2. 2
Minum segelas air hangat
Biar nikmat tambahkan surabi
Assalamualaikum wahai sahabat
Siang ceria semakin berenergi
Pohon randu banyak durinya
Tangan bermain kaki melangkah
Belajar siang ini dengan gembira
Semoga kita mendapat berkah
4. Miskuindu. As
Widyaiswara Ahli Madya (IV.c)
Pembina Utama Muda
Pusdiklat Pegawai
Kemendikbudristek
kuindua8011965@gmail.com
081290336205
Melayani dengan amanah – memberi yang terbaik
5. Seorang dokter menyarankan
pasien2 nya untuk melakukan
latihan relaksasi leher dengan
hanya membaca teks ini.
Diakhir hari, semua pasien
menyatakan puas sekali dan
pulang ke rumah tanpa meminum
obat lagi. “Cara ini ternyata
sangat efektif” kata sang dokter.
“Setelah mereka mengikuti
anjuran saya ini mereka tidak
pernah kembali lagi”.
ANDA SIAP MENCOBANYA
7. Deskripsi Singkat Hasil Belajar
Modul ini membekali peserta dengan kemampuan
memahami SAKIP pada satuan kerja di lingkungan
Kementeriaan Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi yang meliputi pemahaman terhadap
konsep dasar SAKIP serta penyelenggaraan SAKIP
yang terdiri dari Perencanaan Kinerja, Pengukuran
Kinerja, Pelaporana Kinerja serta Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Internal.
Pada akhir pembelajaran ini, diharapkan peserta
mampu; mengidentifikasi masalah akuntabilitas dan
merumuskan langkah / upaya perbaikan akuntabilitas
di organisasi
Indikator Hasil Belajar
01 Mampu menjelaskan
konsepsi akuntabilitas. 02
Mengidentifikasi
resiko dan kesalahan
dalam akuntabilitas
03
Merumuskan
langkah/upaya
perbaikan dan
membangun
budaya
akuntabilitas
04
KuisSAKIP
13. APA ITU
KINERJA ?
Sebuah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi organisasi yang tertuang dalam
perencanaanstrategissuatuorganisasi.
14. JADI
AKUNTABILITAS KINERJA ...
Prosesyangdirencanakanuntukmencapai tujuan
yang telah ditetapkan sejak awal, penempatan
sumber daya yang tepat dan evaluasi kinerja.
Dalam hal ini, proses setiap
individu/kelompok/instansi akan dimintakan
pertanggungjawabannya secara aktif yang terlibat
dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan
kinerja.
Jadi tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk
memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikanpelayanankepadamasyarakat
15. Saya bilang : INDONESIA
Sahutannya : JAYA – JAYA
Saya bilang : MERDEKA
Sahutannya : BERTEPUK TANGAN 3 X
17. • Akuntabilitas kinerja merupakan hal yang strategis bagi organisasi, terutama bagi
kepemimpinan administrator, karena sebagai langkah menegakkan pengelolaan
administrasi kepada pimpinan organisasi menuju good governance. Hal ini
dimaksudkan agar individu/ sebagai pemimpin dalam pemerintahan mampu
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran negara yang digunakan
untuk sebaik - baiknya pelayanan publik.
• Akuntabilitas kinerja bagi pemimpin merupakan instrumen untuk merubah
mindset dan culture set dalam penyelenggaraan birokrasi yang semula
berorientasi kerja pada output menjadi berorientasi kepada outcome. Inilah yang
menjadi point penting dalam akuntabilitas kinerja dalam kepemimpinan.
AKUNTABILITAS KINERJA DALAM
KEPEMIMPINAN
18. • AKUNTABILITAS INTERNAL : Akuntabilitas ke tingkat yang lebih tinggi
dari manajemen dimana pegawai atau pimpinan administrator dievaluasi
oleh atasannya secara teratur terkait dengan pelaksanaan tugas yang
ditetapkan dalam uraian pekerjaan, untuk mendapatkan reward/promosi
tergantung hasil penilaian kinerja.
• AKUNTABILITAS EKSTERNAL : Bentuk akuntabilitas kepada lembaga
pengawas/ penilai/ pemeriksa: Menpan RB, DPR, Badan Pemeriksa
Keuanganola pengukuran tujuan.
AKUNTABILITAS KEPEMIMPINAN DALAM
PERSPEKTIF INTERNAL DAN EKSTERNAL
19. • AKUNTABILITAS KE ATAS : Akuntabilitas yang bergerak dari pelaksana
tugas kepada atasannya.
• AKUNTABILITAS KE BAWAH : Akuntabilitas yang berlaku bagi para
pejabat dalam kewajibannya melibatkan bawahannya dalam partisipasi
pengambilan keputusan.
• AKUNTABILITAS KE DALAM : Akuntabilitas yang pertanggungjawabannya
dengan hati nurani dan prinsip profesionalitas.
• AKUNTABILITAS KE LUAR : Akuntabilitas yang berkaitan dengan
menaggapi kepentingan pelanggan, pemangku kepentingan, masyarakat.
AKUNTABILITAS
PERTANGGUNGJAWABANNYA BERGERAK
KE EMPAT ARAH
23. PENUGASAN KELOMPOK
1. Anggota kelas/angkatan dibagi 5 kelompok;
2. Setiap kelompok menentukan ketua kelompok dan penyaji;
3. Materi penugasan :
a. Identifikasi sejumlah permasalahan akuntabilitas di instansi Anda;
b. Sarankan, bagaimana alternatif solusinya.
c. Upaya apa saja yang sudah dilakukan Anda atau pimpinan untuk
membangun budaya akuntabilitas.
4. Penugasan kelompok dikerjakan selama 15 menit.
5. Presentasi setiap kelompok maksimal 10 menit.
6. Selamat mengerjakan penugasan kelompok.
24. 1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya
secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang
diperoleh.
5. Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator perubahan
manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik
pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas. (LAN dan BPKP)
PRINSIP-PRINSIP DALAM AKUNTABILITAS
26. 1. Seluruh pejabat dan staf di dalam organisasi harus mengetahui apa yang kita
lakukan.
2. Seluruh pejabat dan staf harus percaya bahwa tujuan dan sasaran organisasi yang
telah disepakati Bersama itu masuk akal.
3. Seluruh pejabat dan staf memerlukan patokan dan sasaran hasil kerja yang terukur.
4. Seluruh pejabat memerlukan umpan balik yang mengalir secara dua arah.
5. Seluruh pejabat dan staf memerlukan evaluasi terhadap pelaksanaan tanggung
jawab yang diembannya dan kegiatan yang dilakukannya.
6. Kegiatan untuk saling mengevaluasi pelaksanaan tugas ini mensyaratkan
keterbukaan dan saling percaya.
BAGAIMANA MEMBANGUN BUDAYA
AKUNTABILITAS
27. 1. Transparansi;
2. Sistem dan prosedur yang ter-update secara periodic setahun sekali dan maksimal 2
(dua) tahun sekali;
3. Partisipatif atau representative; Keikutsertaan dari karyawan yang kemudian
terwakilkan dalam pembahasan kepentingan bersama pada jenjang yang lebih
tinggi, tentunya akan relative membawa aspirasi akar rumput yang cukup jelas,
factual dan lengkap;
4. Evaluasi dan reviu;
5. Keluhan dan respon.
6. Monitoring atau pemantauan dengan pengetatan system dan prosedur,
kesungguhan atasan langsung untuk menjalankan program dan kebijakan;
7. Kebijakan futuristic. Apakah program dalam kebijakan mengacu pada
kepentingan jangka Panjang untuk kemaslahatan pemangku kepentingan,
sesuai trend dan tuntutan industry sejenisnya.
ASPEK PENTING DALAM MEMBANGUN BUDAYA
AKUNTABILITAS
28. MENURUT ANDA TERKAIT DENGAN PENTINGNYA
MEMBANGUN BUDAYA AKUNTABILITAS,
GIMANA TUH?
AKUNTABILITAS: Bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodic.
AKUNTABILITAS KINERJA: Perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilam/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodic.
RESPONDIBILITAS: Merupakan konsep yang berkenaan dengan standar professional dan kompetensi teknis yang dimiliki administrator (birokrasi public) dalam menjalankan tugasnya. Administrasi Negara dinilai responsible apabila pelakunya memiliki standar professional dan kompetensi yang tinggi.
RESPONSIBILITAS ADALAH KEWAJIBAN UNTUK BERTANGGUNG JAWAB,
SEDANGKAN AKUNTABILITAS ADALAH KEWAJIBAN PERTANGGUNGJAWABAN YANG HARUS DICAPAI.
PP Nomor 29/ 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) bahwa setiap instansi pemerintah sebagai penyelenggaran pemerintahan wajib untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang diamanahkan oleh pemberi mandate atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai serta dapat memberikan informasi kinerja secara terukur dengan sasaran dan target kinerja yang telah ditetapkan , melalui laporan kinerja yang disusun secara periodic sebagai upaya perbaikan secara berkesiinambungan untuk peningkatan kinerja.
Pencapaian kinerja setiap uraian sasaran strategis ditunjukan melalui pencapaian setiap indicator kinerja pada sasaran tersebut yang berorientasi pada outcome . Untuk mengukur akuntabilitas kinerja terhadap pencapaian sasaran strategis dituangkan melalui program/ kegiatan yang saling berkaitan dan bersinergis membentuk output atau outcome dalam mencapai sasaran tertentu. Oleh karena itu dalam mengukur keberhasilan pencapaian kinerja sesuai program dan sasaran dilakukan pengukuran terhadap pencapaian kinerja dari setiap indicator.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Perjanjian Kinerja Target Realisasi (Triwulan) Capaian (persentasi)Peningkatan Meningkatnya kemampuan
ASN Kemendikbudristek melalui Rerata nilai dampak 89,93 0 0
Latsar, teknis, fungsional pasca diklat 88,79
Dan soskul.
Tersedianya layanan pelatihan Persentasi Tk. Kepuasan 91,08 90,88 - 0,18
ASN yang berkualitas terhadap pelayanan
Pelatihan minimal 88,31
Kontrol demokratis : membangun suatu system yang melibatkan pemangku kepentingan dan users yang lebih luas (masyarakat, swasta, legislative, lembaga/kementerian, pemda, dsb)
Mencegah korupsi: akuntabilitas diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pejabat public kepada masyarakat. Selain itu masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. (dilihat dari kedisiplinan, jujur dalam perkataan dan perbuatan, bertanggungjawab dalam kegiatan apapun)
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
Dalam perkembangannyam praktek-praktek dalam SAKIP mengalami kemajuan untuk percepatan penyusunan laporan antar berbagai unsur yang terkait dengan akuntabilitas kinerja, telah terintegrasi dan terkoneksi secara online sehingga semakin mudah dipantau perkembangannya dan riil time, disebut e-SAKIP/ e-Lakip.
Prasyarat dasar berfungsinya e-Sakip/ e-Lakip dimulai dari adanya e-planning, e-budgeting dan e-monev kemudian berlanjut ke e-Sakip/ e-Lakip., pada dasarnya alur proses semua proses dari perencanaan sampai dengan kinerjanya.
Good governance : konsep yang mengacu pada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu consensus yang dicapai pemerintah, warga Negara, sector swasta dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam sustu Negara.
Tujuan good governance adalah mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan , Negara yang solid dan bertanggungjawab, serta efisien dan efektif dengan menjaga sinergitas interaksi domain pemerintah, pihak swasta dan warga Negara/ masyarakat.
Dapat dipercaya : memiliki itikad baik untuk melaksanakan peraturan lembaga/ organisasi yang tergambar di dalam ucapan, tindakan, keputusan, mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mempertanggungjawabkan kepada masyarakat dan mengutamakan kepentingan masyarakat.
Konsisten : Menghindari praktek-praktek yang melanggar peraturan, menjalankan kesepakatan bersama.
Komitmen : menunjukkan kesadaran yang tinggi untuk mentaati aturan yang berlaku, norma etika, berusaha bertindak jujur, bertanggung jawab dan menepati janji.
Identifikasi kepentingan masyarakat
Informasi prosedur operasional
Sikap kehati-hatian: proses pengambilan keputusan dan penjelasan kepada public harus hati-hati. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko dan kesalahan, dan jangan sampai public mengambil keputusan untuk tidak terlibat/ tidak berpartisipasi, dan tidak memperhatikan pada proses pembangunan.
Keterbukaan : Berikan informasi rancangan program yang sesungguhnya, seperti apa yang sedang dilakukan, apa yang akan dilakukan, pada siapa ditujukan . Kemudian menyampaikan keberhasilan program, sesuai tujuan, standar, pencapaian yang telah dirumuskan.
Kemudahan : Memberikan system dan mekanisme pelaporan yang jelas dan mudah dipahami oleh masyarakat.
DNA adalah salah satu jenis asam nukleat yang memiliki kemampuan mewariskan sifat.