1. BERAT BADAN LAHIR RENDAH
Muhammad Tsani Mudzakir 2040312147
Zul'afiyati Huwaida 2140312161
Preseptor:
dr. Lydia Aswati, Sp.A, M.Biomed
2. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi
baru lahir yang saat dilahirkan memiliki berat badan
senilai < 2500 gram tanpa menilai masa gestasi.
Organization WH. International statistical classification of diseases and related health problems, tenth revision, 2nd ed. World Health Organization; 2004.
3. EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2015, sekitar 20 juta
lebih bayi baru lahir, diperkirakan
14,6% dari semua bayi yang lahir
secara global pada tahun tersebut,
menderita berat badan lahir rendah
(BBLR) (UNICEF, 2019).
Penyebab tertinggi kematian neonatal
adalah bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) yaitu sebesar 7.150 (35,3%)
kasus dan diikuti oleh bayi baru lahir
dengan asfiksia yaitu sebesar 5.464 (27,0%)
kasus (Kemenkes RI, 2020).
Provinsi Sumatera barat (2019) berada
pada urutan ketiga angka terjadinya
bayi dengan berat badan lahir rendah
yaitu sebesar 162 kasus setelah provinsi
Aceh dengan 193 kasus dan Sumatera
Utara dengan 189 kasus (Kemenkes RI,
2020).
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kemenkes RI.
4. KLASIFIKASI
• Masa gestasinya kurang dari 37
minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan masa gestasi itu.
BBLR
PREMATUR
• Bayi lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi itu.
BBLR
DISMATUR
Atikah Proverawati dan Cahyo Ismawati. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
5. KLASIFIKASI
• Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
berat lahir antara 1500 – 2500 gram
BBLR
• Bayi Berat Lahir Sangat Rendah
(BBLSR) berat lahir 1000 – 1500 gram
BBLSR
• Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah
berat lahir < 1000 gram
BBLASR
Organization WH. International statistical classification of diseases and related health problems, tenth revision, 2nd ed. World Health Organization; 2004.
9. a. Berat badan kurang dari 2500 gram
b. Panjang Badan kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang 30 cm dan lingkar kepala kurang dari 33 cm
d. Kepala lebih besar dari tubuh
e. Rambut lanugo masih banyak, jaringan lemak subkutan tipis atau sedikit
f. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup,sehingga elastisitas belum sempurna
Manifestasi Klinis
10. g. Tumit mengkilap dan telapak kaki halus.
h. Genitalia belum sempurna,pada bayi perempuan labia minora belum tertutup
oleh labia mayora.
i. Pada bayi laki-laki testis belum turun kedalam skrutom, pigmentasi dan rugae
pada skrotum kurang.
j. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur, dan
sering mendapatkan apnea.
k. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, sehingga refleks menghisap dan
menelan belum sempurna.
l. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermi
11. MASALAH PADA BBLR
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
• Ketidakstabilan suhu
• Kesulitan bernapas
• Kelainan gastrointestinal
dan nutrisi
• Imaturitas hati
• Imaturitas ginjal
• Imaturitas imunologi
• Kelainan neurologi
• Kelainan kardiovaskuler
• Kelainan hematologi
• Metabolisme
12. MASALAH PADA BBLR
1. Ketidakstabilan suhu
- Peningkatan kehilangan panas
- Kurangnya lemak subkutan
- Rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar
- Produksi panas berkurang
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
13. MASALAH PADA BBLR
2. Kesulitan bernapas
- Defisiensi surfaktan
- Risiko aspirasi
- Pernapasan periodik dan apnea
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
14. MASALAH PADA BBLR
3. Kelainan Gastrointestinal dan Nutrisi
- Refleks isap dan telan buruk
- Motilitas usus menurun
- Pengosongan lambung tertunda
- Pencernaan dan absorpsi vitamin larut lemak kurang
- Defisiensi enzim laktase
- Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi
- Risiko necrotizing entercolitis (NEC) meningkat
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
15. MASALAH PADA BBLR
4. Imaturitas Hati
- Terganggunya konjugasi dan ekskresi bilirubin
- Defisiensi faktor pembekuan
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
16. MASALAH PADA BBLR
5. Imaturitas Ginjal
- Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolik
- Ketidakseimbangan elektrolit; hiponatremia atau hipernatremia,
hiperkalemia atau glikosuria ginjal
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
17. MASALAH PADA BBLR
6. Imaturitas Imunologi
- Risiko infeksi
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
18. MASALAH PADA BBLR
7. Kelainan Neurologi
- Imaturitas refleks isap dan telan
- Penurunan motilitas usus
- Apnea dan bradikardia berulang
- Pengaturan perfusi serebral buruk
- Hypoxic ischemic encephalopathy (HIE)
- Retinopati prematuritas
- Kejang
- Hipotonia
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
19. MASALAH PADA BBLR
8. Kelainan Kardiovaskuler
- Patent ductus arteriosus (PDA)
- Hipotensi
- Hipertensi
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
20. MASALAH PADA BBLR
9. Kelainan Hematologi
- Anemia
- Hiperbilirubinemia
- Disseminated intravascular coagulation (DIC)
- Hemorrhagic disease of the newborn (HDN)
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
21. MASALAH PADA BBLR
10. Metabolisme
- Hipokalsemia
- Hipoglikemia atau hiperglikemia
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:13-14
22. MANAJEMEN PADA BBLR
Hipotermia sedang (32o-36,4oC)
- Ganti pakaian yang dingin dengan pakaian yang hangat, memakai topi
dan selimuti dengan selimut hangat.
- Perawatan Metode Kangguru (PMK)
- Inkubator
- Berikan ASI lebih sering
- Jika GDR <45mg/dL, tatalaksana hipoglikemia
- Pantau suhu tubuh tiap jam, manajemen berhasil jika suhu naik minimal
0,5oC/jam. Jika suhu tidak naik, cari tanda sepsis.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:96-97
23. MANAJEMEN PADA BBLR
Hipotermia berat (<32oC)
- Hangatkan bayi dengan infant warmer atau inkubator.
- Beri pakaian hangat dan gunakan topi
- Jika terdapat gangguan napas, manajemen gangguan napas
- Jika hipoglikemia <45mg/dL, tatalaksana hipoglikemi
- Pantau tanda kegawatan pada bayi
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:96-97
24. MANAJEMEN PADA BBLR
Gangguan Napas Ringan
- Amati pernapasan bayi setiap 2 jam
- Jika gangguan napas memburuk atau timbul gejala sepsis, tangani sepsis
- Kurangi pemberian O2 bertahap jika ada perbaikan gangguan napas.
Hentikan jika frekuensi napas 30-60 kali per menit.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138
25. MANAJEMEN PADA BBLR
Gangguan Napas Sedang
- Lanjutkan pemberian O2 dengan kecepatan aliran sedang
- Jangan diberikan minum
- Jika suhu aksila <34oC atau >39oC, air ketuban bercampur mekonium,
dan terdapat riwayat infeksi intrauterin, demam curiga infeksi berat
atau ketuban pecah dini, ambil sampel darah untuk kultur dan berikan
antibiotik
- Jika tidak ada tanda sepsis, pantau dalam 2 jam. Jika tidak ada perbaikan
atau tanda perburukan, kemungkinan besar sepsis.
- Tanda perbaikan: frekuensi napas menurun, tarikan dinding dada
berkurang atau suara merintih berkurang.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138
26. MANAJEMEN PADA BBLR
Gangguan Napas Berat
- Lanjutkan pemberian O2 dengan kecepatan aliran sedang
- Jika menunjukkan tanda perburukan atau ditemukannya sianosis
sentral, naikkan pemberian O2 pada kecepatan aliran tinggi. Jika gejala
menetap meskipun diberikan O2 100%, bila memungkinkan segera
rujuk ke rumah sakit rujukan yang memiliki ventilator mekanik
- Jika gangguan napas menetap setelah 2 jam, pasang pipa lambung untuk
mengosongkan cairan lambung dan udara
- Nilai kondisi tiap 3 jam; frekuensi napas, adanya retraksi dinding dada
atau suara merintih, episode apnea, kadar glukosa darah.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138
27. MANAJEMEN PADA BBLR
Apnea
- Pantau secara ketat terhadap periode apnea, jika gagal dengan rangsangan
mengusap dada atau punggung, lakukan resusitasi dengan balon dan sungkup
- Jika episode apnea lebih dari 1x; jangan berikan minum, pasang jalur iv dan
berikan cairan iv sesuai kebutuhan rumatan per hari.
- Untuk bayi sangat kecil BBL <1500 gram atau <32 minggu, serangan apnea
bisa menetap meskipun sudah dilakukan manajemen dan jika infeksi berat
telah diatasi, berikan Teofilin 5 mg/kgBB p.o dilanjutkan 2 mg/kgBB tiap 8
jam selama 7 hari. Jika tidak ada, berikan Aminofilin 6 mg/kgBB/iv
dilanjutkan 2 mg/kgBB/iv tiap 8 jam selama 7 hari
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:135-138c
28. MANAJEMEN PADA BBLR
Asidosis Metabolik
- Jika didapatkan pH <7,2 dan kadar bikarbonat serum <15-16 mEq/L:
asidosis metabolik berat.
- Natrium bikarbonat tidak menguntungkan pada fase akut resusitasi
neonatus. Tanpa adanya ventilasi dan oksigenasi yang adekuat, pH darah
tidak akan membaik dan akan memperburuk asidosis serebral.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:142
Gomella T, Cunningham M, Eyal F, Zenk K. Neonatology: Management, Procedures, On-Call Problems, Diseases and Drugs 7th ed New York, NY: Lange Medical Books/Mc-Graw-Hill. 2013. h:23
29. - Setelah dilakukannya resusitasi optimal namun belum ada perbaikan,
natrium bikarbonat diberikan untuk mengoreksi keadaan asidosis
metabolik
- Tentukan penyebab, kemudian terapi dengan pemberian larutan
bikarbonat natrikus 2 mEq/kgBB (4 ml/kgBB dari pengenceran 0,5
mEq/ml) dengan kecepatan pemberian tidak lebih dari 1
mEq/kgBB/menit.
MANAJEMEN PADA BBLR
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:142
Gomella T, Cunningham M, Eyal F, Zenk K. Neonatology: Management, Procedures, On-Call Problems, Diseases and Drugs 7th ed New York, NY: Lange Medical Books/Mc-Graw-Hill. 2013. h:23
30. MANAJEMEN PADA BBLR
• Hipoglikemia (GDP <70 mg/dl)
1. Pasien bergejala (misalnya, gelisah/tremor, hipotonia, perubahan
tingkat kesadaran, apnea/bradikardia, sianosis, takipnea, mengisap
atau makan yang buruk, hipotermia, dan/atau kejang)
Yang berusia kurang dari 48 jam dengan kadar glukosa plasma <50
mg/dL (2,8 mmol/L)
Yang berusia lebih dari 48 jam dengan kadar glukosa plasma <60
mg/dL (3,3 mmol/L)
Committee on Fetus and Newborn, Adamkin DH. Postnatal glucose homeostasis in late-preterm and term infants. Pediatrics 2011; 127:575.
31. MANAJEMEN PADA BBLR
• Hipoglikemia (GDP <70 mg/dl)
2. Pasien tanpa gejala yang berisiko hipoglikemia (misalnya, bayi prematur
atau bayi dengan hambatan pertumbuhan janin [FGR]) atau pada pasien di
antaranya konsentrasi glukosa rendah diidentifikasi sebagai temuan
laboratorium insidental:
Yang berusia kurang dari 4 jam dengan kadar glukosa plasma <25 hingga 40
mg/dL (1,4 hingga 2,2 mmol/L) .
Yang berusia antara 4 dan 24 jam dengan glukosa plasma <35 hingga 45
mg/dL (1,9 hingga 2,5 mmol/L) .
Yang berusia antara 24 dan 48 jam dengan kadar glukosa plasma <45
hingga 50 mg/dL (2,5 hingga 2,8 mmol/L) [4].
Yang berusia lebih dari 48 jam dengan kadar glukosa plasma <60 mg/dL
(3,3 mmol/L)
Committee on Fetus and Newborn, Adamkin DH. Postnatal glucose homeostasis in late-preterm and term infants. Pediatrics 2011; 127:575.
32. MANAJEMEN PADA BBLR
Hipoglikemia (GDP <70 mg/dl)
- Jika GDS 25-50 mg/dL: berikan ASI. Evaluasi dalam 3 jam. Jika masih di
bawah 50 mg/dL, tingkatkan frekuensi menyusui atau tingkatkan
volume perasan ASI yang diberikan.
- Jika GDS <25 mg/dL: pasang selang iv, berikan bolus glukosa 10% 2
ml/kgBB iv secara perlahan selama lima menit. Jika selang iv tidak dapat
dipasang, berikan glukosa 10% 2 ml/kgBB melalui selang lambung.
Infuskan glukosa 10% dengan volume rumatan harian sesuai dengan
usia bayi. Evaluasi setelah 30 menit, kemudian tiap 3 jam.
Subekti BN. (2019). Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir: Panduan untuk Dokter, Perawat & Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. h:112-113
Rozance PJ. Management and outcome of neonatal hypoglycemia. UpToDate. Oct 2021. Diakses pada 16 November 2021. https://www.uptodate.com/contents/management-and-outcome-of-neonatal-hypoglycemia
33. MANAJEMEN PADA BBLR
Hiperbilirubinemia
- Jika bayi mendapat ASI:
- Observasi feses bayi, segera mulai menyusu dan berikan sesering
mungkin.
- Tidak dianjurkan pemberian air, dekstrosa atau formula pengganti
- Jika bilirubin mencapai 15 mg/dL, tingkatkan pemberian minum,
rangsang produksi ASI dengan memompa, dan gunakan protokol
fototerapi.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:160
34. MANAJEMEN PADA BBLR
Hiperbilirubinemia
Gomella T, Eyal FG, Bany F. Gomella’s Neonatology: Management, Procedurs, On-Call Problems, Disease, and Drugs. 8 th ed. New York, NY : Lange Medical Books/Mc Graw-Hill, 2020:910.
35. MANAJEMEN PADA BBLR
Hiperbilirubinemia
Maisels MJ, Watchko JF, Bhutani VK, et al. An approach to the management of hyperbilirubinemia in the preterm infant less than 35 weeks of gestation. J Perinatol 2012;32:662
36. MANAJEMEN PADA BBLR
Pemantauan Jangka Panjang
- Pola peningkatan berat badan lebih penting daripada pencapaian berat
badan tertentu
- Stabilitas fisiologis kemampuan untuk menyusu
- Mempertahankan suhu tubuh normal
- Suatu program aktif dengan melibatkan orang tua pada persiapan pasca
RS disebut pre discharge on site home assessment.
Kosim, M. Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2008. h:269
38. IDENTITAS PASIEN
• Nama : By. Ny. TN
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal Lahir : 9/11/2021
• Umur : 3 hari
• Alamat : Gulai Bancah, Bukittinggi
• Tanggal Masuk : 9 November 2021
• Tanggal Pemeriksaan : 12 November 2021
39. ANAMNESIS
• Pasien bayi laki-laki berusia 3 hari dirawat di NICU RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi sejak tanggal 9 November 2021,
dengan:
• Keluhan Utama:
Sesak napas sejak lahir
40. ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Sekarang
- Bayi tidak langsung menangis setelah lahir
- Baru mulai menangis setelah dilakukan pertolongan kurang lebih 10 menit
- Bayi terlihat kesulitan bernafas
- Bayi merintih
- Demam tidak ada
- Kejang tidak ada
- Biru tidak ada
- Kuning tidak ada
- BAK ada
- BAB ada
43. BALLARD SCORE
Physical Maturity Nilai
Skin 0
Lanugo 1
Plantar Surface 0
Breast 2
Eye & Ear 0
Genital 2
Total Ballard Score 17
Usia Gestasi 30-32
44. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Riwayat ibu menderita Ca tiroid, dan telah dilakukan tiroideoktomi pada
tahun 2014
- Riwayat ibu menderita asma
- Tidak ada riwayat penyakit bawaan
45. RIWAYAT KEHAMILAN
• Pasien Thoyyibatun Nisa usia 29 tahun G1P0A0H0, Gravid 30-31
minggu, HPHT : 10-04-2021
• Gerak anak dirasakan 5 bulan yang lalu
• Riwayat perdarahan tidak ada
• Riwayat mual, muntah hebat saat hamil muda tidak ada
• Pasien rutin kontrol anc ke bidan 3x semenjak trimester pertama, lalu
kontrol ke Sp.OG 4x setiap bulan.
• Makan dan minum cukup
• BB meningkat 7 kg selama kehamilan.
46. RIWAYAT PERSALINAN
- Anak lahir kurang bulan, persalinan spontan pervaginam, anak tidak
langsung menangis, berat badan lahir 1680 gram dan panjang badan lahir
41 cm.
- APGAR score pasien adalah 2 pada menit pertama dan 5 pada menit kelima,
janin tunggal, ketuban jernih.
47. RIWAYAT MAKAN DAN MINUM
- Anak diberikan ASI sebanyak 8 kali per hari dengan 5 cc per kali pemberian
49. RIWAYAT PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
- Rumah tempat tinggal : Permanen
- Sumber air minum : Air Galon
- Buang air besar : WC Didalam rumah
- Pekarangan : Pekarangan luas
- Sampah : Pembuangan sampah jauh dari pemukiman
- Kesan : Sanitasi dan Higienitas baik
50. ANAMNESIS
• Riwayat
Keluarga Ayah Ibu
Nama Tn.HL Ny. TN
Umur 35 tahun 29 tahun
Pendidikan S2 S1
Pekerjaan PNS IRT
Penghasilan 10.000.000 -
Perkawinan 1 1
Penyakit yang pernah diderita Tidak ada Ca. Tiroid
51. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Sakit berat
• Kesadaran : CMC
• Tekanan Darah : 63/33 mmHg
• Denyut Nadi : 163x/menit
• Frekuensi Napas : 49x/menit
• Suhu : 37,1oC
• Down Score : 6
54. PEMERIKSAAN FISIK
• BB : 1680 gram (P50)
• PB : 41 cm (P90)
• LK : 30 cm (P50)
• Status Gizi: Sesuai Masa Kehamilan
55. PEMERIKSAAN FISIK
• Kulit : tampak kuning hingga lutut
• Kelenjar Getah Bening : tidak tampak pembengkakan KGB
• Kepala : bulat, simetris, LK: 30 cm
• Rambut : hitam, lurus, lebat, tidak mudah rontok
• Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Telinga : tidak ada kelainan, sekret tidak ada
• Hidung : Nafas cuping hidung tidak, sekret tidak ada
• Tenggorok : tidak dilakukan pemeriksaan
• Mulut : sianosis tidak ada
• Leher : tidak ada kelainan
56. PEMERIKSAAN FISIK
• Thoraks : Simetris kiri dan kanan, Retraksi ada, tampak cutis marmorata
dan Petekie
• Paru
Inspeksi : retraksi pada intercostal dan subcostal
Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : suara napas bronkovesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada
• Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba LMCS RIC V
Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : terdengar bunyi jantung tambahan, murmur pansistolik
57. PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen tidak ada, tali pusat belum terlepas
Palpasi : supel, hepar teraba ¼,- ¼, lien tidak teraba
Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : bising usus ada, 3 kali per menit
• Punggung : tidak tampak kelainan
• Genitalia : tidak ada kelainan
• Anus : ada
• Ekstermitas atas : akral hangat, CRT <3 detik, sianosis tidak ada
• Ekstermitas bawah : akral hangat, CRT <3 detik, sianosis tidak ada, terdapat ekimosis, dan
cutis marmorata
• Refleks Neonatal : rooting reflex tidak ada, palmar grasp tidak ada, moro reflex
ada, sucking reflex tidak ada
63. PENATALAKSANAAN
• Tatalaksana nutrisi/dietetik
- ASI on demand 8x5cc
• Tatalaksana medikamentosa
- Injeksi Vitamin K
- Tetes mata gentamisin
- Aminosteril infant 27 ml/24 jam
- Lipid 0,4 ml/jam
64. PENATALAKSANAAN
• Edukasi
- Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang penyakit pasien
- Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan kepada pasien