SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
The
The
Church
Church
History
History
Organic Student’s
Apologetics Tabletalk
Sejarah Gereja
Definisi ‘Gereja’
Berasal dari kata ἐκκλησία (ekklesia) secara harfiah
berarti "yang dipanggil keluar" atau "yang dipanggil maju
ke depan".
Di dalam Alkitab bahasa Indonesia (TB), kata "jemaat"
digunakan sebagai padanan untuk kata Yunani ἐκκλησία,
yang makna umumnya adalah "sidang jemaat" atau
"jemaah"
Dengan demikian, ἐκκλησία dipakai sebagai sebutan bagi
komunitas-komunitas lokal maupun sebagai sebutan
yang bermakna semesta bagi segenap umat beriman.
Menurut Pengakuan Iman Nikea, sifat Gereja adalah
Satu, Kudus, Am, dan Rasuli.
Gereja Mula-Mula
( 33 M - 99 M)
Hari kelahiran Gereja ialah hari turunnya Roh Kudus
pada hari raya Pentakosta (Kis. 2).
Pada hari itu, Roh Kudus turun kepada para murid-
murid Yesus di Yerusalem yang membuat mereka
berani bersaksi tentang kelepasan yang dikaruniakan
kepada Tuhan bahasa-bahasa lain
Alhasil, kira-kira 3000 orang memberi diri untuk
dibaptis. Merekalah anggota-anggota Gereja
perdana.
Gereja mula-mula ini “bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul dan dalam persekutuan...selalu berkumpul
untuk memecahkan roti dan berdoa...menjual harta
miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua
orang sesuai dengan keperluan.”
Sejak awal pelayanan Yesus Kristus di dunia,
kaum Farisi & Saduki adalah kelompok yang
sangat menentang ajaran serta klaim Yesus dan
para pengikutnya.
Awalnya, jemaat kristen mula-mula masih
dianggap sebagai mazhab agama Yahudi karena
masih beribadah di Bait Allah dan Sinagoge-
Sinagoge.
Karena penganiyayaan oleh mahkamah agama
yang terdiri dari orang-orang Farisi dan Saduki
(Kis. 5:26-42) dan pimpinan Tuhan, Gereja sadar
bahwa panggilan mereka adalah menyebarkan
injil ke semua bangsa.
Setelah pembunuhan Stefanus, Gereja merasa
perlu untuk memisahkan dirinya dari agama
Yahudi yang menganiyaya mereka.
Keruntuhan
Bait Allah
kedua
Telah dinubuatkan oleh Yesus Kristus
(Mat. 24:1-2; Mrk 13:1-2; Luk. 21:5-6)
Menyebabkan hilangnya pusat
ibadah orang Israel dan mazhab-
mazhab agama Yahudi lainnya.
Satu-satunya mazhab yang tersisa,
yakni orang Farisi, mengembangkan
agama Yahudi yang tidak lagi
berfokus pada sistem kurban di Bait
Allah dan sangat anti terhadap
ajaran Yesus Kristus & Kekristenan.
Gereja Lama
(100 M - 313 M)
Godaan ‘Gnostisisme’
Merupakan sinkretisme yang berusaha menggabungkan
filsafat Barat dengan agama Timur.
Berasal dari kata γνῶσις (gnosis) secara harfiah berarti
"pengetahuan”, tetapi di sini dimaksudkan suatu
“hikmat tinggi” yang rahasia dan tersembunyi tentang
asal dan tujuan hidup manusia.
Ciri-ciri ajaran gnostik Kristen:
Allah yang tertinggi, yang keadaannya adalah Roh, tak
ada hubungannya dengan dunia ini (ajaran Plato).
Manusia mengandung sebagian kecil dari Roh Allah
dengan tubuh maya untuk membebaskan bagian ilahi
yang kecil tersebut (ajaran Dosetisme).
Dunia dicitakan oleh suatu ilah rendahan (demiurgos)
dan dengan pengajaran serta teladan Kristus, Roh
Manusia diajak untuk melepaskan dirinya dari ‘zat
benda’ dan kembali kepada ‘zat Allah’ (ajaran Dualisme).
Kanon Perjanjian Baru
1.
Gereja bertugas untuk menetapkan kitab-kitab
yang menceritakan tentang Tuhannya.
Kriteria kitab yang masuk dalam kanon --> Rasuli!
Dengan kanon, Gereja menetapkan bahwa masa
penyataan Tuhan SUDAH SELESAI.
Pengakuan Iman
2.
Daftar kitab tidak cukup, sebab para penyesat
juga punya ‘daftar mereka sendiri’
Pengakuan Iman adalah ‘ringkasan iman jemaat’.
Hasil dari perkembangan ini adalah Pengakuan
Iman Rasuli
Jabatan Rasuli
3.
Kanon dan Pengakuan perlu memiliki oranguntuk
melaksanakannya dan mempertahankannya.
Pemimpin-pemimpin Gereja menunjuk jemaat
kepada uskupnya yang dipilih sebagai pemimpin.
Uskup tersebut dinilai sah karena mewarisi
jabatan yang ditinggalkan oleh para rasul yang
menjamin penyerahan Injili.
Penganiyayaan
Gereja Kristen dianggap oleh kekaisaran Romawi
sebagai suatu masalah politik yang mempersulit
negara.
Tatkala kekaisaran makin lemah, orang pun menyangka
bahwa dewa-dewa menjadi murka karena kedurhakaan
orang Kristen yang tidak mau turut berbakti kepada
mereka.
Di masa ini, timbul banyak Martir yang menjadi
junjungan Gereja yang teraniyaya.
Meskipun demikian, penganiyayaan ini menyebabkan
meningkatnya jumlah dan semangat umat Kristen.
Gereja-Negara
(313 M - 476 M)
Akhirnya, tibalah masa yang baik bagi Gereja,
ketika Konstantinus merebut takhta kekaisaran
romawi pada tahun 312 M.
Pada tahun 313 M, dia dengan rekan kaisarnya
(Lucinius) mengeluarkan ‘Dekrit Milan’ yang
memberikan umat Kristen kebebasan untuk
beragama .
Sejak Dekrit Milan, terjadilah perdamaian antara
Gereja dan Negara, bahkan kaisar-kaisar seringkali
memanfaatkan bantuan dan berkat dari pihak
Gereja untuk keamanan dan kemajuan negara.
Meskipun demikian, Gereja belum diresmikan
menjadi salah satu bagian dari negara. Barulah
pada tahun 380 M Gereja diresmikan sebagai
Gereja Negara oleh Kaisar Theodosius Agung.
Kaisar Konstantinus mendamaikan Gereja
dengan Kekaisaran Romawi dengan harapan
bahwa kekristenan dapat menyatukan iman dari
banyak rakyat romawi yang beragam.
Sejak zaman Gereja Lama, banyak kaum
apologet Kristen seperti Ignatius dan Tertullianus
yang sudah mengaku bahwa Allah
Tritunggal/Trinitas (berzat/berhakikat satu tetapi
berpribadi tiga)
Namun demikian, kerap kali terdapat banyak
kontroversi yang mengancam untuk memecahkan
iman kristen yang berpusat pada pribadi Allah
Anak atau ‘Logos’ (Cth. Origenes).
Pada tahun 318 M, seorang presbiter bernama Arius
mengajarkan bahwa Anak atau ‘Logos’ adalah makhluk
Tuhan yang sulung dan yang tertinggi derajatnya.
(Homo-i-ousios).
Arius bertentangan dengan uskupnya, Alexander, yang
bersikeras mengartikan bahwa Logos adalah Allah sedari
kekal (Homo-ousios).
Pada tahun 325 M, kaisar Konstantinus memanggil suatu
konsili oikumenis bersidang di Nicea untuk
memperbincangkan dan memecahkan masalah teologi ini.
Hasil sidang tersebut menyatakan bahwa Allah Anak
SEHAKIKAT dengan Allah Bapa. Keputusan ini menjadi
dasar Pengakuan Iman Nikea(-Konstantinopel).
Arius dan para pendukungnya dikucilkan dan diasingkan.
Nestorianisme & Konsili Efesus
Pada tahun 428 M, patriark Konstantinopel, Nestorius,
mengajarkan bahwa dua tabiat Kristus tidak bisa
disatukan bagaimanapun juga.
Nestorius dan para pengikutnya yang disebut
‘golongan Antiokhia’ menitikberatkan kemanusiaan
Kristus, sementara Cyrillus (patriark Aleksandria) yang
disebut ‘golongan Aleksandria’ menitikberatkan
keilahian Kristus.
Pada tahun 431 M, kaisar romawi kembali lagi
memanggil suatu konsili oikumenis untuk
menyelesaikan kontroversi ini.
Hasil sidang tersebut menyatakan bahwa Gereja
menolak ajaran Nestorius dan Nestorius dibuang.
Miafisitisme & Konsili Kalsedon
Pada tahun 448, perselisihan berkobar lagi tatkala
seorang rahib, Euthyces, mengajarkan bahwa Kristus
hanya memiliki satu tabiat gabungan ‘Manusia-Ilahi’
(Monofisitisme)
Pada tahun 449, patriark Alexandria, Dioskorus, setuju
dengan pandangan ini dan memaksakan peserta Konsili
Efesus II untuk mengakui pandangan miafisitisme
sebagai ajaran yang benar.
Patriark Roma, Paus Leo I, yang tidak menyetujui ‘konsili
penyamun’ tersebut mengundang konsili baru pada
tahun 451 di Kalsedon.
Hasil sidang Konsili Kalsedon menyatakan bahwa Kristus
bertabiat dua dalam satu oknum; kedua tabiat ini tidak
dapat dipisahkan (melawan Nestorius) dan tidak dapat
bercampur (melawan Euthycus).
Gereja Abad
Pertengahan
(476 M - 1517 M)
Gereja diduniawikan
Pada zaman kaisar Yustinianus I (527 M - 565 M), Gereja patuh
sama sekali kepada kaisar dan kaisar kerap menggunakan gereja
sebagai sumber kekuasaan politisnya.
Kedudukan Gereja yang baru dalam masyarakat menimbulkan
kerugian rohani yang besar bagi Gereja, sebab kekuasaan Gereja
bertambah secara politis dan semakin tunduk pada urusan dan
perintha kaisar.
Hal ini juga menyebabkan orang berbondong-bondong masuk
Kristen dan banyak di antaranya bukan karena keberanian
ataupun iman, tetapi supaya boleh maju dalam masyarakat.
Untuk memisahkan diri dari kaum munafik dan suam-suam
kuku, sekitar tahun 300 muncul gerakan biara di Mesir yang
hidup menyendiri dan berusaha untuk hidup saleh.
Pertikaian dalam Gereja
Setiap keputusan konsili menghasilkan perpecahan, tetapi
semakin lama, apa yang diperkarakan dalam konsili
semakin bersifat politis dan menghasilkan perpecahan
yang semakin besar.
Hal tersebut juga terjadi seiringan dengan dinamika politik,
yakni melemahnya kekaisaran di Konstantinopel dan
timbulnya kesadaran kebangsaan di mana-mana.
Gereja Assyria memutuskan hubungan dengan pimpinan
Gereja di Konstantinopel pasca konsili Efesus, diikuti
dengan Gereja Koptik pasca konsili Kalsedon.
Pertikaian ini dimanfaatkan oleh musuh kekaisaran romawi
dan kaum kafir untuk menyerang kekristenan secara
militer dan rohani, terutama oleh bangsa Persia dan Arab.
Kekristenan barat terlantarkan oleh kekaisaran romawi di
konstantinopel sejak jatuhnya kota Roma dan seluruh
wilayah romawi di eropa barat ke tangan bangsa barbar
yang bidat dan kafir pada tahun 476 M.
Kebanyakan daerah kekuasaan romawi yang jatuh ke
tangan bangsa barbar kembali menjadi kafir, kecuali kota
Roma yang memiliki jabatan uskup yang tersohor (Paus)
serta iman kristen yang benar (ortodoks).
Di tengah kekacauan politis yang melanda eropa barat
pasca jatuhnya kota Roma, Kepausan muncul sebagai
otoritas gerejawi yang kuat dan berpengaruh baik secara
rohani maupun politis.
Akibat kekuasaan tersebut, Kepausan memandang dirinya
sebagai pemimpin spiritual kekristenan yang memiliki
otoritas unik daripada para pemimpin gereja lainnya.
Akibat merosotnya kerohanian Gereja pada saat itu,
wujud Gereja pada zaman para rasul seakan
tenggelam di antara campur tangan politik dan
perselisihan gerejawi yang tidak terselesaikan
(Skisma Besar 1054).
Gereja menjadi lupa akan panggilannya untuk
memberitakan Firman Tuhan dan menyerukan
pertobatan.
Gereja malah berfokus pada kesalehan-kesalehan
dan doktrin-doktrin yang dijadikan semacam taurat
baru.
Korban utama dari semua ini adalah umat Kristen
yang sudah benar-benar takluk kepada kuasa
pemimpin-pemimpin Gereja dan sudah asing
terhadap Kitab Sucinya sendiri.
Reformasi Gereja
(1517 M - 1640 M)
Renaisans & Humanisme
Pada abad ke-14, di Italia Utara, muncul suatu gerakan yang
berniat untuk menggali kembali karya-karya Romawi dan
Yunani di zaman klasik yang disebut sebagai ‘renaisans’.
Pada masa itu, muncul suatu cabang dari gerakan renaisans
yang, alih-alih Alih-alih mengandalkan penjelasan otoritas
agama atau takhayul, berfokus pada akal budi dan sains
(berfokus pada manusia ketimbang organisasi).
Salah satu semangat dari gerakan ini adalah semangat untuk
kembali kepada sumber-sumber asli (Ad fontes.)
Salah satu tokoh termahsyur gerakan ini adalah Desiderius
Erasmus, yang menerbitkan naskah asli kitab Perjanjian Baru
dalam bahasa Yunani bagi masyarakat eropa barat.
Martin Luther (1483-1546) adalah seorang rahib Ordo Santo
Agustinus (OSA) dan profesor teologi berkebangsaan Jerman
yang memantik reformasi gereja dengan melakukan berbagai
serangan terhadap kepausan selama hidupnya.
Sebagai seorang rahib, ia berjuang dengan giat untuk hidup
saleh demi mendapatkan jaminan keselamatan, tetapi Luther
sadar bahwa apapun yang dia lakukan tidak bisa menjamin
hal tersebut.
Setelah dengan cuma-cuma berziarah ke Roma untuk
mendapatkan ‘kelepasan’ yang dia harapkan, dia membaca
dalam Firman Tuhan bahwa seseorang dibernarkan SEMATA-
MATA HANYA OLEH IMAN (Ef. 2:8-9).
Perlawanannya melawan kepausan diterima sebagai ‘seruan
perang’ bagi banyak orang Kristen untuk mengentaskan
segala penyimpangan dan penyelewengan dalam Gereja.
‘Seruan perang’ tersebut disambut oleh Ulrich Zwingli
(1484-1531), seorang presbiter di kota Zürich di Swiss
yang bersemangat humanis dan sangat gemar untuk
membaca Firman Tuhan dalam bahasa aslinya (Ibrani &
Yunani).
Berbeda dengan Luther, perhatian utama perjuangan
Zwingli terdapat pada praktik dan aturan yang
diterapkan oleh Gereja Roma yang tidak sesuai dengan
Firman Tuhan (cth. Puasa masa sengsara/prapaskah).
Berlainan dengan fokus reformasi di Jerman yang
adalah pemulihan Kabar Baik (Injil) dan pembenaran
hanya oleh iman, fokus reformasi di Swiss pemulihan
praktik beragama yang didasarkan oleh pengamalan
Firman Tuhan yang benar.
Perjuangan ini sejatinya dilanjutkan oleh penerus-
penerusnya, salah satu yang termahsyur adalah
Yohanes Calvin (1509-1564) yang menuliskan mahakarya
yang berjudul ‘Institutio’ guna menyusun ikhtisar agama
Kristen yang berdasarkan Firman Tuhan.
Kontra-Reformasi
Pembaruan Gereja oleh Luther et.al. tidak saja penting
bagi kaum Protestan (kaum yang menerima ajaran
Luther dkk.), tetapi juga bagi Gereja Katolik Roma (kaum
yang menolak ajaran Luther dkk.) karena Luther-lah
yang telah memaksa Kepausan untuk berbenah.
Untuk meresponi tuntutan kaum Protestan, Gereja
Katolik Roma didesak memutuskan untuk mengadakan
konsili dan bersidang di kota Trente, Italia.
Hasil sidang Konsili Trente itu menyatakan bahwa
pembenaran tidak semata-mata hanya oleh iman dan
bahwa Alkitab dan Tradisi Gereja adalah dua sumber
kuasa ilahi yang setara.
Untuk menegakkan keputusan konsili tersebut dan
memenangan kembali umatnya, Ordo Yesuit dibentuk
sebagai tentara yang taat kepada Paus dan Gereja.
Gereja di era Modern
(1640 M - Abad ke-19 M)
Pasca-reformasi tidak berarti bahwa Gereja aman
senantiasa dari penyesatan, justru sebaliknya, perlahan-
lahan gereja semakin termakan dengan ‘dunianya
sendiri’ dan tidak sedar bahwa ia sedang diserang
Oleh karena reformasi gereja mementingkan pengajaran
yang benar (ortodoks), pada abad ke- 17, Gereja seakan
hanya fokus pada pengajaran doktrin dan
menelantarkan pengembalaan umat Tuhan dan
pengabaran injil.
Kemudian, akibat masa pencerahan, iman Kristen dan
kuasa Gereja diserang habis-habisan oleh para skeptis
dan filsuf yang menyerangnya dengan akal budi dan
pemikiran-pemikiran yang mutakhir.
Selama abad ke-17, ke-18, dan ke 19, muncul gerakan-
gerakan yang mencoba untuk menjawab pergumulan-
pergumulan yang dihadapi gereja pada zaman tersebut.
Pietisme (abad ke-17 M)
Pietisme adalah gerakan yang muncul di dunia barat sebagai reaksi
terhadap Gereja yang sudah lesu akibat sifat intelektualistis watak
khotbah-khotbah di Gereja Protestan.
Gerakan ini mendorong jemaat kristen untuk kembali lagi
menghidupi dasar iman Kristen, yang terdiri dari pertobatan (lahir
baru), kehidupan saleh, dan pekabaran injil.
Gerakan ini menghasilkan banyak tokoh yang mahsyur dalam
pekabaran injil dan kebangkitan rohani seperti Nicolaus von
Zinzendorf (Saudara-saudara Moravia), Charles & John Wesley
(Metodisme), dll.
Pekabaran injil pada masa ini banyak diinsiasikan oleh kaum Pietis,
seperti Missionary Societies (Inggris) dan Zending (Belanda).
Namun demikian, pengabaian terhadap intelektualisme membuat
Gereja tidak sigap dalam menghadapi kritik-kritik intelektual
Kristen Liberal/Progresif
(abad ke-18 & ke-19 M)
Banyak yang berusaha untuk melawan kritik intelektual kaum skeptis
dan cendikiawan terhadap kekristenan dengan berbagai cara, tetapi
ada kelompok yang beranggapan bahwa Gereja seharusnya tunduk
pada ilmu pengetahuan, bukan melawannya.
Demi tercapainya maksud tersebut, Gereja harus rela untuk
menggeser pusat dan pikirannya kepada manusia, sesuai dengan
semangat zaman Modern.
Bapa dari kekristenan liberal-progresif ini adalah seorang pendeta
yang bernama Friederich Schleiermacher (1768-1834), yang
mengajarkan bahwa iman adalah ‘perasaan diri bergantung semata-
mata kepada Allah.
Akibat penolakannya terhadap mukjizat, kejatuhan, dan kebangkitan,
kelak kekristenan ini akan memberi jalan pada segala kesesatan kristen
di masa kini (Universalisme, LGBT, dsb.)
Mempelajari perintis dan
pendahulu iman kristen
Mempelajari kesalahan
dan bidat masa lalu
Mempelajari penyertaan
Tuhan di segala zaman.
Gratias!
Terima Kasih!
Thank You!

More Related Content

Similar to OSAT Sejarah Gereja - History of Churches

Kompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIKompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan II
Giovanni Promesso
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Giovanni Promesso
 
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Giovanni Promesso
 

Similar to OSAT Sejarah Gereja - History of Churches (20)

Kompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan IIKompendium Konsili Vatikan II
Kompendium Konsili Vatikan II
 
Sejarah Gereja (jaman purba).pptx
Sejarah Gereja (jaman purba).pptxSejarah Gereja (jaman purba).pptx
Sejarah Gereja (jaman purba).pptx
 
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
Sejarah Doktrin Gereja (Pengantar)
 
Konsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen KatholikKonsep Agama Kristen Katholik
Konsep Agama Kristen Katholik
 
Sejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptxSejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptx
 
Sejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptxSejarah Gereja 1.pptx
Sejarah Gereja 1.pptx
 
Seminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandungSeminar deuterokanonika bandung
Seminar deuterokanonika bandung
 
Pertemuan IV
Pertemuan IVPertemuan IV
Pertemuan IV
 
Mengenal Gereja Orthodox.pptx
Mengenal Gereja Orthodox.pptxMengenal Gereja Orthodox.pptx
Mengenal Gereja Orthodox.pptx
 
Eklesiologi
EklesiologiEklesiologi
Eklesiologi
 
Aliran pentakosta
Aliran pentakostaAliran pentakosta
Aliran pentakosta
 
Oikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJAOikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJA
 
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
Katekismus Gereja Katolik (Kompendium)
 
Being Catholic
Being CatholicBeing Catholic
Being Catholic
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestan
 
POWER_POINT._KEL_4 Sejarah Agama-agama.pptx
POWER_POINT._KEL_4 Sejarah Agama-agama.pptxPOWER_POINT._KEL_4 Sejarah Agama-agama.pptx
POWER_POINT._KEL_4 Sejarah Agama-agama.pptx
 
Pertemuan XI
Pertemuan XIPertemuan XI
Pertemuan XI
 
Wawancara ix
Wawancara ixWawancara ix
Wawancara ix
 
Daniel 7 – bagian 3
Daniel 7 – bagian 3Daniel 7 – bagian 3
Daniel 7 – bagian 3
 
3277742.ppt
3277742.ppt3277742.ppt
3277742.ppt
 

Recently uploaded

KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
riska190321
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 

OSAT Sejarah Gereja - History of Churches

  • 2. Definisi ‘Gereja’ Berasal dari kata ἐκκλησία (ekklesia) secara harfiah berarti "yang dipanggil keluar" atau "yang dipanggil maju ke depan". Di dalam Alkitab bahasa Indonesia (TB), kata "jemaat" digunakan sebagai padanan untuk kata Yunani ἐκκλησία, yang makna umumnya adalah "sidang jemaat" atau "jemaah" Dengan demikian, ἐκκλησία dipakai sebagai sebutan bagi komunitas-komunitas lokal maupun sebagai sebutan yang bermakna semesta bagi segenap umat beriman. Menurut Pengakuan Iman Nikea, sifat Gereja adalah Satu, Kudus, Am, dan Rasuli.
  • 4. Hari kelahiran Gereja ialah hari turunnya Roh Kudus pada hari raya Pentakosta (Kis. 2). Pada hari itu, Roh Kudus turun kepada para murid- murid Yesus di Yerusalem yang membuat mereka berani bersaksi tentang kelepasan yang dikaruniakan kepada Tuhan bahasa-bahasa lain Alhasil, kira-kira 3000 orang memberi diri untuk dibaptis. Merekalah anggota-anggota Gereja perdana. Gereja mula-mula ini “bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan...selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa...menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan.”
  • 5. Sejak awal pelayanan Yesus Kristus di dunia, kaum Farisi & Saduki adalah kelompok yang sangat menentang ajaran serta klaim Yesus dan para pengikutnya. Awalnya, jemaat kristen mula-mula masih dianggap sebagai mazhab agama Yahudi karena masih beribadah di Bait Allah dan Sinagoge- Sinagoge. Karena penganiyayaan oleh mahkamah agama yang terdiri dari orang-orang Farisi dan Saduki (Kis. 5:26-42) dan pimpinan Tuhan, Gereja sadar bahwa panggilan mereka adalah menyebarkan injil ke semua bangsa. Setelah pembunuhan Stefanus, Gereja merasa perlu untuk memisahkan dirinya dari agama Yahudi yang menganiyaya mereka.
  • 6. Keruntuhan Bait Allah kedua Telah dinubuatkan oleh Yesus Kristus (Mat. 24:1-2; Mrk 13:1-2; Luk. 21:5-6) Menyebabkan hilangnya pusat ibadah orang Israel dan mazhab- mazhab agama Yahudi lainnya. Satu-satunya mazhab yang tersisa, yakni orang Farisi, mengembangkan agama Yahudi yang tidak lagi berfokus pada sistem kurban di Bait Allah dan sangat anti terhadap ajaran Yesus Kristus & Kekristenan.
  • 8. Godaan ‘Gnostisisme’ Merupakan sinkretisme yang berusaha menggabungkan filsafat Barat dengan agama Timur. Berasal dari kata γνῶσις (gnosis) secara harfiah berarti "pengetahuan”, tetapi di sini dimaksudkan suatu “hikmat tinggi” yang rahasia dan tersembunyi tentang asal dan tujuan hidup manusia. Ciri-ciri ajaran gnostik Kristen: Allah yang tertinggi, yang keadaannya adalah Roh, tak ada hubungannya dengan dunia ini (ajaran Plato). Manusia mengandung sebagian kecil dari Roh Allah dengan tubuh maya untuk membebaskan bagian ilahi yang kecil tersebut (ajaran Dosetisme). Dunia dicitakan oleh suatu ilah rendahan (demiurgos) dan dengan pengajaran serta teladan Kristus, Roh Manusia diajak untuk melepaskan dirinya dari ‘zat benda’ dan kembali kepada ‘zat Allah’ (ajaran Dualisme).
  • 9. Kanon Perjanjian Baru 1. Gereja bertugas untuk menetapkan kitab-kitab yang menceritakan tentang Tuhannya. Kriteria kitab yang masuk dalam kanon --> Rasuli! Dengan kanon, Gereja menetapkan bahwa masa penyataan Tuhan SUDAH SELESAI. Pengakuan Iman 2. Daftar kitab tidak cukup, sebab para penyesat juga punya ‘daftar mereka sendiri’ Pengakuan Iman adalah ‘ringkasan iman jemaat’. Hasil dari perkembangan ini adalah Pengakuan Iman Rasuli Jabatan Rasuli 3. Kanon dan Pengakuan perlu memiliki oranguntuk melaksanakannya dan mempertahankannya. Pemimpin-pemimpin Gereja menunjuk jemaat kepada uskupnya yang dipilih sebagai pemimpin. Uskup tersebut dinilai sah karena mewarisi jabatan yang ditinggalkan oleh para rasul yang menjamin penyerahan Injili.
  • 10. Penganiyayaan Gereja Kristen dianggap oleh kekaisaran Romawi sebagai suatu masalah politik yang mempersulit negara. Tatkala kekaisaran makin lemah, orang pun menyangka bahwa dewa-dewa menjadi murka karena kedurhakaan orang Kristen yang tidak mau turut berbakti kepada mereka. Di masa ini, timbul banyak Martir yang menjadi junjungan Gereja yang teraniyaya. Meskipun demikian, penganiyayaan ini menyebabkan meningkatnya jumlah dan semangat umat Kristen.
  • 12. Akhirnya, tibalah masa yang baik bagi Gereja, ketika Konstantinus merebut takhta kekaisaran romawi pada tahun 312 M. Pada tahun 313 M, dia dengan rekan kaisarnya (Lucinius) mengeluarkan ‘Dekrit Milan’ yang memberikan umat Kristen kebebasan untuk beragama . Sejak Dekrit Milan, terjadilah perdamaian antara Gereja dan Negara, bahkan kaisar-kaisar seringkali memanfaatkan bantuan dan berkat dari pihak Gereja untuk keamanan dan kemajuan negara. Meskipun demikian, Gereja belum diresmikan menjadi salah satu bagian dari negara. Barulah pada tahun 380 M Gereja diresmikan sebagai Gereja Negara oleh Kaisar Theodosius Agung.
  • 13. Kaisar Konstantinus mendamaikan Gereja dengan Kekaisaran Romawi dengan harapan bahwa kekristenan dapat menyatukan iman dari banyak rakyat romawi yang beragam. Sejak zaman Gereja Lama, banyak kaum apologet Kristen seperti Ignatius dan Tertullianus yang sudah mengaku bahwa Allah Tritunggal/Trinitas (berzat/berhakikat satu tetapi berpribadi tiga) Namun demikian, kerap kali terdapat banyak kontroversi yang mengancam untuk memecahkan iman kristen yang berpusat pada pribadi Allah Anak atau ‘Logos’ (Cth. Origenes).
  • 14. Pada tahun 318 M, seorang presbiter bernama Arius mengajarkan bahwa Anak atau ‘Logos’ adalah makhluk Tuhan yang sulung dan yang tertinggi derajatnya. (Homo-i-ousios). Arius bertentangan dengan uskupnya, Alexander, yang bersikeras mengartikan bahwa Logos adalah Allah sedari kekal (Homo-ousios). Pada tahun 325 M, kaisar Konstantinus memanggil suatu konsili oikumenis bersidang di Nicea untuk memperbincangkan dan memecahkan masalah teologi ini. Hasil sidang tersebut menyatakan bahwa Allah Anak SEHAKIKAT dengan Allah Bapa. Keputusan ini menjadi dasar Pengakuan Iman Nikea(-Konstantinopel). Arius dan para pendukungnya dikucilkan dan diasingkan.
  • 15. Nestorianisme & Konsili Efesus Pada tahun 428 M, patriark Konstantinopel, Nestorius, mengajarkan bahwa dua tabiat Kristus tidak bisa disatukan bagaimanapun juga. Nestorius dan para pengikutnya yang disebut ‘golongan Antiokhia’ menitikberatkan kemanusiaan Kristus, sementara Cyrillus (patriark Aleksandria) yang disebut ‘golongan Aleksandria’ menitikberatkan keilahian Kristus. Pada tahun 431 M, kaisar romawi kembali lagi memanggil suatu konsili oikumenis untuk menyelesaikan kontroversi ini. Hasil sidang tersebut menyatakan bahwa Gereja menolak ajaran Nestorius dan Nestorius dibuang.
  • 16. Miafisitisme & Konsili Kalsedon Pada tahun 448, perselisihan berkobar lagi tatkala seorang rahib, Euthyces, mengajarkan bahwa Kristus hanya memiliki satu tabiat gabungan ‘Manusia-Ilahi’ (Monofisitisme) Pada tahun 449, patriark Alexandria, Dioskorus, setuju dengan pandangan ini dan memaksakan peserta Konsili Efesus II untuk mengakui pandangan miafisitisme sebagai ajaran yang benar. Patriark Roma, Paus Leo I, yang tidak menyetujui ‘konsili penyamun’ tersebut mengundang konsili baru pada tahun 451 di Kalsedon. Hasil sidang Konsili Kalsedon menyatakan bahwa Kristus bertabiat dua dalam satu oknum; kedua tabiat ini tidak dapat dipisahkan (melawan Nestorius) dan tidak dapat bercampur (melawan Euthycus).
  • 18. Gereja diduniawikan Pada zaman kaisar Yustinianus I (527 M - 565 M), Gereja patuh sama sekali kepada kaisar dan kaisar kerap menggunakan gereja sebagai sumber kekuasaan politisnya. Kedudukan Gereja yang baru dalam masyarakat menimbulkan kerugian rohani yang besar bagi Gereja, sebab kekuasaan Gereja bertambah secara politis dan semakin tunduk pada urusan dan perintha kaisar. Hal ini juga menyebabkan orang berbondong-bondong masuk Kristen dan banyak di antaranya bukan karena keberanian ataupun iman, tetapi supaya boleh maju dalam masyarakat. Untuk memisahkan diri dari kaum munafik dan suam-suam kuku, sekitar tahun 300 muncul gerakan biara di Mesir yang hidup menyendiri dan berusaha untuk hidup saleh.
  • 19. Pertikaian dalam Gereja Setiap keputusan konsili menghasilkan perpecahan, tetapi semakin lama, apa yang diperkarakan dalam konsili semakin bersifat politis dan menghasilkan perpecahan yang semakin besar. Hal tersebut juga terjadi seiringan dengan dinamika politik, yakni melemahnya kekaisaran di Konstantinopel dan timbulnya kesadaran kebangsaan di mana-mana. Gereja Assyria memutuskan hubungan dengan pimpinan Gereja di Konstantinopel pasca konsili Efesus, diikuti dengan Gereja Koptik pasca konsili Kalsedon. Pertikaian ini dimanfaatkan oleh musuh kekaisaran romawi dan kaum kafir untuk menyerang kekristenan secara militer dan rohani, terutama oleh bangsa Persia dan Arab.
  • 20. Kekristenan barat terlantarkan oleh kekaisaran romawi di konstantinopel sejak jatuhnya kota Roma dan seluruh wilayah romawi di eropa barat ke tangan bangsa barbar yang bidat dan kafir pada tahun 476 M. Kebanyakan daerah kekuasaan romawi yang jatuh ke tangan bangsa barbar kembali menjadi kafir, kecuali kota Roma yang memiliki jabatan uskup yang tersohor (Paus) serta iman kristen yang benar (ortodoks). Di tengah kekacauan politis yang melanda eropa barat pasca jatuhnya kota Roma, Kepausan muncul sebagai otoritas gerejawi yang kuat dan berpengaruh baik secara rohani maupun politis. Akibat kekuasaan tersebut, Kepausan memandang dirinya sebagai pemimpin spiritual kekristenan yang memiliki otoritas unik daripada para pemimpin gereja lainnya.
  • 21. Akibat merosotnya kerohanian Gereja pada saat itu, wujud Gereja pada zaman para rasul seakan tenggelam di antara campur tangan politik dan perselisihan gerejawi yang tidak terselesaikan (Skisma Besar 1054). Gereja menjadi lupa akan panggilannya untuk memberitakan Firman Tuhan dan menyerukan pertobatan. Gereja malah berfokus pada kesalehan-kesalehan dan doktrin-doktrin yang dijadikan semacam taurat baru. Korban utama dari semua ini adalah umat Kristen yang sudah benar-benar takluk kepada kuasa pemimpin-pemimpin Gereja dan sudah asing terhadap Kitab Sucinya sendiri.
  • 23. Renaisans & Humanisme Pada abad ke-14, di Italia Utara, muncul suatu gerakan yang berniat untuk menggali kembali karya-karya Romawi dan Yunani di zaman klasik yang disebut sebagai ‘renaisans’. Pada masa itu, muncul suatu cabang dari gerakan renaisans yang, alih-alih Alih-alih mengandalkan penjelasan otoritas agama atau takhayul, berfokus pada akal budi dan sains (berfokus pada manusia ketimbang organisasi). Salah satu semangat dari gerakan ini adalah semangat untuk kembali kepada sumber-sumber asli (Ad fontes.) Salah satu tokoh termahsyur gerakan ini adalah Desiderius Erasmus, yang menerbitkan naskah asli kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani bagi masyarakat eropa barat.
  • 24. Martin Luther (1483-1546) adalah seorang rahib Ordo Santo Agustinus (OSA) dan profesor teologi berkebangsaan Jerman yang memantik reformasi gereja dengan melakukan berbagai serangan terhadap kepausan selama hidupnya. Sebagai seorang rahib, ia berjuang dengan giat untuk hidup saleh demi mendapatkan jaminan keselamatan, tetapi Luther sadar bahwa apapun yang dia lakukan tidak bisa menjamin hal tersebut. Setelah dengan cuma-cuma berziarah ke Roma untuk mendapatkan ‘kelepasan’ yang dia harapkan, dia membaca dalam Firman Tuhan bahwa seseorang dibernarkan SEMATA- MATA HANYA OLEH IMAN (Ef. 2:8-9). Perlawanannya melawan kepausan diterima sebagai ‘seruan perang’ bagi banyak orang Kristen untuk mengentaskan segala penyimpangan dan penyelewengan dalam Gereja.
  • 25. ‘Seruan perang’ tersebut disambut oleh Ulrich Zwingli (1484-1531), seorang presbiter di kota Zürich di Swiss yang bersemangat humanis dan sangat gemar untuk membaca Firman Tuhan dalam bahasa aslinya (Ibrani & Yunani). Berbeda dengan Luther, perhatian utama perjuangan Zwingli terdapat pada praktik dan aturan yang diterapkan oleh Gereja Roma yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan (cth. Puasa masa sengsara/prapaskah). Berlainan dengan fokus reformasi di Jerman yang adalah pemulihan Kabar Baik (Injil) dan pembenaran hanya oleh iman, fokus reformasi di Swiss pemulihan praktik beragama yang didasarkan oleh pengamalan Firman Tuhan yang benar. Perjuangan ini sejatinya dilanjutkan oleh penerus- penerusnya, salah satu yang termahsyur adalah Yohanes Calvin (1509-1564) yang menuliskan mahakarya yang berjudul ‘Institutio’ guna menyusun ikhtisar agama Kristen yang berdasarkan Firman Tuhan.
  • 26. Kontra-Reformasi Pembaruan Gereja oleh Luther et.al. tidak saja penting bagi kaum Protestan (kaum yang menerima ajaran Luther dkk.), tetapi juga bagi Gereja Katolik Roma (kaum yang menolak ajaran Luther dkk.) karena Luther-lah yang telah memaksa Kepausan untuk berbenah. Untuk meresponi tuntutan kaum Protestan, Gereja Katolik Roma didesak memutuskan untuk mengadakan konsili dan bersidang di kota Trente, Italia. Hasil sidang Konsili Trente itu menyatakan bahwa pembenaran tidak semata-mata hanya oleh iman dan bahwa Alkitab dan Tradisi Gereja adalah dua sumber kuasa ilahi yang setara. Untuk menegakkan keputusan konsili tersebut dan memenangan kembali umatnya, Ordo Yesuit dibentuk sebagai tentara yang taat kepada Paus dan Gereja.
  • 27. Gereja di era Modern (1640 M - Abad ke-19 M)
  • 28. Pasca-reformasi tidak berarti bahwa Gereja aman senantiasa dari penyesatan, justru sebaliknya, perlahan- lahan gereja semakin termakan dengan ‘dunianya sendiri’ dan tidak sedar bahwa ia sedang diserang Oleh karena reformasi gereja mementingkan pengajaran yang benar (ortodoks), pada abad ke- 17, Gereja seakan hanya fokus pada pengajaran doktrin dan menelantarkan pengembalaan umat Tuhan dan pengabaran injil. Kemudian, akibat masa pencerahan, iman Kristen dan kuasa Gereja diserang habis-habisan oleh para skeptis dan filsuf yang menyerangnya dengan akal budi dan pemikiran-pemikiran yang mutakhir. Selama abad ke-17, ke-18, dan ke 19, muncul gerakan- gerakan yang mencoba untuk menjawab pergumulan- pergumulan yang dihadapi gereja pada zaman tersebut.
  • 29. Pietisme (abad ke-17 M) Pietisme adalah gerakan yang muncul di dunia barat sebagai reaksi terhadap Gereja yang sudah lesu akibat sifat intelektualistis watak khotbah-khotbah di Gereja Protestan. Gerakan ini mendorong jemaat kristen untuk kembali lagi menghidupi dasar iman Kristen, yang terdiri dari pertobatan (lahir baru), kehidupan saleh, dan pekabaran injil. Gerakan ini menghasilkan banyak tokoh yang mahsyur dalam pekabaran injil dan kebangkitan rohani seperti Nicolaus von Zinzendorf (Saudara-saudara Moravia), Charles & John Wesley (Metodisme), dll. Pekabaran injil pada masa ini banyak diinsiasikan oleh kaum Pietis, seperti Missionary Societies (Inggris) dan Zending (Belanda). Namun demikian, pengabaian terhadap intelektualisme membuat Gereja tidak sigap dalam menghadapi kritik-kritik intelektual
  • 30. Kristen Liberal/Progresif (abad ke-18 & ke-19 M) Banyak yang berusaha untuk melawan kritik intelektual kaum skeptis dan cendikiawan terhadap kekristenan dengan berbagai cara, tetapi ada kelompok yang beranggapan bahwa Gereja seharusnya tunduk pada ilmu pengetahuan, bukan melawannya. Demi tercapainya maksud tersebut, Gereja harus rela untuk menggeser pusat dan pikirannya kepada manusia, sesuai dengan semangat zaman Modern. Bapa dari kekristenan liberal-progresif ini adalah seorang pendeta yang bernama Friederich Schleiermacher (1768-1834), yang mengajarkan bahwa iman adalah ‘perasaan diri bergantung semata- mata kepada Allah. Akibat penolakannya terhadap mukjizat, kejatuhan, dan kebangkitan, kelak kekristenan ini akan memberi jalan pada segala kesesatan kristen di masa kini (Universalisme, LGBT, dsb.)
  • 31. Mempelajari perintis dan pendahulu iman kristen Mempelajari kesalahan dan bidat masa lalu Mempelajari penyertaan Tuhan di segala zaman.