2. Sejarah Pancasila
Pembentukan BPUPKI
Dalam sidang pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945)
membahas mengenai dasar Negara. Ada tiga usulan yaitu
dari Mr. Mohammad Yamin (29 Mei 1945), Mr. soepomo
(31 Mei 1945), dan Ir. Soekarno (1 Juni 1945).
BPUPKI mengambil kesepakatan Pancasila sebagai
nama dasar negara Indonesia merdeka. Pada tanggal 1
Juni 1945 inilah kemudian diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila.
3. Pembentukan PPKI (9 Agustus 1945) dan Pengesahan
Dasar Negara
Setelah selesai melaksanakan tugas, BPUPKI
dibubarkan pada tanggal 9 Agustus 1945 yang kemudian
dibentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakil ketua Moh. Hatta.
Pada 18 Agustus 1945, PPKI melakukan persidangan
pertama. Hasil sidang tersebut adalah:
1. Penetapan Pembukaan Hukum Dasar (sekarang disebut
Pembukaan UUD 1945) yang di dalamnya memuat rumusan
sila Pancasila sebagai dasar negara. Dalam hal ini Pancasila
telah disahkan sebagai dasar negara.
2. Pemilihan dan menetapkan Ir. Soekarno sebagai Presiden
dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden RI yang
pertama.
3. Presiden dibantu oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat) dalam melakukan tugas-tugasnya.
4. Mahasiswa adalah sosok orang yang
melakukan pendidikan di perguruan tinggi
dan aktif dalam kehidupan kampus.
Gerakan mahasiswa adalah kegiatan
kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di
luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk
meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan
kemampuan kepemimpinan para aktivis yang
terlibat di dalamnya.
5. Peristiwa Rengasdengklok dan Peran Mahasiswa /
Pemuda
Rengasdengklok adalah nama sebuah kota kecil yang ada di
Jawa Barat. Kota yang merupakan bagian dari sejarah Proklamasi
Indonesia. Di kota inilah Ir.Soekarno, Moh.Hatta dan beberapa
pejuang lainnya berada, tepat sehari sebelum Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, 16 Agustus 1945.
Peristiwa Rengasdengklok ini terjadi akibat perbedaan
pendapat antara golongan muda dan tua tentang waktu yang tepat
untuk melaksanakan kemerdekaan Indonesia, yang akhirnya
membuat golongan muda terpaksa mengungsikan Ir.Soekarno dan
Moh.Hatta ke rengasdengklok dengan tujuan agar kedua
proklamator itu aman dari intervensi dan pengaruh pihak luar untuk
menunda kemerdekaan.
Rengasdengklok dipilih karena menurut perhitungan militer
merupakan tempat yang jauh dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Selain
itu, para militer juga mudah mengawasi apabila ada tentara Jepang
yang hendak datang dari arah Bandung maupun Jakarta.
6. Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok selama satu hari penuh.
Usaha dan rencana para pemuda untuk menekan kedua pemimpin bangsa
Indonesia itu agar cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
tanpa campur tangan tentara Jepang tidak dapat dilaksanakan. Soekarno-
hatta tampaknya mempunyai wibawa yang besar sehingga para pemuda
merasa segan untuk mendekatinya, apalagi melakukan penekanan. Namun,
melalui pembicaraan antara Shodanco Singgih dengan Soekarno, menyatakan
bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
setelah kembali ke Jakarta.
Berdasarkan pernyataan Soekarno itu, pada tengah hari Shodanco
Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita proklamasi
kemerdekaan yang akan disampaikan oleh Soekarno kepada kawan-
kawannya dan para pemimpin pemuda. Sementara itu, di Jakarta sedang
terjadi perundingan antara Achmad Subardjo (mewakili golongan tua) dengan
Wikana (mewakili golongan muda). Dari perundingan itu tercapai kata
sepakat, bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di
Jakarta. Di samping itu, Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah
kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahkan ia bersedia
menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu.
7. Akhir Peristiwa Rengasdengklok
Berdasarkan kesepakatan antara golongan pemuda
dengan Laksamana Tadashi Maeda , Jusuf Kunto bersedia
mengantarkan Achmad Subardjo dan sekretaris pribadinya
pergi menjemput Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Sebelum berangkat ke Rengasdengklok, Achmad Subardjo
memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada
tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00
WIB. Dengan jaminan itu, komandan kompi Peta Cudanco
Subeno bersedia melepas Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan
tersebut tiba di Jakarta pada pukul 17.30 WIB.