SlideShare a Scribd company logo
115
Kegiatan Belajar (KB)
PEMBELAJARAN
KREASI TEATER
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Proses penciptaan karya teater atau lebih dikenal dengan proses pergelaran
teater, melibatkan banyak unsur yang terkait, hal ini sesuai dengan karakteristik
seni teater sebagai seni kolektif, kolaboratif. Diantaranya , aktor, sutradara dan
para penata, baik rias, busana, setting panggung maupun properti. Berikut akan
dianalisis peranan aktor, Penyutradara dan setting panggung , properti, penataan
rias, busana,maupun ilustrasi musik dalam sebuah pergelaran teater.
Seni drama atau teater merupakan seni yang mempunyai keunikan
tersendiri dibanding seni yang lainnya. Keunikannya antara lain adalah sifat
kolektifitas. Kolektifitas mengandung pengertian bahwa seni teater dalam
perwujudannya tidak bisa berdiri sendiri tetapi harus melibatkan unsur-unsur seni
yang lain seperti seni musik, seni gerak atau tari, seni rupa, seni media dan lain-
lain. Juga sifat kolektifitas ini mengandung konsekuensi keterlibatan banyak
orang. Memerlukan kerjasama berbagai fihak.
Pertumbuhan seni teater dalam kehidupan masyarakat Indonesia tidak
terlepas dari perkembangan kehidupan kesenian dan kebudayaan pada umumnya.
Lahirnya seni tradisi ini ditentukan oleh ruang lingkup kehidupan masyarakat
pendukungnya. Berdasarkan lingkup budaya yang sangat beragam itu, teater
memiliki jenis yang sangat beragam.
Teater tradisional, istilah lain dikenal dengan teater lokal, atau teater
nusantara masih hidup dan berkembang dikalangan masyarakat pendukungnya
diwilayah Indonesia. Kehadirannya masih sesuai dengan kebutuhan masyarakat
baik sebagai ritual dan pelengkap upacara budaya maupun sebagai hiburan.
Teater modern indonesia, tumbuh dan berkembang dikalangan masyarakat
terpelajar sepert sekolah-sekolah dan kampus, juga berkembang dikalangan
116
masyarakat kota yang notabene sudah terlepas dari budaya asal mereka, sehingga
membentuk budaya baru yaitu budaya masyarakat kota.
1. Relevansi
Modul belajar ini dapat digunakan sebagai pedoman dasar dalam
memahami, menjelaskan dan melaksanakan suatu proses teater. Pemahaman
terhadap suatu proses teater merupakan hal yang mutlak harus dikuasai oleh
seorang pendidik yang profesional dalam mapel seni budaya lebih khusus
pendidik mapel seni Teater atau drama.
2. Petunjuk belajar
Untuk mempermudahanda dalam belajar, mohon perhatikan hal-hal
berikut ini :
Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan pada modul ini, agar Anda
benar-benar memahami keterkaitan materi yang dibahas pada setiap bagiannya,
dan kemudian dapat menyimpulkan secara garis besar, inti materi, tujuan
pembelajaran, sehingga mengetahui kemampuan yang diharapkan dalam modul
ini.
Selanjutkan pelajarilah bagian demi bagian dari modul ini, temukan kata-
kata kunci dan berilah tanda agar memudahkan Anda dalam mempelajarinya.
Jika masih belum paham, baca dan pelajari sekali lagi agar Anda lebih
mengerti.Selesaikan dengan tuntas latihan dan tes formatif yang telah tersedia
dalam setiap kegiatan belajar. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari, dan usahakan tidak
melihat kunci jawaban.
Jika masih kurang paham, manfaatkan pertemuan dengan tutor serta teman
sejawat untuk mendiskusikan dan mempraktikkannya.
117
4. Peta Kompetensi
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Menjelaskan tentang penyutradaraan, pemeranan, pentaan rias, kostum,
musik dan properti
2. Sub Capaian Pembelajaran
Melakukan proses pementasan teater tradisonal dan modern
3. Uraian Materi
a. Pembelajaran Teater di sekolah
Mata pelajaran Seni Budaya merupakan aktivitas belajar yang
menampilkan sikap apresiatif dan kreatif menghasilkan karya seni, artistik, dan
inovatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa.
Pembelajaran seni di tingkat pendidikan dasar dan menengah bertujuan
mengembangkan pengalaman estetik, baik dalam domain konsepsi, apresiasi,
kreasi, penyajian, maupun tujuan-tujuan psikologis-edukatif untuk pengembangan
kepribadian peserta didik secara positif. Pendidikan Seni Budaya di sekolah tidak
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi pelaku seni atau seniman
Pembelajaran Kreasi
Seni Teater
Berkarya Seni
Teater
tradisional dan
moredn
Penciptaan Seni
Teater
Penyusunan
rancangan dan
pelaksanaan
Pementasan
Evaluasi
pembelajaran
Kreasi Seni
Teater
118
namun lebih menitikberatkan pada sikap dan perilaku apresiatif, kreatif, etis dan
estetis.
Pendidikan Seni Budaya secara konseptual bersifat (1) multilingual, yakni
pengembangan kemampuan peserta didik mengekspresikan diri secara kreatif
dengan berbagai cara dan media, dengan pemanfaatan bahasa rupa, bahasa kata,
bahasa bunyi, bahasa gerak, bahasa peran, dan kemungkinan berbagai perpaduan
di antaranya. Kemampuan mengekspresikan diri memerlukan pemahaman tentang
konsep seni, pengetahuan seni, proses kreasi seni, dan penyajian karya. Pendidikan
seni bersifat (2) multidimensional, yakni pengembangan beragam kompetensi
peserta didik tentang konsep seni, termasuk pengetahuan, pemahaman, analisis,
evaluasi, apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur
estetika, logika, dan etika. Pendidikan seni bersifat (3) multikultural, yakni
menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan peserta didik mengapresiasi
beragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud
pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan peserta didik hidup secara
beradab dan toleran terhadap perbedaan nilai dalam kehidupan masyarakat yang
pluralistik. Sikap ini diperlukan untuk membentuk kesadaran peserta didik akan
beragamnya nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat. Pendidikan seni
berperan mengembangkan (4) multikecerdasan, yakni peran seni membentuk
pribadi yang harmonis sesuai dengan perkembangan psikologis peserta didik,
termasuk kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual-spasial, verbal-linguistik,
musikal, matematik-logik, jasmani-kinestetis, dan lain sebagainya.
Dalam pembelajaran, guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran
sesuai dengan karakteristik siswa dan pokok bahasan pembelajaran materi seni
teater. Setiap pokok bahasan atau materi pembelajaran teater memerlukan strategi
sesuai dengan karakteristiknya. Strategi pembelajaran berbasis proyek, yaitu
proyek membuat suatu pementasan diakhir semester. Projek base learning sangat
tepat dan cocok digunakan dalam pembelajaran mengenai kreasi seni teater ini.
Jika strategi pembelajaran telah ditetapkan maka langkah selanjutnya
menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dapat
dapat mengikuti pola di bawah ini.
119
1) Kegiatan Awal
a) Guru bersama dengan siswa melakukan apersepsi terhadap materi yang akan
diajarkan pada setiap pertemuan dengan mengamati objek materi
pembelajaran
b) Guru dapat memberikan apersepsi dengan media dan sumber belajar lain
yang berbeda dengan yang disajikan pada buku siswa.
c) Apersepsi yang dilakukan haruslah meningkatkan minat dan motivasi
internal pada diri siswa
2) Kegiatan inti
Guru dapat melakukan aktivitas pada kegiatan ini dengan mengacu pada
kegiatan yang bersifat operasional. Dengan menggunakan metode yang tepat
guru dapat mengolah kegiatan kreasi seni ini menjadi kegiatan yang menarik.
Di bawah ini adalah beberapa contoh aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru
dengan menyesuaikan pada materi pembelajaran tentang kreasi seni teater yang
akan di ajarkan. Aktivitas pembelajaran itu antara lain;Guru dapat melakukan
aktivitas pada kegiatan ini dengan mengacu pada kegiatan yang bersifat
operasional. Di bawah ini adalah beberapa contoh aktivitas yang dapat
dilakukan oleh guru dengan menyesuaikan pada materi pembelajaran yang
akan di ajarkan. Aktivitas pembelajaran itu antara lain;
a) Mengamati melalui media dan sumber belajar baik berupa visual, maupun
audio-visual tentang ementasan teater.
b) Menanya melalui diskusi tentang pementasan teater
c) Mengeksplorasi kebutuhan pementasan teater.
d) Mengasosiasi pementasan teater.
e) Mengkomunikasi hasil pementasan teater.
3) Kegiatan penutup
Guru dapat melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap pertemuan. Kegiatan
evaluasi dan refleksi menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang telah
diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi pembelajaran, dan
120
kemampuan psikomotorik atau keahlian dalam praktek membuat karya
pementasan teater.
b. Berkarya Teater
Penyutradaraan
Berbicara tentang penciptaan sebuah pergelaran teater, orang yang paling
sibuk dan bertanggung jawab adalah seorang sutradara. Berikut ini akan dibahas
mengenai peran dan tugas seorang sutradara.
Penyutradaraan merupakan aspek penting dalam pertunjukan teater,
penyutradaraan akan menjadi aspek penentu estetika sebuah pertunjukan. Naskah
machbeth yang ditampilkan oleh teater kecil dengan sutradara Arifin C Noer, akan
berbeda dengan pertunjukan yang ditampilkan oleh Bengkel Teater yang
disutradarai oleh WS Rendra, meskipun pertunjukan itu bersumber dari naskah
yang sama yaitu karya Shakespeare, tetapi dalam pemanggungan, baik pola,gaya
dan kekuatan artistiknya akan berbeda. Hal ini ditentukan oleh peranan sutradara.
Sutradara memberi warna dan bentuk yang khas dalam sebuah pertunjukan teater.
Ideologi, wawasan, idealisme dan citarasa artistik dari sutradara akan menghiasi
setiap ornamen pertujukan. Pemilihan naskah, penentuan pemain,konsep dan
tempat pertunjukan , masalah keproduksian semuanya akan menjadi wewenang
dan tanggung jawab sutradara, terutama di Indonesia.
Begitu besarnya peranan sutradara dalam panggung teater,sehingga sebuah
kelompok teater identik dengan nama sutradaranya lengkap dengan kualitas dan
jaminan mutunya, misalnya Teater koma dengan N. Riantiarno, teater Mandiri
dengan Putu Wijaya, Teater Populer dengan Teguh karya,STB dengan Suyatna
Anirun, Teater Kecil dengan Arifin C noor.Peran dominan sutradara ini selain
punya kekuatan tersendiri juga membawa efek yang kurang baik bagi
perkembangan kelompok teater ini sendiri ketika kehadiran tokoh-tokoh sutradara
sudah tidak berada dalam percaturan teater misalnya meninggal, otomatis
kelompoknya akan kehilangan famor dan popularitas.
121
Gambar: Foto WS Rendra dan N. Riantiarno, adalah dua diantara sutradara
terkemuka teater Modern Indonesia.
(Sumber :garudamagazine.com)
1) Pengertian Sutradara
Penyutradaraan berhubungan dengan kerja sejak perencanaan pementasan,
sampai pementasan berakhir. Dalam drama tradisional dan wayang, sutradara
disebut dalang, peranan sutradara dalam teater tradisional tidak sepenting dan
sebesar peranan sutradara dalam teater modern. Seluruh pementasan drama
modern adalah tanggung jawab sutradara.Sutradara adalah pekerja teater yang
bertugas mengkoordinasikan segala anasir teater dengan paham, kecakapan serta
daya imajinasi yang intelegen guna menghasilkan petunjukan yang berhasil.
Sutradara berhubungan dengan produser(yang membiayai pementasan),Manajer
(pemimpin tata laksana) dan stage manager (yang mengatur panggung dan seluruh
perlengkapannya).
2) Tugas Sutradara
a. Merencanakan Produksi
Dalam merencanakan produksi , sutradara sebagai seniman diharapkan
mampu menghayati naskah darama dengan kecakapan dan imajinasinya .
sutradara harus mampu menangkap pesan dan tema naskah tersebut, nada dan
suasana drama secara menyeluruh juga harus difahami. Misteri yang
tersembunyi dibalik naskah juga harus dihayati dengan baik persiapan untuk
122
tehnik pementasan tidak kalah pentingnya untuk itu seorang sutradara harus
melakukan riset tentang tata pakaian, hiasan rumah, bentuk rumah, gaya
berjalan , gaya bicara juga latar belakang pentas. Juga yang harus diperhatikan
dengan seksama oleh seorang sutradara adalah mempersiapkan calon aktor.
Casting harus disesuaikan dengan karakter, fisik, psikologis dan sosiologis
juga kecerdasan , latihan dan faktor kepribadian aktor.
b. Memimpin Latihan
Dalam merencanakan latihan ini, sutradara dapat dipandang sebagai guru.
Periode latihan ini dapat dibagi empat periode besar yaitu ;
a. Latihan pembacaan teks drama
b. Latihan blocking (pengelompokan)
c. Latihan action atau latihan kerja teater
d. Pengulangan dan pelancaran terhadap semua yang telah dilatih
c. Pemeranan atau akting
Kekuatan utama yang menjadi daya tarik sebuah pertunjukan teater adalah
akting atau tingkah laku para pemain dalam memerankan tokoh yang sesuai
dengan tuntutan karakter dalam naskah. Kekuatan inilah yang akan menjadi
magnett , bagus , menarik ,indah, punya kekuatan atau tidak berkarakter, tidak
menarik bahkan membosankan akan menentukan penonton bertahan tidaknya
ditempat duduknya. Virtuositas adalah kekuatan atau daya tarik seniman yang
dilahirkan dari keterampilan,kecerdasan serta pendalaman sepenuh hati dan jiwa
pada karya yang ditampilkan, sehingga menimbulkan rasa empaty dan simpatibagi
yang melihatnya.Untuk tampil bagus dan menarik dipanggung teater,seorang
aktor harus menguasai berbagai tehnik dan keterampilan seni peran. Seperti
dikatakan oleh stanislavsky, seorang aktor harus menguasai olah tubuh ,vocal,
dan harus mempunyai daya konsentrasi, imajinasi, fantasi, observasi serta
mempunyai kecerdasan, wawasan, pengetahuan yang luas tentang berbagai hal
dalam kehidupannya. Sehingga ketika siaktor membawakan peran tokoh dalam
sebuah pementasan akan tampil dengan kedalaman karakter yang indah, menarik
dan penuh penghayatan yang sesuai dengan tuntutan naskah pertunjukan.
123
Pemahamam mengenai karakter ini adalah penggambaran sosok tokoh
peran dalam tiga dimensi yaitu keadaan fisik, psikis dan sosial.
Keadaan fisik meliputi; umur, jenis kelamin,ciri-ciri tubuh, cacat
jasmaniah,ciri khas yang menonjol,suku bangsa, raut muka, kesukaan,
tinggi/pendek, kurus gemuk, suka senyum, cemberut dan sebagainya.Keadaan
psikis meliputi; watak,kegemaran,mentalitas,standar moral,temperamen,ambisi,
kompleks psikologis yang dialami,keadaan emosi dan sebagainya.Keadaan
sosiologis meliputi; jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi dan
sebagainya, keadaan sosiologis seseorang akan berpengaruh terhadap prilaku
seseorang, profesi tertentu akan menuntut tingkah laku tertentu pula.
Pencapaian seorang aktor dalam mewujudkan sosok peran sesuai karakter
ini juga ditentukan oleh pengalaman dan kepekaannya dalam menghayati
kehidupan serta pengalaman tampil dalam berbagai pementasan.
WS. Rendra menyebutkan bahwa dalam pementasan ada empat sumber
gaya yaitu aktor atau bintang, sutradara, lingkungan dan penulis. Aktor atau
bintang menjadi sumber gaya artinya kesuksesan pementasan ditentukan oleh
pemain-pemain kuat yang mengandalkan kecantikan, kemasyuran , ketampanan
atau kecantikan atau daya tarik sensualnya. Pemain bintang akan menjadi pujaan
penonton dan akan menyebabkan pementasan berhasil . jika yang dijadikan
sumber gaya adalah aktor dan bukan bintang maka kecakapan berperan
diandalkan untuk memikat penonton . aktor harus menhayati setiap situasi yang
diperankan dan mampu secra sempurna menyelami jiwa tokoh yang dibawakan
serta menghidupkan jiwa tokoh sebagai jiwa sendiri.
Ajaran akting menurut Boleslavsky dalam buku Enam Pelajaran Pertama Bagi
Calon Aktor :
1. Pelajaran pertama : Konsentrasi
Pemusatan pikiran merupakan latihan yang penting dalam acting,
konsentrasi bertujuan aagar aktor dapat mengubah diri menjadi orang lain , yaitu
peran yang dibawakan . juga berarti aktor mengalami dunia yang lain dengan
memusatkan segenap cita, rasa dan karsanya pada dunia lain itu. Jadi tidak boleh
perhatiannya goyah pada dirinya sendiri dan pada penonton. Meskipun lakon
124
berjalan, konsentrasi aktor tidak boleh mengendor, juga jika saat itu tidak
kebagian dialog atau gerakan .kesiapan batin untuk mengikuti jalannya cerita
sampai berakhir, memerlukan konsentrasi.latihan konsentrasi dapat dilakukan
melalui fisik (seperti yoga), latihan intelek atau kebudayaan(misalnya menghayati
musik, puisi,seni lukis) dan latihan sukma (melatihan kepekaan sukma
menanggapi segala macam situasi).
2. Pelajaran kedua : Ingatan Emosi.
The transfer of emotion merupakan cara efektif untuk menghayati suasana
emosi peran secra hidup wajar dan nyata. Jika pelaku harus bersedih , dengan
suatu kadar kesedihan tertentu dan menghadirkan emosi yang serupa, maka kadar
kesedihan itu takatannya tidak akan berlebihan, sehingga tidak terjadi over acting.
Banyak peristiwa yang menggoncangkan emosi secara keras dan hanya aktor yang
pernah mengalami goncangan serupa dapat menampilkan emosi serupa kepada
penonton dengan takaran yang tidak berlebihan.
3. Pelajaran ketiga : Laku Dramatik
Aktor harus selalu mengingat apa tema pokok dari lakon itu dab dari
perannya, untuk menuju garis dan titik sasaran yang tepat dengan begitu ia dapat
melatih berlaku dramatik
Artinya bertingkah laku dan berbicara bukan sebagai dirinya sendiri, tetapi
sebagai pemeran , untuk itu memang diperlukan penghayatan terhadap tokoh itu
secara mendalam sehingga dapat diadakan adaftasi
4. Pelajaran keempat :Pembangunan watak
Setelah menyedari peranya dan titik sasaran untuk peranannya itu aktor
harus membangun wataknya sehingga sesuai dengan tuntutan lakon.
Pembangunan watak itu didahului dengan menelaah struktur fisik, kemudian
mengidentifikasiannya dan menghidupkan watak itu seperti halnya wataknya
sendiri. Dalam proses terakhir itu diri aktor telah luluh dalam watak peran yang
dibawakannya, tau sebaliknya watak peran itu telah merasuk kedalam diri sang
aktor.
125
5. Pelajaran Kelima : Observasi
Jika ingatan emosi, laku dramatik dan pembangunan watak sulit
dilakukan secara personal, maka perlu diadakan observasi untuk tokoh yang sama
dengan peran yang dibawakan. Untuk memerankan tokoh pengemis dengan baik,
perlu mengadakan observasi terhadap pengemisdengan ciri fisik, psikis dan sosial
yang sesuai .
6. Pelajaran Keenam: Irama
Semua kesenian membutuhkan Irama, acting seorang aktor juga harus
diatur iramanya, agar titik sasaran dapat dicapai , agar alur dramatic dapat
mencapai puncak dan penyelesaian. Irama juga memberikan variasi adegan,
sehingga tidak membosankan. Irama permainan ditentukan oleh konflik yang
terjadi dalam setiap adegan.
Berikut ini akan dijelaskan proses penciptaan karya teater dengan
menggunakan konsep garapan gaya Suyatna Anirun, konsep garapan gaya
Suyatna Anirun berisi tahapan-tahapan yang dalam penggarapannya
sistematis dan menekankan pada kolektifas membangun Team work, Working
Togerher.
d. Penciptaan Karya Teater
Tahapan Penciptaan Teater Meliputi:
Sutradara
Musik Director Art Director
Kordinasi dengan pemusik
untuk menentukan karya
musik iringan pertunjukan
1. Setting
2. Properti
3. Lighting
4. Make up
5. Kostum
Menderek
1. Interpretasi naskah
2. Aktor
3. Pengadeganan
4. Bloking
126
1. Kerja Sutradara
a) TAHAP MENCARI-MENCARI
o Pada tahap ini semua unsur pendukung memberikan pemikiran, yang diawali
oleh penggarap membuat sebuah fondasi dari bangunan lakon yang
dibawakan, kegiatannya meliputi : latihan fisik dan keterampilan bagi seluruh
pemain dengan menggali seluruh potensinya dalam hal konsentrasi, ingatan
emosi, laku dramatik, pembangunan watak, observasi dan pada puncaknya
seluruhnya menyatu dalam irama.
o Seluruh pemeran beserta staf produksi berusaha menghidupkan naskah lakon
kedalam kenyataan teater. Latihan-latihan persiapan ini harus menggabungkan
seluruh kekuatan dari mulai naskah, sutradara, aktor, staf produksi dan unsur
pendukung seperti para penata (musik, artistik, gerak dll)
b) TAHAP MEMBERI ISI
o Tahapan ini dimaksudkan untuk memberi bobot sesuai dengan takaran yang
hendak dicapai atau seharusnya kepada seluruh aspek pemeranan yang akan
dibawakan. Materi penampilan bagi seorang pemeran terdiri dari :
1. Penampilan fisik
2. Penampilan emosi dan intelektual
3. Dialog dan kata-kata yang di ucapkan sesuai naskah.
4. Gerakan tubuh yang diisyaratkan oleh naskah atau sutradara ataupun
penemuan pemain sendiri
5. Ruang tempat pertunjukan ditampilkan
Untuk mencapai suasana dan karakter penampilan, sesuai dengan
kebutuhan pengembangan dramatik lakon, materi penampilan para pemain
perlu dilatih dan diarahkan melalui berbagai cara antara lain : tehnik
penekanan dan penonjolan. Permainan yang lengkap dan lancar disertai
keterampilan yang seimbang, menjadi acuan tahapan ini
c) TAHAP PENGEMBANGAN
127
o Sebuah karya seni adalah suatu ciptaan yang memenuhi kaidah-kaidah idiil
maupun teknik dalam perwujudannya. Cakupannya tidak hanya
kesempurnaan ragawi, tapi juga mengandung kekuatan rohani yang
mengembang dari dalam. Seakan-akan menembus jasad kasar kedalam
kekuatan misteri yang tak terjelaskan. Latihannya ;
- Setelah casting ditentukan, dikembangkan usaha pemahaman dan
penghayatan yang lebih terarah, sesuai dengan peran masing-masing.
Setiap pemeran memerlukan usaha keras dalam mendekati peranya, mulai
mengadakan observasi terhadap lingkungan dan diri sendiri.
- Penetapan blocking, penanaman kesadaran meruang apa-apa yang
semuala berbentuk verbal (sastrawi), secara bertahap dihidupkan melalui
gerakdengan kebutuhan suasana. Pada tahap ini para pemain berusaha
mengulang-ulang apa-apa yang telah dicapainya pada latihan sebelumnya,
sehingga takaran emosi, sikap/gesture,gerakan-gerakan dan pengucapan
dialog yang semula hanya berupa konsep, lambat laun menjadi milik dan
kebiasaan.
d) TAHAP PEMANTAPAN
Segala sesuatu yang telah kita hapal, kita kuasai dan kita miliki secara
motorik, perlu kita ulang-ulang secara terus menerus, hingga mencapai bagian
yang mantap dalam diri kita. Sewaktu-waktu bisa kita lontarkan bagaikan
gerak refleks. Dalam kondisi fisik dibawah standar sekalipun peran yang telah
menjadi bagian dari pribadi kita itu, dapat ditampilkan secara konstan, tidak
kedodoran.
e) TAHAP PEMENTASAN
Pementasan teater adalah persinggahan besar yang akan menguji sejauhmana
ketangguhan, disiplin dan kerja keras seluruh team. Sejauh mana team work
telah dilakukan.
2. Kerja Art Director
128
Fungsi Tata Panggung
Dalam perancangan tata panggung selain mempertimbangkan jenis
panggung yang akan digunakan ada beberapa elemen komposisi yang perlu
diperhatikan. Sebelum menjelaskan semua itu, fungsi tata panggung perlu dibahas
terlebih dahulu. Selain merencanakan gambar dekor, piñata panggung juga
bertanggung jawab terhadap segala perabot yang digunakan. Karena keseluruhan
objek yang ada diatas panggung dan digunakan oleh aktor membentuk satu
lukisan secara menyeluruh. Perabot dan piranti sangat penting dalam mencipta
lukisan panggung, terutama pada panggung arena dimana lukisan dekor atau
bentuk bangunan vertical tertutup seperti dinding atau kamar (karenaakan
menghalangi pandangan sebagian penonton) tidak memungkinkan diletakkan di
atas panggung. Tata perabot kemudian menjadi unsur pokok pada tata panggung
arena. Unsur-unsur ini ditata sedemikian rupa sehingga bisa memberikan
gambaran lengkap yang berfungsi untuk menjelaskan suasana dan semangat
lakon, periode sejarah lakon, lokasi kejadian, status karakter peran, dan musim
dalam tahun dimana lakon dilangsungkan.
a. Suasana dan Semangat Lakon
Tata panggung dapat member gambaran kepada penonton, suasana dan
semangat lakon yang dimainkan. Suasana mengarah pada keadaan emosi yang
ditampilkan oleh lakon secara dominan, sedangkan semangat mengarah pada
konsep dasar pementasan yang menyampaikan pesan lakon dalam carater tentu.
Agar desain tata panggung dapat memperlihatkan kedua hal ini, piñata panggung
harus mampu menambahkan elemen pendukung yang mampu memberikan
kesan suasana dan semangat lakon yang ditampilkan.
Jika cerita lakon berkisah tentang cinta kasih atau kebahagiaan maka tatap
anggung harus menggunakan elemen-elemen yang lembut, bentuk-bentuk benda
yang memililki sudut melingkar. Warna menggunakan warna pastel untuk
menampakkan keceriaan suasana. Jika lakon yang dimainkan menekankan
suasana tragedi maka garis yang ditampilkan harus jelas, sudut-sudut yang tegas
dan penggunaan warna gelap akan mengekspresikan suasana yang lebih dalam
129
dan berat.
Pemilihan bentuk, warna, dan komposisi objek diatas panggung sangat
menentukan suasana dan semangat lakon. Jika tata panggung salah dalam
memilih dan menata perabot, makalaku lakon yang dimainkan oleh para aktor
akan terasa berat. Misalnya, tata panggung yang cerah seperti gambar di atas
digunakan untuk lakon misterius. Ketepatan menata perabot sesuai dengan
suasana dan semangat lakon akan membantu mempertegas makna lakon yang
hendak disampaikan.
b. Periode Sejarah Lakon
Tata panggung juga dapat memberikan gambaran periode sejarah lakon
yang sedang dimainkan. Penata panggung perlu mempelajari atau mengadakan
penelitian sejarah berdasar lakon yang akan dimainkan. Penelitian ini untuk
mendapatkan gambaran selengkapnya tentang bentuk arsitektur, perabot rumah
tangga, peralatan, dan segala keperluan yang dibutuhkan lakon untuk ditampilkan
diatas pentas. Penelitian ini sangat penting karena gaya bangunan, furnitur, dan
tata peletakannya sangat berbeda dari zaman kezaman.
Meskipun penelitian sejarah sangat penting tetapi penata panggung tidak
bisa meniru secara total setiap detil gaya arsitektur satu zaman tertentu. Peniruan
total menandakan tidak adanya kreatifitas artsitik. Yang perlu ditangkap dan
dipelajari adalah motif secara umum dan ciri-ciri khusus yang digunakan pada
zaman itu. Melalui proses kreatif, cirri dan motif ini diwujudkan dalam bentuk
baru yang dapat memberikan gambaran periode sejarah lakon kepada penonton.
Tata panggung berbeda dengan reproduksi. Tata panggung adalah kreasi artistic
yang mencerminkan esensi sebuah periode sejarah tertentu beserta lingkungannya
untuk mempertegas suasana dan semangat lakon yang ditampilkan.
 Lokasi Kejadian
Letak geografi sangat mempengaruhi desain sebuah bangunan danp
erkakas yang melengkapinya. Bentuk bangunan dan perkakas rumah tangga
sangatlah berbeda antara daerah tandus dan daerah subur. Hal ini pulalah yang
menjadikan bentuk bangunan setiap suku bangsa berbeda. Dengan memanfaatkan
130
ciri-ciri tradisi atau local tertentu dalam mendirikan sebuah bangunan penata
panggung dapat memberikan gambaran lokasi kejadian peristiwa lakon kepada
penonton.
Bahkan dalam satu daerah bentuk bangunan area tertentu berbeda dengan
arealain. Misalnya dalam masa sekarang ini, bangunan perumahan berbeda
dengan bangunan rumah penduduk kampung meskipun mereka tinggal dalam satu
wilayah. Dengan mencermati setiap sisi bangunan mulai dari bentuk, bahan
sampai penataan interior, penata panggung akan mendapatkan gambaran komplit
untuk diwujudkan di atas panggung.
Lokasi kejadian tidak hanya sekedar tempat kejadian secara umum tetapi
juga ditempat-tempat khusus dalam satu ruang atau bangunan. Misalnya, sebuah
bentuk bangunan yang ditampilkan member gambaran lokasi kejadian persitiwa
terjadi disebuah gedung tua disalah satu kota pada masa tertentu. Lokasi ini tidak
hanya berhenti di sini. Mungkin saja salah satu peristiwa terjadi diruang dapur
gedung tersebut. Peristiwa lain terjadi diruang tamu. Dengan demikian tata letak
perabot serta perkakas yang digunakan harus ditata sedemikian rupa untuk
member kejelasan lokasi kejadian peristiwa.
 Status dan Karakter Peran
Tata panggung dapat pula memberikan gambaran status dan karakter peran
dalam lakon. Penata panggung biasanya menggunakan perabot dan atau piranti
tangan untuk menunjukkan hal ini. Sebuah karakter yang memiliki status social
tinggi ditampilkan sebagai sosok yang mengenakan kacamata, mengisap
pipa,berjalan memakaitongkat dan tinggal dirumah yang mewah. Sementara peran
yang bestatus sosial rendah menempati rumah sederhana dengan perabot
sederhana.
Gambaran status inipun dapat memberikan indikasi karakter peran.
Misalnya, sosok yang berstatus social tinggi itu jika karakternya baik maka ia
akan ditampilkan sebagai pribadi terpelajar, bijaksana, dan berwawasan keadilan.
Tetapi jika ia memiliki karkater jahat maka ia akan tampil cerdik, penuh
kelicikan, dan tetap menggunakan bahasa yang halus seolah-olah ia orang baik.
131
Jika sosok berstatus rendah digambarkan sebagai orang baik maka ia nampak
jujur, lugu, dan mudah ditipu tetapi tetapsabar. Jika memiliki karakter jahat maka
ia akan berbicara kasar, suka memaki atau memukul, melakukan kejahatan
secaraterbuka.
Dari gambaran status yang diperlihatkan dapat di identifikasi gambaran
karakter peran yang dimainkan oleh aktor. Perbedaan status seperti yang
disebutkan di atas memberikan konsekuensi perbedaan gaya karakter. Meskipun
sama-sama berkarakter jahat tetapi gaya yang ditampilkan antara peran berstatus
tinggi berbeda dengan yang berstatus rendah. Memang untuk menampilkan
karakter secarautuh diperlukan unsure artistic lain seperti tata rias danbusana,
tetapi tata panggung atau set dekorasi yang dihadirkan dapat memberikan
identifikasi umum karkater peran yang ada didalamnya.
 Musim
Suasana dalam satu musim berbeda dengan musim lain. Suasana rumah
petanipada musim tanam dan musim panen sangatlah berbeda. Suasana musim
hujan di satu daerah dan musim kemarau sangatlah berbeda. Tata panggung dapat
memberikan gambaran jelas mengenai musim yang sedang dilalui dalam lakon.
Penggunaan warna, perabot sehari-hari serta piranti lain dapat dijadikan pedoman
untuk mengetahui musim yang sedang berjalan. Petani yang digambarkan
membawa cangkul atau peralatan menanam dengan latar belakang sawah berair
memberikan gambaran Susana musim tanam sedangkan petani yang mengangkut
padi memberikan gambaran suasana musim panen.Seorang yang berdiri dibawah
payung disebuah teras gedung memberikan gambaran musim hujan sementara
seorang yang duduk di serambi rumah denganhanya mengenakan kaos,
mengipas-kipaskan tangannya menggambarkan musim panas. Demikianlah,
tatapanggung dapat memberikan gambaran musim yang sedang terjadi dalam
lakon yang dimainkan.
3) Properti
Properti di dalam seni teater memiliki arti yaitu sebuah benda mati yang
digunakan di atas panggu untuk membentu settingan cerita, biasanya properti
132
yang digunakan seperti meja, kursi, pintu, makanan lampu dan perabotan rumah
tangga lainnya. Properi memiliki arti sendiri di dalam sebuah pementasan seni
teater, bisa dibilang properti juga sebagai alat pendukung kesuksesan di dalam
seni teater.
Properti disuatu pementasan hanya sebagai pelengkap, untuk lebih lebih
mendukung jalannya cerita yang diinginkan. Namun properti tidak wajib ada
dalam pementasan. Properti memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Properti sebagai properti. Yang dimaksud properti sebagai properti adalah
properti yang melekat pada setting misalnya asbak diatas meja.
2. Hand Property. Yang dimaksud hand properti adalah properti yang melekat
pada tokoh, misalnya sabit untuk berprang dan lain sebagainya. Hand property
atau peralatan yang digunakan oleh pemain. Hand Properti dihadirkan, Untuk
memperkuat dan mendandani gerak laku, yaitu suatu benda yang digunakan
aktor yang bisa dibawa ke mana-mana oleh aktor/aktris sebagai pendukung
peran.Setiap pemain mempunyai satu atau lebih hand property yang akan
digunakan untuk menunjang lakunya.
Jenis properti:
Secara umum properti yang digunakan dalam drama ini dapat
diklasifikasikan kedalam dua kategori besar, yakni :
 Properti fungsional
Merupakan properti yang memang dipergunakan secara langsung sesuai
skenario. Contoh : dari properti jenis ini misalnya smartphone yang digunakan
dalan adegan menelepon, motor yang dipakai saat adegan berkendara, atau buku
yang digunakan dalam adegan membaca.
 Properti realis
Merupakan properti yang tidak digunakan secara langsung namun tetap
diletakkan di area pementasan agar suasana yang sedang dibangun semakin hidup.
Misalnya dalam adegan menjahit baju tetap diletakkan beberapa baju dalam posisi
menggantung agar memberi kesan bahwa si penjahit adalah penjahit yang ulung.
Contoh lainnya dalam adegan memperbaiki sepeda dapat diikutsertakan properti
berupa perkakas khas bengkel seperti ban sepeda, mesin pompa angin, serta rak
133
yang berisi sparepart dan aksesoris sepeda. Properti semacam ini memang tidak
akan digunakan secara langsung akan tetapi kehadirannya membuat cerita yang
dibawakan terkesan lebih nyata (lebih real).
a. setting
1. Merancang Setting
a. Mempelajari Naskah
Tugas penata panggung pada tahap ini adalah menemukan detil
lokasi kejadian pada setiap adegan dalam cerita. Semuanya ditulis dengan
lengkap dan didata. Semua data tersebut digunakan untuk pedoman pembuatan
set. Perkiaraan gambaran lengkap set sudah bisa didapatkan melalui data- data
tersebut. Selanjutnya, penata panggung bisa membuat sketsa tata panggung
berdasar data tersebut. Sketsa ini masih berupa gambaran kasar yang
membutuhkan penyesuaian dengan konsep tata artistik secara menyeluruh.
2. Diskusi dengan Sutradara
Hasil sketsa yang telah dibuat oleh penata panggung selanjutnya dibawa
dalam pertemuan penata artistik dengan sutradara. Dalam pertemuan ini
dibahas konsep tata artistik yang akan digunakan dalam pementasan.
Sutradara memberikan gambaran dasar tata artsitik yang dikehendaki.
Kemudian penata artistik atau sutradara artistik menjelaskan maksud sutradara
tersebut secara lebih jelas dalam gambaran tata artistik yang dimaksudkan.
3. Menghadiri Latihan
Setelah menentukan gambar tata panggung, maka trugas penata panggung
adalah menghadiri latihan. Tata panggung tidak hanya berkaitan dengan
keindahan set dekor tetapi juga berkaitan dengan lalu lintas pemain di atas
panggung.
4. Mempelajari Panggung
Karakter panggung satu dengan yang lain berbeda. Ada panggung yang
luas dan ada yang sempit. Jarak artistik yang disediakan pun berbeda- beda.
134
Semakin lebar jarak artistik maka semakin lebar pula jarak pandang
penonton. Hal ini mempengaruhi efek artistik tata panggung.
5. Membuat Gambar Rancangan
Tahap berikutnya adalah membuat gambar rancangan yang telah
disesuaikan dengan pilihan sutradara dan area panggung tersedia.
Gambar rancangan ini sudah dibuat dengan warna sehingga nampak lebih
hidup dan dapat memberikan gambaran sesungguhnya.
6. Penyesuaian Akhir
Setelah mendapatkan penyesuaian dari tim artistik tahap berikutnya
adalah membuat gambar rancangan final sesuai kesepakatan. Untuk
memberikan kejelasan baik bagi sutradara, pemain, dan tim artistik lain, gambar
rancangan ini dibuat dari berbagai macam sudut.
7. Membuat Maket
Tahap akhir sebelum proses pengerjaan tata panggung adalah
membuat maket atau replika tata panggung. Langkah ini bukanlah suatu
keharusan dalam proses penataan panggung, tetapi maket akan memberikan
gambaran nyata tata panggung yang akan dikerjakan.
2. Jenis Setting
a. Drops
Dekorasi yang tidak berbingkai menurut bentuk yang dikehendaki, tetapi
digantung di pentas belakang. Drop yang ditempatkan paling belakang pada
pentas, dengan lukisan pemandangan alam yang akan terlihat lewat jendela,
pintu, dan sebagainya disebut cyclorama.
b. Plastic pieces
Plastic pieces ini adalah dekorasi yang menirukan objek-onjek seperti adanya
dan berbentuk 3 dimensional atau terwujud dengan kontruksi plastis.
135
4) Tata rias
a. Pengertian dan Sejarah Tata Rias (Make Up)
Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan
wajah menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih
spesifik, yaitu seni mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh
(Eko Santoso, 2008: 273). Contohnya, teater Yunani yang memakai topeng
lebih besar dari wajah pemain dengan garis tegas agar ekspresinya dapat
dilihat oleh penonton. Beberapa teater primitive menggunakan bedak tebal
yang biasa dibuat dari bahan-bahan alam, seperti tanah,tulang, tumbuhan, dan
lemak binatang.
b. Fungsi Make up dalam teater, (Eko Santoso, 2008: 274)sebagai berikut:
 Menyempurnakan penampilan wajah.
 Menggambarkan karakter tokoh.
 Memberi efek gerak pada ekspresi pemain
 Menghadirkan garis wajah sesuai dengan tokoh.
 Menambah aspek dramatik.
Fungsi Make up akan berhasil baik kalau pemainnya mempunyai syarat-syarat
watak, tipe, dan keahlian yang dibutuhkan oleh peranan-peranan yang akan
dilakukannya.
c. Kegunaan Make up dalam seni teater, sebagai berikut:
 Merias tubuh manusia
 Mengatasi efek tata lampu yang kuat.
 Membuat wajah dan kepala sesuai dengan peranan yang dikehendaki.
d. Jenis – jenis Tata Rias
1. Make up Korektif/ Natural
Merupakan bentuk make up yang bersifat menyempurnakan (koreksi). Make
up ini menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah dan
menonjolkan hah-hal yang menarik dari wajah. Make up korektif ini disebut
pula make up cantik.
136
2. Make up Karakter
Adalah make up yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal
umur, watak, bangsa, sifat, dan ciri-ciri khusus yang melekat pada tokoh.
Make up karakter ini digunakan ketika karakter wajah pemeran tidak sesuai
dengan karakter tokoh. Contohnya, mengubah umur pemeran yang masih
muda menjadi lebih tua sesuai dengan tokoh.
3. Make up Fantasi
Disebut make up karakter khusus, karena menampilkan wujud rekaan dengan
mengubah wajah tidak realistik. Make up ini menggambarkan tokoh-tokoh
yang tidak nyata keberadaannya dan lahir berdasarkan daya khayal semata,
contohnya rias badut, horor dan binatang.
137
4. Make Up Etnik
Tata rias tradisional / Etnik Adalah suatu pola yang turun temurun dan selalu
dipertaruhkan keutuhannya. Tujuannya untuk kemegahan dan kewibawaan
dan usaha untuk mempercantik diri.
Contoh : rias wayang orang, rias manten (paes)
- Klasik : bersumber, kraton
- Kerakyatan : bersumbu kepada masyarakat biasa
5) Tata Busana
a. Pengertian Tata Busana
Tatabusana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai
untuk menggambarkan tokoh. Tata busana termasuk segala asesoris
sepertitopi, sepatu, syal, kalung, gelang, dan segala unsure yang melekat pada
pakaian. Tata busana dalam teater memiliki peranan pentinguntuk
menggambarkan tokoh. Tatabusana dapat dibuat berdasar budaya atau jaman
tertentu
b. FungsiTata Busana
Busana yang dipakaimanusia beraneka ragam bentuk dan fungsinya. Fungsi
busana dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan
kesopanan, dan memenuhi hasrat manusia akan keindahan. Busana dalam
teater memiliki fungsi yang lebih kompleks, yaitu.
• Mencitrakan keindahan penampilan
138
Tatabusana dalam teater berfungsi sebagai bentuk ekspresi untuk tampil lebih
indah dari penampilan sehari- hari. Pementasan teater adalah suatu tontonan
yang mengandung aspek keindahan. Busana pementesan teater dibuat secara
khusus dan dilengkapi dengan asesoris sesuai kebutuhan pemensan.
• Membedakan satu pemain dengan pemain yang lain
Pementasan teater menampilkan tokoh yang bermacam-macam karakter dan
latarbelakang sosialnya. Penonton membutuhkan suatu penampilan yang
berbeda-beda antara satutokoh dengan tokoh yang lain
• Menggambarkan karakter tokoh
Fungsi penting busana dalam teater adalah untuk menggambarkankarakter
tokoh (Gb.185). Perbedaan karakter dalam busanadapatditampilkan
melaluimodel,bentuk,warna,motif,dangaris yangdiciptakan. Melaluibusana,
penontonterbantudalam menangkap karakter yang berbeda dari setiap tokoh
• Memberikan efek gerak pemain
Busana juga berfungsi memberikan efek dramatik. Busana mendukung
dramatika sebuah adegan. Gerak pemainakan lebih ekspresif dan dramatik
dengan adanya busana
• Memberi Ruang Gerak pemain
Tata busana memiliki fungsi memberikan ruang gerak kepada pemain untuk
mengekspresikan karakternya. Busana diciptakan untuk memberikan ruang
gerak pemain sehingga segala bentuk gerak dapat diekspresikan secara
maksimal.
c. Teknik Perancangan Busana
 Bangun keterampilan dasar
 Bayangkan rancangan anda
 Gambar rancangan anda pada sketsa orang
 Menjahit
d. Fungsi Busana Teater Tradisional
> Untuk menghidupkan karakter aktor
139
> Untuk membedakan antara aktor satu dan aktor lain
> Sebagai alat bantu bagi pemain aktor
> Kostum member efek visual gerak dan menambah keindahan
e. Jenis –Jenis Busana
1) Busana Sehari-hari
Busana sehari-hari adalah busana yang dipakai dalam kehidupan keseharian
masyarakat. Busana sehari-hari dapat menunjukkan tingkat social
seseorangyang memakainya. Busana sehari-hari banyak dipakai dalam
pementasan teater realis
2) Busana Tradisional
Setiap masyarakat memiliki busana tradisional sesuai dengan kebudayaannya.
Busana tradisional mencerminkan karakteristik masyarakat yang
membedakan dengan kelompok masyarakat lain.
3) Busana Sejarah
Busana yang mencerminkan zaman tertentu dari suatu masa
(Gb.190).Dalampementasan teater, busana ini sering dipakai ketika
pertunjukan mengangkat lakon-lakon sejarah. Busana sejarah terikat dengan
masatertentu, sehingga piñata busana perlu mempelajari konvensibusanapada
masa dimana peristiwa dalam naskah terjadi
4) Busana Fantasi
Istilah busana fantasi adalah untuk mengidentifikasikan jenis-jenis busana
yang lahirdari imajinasi dan fantasi perancang
Busana jenis ini juga dimaksudkan untuk busana tokoh-tokoh yang tidak riil
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kerja Musik Director
Pementasan drama tidak hanya bergantung pada persoalan suara para
pemain saja. Untuk kepentingan menciptakan suasana tertentu, sehingga
imanjinasi penonton dapat berkembang secara maksimal diperlukan musik
pengiring. Pemain juga dapat terbantu dengan adanya musik pengiring ini.
140
Tata suara berfungsi memberikan efek suara yang diperlukan lakon,
seperti suara ketepak kaki kuda, tangis, bunyi tembakan, bunyi kereta api, mobil,
burung berkicau dan sebagainya. Untuk memberikan efek tertentu, musik sering
digabung dengan efek suara. Misalnya dalam memberi efek terkejut, panik,
tegang, sedih, gembira meluap-luap, perkelahian, musik berbaur dengan sound
effect sangat menghidupkan adegan.
Musik disamping harus sering digunakan bersama sound effect, juga
dengan komponen pentas yang lain.
Musik pengiring, di dalam kegunaan pementasan drama dapat disebut
dengan istilah ilustrasi musik. Peranan musik dalam pertunjukan drama sangatlah
penting. Musik dapat menjadi bagian lakon, tetapi yang terbanyak adalah sebagai
ilustrasi, baik sebagai pembuka seluruh lakon, pembuka adegan, memberi efek
pada lakon, maupun sebagai penutup lakon.Musik Ilustrasi adalah sebuah karya
musik untuk melengkapi serta menghidupkan suasana dari sebuah acara baik
siaran radio maupun televisi. Ketika video dan radio belum ada, musik ilustrasi
biasanya digunakan untuk mengiringi sebuah pertunjukan seperti drama, teater,
tablo, tarian, pergelaran muppet (wayang) dll. Musik iringan juga dapat berarti
ilustrasi, tetapi ilustrasi musik tidak selalu berupa iringan.
Dalam pembuatan ilustrasi hendaknya sesuai dengan karakter dan watak
dari acara yang diproduksi. Misalnya acara drama televisi maupun sinetron (
cinema electronic) kita harus tahu terlebih dahulu tema yang akan dibuat ilustrasi,
apakah itu tema cinta yang di dalamnya ada unsur romantik, melankolik, estetik,
dll. Atau tema kepahlawanan yang di dalamnya ada unsur patriotik, romantik,
heroik, polemik, estetik dll. Demikian juga dengan acara-acara komedian, ilustrasi
musiknya pun harus mengikuti cerita komedinya.
Pertunjukan teater baik tradisional maupun modern akan menggunakan
spectakle-spectskle musik. Musik dalam seni pertunjukan teater pada umumnya
menjadi bagian kedua atau hanya berfungsi sebagai elemen pendukung. Musik
tidak hanya digunakan sebagai ilustrasi tetapi juga sebagai pembangun suasana,
sebagai pengiring gerak , yang berjalan beriringan, saling mengisi dan saling
menguatkan.
141
Adapun musik dalam teater terdiri dari :
1. Musik pembuka
Merupakan musik di awal pertunjukan teater.
Fungsinya:
Untuk merangsang imajinasi para penonton dalam memberikan sedikit
gambaran mengenai pertunjukan teater yang akan di sajikan, atau bisa
juga untuk pengkondisian penonton.
2. Musik pengiring
Merupakan musik yang digunakan unruk mengiringi pertunjukan di
beberapa adegan pertunjukan teater atau perpindahan adegan/ setting.
Fungsinya:
Untuk memberikan sentuhan indah dan manis agar ritme permainan
seimbang dengan porsi permainan per adegan( tidak semua adengan di
beri musik hanya poin-poin adengan tertentu yang dirasa perlu karena
dapat merusak keseimbangan pertunjukan),seperti susana , lampu ,
setting , kostum, mimik ekspresi, serta property.
3. Musik suasana
Musik yang menghidupkan irama permainana serta suasana dalam
pertunjukan teater baik senang maupun gembira, sedih, tragis.
Fungsinya:
Untuk memberikan ruh permainan yang menarik, indah, dan terlihat
jelas antara klimaks dan anti klimaksnya.
4. Musik penutup
Musik terakir dalam dalam pementasan teater
Fungsinya:
Untuk memeberikan kesan dan kesan dari pertunjukan teater yang
disajikan baik yang bersifat baik , buruk, gembira, sedih, sebagai
pelajaran dan cermin moral penikmat seni teater.
Fungsi yang diharapkan dari tata musik dirumuskan sebagai berikut :
142
1. Memberikan ilustrasi yang memperindah. Karya drama merupakan
karya seni. Maka perlu ada penghiasnya. Hiasan pada awal dapat
memikat penonton, dan membawa ke arah perhatian pada pentas.
Hiasan pada akhir lakon sekaligus mempersilahkan penonton pulang.
2. Memberikan latar belakang. Latar belakang ini dapat berarti latar
belakang kebudayaan, latar belakang sosial, atau keagamaan. Dapat
juga latar belakang karakter.
3. Memberikan warna psikologis. Untuk menggambarkan warna
psikologis eran, musik sangatlah besar manfaatnya. Peran yang sedih,
kacau, terkejut gembira, semua dapat diberikan tekanan dengan musik
yang sesuai.
4. Memberi tekanan kepada nada dasar drama. Nada dasar drama harus
dipahami oleh penonton. Dengan musik yang sesuai yang dapat
mengungkap jiwa dari drama itu, penonton akan terhanyut ikut terlibat
dalam suasana batin yang pokok dari drama tersebut.
5. Membantu dalam penanjakan lakon, penonjolan, dan progresi.
Disamping itu juga membantu pemberian isi serta meningkatkan irama
permainan.
6. Memberi tekanan pada keadaan yang mendesak.
7. Memberikan selingan.
Pemanfaatan ilustrasi musik di dalam suatu pementasan drama dapat
dilakukan dengan cara yang beragam. Namun begitu, secara umum dapat dibagi
atas dua bagian, yaitu musik langsung dan musik rekaman.Yang dimaksud dengan
musik langsung yaitu musik yang dimainkan langsung pada saat pementasan.
Mungkin peralatan musik yang dipergunakan adalah alat-alat musik modern
(seperti organ, keyboard, dan lain-lain), tetapi bisa juga peralatan musik
tradisional (seperti suling bambu, gendang, gamelan, dan lain-lain) atau alat
musik apapun, bahkan peralatan apapun yang dapat dijadikan bunyi-bunyian
untuk mengiringi pementasan.Sedangkan musik rekaman, yaitu musik yang telah
direkam di atas pita kaset.Untuk kaset yang memiliki nomor putaran, kode itu
menggunakan nomor putaran itu. Pada naskah harus telah ada kode-kode tertentu.
143
Sebab itu, juru musik harus selalu membawa naskah dan senantiasa mengikuti
jalannya latihan. Seperti halnya penata lampu, juru musik ini sulit diganti secara
mendadak. Karena harus menguasai jalannya pentas, kapan harusbereaksi dan
kapan diam.
Pengaturan musik ini perlu dipersiapkan secara seksama. Seperti halnya
pengaturan lampu, maka dalam musik inipun dibutuhkan penyusunan plot. Juru
musik perlu mempelajari naskah, mencari musik yang cocok, merekam dalam pita
kaset secara urut kemudian diberi kode. Untuk kaset yang memiliki nomor
putaran, kode itu menggunakan nomor putaran itu. Pada naskah harus telah ada
kode-kode tertentu. Sebab itu, juru musik harus selalu membawa naskah dan
senantiasa mengikuti jalannya latihan. Seperti halnya penata lampu, juru musik ini
sulit diganti secara mendadak. Karena harus menguasai jalannya pentas, kapan
harus bereaksi dan kapan diam.
Syarat arranger musik / pemusik teater:
1. Minimal menguasai 1 atau 2 alat musik
2. Memiliki wawasan luas mengenai musik
3. Menguasai bebarapa aliran musik
4. Rajin dan tekun mendengarkan referensi musik
5. Terus mencoba melakukan experimen musik baik dalam bentuk intrumen,
lagu ataupun kolaborasi.
6. Mengusai teknis dalam penggunaan alat musik yang berhubungan langsung
dengan sound sistem.
Tahapan pemusik teater dalam proses teater:
1. Mempelajari naskah yang akan disajikan kemudian setelah mengetahui plot
dan alur ceritanya kemudian membuat arasemen musik / lagu ( di usahakan
tidak hanya satu karya,karna untuk cadangan).
2. Konsultasi dan berkomunikasi dengan sutradara jangan sampai terputus serta
intensitas dijaga dengan sutradara.
3. Presentasi musik pembuka,pengiring, suasana, dan penutup dengan sutradara
sesuai dengan keinginan sutradara.
144
4. Inten mengikuti latihan dengan tujuan agar dapat meraba irama permainan
yang akan menghasilkan nada dan ide di adengan tertentu dengan ritme
permainan yang seimbang dan penekanan nada yang kuat sesuai porsi adegan.
5. Komunikasi antar aktor/aktris dan semua yang terlibat didalam pementasan,
supaya nada yang di tuangkan d permainan sesuai dengan rasa penokohan
yang di lakoninya.
6. Melakukan latihan gabungan agar tercipta keseimbangan rasa antar semua
crew baik tim setting, tim lighting, aktor/aktris dan tim musik jadi kesatuan
panggung.
Tata sound dalam pementasan teater Penempatan tata sound dalam
pertunjukkan teater sangat penting karena faktor pendukung yang memberikan
efek bunyi dan suara. Pengaturan sound yang tepat dan seimbang sesuai dengan
besar kecilnya ruangan akan mempengaruhi kenyamanan audien untuk menikmati
pertunjukan dan dukungan kualitas sound yang standar ( di atas rata-rata baik in-
door maupun out-door).
e. Menyusun Organisasi Staf Produksi
Pada bagian ini menjadi salah satu tugas dari kreasi seni teater untuk
melalukan tahap pementasan. Dan sebagai langkah strategis yang harus dilakukan
oleh guru adalah membentuk sebuah tim atau organisasi staf produksi. Sukses
tidaknya suatu pementasan juga menjadi tanggungjawab kerja organisasi. Dengan
demikian dalam diperlukan membentuk tim untuk menjadi suksesor pertunjukan.
145
Bagan struktur organisasi tim produksi sumber :
https://anggarwulanm.blogspot.com/2016/07/pengelolaan-pentas-dan-organisasi.html
f. Kerja Produksi
Tim produksi bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola
pertunjukan. Bermula dari proses produksi hingga pertunjukan berlangsung.
Tugas dan tanggung jawab tim produksi di antaranya meliputi: pembuatan surat
pemberitahuan kepada pihak sekolah tentang pertunjukan teater yang akan
dilaksanakan di sekolah, pencarian dana, pembuatan publikasi pertunjukan,
membantu tim artistik untuk menyiapkan sarana dan prasarana, dan menyiapkan
acara pada saat pertunjukan berlangsung. Tim produksi dipimpin oleh seorang
pimpinan produksi yang dibantu oleh sekretaris, bendahara, bagian publikasi,
bagian dokumentasi, bagian transportasi, keamanan, serta seksiseksi kerja yang
lain. Tim produksi senantiasa saling bekerja sama dan bertoleransi sebagai bentuk
proses belajar. Juga perlu disadari untuk menjaga kerja sama dengan elemen-
146
elemen di luar teater, seperti pihak sekolah, pihak sponsor, masyarakat, pihak
keamanan, birokrat, dan sebagainya.
D. Evaluasi Pembelajaran Teater
Evaluasi bisa dilakukan saat proses produksi berlangsung dan juga saat
semuanya sudah selesai. Langkah ini adalah upaya manajemen untuk terbuka dan
transparansi dan yang utama adalah nantinya akan memberikan rekomendasi-
rekomendasi positif terhadap penyelenggaraan pertunjukan berikutnya. Semua hal
yang terkait dengan keproduksiaan harus tercatat dan terdokumentasikan dengan
baik. Tanpa kekuatan data dan pengarsipan yang handal maka manajemen
produksi pertunjukkan yang telah dilaksanakan tidak akan mampu menjadi modal
dalam menyelenggarakan pertunjukkan-pertunjukkan teater berikutnya.
Dalam hal ini guru mengambil peranan untuk melakukan evaluasi dengan
cara membuat diskusi setelah pementasan berlangsung, masing-masing siswa
diberikan waktu untuk menyampaikan kinerja dari setiap divisi keproduksian
maupun artistik dan lain sebagainya. Setelah itu baru giliran siswa lainya untuk
Pimpinan Produksi
Sekertaris
1. Publikasi
2. Dokumentasi
3. Transportasi
4. Keamanan
5. Tiketing
6. House manager
7. Stage manager
8. Sekertaris
9. Humas dll
Bendahara
147
memberikan evaluasi dan hasil evaluasi dicatat sebagai laporan akhir dari evaluasi
produksi teater.

More Related Content

What's hot

Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis KutipanKutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
tiharum
 
Pengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistikPengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistik
Winda nawangasari
 
Do'a upacara hut ke 69 ri
Do'a upacara hut ke 69 riDo'a upacara hut ke 69 ri
Do'a upacara hut ke 69 risamrin khan
 
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Sowanto Sanusi
 
Metode statistika
Metode statistikaMetode statistika
Metode statistikamus_lim
 
Membuat tabel distribusi frekuensi data statistik di microsoft excel
Membuat tabel distribusi frekuensi data statistik di microsoft excelMembuat tabel distribusi frekuensi data statistik di microsoft excel
Membuat tabel distribusi frekuensi data statistik di microsoft excel
Nursida Sidho
 
buku ustan.pdf
buku ustan.pdfbuku ustan.pdf
buku ustan.pdf
krisna921490
 
Statistika dasar penyajian data
Statistika dasar penyajian dataStatistika dasar penyajian data
Statistika dasar penyajian data
nurwa ningsih
 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
rizka_safa
 
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Ady Setiawan
 
Materi statistik2
Materi statistik2Materi statistik2
Materi statistik2
Jeblax Al-buchori
 
contoh ppt sidang skripsi.pptx
contoh ppt sidang skripsi.pptxcontoh ppt sidang skripsi.pptx
contoh ppt sidang skripsi.pptx
Mohammad Alfatih
 
Matematika akhlak
Matematika akhlakMatematika akhlak
Matematika akhlak
matematika11
 
Bab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulBab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulIbnu Khoiry
 
Cara membuat bandeng presto
Cara membuat bandeng prestoCara membuat bandeng presto
Cara membuat bandeng presto
MicroAid
 
Sistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ksSistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ks
HIMA KS FISIP UNPAD
 
MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
 MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
Afdan Rojabi
 
Kuesioner a (1)
Kuesioner a (1)Kuesioner a (1)
Kuesioner a (1)
verdalena
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Maulana Husada
 
ANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAH
ANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAHANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAH
ANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAH
DianNurhayati8
 

What's hot (20)

Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis KutipanKutipan dan Cara Menulis Kutipan
Kutipan dan Cara Menulis Kutipan
 
Pengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistikPengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistik
 
Do'a upacara hut ke 69 ri
Do'a upacara hut ke 69 riDo'a upacara hut ke 69 ri
Do'a upacara hut ke 69 ri
 
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
 
Metode statistika
Metode statistikaMetode statistika
Metode statistika
 
Membuat tabel distribusi frekuensi data statistik di microsoft excel
Membuat tabel distribusi frekuensi data statistik di microsoft excelMembuat tabel distribusi frekuensi data statistik di microsoft excel
Membuat tabel distribusi frekuensi data statistik di microsoft excel
 
buku ustan.pdf
buku ustan.pdfbuku ustan.pdf
buku ustan.pdf
 
Statistika dasar penyajian data
Statistika dasar penyajian dataStatistika dasar penyajian data
Statistika dasar penyajian data
 
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
Momen kemiringan dan_keruncingan(7)
 
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
 
Materi statistik2
Materi statistik2Materi statistik2
Materi statistik2
 
contoh ppt sidang skripsi.pptx
contoh ppt sidang skripsi.pptxcontoh ppt sidang skripsi.pptx
contoh ppt sidang skripsi.pptx
 
Matematika akhlak
Matematika akhlakMatematika akhlak
Matematika akhlak
 
Bab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulBab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judul
 
Cara membuat bandeng presto
Cara membuat bandeng prestoCara membuat bandeng presto
Cara membuat bandeng presto
 
Sistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ksSistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ks
 
MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
 MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
 
Kuesioner a (1)
Kuesioner a (1)Kuesioner a (1)
Kuesioner a (1)
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
 
ANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAH
ANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAHANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAH
ANOVA SATU ARAH DAN DUA ARAH
 

Similar to MODUL VI KEGIATAN BELAJAR 4: KREASI TEATER

MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
PPGhybrid3
 
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni TariMakalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
Vina Widya Putri
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 penilaian teater http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 penilaian teater http://yasirmaster.blogspot.comRpp Seni Budaya Kurikulum 2013 penilaian teater http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 penilaian teater http://yasirmaster.blogspot.com
yasirmaster web.id
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni teater http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni teater http://yasirmaster.blogspot.comRpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni teater http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni teater http://yasirmaster.blogspot.com
yasirmaster web.id
 
Bab 15 Kelas X Seni Budaya
Bab 15 Kelas X Seni BudayaBab 15 Kelas X Seni Budaya
Bab 15 Kelas X Seni Budaya
Bayu Ariantika Irsan
 
Bab 13 Kelas X Seni Budaya
Bab 13 Kelas X Seni BudayaBab 13 Kelas X Seni Budaya
Bab 13 Kelas X Seni Budaya
Bayu Ariantika Irsan
 
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUDTari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Sukardi Juniardi
 
RANGKUMAN MATERI.docx
RANGKUMAN MATERI.docxRANGKUMAN MATERI.docx
RANGKUMAN MATERI.docx
UmiHabibah22
 
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D Seni Tari
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D Seni TariCapaian Pembelajaran (CP) Fase D Seni Tari
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D Seni Tari
Modul Guruku
 
MODUL V SENI BUDAYA KB4: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI T...
MODUL V SENI BUDAYA KB4: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI T...MODUL V SENI BUDAYA KB4: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI T...
MODUL V SENI BUDAYA KB4: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI T...
PPGhybrid3
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
Tika Mazda
 
MODUL V SENI BUDAYA KB3: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI TARI
MODUL V SENI BUDAYA KB3: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI TARIMODUL V SENI BUDAYA KB3: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI TARI
MODUL V SENI BUDAYA KB3: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI TARI
PPGhybrid3
 
Makalah Kritik Seni X AK 1
Makalah Kritik Seni X AK 1Makalah Kritik Seni X AK 1
Makalah Kritik Seni X AK 1
Rachardy Andriyanto
 
PRATIKUM DRAMA KEL 4.docx
PRATIKUM DRAMA KEL 4.docxPRATIKUM DRAMA KEL 4.docx
PRATIKUM DRAMA KEL 4.docx
SalsaBilla50181
 
CP (Capaian Pembelajaran) Kelas 11 12 Seni Tari Fase F
CP (Capaian Pembelajaran) Kelas 11 12 Seni Tari Fase FCP (Capaian Pembelajaran) Kelas 11 12 Seni Tari Fase F
CP (Capaian Pembelajaran) Kelas 11 12 Seni Tari Fase F
Modul Guruku
 
Unsur Pendukung Tari Kreasi SMP Kelas IX semester Gasal
Unsur Pendukung Tari Kreasi  SMP Kelas IX semester GasalUnsur Pendukung Tari Kreasi  SMP Kelas IX semester Gasal
Unsur Pendukung Tari Kreasi SMP Kelas IX semester Gasal
elisatiti1
 
Pelaporan kesenian ori
Pelaporan kesenian oriPelaporan kesenian ori
Pelaporan kesenian ori
SK BATANG BENAR
 
ATP X Fix New SMA Banjarmasin kalimantan selatan.docx
ATP X Fix New SMA Banjarmasin kalimantan selatan.docxATP X Fix New SMA Banjarmasin kalimantan selatan.docx
ATP X Fix New SMA Banjarmasin kalimantan selatan.docx
MuhammadNorKholis
 
Bab 14 Kelas X Seni Budaya
Bab 14 Kelas X Seni BudayaBab 14 Kelas X Seni Budaya
Bab 14 Kelas X Seni Budaya
Bayu Ariantika Irsan
 
BAB 7_16.9 STD.pptx
BAB 7_16.9 STD.pptxBAB 7_16.9 STD.pptx
BAB 7_16.9 STD.pptx
zulfaaini5
 

Similar to MODUL VI KEGIATAN BELAJAR 4: KREASI TEATER (20)

MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
MODUL IV SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SENI DAN ESTETIKA SENI TE...
 
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni TariMakalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
Makalah Seni Budaya Pergelaran Tari dan Kritik Seni Tari
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 penilaian teater http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 penilaian teater http://yasirmaster.blogspot.comRpp Seni Budaya Kurikulum 2013 penilaian teater http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 penilaian teater http://yasirmaster.blogspot.com
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni teater http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni teater http://yasirmaster.blogspot.comRpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni teater http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni teater http://yasirmaster.blogspot.com
 
Bab 15 Kelas X Seni Budaya
Bab 15 Kelas X Seni BudayaBab 15 Kelas X Seni Budaya
Bab 15 Kelas X Seni Budaya
 
Bab 13 Kelas X Seni Budaya
Bab 13 Kelas X Seni BudayaBab 13 Kelas X Seni Budaya
Bab 13 Kelas X Seni Budaya
 
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUDTari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
Tari kreasi tugas mata kuliah PG-PAUD
 
RANGKUMAN MATERI.docx
RANGKUMAN MATERI.docxRANGKUMAN MATERI.docx
RANGKUMAN MATERI.docx
 
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D Seni Tari
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D Seni TariCapaian Pembelajaran (CP) Fase D Seni Tari
Capaian Pembelajaran (CP) Fase D Seni Tari
 
MODUL V SENI BUDAYA KB4: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI T...
MODUL V SENI BUDAYA KB4: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI T...MODUL V SENI BUDAYA KB4: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI T...
MODUL V SENI BUDAYA KB4: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI T...
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
MODUL V SENI BUDAYA KB3: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI TARI
MODUL V SENI BUDAYA KB3: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI TARIMODUL V SENI BUDAYA KB3: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI TARI
MODUL V SENI BUDAYA KB3: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPEMBELAJARAN APRESIASI TARI
 
Makalah Kritik Seni X AK 1
Makalah Kritik Seni X AK 1Makalah Kritik Seni X AK 1
Makalah Kritik Seni X AK 1
 
PRATIKUM DRAMA KEL 4.docx
PRATIKUM DRAMA KEL 4.docxPRATIKUM DRAMA KEL 4.docx
PRATIKUM DRAMA KEL 4.docx
 
CP (Capaian Pembelajaran) Kelas 11 12 Seni Tari Fase F
CP (Capaian Pembelajaran) Kelas 11 12 Seni Tari Fase FCP (Capaian Pembelajaran) Kelas 11 12 Seni Tari Fase F
CP (Capaian Pembelajaran) Kelas 11 12 Seni Tari Fase F
 
Unsur Pendukung Tari Kreasi SMP Kelas IX semester Gasal
Unsur Pendukung Tari Kreasi  SMP Kelas IX semester GasalUnsur Pendukung Tari Kreasi  SMP Kelas IX semester Gasal
Unsur Pendukung Tari Kreasi SMP Kelas IX semester Gasal
 
Pelaporan kesenian ori
Pelaporan kesenian oriPelaporan kesenian ori
Pelaporan kesenian ori
 
ATP X Fix New SMA Banjarmasin kalimantan selatan.docx
ATP X Fix New SMA Banjarmasin kalimantan selatan.docxATP X Fix New SMA Banjarmasin kalimantan selatan.docx
ATP X Fix New SMA Banjarmasin kalimantan selatan.docx
 
Bab 14 Kelas X Seni Budaya
Bab 14 Kelas X Seni BudayaBab 14 Kelas X Seni Budaya
Bab 14 Kelas X Seni Budaya
 
BAB 7_16.9 STD.pptx
BAB 7_16.9 STD.pptxBAB 7_16.9 STD.pptx
BAB 7_16.9 STD.pptx
 

More from PPGhybrid3

Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
PPGhybrid3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
PPGhybrid3
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
PPGhybrid3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
PPGhybrid3
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
PPGhybrid3
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4
PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3
PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1
PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2
PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4
PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3
PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2
PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1
PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4
PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3
PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2
PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1
PPGhybrid3
 
AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4
PPGhybrid3
 
AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3
PPGhybrid3
 

More from PPGhybrid3 (20)

Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2
 
AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4
 
AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3
 
AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2
 
AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1
 
AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4
 
AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3
 
AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1
 
AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4
 
AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3
 

Recently uploaded

PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptxPPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
riopriangga
 
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
sonymoita41
 
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdfPedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
sigitpurwanto62
 
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
renaldifebriansyahed
 
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya CodWA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
ajongshopp
 
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari IniWen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D
 
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhdddddddddddddddPresentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
enzianamaharani
 

Recently uploaded (7)

PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptxPPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
 
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
 
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdfPedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
 
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
 
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya CodWA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
 
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari IniWen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
 
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhdddddddddddddddPresentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
 

MODUL VI KEGIATAN BELAJAR 4: KREASI TEATER

  • 1. 115 Kegiatan Belajar (KB) PEMBELAJARAN KREASI TEATER A. PENDAHULUAN 1. Deskripsi Singkat Proses penciptaan karya teater atau lebih dikenal dengan proses pergelaran teater, melibatkan banyak unsur yang terkait, hal ini sesuai dengan karakteristik seni teater sebagai seni kolektif, kolaboratif. Diantaranya , aktor, sutradara dan para penata, baik rias, busana, setting panggung maupun properti. Berikut akan dianalisis peranan aktor, Penyutradara dan setting panggung , properti, penataan rias, busana,maupun ilustrasi musik dalam sebuah pergelaran teater. Seni drama atau teater merupakan seni yang mempunyai keunikan tersendiri dibanding seni yang lainnya. Keunikannya antara lain adalah sifat kolektifitas. Kolektifitas mengandung pengertian bahwa seni teater dalam perwujudannya tidak bisa berdiri sendiri tetapi harus melibatkan unsur-unsur seni yang lain seperti seni musik, seni gerak atau tari, seni rupa, seni media dan lain- lain. Juga sifat kolektifitas ini mengandung konsekuensi keterlibatan banyak orang. Memerlukan kerjasama berbagai fihak. Pertumbuhan seni teater dalam kehidupan masyarakat Indonesia tidak terlepas dari perkembangan kehidupan kesenian dan kebudayaan pada umumnya. Lahirnya seni tradisi ini ditentukan oleh ruang lingkup kehidupan masyarakat pendukungnya. Berdasarkan lingkup budaya yang sangat beragam itu, teater memiliki jenis yang sangat beragam. Teater tradisional, istilah lain dikenal dengan teater lokal, atau teater nusantara masih hidup dan berkembang dikalangan masyarakat pendukungnya diwilayah Indonesia. Kehadirannya masih sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik sebagai ritual dan pelengkap upacara budaya maupun sebagai hiburan. Teater modern indonesia, tumbuh dan berkembang dikalangan masyarakat terpelajar sepert sekolah-sekolah dan kampus, juga berkembang dikalangan
  • 2. 116 masyarakat kota yang notabene sudah terlepas dari budaya asal mereka, sehingga membentuk budaya baru yaitu budaya masyarakat kota. 1. Relevansi Modul belajar ini dapat digunakan sebagai pedoman dasar dalam memahami, menjelaskan dan melaksanakan suatu proses teater. Pemahaman terhadap suatu proses teater merupakan hal yang mutlak harus dikuasai oleh seorang pendidik yang profesional dalam mapel seni budaya lebih khusus pendidik mapel seni Teater atau drama. 2. Petunjuk belajar Untuk mempermudahanda dalam belajar, mohon perhatikan hal-hal berikut ini : Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan pada modul ini, agar Anda benar-benar memahami keterkaitan materi yang dibahas pada setiap bagiannya, dan kemudian dapat menyimpulkan secara garis besar, inti materi, tujuan pembelajaran, sehingga mengetahui kemampuan yang diharapkan dalam modul ini. Selanjutkan pelajarilah bagian demi bagian dari modul ini, temukan kata- kata kunci dan berilah tanda agar memudahkan Anda dalam mempelajarinya. Jika masih belum paham, baca dan pelajari sekali lagi agar Anda lebih mengerti.Selesaikan dengan tuntas latihan dan tes formatif yang telah tersedia dalam setiap kegiatan belajar. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipelajari, dan usahakan tidak melihat kunci jawaban. Jika masih kurang paham, manfaatkan pertemuan dengan tutor serta teman sejawat untuk mendiskusikan dan mempraktikkannya.
  • 3. 117 4. Peta Kompetensi B. INTI 1. Capaian Pembelajaran Menjelaskan tentang penyutradaraan, pemeranan, pentaan rias, kostum, musik dan properti 2. Sub Capaian Pembelajaran Melakukan proses pementasan teater tradisonal dan modern 3. Uraian Materi a. Pembelajaran Teater di sekolah Mata pelajaran Seni Budaya merupakan aktivitas belajar yang menampilkan sikap apresiatif dan kreatif menghasilkan karya seni, artistik, dan inovatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa. Pembelajaran seni di tingkat pendidikan dasar dan menengah bertujuan mengembangkan pengalaman estetik, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian, maupun tujuan-tujuan psikologis-edukatif untuk pengembangan kepribadian peserta didik secara positif. Pendidikan Seni Budaya di sekolah tidak dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi pelaku seni atau seniman Pembelajaran Kreasi Seni Teater Berkarya Seni Teater tradisional dan moredn Penciptaan Seni Teater Penyusunan rancangan dan pelaksanaan Pementasan Evaluasi pembelajaran Kreasi Seni Teater
  • 4. 118 namun lebih menitikberatkan pada sikap dan perilaku apresiatif, kreatif, etis dan estetis. Pendidikan Seni Budaya secara konseptual bersifat (1) multilingual, yakni pengembangan kemampuan peserta didik mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media, dengan pemanfaatan bahasa rupa, bahasa kata, bahasa bunyi, bahasa gerak, bahasa peran, dan kemungkinan berbagai perpaduan di antaranya. Kemampuan mengekspresikan diri memerlukan pemahaman tentang konsep seni, pengetahuan seni, proses kreasi seni, dan penyajian karya. Pendidikan seni bersifat (2) multidimensional, yakni pengembangan beragam kompetensi peserta didik tentang konsep seni, termasuk pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, dan etika. Pendidikan seni bersifat (3) multikultural, yakni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan peserta didik mengapresiasi beragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan peserta didik hidup secara beradab dan toleran terhadap perbedaan nilai dalam kehidupan masyarakat yang pluralistik. Sikap ini diperlukan untuk membentuk kesadaran peserta didik akan beragamnya nilai budaya yang hidup di tengah masyarakat. Pendidikan seni berperan mengembangkan (4) multikecerdasan, yakni peran seni membentuk pribadi yang harmonis sesuai dengan perkembangan psikologis peserta didik, termasuk kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual-spasial, verbal-linguistik, musikal, matematik-logik, jasmani-kinestetis, dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran, guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan pokok bahasan pembelajaran materi seni teater. Setiap pokok bahasan atau materi pembelajaran teater memerlukan strategi sesuai dengan karakteristiknya. Strategi pembelajaran berbasis proyek, yaitu proyek membuat suatu pementasan diakhir semester. Projek base learning sangat tepat dan cocok digunakan dalam pembelajaran mengenai kreasi seni teater ini. Jika strategi pembelajaran telah ditetapkan maka langkah selanjutnya menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dapat dapat mengikuti pola di bawah ini.
  • 5. 119 1) Kegiatan Awal a) Guru bersama dengan siswa melakukan apersepsi terhadap materi yang akan diajarkan pada setiap pertemuan dengan mengamati objek materi pembelajaran b) Guru dapat memberikan apersepsi dengan media dan sumber belajar lain yang berbeda dengan yang disajikan pada buku siswa. c) Apersepsi yang dilakukan haruslah meningkatkan minat dan motivasi internal pada diri siswa 2) Kegiatan inti Guru dapat melakukan aktivitas pada kegiatan ini dengan mengacu pada kegiatan yang bersifat operasional. Dengan menggunakan metode yang tepat guru dapat mengolah kegiatan kreasi seni ini menjadi kegiatan yang menarik. Di bawah ini adalah beberapa contoh aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dengan menyesuaikan pada materi pembelajaran tentang kreasi seni teater yang akan di ajarkan. Aktivitas pembelajaran itu antara lain;Guru dapat melakukan aktivitas pada kegiatan ini dengan mengacu pada kegiatan yang bersifat operasional. Di bawah ini adalah beberapa contoh aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dengan menyesuaikan pada materi pembelajaran yang akan di ajarkan. Aktivitas pembelajaran itu antara lain; a) Mengamati melalui media dan sumber belajar baik berupa visual, maupun audio-visual tentang ementasan teater. b) Menanya melalui diskusi tentang pementasan teater c) Mengeksplorasi kebutuhan pementasan teater. d) Mengasosiasi pementasan teater. e) Mengkomunikasi hasil pementasan teater. 3) Kegiatan penutup Guru dapat melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi pembelajaran, dan
  • 6. 120 kemampuan psikomotorik atau keahlian dalam praktek membuat karya pementasan teater. b. Berkarya Teater Penyutradaraan Berbicara tentang penciptaan sebuah pergelaran teater, orang yang paling sibuk dan bertanggung jawab adalah seorang sutradara. Berikut ini akan dibahas mengenai peran dan tugas seorang sutradara. Penyutradaraan merupakan aspek penting dalam pertunjukan teater, penyutradaraan akan menjadi aspek penentu estetika sebuah pertunjukan. Naskah machbeth yang ditampilkan oleh teater kecil dengan sutradara Arifin C Noer, akan berbeda dengan pertunjukan yang ditampilkan oleh Bengkel Teater yang disutradarai oleh WS Rendra, meskipun pertunjukan itu bersumber dari naskah yang sama yaitu karya Shakespeare, tetapi dalam pemanggungan, baik pola,gaya dan kekuatan artistiknya akan berbeda. Hal ini ditentukan oleh peranan sutradara. Sutradara memberi warna dan bentuk yang khas dalam sebuah pertunjukan teater. Ideologi, wawasan, idealisme dan citarasa artistik dari sutradara akan menghiasi setiap ornamen pertujukan. Pemilihan naskah, penentuan pemain,konsep dan tempat pertunjukan , masalah keproduksian semuanya akan menjadi wewenang dan tanggung jawab sutradara, terutama di Indonesia. Begitu besarnya peranan sutradara dalam panggung teater,sehingga sebuah kelompok teater identik dengan nama sutradaranya lengkap dengan kualitas dan jaminan mutunya, misalnya Teater koma dengan N. Riantiarno, teater Mandiri dengan Putu Wijaya, Teater Populer dengan Teguh karya,STB dengan Suyatna Anirun, Teater Kecil dengan Arifin C noor.Peran dominan sutradara ini selain punya kekuatan tersendiri juga membawa efek yang kurang baik bagi perkembangan kelompok teater ini sendiri ketika kehadiran tokoh-tokoh sutradara sudah tidak berada dalam percaturan teater misalnya meninggal, otomatis kelompoknya akan kehilangan famor dan popularitas.
  • 7. 121 Gambar: Foto WS Rendra dan N. Riantiarno, adalah dua diantara sutradara terkemuka teater Modern Indonesia. (Sumber :garudamagazine.com) 1) Pengertian Sutradara Penyutradaraan berhubungan dengan kerja sejak perencanaan pementasan, sampai pementasan berakhir. Dalam drama tradisional dan wayang, sutradara disebut dalang, peranan sutradara dalam teater tradisional tidak sepenting dan sebesar peranan sutradara dalam teater modern. Seluruh pementasan drama modern adalah tanggung jawab sutradara.Sutradara adalah pekerja teater yang bertugas mengkoordinasikan segala anasir teater dengan paham, kecakapan serta daya imajinasi yang intelegen guna menghasilkan petunjukan yang berhasil. Sutradara berhubungan dengan produser(yang membiayai pementasan),Manajer (pemimpin tata laksana) dan stage manager (yang mengatur panggung dan seluruh perlengkapannya). 2) Tugas Sutradara a. Merencanakan Produksi Dalam merencanakan produksi , sutradara sebagai seniman diharapkan mampu menghayati naskah darama dengan kecakapan dan imajinasinya . sutradara harus mampu menangkap pesan dan tema naskah tersebut, nada dan suasana drama secara menyeluruh juga harus difahami. Misteri yang tersembunyi dibalik naskah juga harus dihayati dengan baik persiapan untuk
  • 8. 122 tehnik pementasan tidak kalah pentingnya untuk itu seorang sutradara harus melakukan riset tentang tata pakaian, hiasan rumah, bentuk rumah, gaya berjalan , gaya bicara juga latar belakang pentas. Juga yang harus diperhatikan dengan seksama oleh seorang sutradara adalah mempersiapkan calon aktor. Casting harus disesuaikan dengan karakter, fisik, psikologis dan sosiologis juga kecerdasan , latihan dan faktor kepribadian aktor. b. Memimpin Latihan Dalam merencanakan latihan ini, sutradara dapat dipandang sebagai guru. Periode latihan ini dapat dibagi empat periode besar yaitu ; a. Latihan pembacaan teks drama b. Latihan blocking (pengelompokan) c. Latihan action atau latihan kerja teater d. Pengulangan dan pelancaran terhadap semua yang telah dilatih c. Pemeranan atau akting Kekuatan utama yang menjadi daya tarik sebuah pertunjukan teater adalah akting atau tingkah laku para pemain dalam memerankan tokoh yang sesuai dengan tuntutan karakter dalam naskah. Kekuatan inilah yang akan menjadi magnett , bagus , menarik ,indah, punya kekuatan atau tidak berkarakter, tidak menarik bahkan membosankan akan menentukan penonton bertahan tidaknya ditempat duduknya. Virtuositas adalah kekuatan atau daya tarik seniman yang dilahirkan dari keterampilan,kecerdasan serta pendalaman sepenuh hati dan jiwa pada karya yang ditampilkan, sehingga menimbulkan rasa empaty dan simpatibagi yang melihatnya.Untuk tampil bagus dan menarik dipanggung teater,seorang aktor harus menguasai berbagai tehnik dan keterampilan seni peran. Seperti dikatakan oleh stanislavsky, seorang aktor harus menguasai olah tubuh ,vocal, dan harus mempunyai daya konsentrasi, imajinasi, fantasi, observasi serta mempunyai kecerdasan, wawasan, pengetahuan yang luas tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Sehingga ketika siaktor membawakan peran tokoh dalam sebuah pementasan akan tampil dengan kedalaman karakter yang indah, menarik dan penuh penghayatan yang sesuai dengan tuntutan naskah pertunjukan.
  • 9. 123 Pemahamam mengenai karakter ini adalah penggambaran sosok tokoh peran dalam tiga dimensi yaitu keadaan fisik, psikis dan sosial. Keadaan fisik meliputi; umur, jenis kelamin,ciri-ciri tubuh, cacat jasmaniah,ciri khas yang menonjol,suku bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus gemuk, suka senyum, cemberut dan sebagainya.Keadaan psikis meliputi; watak,kegemaran,mentalitas,standar moral,temperamen,ambisi, kompleks psikologis yang dialami,keadaan emosi dan sebagainya.Keadaan sosiologis meliputi; jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi dan sebagainya, keadaan sosiologis seseorang akan berpengaruh terhadap prilaku seseorang, profesi tertentu akan menuntut tingkah laku tertentu pula. Pencapaian seorang aktor dalam mewujudkan sosok peran sesuai karakter ini juga ditentukan oleh pengalaman dan kepekaannya dalam menghayati kehidupan serta pengalaman tampil dalam berbagai pementasan. WS. Rendra menyebutkan bahwa dalam pementasan ada empat sumber gaya yaitu aktor atau bintang, sutradara, lingkungan dan penulis. Aktor atau bintang menjadi sumber gaya artinya kesuksesan pementasan ditentukan oleh pemain-pemain kuat yang mengandalkan kecantikan, kemasyuran , ketampanan atau kecantikan atau daya tarik sensualnya. Pemain bintang akan menjadi pujaan penonton dan akan menyebabkan pementasan berhasil . jika yang dijadikan sumber gaya adalah aktor dan bukan bintang maka kecakapan berperan diandalkan untuk memikat penonton . aktor harus menhayati setiap situasi yang diperankan dan mampu secra sempurna menyelami jiwa tokoh yang dibawakan serta menghidupkan jiwa tokoh sebagai jiwa sendiri. Ajaran akting menurut Boleslavsky dalam buku Enam Pelajaran Pertama Bagi Calon Aktor : 1. Pelajaran pertama : Konsentrasi Pemusatan pikiran merupakan latihan yang penting dalam acting, konsentrasi bertujuan aagar aktor dapat mengubah diri menjadi orang lain , yaitu peran yang dibawakan . juga berarti aktor mengalami dunia yang lain dengan memusatkan segenap cita, rasa dan karsanya pada dunia lain itu. Jadi tidak boleh perhatiannya goyah pada dirinya sendiri dan pada penonton. Meskipun lakon
  • 10. 124 berjalan, konsentrasi aktor tidak boleh mengendor, juga jika saat itu tidak kebagian dialog atau gerakan .kesiapan batin untuk mengikuti jalannya cerita sampai berakhir, memerlukan konsentrasi.latihan konsentrasi dapat dilakukan melalui fisik (seperti yoga), latihan intelek atau kebudayaan(misalnya menghayati musik, puisi,seni lukis) dan latihan sukma (melatihan kepekaan sukma menanggapi segala macam situasi). 2. Pelajaran kedua : Ingatan Emosi. The transfer of emotion merupakan cara efektif untuk menghayati suasana emosi peran secra hidup wajar dan nyata. Jika pelaku harus bersedih , dengan suatu kadar kesedihan tertentu dan menghadirkan emosi yang serupa, maka kadar kesedihan itu takatannya tidak akan berlebihan, sehingga tidak terjadi over acting. Banyak peristiwa yang menggoncangkan emosi secara keras dan hanya aktor yang pernah mengalami goncangan serupa dapat menampilkan emosi serupa kepada penonton dengan takaran yang tidak berlebihan. 3. Pelajaran ketiga : Laku Dramatik Aktor harus selalu mengingat apa tema pokok dari lakon itu dab dari perannya, untuk menuju garis dan titik sasaran yang tepat dengan begitu ia dapat melatih berlaku dramatik Artinya bertingkah laku dan berbicara bukan sebagai dirinya sendiri, tetapi sebagai pemeran , untuk itu memang diperlukan penghayatan terhadap tokoh itu secara mendalam sehingga dapat diadakan adaftasi 4. Pelajaran keempat :Pembangunan watak Setelah menyedari peranya dan titik sasaran untuk peranannya itu aktor harus membangun wataknya sehingga sesuai dengan tuntutan lakon. Pembangunan watak itu didahului dengan menelaah struktur fisik, kemudian mengidentifikasiannya dan menghidupkan watak itu seperti halnya wataknya sendiri. Dalam proses terakhir itu diri aktor telah luluh dalam watak peran yang dibawakannya, tau sebaliknya watak peran itu telah merasuk kedalam diri sang aktor.
  • 11. 125 5. Pelajaran Kelima : Observasi Jika ingatan emosi, laku dramatik dan pembangunan watak sulit dilakukan secara personal, maka perlu diadakan observasi untuk tokoh yang sama dengan peran yang dibawakan. Untuk memerankan tokoh pengemis dengan baik, perlu mengadakan observasi terhadap pengemisdengan ciri fisik, psikis dan sosial yang sesuai . 6. Pelajaran Keenam: Irama Semua kesenian membutuhkan Irama, acting seorang aktor juga harus diatur iramanya, agar titik sasaran dapat dicapai , agar alur dramatic dapat mencapai puncak dan penyelesaian. Irama juga memberikan variasi adegan, sehingga tidak membosankan. Irama permainan ditentukan oleh konflik yang terjadi dalam setiap adegan. Berikut ini akan dijelaskan proses penciptaan karya teater dengan menggunakan konsep garapan gaya Suyatna Anirun, konsep garapan gaya Suyatna Anirun berisi tahapan-tahapan yang dalam penggarapannya sistematis dan menekankan pada kolektifas membangun Team work, Working Togerher. d. Penciptaan Karya Teater Tahapan Penciptaan Teater Meliputi: Sutradara Musik Director Art Director Kordinasi dengan pemusik untuk menentukan karya musik iringan pertunjukan 1. Setting 2. Properti 3. Lighting 4. Make up 5. Kostum Menderek 1. Interpretasi naskah 2. Aktor 3. Pengadeganan 4. Bloking
  • 12. 126 1. Kerja Sutradara a) TAHAP MENCARI-MENCARI o Pada tahap ini semua unsur pendukung memberikan pemikiran, yang diawali oleh penggarap membuat sebuah fondasi dari bangunan lakon yang dibawakan, kegiatannya meliputi : latihan fisik dan keterampilan bagi seluruh pemain dengan menggali seluruh potensinya dalam hal konsentrasi, ingatan emosi, laku dramatik, pembangunan watak, observasi dan pada puncaknya seluruhnya menyatu dalam irama. o Seluruh pemeran beserta staf produksi berusaha menghidupkan naskah lakon kedalam kenyataan teater. Latihan-latihan persiapan ini harus menggabungkan seluruh kekuatan dari mulai naskah, sutradara, aktor, staf produksi dan unsur pendukung seperti para penata (musik, artistik, gerak dll) b) TAHAP MEMBERI ISI o Tahapan ini dimaksudkan untuk memberi bobot sesuai dengan takaran yang hendak dicapai atau seharusnya kepada seluruh aspek pemeranan yang akan dibawakan. Materi penampilan bagi seorang pemeran terdiri dari : 1. Penampilan fisik 2. Penampilan emosi dan intelektual 3. Dialog dan kata-kata yang di ucapkan sesuai naskah. 4. Gerakan tubuh yang diisyaratkan oleh naskah atau sutradara ataupun penemuan pemain sendiri 5. Ruang tempat pertunjukan ditampilkan Untuk mencapai suasana dan karakter penampilan, sesuai dengan kebutuhan pengembangan dramatik lakon, materi penampilan para pemain perlu dilatih dan diarahkan melalui berbagai cara antara lain : tehnik penekanan dan penonjolan. Permainan yang lengkap dan lancar disertai keterampilan yang seimbang, menjadi acuan tahapan ini c) TAHAP PENGEMBANGAN
  • 13. 127 o Sebuah karya seni adalah suatu ciptaan yang memenuhi kaidah-kaidah idiil maupun teknik dalam perwujudannya. Cakupannya tidak hanya kesempurnaan ragawi, tapi juga mengandung kekuatan rohani yang mengembang dari dalam. Seakan-akan menembus jasad kasar kedalam kekuatan misteri yang tak terjelaskan. Latihannya ; - Setelah casting ditentukan, dikembangkan usaha pemahaman dan penghayatan yang lebih terarah, sesuai dengan peran masing-masing. Setiap pemeran memerlukan usaha keras dalam mendekati peranya, mulai mengadakan observasi terhadap lingkungan dan diri sendiri. - Penetapan blocking, penanaman kesadaran meruang apa-apa yang semuala berbentuk verbal (sastrawi), secara bertahap dihidupkan melalui gerakdengan kebutuhan suasana. Pada tahap ini para pemain berusaha mengulang-ulang apa-apa yang telah dicapainya pada latihan sebelumnya, sehingga takaran emosi, sikap/gesture,gerakan-gerakan dan pengucapan dialog yang semula hanya berupa konsep, lambat laun menjadi milik dan kebiasaan. d) TAHAP PEMANTAPAN Segala sesuatu yang telah kita hapal, kita kuasai dan kita miliki secara motorik, perlu kita ulang-ulang secara terus menerus, hingga mencapai bagian yang mantap dalam diri kita. Sewaktu-waktu bisa kita lontarkan bagaikan gerak refleks. Dalam kondisi fisik dibawah standar sekalipun peran yang telah menjadi bagian dari pribadi kita itu, dapat ditampilkan secara konstan, tidak kedodoran. e) TAHAP PEMENTASAN Pementasan teater adalah persinggahan besar yang akan menguji sejauhmana ketangguhan, disiplin dan kerja keras seluruh team. Sejauh mana team work telah dilakukan. 2. Kerja Art Director
  • 14. 128 Fungsi Tata Panggung Dalam perancangan tata panggung selain mempertimbangkan jenis panggung yang akan digunakan ada beberapa elemen komposisi yang perlu diperhatikan. Sebelum menjelaskan semua itu, fungsi tata panggung perlu dibahas terlebih dahulu. Selain merencanakan gambar dekor, piñata panggung juga bertanggung jawab terhadap segala perabot yang digunakan. Karena keseluruhan objek yang ada diatas panggung dan digunakan oleh aktor membentuk satu lukisan secara menyeluruh. Perabot dan piranti sangat penting dalam mencipta lukisan panggung, terutama pada panggung arena dimana lukisan dekor atau bentuk bangunan vertical tertutup seperti dinding atau kamar (karenaakan menghalangi pandangan sebagian penonton) tidak memungkinkan diletakkan di atas panggung. Tata perabot kemudian menjadi unsur pokok pada tata panggung arena. Unsur-unsur ini ditata sedemikian rupa sehingga bisa memberikan gambaran lengkap yang berfungsi untuk menjelaskan suasana dan semangat lakon, periode sejarah lakon, lokasi kejadian, status karakter peran, dan musim dalam tahun dimana lakon dilangsungkan. a. Suasana dan Semangat Lakon Tata panggung dapat member gambaran kepada penonton, suasana dan semangat lakon yang dimainkan. Suasana mengarah pada keadaan emosi yang ditampilkan oleh lakon secara dominan, sedangkan semangat mengarah pada konsep dasar pementasan yang menyampaikan pesan lakon dalam carater tentu. Agar desain tata panggung dapat memperlihatkan kedua hal ini, piñata panggung harus mampu menambahkan elemen pendukung yang mampu memberikan kesan suasana dan semangat lakon yang ditampilkan. Jika cerita lakon berkisah tentang cinta kasih atau kebahagiaan maka tatap anggung harus menggunakan elemen-elemen yang lembut, bentuk-bentuk benda yang memililki sudut melingkar. Warna menggunakan warna pastel untuk menampakkan keceriaan suasana. Jika lakon yang dimainkan menekankan suasana tragedi maka garis yang ditampilkan harus jelas, sudut-sudut yang tegas dan penggunaan warna gelap akan mengekspresikan suasana yang lebih dalam
  • 15. 129 dan berat. Pemilihan bentuk, warna, dan komposisi objek diatas panggung sangat menentukan suasana dan semangat lakon. Jika tata panggung salah dalam memilih dan menata perabot, makalaku lakon yang dimainkan oleh para aktor akan terasa berat. Misalnya, tata panggung yang cerah seperti gambar di atas digunakan untuk lakon misterius. Ketepatan menata perabot sesuai dengan suasana dan semangat lakon akan membantu mempertegas makna lakon yang hendak disampaikan. b. Periode Sejarah Lakon Tata panggung juga dapat memberikan gambaran periode sejarah lakon yang sedang dimainkan. Penata panggung perlu mempelajari atau mengadakan penelitian sejarah berdasar lakon yang akan dimainkan. Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran selengkapnya tentang bentuk arsitektur, perabot rumah tangga, peralatan, dan segala keperluan yang dibutuhkan lakon untuk ditampilkan diatas pentas. Penelitian ini sangat penting karena gaya bangunan, furnitur, dan tata peletakannya sangat berbeda dari zaman kezaman. Meskipun penelitian sejarah sangat penting tetapi penata panggung tidak bisa meniru secara total setiap detil gaya arsitektur satu zaman tertentu. Peniruan total menandakan tidak adanya kreatifitas artsitik. Yang perlu ditangkap dan dipelajari adalah motif secara umum dan ciri-ciri khusus yang digunakan pada zaman itu. Melalui proses kreatif, cirri dan motif ini diwujudkan dalam bentuk baru yang dapat memberikan gambaran periode sejarah lakon kepada penonton. Tata panggung berbeda dengan reproduksi. Tata panggung adalah kreasi artistic yang mencerminkan esensi sebuah periode sejarah tertentu beserta lingkungannya untuk mempertegas suasana dan semangat lakon yang ditampilkan.  Lokasi Kejadian Letak geografi sangat mempengaruhi desain sebuah bangunan danp erkakas yang melengkapinya. Bentuk bangunan dan perkakas rumah tangga sangatlah berbeda antara daerah tandus dan daerah subur. Hal ini pulalah yang menjadikan bentuk bangunan setiap suku bangsa berbeda. Dengan memanfaatkan
  • 16. 130 ciri-ciri tradisi atau local tertentu dalam mendirikan sebuah bangunan penata panggung dapat memberikan gambaran lokasi kejadian peristiwa lakon kepada penonton. Bahkan dalam satu daerah bentuk bangunan area tertentu berbeda dengan arealain. Misalnya dalam masa sekarang ini, bangunan perumahan berbeda dengan bangunan rumah penduduk kampung meskipun mereka tinggal dalam satu wilayah. Dengan mencermati setiap sisi bangunan mulai dari bentuk, bahan sampai penataan interior, penata panggung akan mendapatkan gambaran komplit untuk diwujudkan di atas panggung. Lokasi kejadian tidak hanya sekedar tempat kejadian secara umum tetapi juga ditempat-tempat khusus dalam satu ruang atau bangunan. Misalnya, sebuah bentuk bangunan yang ditampilkan member gambaran lokasi kejadian persitiwa terjadi disebuah gedung tua disalah satu kota pada masa tertentu. Lokasi ini tidak hanya berhenti di sini. Mungkin saja salah satu peristiwa terjadi diruang dapur gedung tersebut. Peristiwa lain terjadi diruang tamu. Dengan demikian tata letak perabot serta perkakas yang digunakan harus ditata sedemikian rupa untuk member kejelasan lokasi kejadian peristiwa.  Status dan Karakter Peran Tata panggung dapat pula memberikan gambaran status dan karakter peran dalam lakon. Penata panggung biasanya menggunakan perabot dan atau piranti tangan untuk menunjukkan hal ini. Sebuah karakter yang memiliki status social tinggi ditampilkan sebagai sosok yang mengenakan kacamata, mengisap pipa,berjalan memakaitongkat dan tinggal dirumah yang mewah. Sementara peran yang bestatus sosial rendah menempati rumah sederhana dengan perabot sederhana. Gambaran status inipun dapat memberikan indikasi karakter peran. Misalnya, sosok yang berstatus social tinggi itu jika karakternya baik maka ia akan ditampilkan sebagai pribadi terpelajar, bijaksana, dan berwawasan keadilan. Tetapi jika ia memiliki karkater jahat maka ia akan tampil cerdik, penuh kelicikan, dan tetap menggunakan bahasa yang halus seolah-olah ia orang baik.
  • 17. 131 Jika sosok berstatus rendah digambarkan sebagai orang baik maka ia nampak jujur, lugu, dan mudah ditipu tetapi tetapsabar. Jika memiliki karakter jahat maka ia akan berbicara kasar, suka memaki atau memukul, melakukan kejahatan secaraterbuka. Dari gambaran status yang diperlihatkan dapat di identifikasi gambaran karakter peran yang dimainkan oleh aktor. Perbedaan status seperti yang disebutkan di atas memberikan konsekuensi perbedaan gaya karakter. Meskipun sama-sama berkarakter jahat tetapi gaya yang ditampilkan antara peran berstatus tinggi berbeda dengan yang berstatus rendah. Memang untuk menampilkan karakter secarautuh diperlukan unsure artistic lain seperti tata rias danbusana, tetapi tata panggung atau set dekorasi yang dihadirkan dapat memberikan identifikasi umum karkater peran yang ada didalamnya.  Musim Suasana dalam satu musim berbeda dengan musim lain. Suasana rumah petanipada musim tanam dan musim panen sangatlah berbeda. Suasana musim hujan di satu daerah dan musim kemarau sangatlah berbeda. Tata panggung dapat memberikan gambaran jelas mengenai musim yang sedang dilalui dalam lakon. Penggunaan warna, perabot sehari-hari serta piranti lain dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui musim yang sedang berjalan. Petani yang digambarkan membawa cangkul atau peralatan menanam dengan latar belakang sawah berair memberikan gambaran Susana musim tanam sedangkan petani yang mengangkut padi memberikan gambaran suasana musim panen.Seorang yang berdiri dibawah payung disebuah teras gedung memberikan gambaran musim hujan sementara seorang yang duduk di serambi rumah denganhanya mengenakan kaos, mengipas-kipaskan tangannya menggambarkan musim panas. Demikianlah, tatapanggung dapat memberikan gambaran musim yang sedang terjadi dalam lakon yang dimainkan. 3) Properti Properti di dalam seni teater memiliki arti yaitu sebuah benda mati yang digunakan di atas panggu untuk membentu settingan cerita, biasanya properti
  • 18. 132 yang digunakan seperti meja, kursi, pintu, makanan lampu dan perabotan rumah tangga lainnya. Properi memiliki arti sendiri di dalam sebuah pementasan seni teater, bisa dibilang properti juga sebagai alat pendukung kesuksesan di dalam seni teater. Properti disuatu pementasan hanya sebagai pelengkap, untuk lebih lebih mendukung jalannya cerita yang diinginkan. Namun properti tidak wajib ada dalam pementasan. Properti memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Properti sebagai properti. Yang dimaksud properti sebagai properti adalah properti yang melekat pada setting misalnya asbak diatas meja. 2. Hand Property. Yang dimaksud hand properti adalah properti yang melekat pada tokoh, misalnya sabit untuk berprang dan lain sebagainya. Hand property atau peralatan yang digunakan oleh pemain. Hand Properti dihadirkan, Untuk memperkuat dan mendandani gerak laku, yaitu suatu benda yang digunakan aktor yang bisa dibawa ke mana-mana oleh aktor/aktris sebagai pendukung peran.Setiap pemain mempunyai satu atau lebih hand property yang akan digunakan untuk menunjang lakunya. Jenis properti: Secara umum properti yang digunakan dalam drama ini dapat diklasifikasikan kedalam dua kategori besar, yakni :  Properti fungsional Merupakan properti yang memang dipergunakan secara langsung sesuai skenario. Contoh : dari properti jenis ini misalnya smartphone yang digunakan dalan adegan menelepon, motor yang dipakai saat adegan berkendara, atau buku yang digunakan dalam adegan membaca.  Properti realis Merupakan properti yang tidak digunakan secara langsung namun tetap diletakkan di area pementasan agar suasana yang sedang dibangun semakin hidup. Misalnya dalam adegan menjahit baju tetap diletakkan beberapa baju dalam posisi menggantung agar memberi kesan bahwa si penjahit adalah penjahit yang ulung. Contoh lainnya dalam adegan memperbaiki sepeda dapat diikutsertakan properti berupa perkakas khas bengkel seperti ban sepeda, mesin pompa angin, serta rak
  • 19. 133 yang berisi sparepart dan aksesoris sepeda. Properti semacam ini memang tidak akan digunakan secara langsung akan tetapi kehadirannya membuat cerita yang dibawakan terkesan lebih nyata (lebih real). a. setting 1. Merancang Setting a. Mempelajari Naskah Tugas penata panggung pada tahap ini adalah menemukan detil lokasi kejadian pada setiap adegan dalam cerita. Semuanya ditulis dengan lengkap dan didata. Semua data tersebut digunakan untuk pedoman pembuatan set. Perkiaraan gambaran lengkap set sudah bisa didapatkan melalui data- data tersebut. Selanjutnya, penata panggung bisa membuat sketsa tata panggung berdasar data tersebut. Sketsa ini masih berupa gambaran kasar yang membutuhkan penyesuaian dengan konsep tata artistik secara menyeluruh. 2. Diskusi dengan Sutradara Hasil sketsa yang telah dibuat oleh penata panggung selanjutnya dibawa dalam pertemuan penata artistik dengan sutradara. Dalam pertemuan ini dibahas konsep tata artistik yang akan digunakan dalam pementasan. Sutradara memberikan gambaran dasar tata artsitik yang dikehendaki. Kemudian penata artistik atau sutradara artistik menjelaskan maksud sutradara tersebut secara lebih jelas dalam gambaran tata artistik yang dimaksudkan. 3. Menghadiri Latihan Setelah menentukan gambar tata panggung, maka trugas penata panggung adalah menghadiri latihan. Tata panggung tidak hanya berkaitan dengan keindahan set dekor tetapi juga berkaitan dengan lalu lintas pemain di atas panggung. 4. Mempelajari Panggung Karakter panggung satu dengan yang lain berbeda. Ada panggung yang luas dan ada yang sempit. Jarak artistik yang disediakan pun berbeda- beda.
  • 20. 134 Semakin lebar jarak artistik maka semakin lebar pula jarak pandang penonton. Hal ini mempengaruhi efek artistik tata panggung. 5. Membuat Gambar Rancangan Tahap berikutnya adalah membuat gambar rancangan yang telah disesuaikan dengan pilihan sutradara dan area panggung tersedia. Gambar rancangan ini sudah dibuat dengan warna sehingga nampak lebih hidup dan dapat memberikan gambaran sesungguhnya. 6. Penyesuaian Akhir Setelah mendapatkan penyesuaian dari tim artistik tahap berikutnya adalah membuat gambar rancangan final sesuai kesepakatan. Untuk memberikan kejelasan baik bagi sutradara, pemain, dan tim artistik lain, gambar rancangan ini dibuat dari berbagai macam sudut. 7. Membuat Maket Tahap akhir sebelum proses pengerjaan tata panggung adalah membuat maket atau replika tata panggung. Langkah ini bukanlah suatu keharusan dalam proses penataan panggung, tetapi maket akan memberikan gambaran nyata tata panggung yang akan dikerjakan. 2. Jenis Setting a. Drops Dekorasi yang tidak berbingkai menurut bentuk yang dikehendaki, tetapi digantung di pentas belakang. Drop yang ditempatkan paling belakang pada pentas, dengan lukisan pemandangan alam yang akan terlihat lewat jendela, pintu, dan sebagainya disebut cyclorama. b. Plastic pieces Plastic pieces ini adalah dekorasi yang menirukan objek-onjek seperti adanya dan berbentuk 3 dimensional atau terwujud dengan kontruksi plastis.
  • 21. 135 4) Tata rias a. Pengertian dan Sejarah Tata Rias (Make Up) Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik, yaitu seni mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh (Eko Santoso, 2008: 273). Contohnya, teater Yunani yang memakai topeng lebih besar dari wajah pemain dengan garis tegas agar ekspresinya dapat dilihat oleh penonton. Beberapa teater primitive menggunakan bedak tebal yang biasa dibuat dari bahan-bahan alam, seperti tanah,tulang, tumbuhan, dan lemak binatang. b. Fungsi Make up dalam teater, (Eko Santoso, 2008: 274)sebagai berikut:  Menyempurnakan penampilan wajah.  Menggambarkan karakter tokoh.  Memberi efek gerak pada ekspresi pemain  Menghadirkan garis wajah sesuai dengan tokoh.  Menambah aspek dramatik. Fungsi Make up akan berhasil baik kalau pemainnya mempunyai syarat-syarat watak, tipe, dan keahlian yang dibutuhkan oleh peranan-peranan yang akan dilakukannya. c. Kegunaan Make up dalam seni teater, sebagai berikut:  Merias tubuh manusia  Mengatasi efek tata lampu yang kuat.  Membuat wajah dan kepala sesuai dengan peranan yang dikehendaki. d. Jenis – jenis Tata Rias 1. Make up Korektif/ Natural Merupakan bentuk make up yang bersifat menyempurnakan (koreksi). Make up ini menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah dan menonjolkan hah-hal yang menarik dari wajah. Make up korektif ini disebut pula make up cantik.
  • 22. 136 2. Make up Karakter Adalah make up yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur, watak, bangsa, sifat, dan ciri-ciri khusus yang melekat pada tokoh. Make up karakter ini digunakan ketika karakter wajah pemeran tidak sesuai dengan karakter tokoh. Contohnya, mengubah umur pemeran yang masih muda menjadi lebih tua sesuai dengan tokoh. 3. Make up Fantasi Disebut make up karakter khusus, karena menampilkan wujud rekaan dengan mengubah wajah tidak realistik. Make up ini menggambarkan tokoh-tokoh yang tidak nyata keberadaannya dan lahir berdasarkan daya khayal semata, contohnya rias badut, horor dan binatang.
  • 23. 137 4. Make Up Etnik Tata rias tradisional / Etnik Adalah suatu pola yang turun temurun dan selalu dipertaruhkan keutuhannya. Tujuannya untuk kemegahan dan kewibawaan dan usaha untuk mempercantik diri. Contoh : rias wayang orang, rias manten (paes) - Klasik : bersumber, kraton - Kerakyatan : bersumbu kepada masyarakat biasa 5) Tata Busana a. Pengertian Tata Busana Tatabusana adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Tata busana termasuk segala asesoris sepertitopi, sepatu, syal, kalung, gelang, dan segala unsure yang melekat pada pakaian. Tata busana dalam teater memiliki peranan pentinguntuk menggambarkan tokoh. Tatabusana dapat dibuat berdasar budaya atau jaman tertentu b. FungsiTata Busana Busana yang dipakaimanusia beraneka ragam bentuk dan fungsinya. Fungsi busana dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan kesopanan, dan memenuhi hasrat manusia akan keindahan. Busana dalam teater memiliki fungsi yang lebih kompleks, yaitu. • Mencitrakan keindahan penampilan
  • 24. 138 Tatabusana dalam teater berfungsi sebagai bentuk ekspresi untuk tampil lebih indah dari penampilan sehari- hari. Pementasan teater adalah suatu tontonan yang mengandung aspek keindahan. Busana pementesan teater dibuat secara khusus dan dilengkapi dengan asesoris sesuai kebutuhan pemensan. • Membedakan satu pemain dengan pemain yang lain Pementasan teater menampilkan tokoh yang bermacam-macam karakter dan latarbelakang sosialnya. Penonton membutuhkan suatu penampilan yang berbeda-beda antara satutokoh dengan tokoh yang lain • Menggambarkan karakter tokoh Fungsi penting busana dalam teater adalah untuk menggambarkankarakter tokoh (Gb.185). Perbedaan karakter dalam busanadapatditampilkan melaluimodel,bentuk,warna,motif,dangaris yangdiciptakan. Melaluibusana, penontonterbantudalam menangkap karakter yang berbeda dari setiap tokoh • Memberikan efek gerak pemain Busana juga berfungsi memberikan efek dramatik. Busana mendukung dramatika sebuah adegan. Gerak pemainakan lebih ekspresif dan dramatik dengan adanya busana • Memberi Ruang Gerak pemain Tata busana memiliki fungsi memberikan ruang gerak kepada pemain untuk mengekspresikan karakternya. Busana diciptakan untuk memberikan ruang gerak pemain sehingga segala bentuk gerak dapat diekspresikan secara maksimal. c. Teknik Perancangan Busana  Bangun keterampilan dasar  Bayangkan rancangan anda  Gambar rancangan anda pada sketsa orang  Menjahit d. Fungsi Busana Teater Tradisional > Untuk menghidupkan karakter aktor
  • 25. 139 > Untuk membedakan antara aktor satu dan aktor lain > Sebagai alat bantu bagi pemain aktor > Kostum member efek visual gerak dan menambah keindahan e. Jenis –Jenis Busana 1) Busana Sehari-hari Busana sehari-hari adalah busana yang dipakai dalam kehidupan keseharian masyarakat. Busana sehari-hari dapat menunjukkan tingkat social seseorangyang memakainya. Busana sehari-hari banyak dipakai dalam pementasan teater realis 2) Busana Tradisional Setiap masyarakat memiliki busana tradisional sesuai dengan kebudayaannya. Busana tradisional mencerminkan karakteristik masyarakat yang membedakan dengan kelompok masyarakat lain. 3) Busana Sejarah Busana yang mencerminkan zaman tertentu dari suatu masa (Gb.190).Dalampementasan teater, busana ini sering dipakai ketika pertunjukan mengangkat lakon-lakon sejarah. Busana sejarah terikat dengan masatertentu, sehingga piñata busana perlu mempelajari konvensibusanapada masa dimana peristiwa dalam naskah terjadi 4) Busana Fantasi Istilah busana fantasi adalah untuk mengidentifikasikan jenis-jenis busana yang lahirdari imajinasi dan fantasi perancang Busana jenis ini juga dimaksudkan untuk busana tokoh-tokoh yang tidak riil dalam kehidupan sehari-hari. 3. Kerja Musik Director Pementasan drama tidak hanya bergantung pada persoalan suara para pemain saja. Untuk kepentingan menciptakan suasana tertentu, sehingga imanjinasi penonton dapat berkembang secara maksimal diperlukan musik pengiring. Pemain juga dapat terbantu dengan adanya musik pengiring ini.
  • 26. 140 Tata suara berfungsi memberikan efek suara yang diperlukan lakon, seperti suara ketepak kaki kuda, tangis, bunyi tembakan, bunyi kereta api, mobil, burung berkicau dan sebagainya. Untuk memberikan efek tertentu, musik sering digabung dengan efek suara. Misalnya dalam memberi efek terkejut, panik, tegang, sedih, gembira meluap-luap, perkelahian, musik berbaur dengan sound effect sangat menghidupkan adegan. Musik disamping harus sering digunakan bersama sound effect, juga dengan komponen pentas yang lain. Musik pengiring, di dalam kegunaan pementasan drama dapat disebut dengan istilah ilustrasi musik. Peranan musik dalam pertunjukan drama sangatlah penting. Musik dapat menjadi bagian lakon, tetapi yang terbanyak adalah sebagai ilustrasi, baik sebagai pembuka seluruh lakon, pembuka adegan, memberi efek pada lakon, maupun sebagai penutup lakon.Musik Ilustrasi adalah sebuah karya musik untuk melengkapi serta menghidupkan suasana dari sebuah acara baik siaran radio maupun televisi. Ketika video dan radio belum ada, musik ilustrasi biasanya digunakan untuk mengiringi sebuah pertunjukan seperti drama, teater, tablo, tarian, pergelaran muppet (wayang) dll. Musik iringan juga dapat berarti ilustrasi, tetapi ilustrasi musik tidak selalu berupa iringan. Dalam pembuatan ilustrasi hendaknya sesuai dengan karakter dan watak dari acara yang diproduksi. Misalnya acara drama televisi maupun sinetron ( cinema electronic) kita harus tahu terlebih dahulu tema yang akan dibuat ilustrasi, apakah itu tema cinta yang di dalamnya ada unsur romantik, melankolik, estetik, dll. Atau tema kepahlawanan yang di dalamnya ada unsur patriotik, romantik, heroik, polemik, estetik dll. Demikian juga dengan acara-acara komedian, ilustrasi musiknya pun harus mengikuti cerita komedinya. Pertunjukan teater baik tradisional maupun modern akan menggunakan spectakle-spectskle musik. Musik dalam seni pertunjukan teater pada umumnya menjadi bagian kedua atau hanya berfungsi sebagai elemen pendukung. Musik tidak hanya digunakan sebagai ilustrasi tetapi juga sebagai pembangun suasana, sebagai pengiring gerak , yang berjalan beriringan, saling mengisi dan saling menguatkan.
  • 27. 141 Adapun musik dalam teater terdiri dari : 1. Musik pembuka Merupakan musik di awal pertunjukan teater. Fungsinya: Untuk merangsang imajinasi para penonton dalam memberikan sedikit gambaran mengenai pertunjukan teater yang akan di sajikan, atau bisa juga untuk pengkondisian penonton. 2. Musik pengiring Merupakan musik yang digunakan unruk mengiringi pertunjukan di beberapa adegan pertunjukan teater atau perpindahan adegan/ setting. Fungsinya: Untuk memberikan sentuhan indah dan manis agar ritme permainan seimbang dengan porsi permainan per adegan( tidak semua adengan di beri musik hanya poin-poin adengan tertentu yang dirasa perlu karena dapat merusak keseimbangan pertunjukan),seperti susana , lampu , setting , kostum, mimik ekspresi, serta property. 3. Musik suasana Musik yang menghidupkan irama permainana serta suasana dalam pertunjukan teater baik senang maupun gembira, sedih, tragis. Fungsinya: Untuk memberikan ruh permainan yang menarik, indah, dan terlihat jelas antara klimaks dan anti klimaksnya. 4. Musik penutup Musik terakir dalam dalam pementasan teater Fungsinya: Untuk memeberikan kesan dan kesan dari pertunjukan teater yang disajikan baik yang bersifat baik , buruk, gembira, sedih, sebagai pelajaran dan cermin moral penikmat seni teater. Fungsi yang diharapkan dari tata musik dirumuskan sebagai berikut :
  • 28. 142 1. Memberikan ilustrasi yang memperindah. Karya drama merupakan karya seni. Maka perlu ada penghiasnya. Hiasan pada awal dapat memikat penonton, dan membawa ke arah perhatian pada pentas. Hiasan pada akhir lakon sekaligus mempersilahkan penonton pulang. 2. Memberikan latar belakang. Latar belakang ini dapat berarti latar belakang kebudayaan, latar belakang sosial, atau keagamaan. Dapat juga latar belakang karakter. 3. Memberikan warna psikologis. Untuk menggambarkan warna psikologis eran, musik sangatlah besar manfaatnya. Peran yang sedih, kacau, terkejut gembira, semua dapat diberikan tekanan dengan musik yang sesuai. 4. Memberi tekanan kepada nada dasar drama. Nada dasar drama harus dipahami oleh penonton. Dengan musik yang sesuai yang dapat mengungkap jiwa dari drama itu, penonton akan terhanyut ikut terlibat dalam suasana batin yang pokok dari drama tersebut. 5. Membantu dalam penanjakan lakon, penonjolan, dan progresi. Disamping itu juga membantu pemberian isi serta meningkatkan irama permainan. 6. Memberi tekanan pada keadaan yang mendesak. 7. Memberikan selingan. Pemanfaatan ilustrasi musik di dalam suatu pementasan drama dapat dilakukan dengan cara yang beragam. Namun begitu, secara umum dapat dibagi atas dua bagian, yaitu musik langsung dan musik rekaman.Yang dimaksud dengan musik langsung yaitu musik yang dimainkan langsung pada saat pementasan. Mungkin peralatan musik yang dipergunakan adalah alat-alat musik modern (seperti organ, keyboard, dan lain-lain), tetapi bisa juga peralatan musik tradisional (seperti suling bambu, gendang, gamelan, dan lain-lain) atau alat musik apapun, bahkan peralatan apapun yang dapat dijadikan bunyi-bunyian untuk mengiringi pementasan.Sedangkan musik rekaman, yaitu musik yang telah direkam di atas pita kaset.Untuk kaset yang memiliki nomor putaran, kode itu menggunakan nomor putaran itu. Pada naskah harus telah ada kode-kode tertentu.
  • 29. 143 Sebab itu, juru musik harus selalu membawa naskah dan senantiasa mengikuti jalannya latihan. Seperti halnya penata lampu, juru musik ini sulit diganti secara mendadak. Karena harus menguasai jalannya pentas, kapan harusbereaksi dan kapan diam. Pengaturan musik ini perlu dipersiapkan secara seksama. Seperti halnya pengaturan lampu, maka dalam musik inipun dibutuhkan penyusunan plot. Juru musik perlu mempelajari naskah, mencari musik yang cocok, merekam dalam pita kaset secara urut kemudian diberi kode. Untuk kaset yang memiliki nomor putaran, kode itu menggunakan nomor putaran itu. Pada naskah harus telah ada kode-kode tertentu. Sebab itu, juru musik harus selalu membawa naskah dan senantiasa mengikuti jalannya latihan. Seperti halnya penata lampu, juru musik ini sulit diganti secara mendadak. Karena harus menguasai jalannya pentas, kapan harus bereaksi dan kapan diam. Syarat arranger musik / pemusik teater: 1. Minimal menguasai 1 atau 2 alat musik 2. Memiliki wawasan luas mengenai musik 3. Menguasai bebarapa aliran musik 4. Rajin dan tekun mendengarkan referensi musik 5. Terus mencoba melakukan experimen musik baik dalam bentuk intrumen, lagu ataupun kolaborasi. 6. Mengusai teknis dalam penggunaan alat musik yang berhubungan langsung dengan sound sistem. Tahapan pemusik teater dalam proses teater: 1. Mempelajari naskah yang akan disajikan kemudian setelah mengetahui plot dan alur ceritanya kemudian membuat arasemen musik / lagu ( di usahakan tidak hanya satu karya,karna untuk cadangan). 2. Konsultasi dan berkomunikasi dengan sutradara jangan sampai terputus serta intensitas dijaga dengan sutradara. 3. Presentasi musik pembuka,pengiring, suasana, dan penutup dengan sutradara sesuai dengan keinginan sutradara.
  • 30. 144 4. Inten mengikuti latihan dengan tujuan agar dapat meraba irama permainan yang akan menghasilkan nada dan ide di adengan tertentu dengan ritme permainan yang seimbang dan penekanan nada yang kuat sesuai porsi adegan. 5. Komunikasi antar aktor/aktris dan semua yang terlibat didalam pementasan, supaya nada yang di tuangkan d permainan sesuai dengan rasa penokohan yang di lakoninya. 6. Melakukan latihan gabungan agar tercipta keseimbangan rasa antar semua crew baik tim setting, tim lighting, aktor/aktris dan tim musik jadi kesatuan panggung. Tata sound dalam pementasan teater Penempatan tata sound dalam pertunjukkan teater sangat penting karena faktor pendukung yang memberikan efek bunyi dan suara. Pengaturan sound yang tepat dan seimbang sesuai dengan besar kecilnya ruangan akan mempengaruhi kenyamanan audien untuk menikmati pertunjukan dan dukungan kualitas sound yang standar ( di atas rata-rata baik in- door maupun out-door). e. Menyusun Organisasi Staf Produksi Pada bagian ini menjadi salah satu tugas dari kreasi seni teater untuk melalukan tahap pementasan. Dan sebagai langkah strategis yang harus dilakukan oleh guru adalah membentuk sebuah tim atau organisasi staf produksi. Sukses tidaknya suatu pementasan juga menjadi tanggungjawab kerja organisasi. Dengan demikian dalam diperlukan membentuk tim untuk menjadi suksesor pertunjukan.
  • 31. 145 Bagan struktur organisasi tim produksi sumber : https://anggarwulanm.blogspot.com/2016/07/pengelolaan-pentas-dan-organisasi.html f. Kerja Produksi Tim produksi bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola pertunjukan. Bermula dari proses produksi hingga pertunjukan berlangsung. Tugas dan tanggung jawab tim produksi di antaranya meliputi: pembuatan surat pemberitahuan kepada pihak sekolah tentang pertunjukan teater yang akan dilaksanakan di sekolah, pencarian dana, pembuatan publikasi pertunjukan, membantu tim artistik untuk menyiapkan sarana dan prasarana, dan menyiapkan acara pada saat pertunjukan berlangsung. Tim produksi dipimpin oleh seorang pimpinan produksi yang dibantu oleh sekretaris, bendahara, bagian publikasi, bagian dokumentasi, bagian transportasi, keamanan, serta seksiseksi kerja yang lain. Tim produksi senantiasa saling bekerja sama dan bertoleransi sebagai bentuk proses belajar. Juga perlu disadari untuk menjaga kerja sama dengan elemen-
  • 32. 146 elemen di luar teater, seperti pihak sekolah, pihak sponsor, masyarakat, pihak keamanan, birokrat, dan sebagainya. D. Evaluasi Pembelajaran Teater Evaluasi bisa dilakukan saat proses produksi berlangsung dan juga saat semuanya sudah selesai. Langkah ini adalah upaya manajemen untuk terbuka dan transparansi dan yang utama adalah nantinya akan memberikan rekomendasi- rekomendasi positif terhadap penyelenggaraan pertunjukan berikutnya. Semua hal yang terkait dengan keproduksiaan harus tercatat dan terdokumentasikan dengan baik. Tanpa kekuatan data dan pengarsipan yang handal maka manajemen produksi pertunjukkan yang telah dilaksanakan tidak akan mampu menjadi modal dalam menyelenggarakan pertunjukkan-pertunjukkan teater berikutnya. Dalam hal ini guru mengambil peranan untuk melakukan evaluasi dengan cara membuat diskusi setelah pementasan berlangsung, masing-masing siswa diberikan waktu untuk menyampaikan kinerja dari setiap divisi keproduksian maupun artistik dan lain sebagainya. Setelah itu baru giliran siswa lainya untuk Pimpinan Produksi Sekertaris 1. Publikasi 2. Dokumentasi 3. Transportasi 4. Keamanan 5. Tiketing 6. House manager 7. Stage manager 8. Sekertaris 9. Humas dll Bendahara
  • 33. 147 memberikan evaluasi dan hasil evaluasi dicatat sebagai laporan akhir dari evaluasi produksi teater.