Orientasi awal adalah filosofi manajemen yang berfokus pada kualitas produk daripada kebutuhan pelanggan. Dokumen ini menjelaskan proses orientasi awal melalui 6 tahapan: 1) analisis kelayakan, 2) perancangan produk, 3) pemetaan aliran kerja, 4) perhitungan waktu kegiatan, 5) penentuan jalur kritis, 6) perkiraan waktu penyelesaian proyek. Tahap kritis adalah analisis kelayakan
2. Pengertian
Sebuah filosofi manajemen, konsep, fokus atau
keadaan pikiran yang menekankan kualitas produk
daripada kebutuhan dan keinginan target pasar, orientasi
mengasumsikan bahwa konsumen akan menyukai produk
yang menawarkan kualitas, kinerja dan fitur dan bahwa
organisasi tujuan akan paling mudah dicapai oleh
konsentrasi tentang ini.
3. Tahapan Orientasi Awal
1. Analisa kelayakan
2. Uraian kegiatan perancangan
3. Jaringan kerja produk
4. Perhitungan laju dan mundur waktu kegiatan
5. Penentuan jalur kritis
6. Perhitungan waktu penyelesaian proyek
4. 1. Analisa Kelayakan (Ekonomi dan
Teknis
Analisa Kelayakan Produk Adalah kemungkinan dari
gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat
memberikan manfaat dalam arti finansial maupun sosial benefit.
Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan resiko
kegagalan dalam memasarkan produk dapat dihindari.
Adapun tujuan studi kelayakan:
1. Mengetahui tingkat keuntungan terhadap alternatif investasi.
2. Mengadakan penilaian terhadap alternatif investasi
3. Menentukan prioritas investasi, sehingga dapat dihindari
investasi yang hanya memboroskan sumber daya.
5. Aspek Ekonomi Analisa Kelayakan
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), hal-hal
yang perlu dipelajari berkaitan dengan aspek finansial
adalah:
1. Dana yang disalurkan untuk investasi baik untuk aktiva
tetap maupun untuk modal kerja.
2. Sumber-sumber pembelanjaan yang digunakan.
3. Taksiran penghasilan.
4. Proyeksi keuangan Pembuatan neraca yang
diproyeksikan dan proyeksi penggunaan dana.
5. Manfaat dan biaya dalam artian finansial
Seperti Net Present Value, Internal Rate of Return,
Profitability Index dan Payback Period.
6. Aspek Teknis Analisa Kelayakan
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang
berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara
teknis dan pengoperasiannya setelah proyek selesai
dibangun (Husnan dan Suarsono, 2000).
Berdasarkan analisis ini pula dapat diketahui
rancangan awal penaksiran biaya investasi. Pengkajian
aspek teknis sangat erat hubungannya dengan aspek-
aspek lain, terutama aspek ekonomi, finansial dan pasar.
Analisis teknis menyangkut luas industri, model bangunan,
proses produksi yang dilakukan, tata letak proses atau
peralatan dan kapasitas produksi.
7. 2. Uraian Kegiatan Perancangan
1. Ide
2. Seleksi ide
3. Desain awal
4. Prototype
5. Testing
6. Desain akhir
7. Implementasi
8. 2. Uraian Kegiatan Perancangan
1. Ide Produk
Ide produk disusun berdasar dorongan pasar yaitu kebutuhan
konsumen, dorongan teknologi yaitu kemampuan perusahaan
dalam riset dan pengembangan, dan koordinasi antar fungsi
manajemen yaitu keuangan, pemasaran, dan personalia.
2. Seleksi Ide Produk
Seleksi ide poduk disusun berdasarkan evaluasi dari pasar
tentang kebutuhan konsumen untuk menyerap hasil produksi.
3. Desain awal
Desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan
beberapa tujuan yaitu manfaat produk, fungsi barang apakah
fiingsi utama atau sekunder, style, seni atau keindahan barang
dengan melihat keseimbangan biaya, kualitas, dan performance
produk.
9. 2. Uraian Kegiatan Perancangan
4. Prototype
Pada tahap ini perusahaan mengadakan percobaan
kemampuan dan kekuatan produk, kemudian dicari kelemahan
dan dianalisis keindahan bentuknya.
5. Testing
Hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagai keadaan yang
mungkin terjadi apakah memenuhi syarat atau tidak.
6. Desain Akhir
Pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap
testing disempurnakan sesuai dengan hasil uji yang telah
dilakukan.
10. 2. Uraian Kegiatan Perancangan
7. Implementasi
Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk. Pada
tahap ini, perusahaan memulai proses produksi, dilihat
masa depan pemasarannya (bagaimana reaksi konsumen
dan kemantapan di pasar).
11. 3. Jaringan Kerja Perancangan
Analisa jaringan kerja merupakan suatu perpaduan
pemikiran yang logis, digambarkan dengan suatu jaringan yang
berisi lintasan-lintasan kegiatan dan memungkinkan pengolahan
secara analitis.
Keuntungan dari penggunaan analisa jaringan kerja adalah:
1. Dapat merencanakan suatu proyek secara keseluruhan.
2. Penjadwalan pekerjaan dalam urutan yang praktis dan
efisien.
3. Pengadaan pengawasan dan pembagian kerja maupun
biaya.
4. Penjadwalan ulang untuk mengatasi hambatan dan
keterlambatan.
5. Menentukan kemungkinan pertukaran antara waktu dan
biaya.
12. 3. Jaringan Kerja Perancangan
Salah satu prosedur yang telah dikembangkan
berdasarkan jaringan kerja untuk mengatasi permasalahan
pengelolaan suatu proyek adalah PERT (Program
Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical
Path Method).
Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan seperti di
atas, namun kecenderungan dewasa ini adalah
menggabungkan kedua pendekatan tersebut menjadi
PERT-type system.
13. 3. Jaringan Kerja Perancangan
PERT-type system dirancang untuk membantu dalam
perencanaan dan pengendalian, sehingga tidak langsung
terlibat dalam dalam optimasi. Tujuan sistem ini adalah:
1. Untuk menentukan probabilitas kemungkinan tercapainya
batas waktu proyek.
2. Untuk menetapkan kegiatan mana (dari suatu proyek)
yang merupakan bottlenecks (menentukan waktu
penyelesaian seluruh proyek) sehingga dapat diketahui
pada kegiatan mana kita harus bekerja keras agar jadwal
terpenuhi.
3. Untuk mengevaluasi akibat dari perubahan-perubahan
program.
4. Untuk mengevaluasi akibat dari terjadinya penyimpangan
pada jadwal proyek.
14. 4. Perhitungan Maju dan Mundur Waktu
Kegiatan
Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri
atas dua cara, yaitu:
1. Perhitungan maju (forward computation)
Pada perhitungan ini, perhitungan bergerak dari initial event
menuju ke terminal event. Tujuannya adalah untuk
menghitung saat yang paling cepat terjadinya events dan saat
paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-
aktivitas.
2. Perhitungan mundur (backward computation)
Pada perhitungan ini, perhitungan bergerak dari terminal
event menuju ke initial event. Tujuannya adalah untuk
menghitung saat paling lambat terjadinya events dan saat
paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-
aktivitas.
15. 4. Perhitungan Maju dan Mundur
Waktu Kegiatan
Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan
mundur, lingkaran event di bagi atas tiga bagian.
Keterangan:
a = nomor event
b = saat tercepat terjadinya event, yang merupakan hasil
perhitungan maju
c = saat paling lambat terjadinya event, yang merupakan
hasil perhitungan mundur
16. 4. Perhitungan Maju dan Mundur
Waktu Kegiatan
Setelah kedua perhitungan di atas selesai, kemudian
dilakukan perhitungan untuk mencari nilai slack/float. Adapun
cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Total float/slack dihitung dengan cara mencari selisih
antara saat paling lambat dimulainya aktivitas dengan saat
paling cepat dimulainya aktivitas, atau dengan mencari
selisih antara saat paling lambat diselesaikannya aktivitas
dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas.
2. Free float/slack aktivitas dihitung dengan cara mencari
selisih antara saat tercepat terjadinya event di ujung
aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya aktivitas
tersebut.
17. Jalur kritis dalam suatu diagram jaringan adalah
lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan kritis dan
peristiwa-peristiwa kritis yang sangat sensitif terhadap
keterlambatan, sehingga bila sebuah kegiatan kritis
terlambat satu hari saja, sedangkan kegiatan-kegiatan
lainnya tidak terlambat maka proyek akan mengalami
keterlambatan satu hari juga (Ali, 1997). Sedangkan,
Peristiwa kritis merupakan peristiwa yang memiliki
SPAi = SPLi sehingga SPAi SPLi = 0 hal ini
menyebabkan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu lintasan kritis sama dengan waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proyek.
(Siagian, 1998).
5. Penentuan Jalur Kritis
18. 6. Perhitungan Waktu Penyelesaian
Proyek
Perhitungan waktu penyelesaian proyek juga menggunakan
PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM
(Critical Path Method), yang sebenarnya di antara keduanya
terdapat perbedaan penting, yaitu:
1. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk taksiran waktu
kegiatan sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu,
yaitu: prakiraan waktu teroptimis, termungkin, dan terpesimis.
2. CPM digunakan kala taksiran waktu pengerjaan setiap aktivitas
diketahui dengan jelas dimana deviasi relatif kecil atau dapat
diabaikan sedangkan PERT digunakan saat taksiran waktu
aktivitas tidak dapat dipastikan seperti aktivitas tersebut belum
pernah dilakukan atau bervariasi waktu yang besar.
3. CPM digunakan untuk memperkiraan waktu kegiatan suatu
proyek dengan pendekatan deterministik, sementara PERT
direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar
ketidakpastian yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan..