SlideShare a Scribd company logo
MODUL 2
ESENSI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS
RENDAH
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu Sosial dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) IPS SD Kelas Rendah
IPS di SD dalam KTSP 2006 merupakan salah satu pelajaran yang diberikan dari SD sampai
SMA. Mata pelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi
warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS antara lain:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kompetensi berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi atau berdaya saing
dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, dan global (dunia).
Ruang lingkup esensi dari mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungannya.
2. Sejarah meliputi waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
3. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
4. Sosiologi meliputi kehidupan masyarakat dan pranata dalam masyarakat.
Secara lebih umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPS di SD berkenaan dengan
pengenalan dan pemahaman peserta didik dalam berbagai peristiwa masa kini, yaitu yang lebih
dikenal dengan isu-isu sosial. Isu sosial itu sendiri dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu
peristiwa yang terjadi dan menyangkut pada aktifitas kehidupan manusia di masyarakat serta
tidak jelas asal usulnya masih berupa desas desus kabar angin.
A. PERISTIWA
Peristiwa atau kejadian adalah hal-hal yang pernah terjadi yakni semua kejadian
diatas muka bumi ini (bahkan di alam semesta) yang menyangkut kehidupan manusia.
Peristiwa ada yang bersifat alamiah (gunung meletus, banjir, tsunami, dll) dan bersifat
insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktifitas umat manusia (skandal korupsi,
pemilu, inflasi dll). Peristiwa yang telah diuji kebenarannya disebut dengan fakta.
B. FAKTA
Secara harfiah kata fakta berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah terjadi,
benar adanya. Dalam sains fakta mempunyai makna hasil observasi yang bisa dibuktikan
secara empiris karena itu sifat fakta bukan hasil perolehan secara acak, memiliki relevansi
dan berkaitan dengan teori. Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya studi sosial atau
IPS, terjadi karena adanya interaksi antara fakta dan teori.
Menurut Banks (1985) fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya sederhana.
Fakta juga adalah data aktual dalam menjelaskan pengertian tentang fakta dengan cara
sederhana guru dapat memberikan pertanyaan kepada peserta didik. Sehingga peserta
didik dapat menyadari bahwa fakta amat banyak, tak terhitung jumlahnya. Namun perlu
disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pembelajaran IPS. Pengetahuan yang
bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab :
1. Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas
2. Fakta itu bisa berubah sesuai waktu.
3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
C. KONSEP
Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan
mengklasifikasikan atau mengategorikan suatu kelompok dari suatu benda atau gagasan
atau peristiwa. Meskipun peserta didik telah belajar konsep sebelum masuk sekolah, tetap
saja berbeda dengan belajar konsep di sekolah. Di sekolah mereka belajar konsep yang
semakin abstrak sikapnya atau simbolis.
Konsep dapat dipelajari dengan efekti jika disertai dengan mengemukakan sejumlah
contoh yang positif, sehingga dapat dibentuk karakteristik dari konsep yang diajarkan.
Serta dengan diikuti contoh negatif untuk menggambarkan absensinya karakteristik yang
membedakannya.
D. GENERALISASI
Schuneke (1988) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan
sangat terkait dengan konsep. Cara yang paling mudah untuk memahami generalisasi
dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya
generalisasi. Untuk itu, diperlukan paling sedikit dua konsep, bisa dari satu disiplin ilmu
sosial atau dari disiplin ilmu sosial yang berbeda.
Secara sederhana dapat di definisikan bahwa generalisasi menunjukkan adanya hubungan
diantara konsep dan berisi pernyataan yang bersifat umum, tidak terikat pada situasi
khusus. Generalisasi dibentuk untuk membantu agar dapat memahami atau mengerti
tentang “dunia dimana kita hidup”. Perlu dipahami bahwa salah satu karakteristik IPS
menyajikan bahan yang dipilih menurut sifatnya yang esensial.
IPS yang mencakup berbagai disiplin ilmu sosial itu materinya sarat dengan muatan
konsep (Jarolimek dalam Rochiati W 2006:3). Konsep ada yang memiliki pengertian
konkrit dan abstrak.
E. ASPEK LAINNYA DARI IPS
Konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS menurut Banks (1985:249-404):
1. Sosiologi, konsep-konsep dasarnya antara lain
a. Sosialisasi
b. Peranan
c. Norma dan sanksi
d. Nilai (values)
e. Gerakan sosial
f. Masyarakat
2. Ekonomi, konsep-konsep dasarnya antara lain
a. Kelangkaan
b. Produksi
c. Saling ketergantungan
d. Pembagian kerja
3. Geografi, konsep-konsep dasarnya antara lain
a. Lokasi
b. Interaksi spasial
c. Pola spasial kota
d. Difusi kebudayaan
4. Sejarah, konsep-konsep dasarnya antara lain
a. Kontinuitas dan perubahan
b. Waktu lampau
c. Kerja sama dan konflik
d. Nasionalisme
Kriteria memilih konsep
Taba dalam Banks (1985:43) menyebutkan kriteria pemilihan konsep sebagai berikut
1. Validity: konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu yang terkait.
2. Significance: konsep yang bermakna.
3. Appropriateness: konsep yang memiliki kelayakan atau kepantasan
4. Durability: tahan lama.
5. Balance: memberikan keseimbangan dalam skop atau kedalamannya.
F. MATERI ATAU BAHAN KAJIAN IPS UNTUK KELAS RENDAH
1. Keluarga, peran keluarga, memelihara dokumen penting
Keluarga, lingkugan alam dan buatan disekitar rumah
Sub topik ini bisa didekati dari perspektif yang berbeda, dari kajian sejarah, geografi
dan sosiologi. Guru dapat menggunakan fakta-fakta berdasarkan perincian kurikulum
atau menambahnya dengan fakta-fakta lain yang relevan, misalnya:
a. Peserta didik menyebutkan benda-benda di sekitar rumah.
b. Bertanya mengapa harus ada daftar tugas kebersihan sehari-hari peseta didik di
rumah.
Konsep yang dapat digunakan antara lain rumah, anggota keluarga, silsilah keluarga,
lingkungan alam, lingkungan buatan, dan sebagainya. Kemudian dapat juga
dikemukakan konsep-konsep pembagian kerja, peran sosial, tanggung jawab sebagai
anggota keluarga, nilai-nilai dalam kelompok, tata krama, sopan santun, dan
sosialisasi. Adapun generalisasi yang dapat dipersiapkan dari topik tersebut bisa
bervariasi misal setiap orang membutuhkan lingkungan alam dan lingkungan buatan
untuk dapat hidup dengan layak; kelestarian lingkungan sangat ditentukan oleh rasa
tanggung jawab setiap orang sesuai dengan peran masing-masing di rumah.
2. Denah dan peta lingkungan rumah
Peristiwa dari fakta-fakta yang dapat dikembangkan yaitu
a. Sejarah pendirian rumah atau kepemilikan rumah;
b. Gambar denah dan peta rumah serta simbol-simbol khusus untuk tempat-tempat
penting;
c. Identitas rumah, yaitu nama jalan, RT/RW, dusun, kelurahan/desa, kecamatan,
letak dan batas-batasnya.
Konsep dapat dikembangkan antara lain rumah, jalan, denah, peta, letak, desa,
kelurahan, dusun, kampung, RT/RW, kecamatan dan jenis-jenis pekerjaan anggota
keluarga. Adapun generalisasinya dapat ditentukan misalnya: rumah adalah bangunan
untuk tempat tinggal orang-orang; bentuk rumah di Indonesia berbeda-beda karena
dipengaruhi oleh lingkungan, tradisi dan perkembangan.
3. Jenis-jenis pekerjaan
Peristiwa dari fakta-fakta yang dapat dikembangkan yaitu
a. Jenis-jenis pekerjaan yang ada di lingkungan masyarakat;
b. Sejak kapan peserta didik dan orang tuanya mulai mengikuti pekerjaan itu?
c. Tujuan orang bekerja.
Konsep yang dapat dikembangkan antara lain TNI, polisi, karyawan, PNS, pelajar, mahasiswa,
pedagang, petani, dokter, waktu (tanggal, bulan, tahun), pemenuhan kebutuhan hidup, tanggung
jawab, tugas, dll. Generalisasi yang dapat digunakan misalnya: setiap manusia perlu bekerja
untuk dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya; keinginan dan kebutuhan hidup hanya dapat
dipengaruhi melalui usaha dan kerja keras.
KB 2 NILAI, SIKAP DAN KETRAMPILAN INTELEKTUAL (KEMAMPUAN
ANALISIS, PERSONAL DAN SOSIAL) DALAM KTSP IPS KELAS RENDAH
A. NILAI DAN SIKAP DALAM IPS KTSP IPS SD DI KELAS RENDAH
Nilai berbeda dengan sikap. Nilai itu bersifat umum, mempengaruhi seseorang terhadap
sejumlah objek dan terhadap orang. Nilai (value) berkenaan dengan sesuatu yang khusus.
Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya.
Nilai. iuga bersifat abstrak oleh karena itu yang dapat dikaji hanya r-indikatornya saja yang
meliputi: cita-cita, tujuan yang dianut aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau
nampak, yang diutarakan perbuatan yang dilakukan serta kekuatiran yang (Kosasih Djahri,
1985: 18).
1. Arti Sikap
Sikap memiliki pengertian yang rumit. Karena itu terdapat berbagai rumusan tentang sikap
yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep yang
berbeda, Menurut Thursone sikap keseluruhan dari kecenderungan dan perasaan, pemahaman,
gagasan, rasa takut, perasaan terancam dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. iirut
Rochman Natawidjaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang memperlakukan sesuatu
objek, di dalam kesiapan itu ada aspek kognitif, fakta, dan kecenderungan bertindak. Kesiapan
sendiri merupakan penilaian dan negatif dengan intensitas yang berbeda-beda unruk waktu
tertentu, itu sendiri bisa berubah-ubah.
2. Kaitan Nilai dengan sikap
seperti juga halnya dengan sikap, nilai juga dirumuskan secara beragam, landasan berbeda-
beda serta tujuan dan disiplin yang berbeda-beda Nilai merupakan konsep dalam ekonomi,
filosofi, pendidikan dan bimbingan juga dalam sosiologi dan antropologi.
Untuk Iebih menegaskan pemahaman kita seperti dikemukakan di atas dapat dinyatakan
bahwa nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau kelompok,
yang mempengaruhi bagaimana seseorang atau kelompok memilih cara, tujuan dan perbuatan
yang dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai
yang dimiliki seseorang dapat mengekspresikan mana yang Iebih disukai mana yang tidak,
demikianlah, dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Nilai merupakan determinan
bagi pembentukan sikap. Tetapi harus ditekankan bahwa tidak ada hubungan “one to one”
antara nilai dengan sikap.
Bagaimanakah kaitan sikap dengan. kognitif, afektif dan kecenderunga bertindak?
Di dalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif dan kecenderungan bertindak.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan yang erat antara nilai dengan aspek-aspek kognitif
aspek afektif dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan bahwa:
Ada hubungan timbal-balik antar nilai dengan kognitif.
Ada hubungan timbal balik antara afektif dengan kognitif.
Butir-butir nilai dan sikap yang dapat dikembangkan dari materi IPS kelas 3 dan 4 banyak
sekali, dan hal itu sesungguhnya merupakan tanggung jawab guru IPS sebagai pengembang
kurikulum di kelas
Berikut ini dikemukakan beberapa contoh saja.
Dari topik : Lingkungan Sekitar
Sub topik: Keluarga Kelas III
Dari hubungan orang tua dan anak-anak dapat diungkapkan:
a. nilai-nilai kasih sayang, sabar, sopan-santun, patuh, dan sebagainya.
b. sikap, misalriya: sikap bertanggung jawab terhadap keluarga, sikap simpatik, berdisiplin,
mentaati peraturan, menyenangi keindahan dan kebersihan dan sebagainya.
Desa/Kelurahan
Dari hubungan masyarakat tatanan kehidupan di desa terungkap:
Nilai-nilai, taat, solidaritas, rukun, damai, demokratis, rajin dan sebagainya Sikap, misalnya:
menghormati peraturan, semangat persatuan, semangat bergotong-royorig, suka
bermusyawarah, mendukung swadaya masyarakat, mendukung upaya pembangunan,
semangat berwiraswasta, tolong-menolong dan sebagainya.
B. KETRAMPILAN INTELEKTUAL (KEMAMPUAN ANALISIS) PERSONAL DAN
SOSIAL DALAM KTSP IPS SD KELAS RENDAH
Kita pahami bahwa kurikulum IPS di disisi lain untuk membantu dalam memperoleh
pengetahuan, penmahaman, pengertian, nilai dan keterampilan yang diperlukan siswa untuk
mempersiapkan dirinya “menghadapi kehidupan di masyarakat kelak.
1. KETRAMPILAN INTELEKTUAL ATAU KEMAMPUAN ANALISIS
Pencapaian aspek keterampilan ini hanya : dicapai dengan mengerahkan seluruh potensi
yang ada pada siswa itu sendiri
Keterampilan ini bertalian dengan kemampuan untuk mewujudkan pengetahuan dan
pengertiannya ke dalam perbuatan. Meliputi penggunaan dan aplikasi pendekatan yang
rasional, sehingga dapat diperkenalkan kepada masyarakat Kemampuan ini memerlukan
perkembangan pemikiran yang Kritis pada subjek didik. Keterampilan ini antara lain meliputi:
a. Keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi melalui pengumpulan fakta,
bacaan, mendengarkan penjelasan dari nara sumber (guru dan Iain-lain) melalui antisipasi
aktif dalam diskusi, kunjungan ke lapangan dan sebagainya.
b. Keterampilan berpikir, menafsirkan dan mengorganisasikan informasi yang dipilih dari
berbagai sumber, membentuk konsep, merangkumnya kembali dan membentuk generalisasi
sesuai dengan jenjang kemampuan berpikir siswa.
c. Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan mana fakta yang opirii. Dengan
keterampilan ini siswa dapat berpikir kritis, dapat menunjukkan mana informasi yang
fakrual dan mana yang tidak.
d. Keterampilan membuat keputusan berdasarkan mereka mampu mengambil keputusan
dengan profesional, tidak asal menyamaratakan saja.
e. Keterampilan memecahkan masalah, menerapkan hasil temuan dalam sistem baru.
Termasuk di dalamnya kemampuan memprediksi, memperkirakan hal-hal yang bisa/akan
terjadi di masa depan.
f. Keterampilan menggunakan media: globe, peta, grafik, label, dan sebagainya sesuai dengan
kemampuan berpikirnya. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam rangka penafsiran atas
fakta-fakta dalam memperoleh pengetahuan tentang sesuatu.
2. KETRAMPILAN PERSONAL
Keterampilan personal ini sebetulnya tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual.
Namun dalam pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri.
a. Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut juga keterampilan psikomotor, seperti
keterampilan berbuat, berlatih serta mengkordinasi indera dengan anggota badan.
Keterampilan praktis ini nampak dalam hal kemampuan siswa menggambar, membuat peta,
membuat model dan sebagainya.
b. Keterampilan studi dan kebiasaan kerja
Misalnya keterampilan menentukan lokasi kerja, mengumpulkan data, menggunakan
reference material, membuat kesimpulan dan Iain-lain. Dengan- latihan yang benar siswa
diberi peluang untuk memiliki percakapan belajar mandiri dan bekerja mandiri
c. Keterampilan bekerja dalam kelompok. Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan
seseorang di dalam kelompok seperti: menyusun rencana, memimpin diskusi, menilai
pekerjaan secara bersama. Keterampilan ini sangat penting dimiliki seseorang dalam
mengembangkan pengalamannya. Qleh sebab itu keterampilan ini hanya dapat diraih
melalui serangkaian pengalaman dan berkembang secara bertahap
d. Keterampilan akademik atau Keterampilan belajar (Continuing Learning Skills),
Keterampilan ini memungkinkan seseorang terampil belaja.-sepanjang hayat. Keterampilan
ini sangat esensial dimiliki oleh seha: orang dalam konsep belajar seumur hidup.
Sesungguhnya dalam Keterampilan belajar inilah terletak sendi-sendi kemampuan belajar
mandiri. Tentu saja untuk tingkat pendidikan dasar sasarannya adalah baru dalam tahapan
mengembangkan segenap potensi diriny a di kemudian hari, siswa memiliki semangat,
kemampuan dan kepercayaan diri yang sehat.
Yang terpenting adalah bahwa dalam diri siswa tertanam semanga: untuk belajar terus
sepanjang hayatnya.
e. Keterampilan lainnya, antara lain: Keterampilan fisik
Keterampilan politik agar melek politik sesuai dengan perkembangar usia dan kemampuan
berpikirnya). Keterampilan pengembangan emosional (emotional growth) sebaga. saran
utama dalam rangka kemampuan untuk mengendalikan diri
3. KETRAMPILAN SOSIAL
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar memberi dan menerima
tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial.
Dengan dimilikinya keterampilan ini maka siswa mampu berkomunikasi dengan sesama
manusia, lingkungannya di masayarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari
penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakaL Latihan dan pembihaan yang tampak dalam
proses belajar-mengajar antara lain: mampu melaksanakan dengan baik:
• berdiskusi dengan teman
• bertanya kepada siapapun
• menjawab pertanyaan orang lain
• menjelaskan kepada orang lain
• membuat laporan
• memerankan sesuatu
• dan seterusnya. (Belen dan kawan-kawan, 1990:348).
Oleh karena materi studi sosial sangat luas bahan kupasannya, maka upaya guru untuk membantu
siswa-siswa mengembangkan keterampilan/ kemampuan memahami masalah-masalah yang
terkandung di dalamnya lurus diintegrasikan sebagai bagian dari bahan pengajaran IPS.
KB 3 CONTOH KETERKAITAN ANTARA PERISTIWA, FAKTA, KONSEP, GENERALISASI,
NILAI, SIKAP DAN KETERAMPILANINTELEKTUAL, PERSONAL,SOSIAL DALAM
KONTEKS PENDIDIKAN IPS SD KELAS RENDAH
Keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi digunakan untuk mengorganisasikan
komponen-komponen isi bahan pengajaran yang disampaikan guru dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Hubungan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi dan bahan pengajaran tersebut bersifat
timbal balik. Hal yang memberikan makna kepada peristiwa, fakta, konsep dan generalsasi yaitu guru di
dalam bahan pengajaran mempersiapkan isi materi yang bersifat terperinci, contoh-contoh, gambaran-
gambaran yang memberi dukungan, serta aneka ragam pengalaman. Isi bahan pengajaran pun akan lebih
mudah dipahami dan lama diingat jika materi berfokus kepada gagasan-gagasan kunci, seperti konsep dan
generalisasi.
IPS memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika didukung oleh peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi yang meaningful dapat dipertanggungjawabkan etika, logika, ada gunanya (pragmatically)
dan disusun/ diorganisasikan secara baik, terintegrasi dan values based (berlandaskan nilai-nilai)
penyajiannyapun harus mengandung unsur yang menantang dan membangkitkan minat dan sikap positif
serta aktivitas siswa, selain itu IPS harus berkontribusi bagi pengembangan kemampuan dan keterampilan
siswa dalam segala aspek kehidupan, baik ketrampilan intelektual, personal maupun sosial.
Penyelenggaraan IPS harus didukung oleh fakta-fakta yang aktual dan disajikan berdasarkan konsep dan
dilandasi oleh nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan masyarakat manusia, berkontribusi bagi
pembentukan sikap dan keterampilan yang mendukng pembangunan masyarakat dan bangsanya. Guru
bertanggung jawab sebagaipengembang kurikulum untuk mengolah materi IPS. Guru pun harus mampu
menyusun bahan pengajarannya dan menyampaikannya kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar
yang tepat. Dalam perkembangannya, pengajaran IPS terletak di dalam kemampuannya untuk
mengungkapkan sesuatu meaningful, vales based,terintegrasi, menantang (challenging) dan aktiva.
Artinya, materi IPS harus berlandaskan nilai, mengungkapkan fakta dan materi secara keseluruhan yang
esensial, terpadu.
MODUL 3
KB 1 Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam Kurikulum SD
(KTSP) Tahun 2006 Kelas Tinggi
Kegiatan Belajar 1 dalam modul 3 berkenaan dengan upaya mengidentifikasi peristiwa,
fakta, konsep dan generalisasi ilmu-ilmu sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006, khususnya di
kelas tinggi.
Didalam pembelajaran IPS tidak mungkin guru mengabaikan peristiwa dan fakta. Peristiwa dan
fakta sangat esensial dalam proses berfikir. Peristiwa dan fakta itulah yang memberikan raw
material kepada konsep sebagai pilar-pilar kegiatan intelektual. Didalam kegiatan pembelajaran
peristiwa dan fakta harus dipetakan dalam hubungan fungsioanal dengan konsep, generalisasi
dengan cara yang sistematik. Dengan pandangan seperti ini maka peserta didik akan mampu
melihat hubungan diantara fenomena intelektual dan penggunaanya kedalam upaya meraih
pengetahuan yang bermakna. Sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa dan fakta merupakan
fondasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Tugas guru, antara lain membantu peserta didik membangun dan mengembangkan konsep
dan generalisasi, oleh sebab itu dalam kegiatan pembelajaran, guru dan peserta didik harus
menggunakan serangkaian peristiwa dan fakta-fakta sebagai dasar pembentukan konsep dan
generalisasi. Oleh karena aktivitas pembelajaran itu berlangsung dalam rambu-rambu kurikulum
maka pijakan utama dalam proses kegiatan pembelajaran IPS adalah kurikulum, dalam hal ini
Kurikulum IPS SD tahun 2006.
Dari serangkaian peristiwa dan fakta-fakta itulah kita menyusun content, isi bahan
pembelajaran yang akan kita berikan dalam kegiatan pembelajaran. Peristiwa dan fakta-fakta itu
bertebaran dalam kenyataan hidup kita. Kebermaknaan suatu peristiwa dan fakta hanya didalam
struktur (peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi). Oleh karena itu peristiwa dan fakta harus
dijemput dan diletakkan di dalam struktur. Artinya harus diletakkan dalam “hubungannya”
dengan konsep dan generalisasi. Maka sebuah peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama
bagi pembentukan konsep, dan generalisasi.
Peristiwa merupakan dasar darimana kegiatan pembelajaran IPS dimulai guru dan peserta
didik harus aktif “menjemput” peristiwa dan “mengolahnya” menjadi content isi bahan
pembelajaran. Dalam proses pengolahan menjadi bahan pembelajaran itulah berfungsinya fakta,
konsep dan generalisasi itulah guru dapat mengorganisasikan bahan pembelajaran IPS, jadi
sesungguhnya scenario dari alur pengembangan peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi
sesungguhnya sudah di tangan guru, dan dijadikan bahan dalam perencanaan kegiatan belajar
mengajar di kelas.
Tujuan konseptual dari IPS adalah berkenaan dengan pengembangan pemahaman dasar
tentang dunia sekitar kita dan fungsi-fungsinya. Konsep dan generalisasi itulah yang membantu
kita untuk memperoleh pemahaman yang komperhensif tentang kerangka berpikir IPS, agar kita
memiliki cara yang teratur untuk menerjemahkan apa yang terjadi di dunia dalam kehidupan
manusia.
Beberapa sifat konsep :
1. Konsep bersifat abstrak, merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa atau
kegiatan.
2. Konsep merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau
kualitas secara umum.
3. Konsep bersifat personal
4. Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar
5. Konsep bukan persoalan arti kata, seperti di dalam kamus. Kamus mempunyai makna
yang lebih luas
Pembelajaran konsep di sekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna konotatif,
karena itu pembelajarn konsep harus :
1. Diberikan dalam suatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu,
seperti kita menjelaskan arti dan sesuatu istilah atau kata
2. Peserta didik harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang
sesuatu konsep dengan bimbingan guru
3. Peserta didik harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan dan segera
menuliskan makna konsep segera setelah diperkenalkan.
Peserta didik kelas tinggi biasanya sudah dapat menentukan klasifikasi berdasarkan
pemikiran logis.
Kemampuan mengklasifikasikan sesuatu dari anak SD pada umumnya berkembang
bertahap sebagai berikut :
1. Mereka dapat mengklasifikasikan benda berdasarkan pengalaman langsung
2. Pada saat beranjak kemampuannya kepada “operasi konkret” mereka sudah bias
memecah grup ke dalam subgrupnya walaupun masih dalam keadaan belum jelas
3. Pada perkembangan berikutnya mereka sudah dapat melakukan klasifikasi, dan
menyadari bahwa sesuatu itu bias diklasifikasikan pada kelompok yang berbeda
Dalam belajar konsep selain klasifikasi ada tahap asimilasi dan akomodasi. Peserta didik
akan menangkap makna suatu konsep jika didalam dirinya sudah ada “mental map” sehingga
suatu konsep (yang dianggap sesuatu yang baru) dapat ditangkap maknanya dan ini adalah tahap
asimilasi.
A. GENERALISASI
Konsep menghubungkan fakta-fakta, dan generalisasi menghubungkan beberapa konsep.
Dengan hubungan itu terbentuklah pola hubungan yang mempunyai makna, yang
menggambarkan hasil pemikiran yang lebih tinggi. Hasil pemikiran tersebut merupakan
kemungkinan yang akan terjadi atau kepastian.
Generalisasi jika dibandingkan dengan konsep :
1. Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau rules (aturan) yang dinyatakan dalam kalimat
sempurna, sedangkan konsep bukan prinsip dan dinyatakan tidak di dalam kalimat
sempurna.
2. Generalisasi memiliki dalil, konsep tidak.
3. Generalisasi adalah objektif dan impersonal, sedangkan konsep subjektif dan personal
(berbeda antara seseorang dan lainnya)
4. Generalisasi memiliki aplikasi universal, sedangkan konsep terbatas pada orang
tertentu.
Pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi dalam disiplin ilmu
sosial lainnya. Oleh karena sifatnya yang unik yang menunjukkan bahwa peristiwa sejarah itu
tidak terulang lagi maka generalisasi dalam sejarah merupakan contradiction in terminis. Namun
didalam sejarah ada juga kemungkinan perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu adalah
hal-hal yang berkaitan dengan pola perilaku manusia yang berorientasi nilai, system sosial,
kebutuhan ekonomi, kecenderungan psikologis dan seterusnya.
Jadi yang terjadi adalah kecenderungan terjadi “perulangan” tersebut maka dapatlah
dikemukakan semacam generalisasi dalam sejarah. Ada empat jenis generalisasi yang diperlukan
dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu generalisasi deskripsi, sebab akibat, acuan nilai dan prinsip
universal.
KEGIATAN BELAJAR 2
Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan analisis, Personal dan Sosial dalam
Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi
A. NILAI DAN SIKAP DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 DI KELAS TINGGI
1. Nilai
Beberapa pengertian mengenai pendidikan nilai:
Pendidikan nilai diberikan kepada peserta didik dengan tujuan agar peserta didik
sendiri mampu mengembangkan ukuran nilainya sendiri. Pendidikan nilai harus diberikan
dengan tujuan peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan tatanan nilai yang hidup dan
dianut dalam masyarakat. Namun pada kenyataannya, nilai senantiasa merupakan bagian
dari kurikulum di sekolah.
Dari kedua pendapat diatas dapat dipadukan dalam arti bahwa kita telah sepakat
mengenai tatanan sistem nilai yang harus menjadi acuan kegiatan pendidikan IPS, yakni
Pancasila, sementara dalam proses pendidikan kita kembangkan kemampuan peserta didik
agar dapat mengembangkan dan menemukan sendiri ukuran-ukuran nilai yang dihayati
dengan sungguh-sungguh dan tentunya tidak dapat menyimpang dari nilai-nilai luhur
pandangan hidup bangsa kita ini.
Pandangan-pandangan tentang nilai dan pendidikan nilai perlu kita pertimbangkan
dalam aktivitas belajar peserta didik dalam kaitannya dengan pendidikan IPS. Peserta
didik diharapkan mampu memilih mana nilai positif dan negatif atau bahkan dapat
berkontribusi untuk perbaikan kehidupan masyarakat sesuai dengan tatanan system nilai
budaya bangsa.
Langkah dalam mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
mengklasifikasikan nilai-nilai, menurut Jhonson (dalam Gross 1978:215), belajar nilai
dapat dilakukan baik di dalam maupun luar kelas. Gagasan Jhonson ini menunjukkan
bahwa pendidikan nilai tidak harus menunggu kapan pelaksanaan pendidikan nilai
dimulai, setiap saat orang bisa melakukannya. Bagaimana tumbuhnya kesadaran nilai:
1. Tingkat Prekonvensional,terdiri atas dua tahap
a. Tahap 1 : tahap kepatuhan bukan atas dasar hormat kepada peraturan normal yang
mendasarinya, melainkan karena takut hukuman.
b. Tahap 2 : pada tahap ini penalaran anak beranggapan bahwa tindakan yang benar
adalah tindakan yang memenuhi kebutuhan sendiri, yaitu “ Jika Anda baik
kepadaku maka aku juga baik kepadamu”.
2. Tingkat konvensional, terdiri atas dua tahap
a. Tahap 3 : pada tahap ini penalaran anak beranggapan bahwa tingkah laku yang
baik adalah yang menyenangkan atau membantu orang-orang lain dan mendapat
persetujuan dari mereka. Agar menjadi “anak yang manis”.
b. Tahap 4 : tahap orientasi hukum dan ketertiban. Bertindak moral berdasarkan rasa
hormat kepada pemegang otorotas (pemerintah, atasan, penguasa) serta peraturan-
peraturan yang sudah pasti, dan berusaha memelihara ketertiban masyarakat.
Tingkatan pasca-konvensional, Otonomi, Berprinsip. Tingkat ini juga terdiri atas 2
tahap sebagai berikut:
a. Tahap 5: tahap orientasi kontak social yang berdasarkan hokum. Telah tumbuh
pandangan rasional, legastik, serta menghargai kemaslahatan untuk kepentingan
umum.
b. Tahap 6 : tahap orientasi etika universal. Berbuat baik karena mengikuti suara hati
nurani sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang dilihatnya. Berdasarkan
pertimbangan logis, universalitas dan konsistensi.
Tahap 1 dan 2 berkenaan dengan umur anak antara 4 sampai 10 tahun, sedangkan
tahap 3 dan 4 menginjak usia remaja dan tahap 5 dan 6 menjelang dewasa. Peserta
didik kelas 5 dan 6 ada dalam posisi antara tahap 3 dan 4, pada usia ini anak-anak
dihadapkan pada suatu pilihan nilai yang dilematik. Mereka sering dihadapkan pada
dua pilihan yaitu memilih di antara 2 hal yang sama-sama baik.
Menurut Notonagoro (Darmodiharjo, 1979:55-56) nilai terbagi atas 3 bagian sebagai
berikut:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusi.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan.
c. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohaniaan ini dapat dibedakan atas 4 macam sebagai berikut:
a. Nilai kebenaran/kenyataan yang bersumber pada ungsur akal manusia (rasio, budi,
cipta).
b. Nilai keindahan, (yang bersumber pada unsur-unsur rasa manusia, estesis. Nilai
kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak/kemauan manusia
(karsa,etik).
c. Nilai religious, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan
mutlak. Nilai religious ini bersumber pada keyakinan manusia.
Proses terbentuknya sikap adalah sebagai berikut:
a. Mula-mula diperoleh kepercayaan tentang objek, artinya diperoleh hubungan
antara objek dengan atribut-atribut lainnya.
b. Berkenaan dengan atribut tumbuhlah tumbuhlah response evaluative mengenai
objek
c. Melalui conditioning, response evaluative ini dikaitkan dengan objek.
d. Response evaluating ini berakumulasi maka jika kemudian objek itu muncul lagi
tumbuhlah sikap terhadap objek secara menyeluruh.
Sikap dapat dibentuk dengan dua cara utama:
a. Melalui proses belajar (mendapat informasi yang benar)
b. Melalui keteladanan dari orang-orang yang dijadikan contoh
Cara mengevaluasi nilai dan sikap:
Cara mengevaluasi nilai
Memberikan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, misalnya pendapat
tentang persahabatan.
Pertanyaannya :
a. Apakah arti persahabatan itu bagi kamu?
Mengevaluasi nilai juga bisa menggunakan teknik menilai diri misalnya dengan
Perisal Kepribadiaan. Cara ini sangat bersifat pribadi. Perisai kepribadiaan
dikumpulkan guru, kemudiaan dikocok dan setelah guru membuat beberapa catatan,
kemudian dikembalikan kepada siswa secara acak. Kemudiaan diadakan diskusi
tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2. Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Persoalan dan Sosial dalam
Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi
Pengalaman berharga yang diperoleh peserta didik itu akan memberikan manfaat,
misalnya berikut ini.
a. Peserta didik dapat memperdalam pemahaman dan pengertian materi pelajaran juga
mampu mengembangkan sikap dan keterampilannya.
b. Mendorong siswa berpikir kritis dan realistis.
c. Pengalaman menghadapkan peserta didik kepada keadaan yang sebenarnya.
d. Pengalaman itu akan berakumulasi agar diperoleh pengalaman yang lebih mendalam
lagi.
Dalam hal ini guru harus mengupayakan agar
a. Pengalaman itu sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
b. Pengalaman itu beragam, tidak menjemukan.
Keterampilan terdiri atas 3 bagian:
a. Keterampilan Intelektual/kemampuan analisis, keterampilan berfikir.
b. Keterampilan Personal.
c. Keterampilan Sosial.
3. Kebutuhan akan Pengembangan Keterampilan Berkelompok
Guru harus meyakinkan bahwa setiap orang dalam kelompoknya memiliki kesempatan
untuk berperan serta dan berlatih kepemimpinan. Dari kondisi itulah siswa diyakinkan
bahwa dasar pengaturan kelompok bukanlah kekuasaan semata, melainkan keahlian,
kemampuan dan tanggapan terhadap informasi.
4. Peningkatan Keterampilan Kelompok (Sosial)
Diantara peserta didik ada yang lebih efektif menjadi anggota da nada yang lebih cocok
menjadi pemimpin. Untuk mengembangkan keterampilan intelektual, personal dan sosial
ini peserta didik perlu diberi tugas disesuaikan dengan topic yang terdapat pada
kurikulum. Oleh karena perlu diamati dalam proses, bukan hanya sesekali pertemuan guru
memperoleh kesan bagi pengembangan keterampilan itu melalui hasil observasi.
KB 3 Contoh keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap, dan
ketrampilan intelektual/kemampuan analisis, personal, sosial dalam konteks pendidikan
IPS di SD kelas tinggi
Keterkaitan unsur peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan ketrampilan harus
dilihat dari segi kegiatan pembelajaran yang dikelola guru IPS. Kemudian perlu juga diingatkan
bahwa kurikulum IPS SD 2006 menuntut pendekatan PAIKEM dan pendekatan konsep.
Ada beberapa cara penyampaian konsep dapat dilakukan guru, misalnya dengan
menghafalkan label sesuatu, dengan melalui ceramah. Konsep ini bersifat verbalitas, menghafal
tanpa memahami maknanya. Pembelajaran konsep sebaiknya menempuh alur induktif-deduktif,
dari yang konkret kepada yang abstrak, dari fakta menuju pembentuikan konsep.
Pengembangan kurikulum yang melaksanakan prinsip tersebut di atas, selanjutnya akan
dilihat dari kegiatan pembelajaran di kelas. Di dalam praktik pembelajaranlah sesungguhnya
kenyataan adanya ketrerkaitan peristiwa, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan ketrampilan itu
akan tampak.
Contoh proses pembelajaran yang dapat menunjukkan adanya keterkaitan antara
peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan peserta didik adalah :
Topik : Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Kompetensi dasar : mendeskipsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang.
Indikator : peserta didik mengenal arti pergerakan nasional dan arti sumpah pemuda bagi
persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.
A. Ranah kognitif
Peserta didik diharapkan menceritakan latar belakang timbulnya pergerakan nasional serta
tokoh-tokohnya, menerangkan peristiwa sumpah pemuda dan menunjukkan arti
pergerakan nasional dan sumpah pemuda bagi persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.
B. Ranah Afektif
Menghayati jasa para pelopor pergerakan nasional dan mengapresiasi jiwa sumpah
pemuda.
C. Ranah Psikomotor
Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman pergerakan nasional
dengan tokoh-tokoh tertentu dan memahami makna sumpah pemuda melalui proses
diskusi kelas
Dari contoh tersebut , selain tugas guru memberikan penjelasan, guru juga memberikan
contoh-contoh yang sesuai dengan pembelajaran pergerakan nasional. Kemudian kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan menghasilkan rumusan hasil diskusi oleh peserta didik dengan
bimbingan guru.
Kemudian, juga perlu diperhatikan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan IPS SD
tahun 2006 itu menuntut guru agar mampu melaksanakan pembelajaran konsep, mengembangkan
generalisasi, kemampuan menganalisis, mengintegrasikan pendidikan nilai dan sikap, serta
ketrampilan di dalam program pengajaran yang disampaikan kepada siswa.
Guru boleh berkreativitas sendiri dalam mengambangkan materi pembelajaran dengan
disesuaikan kondisi setempat, agar pendidikan dan pengajaran IPS yang dikelola mengacu
kepada kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan kondisi lingkungan peserta didik dimana
proses pembelajaran ini dilakukan.

More Related Content

What's hot

PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)Srinah Yanti
 
Lembar observasi guru
Lembar observasi guruLembar observasi guru
Lembar observasi guru
Alby Alyubi
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Naita Novia Sari
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Naita Novia Sari
 
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...NASuprawoto Sunardjo
 
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metodeMerancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
Operator Warnet Vast Raha
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Akang Juve
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Naita Novia Sari
 
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpaduKonsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
Ismail Fizh
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
Grace Ginting
 
Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerja
opiyuparfumazwar
 
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester I
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester ISilabus IPA SD Kelas 5 Semester I
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester ITri Suwandi
 
Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswaLembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswa
yohanesagus
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppAndi Saputro
 
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SDPeta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
EkaSabatina1
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
Universitas Tadulako
 
RPP MODEL PEMBELAJARAN TERPADU SEQUENCED
RPP MODEL PEMBELAJARAN TERPADU SEQUENCEDRPP MODEL PEMBELAJARAN TERPADU SEQUENCED
RPP MODEL PEMBELAJARAN TERPADU SEQUENCED
Rofiani Intan
 
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran TematikPembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik
Sri Wahyuni Nur Fadyah
 

What's hot (20)

Rpp pkn kelas 5 semester 1
Rpp pkn kelas 5 semester 1Rpp pkn kelas 5 semester 1
Rpp pkn kelas 5 semester 1
 
PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)
 
Lembar observasi guru
Lembar observasi guruLembar observasi guru
Lembar observasi guru
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
Penyusunan Rancangan Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan Tematik di Ke...
 
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metodeMerancang dan menerapkan penggunaan metode
Merancang dan menerapkan penggunaan metode
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpaduKonsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
 
Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerja
 
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester I
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester ISilabus IPA SD Kelas 5 Semester I
Silabus IPA SD Kelas 5 Semester I
 
Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswaLembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswa
 
Pembelajaran terpadu model connected
Pembelajaran terpadu model connectedPembelajaran terpadu model connected
Pembelajaran terpadu model connected
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
 
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SDPeta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
Peta Konsep Modul 1-6 Pembelajaran Terpadu di SD
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
RPP MODEL PEMBELAJARAN TERPADU SEQUENCED
RPP MODEL PEMBELAJARAN TERPADU SEQUENCEDRPP MODEL PEMBELAJARAN TERPADU SEQUENCED
RPP MODEL PEMBELAJARAN TERPADU SEQUENCED
 
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran TematikPembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik
 

Similar to Modul 2 dan 3 Pendidikan IPS di SD

CAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL.docxCAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL.docx
RafiHannan
 
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDURaffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
RaffiDarmawan1
 
MODUL 2 pendidikan IPS SD.pptx
MODUL 2 pendidikan IPS SD.pptxMODUL 2 pendidikan IPS SD.pptx
MODUL 2 pendidikan IPS SD.pptx
NonameNoname62
 
MAPEL PROJECT IPAS (PENDAHULUAN).pptx
MAPEL PROJECT IPAS (PENDAHULUAN).pptxMAPEL PROJECT IPAS (PENDAHULUAN).pptx
MAPEL PROJECT IPAS (PENDAHULUAN).pptx
lastri9
 
MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptxMAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
riri pelangi
 
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
AhmadMuflihin2
 
uas the pembelajaran ips di sd.pdf
uas the pembelajaran ips di sd.pdfuas the pembelajaran ips di sd.pdf
uas the pembelajaran ips di sd.pdf
ridafarida14
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya
 
Isbd power point
Isbd power pointIsbd power point
Isbd power pointriasmi87
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
arif widyatma
 
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Mutiaraaw
 
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
awandaalvin
 
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Paper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapanPaper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapan
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Dadang DjokoKaryanto
 
Membuat Kesepakatan Bersama Kelas 10-IPAS.pptx
Membuat Kesepakatan Bersama Kelas 10-IPAS.pptxMembuat Kesepakatan Bersama Kelas 10-IPAS.pptx
Membuat Kesepakatan Bersama Kelas 10-IPAS.pptx
AndreasEkaSuryanta1
 
Kuliah 4 pendekatan sosiologi
Kuliah 4 pendekatan sosiologiKuliah 4 pendekatan sosiologi
Kuliah 4 pendekatan sosiologi
Mukhrizal Effendi
 
Ilmu sosial dasar bab 1 10
Ilmu sosial dasar bab 1 10Ilmu sosial dasar bab 1 10
Ilmu sosial dasar bab 1 10thiarramadhan
 

Similar to Modul 2 dan 3 Pendidikan IPS di SD (20)

CAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL.docxCAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL.docx
CAPAIAN PEMBELAJARAN PROJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL.docx
 
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDURaffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
 
MODUL 2 pendidikan IPS SD.pptx
MODUL 2 pendidikan IPS SD.pptxMODUL 2 pendidikan IPS SD.pptx
MODUL 2 pendidikan IPS SD.pptx
 
MAPEL PROJECT IPAS (PENDAHULUAN).pptx
MAPEL PROJECT IPAS (PENDAHULUAN).pptxMAPEL PROJECT IPAS (PENDAHULUAN).pptx
MAPEL PROJECT IPAS (PENDAHULUAN).pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptxMAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
MAKALAH KELOMPOK 1 ESENSI KTSP KELAS RENDAH DAN KELAS TINGGI.pptx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Isbd power point
Isbd power pointIsbd power point
Isbd power point
 
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
02. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi.pptx
 
uas the pembelajaran ips di sd.pdf
uas the pembelajaran ips di sd.pdfuas the pembelajaran ips di sd.pdf
uas the pembelajaran ips di sd.pdf
 
Isbd power point
Isbd power pointIsbd power point
Isbd power point
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Isbd power point
Isbd power pointIsbd power point
Isbd power point
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
 
Bab 2 09108247080
Bab 2   09108247080Bab 2   09108247080
Bab 2 09108247080
 
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
 
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
 
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
Paper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapanPaper  lengkap sosiologi  pendidikan sebagai ilmu  murni&ilmu ;terapan
Paper lengkap sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni&ilmu ;terapan
 
Membuat Kesepakatan Bersama Kelas 10-IPAS.pptx
Membuat Kesepakatan Bersama Kelas 10-IPAS.pptxMembuat Kesepakatan Bersama Kelas 10-IPAS.pptx
Membuat Kesepakatan Bersama Kelas 10-IPAS.pptx
 
Kuliah 4 pendekatan sosiologi
Kuliah 4 pendekatan sosiologiKuliah 4 pendekatan sosiologi
Kuliah 4 pendekatan sosiologi
 
Ilmu sosial dasar bab 1 10
Ilmu sosial dasar bab 1 10Ilmu sosial dasar bab 1 10
Ilmu sosial dasar bab 1 10
 

More from BudiHerijanto2

Sesi 4, Perspektif Global.pptx
Sesi 4, Perspektif Global.pptxSesi 4, Perspektif Global.pptx
Sesi 4, Perspektif Global.pptx
BudiHerijanto2
 
Sesi 3, Perspektif Global.pptx
Sesi 3, Perspektif Global.pptxSesi 3, Perspektif Global.pptx
Sesi 3, Perspektif Global.pptx
BudiHerijanto2
 
Sesi 2, Perspektif Global.pptx
Sesi 2, Perspektif Global.pptxSesi 2, Perspektif Global.pptx
Sesi 2, Perspektif Global.pptx
BudiHerijanto2
 
Tanya jawab Kurikulum Merdeka Fin (1).pdf
Tanya jawab Kurikulum Merdeka Fin (1).pdfTanya jawab Kurikulum Merdeka Fin (1).pdf
Tanya jawab Kurikulum Merdeka Fin (1).pdf
BudiHerijanto2
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdf
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdf
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdf
BudiHerijanto2
 
Prog._Evaluasi_Kls_II.doc
Prog._Evaluasi_Kls_II.docProg._Evaluasi_Kls_II.doc
Prog._Evaluasi_Kls_II.doc
BudiHerijanto2
 
Kebutuhan belajar murid.pdf
Kebutuhan belajar murid.pdfKebutuhan belajar murid.pdf
Kebutuhan belajar murid.pdf
BudiHerijanto2
 
3b. Instrumen Monev.pdf
3b. Instrumen Monev.pdf3b. Instrumen Monev.pdf
3b. Instrumen Monev.pdf
BudiHerijanto2
 
MATERI WEBINAR INI GERAKKU PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI.pptx
MATERI WEBINAR INI GERAKKU PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI.pptxMATERI WEBINAR INI GERAKKU PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI.pptx
MATERI WEBINAR INI GERAKKU PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI.pptx
BudiHerijanto2
 
PEDOMAN MONEV PROSES PEMBELAJARAN AKPER KERTA CENDEKIA.pdf
PEDOMAN MONEV PROSES PEMBELAJARAN AKPER KERTA CENDEKIA.pdfPEDOMAN MONEV PROSES PEMBELAJARAN AKPER KERTA CENDEKIA.pdf
PEDOMAN MONEV PROSES PEMBELAJARAN AKPER KERTA CENDEKIA.pdf
BudiHerijanto2
 
ANALISIS KEBUTUHAN SATUAN PENDIDIKAN.docx
ANALISIS KEBUTUHAN SATUAN PENDIDIKAN.docxANALISIS KEBUTUHAN SATUAN PENDIDIKAN.docx
ANALISIS KEBUTUHAN SATUAN PENDIDIKAN.docx
BudiHerijanto2
 
Analisis Kebuuhan Penyusunan kurikulum.docx
Analisis Kebuuhan Penyusunan kurikulum.docxAnalisis Kebuuhan Penyusunan kurikulum.docx
Analisis Kebuuhan Penyusunan kurikulum.docx
BudiHerijanto2
 
Panduan Penguatan Projek Profil Pancasila.docx
Panduan Penguatan Projek Profil Pancasila.docxPanduan Penguatan Projek Profil Pancasila.docx
Panduan Penguatan Projek Profil Pancasila.docx
BudiHerijanto2
 
RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN KEMITRAAN.docx
RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN KEMITRAAN.docxRENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN KEMITRAAN.docx
RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN KEMITRAAN.docx
BudiHerijanto2
 
RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMITRAAN.docx
RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMITRAAN.docxRANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMITRAAN.docx
RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMITRAAN.docx
BudiHerijanto2
 
Salinan skb ptm
Salinan skb ptmSalinan skb ptm
Salinan skb ptm
BudiHerijanto2
 
Kls 6 tm 1 sub 1
Kls 6 tm 1 sub 1Kls 6 tm 1 sub 1
Kls 6 tm 1 sub 1
BudiHerijanto2
 
Instrumen supervisi pembelajaran
Instrumen supervisi pembelajaranInstrumen supervisi pembelajaran
Instrumen supervisi pembelajaran
BudiHerijanto2
 

More from BudiHerijanto2 (18)

Sesi 4, Perspektif Global.pptx
Sesi 4, Perspektif Global.pptxSesi 4, Perspektif Global.pptx
Sesi 4, Perspektif Global.pptx
 
Sesi 3, Perspektif Global.pptx
Sesi 3, Perspektif Global.pptxSesi 3, Perspektif Global.pptx
Sesi 3, Perspektif Global.pptx
 
Sesi 2, Perspektif Global.pptx
Sesi 2, Perspektif Global.pptxSesi 2, Perspektif Global.pptx
Sesi 2, Perspektif Global.pptx
 
Tanya jawab Kurikulum Merdeka Fin (1).pdf
Tanya jawab Kurikulum Merdeka Fin (1).pdfTanya jawab Kurikulum Merdeka Fin (1).pdf
Tanya jawab Kurikulum Merdeka Fin (1).pdf
 
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdf
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdfIMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdf
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prog._Evaluasi_Kls_II.doc
Prog._Evaluasi_Kls_II.docProg._Evaluasi_Kls_II.doc
Prog._Evaluasi_Kls_II.doc
 
Kebutuhan belajar murid.pdf
Kebutuhan belajar murid.pdfKebutuhan belajar murid.pdf
Kebutuhan belajar murid.pdf
 
3b. Instrumen Monev.pdf
3b. Instrumen Monev.pdf3b. Instrumen Monev.pdf
3b. Instrumen Monev.pdf
 
MATERI WEBINAR INI GERAKKU PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI.pptx
MATERI WEBINAR INI GERAKKU PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI.pptxMATERI WEBINAR INI GERAKKU PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI.pptx
MATERI WEBINAR INI GERAKKU PEMBELAJARAN BERDEFERENSIASI.pptx
 
PEDOMAN MONEV PROSES PEMBELAJARAN AKPER KERTA CENDEKIA.pdf
PEDOMAN MONEV PROSES PEMBELAJARAN AKPER KERTA CENDEKIA.pdfPEDOMAN MONEV PROSES PEMBELAJARAN AKPER KERTA CENDEKIA.pdf
PEDOMAN MONEV PROSES PEMBELAJARAN AKPER KERTA CENDEKIA.pdf
 
ANALISIS KEBUTUHAN SATUAN PENDIDIKAN.docx
ANALISIS KEBUTUHAN SATUAN PENDIDIKAN.docxANALISIS KEBUTUHAN SATUAN PENDIDIKAN.docx
ANALISIS KEBUTUHAN SATUAN PENDIDIKAN.docx
 
Analisis Kebuuhan Penyusunan kurikulum.docx
Analisis Kebuuhan Penyusunan kurikulum.docxAnalisis Kebuuhan Penyusunan kurikulum.docx
Analisis Kebuuhan Penyusunan kurikulum.docx
 
Panduan Penguatan Projek Profil Pancasila.docx
Panduan Penguatan Projek Profil Pancasila.docxPanduan Penguatan Projek Profil Pancasila.docx
Panduan Penguatan Projek Profil Pancasila.docx
 
RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN KEMITRAAN.docx
RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN KEMITRAAN.docxRENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN KEMITRAAN.docx
RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN KEMITRAAN.docx
 
RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMITRAAN.docx
RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMITRAAN.docxRANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMITRAAN.docx
RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMITRAAN.docx
 
Salinan skb ptm
Salinan skb ptmSalinan skb ptm
Salinan skb ptm
 
Kls 6 tm 1 sub 1
Kls 6 tm 1 sub 1Kls 6 tm 1 sub 1
Kls 6 tm 1 sub 1
 
Instrumen supervisi pembelajaran
Instrumen supervisi pembelajaranInstrumen supervisi pembelajaran
Instrumen supervisi pembelajaran
 

Recently uploaded

Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 

Recently uploaded (20)

Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 

Modul 2 dan 3 Pendidikan IPS di SD

  • 1. MODUL 2 ESENSI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS RENDAH Kegiatan Belajar 1 Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu Sosial dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS SD Kelas Rendah IPS di SD dalam KTSP 2006 merupakan salah satu pelajaran yang diberikan dari SD sampai SMA. Mata pelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS antara lain: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki kompetensi berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi atau berdaya saing dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, dan global (dunia). Ruang lingkup esensi dari mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungannya. 2. Sejarah meliputi waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan. 4. Sosiologi meliputi kehidupan masyarakat dan pranata dalam masyarakat. Secara lebih umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPS di SD berkenaan dengan pengenalan dan pemahaman peserta didik dalam berbagai peristiwa masa kini, yaitu yang lebih dikenal dengan isu-isu sosial. Isu sosial itu sendiri dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa yang terjadi dan menyangkut pada aktifitas kehidupan manusia di masyarakat serta tidak jelas asal usulnya masih berupa desas desus kabar angin. A. PERISTIWA Peristiwa atau kejadian adalah hal-hal yang pernah terjadi yakni semua kejadian diatas muka bumi ini (bahkan di alam semesta) yang menyangkut kehidupan manusia. Peristiwa ada yang bersifat alamiah (gunung meletus, banjir, tsunami, dll) dan bersifat insaniah yakni peristiwa yang berkaitan dengan aktifitas umat manusia (skandal korupsi, pemilu, inflasi dll). Peristiwa yang telah diuji kebenarannya disebut dengan fakta. B. FAKTA Secara harfiah kata fakta berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah terjadi, benar adanya. Dalam sains fakta mempunyai makna hasil observasi yang bisa dibuktikan secara empiris karena itu sifat fakta bukan hasil perolehan secara acak, memiliki relevansi dan berkaitan dengan teori. Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya studi sosial atau IPS, terjadi karena adanya interaksi antara fakta dan teori. Menurut Banks (1985) fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya sederhana. Fakta juga adalah data aktual dalam menjelaskan pengertian tentang fakta dengan cara sederhana guru dapat memberikan pertanyaan kepada peserta didik. Sehingga peserta didik dapat menyadari bahwa fakta amat banyak, tak terhitung jumlahnya. Namun perlu
  • 2. disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pembelajaran IPS. Pengetahuan yang bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab : 1. Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas 2. Fakta itu bisa berubah sesuai waktu. 3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus. C. KONSEP Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengategorikan suatu kelompok dari suatu benda atau gagasan atau peristiwa. Meskipun peserta didik telah belajar konsep sebelum masuk sekolah, tetap saja berbeda dengan belajar konsep di sekolah. Di sekolah mereka belajar konsep yang semakin abstrak sikapnya atau simbolis. Konsep dapat dipelajari dengan efekti jika disertai dengan mengemukakan sejumlah contoh yang positif, sehingga dapat dibentuk karakteristik dari konsep yang diajarkan. Serta dengan diikuti contoh negatif untuk menggambarkan absensinya karakteristik yang membedakannya. D. GENERALISASI Schuneke (1988) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat terkait dengan konsep. Cara yang paling mudah untuk memahami generalisasi dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya generalisasi. Untuk itu, diperlukan paling sedikit dua konsep, bisa dari satu disiplin ilmu sosial atau dari disiplin ilmu sosial yang berbeda. Secara sederhana dapat di definisikan bahwa generalisasi menunjukkan adanya hubungan diantara konsep dan berisi pernyataan yang bersifat umum, tidak terikat pada situasi khusus. Generalisasi dibentuk untuk membantu agar dapat memahami atau mengerti tentang “dunia dimana kita hidup”. Perlu dipahami bahwa salah satu karakteristik IPS menyajikan bahan yang dipilih menurut sifatnya yang esensial. IPS yang mencakup berbagai disiplin ilmu sosial itu materinya sarat dengan muatan konsep (Jarolimek dalam Rochiati W 2006:3). Konsep ada yang memiliki pengertian konkrit dan abstrak. E. ASPEK LAINNYA DARI IPS Konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS menurut Banks (1985:249-404): 1. Sosiologi, konsep-konsep dasarnya antara lain a. Sosialisasi b. Peranan c. Norma dan sanksi d. Nilai (values) e. Gerakan sosial f. Masyarakat 2. Ekonomi, konsep-konsep dasarnya antara lain a. Kelangkaan b. Produksi c. Saling ketergantungan d. Pembagian kerja 3. Geografi, konsep-konsep dasarnya antara lain a. Lokasi b. Interaksi spasial c. Pola spasial kota d. Difusi kebudayaan 4. Sejarah, konsep-konsep dasarnya antara lain a. Kontinuitas dan perubahan b. Waktu lampau
  • 3. c. Kerja sama dan konflik d. Nasionalisme Kriteria memilih konsep Taba dalam Banks (1985:43) menyebutkan kriteria pemilihan konsep sebagai berikut 1. Validity: konsep yang mewakili secara tepat disiplin ilmu yang terkait. 2. Significance: konsep yang bermakna. 3. Appropriateness: konsep yang memiliki kelayakan atau kepantasan 4. Durability: tahan lama. 5. Balance: memberikan keseimbangan dalam skop atau kedalamannya. F. MATERI ATAU BAHAN KAJIAN IPS UNTUK KELAS RENDAH 1. Keluarga, peran keluarga, memelihara dokumen penting Keluarga, lingkugan alam dan buatan disekitar rumah Sub topik ini bisa didekati dari perspektif yang berbeda, dari kajian sejarah, geografi dan sosiologi. Guru dapat menggunakan fakta-fakta berdasarkan perincian kurikulum atau menambahnya dengan fakta-fakta lain yang relevan, misalnya: a. Peserta didik menyebutkan benda-benda di sekitar rumah. b. Bertanya mengapa harus ada daftar tugas kebersihan sehari-hari peseta didik di rumah. Konsep yang dapat digunakan antara lain rumah, anggota keluarga, silsilah keluarga, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan sebagainya. Kemudian dapat juga dikemukakan konsep-konsep pembagian kerja, peran sosial, tanggung jawab sebagai anggota keluarga, nilai-nilai dalam kelompok, tata krama, sopan santun, dan sosialisasi. Adapun generalisasi yang dapat dipersiapkan dari topik tersebut bisa bervariasi misal setiap orang membutuhkan lingkungan alam dan lingkungan buatan untuk dapat hidup dengan layak; kelestarian lingkungan sangat ditentukan oleh rasa tanggung jawab setiap orang sesuai dengan peran masing-masing di rumah. 2. Denah dan peta lingkungan rumah Peristiwa dari fakta-fakta yang dapat dikembangkan yaitu a. Sejarah pendirian rumah atau kepemilikan rumah; b. Gambar denah dan peta rumah serta simbol-simbol khusus untuk tempat-tempat penting; c. Identitas rumah, yaitu nama jalan, RT/RW, dusun, kelurahan/desa, kecamatan, letak dan batas-batasnya. Konsep dapat dikembangkan antara lain rumah, jalan, denah, peta, letak, desa, kelurahan, dusun, kampung, RT/RW, kecamatan dan jenis-jenis pekerjaan anggota keluarga. Adapun generalisasinya dapat ditentukan misalnya: rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal orang-orang; bentuk rumah di Indonesia berbeda-beda karena dipengaruhi oleh lingkungan, tradisi dan perkembangan. 3. Jenis-jenis pekerjaan Peristiwa dari fakta-fakta yang dapat dikembangkan yaitu a. Jenis-jenis pekerjaan yang ada di lingkungan masyarakat; b. Sejak kapan peserta didik dan orang tuanya mulai mengikuti pekerjaan itu? c. Tujuan orang bekerja. Konsep yang dapat dikembangkan antara lain TNI, polisi, karyawan, PNS, pelajar, mahasiswa, pedagang, petani, dokter, waktu (tanggal, bulan, tahun), pemenuhan kebutuhan hidup, tanggung jawab, tugas, dll. Generalisasi yang dapat digunakan misalnya: setiap manusia perlu bekerja
  • 4. untuk dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya; keinginan dan kebutuhan hidup hanya dapat dipengaruhi melalui usaha dan kerja keras. KB 2 NILAI, SIKAP DAN KETRAMPILAN INTELEKTUAL (KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL DAN SOSIAL) DALAM KTSP IPS KELAS RENDAH A. NILAI DAN SIKAP DALAM IPS KTSP IPS SD DI KELAS RENDAH Nilai berbeda dengan sikap. Nilai itu bersifat umum, mempengaruhi seseorang terhadap sejumlah objek dan terhadap orang. Nilai (value) berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai. iuga bersifat abstrak oleh karena itu yang dapat dikaji hanya r-indikatornya saja yang meliputi: cita-cita, tujuan yang dianut aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau nampak, yang diutarakan perbuatan yang dilakukan serta kekuatiran yang (Kosasih Djahri, 1985: 18). 1. Arti Sikap Sikap memiliki pengertian yang rumit. Karena itu terdapat berbagai rumusan tentang sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan konsep yang berbeda, Menurut Thursone sikap keseluruhan dari kecenderungan dan perasaan, pemahaman, gagasan, rasa takut, perasaan terancam dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. iirut Rochman Natawidjaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang memperlakukan sesuatu objek, di dalam kesiapan itu ada aspek kognitif, fakta, dan kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan penilaian dan negatif dengan intensitas yang berbeda-beda unruk waktu tertentu, itu sendiri bisa berubah-ubah. 2. Kaitan Nilai dengan sikap seperti juga halnya dengan sikap, nilai juga dirumuskan secara beragam, landasan berbeda- beda serta tujuan dan disiplin yang berbeda-beda Nilai merupakan konsep dalam ekonomi, filosofi, pendidikan dan bimbingan juga dalam sosiologi dan antropologi. Untuk Iebih menegaskan pemahaman kita seperti dikemukakan di atas dapat dinyatakan bahwa nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau kelompok, yang mempengaruhi bagaimana seseorang atau kelompok memilih cara, tujuan dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang dapat mengekspresikan mana yang Iebih disukai mana yang tidak, demikianlah, dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Nilai merupakan determinan bagi pembentukan sikap. Tetapi harus ditekankan bahwa tidak ada hubungan “one to one” antara nilai dengan sikap. Bagaimanakah kaitan sikap dengan. kognitif, afektif dan kecenderunga bertindak? Di dalam sikap telah terkandung aspek-aspek kognitif, afektif dan kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan yang erat antara nilai dengan aspek-aspek kognitif aspek afektif dan kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan bahwa: Ada hubungan timbal-balik antar nilai dengan kognitif.
  • 5. Ada hubungan timbal balik antara afektif dengan kognitif. Butir-butir nilai dan sikap yang dapat dikembangkan dari materi IPS kelas 3 dan 4 banyak sekali, dan hal itu sesungguhnya merupakan tanggung jawab guru IPS sebagai pengembang kurikulum di kelas Berikut ini dikemukakan beberapa contoh saja. Dari topik : Lingkungan Sekitar Sub topik: Keluarga Kelas III Dari hubungan orang tua dan anak-anak dapat diungkapkan: a. nilai-nilai kasih sayang, sabar, sopan-santun, patuh, dan sebagainya. b. sikap, misalriya: sikap bertanggung jawab terhadap keluarga, sikap simpatik, berdisiplin, mentaati peraturan, menyenangi keindahan dan kebersihan dan sebagainya. Desa/Kelurahan Dari hubungan masyarakat tatanan kehidupan di desa terungkap: Nilai-nilai, taat, solidaritas, rukun, damai, demokratis, rajin dan sebagainya Sikap, misalnya: menghormati peraturan, semangat persatuan, semangat bergotong-royorig, suka bermusyawarah, mendukung swadaya masyarakat, mendukung upaya pembangunan, semangat berwiraswasta, tolong-menolong dan sebagainya. B. KETRAMPILAN INTELEKTUAL (KEMAMPUAN ANALISIS) PERSONAL DAN SOSIAL DALAM KTSP IPS SD KELAS RENDAH Kita pahami bahwa kurikulum IPS di disisi lain untuk membantu dalam memperoleh pengetahuan, penmahaman, pengertian, nilai dan keterampilan yang diperlukan siswa untuk mempersiapkan dirinya “menghadapi kehidupan di masyarakat kelak. 1. KETRAMPILAN INTELEKTUAL ATAU KEMAMPUAN ANALISIS Pencapaian aspek keterampilan ini hanya : dicapai dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada pada siswa itu sendiri Keterampilan ini bertalian dengan kemampuan untuk mewujudkan pengetahuan dan pengertiannya ke dalam perbuatan. Meliputi penggunaan dan aplikasi pendekatan yang rasional, sehingga dapat diperkenalkan kepada masyarakat Kemampuan ini memerlukan perkembangan pemikiran yang Kritis pada subjek didik. Keterampilan ini antara lain meliputi: a. Keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi melalui pengumpulan fakta, bacaan, mendengarkan penjelasan dari nara sumber (guru dan Iain-lain) melalui antisipasi aktif dalam diskusi, kunjungan ke lapangan dan sebagainya. b. Keterampilan berpikir, menafsirkan dan mengorganisasikan informasi yang dipilih dari berbagai sumber, membentuk konsep, merangkumnya kembali dan membentuk generalisasi sesuai dengan jenjang kemampuan berpikir siswa. c. Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan mana fakta yang opirii. Dengan keterampilan ini siswa dapat berpikir kritis, dapat menunjukkan mana informasi yang fakrual dan mana yang tidak.
  • 6. d. Keterampilan membuat keputusan berdasarkan mereka mampu mengambil keputusan dengan profesional, tidak asal menyamaratakan saja. e. Keterampilan memecahkan masalah, menerapkan hasil temuan dalam sistem baru. Termasuk di dalamnya kemampuan memprediksi, memperkirakan hal-hal yang bisa/akan terjadi di masa depan. f. Keterampilan menggunakan media: globe, peta, grafik, label, dan sebagainya sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam rangka penafsiran atas fakta-fakta dalam memperoleh pengetahuan tentang sesuatu. 2. KETRAMPILAN PERSONAL Keterampilan personal ini sebetulnya tidak dapat dipisahkan dari keterampilan intelektual. Namun dalam pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang sifatnya mandiri. a. Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut juga keterampilan psikomotor, seperti keterampilan berbuat, berlatih serta mengkordinasi indera dengan anggota badan. Keterampilan praktis ini nampak dalam hal kemampuan siswa menggambar, membuat peta, membuat model dan sebagainya. b. Keterampilan studi dan kebiasaan kerja Misalnya keterampilan menentukan lokasi kerja, mengumpulkan data, menggunakan reference material, membuat kesimpulan dan Iain-lain. Dengan- latihan yang benar siswa diberi peluang untuk memiliki percakapan belajar mandiri dan bekerja mandiri c. Keterampilan bekerja dalam kelompok. Keterampilan ini berkenaan dengan kemampuan seseorang di dalam kelompok seperti: menyusun rencana, memimpin diskusi, menilai pekerjaan secara bersama. Keterampilan ini sangat penting dimiliki seseorang dalam mengembangkan pengalamannya. Qleh sebab itu keterampilan ini hanya dapat diraih melalui serangkaian pengalaman dan berkembang secara bertahap d. Keterampilan akademik atau Keterampilan belajar (Continuing Learning Skills), Keterampilan ini memungkinkan seseorang terampil belaja.-sepanjang hayat. Keterampilan ini sangat esensial dimiliki oleh seha: orang dalam konsep belajar seumur hidup. Sesungguhnya dalam Keterampilan belajar inilah terletak sendi-sendi kemampuan belajar mandiri. Tentu saja untuk tingkat pendidikan dasar sasarannya adalah baru dalam tahapan mengembangkan segenap potensi diriny a di kemudian hari, siswa memiliki semangat, kemampuan dan kepercayaan diri yang sehat. Yang terpenting adalah bahwa dalam diri siswa tertanam semanga: untuk belajar terus sepanjang hayatnya. e. Keterampilan lainnya, antara lain: Keterampilan fisik Keterampilan politik agar melek politik sesuai dengan perkembangar usia dan kemampuan berpikirnya). Keterampilan pengembangan emosional (emotional growth) sebaga. saran utama dalam rangka kemampuan untuk mengendalikan diri
  • 7. 3. KETRAMPILAN SOSIAL Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar memberi dan menerima tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial. Dengan dimilikinya keterampilan ini maka siswa mampu berkomunikasi dengan sesama manusia, lingkungannya di masayarakat secara baik, hal ini merupakan realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakaL Latihan dan pembihaan yang tampak dalam proses belajar-mengajar antara lain: mampu melaksanakan dengan baik: • berdiskusi dengan teman • bertanya kepada siapapun • menjawab pertanyaan orang lain • menjelaskan kepada orang lain • membuat laporan • memerankan sesuatu • dan seterusnya. (Belen dan kawan-kawan, 1990:348). Oleh karena materi studi sosial sangat luas bahan kupasannya, maka upaya guru untuk membantu siswa-siswa mengembangkan keterampilan/ kemampuan memahami masalah-masalah yang terkandung di dalamnya lurus diintegrasikan sebagai bagian dari bahan pengajaran IPS. KB 3 CONTOH KETERKAITAN ANTARA PERISTIWA, FAKTA, KONSEP, GENERALISASI, NILAI, SIKAP DAN KETERAMPILANINTELEKTUAL, PERSONAL,SOSIAL DALAM KONTEKS PENDIDIKAN IPS SD KELAS RENDAH Keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi digunakan untuk mengorganisasikan komponen-komponen isi bahan pengajaran yang disampaikan guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hubungan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi dan bahan pengajaran tersebut bersifat timbal balik. Hal yang memberikan makna kepada peristiwa, fakta, konsep dan generalsasi yaitu guru di dalam bahan pengajaran mempersiapkan isi materi yang bersifat terperinci, contoh-contoh, gambaran- gambaran yang memberi dukungan, serta aneka ragam pengalaman. Isi bahan pengajaran pun akan lebih mudah dipahami dan lama diingat jika materi berfokus kepada gagasan-gagasan kunci, seperti konsep dan generalisasi. IPS memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika didukung oleh peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang meaningful dapat dipertanggungjawabkan etika, logika, ada gunanya (pragmatically) dan disusun/ diorganisasikan secara baik, terintegrasi dan values based (berlandaskan nilai-nilai) penyajiannyapun harus mengandung unsur yang menantang dan membangkitkan minat dan sikap positif serta aktivitas siswa, selain itu IPS harus berkontribusi bagi pengembangan kemampuan dan keterampilan siswa dalam segala aspek kehidupan, baik ketrampilan intelektual, personal maupun sosial. Penyelenggaraan IPS harus didukung oleh fakta-fakta yang aktual dan disajikan berdasarkan konsep dan dilandasi oleh nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan masyarakat manusia, berkontribusi bagi pembentukan sikap dan keterampilan yang mendukng pembangunan masyarakat dan bangsanya. Guru bertanggung jawab sebagaipengembang kurikulum untuk mengolah materi IPS. Guru pun harus mampu menyusun bahan pengajarannya dan menyampaikannya kepada siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang tepat. Dalam perkembangannya, pengajaran IPS terletak di dalam kemampuannya untuk mengungkapkan sesuatu meaningful, vales based,terintegrasi, menantang (challenging) dan aktiva.
  • 8. Artinya, materi IPS harus berlandaskan nilai, mengungkapkan fakta dan materi secara keseluruhan yang esensial, terpadu. MODUL 3 KB 1 Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam Kurikulum SD (KTSP) Tahun 2006 Kelas Tinggi Kegiatan Belajar 1 dalam modul 3 berkenaan dengan upaya mengidentifikasi peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi ilmu-ilmu sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006, khususnya di kelas tinggi. Didalam pembelajaran IPS tidak mungkin guru mengabaikan peristiwa dan fakta. Peristiwa dan fakta sangat esensial dalam proses berfikir. Peristiwa dan fakta itulah yang memberikan raw material kepada konsep sebagai pilar-pilar kegiatan intelektual. Didalam kegiatan pembelajaran peristiwa dan fakta harus dipetakan dalam hubungan fungsioanal dengan konsep, generalisasi dengan cara yang sistematik. Dengan pandangan seperti ini maka peserta didik akan mampu melihat hubungan diantara fenomena intelektual dan penggunaanya kedalam upaya meraih pengetahuan yang bermakna. Sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa dan fakta merupakan fondasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Tugas guru, antara lain membantu peserta didik membangun dan mengembangkan konsep dan generalisasi, oleh sebab itu dalam kegiatan pembelajaran, guru dan peserta didik harus menggunakan serangkaian peristiwa dan fakta-fakta sebagai dasar pembentukan konsep dan generalisasi. Oleh karena aktivitas pembelajaran itu berlangsung dalam rambu-rambu kurikulum maka pijakan utama dalam proses kegiatan pembelajaran IPS adalah kurikulum, dalam hal ini Kurikulum IPS SD tahun 2006. Dari serangkaian peristiwa dan fakta-fakta itulah kita menyusun content, isi bahan pembelajaran yang akan kita berikan dalam kegiatan pembelajaran. Peristiwa dan fakta-fakta itu bertebaran dalam kenyataan hidup kita. Kebermaknaan suatu peristiwa dan fakta hanya didalam struktur (peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi). Oleh karena itu peristiwa dan fakta harus dijemput dan diletakkan di dalam struktur. Artinya harus diletakkan dalam “hubungannya” dengan konsep dan generalisasi. Maka sebuah peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi pembentukan konsep, dan generalisasi. Peristiwa merupakan dasar darimana kegiatan pembelajaran IPS dimulai guru dan peserta didik harus aktif “menjemput” peristiwa dan “mengolahnya” menjadi content isi bahan pembelajaran. Dalam proses pengolahan menjadi bahan pembelajaran itulah berfungsinya fakta, konsep dan generalisasi itulah guru dapat mengorganisasikan bahan pembelajaran IPS, jadi sesungguhnya scenario dari alur pengembangan peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi sesungguhnya sudah di tangan guru, dan dijadikan bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
  • 9. Tujuan konseptual dari IPS adalah berkenaan dengan pengembangan pemahaman dasar tentang dunia sekitar kita dan fungsi-fungsinya. Konsep dan generalisasi itulah yang membantu kita untuk memperoleh pemahaman yang komperhensif tentang kerangka berpikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur untuk menerjemahkan apa yang terjadi di dunia dalam kehidupan manusia. Beberapa sifat konsep : 1. Konsep bersifat abstrak, merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa atau kegiatan. 2. Konsep merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau kualitas secara umum. 3. Konsep bersifat personal 4. Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar 5. Konsep bukan persoalan arti kata, seperti di dalam kamus. Kamus mempunyai makna yang lebih luas Pembelajaran konsep di sekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna konotatif, karena itu pembelajarn konsep harus : 1. Diberikan dalam suatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu, seperti kita menjelaskan arti dan sesuatu istilah atau kata 2. Peserta didik harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang sesuatu konsep dengan bimbingan guru 3. Peserta didik harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan dan segera menuliskan makna konsep segera setelah diperkenalkan. Peserta didik kelas tinggi biasanya sudah dapat menentukan klasifikasi berdasarkan pemikiran logis. Kemampuan mengklasifikasikan sesuatu dari anak SD pada umumnya berkembang bertahap sebagai berikut : 1. Mereka dapat mengklasifikasikan benda berdasarkan pengalaman langsung 2. Pada saat beranjak kemampuannya kepada “operasi konkret” mereka sudah bias memecah grup ke dalam subgrupnya walaupun masih dalam keadaan belum jelas 3. Pada perkembangan berikutnya mereka sudah dapat melakukan klasifikasi, dan menyadari bahwa sesuatu itu bias diklasifikasikan pada kelompok yang berbeda Dalam belajar konsep selain klasifikasi ada tahap asimilasi dan akomodasi. Peserta didik akan menangkap makna suatu konsep jika didalam dirinya sudah ada “mental map” sehingga suatu konsep (yang dianggap sesuatu yang baru) dapat ditangkap maknanya dan ini adalah tahap asimilasi.
  • 10. A. GENERALISASI Konsep menghubungkan fakta-fakta, dan generalisasi menghubungkan beberapa konsep. Dengan hubungan itu terbentuklah pola hubungan yang mempunyai makna, yang menggambarkan hasil pemikiran yang lebih tinggi. Hasil pemikiran tersebut merupakan kemungkinan yang akan terjadi atau kepastian. Generalisasi jika dibandingkan dengan konsep : 1. Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau rules (aturan) yang dinyatakan dalam kalimat sempurna, sedangkan konsep bukan prinsip dan dinyatakan tidak di dalam kalimat sempurna. 2. Generalisasi memiliki dalil, konsep tidak. 3. Generalisasi adalah objektif dan impersonal, sedangkan konsep subjektif dan personal (berbeda antara seseorang dan lainnya) 4. Generalisasi memiliki aplikasi universal, sedangkan konsep terbatas pada orang tertentu. Pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi dalam disiplin ilmu sosial lainnya. Oleh karena sifatnya yang unik yang menunjukkan bahwa peristiwa sejarah itu tidak terulang lagi maka generalisasi dalam sejarah merupakan contradiction in terminis. Namun didalam sejarah ada juga kemungkinan perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan pola perilaku manusia yang berorientasi nilai, system sosial, kebutuhan ekonomi, kecenderungan psikologis dan seterusnya. Jadi yang terjadi adalah kecenderungan terjadi “perulangan” tersebut maka dapatlah dikemukakan semacam generalisasi dalam sejarah. Ada empat jenis generalisasi yang diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu generalisasi deskripsi, sebab akibat, acuan nilai dan prinsip universal. KEGIATAN BELAJAR 2 Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan analisis, Personal dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi A. NILAI DAN SIKAP DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 DI KELAS TINGGI 1. Nilai Beberapa pengertian mengenai pendidikan nilai: Pendidikan nilai diberikan kepada peserta didik dengan tujuan agar peserta didik sendiri mampu mengembangkan ukuran nilainya sendiri. Pendidikan nilai harus diberikan dengan tujuan peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan tatanan nilai yang hidup dan dianut dalam masyarakat. Namun pada kenyataannya, nilai senantiasa merupakan bagian dari kurikulum di sekolah.
  • 11. Dari kedua pendapat diatas dapat dipadukan dalam arti bahwa kita telah sepakat mengenai tatanan sistem nilai yang harus menjadi acuan kegiatan pendidikan IPS, yakni Pancasila, sementara dalam proses pendidikan kita kembangkan kemampuan peserta didik agar dapat mengembangkan dan menemukan sendiri ukuran-ukuran nilai yang dihayati dengan sungguh-sungguh dan tentunya tidak dapat menyimpang dari nilai-nilai luhur pandangan hidup bangsa kita ini. Pandangan-pandangan tentang nilai dan pendidikan nilai perlu kita pertimbangkan dalam aktivitas belajar peserta didik dalam kaitannya dengan pendidikan IPS. Peserta didik diharapkan mampu memilih mana nilai positif dan negatif atau bahkan dapat berkontribusi untuk perbaikan kehidupan masyarakat sesuai dengan tatanan system nilai budaya bangsa. Langkah dalam mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengklasifikasikan nilai-nilai, menurut Jhonson (dalam Gross 1978:215), belajar nilai dapat dilakukan baik di dalam maupun luar kelas. Gagasan Jhonson ini menunjukkan bahwa pendidikan nilai tidak harus menunggu kapan pelaksanaan pendidikan nilai dimulai, setiap saat orang bisa melakukannya. Bagaimana tumbuhnya kesadaran nilai: 1. Tingkat Prekonvensional,terdiri atas dua tahap a. Tahap 1 : tahap kepatuhan bukan atas dasar hormat kepada peraturan normal yang mendasarinya, melainkan karena takut hukuman. b. Tahap 2 : pada tahap ini penalaran anak beranggapan bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang memenuhi kebutuhan sendiri, yaitu “ Jika Anda baik kepadaku maka aku juga baik kepadamu”. 2. Tingkat konvensional, terdiri atas dua tahap a. Tahap 3 : pada tahap ini penalaran anak beranggapan bahwa tingkah laku yang baik adalah yang menyenangkan atau membantu orang-orang lain dan mendapat persetujuan dari mereka. Agar menjadi “anak yang manis”. b. Tahap 4 : tahap orientasi hukum dan ketertiban. Bertindak moral berdasarkan rasa hormat kepada pemegang otorotas (pemerintah, atasan, penguasa) serta peraturan- peraturan yang sudah pasti, dan berusaha memelihara ketertiban masyarakat. Tingkatan pasca-konvensional, Otonomi, Berprinsip. Tingkat ini juga terdiri atas 2 tahap sebagai berikut: a. Tahap 5: tahap orientasi kontak social yang berdasarkan hokum. Telah tumbuh pandangan rasional, legastik, serta menghargai kemaslahatan untuk kepentingan umum. b. Tahap 6 : tahap orientasi etika universal. Berbuat baik karena mengikuti suara hati nurani sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang dilihatnya. Berdasarkan pertimbangan logis, universalitas dan konsistensi.
  • 12. Tahap 1 dan 2 berkenaan dengan umur anak antara 4 sampai 10 tahun, sedangkan tahap 3 dan 4 menginjak usia remaja dan tahap 5 dan 6 menjelang dewasa. Peserta didik kelas 5 dan 6 ada dalam posisi antara tahap 3 dan 4, pada usia ini anak-anak dihadapkan pada suatu pilihan nilai yang dilematik. Mereka sering dihadapkan pada dua pilihan yaitu memilih di antara 2 hal yang sama-sama baik. Menurut Notonagoro (Darmodiharjo, 1979:55-56) nilai terbagi atas 3 bagian sebagai berikut: a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusi. b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan. c. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohaniaan ini dapat dibedakan atas 4 macam sebagai berikut: a. Nilai kebenaran/kenyataan yang bersumber pada ungsur akal manusia (rasio, budi, cipta). b. Nilai keindahan, (yang bersumber pada unsur-unsur rasa manusia, estesis. Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak/kemauan manusia (karsa,etik). c. Nilai religious, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak. Nilai religious ini bersumber pada keyakinan manusia. Proses terbentuknya sikap adalah sebagai berikut: a. Mula-mula diperoleh kepercayaan tentang objek, artinya diperoleh hubungan antara objek dengan atribut-atribut lainnya. b. Berkenaan dengan atribut tumbuhlah tumbuhlah response evaluative mengenai objek c. Melalui conditioning, response evaluative ini dikaitkan dengan objek. d. Response evaluating ini berakumulasi maka jika kemudian objek itu muncul lagi tumbuhlah sikap terhadap objek secara menyeluruh. Sikap dapat dibentuk dengan dua cara utama: a. Melalui proses belajar (mendapat informasi yang benar) b. Melalui keteladanan dari orang-orang yang dijadikan contoh Cara mengevaluasi nilai dan sikap: Cara mengevaluasi nilai Memberikan pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, misalnya pendapat tentang persahabatan. Pertanyaannya : a. Apakah arti persahabatan itu bagi kamu? Mengevaluasi nilai juga bisa menggunakan teknik menilai diri misalnya dengan Perisal Kepribadiaan. Cara ini sangat bersifat pribadi. Perisai kepribadiaan
  • 13. dikumpulkan guru, kemudiaan dikocok dan setelah guru membuat beberapa catatan, kemudian dikembalikan kepada siswa secara acak. Kemudiaan diadakan diskusi tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 2. Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Persoalan dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi Pengalaman berharga yang diperoleh peserta didik itu akan memberikan manfaat, misalnya berikut ini. a. Peserta didik dapat memperdalam pemahaman dan pengertian materi pelajaran juga mampu mengembangkan sikap dan keterampilannya. b. Mendorong siswa berpikir kritis dan realistis. c. Pengalaman menghadapkan peserta didik kepada keadaan yang sebenarnya. d. Pengalaman itu akan berakumulasi agar diperoleh pengalaman yang lebih mendalam lagi. Dalam hal ini guru harus mengupayakan agar a. Pengalaman itu sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. b. Pengalaman itu beragam, tidak menjemukan. Keterampilan terdiri atas 3 bagian: a. Keterampilan Intelektual/kemampuan analisis, keterampilan berfikir. b. Keterampilan Personal. c. Keterampilan Sosial. 3. Kebutuhan akan Pengembangan Keterampilan Berkelompok Guru harus meyakinkan bahwa setiap orang dalam kelompoknya memiliki kesempatan untuk berperan serta dan berlatih kepemimpinan. Dari kondisi itulah siswa diyakinkan bahwa dasar pengaturan kelompok bukanlah kekuasaan semata, melainkan keahlian, kemampuan dan tanggapan terhadap informasi. 4. Peningkatan Keterampilan Kelompok (Sosial) Diantara peserta didik ada yang lebih efektif menjadi anggota da nada yang lebih cocok menjadi pemimpin. Untuk mengembangkan keterampilan intelektual, personal dan sosial ini peserta didik perlu diberi tugas disesuaikan dengan topic yang terdapat pada kurikulum. Oleh karena perlu diamati dalam proses, bukan hanya sesekali pertemuan guru memperoleh kesan bagi pengembangan keterampilan itu melalui hasil observasi. KB 3 Contoh keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap, dan ketrampilan intelektual/kemampuan analisis, personal, sosial dalam konteks pendidikan IPS di SD kelas tinggi Keterkaitan unsur peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan ketrampilan harus dilihat dari segi kegiatan pembelajaran yang dikelola guru IPS. Kemudian perlu juga diingatkan bahwa kurikulum IPS SD 2006 menuntut pendekatan PAIKEM dan pendekatan konsep.
  • 14. Ada beberapa cara penyampaian konsep dapat dilakukan guru, misalnya dengan menghafalkan label sesuatu, dengan melalui ceramah. Konsep ini bersifat verbalitas, menghafal tanpa memahami maknanya. Pembelajaran konsep sebaiknya menempuh alur induktif-deduktif, dari yang konkret kepada yang abstrak, dari fakta menuju pembentuikan konsep. Pengembangan kurikulum yang melaksanakan prinsip tersebut di atas, selanjutnya akan dilihat dari kegiatan pembelajaran di kelas. Di dalam praktik pembelajaranlah sesungguhnya kenyataan adanya ketrerkaitan peristiwa, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan ketrampilan itu akan tampak. Contoh proses pembelajaran yang dapat menunjukkan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan peserta didik adalah : Topik : Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang Kompetensi dasar : mendeskipsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Indikator : peserta didik mengenal arti pergerakan nasional dan arti sumpah pemuda bagi persatuan dan kesatuan bangsa indonesia. A. Ranah kognitif Peserta didik diharapkan menceritakan latar belakang timbulnya pergerakan nasional serta tokoh-tokohnya, menerangkan peristiwa sumpah pemuda dan menunjukkan arti pergerakan nasional dan sumpah pemuda bagi persatuan dan kesatuan bangsa indonesia. B. Ranah Afektif Menghayati jasa para pelopor pergerakan nasional dan mengapresiasi jiwa sumpah pemuda. C. Ranah Psikomotor Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman pergerakan nasional dengan tokoh-tokoh tertentu dan memahami makna sumpah pemuda melalui proses diskusi kelas Dari contoh tersebut , selain tugas guru memberikan penjelasan, guru juga memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan pembelajaran pergerakan nasional. Kemudian kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menghasilkan rumusan hasil diskusi oleh peserta didik dengan bimbingan guru. Kemudian, juga perlu diperhatikan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan IPS SD tahun 2006 itu menuntut guru agar mampu melaksanakan pembelajaran konsep, mengembangkan generalisasi, kemampuan menganalisis, mengintegrasikan pendidikan nilai dan sikap, serta ketrampilan di dalam program pengajaran yang disampaikan kepada siswa. Guru boleh berkreativitas sendiri dalam mengambangkan materi pembelajaran dengan disesuaikan kondisi setempat, agar pendidikan dan pengajaran IPS yang dikelola mengacu kepada kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan kondisi lingkungan peserta didik dimana proses pembelajaran ini dilakukan.