Mitra matra iatf for honda volume 1

IATF 16949:2016 Honda – COACHWORKS –REVISION 0
Copyright 2020 © DWI
IATF
16949:2016
AUTOMOTIVE QUALITY MANAGEMENT SYSTEM

BAGAIMANA
DUNIA
TANPA
INDUSTRI
OTOMOTIF ?

Automobiles represent
freedom and economic
growth
“ The personal automobile allows people
to live, work and play in ways that were
unimaginable a century ago”

The auto industry is the single greatest engine of
economic growth in the world
Industri otomotif global menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi penting di negara negara
utama – dan menjadi sektor ekonomi utama untuk memberikan penghasilan dari negara negara
dengan yang memiliki industri ini

Autos create jobs, jobs, jobs.
For make
60 millions CARs
Requires the employment of
about 9 milions people directly
This is over 5 percent of the world’s
total manufacturing employment

Autos create jobs, jobs, jobs.
It is estimated that each
direct auto job supports at least
another 5 indirect jobs in the
community, resulting in more
than 50 million jobs owed to the
auto industry

Kontribusi industry otomotif ke ekonomi global
Industri otomotif inti (pembuat kendaraan dan suku cadang) mendukung berbagai segmen bisnis,
baik hulu dan hilir, bersama dengan industri yang berdekatan
Sumber : ATKearney : The contribution of the automobile industry to technology and value creation

Industri mobil
di Indonesia
“Indonesia adalah pasar penting bagi bisnis Honda.
Telah menjadi kontributor utama penjualan Honda
untuk kawasan Asia dan Oceania.
Untuk mewujudkan komitmen kami pada pasar
Indonesia, kami telah meningkatkan investasi
melalui pembangunan berbagai fasilitas
dan memproduksi beberapa model yang
dikembangkan untuk konsumen Indonesia,”
Masayuki Igarashi
Chief Operating Officer for Regional Operations (Asia & Oceania)
Honda Motor Co., Ltd., Karawang (26/03/2018).

July,2019 : Hyundai to Invest $2.8b in Car, Electric Vehicle Plant in Indonesia

2021 : capacity installed ; 70,000 –––– 250,000

Industri
Otomotif
Saat ini :
Akuisisi
Atau
Kolaborasi

RESIKO & PELUANG

RESIKO

PELUANG

HONDA - Value creation history

Mengelola kualitas menciptakan
pengembalian investasi yang tinggi
“Mencapai keadaan kualitas unggul dan
hasil berkelanjutan yang memungkinkan
organisasi Anda menjadi yang paling
efektif dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan dan masyarakat”

Beaya Mutu (Quality Cost) didapat dari
Beaya mencapai mutu (attaining quality) + Pemborosan (Cost of poor quality)
Sumber : quality cost – Juran quaity control handbook

Pemborosan Tradisional (Cost of poor quality)
sesuai analogi puncak gunung es bisa mencakup 4 -5 % dari sales

Pemborosan Tradisional + Tersembunyi (Cost of poor quality)
sesuai analogi puncak gunung es bisa mencakup 15-25 % dari sales

Keuntungan perusahaan didapat dari
Harga produk – Total beaya (beaya produksi + beaya mutu)

Keuntungan perusahaan didapat dari
Harga produk – Total beaya (beaya produksi + beaya mutu)
Dicapai melalui
Sistem manajemen mutu

IATF 16949:2016
OVERVIEW & HISTORY

Mengenal
International Automotive Task Force (IATF)
IATF bukan badan hukum,
Terdiri dari sejumlah:
• Produsen OEM / Mobil Global
• Organisasi pemasok nasional
Pengawasan (Organisasi Pemasok Nasional)/
Oversights (National supplier organization)
Bertanggung jawab atas pengelolaan skema sertifikasi

STRUKTUR ORGANISASI IATF
Jaguar Land Rover
1. OEM
• IATF OEM : 10 OEMS
• OEM LAINNYA
2. NATIONAL ASSOCIATION
– ORGANISASI RANTAI
SUPLAI INDUSTRI
OTOMOTIF
3. OVERSIGHT
• ANFIA
• FEIV
• AIAG
• SMMT
• VDA

JUMLAH SERTIFIKAT ISO/TS DAN MENJADI IATF
SAMPAI DENGAN 31.10.2019

DISTRIBUSI SERTIFIKAT IATF
SAMPAI DENGAN 31.10.2019
• IATF SERTIFIKAT DI
INDONESIA SAMPAI
DENGAN 31.10.2019
SESUAI DATA VDA
ADALAH 361 SERTIFIKAT

PROJECT Start 1969:
To Harmonize Automotive Industry Standards

HISTORY OF IATF 16949 (CONTINUED)

HISTORY OF IATF 16949 (CONTINUED)
++++
CustomerSpecificCustomerSpecificCustomerSpecificCustomerSpecific
ISO 9001:1994ISO 9001:1994ISO 9001:1994ISO 9001:1994
Based DocumentBased DocumentBased DocumentBased Document
ISO/TS 16969
1STEdition
++++
RequirementsRequirementsRequirementsRequirements
ISO9001:2015ISO9001:2015ISO9001:2015ISO9001:2015 BasedBasedBasedBased
Document Annex SLDocument Annex SLDocument Annex SLDocument Annex SL
IATF16949-2016
1st Edition
++++
ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008ISO 9001:2008
ISO/TS 16969
3RD Edition
++++
ISO 9001:2000ISO 9001:2000ISO 9001:2000ISO 9001:2000
ISO/TS 16969
2ND Edition
EAQFEAQFEAQFEAQF
AVSQAVSQAVSQAVSQ
VDA6VDA6VDA6VDA6
QSQSQSQS----9000900090009000
FranceFranceFranceFrance
ItalyItalyItalyItaly
GermanyGermanyGermanyGermany
USAUSAUSAUSA
Automotive SectorAutomotive SectorAutomotive SectorAutomotive Sector
Quality RequirementsQuality RequirementsQuality RequirementsQuality Requirements
(with registration variation)(with registration variation)(with registration variation)(with registration variation)
1994 1997 1999 2002 1999 2002 2009 2016

IATF 16949:2016
Tata aturan sertifikasi
IATF 16949:2016
Persyaratan sertifikasi
ISO 9001:2015 +IATF 16949:2016
Official website
Informasi mengenai IATF termasuk revisi
IATF rules serta IATF 16949 Requirements
Subscribe ke
https://www.iatfglobaloversight.org
untuk selalu mendapatkan infonya

REVISI PERSYARATAN IATF 16949)
Informasi perubahan
persyaratan IATF

REVISI PERSYARATAN IATF 16949
Informasi perubahan
IATF Rules

IATF 16949:2016
STRUKTUR PERSYARATAN

STRUKTUR PERSYARATAN
IATF 16949 : 2016
◦ IATF Rules – Edisi Ke-5
◦ Structure of IATF Annex SL,
10 Clauses (with ISO 9001:2015)
◦ Update by IATF Official Website –
Sanctions Interpretations & FAQs
◦ PDCA Model
◦ Tujuan utama IATF 16949 : 2016
◦ Annex A – Control Plan
◦ Annex B – Bibliography, CSRs,
Core Tools
◦ 7 Prinsip manajemen dalam IATF
Setelah menyelesaikan bagian/sesi ini , anda
akan paham tentang hal hal berikut ini :

1. Rules for achieving and maintaining IATF recognition, 5th Edition, has been
originated by the International Automotive Task Force (IATF)
2. An SI changes the interpretation of a rule or a requirement, which itself then
becomes the basis for nonconformity
3. An FAQ is an explanation or a clarification of an existing rule or requirement
4. Rules 5th Edition and any Annexes are binding on certification bodies recognized
by the IATF for the IATF 16949 certification scheme and, therefore,
shall be understood by any client seeking IATF 16949 certification.
5. These “Rules” are subject to periodic review and may be modified at any time at
the sole discretion of the IATF after consultation with appropriate stakeholders
6. IATF & Rules publication can be obtained from: IATF OFFICIAL WEBSITE
IATF RULES FOR CERTIFICATION

1.0 ELIGIBILITY FOR CERTIFICATION TO IATF 16949
SUSUNAN PERSYARATAN DALAM
“Only manufacturing sites where production, service parts, and/or accessory parts that
shall be mechanically attached or electrically connected to the vehicle are manufactured
and supplied to automotive customers are eligible for IATF 16949 certification “
“Manufacturing” shall be understood as “the process of making or fabricating
production materials, production of service parts, assemblies, or heat treating,
welding, painting, plating, or other finishing services of automotive-related parts”
(see IATF 16949, section 3.1).
“Service parts” shall be understood as replacement parts manufactured to OEM
specifications that are procured or released by the OEM for service-part
applications including remanufactured parts (see IATF 16949, section 3.1).

1.0 ELIGIBILITY FOR CERTIFICATION TO IATF 16949 – cont’d
“Accessory parts” shall be understood as additional parts manufactured to OEM
specifications that are procured or released by the OEM and are mechanically
attached or electrically connected to the vehicle before or after delivery to the final
customer (see IATF 16949, section 3.1).
"Automotive" shall be understood to include the following: Passenger Cars, Light
Commercial Vehicles, Heavy Trucks, Buses, Motorcycles, and to exclude the
following: Industrial, Agricultural, Off-Highway (Mining, Forestry, Construction,
etc.). Aftermarket parts are excluded.
“Supporting function” shall be understood as an onsite or remote facility at which
non-production processes occur and that supports one or more manufacturing
site(s) of the same client.

1.0 ELIGIBILITY FOR CERTIFICATION TO IATF 16949 – cont’d
“Customer-specified production parts” shall be understood as parts that are an
integral part of a vehicle. The only customer-specified parts that do not meet this
requirement but are to be included are the following: fire extinguisher, car jacks, floor
mats, owner’s manuals, warning triangles and reflective vest ( updated by IATF-
Rules-5th-Edition_Sanctioned-Interpretations-October-2019 – number 7)
Supporting functions, whether located at the manufacturing site or remote
from a manufacturing site, are not eligible for independent IATF 16949
certification but shall be included in the scope of IATF 16949 certification.
At the request of the client to the certification body, the client may exclude a site
meeting the eligibility requirements for IATF 16949 and that supplies customer-
specified production parts to automotivecustomers not requiring third party
certification to IATF 16949.

2.0 IATF REQUIREMENTS FOR CERTIFICATION BODIES
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap badan sertifikasi yang diperkenankan
melakukan sertifikasi IATF- meliputi :
1. Persyaratan bagi badan sertifikasi untuk bisa melakukan sertifikasi IATF
2. Persyaratan menjamin ketidak –berpihakan selama proses sertifikasi dilakukan
3. Persyaratan kontrak IATF dengan badan sertifikasi
4. Persyaratan pengakuan berkelanjutan IATF (meneruskan kontrak dengan IATF)
5. Pencabutan kontrak IATF untuk badan sertifikasi
6. Sistem Manajemen mutu yang harus dimiliki oleh badan sertifikasi
7. Pelaksanaan tinjauan manajemen bagi badan sertifikasi
8. Pelaksanaan audit mutu internal badan sertifikasi
9. Pengajuan banding serta penanganan Keluhan pelanggan
10. Pemberitahuan perubahan dalam badan sertifikasi

2.0 IATF REQUIREMENTS FOR CERTIFICATION BODIES

3.0 CERTIFICATION BODY CONTRACT REQUIREMENTS WITH THE CLIENT
Mengatur pembuatan kontrak sertifikasi IATF antara badan sertifikasi
dengan perusahaan/Pabrikan yang membutuhkan sertifikasi IATF.
Mengatur persyaratan minimal yang harus dimuat dalam kontrak – serta
perubahan yang diwajibkan selalu diperbaharui dalam kontrak.
Kontrak wajib diupload dalam IATF Database – dan ketidak sesuaian isi
kontrak akan berpengaruh terhadap keputusan sertifikasi IATF

4.0 RESOURCE REQUIREMENTS
Persyaratan ketersediaan sumber daya – Pelaksanaan sertifikasi IATF untuk
badan sertifikasi :
1. Pejabat pengambil keputusan hasil audit : Veto Power
2. Proses aplikasi dan kriteria IATF auditor
3. Proses kualifikasi auditor IATF
4. Pelaksanaan witness audit internal
5. Syarat kualifikasi auditor tetap diberikan
6. Sistem Kualifikasi Internal untuk auditor

5.0 IATF 16949 AUDIT PROCESS GENERAL REQUIREMENTS
Persyaratan Perencanaan Pelaksanaan audit sertifikasi IATF – mengikat
untuk badan sertifikasi dan Pabrikan yang akan diaudit /client dari badan
sertifikasi. meliputi :
1. Siklus sertifikat dan audit /Audit and certificate cycles
2. Penentuan jumlah hari minimum audit/ Audit day determination –
sesuai dengan jumlah tenaga kerja dari client
3. Penentuan jumlah audit minimum untuk skema korporasi
4. Penentuan Bagaimana pengurangan jumlah minimum waktu audit
5. Tata cara audit untuk aktifitas pendukung dari client (Remote supporting
function)

5.0 IATF 16949 AUDIT PROCESS GENERAL REQUIREMENTS – Cont’d
6. Penentuan team auditor
7. Perencanaan audit – untuk semua aktifitas audit : stage 1, stage 2,
surveillance, Renewal, serta special audit
8. Tata cara Pelaksanaan audit
9. Penyampaian hasil audit dan ketidak sesuaian yang ditemukan
10. Pembuatan Laporan audit
11. Tindak lanjut dari ketidak sesuaian yang dilaporkan (NC Management)
12. Keputusan sertifikasi oleh badan sertifikasi
13. Penerbitan sertifikat
14. Surat Kesesuaian system manajemen mutu dengan persyaratan IATF
(Confromance Letter)

6.0 AUDITS
Persyaratan Pelaksanaan audit sertifikasi IATF – mengikat untuk badan
sertifikasi dan Pabrikan yang akan diaudit /client dari badan sertifikasi.
meliputi :
1. Aplikasi untuk sertifikasi IATF
2. Review Aplikasi untuk sertifikasi IATF
3. Pre-audit (tidak bersifat mandatory untuk sertifikasi IATF)
4. Initial Audit – audit sertifikasi IATF terdiri dari :
• Stage 1 – kesiapan untuk Pelaksanaan stage 2 – lihat illustrasi
grafik stage 1
• Stage 2 – Pelaksanaan audit utama – lihat illustrasi grafik stage 2

6.0 AUDITS
Persyaratan Pelaksanaan audit sertifikasi IATF – mengikat untuk badan
meliputi :
5. Surveillance audit – audit berkala setelah initial audit untuk 1 siklus
selama 3 tahun. Dengan periode ; 6 bulan/9 bulan/12 bulan
6. Renewal audit – pembaharuan sertifikat untuk 3 tahun siklus berikutnya.

7.0 OTHER AUDITS
Persyaratan Pelaksanaan audit sertifikasi IATF lainya– mengikat untuk badan
meliputi :
1. Special audit – audit tambahan diluat audit berkala dalam 3 tahun siklus
audit. Terdapat berbagai issue terkait dengan special audit seperti terkait
temuan audit, adanya Keluhan pelanggan dan lain lain.
2. Transfer audit – pembaharuan sertifikat untuk 3 tahun siklus berikutnya
– karena organisasi memutuskan untuk berpindah ke badan sertifikasi
lainnya. Hanya boleh dilakukan sekali untuk 1 kali siklus audit (untuk
masa audit 3 tahun)

8.0 CERTIFICATE DECERTIFICATION PROCESS
Persyaratan Pembatalan sertifikat IATF – mengikat untuk badan sertifikasi
dan Pabrikan yang akan diaudit /client dari badan sertifikasi. meliputi :
1. Ketentuan syarat bagaimana sertifikat IATF bisa diajukan untuk
dibatalkan /dicabut.
2. Analisa situasi dan alasan inisiasi pembatalan sertifikat IATF yang
diterima
3. Keputusan untuk menyatakan sertifikat IATf secara sementara
ditangguhkan (suspension)
4. Verifikasi terhadap tindak lanjut dari hasil Analisa yang telah dilakukan.
5. Keputusan Apakah sertifikat akan dibatalkan/atau status penangguhan
dihentikan dan status sertifikat dipulihkan

9.0 RECORDS REQUIRED OF THE CERTIFICATION BODY
Persyaratan dokumentasi sertifikasi IATF yang wajib dipenuhi oleh badan
sertifikasi
1. Catatan mutu untuk proses sertifikasi IATF – serta harus
diupload di IATF database – IATF OEM Memiliki akses untuk
melihat hasil audit ini.
2. Catatan personel pelaksana sertifikasi IATF dari badan sertifikasi

Tambahan bagian penunjang lainnya
10. TERMS AND DEFINITIONS
ANNEX 1.1 – TABLE FOR VERIFYING THE COMPLETENESS OF THE
PROCESS - ORIENTED AUDITING VERSUS IATF 16949 REQUIREMENTS
ANNEX 1.2 – EXAMPLE TABLE FOR VERIFYING THE AUDITING OF
MANUFACTURING ON ALL SHIFTS
ANNEX 2 – AUDIT DAY CALCULATION EXAMPLES
ANNEX 3 – TABLE FOR DOCUMENTING THE OUTPUT OF THE AUDIT
PLANNING PROCESS
ANNEX 4 – ELIGIBILITY CRITERIA FOR THE CERTIFICATE STRUCTURE

Structure of IATF Annex
SL, 10 Clauses
(with ISO 9001:2015)

Structure of IATF Annex SL, 10 Clauses
(with ISO 9001:2015)
Risk in the clauses -Process Approach, Leadership, Planning,
Operation, Evaluation, Improvement
PLAN DO CHECK
ACT
and corrective
of market
improvement
review
of goods and
Nonconformi ng
goods and services
Release of goods
and services
Productionof
goods and
provision of
services
Development
services
Documented
information
Control of external
provision of
goods and
services
CommunicationQMS
ManagementOperational
planning processAwarenessPlanningof
changes
Roles,
responsibilities and
authorities
Scope of
management system
ContinualInternal audit
Determination
needs and
interactions with
customers
CompetenceQuality objectivesQuality policy
Expectations of
interestedparties
Nonconformity
action
Monitoring,
measurement,
analysis and
evaluation
Operations of
planning and
control
Resources
Actions to
address risk and
opportunity
Leadershipand
commitment
Understandingof
the organizationand
its context
10 Improvement9 Performance and
evaluation
8 Operation7 Support6 Planning5 Leadership
4 Context of the
organization

PDCA MODEL
IATF Annex SL, 10 Clauses (with ISO 9001:2015)

THE GOALS :
◦ The goal of this Automotive QMS standard is the
development of a quality management system that
provides for CSR implementation, continual improvement,
emphasizing defect prevention and the reduction of
variation and waste in the supply chain.
Scope:
◦ The Automotive QMS Standard defines the quality
management system requirements for the design and
development, production and, when relevant assembly,
installation, and service of automotive-related products,
including products with embedded software.
TUJUAN UTAMA
IATF 16949:2016

ANNEX A – CONTROL PLAN
IATF Clause 8.5.1.1 Control Plan
1. The organization shall develop controls plans (in accordance with Annex A) at the system,
subsystem, component, and/or material level for the relevant manufacturing site and all
product supplied, including those for processes producing bulk materials as well as parts.
Family control plans are acceptable for bulk material and similar parts using a common
manufacturing process
Annex A: Control Plan
A1 Phases of the control plan
Meskipun terdapat persyaratan ini , Format control plan harus disesuaikan dengan persyaratan
pelanggan

• Rencana mutu/control plan disusun dan digunakan sesuai dengan fase
Persiapan produksi hingga produksi massal. Dibedakan menjadi berikut ini :
1. Prototype
2. Pre-launch
3. Production
 Rencana Pengendalian/control plan ditetapkan sesuai dengan tahapan
proses produksi. Rencana mutu ini mencakup semua proses produksi –
termasuk sub proses produksi bilamana ada. Dalam banyak kasus, rencana
pengendalian /control plan ini bisa disusun dalam control plan yang sama
(family control plan) : biasanya untuk produk yang sama dengan proses
produksi yang sama
 Control plans are an output of the quality plan

A.2 Elements of the control plan
 A control plan includes, as a minimum, the following contents:
• General data
1. Control plan number
2. Issue date and revision date, if any
3. Customer information (see customer requirements)
4. Organization's name/site designation
5. Part number(s)
6. Part name/description
7. Engineering change level
8. Phase covered (prototype, pre-launch, production)
9. Key contact
10. Part/process step number
11. Process name/operation description
12. Functional group/area responsible
• Product control
• Process control
• Methods
• Reaction plan

ANNEX B – BIBLIOGRAPHY, CSRs, CORE TOOLS
Internal audit
AIAG
ANFIA
CQI-8 Layered Process Audit
CQI-9 Special Process: Heat Treatment System
Assessment CQI-11 Special Process: Plating System
Assessment
CQI-12 Special Process: Coating System Assessment
CQI-15 Special Process: Welding System Assessment
CQI-17 Special Process: Soldering System Assessment
CQI-23 Special Process: Molding System Assessment
CQI-27 Special Process: Casting System Assessment

ANNEX B – BIBLIOGRAPHY, CSRs, CORE TOOLS – Cont’d
Internal audit
FIEV
IATF
VDA
AQ 008 Process Audit
V2.0 Production Process Audit Manual
Auditor Guide for IATF 16949
Volume 6 part 3 Process Audit
Volume 6 part 5 Product Audit

Nonconformity and corrective action
 AIAG
 CQI-14 Automotive Warranty Management Guideline
 CQI-20 Effective Problem Solving Practitioner Guide
 VDA
 Volume “Audit standard field failure analysis”
 Volume “Field failures analysis”

Measurement system analysis
 AIAG
 Measurement Systems Analysis (MSA)
 ANFIA
 AQ 024 MSA Measurement Systems Analysis
 VDA
 Volume 5 “Capability of Measuring Systems”

Product approval
 AIAG
 Production Part Approval Process (PPAP)
 VDA
 Volume 2 Production process and product approval (PPA)
 Volume 19 Part 1 (“Inspection of Technical Cleanliness -
Particulate Contamination of Functionally Relevant Automotive
Components”)
 Volume 19 Part 2 (“Technical cleanliness in assembly -
Environment, Logistics, Personnel and Assembly Equipment”)

Product design
 AIAG
 APQP and Control Plan
 CQI-24 Design Review Based on Failure Modes (DRBFM
Reference Guide) Potential Failure Mode & Effects Analysis
(FMEA)
 ANFIA
 AQ 009 FMEA
 AQ 014 Manual of Experimental Design AQ 025 Reliability Guide
 VDA
 Volume 4 Chapter Product and Process FMEA
 Volume VDA-RGA “Maturity Level Assurance for New Parts”
Volume “Robust Production Process”
 Volume Special Characteristics (SC)

Production control
 AIAG
 MMOG/LE Materials Management Operational Guidelines /
Logistics Evaluation SMMT
 Implementing Standardised Work
Quality management system administration
 ANFIA
 AQ 026 Managing and improving the process
 IATF
 Rules for achieving and maintaining IATF recognition
Risk analysis
 VDA
 Volume 4 “Ring-binder” (elementary aids, risk analyses,
methods, and process models)

Software Process Assessment
 Capability Maturity Model Integration (CMMI)
 VDA
 Automotive SPICE® (Software Process
Improvement and Capability Determination)
Statistical tools
 AIAG
 Statistical Process Control (SPC) ANFIA
 AQ 011 SPC

Supplier quality management
 AIAG
 CQI-19 Sub-Tier Supplier Management Process Guideline
 IATF
 Minimum Automotive Quality Management System
Requirements for Sub-Tier Suppliers (MAQMSR)
Health and safety
 OHSAS 18001
 ISO 45001 Occupational health and safety management
systems

IATF 16949:2016
PRINSIP MANAJEMEN

PRINSIP MANAJEMEN PERTAMA (1):
FOKUS KE PELANGGAN /CUSTOMER FOCUS
Fokus dari Prinsip ini :
Fokus utama manajemen kualitas adalah untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan berusaha
melebihi harapan pelanggan.
Kenapa prinsip ini dibutuhkan ?
Keberhasilan yang berkelanjutan dicapai ketika suatu organisasi menarik dan
mempertahankan kepercayaan pelanggan dan pihak berkepentingan lainnya.
Setiap aspek interaksi pelanggan menyediakan kesempatan untuk menciptakan nilai
lebih bagi pelanggan.
Memahami kebutuhan saat ini dan masa depan pelanggan dan pihak berkepentingan
lainnya berkontribusi untuk keberhasilan berkelanjutan organisasi.

PRINSIP MANAJEMEN PERTAMA (1):
FOKUS KE PELANGGAN /CUSTOMER FOCUS
Bagaimana anda mengenali prinsip ini dalam manajemen mutu kita?
• Mengenali pelanggan langsung dan tidak langsung sebagai mereka yang menerima nilai
dari organisasi.
• Memahami kebutuhan dan harapan pelanggan saat ini dan di masa depan.
• Hubungkan tujuan organisasi dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
• Mengkomunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan di seluruh organisasi.
• Merencanakan, merancang, mengembangkan, memproduksi, mengirim dan mendukung
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
• Mengukur dan memantau kepuasan pelanggan dan mengambil tindakan yang sesuai.
• Menentukan dan mengambil tindakan terhadap kebutuhan dan harapan pihak yang
berkepentingan yang dapat memengaruhi kepuasan pelanggan.
• Secara aktif mengelola hubungan dengan pelanggan untuk mencapai kesuksesan
berkelanjutan.

PRINSIP MANAJEMEN KE-DUA (2):
KEPIMPINAN/LEADERSHIP
Pemimpin di semua tingkatan membangun kesatuan tujuan dan arah serta
menciptakan kondisi di mana orang terlibat dalam pencapaian sasaran mutu
organisasi.
Kenapa Prinsip ini dibutuhkan?
Penciptaan kesatuan tujuan dan
arahan serta keterlibatan orang memungkinkan sebuah organisasi untuk
menyelaraskan strateginya, kebijakan, proses dan
sumber daya untuk dicapai tujuannya.

PRINSIP MANAJEMEN KE-DUA (2):
KEPIMPINAN/LEADERSHIP
• Mengkomunikasikan misi, visi, organisasi strategi, kebijakan, dan
proses di seluruh organisasi.
• Menciptakan dan mempertahankan nilai-nilai bersama, keadilan dan
model etika untuk perilaku di semua tingkatan dari organisasi.
• Membangun budaya kepercayaan dan integritas.
• Mendorong komitmen seluruh organisasi untuk kualitas.
• Pastikan pemimpin di semua tingkatan positif contoh kepada orang-
orang dalam organisasi.
• Menyediakan orang-orang dengan sumber daya yang dibutuhkan,
pelatihan dan wewenang untuk bertindak dengan akuntabilitas.
• Menginspirasi, memberi semangat

PRINSIP MANAJEMEN KE-TIGA (3):
KETERLIBATAN SEMUA ORANG/PEOPLE ENGAGEMENT
Orang yang kompeten, diberdayakan, dan terlibat di semua tingkatan di seluruh
organisasi sangat penting untuk meningkatkan kemampuannya untuk
menciptakan dan memberikan nilai
Untuk mengelola organisasi secara efektif dan efisien, penting
untuk melibatkan semua orang di semua tingkatan dan untuk
menghormati mereka sebagai individu.
Pengakuan, pemberdayaan dan peningkatan kompetensi
memfasilitasi keterlibatan orang-orang dalam mencapai
organisasi sasaran mutu.

PRINSIP MANAJEMEN KE-TIGA (3):
KETERLIBATAN SEMUA ORANG/PEOPLE ENGAGEMENT
• Berkomunikasi dengan orang untuk mempromosikan memahami
pentingnya kontribusi individu mereka.
• Promosikan kolaborasi di seluruh organisasi.
• Memfasilitasi diskusi terbuka dan berbagi pengetahuan dan
pengalaman.
• Berdayakan orang untuk menentukan kendala untuk kinerja dan untuk
mengambil inisiatif tanpa rasa takut.
• Mengenali dan mengakui orang kontribusi, pembelajaran dan
peningkatan.
• Aktifkan evaluasi diri terhadap kinerja terhadap tujuan pribadi.
• Melakukan survei untuk menilai orang kepuasan, komunikasikan
hasilnya, dan mengambil tindakan yang sesuai.

PRINSIP MANAJEMEN KE-EMPAT (4):
PENDEKATAN PROSES/PROCESS APPROACH
Hasil yang konsisten dan dapat diprediksi tercapai lebih efektif dan efisien
ketika beraktifitas dipahami dan dikelola sebagai saling terkait
proses yang berfungsi sebagai sistem yang koheren (saling berhubungan/
tersangkut paut)
Sistem manajemen mutu terdiri dari proses yang saling
terkait. Memahami bagaimana hasilnya diproduksi oleh
sistem ini memungkinkan suatu organisasi untuk
mengoptimalkan sistem dan kinerjanya

PRINSIP MANAJEMEN KE-EMPAT (4):
PENDEKATAN PROSES/PROCESS APPROACH
• Tetapkan tujuan sistem dan proses yang diperlukan untuk mencapainya.
• Menetapkan otoritas, tanggung jawab, dan akuntabilitas untuk mengelola
proses.
• Memahami kemampuan organisasi dan menentukan sumber daya kendala
sebelum bertindak.
• Menentukan interdependensi proses dan menganalisis efeknya modifikasi
proses individu pada sistem secara keseluruhan.
• Mengelola proses dan keterkaitannya sebagai sistem untuk mencapai sasaran
mutu organisasi secara efektif dan efisien.
• Pastikan informasi yang diperlukan tersedia untuk beroperasi dan ditingkatkan
proses dan untuk memantau, menganalisis dan mengevaluasi kinerja dari
keseluruhan sistem.
• Mengelola risiko yang dapat memengaruhi output proses dan keseluruhan
hasil dari sistem manajemen mutu.

PRINSIP MANAJEMEN KE-LIMA (5):
PENINGKATAN/IMPROVEMENT
Organisasi yang sukses memiliki fokus yang berkelanjutan
pada peningkatan selain perbaikan
Perbaikan – adalah keharusan, akan tetapi peningkatan
menjadi sangat penting untuk mempertahankan organisasi
tingkat kinerja saat ini, untuk bereaksi terhadap perubahan
dalam kondisi internal dan eksternal dan untuk menciptakan
kesempatan baru

PRINSIP MANAJEMEN KE-LIMA (5):
PENINGKATAN/IMPROVEMENT
• Promosikan pembentukan peningkatan tujuan di semua tingkatan
organisasi.
• Mendidik dan melatih orang di semua tingkatan cara menerapkan alat
dan metodologi dasar untuk mencapai tujuan peningkatan.
• Pastikan orang kompeten untuk berhasil mempromosikan dan
menyelesaikan proyek peningkatan.
• Mengembangkan dan menggunakan proses untuk diterapkan proyek
perbaikan di seluruh organisasi.
• Melacak, meninjau dan mengaudit perencanaan, implementasi,
penyelesaian, dan hasil proyek perbaikan.
• Mengintegrasikan pertimbangan peningkatan ke dalam pengembangan
barang baru atau modifikasi, layanan dan proses.
• Mengenali dan mengakui peningkatan.

PRINSIP MANAJEMEN KE- ENAM (6):
KEPUTUSAN BERDASARKAN FAKTA /
EVIDENCE BASED DECISION MAKING
Keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data dan informasi
lebih mungkin dihasilkan hasil yang diinginkan.
Pengambilan keputusan bisa menjadi proses yang rumit, dan
itu selalu melibatkan ketidakpastian. Itu sering melibatkan berbagai
jenis dan sumber input, serta interpretasi mereka, yang bisa
menjadi subyektif. Penting untuk dipahami hubungan dan potensi
sebab-akibat. Konsekuensi yang tidak diinginkan. Fakta, bukti
dan analisis data mengarah pada obyektivitas yang lebih besar
dan kepercayaan dalam pengambilan keputusan

• Tentukan, ukur dan pantau indikator kunci untuk ditunjukkan kinerja
organisasi.
• Menyediakan semua data yang dibutuhkan kepada orang-orang
yang relevan.
• Pastikan data dan informasi itu cukup akurat, andal dan aman.
• Menganalisis dan mengevaluasi data dan informasi menggunakan
metode yang sesuai.
• Pastikan orang kompeten untuk menganalisis dan mengevaluasi
data sesuai kebutuhan.
• Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan bukti,
seimbang dengan pengalaman dan intuisi.
PRINSIP MANAJEMEN KE- ENAM (6):
KEPUTUSAN BERDASARKAN FAKTA /
EVIDENCE BASED DECISION MAKING

PRINSIP MANAJEMEN KE- TUJUH (7):
HUBUNGAN TIMBAL-BALIK / RELATION MANAGEMENT
Untuk kesuksesan berkelanjutan, organisasi mengelola nya
hubungan dengan pihak yang berkepentingan, seperti pemasok, bahkan juga kompetitor
Pihak yang berkepentingan mempengaruhi kinerja suatu organisasi. Keberhasilan yang berkelanjutan lebih
mungkin untuk dicapai ketika organisasi mengelola hubungan dengan semua pihak yang berkepentingan
untuk mengoptimalkan dampaknya terhadap kinerja. Manajemen hubungan dengan jaringan pemasok dan
mitra adalah sangat penting. Sementara peran ada nya competitor juga menjadi salah satu faktor yang
diperlukan bagi perusahaan untuk berkembang

• Menentukan pihak yang berkepentingan yang relevan (seperti pemasok, mitra, pelanggan, investor,
karyawan, dan masyarakat secara keseluruhan) dan hubungan mereka dengan organisasi.
• Menentukan dan memprioritaskan hubungan pihak yang berkepentingan yang perlu dikelola.
• Membangun hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan pertimbangan
jangka panjang.
• Mengumpulkan dan berbagi informasi, keahlian, dan sumber daya dengan pihak yang berkepentingan
yang relevan.

• Mengukur kinerja dan memberikan kinerja umpan balik kepada pihak yang berkepentingan,
sebagaimana diperlukan, untuk meningkatkan inisiatif peningkatan.
• Membangun pengembangan dan peningkatan kolaboratif kegiatan dengan pemasok, mitra, dan
pihak pihak yang tertarik lainnya.
• Mendorong dan mengenali peningkatan dan prestasi oleh pemasok dan mitra.

Persyaratan Khusus
Milik Pelanggan
CUSTOMER SPECIFIC REQUIREMENTS

PENGANTARA PERSYARATAN KHUSUS PELANGGAN /
• Apa itu CR & CSR?
• Di mana dalam aturan yang diminta CSR?
• Di mana dalam standar IATF diperlukan CSR?
• Contoh matriks yang terdokumentasi
• IATF OEM CSRs - Di mana menemukannya
• Proses untuk mengimplementasikan, berkomunikasi termasuk
perubahan CSR dalam organisasi.
• Audit internal harus mencakup CSR yang digunakan di seluruh
organisasi:
• Contoh CSR OEM lainnya (Ford, Fiat dll.)
• Kinerja kartu skor, umpan balik kepada manajemen

Pada akhir sesi ini, Anda akan dapat:
• Menafsirkan peran dan fungsi CR dan CSR
• Diskusikan matriks yang terdokumentasi
• Menafsirkan aturan CSR
• Diskusikan CSR dalam organisasi
• Performance Score Card

Apa beda nya persyaratan pelanggan/Customer requirements dengan
persyaratan khusus milik pelanggan/Customer Specific Requirements
Jika anda adalah Pabrikan Honda dan/atau
Pemasok Komponen untuk Mobil/Motor
Honda – apa yang harus anda Lakukan
ketika menerima dokumen
HES nomor D0001-99 ini ?

Jika anda adalah Pabrikan Honda dan/atau Pemasok Komponen
untuk Mobil/Motor Honda – apa yang harus anda Lakukan ketika
menerima dokumen
Honda North America Supplier substance of concern
management manual ?

Jika anda adalah Pabrikan Honda dan/atau
pemasok komponen ke kendaraan Honda –
apa yang harus anda Lakukan ketika
menerima dokumen
Standard assembly disamping kanan ini?

Jika anda adalah Pabrikan Honda
dan/atau pemasok komponen ke
kendaraan Honda – apa yang harus
anda Lakukan ketika menerima
dokumen
Motorcycle Gear Linkage Rod Ball &
Socket Joint 10mm 1 x RH & 1 x LH
Thread - M6
disamping kanan ini?

Antara persyaratan pelanggan/Customer requirements
dengan persyaratan khusus milik pelanggan/Customer Specific Requirements
Customer requirements
All requirements specified by the customer (e.g., technical, commercial, product
and manufacturing process-related requirements, general terms and conditions,
customer-specific requirements, etc.)
• Kalau tidak dipenuhi produk akan dikembalikan /ditolak karena mempengaruhi
fungsi /kriteria dari produk pelanggan
Customer-specific requirements (CSRs)
Interpretations of or supplemental requirements linked to a specific clause(s) of
this Automotive QMS Standard
• Tidak berpengaruh langsung kepada produk yang dibuat.
• Mempengaruhi bagaimana standard proses yang dilakukan
• CSR pasti persyaratan pelanggan (CR) akan tetapo CR belum tentu CSR

• Ada banyak yang harus dibahas mengenai
pelanggan:
• Persyaratan khusus
• Kartu Skor /Performance Score card
• Di sinilah nilai untuk klien dan pelanggan otomotif
• Menjadi keharusan bagi organisasi untuk
memenuhi harapan pelanggan – melakukan
persyaratan khusus milik pelanggan
• Siapa "pelanggan" dan apa perspektif mereka?
• Hasil bisnis yang diinginkan untuk pelanggan

• Bagaimana cara mensupport manajemen
resiko dari pelanggan
• Mendukung proposisi nilai pelanggan,
yaitu .:
• Part safety Defect Free
• Kualitas produk
• Pengiriman tepat waktu
• Pengendalian biaya
• Pertahankan hubungan win-win dengan
pelanggan
• Mengkonversi sasaran (input) pelanggan
menjadi hasil (keluaran) manajemen

Ketentuan bahwa persyaratan khusus pelanggan menjadi persyaratan
dalam IATF 16949:2016 disebutkan dalam IATF Rules
Rules 5th section 5.8 Conducting onsite audit activities
 The certification body shall…. assess and evaluate….
• (J) the client’s process for gathering, communicating, and implementing customer-
specific requirements. Priority shall be given to IATF OEM members
• (K) information and evidence about the customer-specific requirements, including
customer-specific quality management system requirements audited. The customer-
specific requirements shall be sampled for effective implementation over the three
(3) year audit cycle and specific records of the requirements audited shall be
retained. Priority shall be given to customer-specific requirements issued by the IATF
OEM members (BMW Group, FCA US LLC, Daimler AG, FCA Italy Spa, Ford, General
Motors, PSA Group, Renault, Volkswagen AG)

Ketentuan bahwa persyaratan khusus pelanggan wajib diaudit oleh semua
persyaratan audit IATF disebutkan dalam persyaratan IATF 16949
Customer requirements
all requirements specified by the customer (e.g., technical, commercial, product
and manufacturing process-related requirements, general terms and conditions,
customer-specific requirements, etc.)
Where the audited organization is a vehicle manufacturer, vehicle
manufacturer subsidiary, or joint venture with a vehicle manufacturer, the
relevant customer is specified by the vehicle manufacturer, their
subsidiaries, or joint ventures.
3.1
Terms and definitions for the automotive industry
Untuk Pabrikan mobil Honda – maka persyaratan pelanggan yang digunakan
adalah persyaratan Honda.

IATF Clause 4.3.2 Customer-specific requirements
◦ Customer-specific requirements shall be evaluated and included in the scope of
the organization’s quality management system
IATF Clause 7.5.1.1 Quality management system documentation
◦ The quality manual shall include at a minimum the following:
◦ (d) a document (i.e. matrix) indicating where within the organisation’s quality
management system their customer-specific requirements are addressed
IATF Clause : 9.2.2.2 Quality management system audit
◦ Integrated with these audits, the organization shall sample customer-specific
quality management system requirements for effective implementation

IATF Clause 4.3.2 Customer-specific requirements
◦ Customer-specific requirements shall be evaluated and included in the
scope of the organization’s quality management system
IATF Clause 7.5.1.1 Quality management system documentation
◦ The quality manual shall include at a minimum the following:
◦ (d) a document (i.e. matrix) indicating where within the organisation’s quality
management system their customer-specific requirements are addressed

Internal Audit shall include that CSRs are being used across the
organisation:
◦ IATF Clause 9.2.2.2 QMS audit
◦ The organization shall audit all quality management system processes
over each three-year calendar period, according to an annual
programme, using the process approach to verify compliance with
this Automotive QMS Standard. Integrated with these audits, the
organization shall sample customer-specific quality management
system requirements for effective implementation

◦ IATF Clause 7.2.3 Internal auditor competency
◦ The organization shall have a documented process(es) to verify that internal
auditors are competent, taking into account any customer-specific
requirements
◦ (b) Understanding of applicable customer-specific requirements
◦ IATF Clause 7.2.4 Second-party auditor competency
◦ The organization shall demonstrate the competence of the auditors
undertaking the second-party audits. Second-party auditors shall meet
customer specific requirements for auditor qualification and demonstrate
the minimum following core competencies, including understanding of
◦ (b) Applicable customer and organization specific requirements

Persyaratan khusus pelanggan /Customer Specific Requirements
dari IATF OEM member

Persyaratan khusus
pelanggan /Customer
Specific Requirements
diinformasikan dari ATPM
langsung ke Tier-1.
Permintaan Pelaksanaan CSR
ke Tier-2, hanya bisa
dilakukan atas perintah Tier-
1, demikian seterusnya
OEMCSRCSR*
CSR*
Pemberiaan CSR
OEM tdk otomatis,
ditentukan oleh
OEM dan/atau bisa
dari CSR TIER 1
Kewajiban memenuhi

Kewajiban memenuhi
IMPLEMENT, COMMUNICATE, CHANGE CSRs WITHIN ORGANISATION
Process for implementing, communicating, changing CSR’s:
◦ IATF OEM CSR’s always priority
◦ Other none IATF OEM’s & Tier 1, 2 requirements shall also be
included in the scope of an organisations management system
◦ All personnel shall be aware & work to the most recent CSR’s
◦ Mapping CSRs to the QMS process is key
◦ If any CSR cannot be applied by an organisation a written
waiver shall be obtained from the customer
◦ Regular checks to customers portals or email request to
customers SQA shall be implemented to keep up to date
◦ None IATF customers, Toyota, Honda, tier 1 and tier 2 cannot
waiver an IATF clause requirement

Kewajiban memenuhi

PERFORMANCE SCORE CARD
UNTUK RANTAI PEMASOK KOMPONEN HONDA

Aiming for 120% products quality
"Kita harus mengincar kualitas produk 120%.
Jika 99% dari produk yang kita buat sempurna, itu akan
tampak seperti rekor yang cukup bagus.
Namun, pelanggan yang menjadi pemilik 1% sisanya pasti
akan mempertimbangkan produk mereka 100 % cacat.
Tidak dapat diterima bahwa bahkan satu pelanggan dalam
seribu - bahkan satu pelanggan dalam sepuluh ribu -
harus menerima produk yang rusak.
Itu sebabnya kami harus menargetkan 120%. "

• Kontribusi jaringan mutu dari rantai suplai
komponen adalah Vital untuk produk akhir.
• Pengendalian resiko dari mutu produk akhir
memerlukan kontribusi dari semua pemasok.
• Efektifitas dari Jaminan mutu sebagai kontribusi
dari pemasok – ditampilkan dalam penilaian
kinerja
• Setiap OEM akan memberikan performance
score card sebagai bentuk umpan balik dari
kualitas Pengendalian resiko dari jaringan rantai
suplai komponen ini
SUPPLIER SCORE CARD PERFORMANCE, SEBAGAI UMPAN BALIK
PENGENDALIAN RESIKO DI RANTAI SUPPLAI INDUSTRI OTOMOTIF

IATF Clause 9.3.2.1 Management review outputs – supplemental
◦ Input to management review shall include:
◦ (a) cost of poor quality (cost of internal and external
nonconformance)
◦ (f) customer satisfaction (see ISO 9001, Section 9.1.2)
◦ (i) review of customer scorecards (where applicable)
IATF Clause 9.3.3.1 Management review outputs – supplemental
◦ Top management shall document and implement an action plan
when customer performance targets are not met

Supplier performance scorecard:
◦ Typical representation of the progress over time of:
◦ KPIs
◦ OEM
◦ defined targets
◦ Are widely used in many industries throughout many
sectors
KPIs:
◦ Metrics used to evaluate crucial quality data for a part(s)
manufactured or service(s) provided by the supplier
Specific goals for these indicators are defined by customer

• Kepuasan pelanggan dalam IATF = Customer score card
yang diterima
• Customer score card = customer risk
• 3rd., party auditor melakukan review untuk kurun waktu
12 bulan lamanya sebelum audit dilakukan - dan akan
menjadi prioritas audit.
• IATF OEM menggunakan performance score sebagai
bagian dari kelanjutan bisnis dengan suppliernya.
• IATF OEM menggunakan customer score card
performance untuk IATF Certification

IATF OEM - SUPPLIER SCORE CARD PERFORMANCE

Evaluasi dan monitoring kinerja internal untuk
refleksi kepuasan pelanggan
Typical representation of the progress over time of:
• KPIs
• OEM defined targets – Ex.: Defects return part
below 1.5 ppm
• Delivery On time
• Premium Freight
• Cost of Poor Quality
• Customer complaint performance

AK H IR – VO LU M E 1
IATF 16949:2016
S ISTEM M AN A JEM EN M U TU IN D U STR I
OTO M OTIF AU TO M OTIV E Q UALITY
M AN AG EM EN T SYSTEM

Mitra matra iatf for honda volume 1

Recommended

Recommended

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Similar to Mitra matra iatf for honda volume 1

Similar to Mitra matra iatf for honda volume 1 (11)

More from DANANG WID

More from DANANG WID (20)

Mitra matra iatf for honda volume 1