SlideShare a Scribd company logo
1 of 80
LOGO
AKUNTABILITAS
KINERJA
Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
2
Gafaruddin,SE. M.Si
Pendidikan :
1. S-1- UHO, 2.S-2- UHO
3.Spesialisasi :
a. Small Business- Sidney Australia
b. LERD MPKD-UGM & HIS
Roterdam Belanda
WIDYAISWARA
BPSDM PROV.SULTRA
HP: 081341588474
JL. Moendoe Komp.BTN-
DPRD Blok A No. K/3
Kendari Sulawesi Tenggara
I am Happy with
you
Apa Harapan Anda
….?
AKUNTABILITAS
KINERJA
DESKRIPSI SINGKAT (Konstruksi Berpikir)
AKUNTABILITAS KINERJA
 Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan
kemampuan memahami akuntabilitas kinerja dan
kemampuan membangun budaya akuntabilitas
sebagai salah satu manifestasi kepemimpinan.
 Materi Pelatihan disajikan secara interaktif melalui
metoda belajar mandiri secara daring, ceramah,
diskusi, praktik dan simulasi. Kemampuan peserta
dinilai dari keberhasilannya dalam menerapkan
akuntabilitas dalam pengelolaan kinerja
organisasi.
11/5/2021
5
Konstruksi Kurikulum
AKUNTABLITAS KINERJA
YOUR SITE HERE
Pada akhir pembelajaran ini,
diharapkan peserta mampu;
1) mengidentifikasi masalah
masalah akuntabilitas dan
2) merumuskan langkah / upaya
perbaikan atau solusi
akuntabilitas di organisasi
masing- masing.
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
dapat:
1. Mampu menjelaskan konsepsi akuntabilitas
dalam kepemimpinan (administrator)
2. Mengidentifikasi resiko dan kesalahan
dalam akuntabilitas
3. Merumuskan langkah/upaya membangun
budaya akuntabilitas; dan
4. Merumuskan langkah/upaya komunikasi
dan koordinasi akuntabilitas dalam
organisasi
Wahyu
Materi Pokok
Akuntabilitas Dalam Kepemimpinan
( Administrator)
Resiko dan Kesalahan dalam Akuntabilitas
Membangun Budaya Akuntabilitas; dan
Komunikasi dan Koordinasi Akuntabilitas dalam organisasi
DISAIN
PEMBELAJARAN
11/5/2021
9
KONSTRUKSI KURIKULUM : AKUNTABILITAS KINERJA
AKUNTABILITAS
DALAM
KEPEMIMPINAN
ADMINISTRATOR
POKOK
BAHASAN 1
 CTJ
 TAYANG VIDEO
 CURAH PENDAPAT
 DISKUSI
--
-Bisa e learning
RESIKO DAN
KESALAHAN DALAM
AKUNTABILITAS
POKOK
BAHASAN 2
MEMBANGUN
BUDAYA
AKUNTABILITAS
POKOK
BAHASAN 3
KOMUNIKASI DAN
KOORDINASI DALAM
ORGAISASI
POPOK
BAHASAN 4 MENGIDENTIFIKASI
MASLAH
AKUNTABILITAS
DAN MERUMUSKAN
LANGKAH
PERBAIKAN
AKUNTABILITAS DI
ORGANISASI
 CTJ
 PUTAR VIDEO
 CURAH PENDAPAT
 DISKUSI KEL.
--
 CTJ
 PUTAR VIDEO
 CURAH PENDAPAT
 DISKUSI
 STORY TELLING
 CTJ
 STUDI KASUS
 CURAH PENDAPAT
 DISKUSI
 TAYANG VIDEO
Bisa e learning
1
Konsep Akuntabilitas
Dalam Kepemimpinan
Administrator
• Pentingnya Akuntablitas
dalam Kepemimpinan
Administrator
• Prinsip-prinsip dalam
akuntablitas
• Peran Pimpinan dalam
akuntabilitas
Makna Akuntabilitas Seorang Pemimpin
Sebelum kita diskusikan tentang Materi Konsep
Akuntabilitas ini, Silahkan Simak Film berikut ini
YOUR SITE HERE
Video
Brainstorming & Curah Pendapat
Setelah menonton tayangan film tersebut :
Dari Vidio tersebut apa yang dapat Bapak/Ibu Ambil berkaitan
dengan akuntabilitas kinerja
YOUR SITE HERE
LOGO
Apakah Akuntabilitas itu ?
Suatu ukuran/standar yang
menunjukkan seberapa besar tingkat
kesesuaian penyelenggaraan
penyusunan kebijakan publik dengan
peraturan hukum dan perundang-
undangan yang berlaku untuk organisasi
bersangkutan. alasan, atau penilaian
(Bappenas, 2007).
Akuntabilitas sektor publik sangat terkait
dengan kinerja sektor publik yang tidak
hanya kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, tetapi juga pada
bagaimana mencapai outcomes dengan
efisien dan efektif. (accountability is not just
about the right thing but doing it well)
konsep
Kinerja
RESPONSIBILITAS =
TANGGUNG JAWAB
KEWAJIBAN UNTUK
BERTANGGUNG
JAWAB
AKUNTABILITAS
KEWAJIBAN
PERTANGGUNG JAWABAN
YANG HARUS DICAPAI
GaFAR
Konsep AKUNTABILITAS
Accountability “yang dapat
dipertanggungjawabkan”
required or expected to give an explanation
for one's action. (Oxford Dictionary)
Mampu memberikan pertanggungjawaban
atas mandat yang diberikan kepadanya
(stakeholders-nya)  amanah
Akuntabilitas VS
Responsibilitas
Mengapa Akuntabilitas Penting ?
 Akuntabilitas (Kinerja) penting bagi pemerintah karena
merupakan bentuk perwujudan dari kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, melalui alat pertanggungjawaban secara periodik
(laporan). Dalam konteks ini sasaran pengukuran adalah
keuangan dan non keuangan (BPKP, 2002 ).
 Akuntabilitas publik sesuai dengan karakteristik good
governance berkenaan dengan (1) participation; (2) rule of law;
(3) transparency; (4) responsiveness; (5) consensus
orientation; (6) equity; (7) effectiveness and efficiency; dan (8)
strategy vision (Mardiasmo, 2002; UNDP dalam LAN, 2000).
environmental scanning
• Perhatikan sikap dan perilaku yang seperti
apakah yang dapat ditunjukkan oleh ASN
pada institusi ANDA sebagai wujud
akuntabilitas ASN dalam menjalankan tugas
dan amanahnya?
• Sebaliknya, apakah ada sikap dan perilaku
yang menurut ANDA belum menunjukkan
perilaku akuntabel? Mengapa demikian?
N G O PI (
N
G
O
b
r
o
l
P
e
n
g
a
l
a
m
a
n
I
n
d
i
v
i
d
u
)
Jelaskan seberapa pentingkah akuntabilitas
PNS dalam menjalankan tugasnya di institusi
ANDA?
Apa konsekuensi apabila PNSnya tidak
akuntabel?
Peran konstitusional
Mencegah korupsi
Peran demokratis
Menyediakan control demokratis
Peran belajar
meningkatkan
efisiensi dan efektivitas
Mengapa
akuntabilitas
penting
(Bovens, 2007)
pentingnya
akuntabilitas
Akuntabilitas Kinerja dalam kepemimpinan (
Administrator)
 Akuntabilitas kinerja merupakan hal yang strategis bagi organisasi,
terutama bagi kepemimpinan administrator, karena sebagai langkah
menegakkan pengelolaan administrasi kepada pimpinan organisasi
menuju good governance. Hal ini dimaksudkan agar individu/ sebagai
pemimpin dalam pemerintahan mampu mempertanggungjawabkan
penggunaan anggaran negara yang digunakan untuk sebaik-baiknya
pelayanan publik.
 Akuntabilitas kinerja bagi pemimpin merupakan instrumen untuk
merubah mindset dan culture set dalam penyelenggaraan birokrasi
yang semula berorientasi kerja pada output menjadi berorientasi
kepada outcome. Inilah yang menjadi point penting dalam akuntabilitas
kinerja dalam kepemimpinan.
Akuntabilitas dalam Kepemimpinan
(Administrator)Perspektif internal dan eksternal
 Akuntabilitas internal adalah
akuntabilitas ke tingkat yang
lebih tinggi dari manajemen, di
mana pegawai atau pimpinan
administrator dievaluasi oleh
atasannya secara teratur
apakah mereka telah
melaksanakan tugas-tugas yang
ditetapkan dalam uraian
pekerjaan job description),
mereka untuk diberikan
kenaikan reward (gaji dan /
atau promosi ) tergantung pada
hasil penilaian kinerja.
 Akuntabilitas eksternal
dalam konteks pemerintahan
adalah bentuk akuntabilitas
kepada lembaga pengawas/
penilai/pemeriksa; seperti
Kementerian PAN & RB,
DPR, Badan Pemeriksa
Keuangan, dan lembaga negara
lainnya untuk menyampaikan
kinerja mereka sendiri
dan/atau, dalam kasus pejabat
senior, untuk kinerja
organisasi yang mereka kelola.
Perilaku Kunci dalam Akuntabilitas
 Pada Tingkat Individu, terutama
(pimpinan administrator):
 Dapat Dipercaya;
 Memiliki iktikad baik untuk melaksanakan
peraturan lembaga/organisasi yang
tercerminkan didalam ucapan, tindakan,
keputusan, mempunyai kesadaran yang
tinggi untuk mempertanggungjawabkan
kepada masyarakat dan mengutamakan
kepentingan public.
 Konsisten;
 Menghindari praktek-praktek yang
melanggar peraturan, menjalankan
kesepakatan bersama.
 Komitmen;
 Menunjukkan kesadaran yang tinggi
untuk menta’ati aturan yang berlak,
norma-norma etika, berusaha bertindak
jujur,bertanggungjawab dan menepati
janji yang dibuatnya.
 Pada Tingkat Organisasi,
 Identifikasi Kepentingan Publik,
 Untuk menjadikan akuntabilitas berjalan efektif, penyelenggara
pemerintahan harus memperhitungkan apa yang dipikirkan oleh
masyarakat tentang masalah, harapan dan prioritas
 Informasi Prosedur Operasional;
 Pejabat/Aparat pelaksana yang tanggungjawab nya berakibat langsung
terhadap masyarakat harus diberikan informasi prosedur operasional
yang cukup sebagai dasar untuk pengambilan keputusan pada unit
kerjanya.
 Sikap Kehati-hatian;
 Setiap proses pengambilan keputusan dan penjelasannya kepada
publik harus hati-hati. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko dan
kesalahan, dan jangan sampai publik mengambil keputusan untuk tidak
terlibat atau tidak berpartisipasi dan tidak memberikan perhatian
kepada proses pembangunan.
 Keterbukaan;
 Memberikan Informasi kepada public mengenai rancangan
program yang sesungguhnya, seperti apa yang sedang dilakukan, apa
yang akan dilakukan, kepada siapa ditujukan, kenapa mereka
melakukan hal tersebut, dan standar hasil yang diharapkan.Selain itu
juga harus secara terbuka megumumkan keberhasilan atau kegagalan
atas kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan kepada tujuan,
standard dan pencapaian yang telah dirumuskan sebelumnya.
 Kemudahan;
 Memberikan system dan mekanisme pelaporan yang jelas dan
mudah dan dipahami oleh masyarakat.
 (Penerapan prinsip-prinsip Tata Kepemrintahan yang baik,
Bappenas, Jakarta, 2007).
PRINSIP-PRINSIP AKUNTABILITAS
Prinsip-prinsip akuntabilitas, sebagai berikut :
1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya
secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil
dan manfaat yang diperoleh.
5. Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator
perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk
pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan
penyusunan laporan akuntabilitas. (LAN dan BPKP)
 Manajemen suatu organisasi dapat dikatakan sudah akuntabel apabila dalam
pelaksanaan kegiatannya telah :
 Menentukan tujuan (goal) yang tepat.
 Mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan (goal)
tersebut.
 Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar.
 Mengembangkan standar dan operasi secara ekonomi dan efesien.
 Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam suatu kerangka waktu
(time frame) tertentu dalam upaya untuk menentukan tercapai atau tidak
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, perlu dibuat suatu standar mengenai
tingkat pencapaian yang dikehendaki. Ini berarti diperlukan suatu tolak
ukur untuk menentukan sejauh mana kegiatan yang dilaksanakan telah
mencapai tujuan yang ditetapkan sejak awal. Agar dapat berfungsi dengan
baik, dalam menerapkan suatu sistem akuntabilitas, perlu diterapkan :
( LAN dan BPKP,Modul I 2000:43)
PRINSIP-PRINSIP AKUNTABILITAS
 1. Pentingnya Pernyataan yang jelas mengenai tujuan dari sasaran dari kebijakan dan
program. Hal terpenting dalam membentuk suatu sistem akuntabilitas adalah
mengembangkan suatu pernyataan tujuan dengan cara yang konsisten. Pada dasarnya, tujuan
dari suatu kebijakan dan program dapat dinilai, akan tetapi kebanyakan dari pernyataan tujuan
yang dibuat terlalu luas, sehingga mengakibatkan kesulitan dalam pengukurannya. Untuk itu
diperlukan suatu pernyataan yang realistis dan dapat diukur.
 2. Pola pengukuran tujuan.
Setelah tujuan dibuat dan hasil dapat diidentifikasikan, perlu ditetapkan suatu indikator
kemajuan dengan mengarah pada pola pencapaian tujuan dan hasil. Ini adalah tugas
yang paling kritis dan sangat sulit dalam menyusun suatu sistem akuntabilitas. Memilih
indikator untuk mengukur suatu arah kemajuan pencapaian tujuan kebijakan dan
sasaran program membutuhkan cara-cara dan metode tertentu agar indikator terpilih
dan mencapai hal yang dibagikan oleh pembuat kebijakan.
Peran Pimpinan (administrator )dalam Akuntabilitas
Kinerja Organisasi Perlu memperhatikan:
3. Pengakomodasian sistem insentif.
Pengakomodasian sistem yang insentif merupakan suatu sistem yang
perlu disertakan dalam sistem akuntabilitas. Penerapan sistem insentif
harus dilakukan denga hati-hati. Adakalanya sistem insentif akan
mengakibatkan hasil yang berlawanan dengan yang direncanakan
4. Pelaporan dan penggunaan data.
Suatu sistem akuntabilitas kinerja akan dapat menghasilkan data yang cukup banyak.
Informasi yang dihasilkan tidak akan berguna kecuali dirancang dengan hati-hati, dalam arti
informasi yang disajikan benar-benar berguna bagi pimpinan, pembuat keputusan, manajer-
manajer program dan masyarakat. Bentuk dan isi laporan harus dipertimbangkan sedemikian
rupa, ini merupakan pedoman pelaporan informasi dalam suatu sistem akuntabilitas.
5. Pengembangan kebijakan dan manajemen program yang dikoordinasikan
untuk mendorong akuntabilitas. Pengembangan sistem akuntabilitas harus
dilakukan dengan cara yang terkoordinasikan, tidak secara independen
program demi program.
Ada 2 bentuk Akuntabilitas
 Menurut Mardiasmo (2006:5) akuntabilitas publik terdiri atas dua
macam, yaitu:
1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability,
Akuntabilitas vertikal (Vertical accountability) adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang
lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas)
kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah
daerah kepada pemerintah pusat, dan pertanggungjawaban
pemerintah pusat kepada MPR.
2. Akuntabilitas Horizontal (Horizontal accountability)
Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Accountability) adalah
pertanggungjawaban kepada DPRD dan masyarakat luas.
Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian
informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut.
(Mardiasmo, 2006:4).
 Ada tiga Jenis akuntabilitas yaitu:
 Akuntabilitas keuangan, akuntabilitas keuangan merupakan
pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan
ketaatan terhadap peraturan.
 Akuntabilitas manfaat, akuntabilitas manfaat pada dasarnya memberi
perhatian kepada hasil dari kegiatan-kegiatan pemerintah.
 Akuntabilitas prosedural, merupakan pertanggungjawaban mengenai
apakah suatu prosedur dari pelaksanaan suatu kebijakan telah
mempertimbangkan masalah moralitas, etika, kepastian hukum, dan
ketaatan pada keputusan politis untuk mendukung pencapaian tujuan akhir
yang telah ditetapkan. (Lembaga Administrasi Negara (LAN).
2 Resiko dan Kesalahan
dalam Akuntabilitas
• Memahami Resiko dan Kesalahan
Akuntabilitas
• Identifikasi Resiko dan Kesalahan Kinerja
Organisasi
• Analisis Resiko dan Kesalahan Akuntabilitas
• Merumuskan langkah/upaya mengantisipasi
dan mengatsi resiko dan kesalahan
akuntabilitas
Sebelum kita diskusikan tentang Materi RESIKO DAN
KESALAHAN DALAM AKUNTABILITAS, Silahkan Simak
Film berikut ini.
YOUR SITE HERE
Video
Setelah menonton tayangan film tersebut :
1. Menurut saudara apakah ADA FAKTOR KESALAHAN DAN
RESIKO AKUNTABILITAS DALAM PERISTIWA TERSEBUT
YOUR SITE HERE
KONSEP RESIKO DAN KESALAHAN
AKUNTABILITAS
 Penyelenggaraan negara memerlukan unsur kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan tersebut dapat
diperoleh dengan melaksanakan tujuh asas penyelenggaraan negara (UU Nomor 28/1999), yaitu
kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, dan akuntabilitas. Asas-asas tersebut dituangkan dalam bentuk pelayanan publik. Dalam
pelaksanaannya, penyelenggara negara menghadapi berbagai macam risiko yang sudah seharusnya
dikelola dengan baik dan benar.
 Manajemen Risiko (MR) adalah suatu pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam
kondisi ketidakpastian melalui identifikasi, pemahaman, tindakan, dan komunikasi isu-isu risiko. Setiap
instansi sektor publik memiliki risiko dalam kegiatannya melayani masyarakat. Kemungkinan besar risiko
yang ada telah dikelola, namun belum terstruktur secara lengkap. Jika manajemen risiko di instansi
sektor publik hanya dilaksanakan secara informal, maka dampak terhadap pengelolaan risiko adalah
masih suburnya budaya "saling menyalahkan", kurangnya akuntabilitas terhadap risiko, dan sumber daya
yang ada untuk mengelola risiko tidak proporsional dibandingkan risiko yang harus dihadapi.
 Untuk memulainya, diperlukan pemahaman mendasar tentang risiko dan kesalahan, bagaimana
menilainya (assessing risks), menangani, dan me-monitor, serta mengomunikasikannya. Ekspose,
seminar, workshop dengan topik MRSP menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan. Langkah lebih
lanjut adalah melakukan pilot project/uji coba atau asistensi implementasi MRSP.
Pola Pikir Resiko Dan Kesalahan Akuntabilitas
Kepercayaan
Publik
Kepastian Hukum
Keterbukaan
Proporsionalitas
Akuntabilitas
Kepentingan
Umum
Profesionalitas
Tertib
penyelenggaraan
Negara
PENYELENGGARA
NEGARA
RESIKO DAN
KESALAHAN
AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN
RESIKO DAN
KESALAHAN
DG BAIK DAN
BENAR
PELAYANAN
MASYARAKAT
B. Identifikasi Resiko dan Kesalahan dalam
Akuntabilitas
Resiko
Akuntabilitas:
4. Rendahnya Kualitas Laporan
Keuangan merupakan Resiko dan
menimbulkan Kesalahan dalam ;
Pengelolaan keuangan negara;
1. Kesalahan/ketidaktepatan dalam
pengambilan keputusan ;
2. Kesalahan dalam melakukan penilaian
yang berdampak pada pemberian
sanksi dan penghargaan (Reward and
Punishment yg tidak tepat)
3. Berpotensi menimbulkan
pelanggaran/ penyimpangan ( Fraud)
 Lemahnya pengawasan dan pengendalian
internal organisasi;
 Kelemahan pada Administrasi Keuangan;
 Kelemahan Akuntabilitas Pengelolaan Aset
 Kelemahan pada Proses Pengadaan Barang
dan Jasa
Analisis Kesalahan Akuntabilitas:
Kesalahan dalam pengelolaan keuangan negara, dipengaruhi oleh :
Analisis Resiko dan Kesalahan Akuntabilitas
1. Lemahnya pengawasan dan pengendalian internal organisasi;
 Memastikan Visi, Misi dan tujuan
organisasi tercapai,
 Memastikan pengelolaan keuangan
yang efisien, efektif, transparan dan
akuntabel;
 Mencegah tejadinya Fraud
 Dukungan sistem informasi akuntansi
yang memadai untuk
terselenggaranya pelaporan.
Langkah/Upaya Atasi Resiko
dan Kesalahan:
2. Kelemahan Administrasi Keuangan
 Sistem Pengeluaran Keuangan Negara transparan dan
akuntabel;
 Kontrol terhadap prosedur untuk mencegah kesalahan
dalam pencatatan
 Memperjelas mekanisme dan format penyusunan &
penyajian laporan keuangan dipahami oleh petugas
 Memperjelas persyaratan dan alur persetujuan dalam
pengelolaan Kas ( kasbon)
 Mencegah Ketidak patuhan terhadap peraturan
perundang-undangan;
 Pengelolaan pendapatan dan belanja dilaksanakn dengan
sesuai ketentuan
3. Kelemahan Akuntabilitas pengelolaan aset tetap
 Aset tetap diidentifikasi dan dikelola dengan baik,
sehingga dapat diyakini keberadaan dan kewajarannya
oleh K/L lembaga, diupayakan untuk ;
 Dapat ditelusuri nilainya dan / keberadaan aset tetap
yang dilaporkan dalam neraca secara jelas;
 Pencatatan aset tetap selalu terupdate dan data
akurat;
 Seluruh Aset didukung dengan bukti kepemilikan,
dan / atau de facto dikuasai oleh K/L tetapi de jure
tidak ada bukti kepemilikannya, atau sebaliknya;
Mencegah penguasaan Aset oleh pihak yang tidak
berhak
4. Kelemahan Proses Pengadaan Barang dan Jasa
 Menghindari dan mencegah terjadinya:
 Pengadaan Fiktif, pengaturan tender dengan
mengarahkan kepada rekanan tertentu;
 Pengadaan yg tidak sesuai spesifikasi dalam kontrak,
mark-up
 Denda keterlambatan yg belum disetor ke kas negara.
 Terdapat kekurangan dalam volume pekerjaan,
 Perubahan kegiatan tidak didukung dengan addendum
kontrak
 Panitia pengadaan tidak memiliki HPS,
 Perbedaan kuantitas antara berita acara serah terima
barang dengan dokumen kontrak,
 Nilai kontrak melampaui Owner’s Estimate (OE)
 Spesifikasi teknis pengadaan menunjuk suatu merk
tertentu
43
• Peserta dibagi dalam 5 kelompok :
TUGAS KELOMPOK
• Susunlah sebuah kasus dalam kelompok yang berkaitan dengan
AKUNTABILITAS
• Tukarkan dengan kelompok lain, dan diskusikan penyelesaian
masalah serta tanggapan dari kasus yang dikemukakan oleh
kelompok pertama dan seterusnya .
• Presentasikan hasil penyelesaian masalah, dan antar kelompok
saling memberi tanggapan
• Fasilitator memberi penguatan untuk setiap kasus yang
dipresentasikan
TUGAS KELOMPOK
3 Membangun Budaya
Akuntabilitas di organisasi
• Pentingnya membangun Budaya
Akuntabilitas
• Peran Pemimpin dalam Membangun
Budaya Akuntabilitas
• Hambatan Dalam Membangun
Akuntabilitas
Pentingnya Membangun Budaya Akuntabilitas
 Adanya fenomena krisis kepercayaan masyarakat terhadap kinerja dan, upaya yang dilakukan
oleh pemerintah, gejala ini telah berlangsung lama, Gejala ini mulai terlihat setelah Indonesia di
landa krisis ekonomy tahun 1998 yang dikarenakan pengaruh dari perekonomian global.
 Hampir sepuluh tahun setelah Indonesia memasuki era "reformasi" (pascakepemimpinan
Soeharto), negara ini tetap belum mampu meredam ambisi pribadi para pengelolanya.
 Selain yang digambarkan sebelumnya, ada juga budaya lamban dalam memberikan pelayanan
terhadap masyarakat, karena cukup prosedural serta dan ini stempel yang selalu diberikan
kepada birokrasi.
 Krisis ketidakpercayaan masyarakat yang dialami oleh pemerintah ini juga diakibatkan karena
fenomena KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang semakin meraksasa di lingkungan birokrasi,
dan peristiwa ini tidak berhenti sampai pada rezim orden baru kemarin pada kepemimpin sampai
sekarang ini..
 Di satu sisi, partai politik tidak memiliki sistem kaderisasi yang baik sehingga kandidat yang di
calonkan parpol bukanlah hasil gemblengan yang berdasarkan sistem prestasi (merit system). Di
sisi lain, pemilihan umum ataupun pemilihan kepala daerah, misalnya, sarat dengan politik uang.
Karena itu, siapapun yang terpilih kelak akan disibukkan untuk "mengembalikan bayaran" kepada
pihak-pihak yang telah membantunya ke jabatan tersebut. Dana pengembalian itu paling mungkin
diambil dari anggaran yang tersedia.
Aspek- Aspek Penting Membangun Akuntabilitas
 1. Transparansi. Transparansi adalah sistem yang harus dilaksanakan dalam organisasi,
 2. Sistem dan Prosedur yang ter-update secara periodik setahun sekali dan maksimal 2
tahun sekali.
 3. Partisipatif Representatif. Keikutsertaan dari karyawan yang kemudian terwakilkan
dalam pembahasan kepentingan bersama pada jenjang yang lebih tinggi, tentu
akan relatif membawa aspirasi akar-rumput yang cukup jelas, faktual dan lengkap.
 4. Evaluasi dan Review. Pada tahapan ini, evaluasi dan review difokuskan pada
metodologi dan validitas pengumpulan masukan; proses pembuatan kebijakan;
dan respon penerapan kebijakan dari pengguna akhir (end user) di lapangan.
Juga perlu diperhatikan apakah konten dan konteksnya masih relevan, memenuhi
rasa keadilan, dan proposional sesuai kemampuan perusahaan ? Pemberian
“Service Level Survey Result” untuk semua Dept Head atau pimpinan unit kerja, kiranya
akan mampu meningkatkan layanan unit kerja kepada end-user dan memberikan
masukan berarti untuk perbaikan dan penerapan program kerja yang lebih akurat.
 5. Keluhan dan Respon. Apakah ada wadah untuk menampung keluhan dari
semua pemangku kepentingan dan apakah responnya telah dilakukan
dengan cepat, tepat dan efektif sesuai harapan pemangku kepentingan ?
 6. Monitoring. Pemantauan bisa dilakukan dengan pengetatan sistem dan
prosedur; kesungguhan atasan langsung untuk menjalankan program dan
kebijakan; komitmen pimpinan tertinggi untuk memastikan garis kebijakan
telah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan efektif; pemeriksaan rutin
internal audit; pembentukan Dewan Kehormatan; serta pelibatan eksternal
audit yang independen bila dirasakan perlu.
 7. Kebijakan Futuristik. Apakah program-program dalam kebijakan itu
mengacu pada kepentingan jangka panjang untuk kemaslahatan semua
pemangku kepentingan, sesuai trend dan tuntutan industri sejenis ?
Lanjutan......7 Aspek penting
Citra PNS Negatif Citra PNS Positif
AKUNTABILITAS
•Peran Kontrol demokratis
• Peran Mencegah Korupsi dan Penyalahgunaan wewenang
•Peran Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas
Bagaimana Peran Pemimpin Membangun Budaya
Akuntabilitas dalam Organisasi?
1. Contoh sikap akuntabilitas.
Tidak bisa dipungkiri jika banyak organisasi yang tidak mau mengakui
adanya kesalahan atau ketidakberesan dalam organisasi demi
menghindari masalah hukum Namun, hal ini justru akan memperburuk
keadaan dibandingkan dengan kesalahan sebenarnya, dan memberikan
pesan pada karyawan untuk lempar batu sembunyi tangan. Alasan
semacam itu dan mencari kambing hitam hanya akan memperburuk
keadaan. Ketika seorang pemimpin dapat berdiri didepan karywaannya
dan mengatakan, ” saya telah melakukan kesalahan – dan ini yang akan
kita lakukan untuk memperbaikinya” adalah contoh positif sikap
akuntabilitas dimana nantinya karyawan tidak ragu untuk mengikutinya.
Pemimpin Membangun budaya akuntabilitas (2)
 2. Menentukan hasil dan harapan – sebelum ada kejadian!
Jangan menunggu sampai terjadi kesalahan dan kemudian membuang energi mencari siapa yang
disalahkan Jangan menunggu sampai terjadi kesalahan dan kemudian membuang energi mencari
siapa yang disalahkan. Tentukan standar yang jelas dan harapan, bahkan sebelum memulai sebuah
pekerjaan. Kemudian, pastikan semua karyawan memiliki kesadaran dan memahami apa yang
menjadi sasaran organisasi serta apa yang menjadi harapan seluruh karyawan. Setiap karyawan harus
memiliki pandangan yang jelas terkait dengan hasil yang ingin dicapai perusahaan
.
 3. Berkomitmen penerapan SPIP secara konsisten Bekerjasama dengan karyawan untuk mengatasi
hambatan dan mendapatkan gambaran kebutuhan apa saja yang mereka butuhkan untuk
memenuhi komitmennya.
 4. Terbuka dalam mendapatkan feedback dan memecahkan masalah tanpa mencari kesalahan.
Pintu organisasi selalu terbuka bagi karyawan yang ingin mengungkapkan ganjalan atau masalah
dalam organisasi tanpa ada rasa takut atau tekanan
 5. Memperkerjakan karyawan yang memiliki akuntabilitas.
Jangan hanya memperkerjakan karyawan berdasarkan
ketrampilan teknis dan pengalaman saja, namun pertimbangkan
pula kecocokannya dengan budaya kerja organisasi.
 6. Melatih karyawan agar akuntabel.
Karyawan memiliki latar belakang yang beragam dimana mereka
belum pernah diajarkan tentang akunabilitas. Mereka hanya
mempelajari ketrampilan dan sikap seperti critical thinking sebelum
mereka bisa berkembang dalam budaya akuntabilitas
 7. Konsekwensi dan dukungan
Harus ada konsekwensi yang diberikan pada kinerja yang buruk dan
dukungan untuk sikap dan hasil yang positif. Tanpa ini, karyawan akan
menganggap bahwa akuntabilitas hanyalah NATO (No Action Talk Only)
 8. Mempertahankan akuntabilitas
Dalam budaya akuntabilitas, pemimpin tidak hanya mempertahankan
akuntabilitas karyawan. Saling mengingatkan antar karyawan untuk
tetap akuntabel. Setiap karyawan memilki rasa kepemilikan demi tujuan
organisasi. Pemimpin harus bisa menjadi contoh, mengajarkan, dan
mendorong mental akuntabilitas ini;
 9. Membangun profesionalisme
Membangun profesionalisme dan meodenisasi administrasi
pemerintahan, sehingga tercipta struktur manajemen yang efektif.
Pemimpin Membangun Budaya Akuntabilitas (3)
Perilaku Kunci Akuntabilitas
1. Pada Tingkat Individu, terutama (pimpinan administrator):
a. Dapat Dipercaya;
Memiliki iktikad baik untuk melaksanakan peraturan
lembaga/organisasi yang tercerminkan didalam ucapan, tindakan,
keputusan, mempunyai kesadaran yang tinggi untuk
mempertanggungjawabkan kepada masyarakat dan mengutamakan
kepentingan public.
b. Konsisten;
Menghindari praktek-praktek yang melanggar peraturan, menjalankan
kesepakatan bersama.
c. Komitmen;
Menunjukkan kesadaran yang tinggi untuk menta’ati aturan yang berlak,
norma-norma etika, berusaha bertindak jujur, bertanggungjawab dan
menepati janji yang telah dibuat.
3. Pada Tingkat Organisasi;
a. Identifikasi Kepentingan Publik,
Untuk menjadikan akuntabilitas berjalan efektif, maka;
Lanjutan....pada tingkat organisasi...
 penyelenggara pemerintahan harus memperhitungkan apa yang dipikirkan oleh
masyarakat tentang masalah, harapan dan prioritas
b. Informasi Prosedur Operasional;
 Pejabat/Aparat pelaksana yang tanggungjawab nya berakibat langsung terhadap
masyarakat harus diberikan informasi prosedur operasional yang cukup sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan pada unit kerjanya.
c. Sikap Kehati-hatian;
 Setiap proses pengambilan keputusan dan penjelasannya kepada publik harus hati-hati.
Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko dan kesalahan, dan jangan sampai publik
mengambil keputusan untuk tidak terlibat atau tidak berpartisipasi dan tidak memberikan
perhatian kepada proses pembangunan.
d. Keterbukaan;
 Memberikan Informasi kepada public mengenai rancangan program yang sesungguhnya,
seperti apa yang sedang dilakukan, apa yang akan dilakukan, kepada siapa ditujukan,
kenapa mereka melakukan hal tersebut, dan standar hasil yang diharapkan.Selain itu juga
harus secara terbuka megumumkan keberhasilan atau kegagalan atas kegiatan yang
dilakukan dengan membandingkan kepada tujuan, standard dan pencapaian yang telah
dirumuskan sebelumnya.
e. Kemudahan;
 Memberikan system dan mekanisme pelaporan yang jelas dan mudah dan dipahami oleh
masyarakat.
 (Penerapan prinsip-prinsip Tata Kepemrintahan yang baik, Bappenas, Jakarta, 2007)
Indikator Minimal dalam membangun Akuntabilitas ;
 Untuk membangun Akuntabilitas setidaknya ada standar
minimal yang terpenuhi seperti:
 Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar
prosedor pelaksanaannya;
 Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan-
kesalahan/kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan;
 Adanya output dan outcome yang terukur.
Untuk melaksanakan ketiga hal tersebut perlu
didukung dengan seperangkat instrumen
antara lain:
 Adanya Standard Operating Prosedure(SOP); dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan atau dalam penyelenggaraan kewenangan/pelaksanaan kebijakan;
 Mekanisme Pertanggungjawaban;
 Laporan Tahunan;
 Laporan pertanggungjawaban;
 Sistem pemantauan kinerja penyelenggara negara;
 Sistem Pengawasan;
 Mekanisme Reward and Punishment:
Hambatan Dalam Membangun Akuntabilitas
 Sistem akuntansi yang tidak memadai merupakan
salah satu faktor penyebab tidak diperolehnya
laporan pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan daerah yang handal dan dapat dipercaya
untuk dipergunakan dalam penerapan akuntabilitas
keuangan daerah.
 Penyajian informasi yang tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada
 Tidak adanya jaminan kepatuhan hukum dalam
pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik
untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan menaati
ketentuan hukum yang berlaku.
 Tidak terjadinya inefisien dan ketidakefektivan
dalam proses pengelolaan organisasi.
Wahyu
DISKUSI KELOMPOK
PESERTA DIBAGI DALAM 5
KELOMPOK
IDENTIFIKASI PROBLEM
AKUNTABILITAS DI INSTANSI
MASING-MASING
SEBUTKAN ALTERNATIF
SOLUSINYA
STUDY KASUS Akuntabilitas..1
 Satu minggu kemudian ternyata SPD tersebut terselip di salah satu tumpukan file
dekat meja penulis. Pertanyaannya adalah “Apakah setelah penulis selesai membuat
SPD tersebut sudah menyelesaikan tanggung jawab tugas? Lalu bagaimana dengan
tidak ditemukannya dokumen SPD tersebut?”
 Dalam pasal 2 undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
atau yang sering disebut dengan undang-undang ASN tercantum asas
penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN. Salah satunya adalah akuntabilitas.
 Akuntabilitas berbeda dengan responsibilitas. Jika responsibilitas adalah kewajiban
untuk bertangung jawab maka akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggung jawabkan. Setiap pekerjaan yang dilaksanakan dengan akuntabel
maka sudah pasti di sana terkandung nilai responsibilitas. Namun tidak setiap
pekerjaan yang selesai dengan responsibel terkandung nilai akuntabilitas.
 siapa saja yang harus mempunyai nilai akuntabilitas? Jawabannya adalah individu dan
institusi. Akuntabilitas individu dalam sebuah institusi memegang peranan penting
dalam menentukan sejauh mana sebuah institusi bisa menyandang predikat
akuntabel. satu pekerjaan saja dalam sebuah institusi yang tidak dilaksanakan secara
akuntabel, secara “kasat mata” bisa saja terlihat akuntabel namun secara “hakikat”
institusi tersebut bisa dikatakan cacat nilai akuntabilitasnya.
 Setiap individu selain wajib bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya ia juga
wajib mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang telah diselesaikannya terhadap
dirinya sendiri, atasan, institusi maupun masyarakat. Dan tentu saja kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Studi kasus lanjutan.....2.
 Berbeda dengan individu, kewajiban sebuah institusi dalam
mempertanggung jawabkan tugas pokok dan fungsinya adalah terhadap
instansi yang lebih tinggi atau instansi lain yang ditentukan oeh undang-
undang. Dan tentunya kepada masyarakat
 Akuntabilitas bukan hanya persoalan etik yang mengedepankan “baik”
atau “buruk”. Akuntabilitas lebih jauh dari itu. Ia bisa dipandang
sebagai “etik” tatkala berhadapan dengan masyarakat dan atau dirinya
sendiri, bisa pula dipandang sebagai “benar” atau “salah” jika terkait
dengan aturan hukum.
 Sebagai contoh, seorang pegawai yang sedang mengalami badai dahsyat
dalam kehidupan rumah tangganya ia bermuka masam ketika melayani
masyarakat terkait keperluannya. Tindakan dia melayani masyarakt
tersebut tidaklah cacat secara legal, namun secara etik bisa dikatakan
buruk.
 Kenapa demikian? Karena ia tidak mampu menuntaskan pertarungan
kepentingan (conflict of interest) di dalam batinnya. Sehingga ia mencampur
adukan antara persoalan pribadinya dengan tugas pekerjaan. Dalam hal ini
yang ditekankan adalah konflik kepentingannya. Lain halnya apabila yang
ditekankan adalah persoalan ekspresi muka masam, maka hal itu adalah
ranah “etika publik”. Dengan demikian, maka cacat akuntabilitas sangat
memungkinkan terjadinya kehilangan etika dalam pelaksanaan tugas.
Studi kasus lanjutan....3.
 Terkait dengan aspek legalitas, maka tak perlu kiranya penulis
menerangkannya secara panjang lebar, karena diyakini semua orang
sudah paham bahwa cacat akuntabilitas dalam hal ini bisa menimbulkan
perbuatan melawan hukum (Wederrechtelijk) baik berupa pelanggaran
maupun kejahatan.
 Mahkamah Agung sendiri pada dasarnya telah menerapkan nilai
akuntabilitas. Dalam Cetak Biru Pembaruan Mahkamah Agung RI 2010-
2035 (4 tahun lebih awal dari UU ASN) terdapat Nilai-Nilai Utama Badan
Peradilan yang salah satunya adalah nilai akuntabilitas. Dalam
prakteknya, Mahkamah Agung sering melakukan pengawasan internal di
bawah koordinasi Badan Pengawas yang secara berkala melakukan
pengawasan ke lingkungan peradilan yang berada di bawahnya.
 Selain Badan Pengawas, Mahkamah agung juga mendelegasikan
pengawasan tersebut kepada Pengadilan Tingkat Banding untuk
melakukan pengawasan ke semua Pengadilan Tingkat Pertama yang
berada di wilayah hukumnya. Bahkan di Pengadilan Tingkat Pertama
sendiri ada Hakim Pengawas Bidang yang secara rutin memeriksa
pekerjaan baik di kepaniteraan maupun kesekretariatan. Pengawasan
internal baik yang dilakukan oleh Badan Pengawas, Pengadilan Tingkat
Banding maupun Hakim Pengawas Bidang adalah salah satu bentuk kecil
dari praktek nilai akuntabilitas. Hal yang paling penting dalam
menerapkan nilai akuntabilitas adalah yang tumbuh dari kesadaran
masing-masing individu.
4
KONSEPSI KOMUNIKASI DAN
KOORDINASI AKUNTABILITAS
DENGAN ATASAN
• Pentingnya Komunikasi dan Koordinasi antara pimpinan dan
pegawai/bawahan
• Teknik-teknik Dalam Membangun Komunikasi dan Koordinasi
• Komunikasi Dalam Pengambilan Keputusan Yang Akuntabel
• Praktek-praktek Berkomunikasi yang baik dengan atasan
• Peran Pimpinan Dalam Membangun Komunikasi Dengan
Atasan
• Aspek-aspek penting Dalam Membangun Komunikasi dan
Koordinasi dalam organisasi
KONSEPSI KOMUNIKASI DAN KOORDINASI
AKUNTABILITAS
Komunikasi dan
merupakan bagian
integral dari sistem dan
tatanan kehidupan sosial.
Dalam praktek-praktek
pemerintahan, dalam
hubungan antara
ASN/PNS dengan
pimpinan dan antar
pimpinan dalam tiap2
level/hirarki dalam
organisasi
Koordinasi merupakan
bagian integral dari
sistem dan tatanan
kehidupan bernegara.
Dalam praktek-praktek
pemerintahan, dalam
hubungan antara PNS
dengan pejabat dan
antar pimpinan pada
tiap2 level dalam
organisasi/lembaga
Komunikasi dan
koordinasi
akuntabilitas
dengan atasan
merupakan key
factor bagi
Organisasi
Berkinerja Tinggi
(OBT)
-- LAN (2014) --
Komunikasi dan Koordinasi (1)
 Koordinasi adalah perihal
mengatur suatu organisasi
atau kegiatan sehingga
peraturan dan tindakan
yang akan dilaksanakan
tidak saling bertentangan
atau simpang siur.
Koordinasi dibutuhkan
agar kegiatan yang
dilakukan tidak simpang
siur.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI): Komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami.
Menurut Colin Cherry, komunikasi adalah
proses dimana pihak-pihak saling
menggunakan informasi untuk mencapai
tujuan bersama; Sebagai transfer informasi
atau pesan (message) dari pengirim pesan
sebagai komunikator dan kepada penerima
pesan sebagai komunikan dengan tujuan
untuk mencapai saling pengertian ( mutual
understanding).
 Komunikasi adalah kunci dari koordinasi yang
efektif. Koordinasi dan hubungan kerja adalah dua
pengertian yang saling kait-mengkait, karena
koordinasi hanya dapat dicapai sebaik-baiknya
dengan melakukan hubungan kerja yang efektif.
 pola koordinasi menjadi hal yang vital bagi semua
pemimpin di berbagai tingkat untuk mencapai
tujuan tim. Jika pola koordinasi baik maka tujuan
tim akan mempunyai lebih besar kemungkinan
untuk tercapai jika dibandingkan dengan pola
koordinasi yang buruk.
Komunikasi dan Koordinasi (2)
KOORDINASI
 Koordinasi merupakan tali
pengikat dalam organisasi
dan manajemen yang
menghubungkan peran para
actor dalam organisasi dan
manajemen untuk mencapai
tujuan organisasi dan
manajemen. Dengan kata
lain, adanya koordinasi
dapat menjamin pergerakan
aktor organisasi ke arah
tujuan bersama.
Koordinasi dalam pemerintahan
menurut Syafrudin (2003: 268)
adalah “suatu proses rangkaian
kegiatan menghubungi,
bertujuan untuk menyerasikan
tiap langkah dan kegiatan dalam
organisasi agar tercapai gerak
yang cepat untuk mencapai
sasaran dan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan”.
Pentingnya Komunikasi dan koordinasi antara Atasan
dan Bawahan
(Pentingnya Komunikasi antara Atasan dan Bawahan (inafina.com)
PRAKTEK-PRAKTEK BERKOMUNIKASI YANG BAIK DALAM
ORGANISASI
1) Mendengarkan
Komunikasi yang efektif dimulai dari kemampuan dalam mendengar. Anda harus mendengarkan setiap
pembicaraan atasan dengan seksama. Perlihatkan keseriusan dan antusiasme dalam mendengarkan
informasi atau instruksi dari atasan Anda. Keseriusan dan antusiasme dari seseorang dalam mendengar,
bisa dilihat dari sikapnya pada saat mendengar. Orang yang sibuk mempermainkan sesuatu, atau melirik
kesana-kemari, atau pandangannya terlihat kosong, pastilah bukan orang yang serius dalam
mendengarkan.
2) Bertanya dan Memberi Tanggapan
Seorang bawahan yang baik bukanlah orang yang melakukan semua instruksi dari
atasannya tanpa pertimbangan apapun. Oleh sebab itu, apabila Anda belum
mengerti apa yang dimaksudkan oleh atasan, haruslah Anda tanya. Demikian juga apabila Anda merasa
perlu memberikan ide, untuk memperkuat ataupun merubah instruksi dari atasan Anda, lakukanlah
dengan cara yang sopan dengan alasan-alasan yang kuat, supaya Anda tidak dianggap sebagai karyawan
yang sulit diatur. Untuk itu, Anda harus mempelajari karakter dari atasan, agar Anda bisa mencari waktu
dan sikap yang tepat untuk berkomunikasi dengan dia.
3) Gunakan Kalimat bersifat Positif dan Bahasa yang Efektif
Hindari menggunakan kata-kata konfrontatif, intonasi tinggi dan argumentative. Dan hindari
menggunakan bahasa atau istilah-istilah yang terlalu tinggi sehingga tidak dimengerti oleh atasan Anda.
Komunikasi yang efektif bukan dinilai dari canggihnya kata-kata atau bahasa yang digunakan tetapi dari
mudah atau tidaknya bahasa tersebut dipahami oleh lawan bicara Anda.
4) Jaga Profesionalisme
Jangan pernah mencampuradukkan masalah pribadi dengan urusan di kantor.Jika sedang ribut dengan
pasangan anda, jangan bawa masalah tersebut ketika meeting dengan atasan, hal tersebut akan
mengganggu kinerja anda.
5) Bahasa Tubuh dan raut wajah
Jangan membungkuk atau melakukan gerakan- gerakan tubuh yang menimbulkan perasaan
tidak nyaman pada lawan bicara Anda terlebih lagi atasan Anda. Dan hindari menampilkan
raut wajah negatif yang dapat menimbulkan saat berkomunikasi dengan bos Anda.
6) Kontrol Emosi
Jangan terbawa perasaan, meskipun anda mungkin tidak suka dengan tugas yang diberikan,
atau mungkin anda tidak suka dengan bos anda. Pada saat berbicara dengan atasan, hindari
cara mengutarakan sesuatu seolah-olah kedudukan Anda setingkat dengan dia. Hindari
pembicaraan yang terlalu pribadi. Ingatlah bahwa keakraban ada batasnya pada saat Anda
berada di lingkungan kerja. Biarkan atasan mengendalikan pembicaraan, Anda haru bisa
mengantisipasinya. Sesuaikan selera humor. Hindari cerita yang dapat menghina atasan.
7) Jangan Menggurui
Posisikan diri anda sebagai pendengar . Walaupun anda mempunyai saran yang akan
diutarakan ke atasan, ucapkan dengan kalimat-kalimat yang tidak menyinggung egonya.
8) Melaporkan
Teknik serta etika dalam melapor adalah sesuatu yang bisa dipelajari dengan mudah. Buatlah
konsep atau poin-poin yang akan Anda laporkan kepada atasan Anda. Cara ini secara otomatis
akan membuat Anda menguasai maksud dan tujuan dari laporan tersebut. Dari konsep
tersebut, Anda juga bisa mengantisipasi respon dari atasan Anda.
TEKNIK-TEKNIKKOMUNIKASI DAN KOORDINASI AKUNTABILITAS Dalam
organisasi
Instrumen
komunikasi
dan
koordinasi
yang tepat
Menyampaikan
masalah dan
mendiskusikan Mind set
/culturset
Mapping
Menyampaikan
ide/gagasan yg kritis
dan agresif
Teknik sumbang
saran (brainstorming)
Keterbukaan
menyampaikan
Catatan Kolektif.
Pemecahan masalah
akuntabilitas secara kreatif
Positive
Thinking
Perencanaan
ttg agenda,
waktu dan
pihak yg
terlibat,dll
 1. Perencanaan yang matang;
 Perencanaan ini dapat meliputi waktu, agenda, dan siapa saja yang akan
telribat. Hal ini penting agar koordinasi berjalan dengan efektif dan efisien,
dengan mengetahui agenda sebelumnya,
 2. Pentingnya menyamakan persepsi;
 Haruslah memiliki kesamaan persepsi mengenai tujuan yang akan dicapai.
Dengan demikian, walaupun memiliki tugas dan tanggung jawab yang
berbeda, setiap pihak menyadari bahwa semua itu adalah dalam rangka
saling melengkapi dan mendukung untuk mencapai tujuan yang sama.
 3. Pemahaman materi pembicaraan;
 Koordinasi akan berjalan lebih efektif apabila masing-masing anggota tim
memahami posisi dan tanggung jawabnya serta dalam kaitannya dengan
pihak lain.
 4. Sikap terbuka dan saling menghargai;
 Dalam suatu koordinasi, ada saatnya satu pihak harus menerima pegaturan
dari pihak lain, namun tetap harus dengan sikap menghargai. Gak sedikit
orang-orang yang keluar dari organisasi dikarenakan para pemimpin yang
gak bisa menghargai anggotanya dengan baik
Aspek- Aspek Penting Dalam Membangun
Koordinasi yang Baik dalam Organisasi
Lanjutan..........
 5. Minta feedback;
Feedback diperlukan untuk melihat respon dari semua pihak yang terlibat. Umpan
balik juga untuk memastikan bahwa koordinasi yang kamu lakukan dapat
dipahami dengan benar dan diterima. Hal ini untuk menjamin pelaksanaannya
sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga untuk melihat berbagai celah dan
kekurangan yang mungkin masih ada, sehingga kamu masih bisa melakukan
persiapan yang lebih matang.
 6. Penegasan dan motivasi;
Sangat penting sekali bagi kamu untuk mempertegas kembali segala yang telah
disepakati ketika dilakukan koordinasi (rapat). Sehingga semua yang menjadi
kesepakatan harus dapat diterima dan selanjutnya dilaksanakan dengan baik.
Penegasan juga perlu dilakukan terhadap monitoring dan evaluasi yang akan
dilakukan, sehingga setiap orang akan bekerja atau melakukan aktivitasnya dengan
lebih terarah para pencapaian tujuan yang diharapkan, harus mampu memotivasi
agar setiap pihak yakin dan terdorong untuk melaksanakannya.
 7. Membangun Komunikasi informal;
Untuk meningkatkan efektivitas hasil koordinasi yang dilakukan, selain dilakukan
monitoring, kamu sebagai pemimpin juga perluu melakukan komunikasi atau
pendekatan yang bersifat informal (tidak dalam konteks rapat). Hal ini sangat
berguna untuk meningkatkan bonding kamu dengan tim. Membangun komunikasi
informal akan membuat kamu dapat meningkatkan kepercayaan dan respect dari
anggota tim sehingga mereka nyaman untuk bekerja sebagai tim dengan kamu.
Komunikasi informal ini mungkin bisa kamu bangun dengan
melakukan hangout bareng atau melakukan aktifitas have fun bareng.
 ( Fadhil Akbar, 2016.... https://www.hipwee.com)
Peran pemimpin dalam komunikasi dan koordinasi
akuntabilitas ?
Menjadi
Teladan
Memotivasi
Memampu
kan
Mentoring
Mendengar
Peran pimpinan membangun komunikasi
dan koordinasi dalam organisasi (1)
 Atasan dan bawahan harus Terasah dalam hal
berkomunikasi
 Proses memberi dan menerima umpan balik itu musti
dipelajari dan terus dilatih.
 Terkadang pimpinan merasa memberikan umpan balik tapi
belum spesifik sehingga bawahan bingung.
 Pimpinan dan bawahan harus terasah komunikasinya dan
mampu memberikan umpan balik secara spesifik.
 Yang juga penting, pimpinan jangan hanya mengatakan,
“Performa Anda baik” atau ”Performa Anda buruk”.
 Namun, ada baiknya sebagai atasan dapat memberikan
komentar yang disertai dengan rincian bukti baik atau
buruknya performa bawahannya tersebut secara spesifik
dan obyektif.
Peran pimpinan membangun komunikasi (2)
 Rasa sungkan untuk menegur orang
 Kesenjangan komunikasi yang juga kerap timbul adalah rasa
sungkan menegur orang/baawahan.
 Ini adalah bagian dari kultur orang Indonesia yang sudah tertanam
sejak lama.
 Ketika menemukan kesalahan, atasan yang lebih muda biasanya
sungkan menegur bawahan yang lebih tua usianya atau yang sudah
lebih lama di unit bisnis yang dia pimpin.
 Lingkungan kerja atau suasana yang kondusif memang bisa memicu
keharmonisan hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan.
 Namun, ada beberapa aspek yang juga dinilai penting, seperti
penghargaan terhadap suatu ide atau masukan yang konstruktif
bagi perusahaan, rasa saling percaya satu sama lain, pemahaman
yang baik terhadap suatu perubahan dan keinginan saling
membantu antar kelompok pekerja atau antar individu dalam
organisasi
Study Kasus Komunikasi dan Koordinasi dalam Organisasi (1)
 Di banyak organisasi perusahaan, komunikasi antara atasan dan bawahan
sering “tidak nyambung”, sehingga sebuah komunikasi yang intens
menjadi hal penting bagi kelangsungan perusahaan.
 Hasi survey Sistem Manajemen Performa (SMP) yang
dilakukan Development Dimensions Indonesia (DDI) menyingkap hal ini.
 Salah seorang Direktur DDI mengungkapkan, semua fase SMP menuntut
setiap orang memiliki kemampuan berkomunikasi, yakni umpan balik.
 Komunikasi adalah kuncinya, dan itu adalah keahlian yang harus dikuasai,
bukan saja oleh manajer tetapi juga oleh bawahannya juga.
 Manajer Indonesia belum bisa menerima perbedaan cara kerja
 Dibandingkan manajer di negara lain seperti di eropa, jepang atau
amerika, manajer di Indonesia masih belum bisa menerima perbedaan cara
kerja.
 Namun, kerjasama saling membantu antar unit organisasi perusahaan di
Indonesia begitu menonjol dibanding perusahaan di luar negara ini.
 Dampak dari “kekakuan” manajer di Indonesia yang kurang bisa menerima
perbedaan, menjadikan orang yang punya terobosan menjadi terkekang
dan merasa tidak berguna.
 Akibatnya, bawahan yang memiliki ide kreatif menjadi tidak bisa
melakukan sesuatu yang positif bagi perusahaan.
Study Kasus Komunikasi....(2)
 Terciptanya gap komunikasi antara manajer dan bawahannya adalah berawal
dari persepsi.
 Persepsi ditentukan oleh interpretasi seseorang terhadap informasi yang
diperoleh dari lingkungan tempat ia berada atau bekerja.
 Manajer yang punya persepsi buruk terhadap bawahannya, otomatis ia
menciptakan gap komunikasi antara dirinya dengan bawahan.
 Apalagi, bila seorang manajer adalah tipikal orang yang mudah percaya rumor
atau “Tukang gosip”.
 Akibatnya, kesenjangan makin mudah tersulut dan akan berdampak pada
kinerja seluruh bawahannya.
 Salah persepsi juga bisa timbul dari cara pandang manajer yang demografis,
misalnya mempertimbangkan suku, agama, ras, alumni, atau catatan
demografis lainnya.
 Manajer harus selalu bersikap positive thinking. Komunikasi yang ideal, akan
muncul melalui hubungan kesetaraan, atau hubungan kolegial.
 Atasan dan bawahan berada di garis sejajar. Namun kondisi seperti itu
menuntut bawahan yang tidak pasif.
 Bawahan juga harus kritis dan agresif. Selain itu manajer harus memiliki
persepsi yang baik terhadap bawahan serta menciptakan apresiasi bagi
mereka.
PENUGASAN
ROLE PLAY
 PESERTA DI BAGI DALAM 3 KELOMPOK
 TIAP KELOMPOK MEMBUAT ROLE PLAY DENGAN
TEMA mempraktekan Model dan Strategi peran
pimpinan dalam komunikasi dan koordinasi di
lingkungan organisasi BERKAITAN DENGAN
AKUNTABILITAS
 ROLE PLAY : 15 MENIT
 KELOMPOK PENGAMAT : MENILAI PERAN YANG
DILAKUKAN OLEH MASING-MASING PST
KELOMPOK, SERTA PERAN KEPEMIMPINAN
RANGKUMAN
PESERTA DIMINTA UNTUK MENGULAS POKOK BAHASAN SBB :
 Akuntabilitas Dalam Kepemimpinan
( Administrator)
 Resiko dan Kesalahan dalam Akuntabilitas
 Membangun Budaya Akuntabilitas; dan
 Komunikasi dan Koordinasi Akuntabilitas dalam organisasi
SEBAGAI PENUTUP MATERI INI KITA SAKSIKAN
PENGALAMAN BUPATI HERRY ZULIANTO (BUPATI
YOGYAKARTA. VIDEO /Film berikut ini
Film : Warisan Jogja/ Wakaf Politik ( Bupati Herry
Zulianto , 6 menit 53 Detik)
YOUR SITE HERE
Akuntabilitas kinerja-pka-workshop

More Related Content

What's hot

Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp okihoyin rizmu
 
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)temanna #LABEDDU
 
Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP asih gahayu
 
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)Rusman R. Manik
 
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdfModel Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdfstevianisari
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahArief H
 
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdfDIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdfTriSarjaka1
 
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektifMikhail Rasyid
 
Buku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerjaBuku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerjaKutsiyatinMSi
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA93220872
 
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Joy Irman
 
Zona integritas
Zona integritasZona integritas
Zona integritas93220872
 

What's hot (20)

Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
 
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
 
Grand design kapabilitas apip
Grand design kapabilitas apipGrand design kapabilitas apip
Grand design kapabilitas apip
 
overview-pka-pkp.pptx
overview-pka-pkp.pptxoverview-pka-pkp.pptx
overview-pka-pkp.pptx
 
Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP
 
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
Sistem pengendalian intern pemerintah spip menuju birokrasi 4.0
 
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
 
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdfModel Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
 
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdfDIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
DIAGNOSA ORGANISASI PKA.pdf
 
Akuntabilitas
AkuntabilitasAkuntabilitas
Akuntabilitas
 
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
 
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
1.07 perwujudan peran-apip-yang-efektif
 
Transformasi birokrasi berkelas dunia
Transformasi birokrasi berkelas duniaTransformasi birokrasi berkelas dunia
Transformasi birokrasi berkelas dunia
 
Lingkup pengawasan apip
Lingkup pengawasan apipLingkup pengawasan apip
Lingkup pengawasan apip
 
Bisnis proses pemerintah daerah
Bisnis proses pemerintah daerahBisnis proses pemerintah daerah
Bisnis proses pemerintah daerah
 
Buku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerjaBuku pedoman-cascading-target-kinerja
Buku pedoman-cascading-target-kinerja
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA
 
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
 
Zona integritas
Zona integritasZona integritas
Zona integritas
 

Similar to Akuntabilitas kinerja-pka-workshop

29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)temanna #LABEDDU
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Mulyadi Yusuf
 
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)Durrotun Nafi'ah
 
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance IndexHasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance IndexDadang Solihin
 
2.makalah aspek keperilakuan
2.makalah aspek keperilakuan2.makalah aspek keperilakuan
2.makalah aspek keperilakuanDIANA LESTARI
 
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptxOverview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptxssuserbe343e1
 
30. modul manajemen kinerja
30. modul manajemen kinerja30. modul manajemen kinerja
30. modul manajemen kinerjatemanna #LABEDDU
 
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)DeviKuspasari
 
Bab 8 akuntansi perilaku
Bab  8 akuntansi perilakuBab  8 akuntansi perilaku
Bab 8 akuntansi perilakuti_ash
 
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...The Vision and Insight Corner
 
Tugas framework, ahmad zihar,11150059,7 h (msdm)
Tugas framework, ahmad zihar,11150059,7 h (msdm)Tugas framework, ahmad zihar,11150059,7 h (msdm)
Tugas framework, ahmad zihar,11150059,7 h (msdm)ahmadzihar
 
2. Akuntabel.pdf
2. Akuntabel.pdf2. Akuntabel.pdf
2. Akuntabel.pdfAhmadJaen1
 
Balance score card 3
Balance score card 3Balance score card 3
Balance score card 3bjahboi
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
 
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...Tri Widodo W. UTOMO
 
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Dadang Solihin
 
BT_2689.pptx
BT_2689.pptxBT_2689.pptx
BT_2689.pptxToniAri4
 
Tugas framework, nur azijah,11150115,7 i (msdm)
Tugas framework, nur azijah,11150115,7 i (msdm)Tugas framework, nur azijah,11150115,7 i (msdm)
Tugas framework, nur azijah,11150115,7 i (msdm)nurajijahajijah
 

Similar to Akuntabilitas kinerja-pka-workshop (20)

29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (1)
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
 
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
 
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance IndexHasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index
 
2.makalah aspek keperilakuan
2.makalah aspek keperilakuan2.makalah aspek keperilakuan
2.makalah aspek keperilakuan
 
2. Akuntabel.docx
2. Akuntabel.docx2. Akuntabel.docx
2. Akuntabel.docx
 
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptxOverview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
 
30. modul manajemen kinerja
30. modul manajemen kinerja30. modul manajemen kinerja
30. modul manajemen kinerja
 
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)
 
Bab 8 akuntansi perilaku
Bab  8 akuntansi perilakuBab  8 akuntansi perilaku
Bab 8 akuntansi perilaku
 
value for money audit
value for money auditvalue for money audit
value for money audit
 
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
 
Tugas framework, ahmad zihar,11150059,7 h (msdm)
Tugas framework, ahmad zihar,11150059,7 h (msdm)Tugas framework, ahmad zihar,11150059,7 h (msdm)
Tugas framework, ahmad zihar,11150059,7 h (msdm)
 
2. Akuntabel.pdf
2. Akuntabel.pdf2. Akuntabel.pdf
2. Akuntabel.pdf
 
Balance score card 3
Balance score card 3Balance score card 3
Balance score card 3
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
 
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah dalam Pembangunan Wilayah Kawasan Timur...
 
BT_2689.pptx
BT_2689.pptxBT_2689.pptx
BT_2689.pptx
 
Tugas framework, nur azijah,11150115,7 i (msdm)
Tugas framework, nur azijah,11150115,7 i (msdm)Tugas framework, nur azijah,11150115,7 i (msdm)
Tugas framework, nur azijah,11150115,7 i (msdm)
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

Akuntabilitas kinerja-pka-workshop

  • 2. 2 Gafaruddin,SE. M.Si Pendidikan : 1. S-1- UHO, 2.S-2- UHO 3.Spesialisasi : a. Small Business- Sidney Australia b. LERD MPKD-UGM & HIS Roterdam Belanda WIDYAISWARA BPSDM PROV.SULTRA HP: 081341588474 JL. Moendoe Komp.BTN- DPRD Blok A No. K/3 Kendari Sulawesi Tenggara
  • 3. I am Happy with you
  • 5. DESKRIPSI SINGKAT (Konstruksi Berpikir) AKUNTABILITAS KINERJA  Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami akuntabilitas kinerja dan kemampuan membangun budaya akuntabilitas sebagai salah satu manifestasi kepemimpinan.  Materi Pelatihan disajikan secara interaktif melalui metoda belajar mandiri secara daring, ceramah, diskusi, praktik dan simulasi. Kemampuan peserta dinilai dari keberhasilannya dalam menerapkan akuntabilitas dalam pengelolaan kinerja organisasi. 11/5/2021 5
  • 6. Konstruksi Kurikulum AKUNTABLITAS KINERJA YOUR SITE HERE Pada akhir pembelajaran ini, diharapkan peserta mampu; 1) mengidentifikasi masalah masalah akuntabilitas dan 2) merumuskan langkah / upaya perbaikan atau solusi akuntabilitas di organisasi masing- masing.
  • 7. Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat: 1. Mampu menjelaskan konsepsi akuntabilitas dalam kepemimpinan (administrator) 2. Mengidentifikasi resiko dan kesalahan dalam akuntabilitas 3. Merumuskan langkah/upaya membangun budaya akuntabilitas; dan 4. Merumuskan langkah/upaya komunikasi dan koordinasi akuntabilitas dalam organisasi Wahyu
  • 8. Materi Pokok Akuntabilitas Dalam Kepemimpinan ( Administrator) Resiko dan Kesalahan dalam Akuntabilitas Membangun Budaya Akuntabilitas; dan Komunikasi dan Koordinasi Akuntabilitas dalam organisasi
  • 10. KONSTRUKSI KURIKULUM : AKUNTABILITAS KINERJA AKUNTABILITAS DALAM KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR POKOK BAHASAN 1  CTJ  TAYANG VIDEO  CURAH PENDAPAT  DISKUSI -- -Bisa e learning RESIKO DAN KESALAHAN DALAM AKUNTABILITAS POKOK BAHASAN 2 MEMBANGUN BUDAYA AKUNTABILITAS POKOK BAHASAN 3 KOMUNIKASI DAN KOORDINASI DALAM ORGAISASI POPOK BAHASAN 4 MENGIDENTIFIKASI MASLAH AKUNTABILITAS DAN MERUMUSKAN LANGKAH PERBAIKAN AKUNTABILITAS DI ORGANISASI  CTJ  PUTAR VIDEO  CURAH PENDAPAT  DISKUSI KEL. --  CTJ  PUTAR VIDEO  CURAH PENDAPAT  DISKUSI  STORY TELLING  CTJ  STUDI KASUS  CURAH PENDAPAT  DISKUSI  TAYANG VIDEO Bisa e learning
  • 11. 1 Konsep Akuntabilitas Dalam Kepemimpinan Administrator • Pentingnya Akuntablitas dalam Kepemimpinan Administrator • Prinsip-prinsip dalam akuntablitas • Peran Pimpinan dalam akuntabilitas
  • 12. Makna Akuntabilitas Seorang Pemimpin Sebelum kita diskusikan tentang Materi Konsep Akuntabilitas ini, Silahkan Simak Film berikut ini YOUR SITE HERE Video
  • 13. Brainstorming & Curah Pendapat Setelah menonton tayangan film tersebut : Dari Vidio tersebut apa yang dapat Bapak/Ibu Ambil berkaitan dengan akuntabilitas kinerja YOUR SITE HERE
  • 14.
  • 15. LOGO
  • 16. Apakah Akuntabilitas itu ? Suatu ukuran/standar yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan penyusunan kebijakan publik dengan peraturan hukum dan perundang- undangan yang berlaku untuk organisasi bersangkutan. alasan, atau penilaian (Bappenas, 2007). Akuntabilitas sektor publik sangat terkait dengan kinerja sektor publik yang tidak hanya kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, tetapi juga pada bagaimana mencapai outcomes dengan efisien dan efektif. (accountability is not just about the right thing but doing it well) konsep Kinerja
  • 17. RESPONSIBILITAS = TANGGUNG JAWAB KEWAJIBAN UNTUK BERTANGGUNG JAWAB AKUNTABILITAS KEWAJIBAN PERTANGGUNG JAWABAN YANG HARUS DICAPAI
  • 18. GaFAR Konsep AKUNTABILITAS Accountability “yang dapat dipertanggungjawabkan” required or expected to give an explanation for one's action. (Oxford Dictionary) Mampu memberikan pertanggungjawaban atas mandat yang diberikan kepadanya (stakeholders-nya)  amanah
  • 20. Mengapa Akuntabilitas Penting ?  Akuntabilitas (Kinerja) penting bagi pemerintah karena merupakan bentuk perwujudan dari kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui alat pertanggungjawaban secara periodik (laporan). Dalam konteks ini sasaran pengukuran adalah keuangan dan non keuangan (BPKP, 2002 ).  Akuntabilitas publik sesuai dengan karakteristik good governance berkenaan dengan (1) participation; (2) rule of law; (3) transparency; (4) responsiveness; (5) consensus orientation; (6) equity; (7) effectiveness and efficiency; dan (8) strategy vision (Mardiasmo, 2002; UNDP dalam LAN, 2000).
  • 21. environmental scanning • Perhatikan sikap dan perilaku yang seperti apakah yang dapat ditunjukkan oleh ASN pada institusi ANDA sebagai wujud akuntabilitas ASN dalam menjalankan tugas dan amanahnya? • Sebaliknya, apakah ada sikap dan perilaku yang menurut ANDA belum menunjukkan perilaku akuntabel? Mengapa demikian? N G O PI ( N G O b r o l P e n g a l a m a n I n d i v i d u )
  • 22. Jelaskan seberapa pentingkah akuntabilitas PNS dalam menjalankan tugasnya di institusi ANDA? Apa konsekuensi apabila PNSnya tidak akuntabel? Peran konstitusional Mencegah korupsi Peran demokratis Menyediakan control demokratis Peran belajar meningkatkan efisiensi dan efektivitas Mengapa akuntabilitas penting (Bovens, 2007) pentingnya akuntabilitas
  • 23. Akuntabilitas Kinerja dalam kepemimpinan ( Administrator)  Akuntabilitas kinerja merupakan hal yang strategis bagi organisasi, terutama bagi kepemimpinan administrator, karena sebagai langkah menegakkan pengelolaan administrasi kepada pimpinan organisasi menuju good governance. Hal ini dimaksudkan agar individu/ sebagai pemimpin dalam pemerintahan mampu mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran negara yang digunakan untuk sebaik-baiknya pelayanan publik.  Akuntabilitas kinerja bagi pemimpin merupakan instrumen untuk merubah mindset dan culture set dalam penyelenggaraan birokrasi yang semula berorientasi kerja pada output menjadi berorientasi kepada outcome. Inilah yang menjadi point penting dalam akuntabilitas kinerja dalam kepemimpinan.
  • 24. Akuntabilitas dalam Kepemimpinan (Administrator)Perspektif internal dan eksternal  Akuntabilitas internal adalah akuntabilitas ke tingkat yang lebih tinggi dari manajemen, di mana pegawai atau pimpinan administrator dievaluasi oleh atasannya secara teratur apakah mereka telah melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan dalam uraian pekerjaan job description), mereka untuk diberikan kenaikan reward (gaji dan / atau promosi ) tergantung pada hasil penilaian kinerja.  Akuntabilitas eksternal dalam konteks pemerintahan adalah bentuk akuntabilitas kepada lembaga pengawas/ penilai/pemeriksa; seperti Kementerian PAN & RB, DPR, Badan Pemeriksa Keuangan, dan lembaga negara lainnya untuk menyampaikan kinerja mereka sendiri dan/atau, dalam kasus pejabat senior, untuk kinerja organisasi yang mereka kelola.
  • 25. Perilaku Kunci dalam Akuntabilitas  Pada Tingkat Individu, terutama (pimpinan administrator):  Dapat Dipercaya;  Memiliki iktikad baik untuk melaksanakan peraturan lembaga/organisasi yang tercerminkan didalam ucapan, tindakan, keputusan, mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mempertanggungjawabkan kepada masyarakat dan mengutamakan kepentingan public.  Konsisten;  Menghindari praktek-praktek yang melanggar peraturan, menjalankan kesepakatan bersama.  Komitmen;  Menunjukkan kesadaran yang tinggi untuk menta’ati aturan yang berlak, norma-norma etika, berusaha bertindak jujur,bertanggungjawab dan menepati janji yang dibuatnya.  Pada Tingkat Organisasi,  Identifikasi Kepentingan Publik,  Untuk menjadikan akuntabilitas berjalan efektif, penyelenggara pemerintahan harus memperhitungkan apa yang dipikirkan oleh masyarakat tentang masalah, harapan dan prioritas  Informasi Prosedur Operasional;  Pejabat/Aparat pelaksana yang tanggungjawab nya berakibat langsung terhadap masyarakat harus diberikan informasi prosedur operasional yang cukup sebagai dasar untuk pengambilan keputusan pada unit kerjanya.  Sikap Kehati-hatian;  Setiap proses pengambilan keputusan dan penjelasannya kepada publik harus hati-hati. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko dan kesalahan, dan jangan sampai publik mengambil keputusan untuk tidak terlibat atau tidak berpartisipasi dan tidak memberikan perhatian kepada proses pembangunan.  Keterbukaan;  Memberikan Informasi kepada public mengenai rancangan program yang sesungguhnya, seperti apa yang sedang dilakukan, apa yang akan dilakukan, kepada siapa ditujukan, kenapa mereka melakukan hal tersebut, dan standar hasil yang diharapkan.Selain itu juga harus secara terbuka megumumkan keberhasilan atau kegagalan atas kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan kepada tujuan, standard dan pencapaian yang telah dirumuskan sebelumnya.  Kemudahan;  Memberikan system dan mekanisme pelaporan yang jelas dan mudah dan dipahami oleh masyarakat.  (Penerapan prinsip-prinsip Tata Kepemrintahan yang baik, Bappenas, Jakarta, 2007).
  • 26. PRINSIP-PRINSIP AKUNTABILITAS Prinsip-prinsip akuntabilitas, sebagai berikut : 1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel. 2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. 5. Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas. (LAN dan BPKP)
  • 27.  Manajemen suatu organisasi dapat dikatakan sudah akuntabel apabila dalam pelaksanaan kegiatannya telah :  Menentukan tujuan (goal) yang tepat.  Mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan (goal) tersebut.  Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar.  Mengembangkan standar dan operasi secara ekonomi dan efesien.  Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam suatu kerangka waktu (time frame) tertentu dalam upaya untuk menentukan tercapai atau tidak tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, perlu dibuat suatu standar mengenai tingkat pencapaian yang dikehendaki. Ini berarti diperlukan suatu tolak ukur untuk menentukan sejauh mana kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan yang ditetapkan sejak awal. Agar dapat berfungsi dengan baik, dalam menerapkan suatu sistem akuntabilitas, perlu diterapkan : ( LAN dan BPKP,Modul I 2000:43) PRINSIP-PRINSIP AKUNTABILITAS
  • 28.  1. Pentingnya Pernyataan yang jelas mengenai tujuan dari sasaran dari kebijakan dan program. Hal terpenting dalam membentuk suatu sistem akuntabilitas adalah mengembangkan suatu pernyataan tujuan dengan cara yang konsisten. Pada dasarnya, tujuan dari suatu kebijakan dan program dapat dinilai, akan tetapi kebanyakan dari pernyataan tujuan yang dibuat terlalu luas, sehingga mengakibatkan kesulitan dalam pengukurannya. Untuk itu diperlukan suatu pernyataan yang realistis dan dapat diukur.  2. Pola pengukuran tujuan. Setelah tujuan dibuat dan hasil dapat diidentifikasikan, perlu ditetapkan suatu indikator kemajuan dengan mengarah pada pola pencapaian tujuan dan hasil. Ini adalah tugas yang paling kritis dan sangat sulit dalam menyusun suatu sistem akuntabilitas. Memilih indikator untuk mengukur suatu arah kemajuan pencapaian tujuan kebijakan dan sasaran program membutuhkan cara-cara dan metode tertentu agar indikator terpilih dan mencapai hal yang dibagikan oleh pembuat kebijakan. Peran Pimpinan (administrator )dalam Akuntabilitas Kinerja Organisasi Perlu memperhatikan:
  • 29. 3. Pengakomodasian sistem insentif. Pengakomodasian sistem yang insentif merupakan suatu sistem yang perlu disertakan dalam sistem akuntabilitas. Penerapan sistem insentif harus dilakukan denga hati-hati. Adakalanya sistem insentif akan mengakibatkan hasil yang berlawanan dengan yang direncanakan 4. Pelaporan dan penggunaan data. Suatu sistem akuntabilitas kinerja akan dapat menghasilkan data yang cukup banyak. Informasi yang dihasilkan tidak akan berguna kecuali dirancang dengan hati-hati, dalam arti informasi yang disajikan benar-benar berguna bagi pimpinan, pembuat keputusan, manajer- manajer program dan masyarakat. Bentuk dan isi laporan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, ini merupakan pedoman pelaporan informasi dalam suatu sistem akuntabilitas. 5. Pengembangan kebijakan dan manajemen program yang dikoordinasikan untuk mendorong akuntabilitas. Pengembangan sistem akuntabilitas harus dilakukan dengan cara yang terkoordinasikan, tidak secara independen program demi program.
  • 30. Ada 2 bentuk Akuntabilitas  Menurut Mardiasmo (2006:5) akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: 1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability, Akuntabilitas vertikal (Vertical accountability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan pertanggungjawaban pemerintah pusat kepada MPR. 2. Akuntabilitas Horizontal (Horizontal accountability) Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Accountability) adalah pertanggungjawaban kepada DPRD dan masyarakat luas.
  • 31. Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut. (Mardiasmo, 2006:4).  Ada tiga Jenis akuntabilitas yaitu:  Akuntabilitas keuangan, akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan.  Akuntabilitas manfaat, akuntabilitas manfaat pada dasarnya memberi perhatian kepada hasil dari kegiatan-kegiatan pemerintah.  Akuntabilitas prosedural, merupakan pertanggungjawaban mengenai apakah suatu prosedur dari pelaksanaan suatu kebijakan telah mempertimbangkan masalah moralitas, etika, kepastian hukum, dan ketaatan pada keputusan politis untuk mendukung pencapaian tujuan akhir yang telah ditetapkan. (Lembaga Administrasi Negara (LAN).
  • 32. 2 Resiko dan Kesalahan dalam Akuntabilitas • Memahami Resiko dan Kesalahan Akuntabilitas • Identifikasi Resiko dan Kesalahan Kinerja Organisasi • Analisis Resiko dan Kesalahan Akuntabilitas • Merumuskan langkah/upaya mengantisipasi dan mengatsi resiko dan kesalahan akuntabilitas
  • 33. Sebelum kita diskusikan tentang Materi RESIKO DAN KESALAHAN DALAM AKUNTABILITAS, Silahkan Simak Film berikut ini. YOUR SITE HERE Video
  • 34. Setelah menonton tayangan film tersebut : 1. Menurut saudara apakah ADA FAKTOR KESALAHAN DAN RESIKO AKUNTABILITAS DALAM PERISTIWA TERSEBUT YOUR SITE HERE
  • 35. KONSEP RESIKO DAN KESALAHAN AKUNTABILITAS  Penyelenggaraan negara memerlukan unsur kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan tersebut dapat diperoleh dengan melaksanakan tujuh asas penyelenggaraan negara (UU Nomor 28/1999), yaitu kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas. Asas-asas tersebut dituangkan dalam bentuk pelayanan publik. Dalam pelaksanaannya, penyelenggara negara menghadapi berbagai macam risiko yang sudah seharusnya dikelola dengan baik dan benar.  Manajemen Risiko (MR) adalah suatu pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian melalui identifikasi, pemahaman, tindakan, dan komunikasi isu-isu risiko. Setiap instansi sektor publik memiliki risiko dalam kegiatannya melayani masyarakat. Kemungkinan besar risiko yang ada telah dikelola, namun belum terstruktur secara lengkap. Jika manajemen risiko di instansi sektor publik hanya dilaksanakan secara informal, maka dampak terhadap pengelolaan risiko adalah masih suburnya budaya "saling menyalahkan", kurangnya akuntabilitas terhadap risiko, dan sumber daya yang ada untuk mengelola risiko tidak proporsional dibandingkan risiko yang harus dihadapi.  Untuk memulainya, diperlukan pemahaman mendasar tentang risiko dan kesalahan, bagaimana menilainya (assessing risks), menangani, dan me-monitor, serta mengomunikasikannya. Ekspose, seminar, workshop dengan topik MRSP menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan. Langkah lebih lanjut adalah melakukan pilot project/uji coba atau asistensi implementasi MRSP.
  • 36. Pola Pikir Resiko Dan Kesalahan Akuntabilitas Kepercayaan Publik Kepastian Hukum Keterbukaan Proporsionalitas Akuntabilitas Kepentingan Umum Profesionalitas Tertib penyelenggaraan Negara PENYELENGGARA NEGARA RESIKO DAN KESALAHAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN RESIKO DAN KESALAHAN DG BAIK DAN BENAR PELAYANAN MASYARAKAT
  • 37. B. Identifikasi Resiko dan Kesalahan dalam Akuntabilitas Resiko Akuntabilitas: 4. Rendahnya Kualitas Laporan Keuangan merupakan Resiko dan menimbulkan Kesalahan dalam ; Pengelolaan keuangan negara; 1. Kesalahan/ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan ; 2. Kesalahan dalam melakukan penilaian yang berdampak pada pemberian sanksi dan penghargaan (Reward and Punishment yg tidak tepat) 3. Berpotensi menimbulkan pelanggaran/ penyimpangan ( Fraud)
  • 38.  Lemahnya pengawasan dan pengendalian internal organisasi;  Kelemahan pada Administrasi Keuangan;  Kelemahan Akuntabilitas Pengelolaan Aset  Kelemahan pada Proses Pengadaan Barang dan Jasa Analisis Kesalahan Akuntabilitas: Kesalahan dalam pengelolaan keuangan negara, dipengaruhi oleh :
  • 39. Analisis Resiko dan Kesalahan Akuntabilitas 1. Lemahnya pengawasan dan pengendalian internal organisasi;  Memastikan Visi, Misi dan tujuan organisasi tercapai,  Memastikan pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel;  Mencegah tejadinya Fraud  Dukungan sistem informasi akuntansi yang memadai untuk terselenggaranya pelaporan. Langkah/Upaya Atasi Resiko dan Kesalahan:
  • 40. 2. Kelemahan Administrasi Keuangan  Sistem Pengeluaran Keuangan Negara transparan dan akuntabel;  Kontrol terhadap prosedur untuk mencegah kesalahan dalam pencatatan  Memperjelas mekanisme dan format penyusunan & penyajian laporan keuangan dipahami oleh petugas  Memperjelas persyaratan dan alur persetujuan dalam pengelolaan Kas ( kasbon)  Mencegah Ketidak patuhan terhadap peraturan perundang-undangan;  Pengelolaan pendapatan dan belanja dilaksanakn dengan sesuai ketentuan
  • 41. 3. Kelemahan Akuntabilitas pengelolaan aset tetap  Aset tetap diidentifikasi dan dikelola dengan baik, sehingga dapat diyakini keberadaan dan kewajarannya oleh K/L lembaga, diupayakan untuk ;  Dapat ditelusuri nilainya dan / keberadaan aset tetap yang dilaporkan dalam neraca secara jelas;  Pencatatan aset tetap selalu terupdate dan data akurat;  Seluruh Aset didukung dengan bukti kepemilikan, dan / atau de facto dikuasai oleh K/L tetapi de jure tidak ada bukti kepemilikannya, atau sebaliknya; Mencegah penguasaan Aset oleh pihak yang tidak berhak
  • 42. 4. Kelemahan Proses Pengadaan Barang dan Jasa  Menghindari dan mencegah terjadinya:  Pengadaan Fiktif, pengaturan tender dengan mengarahkan kepada rekanan tertentu;  Pengadaan yg tidak sesuai spesifikasi dalam kontrak, mark-up  Denda keterlambatan yg belum disetor ke kas negara.  Terdapat kekurangan dalam volume pekerjaan,  Perubahan kegiatan tidak didukung dengan addendum kontrak  Panitia pengadaan tidak memiliki HPS,  Perbedaan kuantitas antara berita acara serah terima barang dengan dokumen kontrak,  Nilai kontrak melampaui Owner’s Estimate (OE)  Spesifikasi teknis pengadaan menunjuk suatu merk tertentu
  • 43. 43 • Peserta dibagi dalam 5 kelompok : TUGAS KELOMPOK • Susunlah sebuah kasus dalam kelompok yang berkaitan dengan AKUNTABILITAS • Tukarkan dengan kelompok lain, dan diskusikan penyelesaian masalah serta tanggapan dari kasus yang dikemukakan oleh kelompok pertama dan seterusnya . • Presentasikan hasil penyelesaian masalah, dan antar kelompok saling memberi tanggapan • Fasilitator memberi penguatan untuk setiap kasus yang dipresentasikan TUGAS KELOMPOK
  • 44. 3 Membangun Budaya Akuntabilitas di organisasi • Pentingnya membangun Budaya Akuntabilitas • Peran Pemimpin dalam Membangun Budaya Akuntabilitas • Hambatan Dalam Membangun Akuntabilitas
  • 45. Pentingnya Membangun Budaya Akuntabilitas  Adanya fenomena krisis kepercayaan masyarakat terhadap kinerja dan, upaya yang dilakukan oleh pemerintah, gejala ini telah berlangsung lama, Gejala ini mulai terlihat setelah Indonesia di landa krisis ekonomy tahun 1998 yang dikarenakan pengaruh dari perekonomian global.  Hampir sepuluh tahun setelah Indonesia memasuki era "reformasi" (pascakepemimpinan Soeharto), negara ini tetap belum mampu meredam ambisi pribadi para pengelolanya.  Selain yang digambarkan sebelumnya, ada juga budaya lamban dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, karena cukup prosedural serta dan ini stempel yang selalu diberikan kepada birokrasi.  Krisis ketidakpercayaan masyarakat yang dialami oleh pemerintah ini juga diakibatkan karena fenomena KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang semakin meraksasa di lingkungan birokrasi, dan peristiwa ini tidak berhenti sampai pada rezim orden baru kemarin pada kepemimpin sampai sekarang ini..  Di satu sisi, partai politik tidak memiliki sistem kaderisasi yang baik sehingga kandidat yang di calonkan parpol bukanlah hasil gemblengan yang berdasarkan sistem prestasi (merit system). Di sisi lain, pemilihan umum ataupun pemilihan kepala daerah, misalnya, sarat dengan politik uang. Karena itu, siapapun yang terpilih kelak akan disibukkan untuk "mengembalikan bayaran" kepada pihak-pihak yang telah membantunya ke jabatan tersebut. Dana pengembalian itu paling mungkin diambil dari anggaran yang tersedia.
  • 46. Aspek- Aspek Penting Membangun Akuntabilitas  1. Transparansi. Transparansi adalah sistem yang harus dilaksanakan dalam organisasi,  2. Sistem dan Prosedur yang ter-update secara periodik setahun sekali dan maksimal 2 tahun sekali.  3. Partisipatif Representatif. Keikutsertaan dari karyawan yang kemudian terwakilkan dalam pembahasan kepentingan bersama pada jenjang yang lebih tinggi, tentu akan relatif membawa aspirasi akar-rumput yang cukup jelas, faktual dan lengkap.  4. Evaluasi dan Review. Pada tahapan ini, evaluasi dan review difokuskan pada metodologi dan validitas pengumpulan masukan; proses pembuatan kebijakan; dan respon penerapan kebijakan dari pengguna akhir (end user) di lapangan. Juga perlu diperhatikan apakah konten dan konteksnya masih relevan, memenuhi rasa keadilan, dan proposional sesuai kemampuan perusahaan ? Pemberian “Service Level Survey Result” untuk semua Dept Head atau pimpinan unit kerja, kiranya akan mampu meningkatkan layanan unit kerja kepada end-user dan memberikan masukan berarti untuk perbaikan dan penerapan program kerja yang lebih akurat.
  • 47.  5. Keluhan dan Respon. Apakah ada wadah untuk menampung keluhan dari semua pemangku kepentingan dan apakah responnya telah dilakukan dengan cepat, tepat dan efektif sesuai harapan pemangku kepentingan ?  6. Monitoring. Pemantauan bisa dilakukan dengan pengetatan sistem dan prosedur; kesungguhan atasan langsung untuk menjalankan program dan kebijakan; komitmen pimpinan tertinggi untuk memastikan garis kebijakan telah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan efektif; pemeriksaan rutin internal audit; pembentukan Dewan Kehormatan; serta pelibatan eksternal audit yang independen bila dirasakan perlu.  7. Kebijakan Futuristik. Apakah program-program dalam kebijakan itu mengacu pada kepentingan jangka panjang untuk kemaslahatan semua pemangku kepentingan, sesuai trend dan tuntutan industri sejenis ? Lanjutan......7 Aspek penting
  • 48. Citra PNS Negatif Citra PNS Positif AKUNTABILITAS •Peran Kontrol demokratis • Peran Mencegah Korupsi dan Penyalahgunaan wewenang •Peran Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas
  • 49. Bagaimana Peran Pemimpin Membangun Budaya Akuntabilitas dalam Organisasi? 1. Contoh sikap akuntabilitas. Tidak bisa dipungkiri jika banyak organisasi yang tidak mau mengakui adanya kesalahan atau ketidakberesan dalam organisasi demi menghindari masalah hukum Namun, hal ini justru akan memperburuk keadaan dibandingkan dengan kesalahan sebenarnya, dan memberikan pesan pada karyawan untuk lempar batu sembunyi tangan. Alasan semacam itu dan mencari kambing hitam hanya akan memperburuk keadaan. Ketika seorang pemimpin dapat berdiri didepan karywaannya dan mengatakan, ” saya telah melakukan kesalahan – dan ini yang akan kita lakukan untuk memperbaikinya” adalah contoh positif sikap akuntabilitas dimana nantinya karyawan tidak ragu untuk mengikutinya.
  • 50. Pemimpin Membangun budaya akuntabilitas (2)  2. Menentukan hasil dan harapan – sebelum ada kejadian! Jangan menunggu sampai terjadi kesalahan dan kemudian membuang energi mencari siapa yang disalahkan Jangan menunggu sampai terjadi kesalahan dan kemudian membuang energi mencari siapa yang disalahkan. Tentukan standar yang jelas dan harapan, bahkan sebelum memulai sebuah pekerjaan. Kemudian, pastikan semua karyawan memiliki kesadaran dan memahami apa yang menjadi sasaran organisasi serta apa yang menjadi harapan seluruh karyawan. Setiap karyawan harus memiliki pandangan yang jelas terkait dengan hasil yang ingin dicapai perusahaan .  3. Berkomitmen penerapan SPIP secara konsisten Bekerjasama dengan karyawan untuk mengatasi hambatan dan mendapatkan gambaran kebutuhan apa saja yang mereka butuhkan untuk memenuhi komitmennya.  4. Terbuka dalam mendapatkan feedback dan memecahkan masalah tanpa mencari kesalahan. Pintu organisasi selalu terbuka bagi karyawan yang ingin mengungkapkan ganjalan atau masalah dalam organisasi tanpa ada rasa takut atau tekanan  5. Memperkerjakan karyawan yang memiliki akuntabilitas. Jangan hanya memperkerjakan karyawan berdasarkan ketrampilan teknis dan pengalaman saja, namun pertimbangkan pula kecocokannya dengan budaya kerja organisasi.
  • 51.  6. Melatih karyawan agar akuntabel. Karyawan memiliki latar belakang yang beragam dimana mereka belum pernah diajarkan tentang akunabilitas. Mereka hanya mempelajari ketrampilan dan sikap seperti critical thinking sebelum mereka bisa berkembang dalam budaya akuntabilitas  7. Konsekwensi dan dukungan Harus ada konsekwensi yang diberikan pada kinerja yang buruk dan dukungan untuk sikap dan hasil yang positif. Tanpa ini, karyawan akan menganggap bahwa akuntabilitas hanyalah NATO (No Action Talk Only)  8. Mempertahankan akuntabilitas Dalam budaya akuntabilitas, pemimpin tidak hanya mempertahankan akuntabilitas karyawan. Saling mengingatkan antar karyawan untuk tetap akuntabel. Setiap karyawan memilki rasa kepemilikan demi tujuan organisasi. Pemimpin harus bisa menjadi contoh, mengajarkan, dan mendorong mental akuntabilitas ini;  9. Membangun profesionalisme Membangun profesionalisme dan meodenisasi administrasi pemerintahan, sehingga tercipta struktur manajemen yang efektif. Pemimpin Membangun Budaya Akuntabilitas (3)
  • 52. Perilaku Kunci Akuntabilitas 1. Pada Tingkat Individu, terutama (pimpinan administrator): a. Dapat Dipercaya; Memiliki iktikad baik untuk melaksanakan peraturan lembaga/organisasi yang tercerminkan didalam ucapan, tindakan, keputusan, mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mempertanggungjawabkan kepada masyarakat dan mengutamakan kepentingan public. b. Konsisten; Menghindari praktek-praktek yang melanggar peraturan, menjalankan kesepakatan bersama. c. Komitmen; Menunjukkan kesadaran yang tinggi untuk menta’ati aturan yang berlak, norma-norma etika, berusaha bertindak jujur, bertanggungjawab dan menepati janji yang telah dibuat. 3. Pada Tingkat Organisasi; a. Identifikasi Kepentingan Publik, Untuk menjadikan akuntabilitas berjalan efektif, maka;
  • 53. Lanjutan....pada tingkat organisasi...  penyelenggara pemerintahan harus memperhitungkan apa yang dipikirkan oleh masyarakat tentang masalah, harapan dan prioritas b. Informasi Prosedur Operasional;  Pejabat/Aparat pelaksana yang tanggungjawab nya berakibat langsung terhadap masyarakat harus diberikan informasi prosedur operasional yang cukup sebagai dasar untuk pengambilan keputusan pada unit kerjanya. c. Sikap Kehati-hatian;  Setiap proses pengambilan keputusan dan penjelasannya kepada publik harus hati-hati. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko dan kesalahan, dan jangan sampai publik mengambil keputusan untuk tidak terlibat atau tidak berpartisipasi dan tidak memberikan perhatian kepada proses pembangunan. d. Keterbukaan;  Memberikan Informasi kepada public mengenai rancangan program yang sesungguhnya, seperti apa yang sedang dilakukan, apa yang akan dilakukan, kepada siapa ditujukan, kenapa mereka melakukan hal tersebut, dan standar hasil yang diharapkan.Selain itu juga harus secara terbuka megumumkan keberhasilan atau kegagalan atas kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan kepada tujuan, standard dan pencapaian yang telah dirumuskan sebelumnya. e. Kemudahan;  Memberikan system dan mekanisme pelaporan yang jelas dan mudah dan dipahami oleh masyarakat.  (Penerapan prinsip-prinsip Tata Kepemrintahan yang baik, Bappenas, Jakarta, 2007)
  • 54. Indikator Minimal dalam membangun Akuntabilitas ;  Untuk membangun Akuntabilitas setidaknya ada standar minimal yang terpenuhi seperti:  Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedor pelaksanaannya;  Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan- kesalahan/kelalaian dalam pelaksanaan kegiatan;  Adanya output dan outcome yang terukur. Untuk melaksanakan ketiga hal tersebut perlu didukung dengan seperangkat instrumen antara lain:  Adanya Standard Operating Prosedure(SOP); dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan atau dalam penyelenggaraan kewenangan/pelaksanaan kebijakan;  Mekanisme Pertanggungjawaban;  Laporan Tahunan;  Laporan pertanggungjawaban;  Sistem pemantauan kinerja penyelenggara negara;  Sistem Pengawasan;  Mekanisme Reward and Punishment:
  • 55. Hambatan Dalam Membangun Akuntabilitas  Sistem akuntansi yang tidak memadai merupakan salah satu faktor penyebab tidak diperolehnya laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah yang handal dan dapat dipercaya untuk dipergunakan dalam penerapan akuntabilitas keuangan daerah.  Penyajian informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada  Tidak adanya jaminan kepatuhan hukum dalam pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan menaati ketentuan hukum yang berlaku.  Tidak terjadinya inefisien dan ketidakefektivan dalam proses pengelolaan organisasi. Wahyu
  • 56. DISKUSI KELOMPOK PESERTA DIBAGI DALAM 5 KELOMPOK IDENTIFIKASI PROBLEM AKUNTABILITAS DI INSTANSI MASING-MASING SEBUTKAN ALTERNATIF SOLUSINYA
  • 57. STUDY KASUS Akuntabilitas..1  Satu minggu kemudian ternyata SPD tersebut terselip di salah satu tumpukan file dekat meja penulis. Pertanyaannya adalah “Apakah setelah penulis selesai membuat SPD tersebut sudah menyelesaikan tanggung jawab tugas? Lalu bagaimana dengan tidak ditemukannya dokumen SPD tersebut?”  Dalam pasal 2 undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara atau yang sering disebut dengan undang-undang ASN tercantum asas penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN. Salah satunya adalah akuntabilitas.  Akuntabilitas berbeda dengan responsibilitas. Jika responsibilitas adalah kewajiban untuk bertangung jawab maka akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan. Setiap pekerjaan yang dilaksanakan dengan akuntabel maka sudah pasti di sana terkandung nilai responsibilitas. Namun tidak setiap pekerjaan yang selesai dengan responsibel terkandung nilai akuntabilitas.  siapa saja yang harus mempunyai nilai akuntabilitas? Jawabannya adalah individu dan institusi. Akuntabilitas individu dalam sebuah institusi memegang peranan penting dalam menentukan sejauh mana sebuah institusi bisa menyandang predikat akuntabel. satu pekerjaan saja dalam sebuah institusi yang tidak dilaksanakan secara akuntabel, secara “kasat mata” bisa saja terlihat akuntabel namun secara “hakikat” institusi tersebut bisa dikatakan cacat nilai akuntabilitasnya.  Setiap individu selain wajib bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya ia juga wajib mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang telah diselesaikannya terhadap dirinya sendiri, atasan, institusi maupun masyarakat. Dan tentu saja kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • 58. Studi kasus lanjutan.....2.  Berbeda dengan individu, kewajiban sebuah institusi dalam mempertanggung jawabkan tugas pokok dan fungsinya adalah terhadap instansi yang lebih tinggi atau instansi lain yang ditentukan oeh undang- undang. Dan tentunya kepada masyarakat  Akuntabilitas bukan hanya persoalan etik yang mengedepankan “baik” atau “buruk”. Akuntabilitas lebih jauh dari itu. Ia bisa dipandang sebagai “etik” tatkala berhadapan dengan masyarakat dan atau dirinya sendiri, bisa pula dipandang sebagai “benar” atau “salah” jika terkait dengan aturan hukum.  Sebagai contoh, seorang pegawai yang sedang mengalami badai dahsyat dalam kehidupan rumah tangganya ia bermuka masam ketika melayani masyarakat terkait keperluannya. Tindakan dia melayani masyarakt tersebut tidaklah cacat secara legal, namun secara etik bisa dikatakan buruk.  Kenapa demikian? Karena ia tidak mampu menuntaskan pertarungan kepentingan (conflict of interest) di dalam batinnya. Sehingga ia mencampur adukan antara persoalan pribadinya dengan tugas pekerjaan. Dalam hal ini yang ditekankan adalah konflik kepentingannya. Lain halnya apabila yang ditekankan adalah persoalan ekspresi muka masam, maka hal itu adalah ranah “etika publik”. Dengan demikian, maka cacat akuntabilitas sangat memungkinkan terjadinya kehilangan etika dalam pelaksanaan tugas.
  • 59. Studi kasus lanjutan....3.  Terkait dengan aspek legalitas, maka tak perlu kiranya penulis menerangkannya secara panjang lebar, karena diyakini semua orang sudah paham bahwa cacat akuntabilitas dalam hal ini bisa menimbulkan perbuatan melawan hukum (Wederrechtelijk) baik berupa pelanggaran maupun kejahatan.  Mahkamah Agung sendiri pada dasarnya telah menerapkan nilai akuntabilitas. Dalam Cetak Biru Pembaruan Mahkamah Agung RI 2010- 2035 (4 tahun lebih awal dari UU ASN) terdapat Nilai-Nilai Utama Badan Peradilan yang salah satunya adalah nilai akuntabilitas. Dalam prakteknya, Mahkamah Agung sering melakukan pengawasan internal di bawah koordinasi Badan Pengawas yang secara berkala melakukan pengawasan ke lingkungan peradilan yang berada di bawahnya.  Selain Badan Pengawas, Mahkamah agung juga mendelegasikan pengawasan tersebut kepada Pengadilan Tingkat Banding untuk melakukan pengawasan ke semua Pengadilan Tingkat Pertama yang berada di wilayah hukumnya. Bahkan di Pengadilan Tingkat Pertama sendiri ada Hakim Pengawas Bidang yang secara rutin memeriksa pekerjaan baik di kepaniteraan maupun kesekretariatan. Pengawasan internal baik yang dilakukan oleh Badan Pengawas, Pengadilan Tingkat Banding maupun Hakim Pengawas Bidang adalah salah satu bentuk kecil dari praktek nilai akuntabilitas. Hal yang paling penting dalam menerapkan nilai akuntabilitas adalah yang tumbuh dari kesadaran masing-masing individu.
  • 60. 4 KONSEPSI KOMUNIKASI DAN KOORDINASI AKUNTABILITAS DENGAN ATASAN • Pentingnya Komunikasi dan Koordinasi antara pimpinan dan pegawai/bawahan • Teknik-teknik Dalam Membangun Komunikasi dan Koordinasi • Komunikasi Dalam Pengambilan Keputusan Yang Akuntabel • Praktek-praktek Berkomunikasi yang baik dengan atasan • Peran Pimpinan Dalam Membangun Komunikasi Dengan Atasan • Aspek-aspek penting Dalam Membangun Komunikasi dan Koordinasi dalam organisasi
  • 61. KONSEPSI KOMUNIKASI DAN KOORDINASI AKUNTABILITAS Komunikasi dan merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial. Dalam praktek-praktek pemerintahan, dalam hubungan antara ASN/PNS dengan pimpinan dan antar pimpinan dalam tiap2 level/hirarki dalam organisasi Koordinasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan bernegara. Dalam praktek-praktek pemerintahan, dalam hubungan antara PNS dengan pejabat dan antar pimpinan pada tiap2 level dalam organisasi/lembaga
  • 62. Komunikasi dan koordinasi akuntabilitas dengan atasan merupakan key factor bagi Organisasi Berkinerja Tinggi (OBT) -- LAN (2014) --
  • 63. Komunikasi dan Koordinasi (1)  Koordinasi adalah perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur. Koordinasi dibutuhkan agar kegiatan yang dilakukan tidak simpang siur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Menurut Colin Cherry, komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi untuk mencapai tujuan bersama; Sebagai transfer informasi atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian ( mutual understanding).
  • 64.  Komunikasi adalah kunci dari koordinasi yang efektif. Koordinasi dan hubungan kerja adalah dua pengertian yang saling kait-mengkait, karena koordinasi hanya dapat dicapai sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang efektif.  pola koordinasi menjadi hal yang vital bagi semua pemimpin di berbagai tingkat untuk mencapai tujuan tim. Jika pola koordinasi baik maka tujuan tim akan mempunyai lebih besar kemungkinan untuk tercapai jika dibandingkan dengan pola koordinasi yang buruk. Komunikasi dan Koordinasi (2)
  • 65. KOORDINASI  Koordinasi merupakan tali pengikat dalam organisasi dan manajemen yang menghubungkan peran para actor dalam organisasi dan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dan manajemen. Dengan kata lain, adanya koordinasi dapat menjamin pergerakan aktor organisasi ke arah tujuan bersama. Koordinasi dalam pemerintahan menurut Syafrudin (2003: 268) adalah “suatu proses rangkaian kegiatan menghubungi, bertujuan untuk menyerasikan tiap langkah dan kegiatan dalam organisasi agar tercapai gerak yang cepat untuk mencapai sasaran dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”.
  • 66. Pentingnya Komunikasi dan koordinasi antara Atasan dan Bawahan (Pentingnya Komunikasi antara Atasan dan Bawahan (inafina.com)
  • 67. PRAKTEK-PRAKTEK BERKOMUNIKASI YANG BAIK DALAM ORGANISASI 1) Mendengarkan Komunikasi yang efektif dimulai dari kemampuan dalam mendengar. Anda harus mendengarkan setiap pembicaraan atasan dengan seksama. Perlihatkan keseriusan dan antusiasme dalam mendengarkan informasi atau instruksi dari atasan Anda. Keseriusan dan antusiasme dari seseorang dalam mendengar, bisa dilihat dari sikapnya pada saat mendengar. Orang yang sibuk mempermainkan sesuatu, atau melirik kesana-kemari, atau pandangannya terlihat kosong, pastilah bukan orang yang serius dalam mendengarkan. 2) Bertanya dan Memberi Tanggapan Seorang bawahan yang baik bukanlah orang yang melakukan semua instruksi dari atasannya tanpa pertimbangan apapun. Oleh sebab itu, apabila Anda belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh atasan, haruslah Anda tanya. Demikian juga apabila Anda merasa perlu memberikan ide, untuk memperkuat ataupun merubah instruksi dari atasan Anda, lakukanlah dengan cara yang sopan dengan alasan-alasan yang kuat, supaya Anda tidak dianggap sebagai karyawan yang sulit diatur. Untuk itu, Anda harus mempelajari karakter dari atasan, agar Anda bisa mencari waktu dan sikap yang tepat untuk berkomunikasi dengan dia. 3) Gunakan Kalimat bersifat Positif dan Bahasa yang Efektif Hindari menggunakan kata-kata konfrontatif, intonasi tinggi dan argumentative. Dan hindari menggunakan bahasa atau istilah-istilah yang terlalu tinggi sehingga tidak dimengerti oleh atasan Anda. Komunikasi yang efektif bukan dinilai dari canggihnya kata-kata atau bahasa yang digunakan tetapi dari mudah atau tidaknya bahasa tersebut dipahami oleh lawan bicara Anda. 4) Jaga Profesionalisme Jangan pernah mencampuradukkan masalah pribadi dengan urusan di kantor.Jika sedang ribut dengan pasangan anda, jangan bawa masalah tersebut ketika meeting dengan atasan, hal tersebut akan mengganggu kinerja anda.
  • 68. 5) Bahasa Tubuh dan raut wajah Jangan membungkuk atau melakukan gerakan- gerakan tubuh yang menimbulkan perasaan tidak nyaman pada lawan bicara Anda terlebih lagi atasan Anda. Dan hindari menampilkan raut wajah negatif yang dapat menimbulkan saat berkomunikasi dengan bos Anda. 6) Kontrol Emosi Jangan terbawa perasaan, meskipun anda mungkin tidak suka dengan tugas yang diberikan, atau mungkin anda tidak suka dengan bos anda. Pada saat berbicara dengan atasan, hindari cara mengutarakan sesuatu seolah-olah kedudukan Anda setingkat dengan dia. Hindari pembicaraan yang terlalu pribadi. Ingatlah bahwa keakraban ada batasnya pada saat Anda berada di lingkungan kerja. Biarkan atasan mengendalikan pembicaraan, Anda haru bisa mengantisipasinya. Sesuaikan selera humor. Hindari cerita yang dapat menghina atasan. 7) Jangan Menggurui Posisikan diri anda sebagai pendengar . Walaupun anda mempunyai saran yang akan diutarakan ke atasan, ucapkan dengan kalimat-kalimat yang tidak menyinggung egonya. 8) Melaporkan Teknik serta etika dalam melapor adalah sesuatu yang bisa dipelajari dengan mudah. Buatlah konsep atau poin-poin yang akan Anda laporkan kepada atasan Anda. Cara ini secara otomatis akan membuat Anda menguasai maksud dan tujuan dari laporan tersebut. Dari konsep tersebut, Anda juga bisa mengantisipasi respon dari atasan Anda.
  • 69. TEKNIK-TEKNIKKOMUNIKASI DAN KOORDINASI AKUNTABILITAS Dalam organisasi Instrumen komunikasi dan koordinasi yang tepat Menyampaikan masalah dan mendiskusikan Mind set /culturset Mapping Menyampaikan ide/gagasan yg kritis dan agresif Teknik sumbang saran (brainstorming) Keterbukaan menyampaikan Catatan Kolektif. Pemecahan masalah akuntabilitas secara kreatif Positive Thinking Perencanaan ttg agenda, waktu dan pihak yg terlibat,dll
  • 70.  1. Perencanaan yang matang;  Perencanaan ini dapat meliputi waktu, agenda, dan siapa saja yang akan telribat. Hal ini penting agar koordinasi berjalan dengan efektif dan efisien, dengan mengetahui agenda sebelumnya,  2. Pentingnya menyamakan persepsi;  Haruslah memiliki kesamaan persepsi mengenai tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, walaupun memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, setiap pihak menyadari bahwa semua itu adalah dalam rangka saling melengkapi dan mendukung untuk mencapai tujuan yang sama.  3. Pemahaman materi pembicaraan;  Koordinasi akan berjalan lebih efektif apabila masing-masing anggota tim memahami posisi dan tanggung jawabnya serta dalam kaitannya dengan pihak lain.  4. Sikap terbuka dan saling menghargai;  Dalam suatu koordinasi, ada saatnya satu pihak harus menerima pegaturan dari pihak lain, namun tetap harus dengan sikap menghargai. Gak sedikit orang-orang yang keluar dari organisasi dikarenakan para pemimpin yang gak bisa menghargai anggotanya dengan baik Aspek- Aspek Penting Dalam Membangun Koordinasi yang Baik dalam Organisasi
  • 71. Lanjutan..........  5. Minta feedback; Feedback diperlukan untuk melihat respon dari semua pihak yang terlibat. Umpan balik juga untuk memastikan bahwa koordinasi yang kamu lakukan dapat dipahami dengan benar dan diterima. Hal ini untuk menjamin pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga untuk melihat berbagai celah dan kekurangan yang mungkin masih ada, sehingga kamu masih bisa melakukan persiapan yang lebih matang.  6. Penegasan dan motivasi; Sangat penting sekali bagi kamu untuk mempertegas kembali segala yang telah disepakati ketika dilakukan koordinasi (rapat). Sehingga semua yang menjadi kesepakatan harus dapat diterima dan selanjutnya dilaksanakan dengan baik. Penegasan juga perlu dilakukan terhadap monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan, sehingga setiap orang akan bekerja atau melakukan aktivitasnya dengan lebih terarah para pencapaian tujuan yang diharapkan, harus mampu memotivasi agar setiap pihak yakin dan terdorong untuk melaksanakannya.  7. Membangun Komunikasi informal; Untuk meningkatkan efektivitas hasil koordinasi yang dilakukan, selain dilakukan monitoring, kamu sebagai pemimpin juga perluu melakukan komunikasi atau pendekatan yang bersifat informal (tidak dalam konteks rapat). Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan bonding kamu dengan tim. Membangun komunikasi informal akan membuat kamu dapat meningkatkan kepercayaan dan respect dari anggota tim sehingga mereka nyaman untuk bekerja sebagai tim dengan kamu. Komunikasi informal ini mungkin bisa kamu bangun dengan melakukan hangout bareng atau melakukan aktifitas have fun bareng.  ( Fadhil Akbar, 2016.... https://www.hipwee.com)
  • 72. Peran pemimpin dalam komunikasi dan koordinasi akuntabilitas ? Menjadi Teladan Memotivasi Memampu kan Mentoring Mendengar
  • 73. Peran pimpinan membangun komunikasi dan koordinasi dalam organisasi (1)  Atasan dan bawahan harus Terasah dalam hal berkomunikasi  Proses memberi dan menerima umpan balik itu musti dipelajari dan terus dilatih.  Terkadang pimpinan merasa memberikan umpan balik tapi belum spesifik sehingga bawahan bingung.  Pimpinan dan bawahan harus terasah komunikasinya dan mampu memberikan umpan balik secara spesifik.  Yang juga penting, pimpinan jangan hanya mengatakan, “Performa Anda baik” atau ”Performa Anda buruk”.  Namun, ada baiknya sebagai atasan dapat memberikan komentar yang disertai dengan rincian bukti baik atau buruknya performa bawahannya tersebut secara spesifik dan obyektif.
  • 74. Peran pimpinan membangun komunikasi (2)  Rasa sungkan untuk menegur orang  Kesenjangan komunikasi yang juga kerap timbul adalah rasa sungkan menegur orang/baawahan.  Ini adalah bagian dari kultur orang Indonesia yang sudah tertanam sejak lama.  Ketika menemukan kesalahan, atasan yang lebih muda biasanya sungkan menegur bawahan yang lebih tua usianya atau yang sudah lebih lama di unit bisnis yang dia pimpin.  Lingkungan kerja atau suasana yang kondusif memang bisa memicu keharmonisan hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan.  Namun, ada beberapa aspek yang juga dinilai penting, seperti penghargaan terhadap suatu ide atau masukan yang konstruktif bagi perusahaan, rasa saling percaya satu sama lain, pemahaman yang baik terhadap suatu perubahan dan keinginan saling membantu antar kelompok pekerja atau antar individu dalam organisasi
  • 75. Study Kasus Komunikasi dan Koordinasi dalam Organisasi (1)  Di banyak organisasi perusahaan, komunikasi antara atasan dan bawahan sering “tidak nyambung”, sehingga sebuah komunikasi yang intens menjadi hal penting bagi kelangsungan perusahaan.  Hasi survey Sistem Manajemen Performa (SMP) yang dilakukan Development Dimensions Indonesia (DDI) menyingkap hal ini.  Salah seorang Direktur DDI mengungkapkan, semua fase SMP menuntut setiap orang memiliki kemampuan berkomunikasi, yakni umpan balik.  Komunikasi adalah kuncinya, dan itu adalah keahlian yang harus dikuasai, bukan saja oleh manajer tetapi juga oleh bawahannya juga.  Manajer Indonesia belum bisa menerima perbedaan cara kerja  Dibandingkan manajer di negara lain seperti di eropa, jepang atau amerika, manajer di Indonesia masih belum bisa menerima perbedaan cara kerja.  Namun, kerjasama saling membantu antar unit organisasi perusahaan di Indonesia begitu menonjol dibanding perusahaan di luar negara ini.  Dampak dari “kekakuan” manajer di Indonesia yang kurang bisa menerima perbedaan, menjadikan orang yang punya terobosan menjadi terkekang dan merasa tidak berguna.  Akibatnya, bawahan yang memiliki ide kreatif menjadi tidak bisa melakukan sesuatu yang positif bagi perusahaan.
  • 76. Study Kasus Komunikasi....(2)  Terciptanya gap komunikasi antara manajer dan bawahannya adalah berawal dari persepsi.  Persepsi ditentukan oleh interpretasi seseorang terhadap informasi yang diperoleh dari lingkungan tempat ia berada atau bekerja.  Manajer yang punya persepsi buruk terhadap bawahannya, otomatis ia menciptakan gap komunikasi antara dirinya dengan bawahan.  Apalagi, bila seorang manajer adalah tipikal orang yang mudah percaya rumor atau “Tukang gosip”.  Akibatnya, kesenjangan makin mudah tersulut dan akan berdampak pada kinerja seluruh bawahannya.  Salah persepsi juga bisa timbul dari cara pandang manajer yang demografis, misalnya mempertimbangkan suku, agama, ras, alumni, atau catatan demografis lainnya.  Manajer harus selalu bersikap positive thinking. Komunikasi yang ideal, akan muncul melalui hubungan kesetaraan, atau hubungan kolegial.  Atasan dan bawahan berada di garis sejajar. Namun kondisi seperti itu menuntut bawahan yang tidak pasif.  Bawahan juga harus kritis dan agresif. Selain itu manajer harus memiliki persepsi yang baik terhadap bawahan serta menciptakan apresiasi bagi mereka.
  • 77. PENUGASAN ROLE PLAY  PESERTA DI BAGI DALAM 3 KELOMPOK  TIAP KELOMPOK MEMBUAT ROLE PLAY DENGAN TEMA mempraktekan Model dan Strategi peran pimpinan dalam komunikasi dan koordinasi di lingkungan organisasi BERKAITAN DENGAN AKUNTABILITAS  ROLE PLAY : 15 MENIT  KELOMPOK PENGAMAT : MENILAI PERAN YANG DILAKUKAN OLEH MASING-MASING PST KELOMPOK, SERTA PERAN KEPEMIMPINAN
  • 78. RANGKUMAN PESERTA DIMINTA UNTUK MENGULAS POKOK BAHASAN SBB :  Akuntabilitas Dalam Kepemimpinan ( Administrator)  Resiko dan Kesalahan dalam Akuntabilitas  Membangun Budaya Akuntabilitas; dan  Komunikasi dan Koordinasi Akuntabilitas dalam organisasi
  • 79. SEBAGAI PENUTUP MATERI INI KITA SAKSIKAN PENGALAMAN BUPATI HERRY ZULIANTO (BUPATI YOGYAKARTA. VIDEO /Film berikut ini Film : Warisan Jogja/ Wakaf Politik ( Bupati Herry Zulianto , 6 menit 53 Detik) YOUR SITE HERE