa, Singa, Kuda dan Rusa.Di udara
dihuni oleh Kelelawar dan Burung sedanghkan di laut diisi oleh ikan paus, hiu
dan binatang laut lainnya.Selama kurun Kenozoikum banyak organisme yang
mengalami kepunahan, tetapi tidak sebanyak binatang dan tumbuhan yang
hilang/punah seperti pada kurun Mesozoikum dan kurun Paleozoikum.
Gambar 2. paleogeografi pada kala Eosen
4. Kala Oligosen (35,5juta -23,5 juta tahun lalu), pada kala ini mamalia semakin
bertambah besar ukurannya. Mamalia modern termasuk gajah pertama muncul.
Nenek moyang kucing, Aanjing dan beruang mulai berkembang. Kehidupan laut
ditandai dengan munculnya hewan jenis baru seperti kepiting, kerang dan siput.
Iklim mendingin, hutan berkurang namun padang rumput meluas disertai dengan
pesatnya perkembangan hewan pemakan rumput.
Kala Miosen (23,5 juta-5,2 juta tahun lalu), kala ini dicirikan oleh padang rumput
semakin meluas, oleh karena ini mamalia pemakan rumput berkembang semakin
pesat. Kala ini dicirikan oleh munculnya Homonoid (proconsul), lembu, domba
dan monyet.
Kala Pliosen (5,2 juta-1,7 juta tahun lalu), pada kala ini muncul hominid yang
pertama. Fosil-fosil penciri Kala Pliosen yang ditemukan di Indonesia secara
adalah dari kelompok moluska dan foraminifera.
Gambar 1.1 Kondisi paleogeografi Zaman Tersier
5. B. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Pada Zaman Kuarter dibelahan dunia dikenal sebagai zaman perkembangan
manusia, sedangkan di Indonesia disamping berkembangnya mnusia berkembang
juga mamalia. Zaman ini dibagi menjadi dua kala yaitu :
Kala Pleistosen(1,7 juta tahun –10 ribu tahun lalu)
Pleistosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung
antara 1.808.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Pleistosen à asal kata pleistos =
terlebih –lebih, dan Koinos = baru, mengandung 90-100% bentuk-bentuk
sekarang. Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan
Pleistosen Akhir, dan beberapa tahap fauna. Pleistosen awalnya dikenal dengan
diluvium, yakni formasi sekarang (holosen atau aluvium); bermula dari 1.750.000
tahun lalu dan berakhir sampai 10000 tahun lalu. kala pertama dalam zaman
kuarter, dibawah satuan waktu geologi ini terdapat kala pliosen, dan diatasnya
kala holosen. Pada kala pleistosen bumi mengalami beberapa zaman es.
Pada kala Pleistosen banyak bagian dunia dilanda oleh lapisan es yang
cukup tebal. Hal tersebutlah yang menyebabkan migrasi besar-besaran fauna
menuju ke tempat yang tidak dapat dicapai oleh lapisan es Zaman es tersebut
dibagi menjadi 4, yaitu : Zaman es Gunz, Mindel, Riss, dan Wurm.Akibat dari
zaman es di dunia ternyata pengaruhnya di Indonesia sangat jelas. Hal ini jelas
mengakibatkan terjadinya pulau-pulau atau daratan yang relatif lebih luas bila
dibandingkan dengan zaman sebelumnya.
Pada zaman Pleistosen wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu di barat yang merupakan paparan Sunda dan di timur yang merupakan
6. paparan Sahul dengan kedalaman dasarnya hampir merata, sedangkan di
tengahnya Sulawesi dan Kalimantan terdiri dari laut dalam dengan kedalaman
yang berbeda-beda. Batas barat laut antara dari tempat Filipina dan Kepulauan
Talaud, serta antara Sulawesi dan Kalimantan terus memanjang ke selatan ke
tempat sebelah timur Kepulauan Tangean dan langsung ke selatan pulau
Lombok. Garis pantai timur paparan Sunda, kira-kira jatuh bersamaan dengan
garis Wallace, yaitu suatu garis batas Zoogeografi yang penting di Indonesia.
Sebelah barat garis Wallace ini antara lain termasuk pulau Sumatra, Jawa, dan
Kalimantan yang faunannya bersifat Asia, sedangkan sebelah timur garis Wallace
antara lain Sulewesi, Nusa Tenggara, dan Irian mempunyai sifat Australia.
Dengan ditemukannya data-data baru letak garis ini berubah-ubah, yaitu
yang kemudian berubah menjadi garis Wallace (Huxley), garis Webber
(Pelseneer) ataupun garis Webber (keseimbangan fauna), maupun garis batas
fauna Australia-Papua. Bagaimanapun perubahannya garis-garis tersebut tetap
merupakan batas Provinsi Zoogeografi pada waktu sekarang sebagai akibat dari
penyebaran fauna di zaman Pleistosen melalui daratan-daratan dan jembattanjembatan daratan pada waktu itu.
Dari penyelidikan yang dilakukan pada tahun-tahun yang terakhir terbukti
bahwa garis Wallace tidaklah menjadi batas provinsi fauna Pleistosen, akan tetapi
hanya berlaku bagi zaman Holosen. Hal ini terbukti dengan ditemukannya
Stegodon rigonocephalus flurensia Hooujer di Flores pada tahun 1957, Stegodon
timerensis Sartono di pulau Timor pada tahun 1964.
7. Penyelidikan yang dilakukan oleh Dr. R. P. Soejono bekerja sama dengan
Prof. Dr. S. Sartono di pulau Sumba pada tahun 1978 telah ditemukan fosil
rahang bawah dari Stegodon. Penyelidikan yang dilakukan pada tahun itu juga di
desa Berru, Cabenge, Sulawesi Selatan oleh Rokhus Dua Awe telah ditemukan
gigi Stegodon, sedangkan pada tahun sebelumnya ditemukan fosil babi, rusa,
kijang, kura-kura dengan diameter 2 meter. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa
terutama binatang stegodon yang asalnya dari dari India Utara di daerah Siwalik
melaului Birma dan Malaya tidak hanya berhenti di Jawa sekitar seperti
diperkirakan sebelumnya tetapi melalui jembatan daratan di Nusa Tenggara
sampai pula di Flores dan Timor bahkan dari utara yang semula diperkirakan
berhenti di Kalimantan menerus hingga sampai di Sulawesi Selatan, yang diduga
melalui jembatan Birma-Tiongkok melalui Korea, Jepang, Taiwan dan Filipina
sampai di Sulawesi.
Apakah spesies-spesies Stegodon dan jenis binatang yang lain, yang
melalui jalanan Malaya dan melalui jalan Jepang-Filipina akhirnya saling
bertemu lagi di paparan Sunda, sampai sekarang belum dapat diketahui dengan
pasti.
Dengan lewatnya jaman Wurm, berakhirlah zaman Diluvium, yang
kemudian menyusul zaman Holosen, zaman selama manusia hidup sekarang ini
merupakan sebagian dari zaman holosen, Zaman ini disebut pula post-glasial.
Tanda-tanda yang ditinggalkan oleh zaman es yang terakhir yaitu zaman
Wurm, paling jelas dapat dilihat dengan terbentuknya undak-undak sepanjang
sungai Bengawan Solo pada tempat penerobosannya melalui Pegunungan
8. Kendeng. Dalam undak-undak tersebut ditemukan fauna Verteberata Ngadong
serta manusia purba Homo soloensis yang hidup pada zaman itu di daerah
tersebut. Undak-undak sungai itu terjadi suatu penurunan permukaan air laut,
bersamaan dengan pengunduran pantal lautan. Kejadian tersebut mengakibatkan
juga pengikisan lebih lanjut terhadap paparan sunda dan paparan Sahul yang
sebelumnya telah terkena proses-proses serupa dalam zaman Gunz, Mindel, dan
Riss.
Dalam zaman post-glasial es mencair kembali dan akibat dari itu,
permukaan air laut menjadi naik termasuk lautan di kepulauan Indonesia.
Hal tersebut mengakibatkan pula tergenangnya kembali paparan Sunda oleh Laut
Jawa serta laut Cina selatan dan juga terbenamnya paparan Sahul oleh Laut
Arafuru dan pula makin dalamnya laut di daerah Maluku. Dengan demikian
maka daratan-daratan Indonesia yang ada pada waktu zaman es Wurm tepecahpecah serta terbagi-bagi oleh lautan yang terjadi pada zaman post-glasial
sehingga mengakibatkan penyebaran dan membentuk kepulauan Indonesia
seperti sekarang ini.
Pada kala ini menyaksikan kelahiran homo sapiens yang pertama dan
kepunahan berbagai jenis yang mendahuluinya, seperti pithecanthropus erectus.
Di pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, kala ini dicirikan dengan
kegiatan gunung berapi yang berlangsung hingga sekarang. Dari masa ini juga
dikenal sebagai megaloceros (rusa besar), coelodonta antiquitatis (badak berbulu
wol), mammuthus primigenius (mamut), ursus spelaeus (beruang yang hidup
dalam gua), smilodon (semacam kucing besar), rusa kutub, bison.
9. Kala Holosen (10 ribu tahun lalu-sekarang)Kala Holosen dimulai dari 10.000
tahun yang lalu hingga sekarang. Nama holosen berasal dari bahasa Yunani
("holos") yang berarti keseluruhan dan ("kai-ne") yang berarti baru atau terakhir.
Kala ini kadang disebut juga sebagai "Kala Alluvium". Dari kala ini diperagakan
sejarah budaya manusia Zaman Paleolitikum (Zaman Batu purba) sampai Zaman
Neolitikum (Zaman Batu baru) yang ditemukan di Punung (Pacitan, Jawa Timur)
dan Dago (Bandung, Jawa Barat).
C. Geosinklin selama masa Kenozoikum
Zaman Tersier yang diawali dengan Kala Eosen Geosinklin Sumatera-Jawa,
Geosinklin Papua, Geosinklin Westralia, Geosinklin Banda, Geosinklin Danau,
Geosinklin Birma, Geosinklin Mariana masih tetap ada, disamping timbul di bagian
utara Geosinklin Philipina.
Pada Kala Oligosen, Geosinklin Papua, Geosinklin Sumatra-Jawa, Geosinklin
Westralia, Geosinklin Banda, Geosinklin Philipina, Geosinklin Mariana masih tetap
berfungsi dan satu sama lain berhubungan.
Pada Kala Miosen, geosinklin yang sudah ada pada Kala Oligosen masih
tetap ada. Di samping itu, Geosinklin Tasmania yang telah hilang pada Kala
Oligosen di Kala Miosen muncul kembali sebagai suatu geosinklin.
Pada Kala Pliosen, geosinklin yang sudah ada pada Kala Miosen masih tetap
ada, kecuali Geosinklin Tasmania yang lenyap. Terlihat bahwa untuk pertama
kalinya daratan Australia terpisah dengan daratan Papua, sedang Geosinklin Birma
dan Geosinklin Sumatera-Jawa bersambungan dan dikenal sebagai Geosinklin
Birma-Sumatra-Jawa.
10. Zaman Kwarter yang diawali dengan Kala Plistosen, pola penyebaran
geosinklin di Indonesia bagian darat relatif masih sama dengan pola penyebaran
geosinklin pada akhir Zaman Tersier. Di Indonesia bagian timur, sebelah utara
Papua, terbentuklah Geosinklin Carolina, sedang daratan Australia, dan daratan
Papua kembali lagi bersatu membentuk suatu daratan yang luas dan dikenal sebagai
Paparan Sahul.
Menjelang akhir Kala Plistosen terjadilah peristiwa glasiasi yang hampir
melanda sebagian besar dunia, termasuk Indonesia, dan mengakibatkan terbentuknya
pola penyebaran kepulauan Indonesia sekarang ini.
Gambar Penampang melintang teori geosinklin
1.
TEORI APUNGAN BENUA (CONTINENTAL DRIFT)
Pada tahun 1912 Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi dan fisika
Jerman melontarkan konsep Apungan Benua (Continental Drift), hipotesis
11. utamanya adalah adanya satu “super continent” yang dinamakan Pangea (semua
daratan), yang dikelilingi Panthalassa (semua lautan). Pangea ini mulai berpisah
menjadi dua kontinen yang relatif lebih kecil, yaitu Laurasia (belahan bumi utara)
dan Gondwana (belahan bumi selatan), pada periode Jura, hingga pada akhir
Kapur, dua kontinen ini memisahkan diri kembali menjadi daratan-daratan yang
terlihat seperti kontinen pada saat sekarang.
Di sebuah buku yang berjudul “The Origin of the Continent and
Ocean” (1912), Wegener memberikan bukti-bukti untuk membenarkan teori
apungan benua tersebut, beberapa di antaranya ditemukannya bentuk fosil
tumbuhan dan hewan yang memiliki umur yang sama ditemukan di sekitar pantai
kontinen yang berbeda, menandakan bahwa kontinen tersebut pernah bersatu.
Misalnya, fosil buaya air tawar ditemukan di Brazil dan Afrika
Gambar Distribusi fosil fauna dan flora
12. selatan juga fosil reptil air Lystrosaurus juga ditemukan pada batuan berumur
sama dari berbagai lokasi di Amerika Selatan, Afrika, dan Antartika.
Bukti lainnya adalah berupa bukti struktur dan jenis batuan, yakni dengan
adanya persamaan lapisan batuan di Antartika, Australia, Amerika Selatan,
Afrika, dan India. Kekurangannya pada saat itu, Wegener tidak mampu
meyakinkan ilmuan – ilmuan geologi lainnya karena ia tidak mampu
menjelaskan mekanisme pergeseran benua – benua tersebut. Hal ini karena dalam
teori tersebut benua diumpamakan sebagai bahan ringan dengan susunan Si – Al,
yang mengapung diatas bahan yang mempunyai densitas yang lebih besar dan
dianggap sebagai bahan yang bersifat plastis yang membentuk kerak samudera.
Teori ini semakin banyak diyakini setelah data dari berbagai dunia
dianalisis, yang meyakinkan bahwa telah terjadi pergerakan lempeng
sejagat.Misalnya, pada saat batuan kuno di kepulauan Inggris diukur
kemagnetannya, tercatat penyimpangan sejauh 300 dari kutub magnet
sekarang.Hal ini menimbulkan suatu pertanyaan, apakah kutub magnet bumi
yang telah berpindah sejauh itu, ataukah kepulauan Inggris yang telah bergeser
dari waktu ke waktu hingga pada posisinya seperti sekarang.
Dengan
bantuan
komputer,
peta
topografi
dasar
samudra
terus
dianalisis.Paparan Benua Amerika Selatan dan Afrika, ternyata mendekati
sempurna bila kedua garis paparan benua keduanya disatukan seperti terlihat
pada gambar di bawah ini.
13. Gambar Perubahan Kutub Magnet Sejalan
G
Waktu
Gambar Rekonstruksi Paparan Garis Continent
2. PEMEKARAN LANTAI SAMUDERA (SEA FLOOR SPREADING)
Hipotesis pemekaran lantai samudra dikemukakan pertama kalinya oleh
Harry Hess (1960) dalam tulisannya yang berjudul “Essay in geopoetry
describing evidence for sea-floor spreading”. Dalam tulisannya diuraikan
mengenai bukti-bukti adanya pemekaran lantai samudra yang terjadi di pematang
tengah samudra (mid oceanic ridges), guyots, serta umur kerak samudra yang
lebih muda dari 180 juta tahun.
Hipotesis pemekaran lantai samudra pada dasarnya adalah suatu hipotesis
yang menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudra Atlantik
tepatnya di Pematang Tengah Samudra mengalami pemekaran yang diakibatkan
oleh gaya tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang
berada di bagian mantel bumi (astenosfer). Akibat dari pemekaran yang terjadi
14. disepanjang sumbu Pematang Tengah Samudra, maka magma yang berasal dari
astenosfer kemudian naik dan membeku.
Arus konveksi yang menggerakkan lantai samudera (litosfer), sehingga
mengakibatkan terjadinya pembentukan material baru di Pematang Tengah
Samudera (Mid Oceanic Ridge) dan penyusupan lantai samudera ke dalam
interior bumi (astenosfer) pada zona subduksi.
Gambar Mekanisme sea floor spreading
Bagian lempeng yang masuk ke zona subduksi memiliki kemiringan sudut
sekitar 450. Lempeng ini terus tenggelam ke dalam astenosfer, akibat prosesnya
dalam waktu yang berjuta-juta tahun, disertai adanya pemanasan yang kuat dari
dalam, bagian yang menekuk ini lama-kelamaan akan pecah, hancur-lebur, dan
menjadi bagian dalam bumi kembali. Bagian-bagian litosfer yang bergerak, retak,
dan runtuh inilah yang merupakan wilayah yang paling labil, yang menjadi salah
satu penyebab terjadinya gempa bumi, dan jalan yang lebih memungkinkan bagi
15. magma untuk naik mencapai permukaan bumi, membangun tubuhnya menjadi
gunung api.
Teori Hess tentang pemekaran dasar samudra mendapat dukungan bukti
dari mahasiswa tingkat sarjana di Inggris, Frederick J. Vine dan D. H.
Matthews.Pendapat keduanya sebenarnya bukan hal yang baru. Vine dan
Matthews berpendapat bahwa saat lava meluap dan memadat di retakan tengah
samudra, lava basal mendapatkan perkutuban magnet sesuai dengan keadaan
pada saat lava ini memadat. Penelitian tentang kemagnetan mendukung teori
pemekaran dasar samudera.