Pasien berusia 40 tahun datang dengan keluhan demam yang tidak kunjung sembuh meskipun sudah minum obat penurun panas, diare, nyeri perut, dan trombositopenia. Pemeriksaan fisik menunjukkan lidah tifoid dan trombosit menurun. Tes Tubex TF positif dan diagnosisnya adalah demam tifoid dan trombositopenia.
Manifestasi atipikal pada infeksi virus dengue dapat berupa demam tak terdiferensiasi, demam dengue atau DHF. Dokumen ini membahas kasus seorang wanita 32 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan dan demam selama 11 hari yang diduga mengalami infeksi virus dengue bermanifestasi atipikal berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Ny. S datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut selama sehari. Pasien memiliki riwayat hepatitis A dan MRS bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda kehamilan ektopik seperti nyeri goyang portio dan darah flek di pervagina. Diagnosisnya adalah kehamilan ektopik. Pasien diberi IVFD, antispasmodik, dan antiemetik serta disarankan cek Hb lagi.
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengueArgo Dio
Dokumen ini mencatat kasus seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang dirawat karena sindrom syok dengue. Pasien mengalami demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta trombosit rendah. Ia didiagnosis dengan dengue hemoragik grade IV karena prolongasi syok. Pasien diberi terapi cairan intravena, transfusi darah, dan antibiotik. Setelah beberapa hari, gejala dan hasil laboratoriumnya membaik.
Manifestasi atipikal pada infeksi virus dengue dapat berupa demam tak terdiferensiasi, demam dengue atau DHF. Dokumen ini membahas kasus seorang wanita 32 tahun dengan keluhan nyeri perut kanan dan demam selama 11 hari yang diduga mengalami infeksi virus dengue bermanifestasi atipikal berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.
Ny. S datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut selama sehari. Pasien memiliki riwayat hepatitis A dan MRS bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda kehamilan ektopik seperti nyeri goyang portio dan darah flek di pervagina. Diagnosisnya adalah kehamilan ektopik. Pasien diberi IVFD, antispasmodik, dan antiemetik serta disarankan cek Hb lagi.
Seorang anak laki laki dengan sindrom syok dengueArgo Dio
Dokumen ini mencatat kasus seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang dirawat karena sindrom syok dengue. Pasien mengalami demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta trombosit rendah. Ia didiagnosis dengan dengue hemoragik grade IV karena prolongasi syok. Pasien diberi terapi cairan intravena, transfusi darah, dan antibiotik. Setelah beberapa hari, gejala dan hasil laboratoriumnya membaik.
MR 4 Periode maret arthritis gout akut.pptxIndahTI
Dokumen tersebut merupakan laporan pasien bernama Tn. Suharman berusia 70 tahun yang dirawat di RS Hasanuddin karena keluhan nyeri pada telapak kaki dan sendi kaki. Pasien didiagnosis dengan gout arthritis akut berdasarkan adanya nyeri dan tanda-tanda kardinal pada kaki serta kadar asam urat tinggi. Pasien juga didiagnosis dengan anemia normositik normokrom karena riwayat pendarahan saluran cerna dan ulkus pept
Pasien perempuan 37 tahun dirawat dengan keluhan lemas berkepanjangan dan nyeri dada. Pemeriksaan menunjukkan anemia, hipoalbuminemia, hipokalemia, hiponatremia, dan peningkatan enzim hati serta bilirubin. Diagnosis utama adalah kolangitis primer biliaris, lupus eritematosus sistemik, anemia hemolitik autoimun, dan diabetes melitus tipe 2.
Pasien wanita berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan nyeri ulu hati dan sesak dada. Pemeriksaan menunjukkan adanya efusi pleura kiri dan peningkatan enzim hati. Pasien didiagnosis dengan gastritis erosif, pleuropneumonia kiri, dan hiperurisemia.
Laporan kasus seorang pria berusia 39 tahun dengan keluhan utama badan terasa lemas selama 5 bulan. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan abnormalitas pada darah rutin serta fungsi ginjal dan hati. Diagnosis pasien gangguan fungsi ginjal lanjut, gastritis akut, dan hipertensi.
Laporan kasus seorang pasien laki-laki berusia 20 tahun dengan keluhan bengkak seluruh badan dan sesak nafas. Diagnosis kerja sindrom nefrotik relaps dan efusi pleura sinistra berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Terapi yang diberikan meliputi diet rendah garam, furosemide, metilprednisolon, dan pemantauan selama 7 hari.
Laporan jaga di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin memberikan ringkasan tentang pasien laki-laki berusia 59 tahun dengan keluhan utama BAB hitam yang dialami selama 7 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda anemia dan bengkak pada kaki. Hasil laboratorium menunjukkan anemia berat dengan Hb 3,9 g/dL.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus demam tifoid pada pasien berusia 10 tahun. Terdapat gejala klinis seperti demam, nyeri perut, mual dan muntah. Diagnosis kerja adalah demam tifoid berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pasien mendapatkan terapi antibiotik dan antipyretik serta pemantauan perkembangan penyakitnya.
1. Laporan kasus tentang pasien wanita berusia 43 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati dan diagnosa cholelithiasis dan cholesistitis. 2. Pemeriksaan menemukan batu empedu multiple pada pemeriksaan USG abdomen. 3. Pasien dirawat inap dan diberi tatalaksana medikamentosa serta diet rendah lemak dan pulih dengan baik.
Cholelithiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau duktus koledokus. Pemeriksaan utama meliputi USG dan ERCP. Pengobatan definitifnya adalah kolesistektomi.
Case Report Pansitopenia susp Multiple MyelomaKharima SD
Kasus seorang wanita 38 tahun dengan keluhan diare berdarah, lemas, dan penurunan berat badan yang didiagnosis dengan pansitopenia dan kecurigaan mieloma ganda. Pemeriksaan darah rutin menunjukkan anemia, leukopenia, dan trombositopenia berulang.
Pasien laki-laki berumur 80 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama muntah darah dan BAB berwarna hitam. Pemeriksaan menemukan nyeri epigastrium, anemia, peningkatan BUN dan kreatinin. Diagnosis gastropati NSAID berkomplikasi insufisiensi ginjal dan anemia. Penatalaksanaan dilakukan dengan transfusi darah, antasida, PPI, dan antibiotik. Kondisi pasien membaik setelah beberapa hari dirawat
Dokumen tersebut membahas kasus pasien wanita 20 tahun yang dirawat di rumah sakit karena keluhan muntah-muntah setelah minum pembersih cat kuku. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium, didiagnosis menderita intoksikasi aseton. Pasien diberi perawatan antara lain bilas lambung dan obat-obatan seperti omeprazole, ondansetron, dan NaCl untuk menangani gejala intoksikasi.
Pasien wanita berusia 22 tahun dengan keluhan utama gusi berdarah selama 6 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan gusi berdarah, mata konjungtiva pucat dan ikterik, serta bintik merah di kulit dan kaki. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia berat dengan hemoglobin 8 g/dL, trombositopenia, dan peningkatan bilirubin total. Diagnosis awal adalah sindrom hemolitik uremik.
MR 4 Periode maret arthritis gout akut.pptxIndahTI
Dokumen tersebut merupakan laporan pasien bernama Tn. Suharman berusia 70 tahun yang dirawat di RS Hasanuddin karena keluhan nyeri pada telapak kaki dan sendi kaki. Pasien didiagnosis dengan gout arthritis akut berdasarkan adanya nyeri dan tanda-tanda kardinal pada kaki serta kadar asam urat tinggi. Pasien juga didiagnosis dengan anemia normositik normokrom karena riwayat pendarahan saluran cerna dan ulkus pept
Pasien perempuan 37 tahun dirawat dengan keluhan lemas berkepanjangan dan nyeri dada. Pemeriksaan menunjukkan anemia, hipoalbuminemia, hipokalemia, hiponatremia, dan peningkatan enzim hati serta bilirubin. Diagnosis utama adalah kolangitis primer biliaris, lupus eritematosus sistemik, anemia hemolitik autoimun, dan diabetes melitus tipe 2.
Pasien wanita berusia 48 tahun dirawat dengan keluhan nyeri ulu hati dan sesak dada. Pemeriksaan menunjukkan adanya efusi pleura kiri dan peningkatan enzim hati. Pasien didiagnosis dengan gastritis erosif, pleuropneumonia kiri, dan hiperurisemia.
Laporan kasus seorang pria berusia 39 tahun dengan keluhan utama badan terasa lemas selama 5 bulan. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan abnormalitas pada darah rutin serta fungsi ginjal dan hati. Diagnosis pasien gangguan fungsi ginjal lanjut, gastritis akut, dan hipertensi.
Laporan kasus seorang pasien laki-laki berusia 20 tahun dengan keluhan bengkak seluruh badan dan sesak nafas. Diagnosis kerja sindrom nefrotik relaps dan efusi pleura sinistra berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Terapi yang diberikan meliputi diet rendah garam, furosemide, metilprednisolon, dan pemantauan selama 7 hari.
Laporan jaga di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin memberikan ringkasan tentang pasien laki-laki berusia 59 tahun dengan keluhan utama BAB hitam yang dialami selama 7 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda anemia dan bengkak pada kaki. Hasil laboratorium menunjukkan anemia berat dengan Hb 3,9 g/dL.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus demam tifoid pada pasien berusia 10 tahun. Terdapat gejala klinis seperti demam, nyeri perut, mual dan muntah. Diagnosis kerja adalah demam tifoid berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pasien mendapatkan terapi antibiotik dan antipyretik serta pemantauan perkembangan penyakitnya.
1. Laporan kasus tentang pasien wanita berusia 43 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati dan diagnosa cholelithiasis dan cholesistitis. 2. Pemeriksaan menemukan batu empedu multiple pada pemeriksaan USG abdomen. 3. Pasien dirawat inap dan diberi tatalaksana medikamentosa serta diet rendah lemak dan pulih dengan baik.
Cholelithiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau duktus koledokus. Pemeriksaan utama meliputi USG dan ERCP. Pengobatan definitifnya adalah kolesistektomi.
Case Report Pansitopenia susp Multiple MyelomaKharima SD
Kasus seorang wanita 38 tahun dengan keluhan diare berdarah, lemas, dan penurunan berat badan yang didiagnosis dengan pansitopenia dan kecurigaan mieloma ganda. Pemeriksaan darah rutin menunjukkan anemia, leukopenia, dan trombositopenia berulang.
Pasien laki-laki berumur 80 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama muntah darah dan BAB berwarna hitam. Pemeriksaan menemukan nyeri epigastrium, anemia, peningkatan BUN dan kreatinin. Diagnosis gastropati NSAID berkomplikasi insufisiensi ginjal dan anemia. Penatalaksanaan dilakukan dengan transfusi darah, antasida, PPI, dan antibiotik. Kondisi pasien membaik setelah beberapa hari dirawat
Dokumen tersebut membahas kasus pasien wanita 20 tahun yang dirawat di rumah sakit karena keluhan muntah-muntah setelah minum pembersih cat kuku. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium, didiagnosis menderita intoksikasi aseton. Pasien diberi perawatan antara lain bilas lambung dan obat-obatan seperti omeprazole, ondansetron, dan NaCl untuk menangani gejala intoksikasi.
Pasien wanita berusia 22 tahun dengan keluhan utama gusi berdarah selama 6 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan gusi berdarah, mata konjungtiva pucat dan ikterik, serta bintik merah di kulit dan kaki. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia berat dengan hemoglobin 8 g/dL, trombositopenia, dan peningkatan bilirubin total. Diagnosis awal adalah sindrom hemolitik uremik.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. IDENTITAS
• Nama : Tn. ASP
• Usia : 40 tahun
• Alamat : Semarang 05/02, Banjarnegara
• Pekerjaan : Karyawan swasta
• MRS : 7/02/23
3. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Demam
7HSMRS pasien mengeluhkan demam sumer sumer hilang timbul dan tidak terkait waktu. Keluhan membaik dengan
istirahat dan minum air putih banyak. Pasien menyangkal keluhan mual muntah, pegal seluruh tubuh dan nyeri otot. Bab
dan bak dalam batas normal.
3 HSMRS pasien mengeluhkan demam tinggi, demam disertai dengan menggigil, demam turun setelah mengkonsumsi
obat penurun panas. Demam dirasakan terutama sore dan malam hari sehingga membuat pasien tidak bisa tidur saat
malam hari. Selain itu mengzeluhkan mual (+), muntah (-).
HMRS pasien datang dengan keluhan demam yang tidak membaik dengan meminum obat pernurun panas, selain itu
pasien mengeluhkan BAB cair sejak 1 hari SMRS sebanyak 2-3x/hari. Bab darah (-) dan lendir (-). Perut dirasakan nyeri
seperti melilit setiap kali akan BAB. Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (+) 2x isi makanan. Pasien juga mengeluhkan nyeri
kepala berat, terutama di kepala bagian belakang, pegal-pegal pada otot. Nyeri sekitar mata disangkal, mimisan (-), gusi
berdarah (-) batuk (-), sesak nafas (-). BAK tidak dikeluhkan adanya gangguan.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat DM (-), HT (-), Penyakit
jantung (-), Penyakit ginjal (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat DM: disangkal
Riwayat HT: disangkal
Riwayat sakit jantung: disangkal
Riwayat Stroke: disangkal
Riwayat psikososial:
Pasien adalah seorang karyawan swasta di pabrik.
Pasien sering makan di warung sebelah pabrik. Pasien
mempunyai hobi memancing di sungai. Pasien tinggal
bersama istri dan 2 orang anaknya.
4. Thorax :
I : Simetris, retraksi (-)
P : stem fremitus kanan = kiri
P : Sonor
A : vesicular +/+, RBK -/-, RBB -/-, WZ -/-
Abdomen
I : Datar
A : Bising usus (+) 14x/menit
P : Timpani, lien dan hepar tak teraba
P : Nyeri tekan (+) epigastrium
Extremitas: edema (-), CRT <2 detik, ptekie (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala :
Conjungtiva pucat (-)
Sklera Ikterik (-) lidah tifoid (+)
KU CM, sedang
TD 139/87 mmhg
N 92 x/mnt
R 20 x/mnt
S 38.6 °C
SpO2 98% RA
Leher :
JVP 5+2 cm, Lnn ttb
BB: 70 kg
TB: 170 cm
BMI: 24.2
Jantung :
I : Ictus cordis sulit dinilai
P : Batas atas: SIC II parasternalis
kiri, Batas kanan : SIC II
parasternal kanan, Batas kiri : SIC
V linea midclavicula S
P : SIC V linea midclavicula S
A : muffled heart sound (-), S1-
S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
7. CARE PLAN
No. MASALAH KEBUTUHAN PASIEN DAN TUJUAN TERUKUR RENCANA
1. Demam tifoid Demam tifoid teratasi
Demam tifoid tidak komplikasi
Farmakoterapi
2 Trombositopenia Trombositopenia teratasi.
Tegak kausa
Cek DLO
8. CM, demam
(+), BAB cair
(+) 2-3x,
nyero kepala
dan nyeri
otot, lemas
seluruh
tubuh (+),
nyeri perut
(+),
mual (+),
muntah (-)
ASSESSMENT :
1. Demam tifoid
2. Trombositopenia
07/02/22 08/02/22 09/02/22 10/02/22
Plan 07/02/2023
-Cukupi kebutuhan cairan 30 cc/kgbb/24 jam
-Monitor KU, VS, UOP (target 0.5 – 1 cc/kgbb/jam)
-Cek DLO dan tubex TF
-Farmakoterapi:
- Inf RL 20 tpm
- Inj Paracetamol 1 gram/8 jam
- Inj ondansetron 1 gram/8 jam
-- PO molagit 2 tab/BAB
Plan 08/02/2023
- Monitor KU VS UOP
- Cek feses rutin
- Cek urin rutin
- Cek Malaria, lepto, tubex TF
- Antibiotik Ceftriaxone 2x1 gr
- Melanjutkan terapi lain
11/02/22
Plan 09/02/2023
- Monitor KU VS UOP
- Evaluasi elektrolit post koreksi
Plan 10/02/2023
- Monitor KU VS UOP
- Melanjutkan terapi
Plan 11/02/2023
- Monitor KU VS UOP
- BLPL
- AB diganti cefixime untuk 5 hari dan melanjutkan terapi
lainnya
CM, demam
(+), BAB cair
(-), lemas
seluruh
tubuh (+),
nyeri perut
(+), nyeri
kepala (+),
batuk (+),
mual (-),
muntah (-)
CM, demam
(-), BAB cair
(-),, lemas
seluruh
tubuh (+)
berkurang,
nyeri perut
(+)
berkurang,
batuk (+),
nyeri kepala
(-), mual (-),
muntah (-)
CM, demam
(-), BAB cair
(-),, lemas
seluruh
tubuh (+)
berkurang,
nyeri perut
(+)
berkurang,
batuk (+),
nyeri kepala
(-), mual (-),
muntah (-)
CM, demam
(-), BAB cair
(-), sesak
nafas (-),
lemas
seluruh
tubuh (+)
minimal,
nyeri perut
(+) minimal,
nyeri kepala
(-), batuk (+),
mual (-),
muntah (-)
12. PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN FISIK
Tn. ASP, 40 th
Problem Aktif
- Typhoid fever
- Trombositopenia
IDENTIFIKASI TEMUAN BERMAKNA
7HSMRS pasien mengeluhkan demam sumer sumer hilang timbul dan tidak terkait waktu. Keluhan membaik
dengan istirahat dan minum air putih banyak. Pasien menyangkal keluhan mual muntah, pegal seluruh tubuh
dan nyeri otot. Bab dan bak dalam batas normal.
3 HSMRS pasien mengeluhkan demam tinggi, demam disertai dengan menggigil, demam turun setelah
mengkonsumsi obat penurun panas. Demam dirasakan terutama sore dan malam hari sehingga membuat
pasien tidak bisa tidur saat malam hari. Selain itu mengzeluhkan mual (+), muntah (-).
HMRS pasien datang dengan keluhan demam yang tidak membaik dengan meminum obat pernurun panas,
selain itu pasien mengeluhkan BAB cair sejak 1 hari SMRS sebanyak 2-3x/hari. Bab darah (-) dan lendir (-). Perut
dirasakan nyeri seperti melilit setiap kali akan BAB. Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (+) 2x isi makanan.
Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala berat, terutama di kepala bagian belakang, pegal-pegal pada otot. Nyeri
sekitar mata disangkal, mimisan (-), gusi berdarah (-) batuk (-), sesak nafas (-). BAK tidak dikeluhkan adanya
gangguan.
AT 114 – 102 – 85 - 103
Kepala :
lidah tifoid (+)
KU CM, sedang
TD 139/87 mmhg
N 92 x/mnt
R 20 x/mnt
S 38.6 °C
SpO2 98% RA
BB: 70 kg
TB: 170 cm
BMI: 24.2
TUBEX TF +4
Abdomen
I : Datar
A : Bising usus (+) 14x/menit
P : Timpani, lien dan hepar tak teraba
P : Nyeri tekan (+) epigastrium
13. TERAPI
-Cukupi kebutuhan cairan 30 cc/kgbb/24 jam
-Monitor KU, VS, UOP (target 0.5 – 1 cc/kgbb/jam)
-Pemberian AB selama 10-14 hari
-KS darah
- Inf RL 20 tpm
- Inj Paracetamol 1 gram/8 jam
- Inj ondansetron 1 gram/8 jam
- Inj ceftriaxone 1 gram/12 jam
- PO molagit 2 tab/BAB
PLAN
15. Epidemiology
• Penyebab adalah Gram-negative
bacterium of S. Typhi or S.
Paratyphi serotypes A, B, and C
• Transmisi melalui makanan dan
minuman
• Paling tinggi di Asia Tenggara
dan Tengah (>100 cases/100,000)
• Membunuh 200,000 jiwa setiap
tahun
• Regio yang bukan daerah
endemisnya, penyakit
didapatkan karena traveling
16. Penentu epidemiologi penyakit
• 1. faktor agent
• 2. faktor host
• 3. faktor lingkungan dan faktor sosial
• 4. periode inkubasi
• 5. mode transmisi
17. faktor agent
• Demam tifoid penyebab utamanya adalah bakteri S. typhi dari
family enterobacteriacea
• S. paratyphy A dan B relative jarang
• S typhi gram negative, fakultatif aerobic, non spora dan berflagel
• Bakteri hidup baik di suhu 37C
18. Struktur antigen salmonella
• Ada dua set antigen
• 1. Somatic atau Ag O mengandung rantai panjang polisakarida
(LPS) yang umumnya terdiri dari poliksakarida yang stabil dan tahan
panas
• 2. Flagel atau Ag H adalah immunogenic yang kuat dan
menginduksi pembentukan antibody dengan cepat , akan
ditemukan titer yang tinggi setelah infeksi atau imunisasi
19.
20.
21.
22. Faktor Host
• Umur: terjadi pada semua umur, insidensi terbanyak usia 5-19 tahun
• Jenis kelamin: lebih banyak pada lakilaki dibandingkan perempuan,
karier banyak ditemukan pada perempuan
• Imun: Antibodi terhadap Ag O ditemukan tinggi pada penderita TF
sedangkan antibody Ag H tinggi pada orang yang sudah divaksin.
23. Lingkungan dan faktor sosial
• TF dianggap sebagai indeks sanitasi umum pada beberapa negara
• Basil S. tipi bisa ditemukan di air 2-7 hari, irigasi dan limbah
bertahan 35-70 hari
• Es dan es krim yang sudah dibuka 1 bulan
• Di makanan bisa berkembang biak dan survive untuk beberapa saat
• Di susu bisa tumbuh cepat dan tanpa mengubah rasa
• Tumbuhan yang hidup di limbah
• Polusi suplier air minum
• Area defekasi dan bak terbuka
24. Periode inkubasi
• Masa inkubasi 10-14 hari, waktu yang singkat 3 hari dan paling lama
21 hari – tergantung jumlah basil yang tertelan.
25. Transmisi
• Transmisi melalui:
• Fecal- oral atau urin-oral (yang terkontaminasi melalui air, susu, makanan
atau dibawakan oleh lalat).
26. Pathogenesis
Difagosit makrofag berkembangbiak
Usus: respons imunitas humoral mukosa (IgA)
kurang baik salmonella berkembangbiak
30. Diagnosis
• Gold standard: kultur: isolation of S. Typhi or S. Parathyphi:
• Darah rendah jika sudah masuk AB
• Minggu 1: sen 90%
• Minggu II: sen 75%
• Minggu III: sen 60%
• Minggu IV: sen 25%
• Sumum tulang belakang Tulang belakang (sensitivity >80%) – tidak
menurun meskipun dengan penggunaan AB (until 5 days)
• Rose spot Rose spots (sensitivity 63%)
• Feses secret intestinal (muntah atau aspirasi duodenal)
• Feses (sensitivity <50%)
• PCR (sens 82.7%, spec 100%) – tidak tersedia secara luas
31. Diagnosis
• Deteksi antibody terhadap S.
Typhi
• Agglutinasi antara antigen S.
typhi + antibody/agglutinin
• Agglutinin O (body),
Agglutinin H (flagella)
increase from 1st week of
fever
• Agglutinin O 4-6 months,
Agglutinin H 9-12 months.
• Dipengaruhi beberapa faktor
1) penggunaan AB 2) Steroid 3)
Area endemis 4) Vaksinasi
Widal
• Mendeteksi AB IgM dan IgG
dari membrane luar s.tphy
• Kasus reinfeksi IgG
hyperactivated kesulitan
deteksi IgM
• IgG bisa dideteksi sampai 2
tahun tidak bisa dibedakan
dg kasus akut
• Typhidot-M modifikasi tes
hanya deteksi IgM
Typhidot
• Deteksi antibody Igm spesifik
S. Typhi pada specimen
serum atau whole blood.
• lipopolysaccharide antigen
• Interpretation
• <2 : Negative
• 3 : Borderline, repeat the
examination
• 4-5 : Weak positive
• >6 : Posititve
Tubex-TF
32. Diagnosis
Tubex TF vs Typhidot (IgM or IgG) vs Widal
test1
1Comparative Evaluation of Tubex TF (Inhibition Magnetic Binding Immunoassay) for Typhoid Fever in
Endemic Area. J Clin Diagn Res. 2015 Nov; 9(11): DC14–DC17. doi: 10.7860/JCDR/2015/15459.6810.
Epub 2015 Nov 1.
36. Pencegahan
• Sanitasi yang baik
• Ketersediaan air bersih
• Edukasi Kesehatan masyarata terutama utk makanan
• vaksinasi di area endemis
• Vivotif® (Emergent BioSolutions), an enteric-coated
capsule formation of the live attenuated Ty21a vaccine
• TYPHIM Vi® (Sanofi Pasteur), a liquid formulation of
the unconjugated Vi polysaccharide (ViPS) vaccine
• Typbar-TCV™ (Bharat Biotech) and PedaTyph™ (Bio-
Med), ViPS-tetanus toxoid conjugate vaccines
(typhoid conjugate vaccines [TCVs])