SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
Muhammad Tsani Mudzakir 2040312147
Zul'afiyati Huwaida 2140312161
Preseptor:
dr. Lydia Aswati, Sp.A, M.Biomed
DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi
baru lahir yang saat dilahirkan memiliki berat badan
senilai < 2500 gram tanpa menilai masa gestasi.
Organization WH. International statistical classification of diseases and related health problems, tenth revision, 2nd ed. World Health Organization; 2004.
EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2015, sekitar 20 juta
lebih bayi baru lahir, diperkirakan
14,6% dari semua bayi yang lahir
secara global pada tahun tersebut,
menderita berat badan lahir rendah
(BBLR) (UNICEF, 2019).
Penyebab tertinggi kematian neonatal
adalah bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) yaitu sebesar 7.150 (35,3%)
kasus dan diikuti oleh bayi baru lahir
dengan asfiksia yaitu sebesar 5.464 (27,0%)
kasus (Kemenkes RI, 2020).
Provinsi Sumatera barat (2019) berada
pada urutan ketiga angka terjadinya
bayi dengan berat badan lahir rendah
yaitu sebesar 162 kasus setelah provinsi
Aceh dengan 193 kasus dan Sumatera
Utara dengan 189 kasus (Kemenkes RI,
2020).
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kemenkes RI.
KLASIFIKASI
• Masa gestasinya kurang dari 37
minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan masa gestasi itu.
BBLR
PREMATUR
• Bayi lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi itu.
BBLR
DISMATUR
Atikah Proverawati dan Cahyo Ismawati. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
KLASIFIKASI
• Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
berat lahir antara 1500 – 2500 gram
BBLR
• Bayi Berat Lahir Sangat Rendah
(BBLSR) berat lahir 1000 – 1500 gram
BBLSR
• Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah
berat lahir < 1000 gram
BBLASR
Organization WH. International statistical classification of diseases and related health problems, tenth revision, 2nd ed. World Health Organization; 2004.
Faktor
Maternal
• Penyakit (Hipertensi,
Eklampsia,
Preeklampsia, Anemia)
• Usia
• Merokok
• Salah guna obat
• Riwayat kehamilan dan
persalinan sebelumnya
• Faktor Sosio Ekonomi
• Malnutrisi
Faktor
Plasenta
• Insufisiensi plasenta
• Plasenta previa
• Solusio plasenta
• Sindrom Transfusi
Kembar
• Trombosis vaskular
umbilikus
Faktor Janin
• Kelainan kromosom
(Trisomi 21,Trisomi
18)
• Infeksi janin kronik
(infeksi rubella
Kongenital, CMV)
• Kehamilan kembar
• Atresia
gastrointestinum
ETIOLOGI
a. Berat badan kurang dari 2500 gram
b. Panjang Badan kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang 30 cm dan lingkar kepala kurang dari 33 cm
d. Kepala lebih besar dari tubuh
e. Rambut lanugo masih banyak, jaringan lemak subkutan tipis atau sedikit
f. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup,sehingga elastisitas belum sempurna
Manifestasi Klinis
g. Tumit mengkilap dan telapak kaki halus.
h. Genitalia belum sempurna,pada bayi perempuan labia minora belum tertutup
oleh labia mayora.
i. Pada bayi laki-laki testis belum turun kedalam skrutom, pigmentasi dan rugae
pada skrotum kurang.
j. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur, dan
sering mendapatkan apnea.
k. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, sehingga refleks menghisap dan
menelan belum sempurna.
l. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermi
MASALAH PADA BBLR
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
• Ketidakstabilan suhu
• Kesulitan bernapas
• Kelainan gastrointestinal
dan nutrisi
• Imaturitas hati
• Imaturitas ginjal
• Imaturitas imunologi
• Kelainan neurologi
• Kelainan kardiovaskuler
• Kelainan hematologi
• Metabolisme
MASALAH PADA BBLR
1. Ketidakstabilan suhu
- Peningkatan kehilangan panas
- Kurangnya lemak subkutan
- Rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar
- Produksi panas berkurang
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
MASALAH PADA BBLR
2. Kesulitan bernapas
- Defisiensi surfaktan
- Risiko aspirasi
- Pernapasan periodik dan apnea
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
MASALAH PADA BBLR
3. Kelainan Gastrointestinal dan Nutrisi
- Refleks isap dan telan buruk
- Motilitas usus menurun
- Pengosongan lambung tertunda
- Pencernaan dan absorpsi vitamin larut lemak kurang
- Defisiensi enzim laktase
- Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi
- Risiko necrotizing entercolitis (NEC) meningkat
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
MASALAH PADA BBLR
4. Imaturitas Hati
- Terganggunya konjugasi dan ekskresi bilirubin
- Defisiensi faktor pembekuan
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
MASALAH PADA BBLR
5. Imaturitas Ginjal
- Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolik
- Ketidakseimbangan elektrolit; hiponatremia atau hipernatremia,
hiperkalemia atau glikosuria ginjal
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
MASALAH PADA BBLR
6. Imaturitas Imunologi
- Risiko infeksi
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
MASALAH PADA BBLR
7. Kelainan Neurologi
- Imaturitas refleks isap dan telan
- Penurunan motilitas usus
- Apnea dan bradikardia berulang
- Pengaturan perfusi serebral buruk
- Hypoxic ischemic encephalopathy (HIE)
- Retinopati prematuritas
- Kejang
- Hipotonia
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
MASALAH PADA BBLR
8. Kelainan Kardiovaskuler
- Patent ductus arteriosus (PDA)
- Hipotensi
- Hipertensi
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
MASALAH PADA BBLR
9. Kelainan Hematologi
- Anemia
- Hiperbilirubinemia
- Disseminated intravascular coagulation (DIC)
- Hemorrhagic disease of the newborn (HDN)
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
MASALAH PADA BBLR
10. Metabolisme
- Hipokalsemia
- Hipoglikemia atau hiperglikemia
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
MANAJEMEN PADA BBLR
Hipotermia sedang (32o-36,4oC)
- Ganti pakaian yang dingin dengan pakaian yang hangat, memakai topi
dan selimuti dengan selimut hangat.
- Perawatan Metode Kangguru (PMK)
- Inkubator
- Berikan ASI lebih sering
- Jika GDR <45mg/dL, tatalaksana hipoglikemia
- Pantau suhu tubuh tiap jam, manajemen berhasil jika suhu naik minimal
0,5oC/jam. Jika suhu tidak naik, cari tanda sepsis.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:96-97
MANAJEMEN PADA BBLR
Hipotermia berat (<32oC)
- Hangatkan bayi dengan infant warmer atau inkubator.
- Beri pakaian hangat dan gunakan topi
- Jika terdapat gangguan napas, manajemen gangguan napas
- Jika hipoglikemia <45mg/dL, tatalaksana hipoglikemi
- Pantau tanda kegawatan pada bayi
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:96-97
MANAJEMEN PADA BBLR
Gangguan Napas Ringan
- Amati pernapasan bayi setiap 2 jam
- Jika gangguan napas memburuk atau timbul gejala sepsis, tangani sepsis
- Kurangi pemberian O2 bertahap jika ada perbaikan gangguan napas.
Hentikan jika frekuensi napas 30-60 kali per menit.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138
MANAJEMEN PADA BBLR
Gangguan Napas Sedang
- Lanjutkan pemberian O2 dengan kecepatan aliran sedang
- Jangan diberikan minum
- Jika suhu aksila <34oC atau >39oC, air ketuban bercampur mekonium,
dan terdapat riwayat infeksi intrauterin, demam curiga infeksi berat
atau ketuban pecah dini, ambil sampel darah untuk kultur dan berikan
antibiotik
- Jika tidak ada tanda sepsis, pantau dalam 2 jam. Jika tidak ada perbaikan
atau tanda perburukan, kemungkinan besar sepsis.
- Tanda perbaikan: frekuensi napas menurun, tarikan dinding dada
berkurang atau suara merintih berkurang.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138
MANAJEMEN PADA BBLR
Gangguan Napas Berat
- Lanjutkan pemberian O2 dengan kecepatan aliran sedang
- Jika menunjukkan tanda perburukan atau ditemukannya sianosis
sentral, naikkan pemberian O2 pada kecepatan aliran tinggi. Jika gejala
menetap meskipun diberikan O2 100%, bila memungkinkan segera
rujuk ke rumah sakit rujukan yang memiliki ventilator mekanik
- Jika gangguan napas menetap setelah 2 jam, pasang pipa lambung untuk
mengosongkan cairan lambung dan udara
- Nilai kondisi tiap 3 jam; frekuensi napas, adanya retraksi dinding dada
atau suara merintih, episode apnea, kadar glukosa darah.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138
MANAJEMEN PADA BBLR
Apnea
- Pantau secara ketat terhadap periode apnea, jika gagal dengan rangsangan
mengusap dada atau punggung, lakukan resusitasi dengan balon dan sungkup
- Jika episode apnea lebih dari 1x; jangan berikan minum, pasang jalur iv dan
berikan cairan iv sesuai kebutuhan rumatan per hari.
- Untuk bayi sangat kecil BBL <1500 gram atau <32 minggu, serangan apnea
bisa menetap meskipun sudah dilakukan manajemen dan jika infeksi berat
telah diatasi, berikan Teofilin 5 mg/kgBB p.o dilanjutkan 2 mg/kgBB tiap 8
jam selama 7 hari. Jika tidak ada, berikan Aminofilin 6 mg/kgBB/iv
dilanjutkan 2 mg/kgBB/iv tiap 8 jam selama 7 hari
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138c
MANAJEMEN PADA BBLR
Asidosis Metabolik
- Jika didapatkan pH <7,2 dan kadar bikarbonat serum <15-16 mEq/L:
asidosis metabolik berat.
- Natrium bikarbonat tidak menguntungkan pada fase akut resusitasi
neonatus. Tanpa adanya ventilasi dan oksigenasi yang adekuat, pH darah
tidak akan membaik dan akan memperburuk asidosis serebral.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:142
Gomella T, Cunningham M, Eyal F, Zenk K. Neonatology: Management, Procedures, On-Call Problems, Diseases and Drugs 7th ed New York, NY: Lange Medical Books/Mc-Graw-Hill. 2013. h:23
- Setelah dilakukannya resusitasi optimal namun belum ada perbaikan,
natrium bikarbonat diberikan untuk mengoreksi keadaan asidosis
metabolik
- Tentukan penyebab, kemudian terapi dengan pemberian larutan
bikarbonat natrikus 2 mEq/kgBB (4 ml/kgBB dari pengenceran 0,5
mEq/ml) dengan kecepatan pemberian tidak lebih dari 1
mEq/kgBB/menit.
MANAJEMEN PADA BBLR
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:142
Gomella T, Cunningham M, Eyal F, Zenk K. Neonatology: Management, Procedures, On-Call Problems, Diseases and Drugs 7th ed New York, NY: Lange Medical Books/Mc-Graw-Hill. 2013. h:23
MANAJEMEN PADA BBLR
• Hipoglikemia (GDP <70 mg/dl)
1. Pasien bergejala (misalnya, gelisah/tremor, hipotonia, perubahan
tingkat kesadaran, apnea/bradikardia, sianosis, takipnea, mengisap
atau makan yang buruk, hipotermia, dan/atau kejang)
Yang berusia kurang dari 48 jam dengan kadar glukosa plasma <50
mg/dL (2,8 mmol/L)
Yang berusia lebih dari 48 jam dengan kadar glukosa plasma <60
mg/dL (3,3 mmol/L)
Committee on Fetus and Newborn, Adamkin DH. Postnatal glucose homeostasis in late-preterm and term infants. Pediatrics 2011; 127:575.
MANAJEMEN PADA BBLR
• Hipoglikemia (GDP <70 mg/dl)
2. Pasien tanpa gejala yang berisiko hipoglikemia (misalnya, bayi prematur
atau bayi dengan hambatan pertumbuhan janin [FGR]) atau pada pasien di
antaranya konsentrasi glukosa rendah diidentifikasi sebagai temuan
laboratorium insidental:
Yang berusia kurang dari 4 jam dengan kadar glukosa plasma <25 hingga 40
mg/dL (1,4 hingga 2,2 mmol/L) .
Yang berusia antara 4 dan 24 jam dengan glukosa plasma <35 hingga 45
mg/dL (1,9 hingga 2,5 mmol/L) .
Yang berusia antara 24 dan 48 jam dengan kadar glukosa plasma <45
hingga 50 mg/dL (2,5 hingga 2,8 mmol/L) [4].
Yang berusia lebih dari 48 jam dengan kadar glukosa plasma <60 mg/dL
(3,3 mmol/L)
Committee on Fetus and Newborn, Adamkin DH. Postnatal glucose homeostasis in late-preterm and term infants. Pediatrics 2011; 127:575.
MANAJEMEN PADA BBLR
Hipoglikemia (GDP <70 mg/dl)
- Jika GDS 25-50 mg/dL: berikan ASI. Evaluasi dalam 3 jam. Jika masih di
bawah 50 mg/dL, tingkatkan frekuensi menyusui atau tingkatkan
volume perasan ASI yang diberikan.
- Jika GDS <25 mg/dL: pasang selang iv, berikan bolus glukosa 10% 2
ml/kgBB iv secara perlahan selama lima menit. Jika selang iv tidak dapat
dipasang, berikan glukosa 10% 2 ml/kgBB melalui selang lambung.
Infuskan glukosa 10% dengan volume rumatan harian sesuai dengan
usia bayi. Evaluasi setelah 30 menit, kemudian tiap 3 jam.
Subekti BN. (2019). Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir: Panduan untuk Dokter, Perawat & Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. h:112-113
Rozance PJ. Management and outcome of neonatal hypoglycemia. UpToDate. Oct 2021. Diakses pada 16 November 2021. https://www.uptodate.com/contents/management-and-outcome-of-neonatal-hypoglycemia
MANAJEMEN PADA BBLR
Hiperbilirubinemia
- Jika bayi mendapat ASI:
- Observasi feses bayi, segera mulai menyusu dan berikan sesering
mungkin.
- Tidak dianjurkan pemberian air, dekstrosa atau formula pengganti
- Jika bilirubin mencapai 15 mg/dL, tingkatkan pemberian minum,
rangsang produksi ASI dengan memompa, dan gunakan protokol
fototerapi.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:160
MANAJEMEN PADA BBLR
Hiperbilirubinemia
Gomella T, Eyal FG, Bany F. Gomella’s Neonatology: Management, Procedurs, On-Call Problems, Disease, and Drugs. 8 th ed. New York, NY : Lange Medical Books/Mc Graw-Hill, 2020:910.
MANAJEMEN PADA BBLR
Hiperbilirubinemia
Maisels MJ, Watchko JF, Bhutani VK, et al. An approach to the management of hyperbilirubinemia in the preterm infant less than 35 weeks of gestation. J Perinatol 2012;32:662
MANAJEMEN PADA BBLR
Pemantauan Jangka Panjang
- Pola peningkatan berat badan lebih penting daripada pencapaian berat
badan tertentu
- Stabilitas fisiologis kemampuan untuk menyusu
- Mempertahankan suhu tubuh normal
- Suatu program aktif dengan melibatkan orang tua pada persiapan pasca
RS disebut pre discharge on site home assessment.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:269
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : By. Ny. TN
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal Lahir : 9/11/2021
• Umur : 3 hari
• Alamat : Gulai Bancah, Bukittinggi
• Tanggal Masuk : 9 November 2021
• Tanggal Pemeriksaan : 12 November 2021
ANAMNESIS
• Pasien bayi laki-laki berusia 3 hari dirawat di NICU RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi sejak tanggal 9 November 2021,
dengan:
• Keluhan Utama:
Sesak napas sejak lahir
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Sekarang
- Bayi tidak langsung menangis setelah lahir
- Baru mulai menangis setelah dilakukan pertolongan kurang lebih 10 menit
- Bayi terlihat kesulitan bernafas
- Bayi merintih
- Demam tidak ada
- Kejang tidak ada
- Biru tidak ada
- Kuning tidak ada
- BAK ada
- BAB ada
APGAR SCORE
Penilaian Menit ke-1 Menit ke-5
Appearance 0 1
Pulse 1 1
Grimace 1 1
Activity 0 1
Respiration 0 1
Jumlah 2 5
BALLARD SCORE
Neuromuscular Maturity Nilai
Position 2
Square Window 1
Arm Recoil 2
Popliteal Angle 2
Scarf Sign 2
Heel to Ear 3
Jumlah 12
BALLARD SCORE
Physical Maturity Nilai
Skin 0
Lanugo 1
Plantar Surface 0
Breast 2
Eye & Ear 0
Genital 2
Total Ballard Score 17
Usia Gestasi 30-32
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Riwayat ibu menderita Ca tiroid, dan telah dilakukan tiroideoktomi pada
tahun 2014
- Riwayat ibu menderita asma
- Tidak ada riwayat penyakit bawaan
RIWAYAT KEHAMILAN
• Pasien Thoyyibatun Nisa usia 29 tahun G1P0A0H0, Gravid 30-31
minggu, HPHT : 10-04-2021
• Gerak anak dirasakan 5 bulan yang lalu
• Riwayat perdarahan tidak ada
• Riwayat mual, muntah hebat saat hamil muda tidak ada
• Pasien rutin kontrol anc ke bidan 3x semenjak trimester pertama, lalu
kontrol ke Sp.OG 4x setiap bulan.
• Makan dan minum cukup
• BB meningkat 7 kg selama kehamilan.
RIWAYAT PERSALINAN
- Anak lahir kurang bulan, persalinan spontan pervaginam, anak tidak
langsung menangis, berat badan lahir 1680 gram dan panjang badan lahir
41 cm.
- APGAR score pasien adalah 2 pada menit pertama dan 5 pada menit kelima,
janin tunggal, ketuban jernih.
RIWAYAT MAKAN DAN MINUM
- Anak diberikan ASI sebanyak 8 kali per hari dengan 5 cc per kali pemberian
RIWAYAT IMUNISASI
Imunisasi Dasar/Umur Booster/Umur
BCG - -
DPT
1
2
3
-
-
-
-
-
-
Polio
1
2
3
-
-
-
-
-
-
Hepatitis B
1
2
3
-
-
-
-
-
-
Haemofilus Influenza B - -
RIWAYAT PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
- Rumah tempat tinggal : Permanen
- Sumber air minum : Air Galon
- Buang air besar : WC Didalam rumah
- Pekarangan : Pekarangan luas
- Sampah : Pembuangan sampah jauh dari pemukiman
- Kesan : Sanitasi dan Higienitas baik
ANAMNESIS
• Riwayat
Keluarga Ayah Ibu
Nama Tn.HL Ny. TN
Umur 35 tahun 29 tahun
Pendidikan S2 S1
Pekerjaan PNS IRT
Penghasilan 10.000.000 -
Perkawinan 1 1
Penyakit yang pernah diderita Tidak ada Ca. Tiroid
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Sakit berat
• Kesadaran : CMC
• Tekanan Darah : 63/33 mmHg
• Denyut Nadi : 163x/menit
• Frekuensi Napas : 49x/menit
• Suhu : 37,1oC
• Down Score : 6
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
• BB : 1680 gram (P50)
• PB : 41 cm (P90)
• LK : 30 cm (P50)
• Status Gizi: Sesuai Masa Kehamilan
PEMERIKSAAN FISIK
• Kulit : tampak kuning hingga lutut
• Kelenjar Getah Bening : tidak tampak pembengkakan KGB
• Kepala : bulat, simetris, LK: 30 cm
• Rambut : hitam, lurus, lebat, tidak mudah rontok
• Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Telinga : tidak ada kelainan, sekret tidak ada
• Hidung : Nafas cuping hidung tidak, sekret tidak ada
• Tenggorok : tidak dilakukan pemeriksaan
• Mulut : sianosis tidak ada
• Leher : tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN FISIK
• Thoraks : Simetris kiri dan kanan, Retraksi ada, tampak cutis marmorata
dan Petekie
• Paru
Inspeksi : retraksi pada intercostal dan subcostal
Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : suara napas bronkovesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada
• Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba LMCS RIC V
Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : terdengar bunyi jantung tambahan, murmur pansistolik
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen tidak ada, tali pusat belum terlepas
Palpasi : supel, hepar teraba ¼,- ¼, lien tidak teraba
Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : bising usus ada, 3 kali per menit
• Punggung : tidak tampak kelainan
• Genitalia : tidak ada kelainan
• Anus : ada
• Ekstermitas atas : akral hangat, CRT <3 detik, sianosis tidak ada
• Ekstermitas bawah : akral hangat, CRT <3 detik, sianosis tidak ada, terdapat ekimosis, dan
cutis marmorata
• Refleks Neonatal : rooting reflex tidak ada, palmar grasp tidak ada, moro reflex
ada, sucking reflex tidak ada
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Hematologi (12/11/2021)
- Hb : 13,1 g/dL
- Leukosit : 5220/mm3
- Hematokrit : 36,8%
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Elektrolit (12/11/2021)
- Natrium : 138 mEq/L
- Kalium : 5,06 mEq/L
- Klorida : 109,1 mEq/L
- Kalsium : 9 mg/dL
- Kesan : Klorida meningkat
DAFTAR MASALAH
• Berat badan lahir 1680 gram
• Retraksi berat pada intercostal, subcostal
• Ikterik grade 4
DIAGNOSIS KERJA
- Neonatus kurang bulan, sesuai masa kehamilan 1680 gram, gravid 30-32
minggu, susp. penyakit membran hialin
RENCANA PEMERIKSAAN
- Laboratorium darah rutin
- Rontgen toraks
- Konsul ke dokter spesialis mata
PENATALAKSANAAN
• Tatalaksana nutrisi/dietetik
- ASI on demand 8x5cc
• Tatalaksana medikamentosa
- Injeksi Vitamin K
- Tetes mata gentamisin
- Aminosteril infant 27 ml/24 jam
- Lipid 0,4 ml/jam
PENATALAKSANAAN
• Edukasi
- Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang penyakit pasien
- Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan kepada pasien
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to BST BBLR REVISI.pptx

Similar to BST BBLR REVISI.pptx (20)

Nutrisi pada BBLR
Nutrisi pada BBLRNutrisi pada BBLR
Nutrisi pada BBLR
 
KGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptxKGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptx
 
Bblr kecil
Bblr kecilBblr kecil
Bblr kecil
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
 
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demamMakalah hubungan asfiksia dengan demam
Makalah hubungan asfiksia dengan demam
 
Asuhan keperawatan prematur kecil
Asuhan keperawatan prematur kecilAsuhan keperawatan prematur kecil
Asuhan keperawatan prematur kecil
 
226184976 case-fix
226184976 case-fix226184976 case-fix
226184976 case-fix
 
Responsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fixResponsi nicu ririn fix
Responsi nicu ririn fix
 
Dr. suparyanto, m.kes
Dr. suparyanto, m.kesDr. suparyanto, m.kes
Dr. suparyanto, m.kes
 
Naskah dlm ms word
Naskah dlm ms wordNaskah dlm ms word
Naskah dlm ms word
 
Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
 
Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
 
Askeb bblr
Askeb bblrAskeb bblr
Askeb bblr
 
Bblr
BblrBblr
Bblr
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 

BST BBLR REVISI.pptx

  • 1. BERAT BADAN LAHIR RENDAH Muhammad Tsani Mudzakir 2040312147 Zul'afiyati Huwaida 2140312161 Preseptor: dr. Lydia Aswati, Sp.A, M.Biomed
  • 2. DEFINISI Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi baru lahir yang saat dilahirkan memiliki berat badan senilai < 2500 gram tanpa menilai masa gestasi. Organization WH. International statistical classification of diseases and related health problems, tenth revision, 2nd ed. World Health Organization; 2004.
  • 3. EPIDEMIOLOGI Pada tahun 2015, sekitar 20 juta lebih bayi baru lahir, diperkirakan 14,6% dari semua bayi yang lahir secara global pada tahun tersebut, menderita berat badan lahir rendah (BBLR) (UNICEF, 2019). Penyebab tertinggi kematian neonatal adalah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu sebesar 7.150 (35,3%) kasus dan diikuti oleh bayi baru lahir dengan asfiksia yaitu sebesar 5.464 (27,0%) kasus (Kemenkes RI, 2020). Provinsi Sumatera barat (2019) berada pada urutan ketiga angka terjadinya bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu sebesar 162 kasus setelah provinsi Aceh dengan 193 kasus dan Sumatera Utara dengan 189 kasus (Kemenkes RI, 2020). Kementrian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kemenkes RI.
  • 4. KLASIFIKASI • Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan masa gestasi itu. BBLR PREMATUR • Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. BBLR DISMATUR Atikah Proverawati dan Cahyo Ismawati. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
  • 5. KLASIFIKASI • Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat lahir antara 1500 – 2500 gram BBLR • Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir 1000 – 1500 gram BBLSR • Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah berat lahir < 1000 gram BBLASR Organization WH. International statistical classification of diseases and related health problems, tenth revision, 2nd ed. World Health Organization; 2004.
  • 6. Faktor Maternal • Penyakit (Hipertensi, Eklampsia, Preeklampsia, Anemia) • Usia • Merokok • Salah guna obat • Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya • Faktor Sosio Ekonomi • Malnutrisi Faktor Plasenta • Insufisiensi plasenta • Plasenta previa • Solusio plasenta • Sindrom Transfusi Kembar • Trombosis vaskular umbilikus Faktor Janin • Kelainan kromosom (Trisomi 21,Trisomi 18) • Infeksi janin kronik (infeksi rubella Kongenital, CMV) • Kehamilan kembar • Atresia gastrointestinum ETIOLOGI
  • 7.
  • 8.
  • 9. a. Berat badan kurang dari 2500 gram b. Panjang Badan kurang dari 45 cm c. Lingkar dada kurang 30 cm dan lingkar kepala kurang dari 33 cm d. Kepala lebih besar dari tubuh e. Rambut lanugo masih banyak, jaringan lemak subkutan tipis atau sedikit f. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup,sehingga elastisitas belum sempurna Manifestasi Klinis
  • 10. g. Tumit mengkilap dan telapak kaki halus. h. Genitalia belum sempurna,pada bayi perempuan labia minora belum tertutup oleh labia mayora. i. Pada bayi laki-laki testis belum turun kedalam skrutom, pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang. j. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur, dan sering mendapatkan apnea. k. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, sehingga refleks menghisap dan menelan belum sempurna. l. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermi
  • 11. MASALAH PADA BBLR Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14 • Ketidakstabilan suhu • Kesulitan bernapas • Kelainan gastrointestinal dan nutrisi • Imaturitas hati • Imaturitas ginjal • Imaturitas imunologi • Kelainan neurologi • Kelainan kardiovaskuler • Kelainan hematologi • Metabolisme
  • 12. MASALAH PADA BBLR 1. Ketidakstabilan suhu - Peningkatan kehilangan panas - Kurangnya lemak subkutan - Rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar - Produksi panas berkurang Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
  • 13. MASALAH PADA BBLR 2. Kesulitan bernapas - Defisiensi surfaktan - Risiko aspirasi - Pernapasan periodik dan apnea Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
  • 14. MASALAH PADA BBLR 3. Kelainan Gastrointestinal dan Nutrisi - Refleks isap dan telan buruk - Motilitas usus menurun - Pengosongan lambung tertunda - Pencernaan dan absorpsi vitamin larut lemak kurang - Defisiensi enzim laktase - Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi - Risiko necrotizing entercolitis (NEC) meningkat Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
  • 15. MASALAH PADA BBLR 4. Imaturitas Hati - Terganggunya konjugasi dan ekskresi bilirubin - Defisiensi faktor pembekuan Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
  • 16. MASALAH PADA BBLR 5. Imaturitas Ginjal - Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolik - Ketidakseimbangan elektrolit; hiponatremia atau hipernatremia, hiperkalemia atau glikosuria ginjal Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
  • 17. MASALAH PADA BBLR 6. Imaturitas Imunologi - Risiko infeksi Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
  • 18. MASALAH PADA BBLR 7. Kelainan Neurologi - Imaturitas refleks isap dan telan - Penurunan motilitas usus - Apnea dan bradikardia berulang - Pengaturan perfusi serebral buruk - Hypoxic ischemic encephalopathy (HIE) - Retinopati prematuritas - Kejang - Hipotonia Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
  • 19. MASALAH PADA BBLR 8. Kelainan Kardiovaskuler - Patent ductus arteriosus (PDA) - Hipotensi - Hipertensi Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
  • 20. MASALAH PADA BBLR 9. Kelainan Hematologi - Anemia - Hiperbilirubinemia - Disseminated intravascular coagulation (DIC) - Hemorrhagic disease of the newborn (HDN) Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
  • 21. MASALAH PADA BBLR 10. Metabolisme - Hipokalsemia - Hipoglikemia atau hiperglikemia Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
  • 22. MANAJEMEN PADA BBLR Hipotermia sedang (32o-36,4oC) - Ganti pakaian yang dingin dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan selimuti dengan selimut hangat. - Perawatan Metode Kangguru (PMK) - Inkubator - Berikan ASI lebih sering - Jika GDR <45mg/dL, tatalaksana hipoglikemia - Pantau suhu tubuh tiap jam, manajemen berhasil jika suhu naik minimal 0,5oC/jam. Jika suhu tidak naik, cari tanda sepsis. Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:96-97
  • 23. MANAJEMEN PADA BBLR Hipotermia berat (<32oC) - Hangatkan bayi dengan infant warmer atau inkubator. - Beri pakaian hangat dan gunakan topi - Jika terdapat gangguan napas, manajemen gangguan napas - Jika hipoglikemia <45mg/dL, tatalaksana hipoglikemi - Pantau tanda kegawatan pada bayi Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:96-97
  • 24. MANAJEMEN PADA BBLR Gangguan Napas Ringan - Amati pernapasan bayi setiap 2 jam - Jika gangguan napas memburuk atau timbul gejala sepsis, tangani sepsis - Kurangi pemberian O2 bertahap jika ada perbaikan gangguan napas. Hentikan jika frekuensi napas 30-60 kali per menit. Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138
  • 25. MANAJEMEN PADA BBLR Gangguan Napas Sedang - Lanjutkan pemberian O2 dengan kecepatan aliran sedang - Jangan diberikan minum - Jika suhu aksila <34oC atau >39oC, air ketuban bercampur mekonium, dan terdapat riwayat infeksi intrauterin, demam curiga infeksi berat atau ketuban pecah dini, ambil sampel darah untuk kultur dan berikan antibiotik - Jika tidak ada tanda sepsis, pantau dalam 2 jam. Jika tidak ada perbaikan atau tanda perburukan, kemungkinan besar sepsis. - Tanda perbaikan: frekuensi napas menurun, tarikan dinding dada berkurang atau suara merintih berkurang. Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138
  • 26. MANAJEMEN PADA BBLR Gangguan Napas Berat - Lanjutkan pemberian O2 dengan kecepatan aliran sedang - Jika menunjukkan tanda perburukan atau ditemukannya sianosis sentral, naikkan pemberian O2 pada kecepatan aliran tinggi. Jika gejala menetap meskipun diberikan O2 100%, bila memungkinkan segera rujuk ke rumah sakit rujukan yang memiliki ventilator mekanik - Jika gangguan napas menetap setelah 2 jam, pasang pipa lambung untuk mengosongkan cairan lambung dan udara - Nilai kondisi tiap 3 jam; frekuensi napas, adanya retraksi dinding dada atau suara merintih, episode apnea, kadar glukosa darah. Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138
  • 27. MANAJEMEN PADA BBLR Apnea - Pantau secara ketat terhadap periode apnea, jika gagal dengan rangsangan mengusap dada atau punggung, lakukan resusitasi dengan balon dan sungkup - Jika episode apnea lebih dari 1x; jangan berikan minum, pasang jalur iv dan berikan cairan iv sesuai kebutuhan rumatan per hari. - Untuk bayi sangat kecil BBL <1500 gram atau <32 minggu, serangan apnea bisa menetap meskipun sudah dilakukan manajemen dan jika infeksi berat telah diatasi, berikan Teofilin 5 mg/kgBB p.o dilanjutkan 2 mg/kgBB tiap 8 jam selama 7 hari. Jika tidak ada, berikan Aminofilin 6 mg/kgBB/iv dilanjutkan 2 mg/kgBB/iv tiap 8 jam selama 7 hari Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138c
  • 28. MANAJEMEN PADA BBLR Asidosis Metabolik - Jika didapatkan pH <7,2 dan kadar bikarbonat serum <15-16 mEq/L: asidosis metabolik berat. - Natrium bikarbonat tidak menguntungkan pada fase akut resusitasi neonatus. Tanpa adanya ventilasi dan oksigenasi yang adekuat, pH darah tidak akan membaik dan akan memperburuk asidosis serebral. Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:142 Gomella T, Cunningham M, Eyal F, Zenk K. Neonatology: Management, Procedures, On-Call Problems, Diseases and Drugs 7th ed New York, NY: Lange Medical Books/Mc-Graw-Hill. 2013. h:23
  • 29. - Setelah dilakukannya resusitasi optimal namun belum ada perbaikan, natrium bikarbonat diberikan untuk mengoreksi keadaan asidosis metabolik - Tentukan penyebab, kemudian terapi dengan pemberian larutan bikarbonat natrikus 2 mEq/kgBB (4 ml/kgBB dari pengenceran 0,5 mEq/ml) dengan kecepatan pemberian tidak lebih dari 1 mEq/kgBB/menit. MANAJEMEN PADA BBLR Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:142 Gomella T, Cunningham M, Eyal F, Zenk K. Neonatology: Management, Procedures, On-Call Problems, Diseases and Drugs 7th ed New York, NY: Lange Medical Books/Mc-Graw-Hill. 2013. h:23
  • 30. MANAJEMEN PADA BBLR • Hipoglikemia (GDP <70 mg/dl) 1. Pasien bergejala (misalnya, gelisah/tremor, hipotonia, perubahan tingkat kesadaran, apnea/bradikardia, sianosis, takipnea, mengisap atau makan yang buruk, hipotermia, dan/atau kejang) Yang berusia kurang dari 48 jam dengan kadar glukosa plasma <50 mg/dL (2,8 mmol/L) Yang berusia lebih dari 48 jam dengan kadar glukosa plasma <60 mg/dL (3,3 mmol/L) Committee on Fetus and Newborn, Adamkin DH. Postnatal glucose homeostasis in late-preterm and term infants. Pediatrics 2011; 127:575.
  • 31. MANAJEMEN PADA BBLR • Hipoglikemia (GDP <70 mg/dl) 2. Pasien tanpa gejala yang berisiko hipoglikemia (misalnya, bayi prematur atau bayi dengan hambatan pertumbuhan janin [FGR]) atau pada pasien di antaranya konsentrasi glukosa rendah diidentifikasi sebagai temuan laboratorium insidental: Yang berusia kurang dari 4 jam dengan kadar glukosa plasma <25 hingga 40 mg/dL (1,4 hingga 2,2 mmol/L) . Yang berusia antara 4 dan 24 jam dengan glukosa plasma <35 hingga 45 mg/dL (1,9 hingga 2,5 mmol/L) . Yang berusia antara 24 dan 48 jam dengan kadar glukosa plasma <45 hingga 50 mg/dL (2,5 hingga 2,8 mmol/L) [4]. Yang berusia lebih dari 48 jam dengan kadar glukosa plasma <60 mg/dL (3,3 mmol/L) Committee on Fetus and Newborn, Adamkin DH. Postnatal glucose homeostasis in late-preterm and term infants. Pediatrics 2011; 127:575.
  • 32. MANAJEMEN PADA BBLR Hipoglikemia (GDP <70 mg/dl) - Jika GDS 25-50 mg/dL: berikan ASI. Evaluasi dalam 3 jam. Jika masih di bawah 50 mg/dL, tingkatkan frekuensi menyusui atau tingkatkan volume perasan ASI yang diberikan. - Jika GDS <25 mg/dL: pasang selang iv, berikan bolus glukosa 10% 2 ml/kgBB iv secara perlahan selama lima menit. Jika selang iv tidak dapat dipasang, berikan glukosa 10% 2 ml/kgBB melalui selang lambung. Infuskan glukosa 10% dengan volume rumatan harian sesuai dengan usia bayi. Evaluasi setelah 30 menit, kemudian tiap 3 jam. Subekti BN. (2019). Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir: Panduan untuk Dokter, Perawat & Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. h:112-113 Rozance PJ. Management and outcome of neonatal hypoglycemia. UpToDate. Oct 2021. Diakses pada 16 November 2021. https://www.uptodate.com/contents/management-and-outcome-of-neonatal-hypoglycemia
  • 33. MANAJEMEN PADA BBLR Hiperbilirubinemia - Jika bayi mendapat ASI: - Observasi feses bayi, segera mulai menyusu dan berikan sesering mungkin. - Tidak dianjurkan pemberian air, dekstrosa atau formula pengganti - Jika bilirubin mencapai 15 mg/dL, tingkatkan pemberian minum, rangsang produksi ASI dengan memompa, dan gunakan protokol fototerapi. Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:160
  • 34. MANAJEMEN PADA BBLR Hiperbilirubinemia Gomella T, Eyal FG, Bany F. Gomella’s Neonatology: Management, Procedurs, On-Call Problems, Disease, and Drugs. 8 th ed. New York, NY : Lange Medical Books/Mc Graw-Hill, 2020:910.
  • 35. MANAJEMEN PADA BBLR Hiperbilirubinemia Maisels MJ, Watchko JF, Bhutani VK, et al. An approach to the management of hyperbilirubinemia in the preterm infant less than 35 weeks of gestation. J Perinatol 2012;32:662
  • 36. MANAJEMEN PADA BBLR Pemantauan Jangka Panjang - Pola peningkatan berat badan lebih penting daripada pencapaian berat badan tertentu - Stabilitas fisiologis kemampuan untuk menyusu - Mempertahankan suhu tubuh normal - Suatu program aktif dengan melibatkan orang tua pada persiapan pasca RS disebut pre discharge on site home assessment. Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:269
  • 38. IDENTITAS PASIEN • Nama : By. Ny. TN • Jenis Kelamin : Laki-laki • Tanggal Lahir : 9/11/2021 • Umur : 3 hari • Alamat : Gulai Bancah, Bukittinggi • Tanggal Masuk : 9 November 2021 • Tanggal Pemeriksaan : 12 November 2021
  • 39. ANAMNESIS • Pasien bayi laki-laki berusia 3 hari dirawat di NICU RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi sejak tanggal 9 November 2021, dengan: • Keluhan Utama: Sesak napas sejak lahir
  • 40. ANAMNESIS • Riwayat Penyakit Sekarang - Bayi tidak langsung menangis setelah lahir - Baru mulai menangis setelah dilakukan pertolongan kurang lebih 10 menit - Bayi terlihat kesulitan bernafas - Bayi merintih - Demam tidak ada - Kejang tidak ada - Biru tidak ada - Kuning tidak ada - BAK ada - BAB ada
  • 41. APGAR SCORE Penilaian Menit ke-1 Menit ke-5 Appearance 0 1 Pulse 1 1 Grimace 1 1 Activity 0 1 Respiration 0 1 Jumlah 2 5
  • 42. BALLARD SCORE Neuromuscular Maturity Nilai Position 2 Square Window 1 Arm Recoil 2 Popliteal Angle 2 Scarf Sign 2 Heel to Ear 3 Jumlah 12
  • 43. BALLARD SCORE Physical Maturity Nilai Skin 0 Lanugo 1 Plantar Surface 0 Breast 2 Eye & Ear 0 Genital 2 Total Ballard Score 17 Usia Gestasi 30-32
  • 44. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA - Riwayat ibu menderita Ca tiroid, dan telah dilakukan tiroideoktomi pada tahun 2014 - Riwayat ibu menderita asma - Tidak ada riwayat penyakit bawaan
  • 45. RIWAYAT KEHAMILAN • Pasien Thoyyibatun Nisa usia 29 tahun G1P0A0H0, Gravid 30-31 minggu, HPHT : 10-04-2021 • Gerak anak dirasakan 5 bulan yang lalu • Riwayat perdarahan tidak ada • Riwayat mual, muntah hebat saat hamil muda tidak ada • Pasien rutin kontrol anc ke bidan 3x semenjak trimester pertama, lalu kontrol ke Sp.OG 4x setiap bulan. • Makan dan minum cukup • BB meningkat 7 kg selama kehamilan.
  • 46. RIWAYAT PERSALINAN - Anak lahir kurang bulan, persalinan spontan pervaginam, anak tidak langsung menangis, berat badan lahir 1680 gram dan panjang badan lahir 41 cm. - APGAR score pasien adalah 2 pada menit pertama dan 5 pada menit kelima, janin tunggal, ketuban jernih.
  • 47. RIWAYAT MAKAN DAN MINUM - Anak diberikan ASI sebanyak 8 kali per hari dengan 5 cc per kali pemberian
  • 48. RIWAYAT IMUNISASI Imunisasi Dasar/Umur Booster/Umur BCG - - DPT 1 2 3 - - - - - - Polio 1 2 3 - - - - - - Hepatitis B 1 2 3 - - - - - - Haemofilus Influenza B - -
  • 49. RIWAYAT PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN - Rumah tempat tinggal : Permanen - Sumber air minum : Air Galon - Buang air besar : WC Didalam rumah - Pekarangan : Pekarangan luas - Sampah : Pembuangan sampah jauh dari pemukiman - Kesan : Sanitasi dan Higienitas baik
  • 50. ANAMNESIS • Riwayat Keluarga Ayah Ibu Nama Tn.HL Ny. TN Umur 35 tahun 29 tahun Pendidikan S2 S1 Pekerjaan PNS IRT Penghasilan 10.000.000 - Perkawinan 1 1 Penyakit yang pernah diderita Tidak ada Ca. Tiroid
  • 51. PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan Umum : Sakit berat • Kesadaran : CMC • Tekanan Darah : 63/33 mmHg • Denyut Nadi : 163x/menit • Frekuensi Napas : 49x/menit • Suhu : 37,1oC • Down Score : 6
  • 53.
  • 54. PEMERIKSAAN FISIK • BB : 1680 gram (P50) • PB : 41 cm (P90) • LK : 30 cm (P50) • Status Gizi: Sesuai Masa Kehamilan
  • 55. PEMERIKSAAN FISIK • Kulit : tampak kuning hingga lutut • Kelenjar Getah Bening : tidak tampak pembengkakan KGB • Kepala : bulat, simetris, LK: 30 cm • Rambut : hitam, lurus, lebat, tidak mudah rontok • Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik • Telinga : tidak ada kelainan, sekret tidak ada • Hidung : Nafas cuping hidung tidak, sekret tidak ada • Tenggorok : tidak dilakukan pemeriksaan • Mulut : sianosis tidak ada • Leher : tidak ada kelainan
  • 56. PEMERIKSAAN FISIK • Thoraks : Simetris kiri dan kanan, Retraksi ada, tampak cutis marmorata dan Petekie • Paru Inspeksi : retraksi pada intercostal dan subcostal Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan Auskultasi : suara napas bronkovesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada • Jantung Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat Palpasi : iktus kordis teraba LMCS RIC V Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan Auskultasi : terdengar bunyi jantung tambahan, murmur pansistolik
  • 57. PEMERIKSAAN FISIK • Abdomen Inspeksi : distensi abdomen tidak ada, tali pusat belum terlepas Palpasi : supel, hepar teraba ¼,- ¼, lien tidak teraba Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan Auskultasi : bising usus ada, 3 kali per menit • Punggung : tidak tampak kelainan • Genitalia : tidak ada kelainan • Anus : ada • Ekstermitas atas : akral hangat, CRT <3 detik, sianosis tidak ada • Ekstermitas bawah : akral hangat, CRT <3 detik, sianosis tidak ada, terdapat ekimosis, dan cutis marmorata • Refleks Neonatal : rooting reflex tidak ada, palmar grasp tidak ada, moro reflex ada, sucking reflex tidak ada
  • 58. PEMERIKSAAN LABORATORIUM • Hematologi (12/11/2021) - Hb : 13,1 g/dL - Leukosit : 5220/mm3 - Hematokrit : 36,8%
  • 59. PEMERIKSAAN LABORATORIUM • Elektrolit (12/11/2021) - Natrium : 138 mEq/L - Kalium : 5,06 mEq/L - Klorida : 109,1 mEq/L - Kalsium : 9 mg/dL - Kesan : Klorida meningkat
  • 60. DAFTAR MASALAH • Berat badan lahir 1680 gram • Retraksi berat pada intercostal, subcostal • Ikterik grade 4
  • 61. DIAGNOSIS KERJA - Neonatus kurang bulan, sesuai masa kehamilan 1680 gram, gravid 30-32 minggu, susp. penyakit membran hialin
  • 62. RENCANA PEMERIKSAAN - Laboratorium darah rutin - Rontgen toraks - Konsul ke dokter spesialis mata
  • 63. PENATALAKSANAAN • Tatalaksana nutrisi/dietetik - ASI on demand 8x5cc • Tatalaksana medikamentosa - Injeksi Vitamin K - Tetes mata gentamisin - Aminosteril infant 27 ml/24 jam - Lipid 0,4 ml/jam
  • 64. PENATALAKSANAAN • Edukasi - Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang penyakit pasien - Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan kepada pasien