Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangOswar Mungkasa
disampaikan oleh OSwar Mungkasa (Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas) pada Rakor BKPRD Provinsi Jawa Tengah di Semarang tanggal 12 Desember 2013
Tepat tiga tahun yang lalu, kami, saya dan Pak Andi Samyanugraha, menulis buku tentang perdagangan karbon. Buku ini adalah buku pertama di Indonesia yang membahas dan mengulas tentang peluang serta implementasi perdagangan karbon di dunia dan di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan jaman, buku ini perlu dan akan kami update, terutama setelah perundingan COP 22 di Marrakesh. Insya Allah akan kami update untuk lebih menjawab tantangan perubahan iklim dan pembiayaan mitigasi....
Semoga....
Sinergitas Kebijakan-Rencana-Program (KRP) dalam Konteks Pemanfaatan RuangOswar Mungkasa
disampaikan oleh OSwar Mungkasa (Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas) pada Rakor BKPRD Provinsi Jawa Tengah di Semarang tanggal 12 Desember 2013
Tepat tiga tahun yang lalu, kami, saya dan Pak Andi Samyanugraha, menulis buku tentang perdagangan karbon. Buku ini adalah buku pertama di Indonesia yang membahas dan mengulas tentang peluang serta implementasi perdagangan karbon di dunia dan di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan jaman, buku ini perlu dan akan kami update, terutama setelah perundingan COP 22 di Marrakesh. Insya Allah akan kami update untuk lebih menjawab tantangan perubahan iklim dan pembiayaan mitigasi....
Semoga....
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...TV Desa
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkatan, Pembinaan Dan Pengembangan, Dan Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveCIFOR-ICRAF
Presented by Dr. Yonvitner, S.Pi, M.Si, Head of Centre for Coastal and Marine Resources Studies/Indonesian Mangrove Society at Webinar - Coastal Zone Rehabilitation for Low Carbon Development on 31 March 2022.
Dokumen Final terdiri dari Pendahuluan, Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan WP3K, Deskripsi Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya WP3K, Rencana Alokasi Ruang, Peraturan Pemanfaatan Ruang dan Indikasi Program.
INSTRUMEN DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGADAAN TANAH.pdfDifaOktavia1
Pengembangan tanah atau Land Development merupakan suatu peningkatan kemanfaatan, mutu dan penggunaan suatu lahan yang digunakan untuk kepentingan penempatan suatu kegiatan fungsional sehingga dapat memenuhi kebutuhan kehidupan dan kegiatan secara optional dari segi ekonomi, sosial, fisik dan aspek legalnya. Sistem yang digunakan untuk mengembangkan lahan dalam keperluan pembangunan kota, yaitu sistem konvensional dan sistem inkonvensional.
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...TV Desa
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkatan, Pembinaan Dan Pengembangan, Dan Pengadaan Barang Dan/Atau Jasa Badan Usaha Milik Desa/Badan Usaha Milik Desa Bersama
Arah Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem MangroveCIFOR-ICRAF
Presented by Dr. Yonvitner, S.Pi, M.Si, Head of Centre for Coastal and Marine Resources Studies/Indonesian Mangrove Society at Webinar - Coastal Zone Rehabilitation for Low Carbon Development on 31 March 2022.
Dokumen Final terdiri dari Pendahuluan, Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan WP3K, Deskripsi Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya WP3K, Rencana Alokasi Ruang, Peraturan Pemanfaatan Ruang dan Indikasi Program.
INSTRUMEN DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGADAAN TANAH.pdfDifaOktavia1
Pengembangan tanah atau Land Development merupakan suatu peningkatan kemanfaatan, mutu dan penggunaan suatu lahan yang digunakan untuk kepentingan penempatan suatu kegiatan fungsional sehingga dapat memenuhi kebutuhan kehidupan dan kegiatan secara optional dari segi ekonomi, sosial, fisik dan aspek legalnya. Sistem yang digunakan untuk mengembangkan lahan dalam keperluan pembangunan kota, yaitu sistem konvensional dan sistem inkonvensional.
KABAR 21 kali ini menyajikan tema “Masa Depan Peta Partisipatif Di Antara Program Prioritas Presiden”. Hal ini
berkenaan dengan beberapa tulisan yang memberikan catatan kritis terhadap kebijakan pemerintah terkait ruang kelola masyarakat baik di tingkat nasional maupun daerah. Selain tetap menyajikan beberapa potret terkait perjuangan
merebut ruang melalui pemetaan partisipatif di tingkat lokal.
KABAR JKPP 19 ini menyajikan tulisan utama tentang “Mencari Posisi Peta Partisipatif Dalam JIGN di Daerah”, Imam Hanafi menyorot tentang Kebijakan Satu Peta yang sudah diluncurkan
sejak pemerintahan SBY hingga saat ini implementasinya masih setengah hati. Salah satu upaya advokasi yang dilakukan adalah mengintegrasikan Peta Partisipatif ke dalam
Kebijakan Satu Peta tersebut melalui dorongan dari tingkat daerah. Perpres no 27 tahun 2014 telah mengatur tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN), dimana Pemda
sebagai salah satu Simpul JIGN.
Dalam edisi ini:
Memperkenalkan mita kita
Keterbukaan Informasi Publik
Keberhasilan baru-baru ini
Dukungan melalui pendidikan
Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi
Pemantauan dan Pelaporan Pelanggaran
Daerah-daerah baru
Penelitian SETAPAK
24.2 Manifesto Forestry Land Reform oleh Dianto Bachriadi.
Ini adalah pernyataan atau seruan untuk tidak ragu-ragu lagi melepaskan sebagian dari tanah-tanah yang selama ini menjadi bagian dari kawasan hutan untuk dijadikan sentra-sentra pertanian rakyat. Agar pembangunan ekonomi dan sosial yang dilakukan pada kawasan tersebut tidak mengulang lagi kesalahan masa lalu. Yang hanya menciptakan ketimpangan ekonomi dan kerusakan ekologi.
PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK PEMETAAN
SUMBERDAYA DESA BERBASIS SPASIAL
Oleh Bito Wikantosa
Direktur Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
Tor panel 2 pengakuan dan perlindungan masyarakat adat
1.
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
1
KERANGKA
ACUAN
RANGKAIAN
SEMINAR
NASIONAL
SATU
TAHUN
IMPLEMENTASI
KEBIKAN
SATU
PETA
Panel
2
Pengakuan
dan
Perlindungan
Masyarakat
Adat
I. Latar
Belakang
JKPP
merupakan
lembaga
jaringan
yang
beranggotakan
110
baik
anggota
individu
maupun
lembaga,
dengan
visi
lembaga
“Tegaknya
Kedaulatan
Rakyat
atas
Ruang”(jkpp.org).
JKPP
mengemban
mandat
dalam
perluasan
pengakuan
wilayah
kelola
rakyat
melalui
pemetaan
partisipatif
dan
advokasi
penataan
ruang.
Hingga
akhir
tahun
2016,
luas
total
peta
partisipatif
yang
berhasil
dikondolidasikan
bersama
dengan
anggota,
Simpul
Layanan
Pemetaan
Partisipatif
(SLPP)
dan
jaringan
mencapai
kurang
lebih
10,2
juta
ha.
Luasan
hasil
pemetaan
partisipatif
ini
mencakup
Wilayah
Kelola
Rakyat
(wikera.org)
dari
Masyarakat
Adat
dan
Masyarakat
Lokal
di
hampir
seluruh
wilayah
Indonesia.
Dalam
5
tahun
terakhir,
Pemerintah
telah
mengeluarkan
berbagai
kebijakan
yang
menjadi
pintu
masuk
pengakuan
wilayah
kelola
rakyat.
Dengan
kebijakan
ini,
JKPP
bersama
Simpul
Layanan
Pemetaan
Partisipatif
(SLPP)
dan
jaringan
berupaya
mendorong
pengakuan
peta
partisipatif
untuk
menegaskan
pengakuan
atas
Wilayah
Kelola
Rakyat.
Pada
Agustus
2015
,
dalam
konteks
Perhutanan
Sosial,
JKPP
bersama
KpSHK
dan
BRWA
telah
menyerahkan
peta
partisipatif
seluas
6.125.377
ha
kepada
Kementerian
Lingkungan
Hidup
dan
Kehutanan.
Peta
Partisipatif
ini
telah
berkontribusi
pada
Peta
Indikatif
Areal
Perhutanan
Sosial
(PIAPS).
JKPP
juga
terlibat
dalam
mendorong
implementasi
skema
IP4T
di
beberapa
wilayah
kerja.
Termasuk
dalam
upaya
mempercepat
identifikasi
dan
inventarisasi
Wilayah
Adat
termasuk
upaya
percepatan
pengakuan
Hutan
Adat
melalui
Peraturan
Daerah
dan
kebijakan
lain
di
tingkat
Pemerintah
Daerah.
Hingga
saat
ini,
terdapat
8
(delapan)
MoU
antara
JKPP
dengan
Pemerintah
Daerah
setingkat
Kabupaten
dan
Provinsi
yang
telah
berhasil
diinisiasi.
Kedelapan
MoU
ini
diinisiasi
dalam
rangka
percepatan
penataan
batas
desa,
perencanaan
kawasan
pedesaan,
inisiasi
rencana
detail
tata
ruang,
dan
mendorong
Peraturan
Daerah
terkait
Perlindungan
Lahan
Pangan
dan
Pertanian
Berkelanjutan.
Kedelapan
MoU
yang
diinisiasi
JKPP
tersebut
bersama-‐sama
dengan
Kabupaten
Pulang
Pisau,
Kabupaten
Luwu
Utara,
Kabupaten
Maros,
Kabupaten
Wonosobo,
Kabupaten
Jayapura,
Kabupaten
Tambrauw,
Kabupaten
Batanghari,
dan
Propinsi
Papua.
Perbaikan
tata
kelola
ruang
yang
selama
ini
dilakukan
JKPP
tersebut
merupakan
bagian
yang
tidak
terpisahkan
dari
implementasi
Kebijakan
Satu
Peta
(melalui
Perpres
No.9
Tahun
2016).
Setelah
usia
Kebijakan
Satu
Peta
genap
satu
tahun,
upaya
untuk
memastikan
sinkronisasi
dan
verifikasi
peta
partisipatif
sebagai
bagian
dari
Informasi
Geospasial
Tematik
masih
2.
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
2
berlangsung.
JKPP
bersama
jaringan
tetap
mengupayakan
dialog
yang
berkelanjutan
dan
membangun
bersama
dengan
pemangku
kepentingan.
Untuk
mewujudkan
percepatan
perluasan
Wilayah
Kelola
Rakyat
melalui
Kebijakan
Satu
Peta,
maka
JKPP
menginisiasi
panel
dalam
rangkaian
Seminar
Nasional
Satu
Tahun
Implementasi
Kebijakan
Satu
Peta,
yaitu:
“Pengakuan
dan
Perlindungan
Masyarakat
Adat”
II. Tujuan
Dalam
konteks
Implementasi
Kebijakan
Satu
Peta,
Panel
ini
bertujuan
untuk:
§ mengetahui
apa
saja
kebijakan
dari
Kementerian
dan
Lembaga
dalam
rangka
mewujudkan
Pengakuan
dan
Perlindungan
Masyarakat
Adat
serta
isu-‐isu
yang
menyertainya;
§ mengetahui
kebijakan
terkait
Kelompok
Kerja
IGT
Masyarakat
dan
Hukum
Adat,
IGT
Wilayah
Adat
dan
kewenangan
Wali
Data
Wilayah
Adat;
§ mengidentifikasi
modal
dari
masyarakat
sipil
dan
peluang
integrasi
peta
partisipatif
yang
telah
mengidentifikasi
Wilayah
Adat
dalam
Kebijakan
Satu
Peta.
III. Hasil
Yang
Diharapkan
§ Adanya
pemahaman
yang
terbuka
dan
positif
untuk
mendukung
implementasi
Kebijakan
Satu
Peta
diantara
para
pemangku
kepentingan
melalui
adopsi
pemetaan
partisipatif
untuk
percepatan
Pengakuan
dan
Perlindungan
Masyarakat
Adat;
§ Adanya
informasi
dan
pemahaman
public
mengenai
kedudukan
Kelompok
Kerja
IGT
Masyarakat
dan
Hukum
Adat,
IGT
Wilayah
Adat
dan
Walidata
Wilayah
Adat;
§ Merumuskan
agenda
bersama
antar
K/L,
Pemerintah
Daerah
serta
CSO
pendukung
dalam
upaya
Pengakuan
dan
Perlindungan
Masyarakat
Adat
melalui
pemetaan
partisipatif
dalam
berbagai
kebijakan.
IV. Agenda
Panel
2
Pengakuan
dan
Perlindungan
Masyarakat
Adat
Waktu
Tema
Nara
Sumber
PIC
13.30
–
15.45
Kontribusi
Pemetaan
Partisipatif
dan
Peran
Masyarakat
Hukum
Adat
dalam
Percepatan
Pengakuan
dan
Perlindungan
Masyarakat
Adat:
Pengalaman
dalam
Pokja
Masyarakat
dan
Hukum
Adat
Direktur
Kawasan,
Perkotaan
dan
Batas
Negara,Direktorat
Jendral
Bina
Administrasi
Kewilayahan,
Kementerian
Dalam
Negeri
Moderator
3.
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
3
Mekanisme
dan
Standardisasi
adopsi
Peta-‐Peta
Partisipatif
dalam
mendukung
kinerja
Pokja
Masyarakat
dan
Hukum
Adat”
Kepala
Bidang
Pemetaan
Kebencanaan
dan
Perubahan
Iklim,
Badan
Informasi
Geospasial
Peran
dan
Kebijakan
Walidata
dalam
mengumpulkan
Peta-‐Peta
Partisipatif
untuk
melengkapi
IGT
Wilayah
Adat
Direktorat
Survei
dan
Pemetaan
Tematik,
Kementerian
Agraria
dan
Tata
Ruang
/Badan
Pertanahan
Nasional
Pengalaman
Pemda
dalam
mendukung
pengumpulan
IGT
Wilayah
Adat
Pemda
Kab.
Jayapura
Pengalaman
Pemda
dalam
mendukung
pengumpulan
Informasi
Geospasial
Tematik
Wilayah
Adat
Pemda
Kab.
Lebak
Pengalaman
Pemda
dalam
mendukung
pengumpulan
IGT
Wilayah
Adat
Pemda
Kab.
Bulukumba
Strategi
Perluasan
dan
Pasca
Penetapan
Hutan
Adat
Aliansi
Masyarakat
Adat
Nusantara
(AMAN)
Refleksi
mendorong
“Percepatan
Pengakuan
Wilayah
Adat
melalui
Kebijakan
Daerah”
Epistema
Institute
Refleksi
Panjang
Perjuangan
Mendorong
Penetapan
Hutan
Adat
Perkumpulan
HuMa
Urgensi
Registrasi
Wilayah
Adat
dalam
percepatan
pengakuan
BRWA
(Badan
Registrasi
Wilayah
Adat)
15.45-‐
16.00
Sesi
Tanya
Jawab
Peserta
Panel
Moderator