Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar manajemen bencana seperti bahaya, kerentanan, risiko, kapasitas, dan pengurangan risiko. Beberapa poin penting yang diangkat adalah pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam menilai bahaya, kerentanan, risiko dan kapasitas; serta proses pengurangan risiko melalui penilaian risiko, kesiapsiagaan, mitigasi bencana.
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Sistem informasi lingkungan adalah suatu program sistem informasi yang berisikan data-data status lingkungan hidup suatu daerah atau kawasan yang dikumpulkan secara digital dilengkapi dengan peta, foto, video dan multimedia lainnya. Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
How to Clip Rasters Using Polygon, Summary of mini course at Thematic Mapping Technical Unit of Ministry of Public Works center data processing, March, 10th, 2015
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Sistem informasi lingkungan adalah suatu program sistem informasi yang berisikan data-data status lingkungan hidup suatu daerah atau kawasan yang dikumpulkan secara digital dilengkapi dengan peta, foto, video dan multimedia lainnya. Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
How to Clip Rasters Using Polygon, Summary of mini course at Thematic Mapping Technical Unit of Ministry of Public Works center data processing, March, 10th, 2015
Air bersih merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, bukan hanya untuk minum tetapi untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya. Manusia dan mahluk hidup tidak dapat bertahan tanpa air. Perubahan Iklim, dunia yang begitu cepat menyebabkan perubahan musim yang tidak menentu serta peningkatkan permukaan air laut yang manyebabkan intrusi air laut ke daratan. Pertumbuhan populasi yang begitu cepat turut berkontribusi terhadap kelangkaan air bersih dimasa yang akan datang. Saat ini, kita dihadapkan dengan masalah air dimana-mana dibelahan dunia.
Untuk menghadapi tantangan kelangkaan air khususnya di Perkotaan, maka sudah saatnya pemerintah maupun masyarakan melakukan upaya-upaya untuk melakukan konservasi air yang ada.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
9. BAHAYA/ANCAMAN (HAZARD)
Suatu keadaan yang akibatkan oleh FENOMENA
ALAM YANG LUAR BIASA ataupun MANUSIA yang
berpotensi merusak atau mengancam kehidupan
manusia, menyebabkan kehilangan harta-benda,
mata pencaharian, dan kerusakan lingkungan.
Bahaya termasuk kondisi tersembunyi yang dapat
menjadi ancaman di masa depan dan mempunyai
sumber yang berbeda seperti dari alam ataupun
yang disebabkan oleh manusia.
11. BAHAYA MENURUT JENIS
ALAM
•Banjir
•Angin ribut
•Badai dan petir
•Gempa bumi
•Gunung meletus
•Tanah longsor
•Tsunami
•Kebakaran
•kebakaran hutan
12. BAHAYA MENURUT JENIS
ALAM TEKNOLOGY TERORISME BIOLOGI
DAN PERANG
• Pandemik
•Banjir • Ledakan bom.
•Angin ribut • Bahan-bahan berbahaya
•Badai dan petir • Penggunaan senjata
•Gempa bumi • Pembangkit tenaga nuklir biologis.
•Gunung meletus
•Tanah longsor • Pengeboran minyak atau • Penggunaan senjata kimia
•Tsunami sumber daya mineral
•Kebakaran
•kebakaran hutan
NON ALAM
14. KERENTANAN (VULNERABILITY)
UU no. 23 Tahun 2007.
“KONDISI ATAU KARAKTERISTIK GEOLOGIS, BIOLOGIS HIDROLOGIS,
KLIMATOLOGIS, GEOGRAFIS, SOSIAL, BUDAYA, POLITIK. EKONOMI DAN
TEKNOLOGI PADA SUATU WILAYAH UNTUK JANGKA WAKTU TERTENTU
YANG MENGURANGI KEMAMPUAN MENCEGAH, MEREDAM, MENCAPAI
KESIAPAN DAN MENGURANGI KEMAMPUAN UNTUK MENGHADAPI DAMPAK
BURUK BAHAYA TERTENTU”.
21. BENCANA (DISASTER)
PERISTIWA ATAU RANGKAIAN PERISTIWA YANG MENGANCAM DAN
MENGGANGGU KEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT YANG
DISEBABKAN, BAIK FAKTOR ALAM, NON ALAM DAN MANUSIA SEHINGGA
MENIMBULKAN KORBAN JIWA, KERUSAKAN LINGKUNGAN, KERUGIAN
HARTA BENDA DAN DAMPAK PSIKOLOGIS.
24. ELEMEN-ELEMEN BENCANA
BERDAMPAK PADA MANUSIA BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK
LANGSUNG.
BIASANYA DIPICU OLEH BAHAYA BAIK YANG DISEBABKAN OLEH
FENOMENA ALAM, MAUPUN MANUSIA.
25. ELEMEN-ELEMEN BENCANA
BERDAMPAK PADA MANUSIA BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK
LANGSUNG.
BIASANYA DIPICU OLEH BAHAYA BAIK YANG DISEBABKAN OLEH
FENOMENA ALAM, MAUPUN MANUSIA.
BERSIFAT PERLAHAN MAUPUN TIBA-TIBA.
26. ELEMEN-ELEMEN BENCANA
BERDAMPAK PADA MANUSIA BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK
LANGSUNG.
BIASANYA DIPICU OLEH BAHAYA BAIK YANG DISEBABKAN OLEH
FENOMENA ALAM, MAUPUN MANUSIA.
BERSIFAT PERLAHAN MAUPUN TIBA-TIBA.
BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN KERENTANAN.
27. ELEMEN-ELEMEN BENCANA
BERDAMPAK PADA MANUSIA BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK
LANGSUNG.
BIASANYA DIPICU OLEH BAHAYA BAIK YANG DISEBABKAN OLEH
FENOMENA ALAM, MAUPUN MANUSIA.
BERSIFAT PERLAHAN MAUPUN TIBA-TIBA.
BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN KERENTANAN.
MELEBIHI KAPASITAS SUMBER DAYA YANG TERSEDIA.
28. ELEMEN-ELEMEN BENCANA
BERDAMPAK PADA MANUSIA BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK
LANGSUNG.
BIASANYA DIPICU OLEH BAHAYA BAIK YANG DISEBABKAN OLEH
FENOMENA ALAM, MAUPUN MANUSIA.
BERSIFAT PERLAHAN MAUPUN TIBA-TIBA.
BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN KERENTANAN.
MELEBIHI KAPASITAS SUMBER DAYA YANG TERSEDIA.
PROSES SOSIAL MEMAINKAN PERAN YANG SANGAT PENTING.
30. FAKTOR PEMICU
• KEMISKINAN
• PERTUMBUHAN POPULASI
• URBANISASI BESAR – BESARAN
• TRANSISI BUDAYA
• DEGRADASI LINGKUNGAN
• KURANGNYA INFORMASI DAN KEPEDULIAN
• KEMARAHAN SIPIL DAN TIDAK TENANG
• GEOGRAFIS YANG TERPENCIL
• AKIBAT BENCANA YANG SANGAT BESAR
• KETIDAKSTABILAN POLITIK
41. PENINGKATAN KAPASITAS SEBAGAI SALAH SATU
PENGURANGAN RESIKO
KAPASITAS
(Capacities)
Ancaman
KERENTANAN
(Hazard)
(Vulnerablity)
42. PENINGKATAN KAPASITAS SEBAGAI SALAH SATU
PENGURANGAN RESIKO
KAPASITAS
(Capacities)
Ancaman
KERENTANAN
(Hazard)
(Vulnerablity)
RESIKO akan
menjadi LEBIH
KECIL
44. SIAPA SAJA YANG HARUS TERLIBAT?
MASYARAKAT LOKAL, TERUTAMA DALAM IDENTIFIKASI DAN MENILAI:
45. SIAPA SAJA YANG HARUS TERLIBAT?
MASYARAKAT LOKAL, TERUTAMA DALAM IDENTIFIKASI DAN MENILAI:
BAHAYA, KERENTANAN, RESIKO DAN KAPASITAS
46. SIAPA SAJA YANG HARUS TERLIBAT?
MASYARAKAT LOKAL, TERUTAMA DALAM IDENTIFIKASI DAN MENILAI:
BAHAYA, KERENTANAN, RESIKO DAN KAPASITAS
SEHINGGA
47. SIAPA SAJA YANG HARUS TERLIBAT?
MASYARAKAT LOKAL, TERUTAMA DALAM IDENTIFIKASI DAN MENILAI:
BAHAYA, KERENTANAN, RESIKO DAN KAPASITAS
SEHINGGA
DAPAT MELAKUKAN AKSI ATAU KEGIATAN TANGGAP BENCANA SERTA
MENGURANGI BAHAYA DAN KERENTANAN
49. PENGURANGAN RESIKO
✓ KEGIATAN YANG DAPAT KITA LAKUKAN SEBELUM MAUPUN SETELAH BENCANA/
PENYAKIT MENIMPA UNTUK MEMPERSIAPKAN DIRI DAN MASYARAKAT UNTUK
MEMBATASI KERUSAKAN DAN MENOLONG REHABILITASI SETELAH TERJADI BENCANA/
MUSIBAH. ADA BANYAK ASPEK DI DALAM PENGURANGAN RISIKO, DAN AKTOR-AKTOR
BAIK DARI INDIVIDU, NEGARA DAN ORGANISASI INTERNASIONAL YANG MEMILIKI
PERANAN.
50. PENGURANGAN RESIKO
✓ KEGIATAN YANG DAPAT KITA LAKUKAN SEBELUM MAUPUN SETELAH BENCANA/
PENYAKIT MENIMPA UNTUK MEMPERSIAPKAN DIRI DAN MASYARAKAT UNTUK
MEMBATASI KERUSAKAN DAN MENOLONG REHABILITASI SETELAH TERJADI BENCANA/
MUSIBAH. ADA BANYAK ASPEK DI DALAM PENGURANGAN RISIKO, DAN AKTOR-AKTOR
BAIK DARI INDIVIDU, NEGARA DAN ORGANISASI INTERNASIONAL YANG MEMILIKI
PERANAN.
✓ PERLINDUNGAN JIWA, PERBAIKAN INFRASTRUKTUR, KESEHATAN SERTA PENDAPATAN
MERUPAKAN HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGURANGAN RESIKO
BENCANA TERUTAMA PADA KELOMPOK MASYARAKAT YANG RENTAN.
56. PENILAIAN RESIKO
PENILAIAN RESIKO adalah suatu metode untuk menentukan sifat
dan cakupan RESIKO dengan melakukan analisa terhadap potensi
BAHAYA dan evaluasi kondisi-kondisi KERENTANAN yang ada
dan dapat menimbulkan kerugian.
61. PENINGKATAN
KEPEDULIAN
PENILAIAN
ANCAMAN
MENGGUNAKAN LANGKAH-
LANGKAH KONGKRIT:
• PENCEGAHAN, PERSIAPAN.
PENILAIAN • SISTEM PERINGATAN DINI.
RESIKO • MANAGEMEN LINGKUNGAN.
• RENCANA TATA RUANG WILAYAH.
• KERJASAMA, JARINGAN.
• INSTRUMEN KEUANGAN.
• PENGURANGAN KEMISKINAN
PENILAIAN PERINGATAN
KERENTANAN DINI
62. PENINGKATAN
KEPEDULIAN
PENILAIAN
ANCAMAN
MENGGUNAKAN LANGKAH-
LANGKAH KONGKRIT:
• PENCEGAHAN, PERSIAPAN.
PENILAIAN • SISTEM PERINGATAN DINI.
RESIKO • MANAGEMEN LINGKUNGAN.
• RENCANA TATA RUANG WILAYAH.
• KERJASAMA, JARINGAN.
• INSTRUMEN KEUANGAN.
• PENGURANGAN KEMISKINAN
PENILAIAN PERINGATAN
KERENTANAN DINI
• PENINGKATAN KAPASITAS
• MEMBANGUN KEBIJAKAN.
• HUKUM DAN NORMA-NORMA.
• COMMUNITY DEVELOPMENT
63.
64.
65. KESIMPULAN
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA :
“KESELURUHAN ASPEK DARI MULAI PERENCANAAN HINGGA
TANGGAP DARURAT SERTA SEGALA KEGIATAN BAIK SEBELUM,
PADA SAAT DAN SESUDAH TERJADI BENCANA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO DAN DAMPAK BENCANA”
PERAN SERTA MASYARAKAT SANGAT DIPERLUKAN TERUTAMA
DALAM MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN, KERENTANAN DAN
KAPASITAS.
PERENCANAAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BERBASIS MASYARAKAT
DAN BERDASARKAN KEARIFAN LOKAL MEMUNGKINKAN KITA
UNTUK SELALU SIAP DALAM MERESPON DAN MENGANTISIPASI
SEGALA GANGGUAN DAN ANCAMAN POTENSIAL DIMASA YANG
AKAN DATANG