SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN
PEMANFAATAN KLINIK SANITASI PADA MASYARAKAT
(Survei Analitik di Wilayah Kerja Puskemas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru)
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND FAMILY INCOME WITH THE
UTILIZATION OF CLINIC SANITATION
(Analytical Survey in Wil's Father Working at the North Banjarbaru Health Center in Banjarbaru
City)
Minati Widya Astuti
1
, Lenie Marlinae
2
, Ihya Hazairin Noor
3
1
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat
2
Departemen Kesehatan Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat
3
Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Email: minati.wa92@gmail.com
Abstrak
Klinik sanitasi adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah
penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Puskesmas
Banjarbaru Utara adalah puskesmas yang mengalami peningkatan jumlah kasus penyakit berbasis
lingkungan tertinggi dengan jumlah 335 kasus pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 menjadi 340
kasus, jumlah kunjungan pada klinik sanitasi tercatat pada tahun 2017 ada 102 kunjungan pasien dan
233 kunjungan klien, pada tahun 2018 ada 99 kunjungan pasien dan 241 kunjungan klien. Dengan
persentasi kunjungan pasien dan kasus penyakit berbasis lingkungan pada Puskesmas Banjarbaru
Utara pada tahun 2017 adalah 30,4% dan pada tahun 2018 adalah 29,1%. Tujuan umum pada
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan pendapatan keluarga
dengan pemanfaatan klinik sanitasi di Puskesmas Puskesmas Banjarbaru Utara Kota
Banjarbaru.Penelitian ini merupakan survei analitik dengan desain cross sectional. Populasi pada
penelitian ini adalah Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah jumlah KK sebanyak 9.723 KK.
Jumlah sampel sebanyak 99 responden yang dipilih menggunakan simple random sampling.
Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil uji fisher exact didapatkan
variabel bebas yang berhubungan dengan pemanfaatan klinik sanitasi adalah pengetahuan p=0,021,
sikap p=0,047, pendapatan p=0,040. Kesimpulan dari penelitian ini, dari 3 variabel yang diteliti semua
variabel berhubungan dengan pemanfaatan klinik sanitasi di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru
Utara kota Banjarbaru.
Kata-kata kunci: Klinik sanitasi, pengetahuan, sikap, dan pendapatan keluarga
Abstract
Klinik sanitation is an activity or series of activities aimed at establishing a healthy
environment quality of both aspects of physical, chemical, biological, and social order to prevent
diseases and health problems caused by environmental risk factor. North Banjarbaru Health Center is
the health center that experienced the highest increase in the number of cases of environmental-
based diseases with 335 cases in 2017 and in 2018 to 340 cases, the number of visits to sanitation
clinics was recorded at in 2017 there were 102 patient visits and 233 client visits, in 2018 there were
99 patient visits and 241 client visits. With the percentage of patient visits and cases of environmental
based diseases in the North Banjarbaru Health Center in 2017 it was 30.4% and in 2018 it was
29.1%. The general objective in this study was to analyze the relationship of knowledge, attitudes and
family income with the use of sanitation clinics in Health Center, North Banjarbaru Health Center of
2
Banjarbaru City. Research is an survei analytic with design cross sectional. The population in this
study is the population taken in this study is the number of 9,723 households. The number of samples
were 99 respondents who were selected using simple random sampling . Instrument of research is
using questionnaires. Based on the results of the test fisher exact obtained variable –free were
associated with the use of sanitation clinic is knowledge p = 0.0 21, attitude p = 0.0 47 , family income
p = 0.0 40 . The conclusion of the research is , of the three variables that all the variables associated
with pe Utilization sanitation clinic in the region work Banjarbaru northern Health Center of
Banjarbaru City.
Keywords: Sanitation clinic, knowledge, attitude, and family income
PENDAHULUAN
Klinik sanitasi sebagai salah satu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas yang
mengintegrasikan antara upaya kuratif, promotif, dan preventif, yang mempunyai peran antara lain
sebagai pusat informasi, pusat rujukan fasilitator di bidang kesehatan lingkungan dan penyakit
berbasis lingkungan (1). Adapun ruang lingkup kegiatan klinik sanitasi yaitu penyediaan dan
penyehatan air bersih dan jamban, penyehatan pemukiman dan perumahan, penyehatan lingkungan
tempat kerja, penyehatan makanan dan minuman, penanganan pestisida, dan pengamanan penyakit
lainnya yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan (2).
Tercatat pada tahun 2016 di Indonesia pemanfaatan pelayanan kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan sebanyak 177,8 juta (3). Cakupan pemanfaatan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2017 adalah 144,1% lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 92,0% (4). Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu
kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh
interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit seperti: diare,
ISPA, malaria, DBD, TBC, yang masih mendominasi 10 penyakit terbesar puskesmas dan merupakan
pola penyakit utama di Indonesia (1).
Tercatat pada tahun 2017 penyakit berbasis lingkungan di wilayah kota Banjarbaru sebanyak
1009 kasus dan menurun pada tahun 2018 menjadi 885 kasus. Hal yang berbeda terjadi pada
Puskesmas Banjarbaru Utara yang mengalami peningkatan jumlah kasus penyakit berbasis
lingkungan tertinggi dengan jumlah 335 kasus pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 menjadi 340
kasus, sedangkan jumlah kunjungan pada klinik sanitasi tercatat dalam laporan seksi Kesehatan
lingkungan tahun 2017 ada 102 kunjungan pasien dan 233 kunjungan klien, pada tahun 2018 ada 99
kunjungan pasien dan 241 kunjungan klien. Dengan persentasi kunjungan pasien dan kasus penyakit
berbasis lingkungan pada Puskesmas Banjarbaru Utara pada tahun 2017 adalah 30,4% dan pada
tahun 2018 adalah 29,1% (5).
Hal ini menggambarkan bahwa pemanfaatan klinik sanitasi di Puskesmas Banjarbaru Utara
belum optimal. Menurut Permenkes No 13 tahun 2015 klinik sanitasi adalah kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun social guna mencegah penyakit dan gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan (6).
Berdasarkan hal tersebut pemanfaatan klinik sanitasi perlu dioptimalkan. Menurut Andersen R
pemanfaatan klinik sanitasi di pelayanan kesehatan di pengaruhi faktor predisposisi yang ada di
masyarakat meliputi pengetahuan, sikap, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Selain faktor
predisposisi pemanfaatan klinik sanitasi juga di pengaruhi oleh enabling factors (faktor pemungkin)
yang meliputi ekonomi keluarga dan keterjangkauan akses, dan yangterakhir dipengaruhi oleh faktor
kebutuhan (need factor) (7). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
hubungan pengetahuan, sikap dan pendapatan keluarga dengan pemanfaatan klinik sanitasi di
Puskesmas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru..
3
METODE
Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah responden sebanyak 99 KK. Instrumen
penelitian yang akan dipakai yaitu angket/kuesioner. Analisis bivariatnya dengan menggunakan uji
fisher exact.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Klinik Sanitasi, Pengetahuan, Sikap, dan Pendapatan
Variabel
Responden
Jumlah (n) Persentase (%)
Pemanfaatan Klinik Sanitasi
Tidak memanfaatkan 89 89,9
Memanfaatkan 10 10,1
Pengetahuan
Kurang 55 55,6
Baik 44 44,4
Sikap
Negatif 51 51,5
Positif 48 48,5
Pendapatan
Rendah 43 43,4
Tinggi 56 56,6
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian 2020
Tabel 1 memperlihatkan pemanfaatan klinik sanitas bahwa responden tidak memanfaatkan
klinik sanitas lebih besar daripada responden yang memanfaatkan klinik sanitas (89,9% berbanding
10,1%). Distribusi frekuensi pengetahuan, responden berpengetahuan kurang lebih besar daripada
responden berpengetahuan baik (55,6% berbanding 44,4%). Distribusi frekuensi sikap, responden
bersikap negatif lebih besar daripada responden bersikap positif (51,5% berbanding 48,5%).
Distribusi frekuensi pendapatan, responden berpendapatan tinggi lebih besar daripada
berpendapatan rendah (43,4% berbanding 56,6%).
B. Analisis Bivariat
Tabel 2. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Pendapatan dengan Pemanfaatan Klinik Sanitas
Variabel
Pemanfaatan Klinik Sanitas
Total
P-value
Tidak
memanfaatkan
Memanfaatkan
N % N % N %
Pengetahuan
0,021
Kurang 53 59,6 2 20 55 100
Baik 36 40,4 8 80 44 100
Sikap
0,047
Negatif 49 55,1 2 20 51 100
Positif 40 44,9 8 80 48 100
Pendapatan
0,040
Rendah 42 86,5 1 10 43 100
Tinggi 47 66,0 9 90 56 100
4
Sumber : Data Primer Hasil Penelitian 2020
Dari tabel tersebut dapat diketahui variabel pengetahuan, sikap, dan pendapatan berhubungan
dengan pemanfaatan klinik sanitasi.
Ditemukan hasi uji fisher exact bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
pemanfaatan klinik sanitasi (p = 0,021). Adanya hubungan antara variabel pengetahuan dengan
pemanfaatan fasilitas klinik sanitasi di Puskesmas dapat dipahami karena sebagian besar responden
dengan pengetahuan kurang. Selain itu dari hasil penelitian ini ada 2 responden (20%) dengan
pengetahuan kurang namun memanfaatkan klinik sanitasi, hal ini karena menurut keterangan 2
responden tersebut pernah memanfaatkan berulang-ulang dalam waktu 3 bulan terakhir dengan
diagnosa penyakit berbasis lingkungan yang berbeda namun tidak mengetahui bahwa yang mereka
manfaatkan adalah pelayanan klinik sanitasi. Hasil penelitian ini juga terdapat 36 responden (40,4%)
dengan tingkat pengetahuan baik namun tidak memanfaatkan pelayanan. Hal ini karena sebanyak 13
responden (36,1%) mengunjungi klinik sanitasi hanya untuk meminta bubuk abate atau datang
sebagai klien saja dan tidak dalam keadaan sakit sehingga tidak memerlukan konseling yang
mendalam, dan sebanyak 28 responden (77,8%) telah melalui kegiatan konseling, kunjungan rumah
dan melaksanakan intervensi kesehatan lingkungan yang disarankan, namun dalam waktu 3 bulan
terakhir hanya mendapatkan 1x rujukan saja ke pelayanan klinik sanitasi sehingga responden tidak
memenuhi skor pemanfaatan dan tidak dapat dikatakan memanfaatkan klinik sanitasi. Responden
yang dikatakan memanfaatkan pelayanan klinik sanitasi apabila dalam 3 bulan terakhir mendapatkan
rujukan ke klinik sanitasi kemudian melakukan konseling, kunjungan rumah dan menerapkan saran
intervensi dari petugas serta skor memenuhi kategori pemanfaatan klinik sanitasi.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Husnawati (2017) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pemanfaatan klinik sanitasi (p-value =
0,001) (8). Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Komalaningsih (2016) yang menunjukan
p-value 0,015 < 0,05 artinya terdapat hubungan yang antara pengetahuan dengan pelayann klinik
sanitasi. Pada dasarnya sebagian responden yang memiliki pengetahuan baik akan berpengaruh
besar tehadap terselenggaranya pelayanan klinik sanitasi di Puskesmas dan pelayanan klinik sanitas
adalah tempat konseling/penyuluhan tentang masalah penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas
(9). Meskipun variabel pengetahuan dalam penelitian ini berhubungan dengan pemanfaaan fasilitas
sanitasi di Puskesmas, namun data menunjukan bahwa hanya sebagian kecil saja orang yang
memanfaatkan fasilitas sanitasi secara optimal, meskipun tingkat pengetahuannya baik. Hasil
penelitian ini sejalan dengan yang diperoleh Oktalisa (2017) pada masyarakat Kelurahan Baru
Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan. Baik dalam penelitian ini maupun pada penelitian
yang dilakukan Oktalisa mendapatkan hasil bahwa meskipun masyarakat telah mengetahui bahwa di
puskesmas menyediakan pelayanan untuk melakukan pencegahan penyakit berbasis lingkungan dan
upaya Kesehatan lingkungan, namun masyarakat tidak mengetahui bahwa di Puskesmas mereka
dapat melakukan konsultasi dalam rangka membantu upaya pencegahan mereka melalui fasilitas
klinik sanitasi, masyarakat juga merasa tidak perlu mendatangi fasilitas kesehatan seperti Puskesmas
apabila tidak memiliki masalah Kesehatan (10).
Ditemukan hasi uji fisher exact bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan pemanfaatan
klinik sanitas (p = 0,047). Berdasarkan hasil di lapangan, masyarakat yang telah mengetahui klinik
sanitasi beserta manfaatnya selanjutnya akan cenderung untuk bersikap positif. Selain itu hasil
penilitian juga menunjukkan ada 2 (20%) responden bersikap negatif namun memanfaatkan hal ini
disebabkan karena responden yang pada dasarnya tidak mengetahui bahwa pelayanan puskesmas
yang menangani permasalahan penyakit berbasis lingkungan yang dideritanya dalam 3 bulan terakhir
adalah klinik sanitasi sehingga memberikan respon yang negatif namun tetap memanfaatkan
pelayanan klinik sanitasi. Hasil penelitian ini juga terdapat 40 responden (44,9%) dengan sikap positif
namun tidak memanfaatkan pelayanan. Hal ini karena sebanyak 24 responden (60%) mengunjungi
klinik sanitasi hanya untuk meminta bubuk abate atau datang sebagai klien saja dan tidak dalam
keadaan sakit sehingga tidak memerlukan konseling yang mendalam, dan sebanyak 34 responden
(85%) telah melakukan pemanfaatan klinik sanitasi yang optimal seperti telah melewati kegiatan
konseling, kunjungan rumah dan melaksanakan intervensi kesehatan lingkungan yang disarankan,
namun responden tersebut dalam waktu 3 bulan terakhir hanya mendapatkan 1x rujukan saja ke
pelayanan klinik sanitasi sehingga responden tidak memenuhi skor pemanfaatan dan tidak dapat
dikatakan memanfaatkan klinik sanitasi.
5
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Komalaningsih (2016) yang menunjukan p-value
0,001 < 0,05 artinya terdapat hubungan yang antara sikap dengan pelayann klinik sanitasi. Sikap
terhadap pelayanan dipengaruhi oleh prespsi responden (9). Meskipun variabel sikap dalam
penelitian ini berhubungan dengan pemanfaaan fasilitas sanitasi di Puskesmas, namun data
menunjukan bahwa hanya sebagian kecil saja orang yang memanfaatkan fasilitas tersebut, meskipun
bersikap positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Oktalisa (2017) pada masyarakat
Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan yang meyatakan bahwa meskipun
sebagian besar masyarakat tahu dan memahami tentang bahaya dari penyakit berbasis lingkungan
yang sering dialami akan tetapi penyesuaian dengan adanya tindakan langsung terhadap upaya
menanggulangi kejadia penyakit tersebut masih belum efektif dalam pelaksanaannya seperti mereka
tidak ingin berkunjung untuk berkonsultasi ke klinik sanitasi (10).
Ditemukan hasi uji fisher exact bahwa terdapat hubungan antara pendapatan dengan
pemanfaatan klinik sanitas (p = 0,040). Selain itu didalam penelitian ini ada 1 responden (10%)
berpendapatan rendah d memanfaatkan klinik sanitasi, hal ini disebabkan menurut responden pada
saat mendapatkan beberapa kali rujukan dan melakukan konseling, kemudian dilakukan kunjungan
rumah sampai dengan menerapkan saran intervensi yang diberikan sama sekali tidak mengeluarkan
biaya sehingga walaupun memiliki pendapatan rendah 1 responden ini masih bisa memanfaatkan
klinik sanitasi secara optimal. Selain itu juga terdapat 47 responden (52,8%) dengan berpendapatan
tinggi namun tidak memanfaatkan pelayanan. Hal ini karena sebanyak 25 responden (53,2%)
mengunjungi klinik sanitasi hanya untuk meminta bubuk abate atau datang sebagai klien saja dan
tidak dalam keadaan sakit sehingga tidak memerlukan konseling yang mendalam dan tidak
mengeluarkan biaya. Selain itu sebanyak 40 responden (85%) telah melalui kegiatan konseling,
kunjungan rumah dan melaksanakan intervensi kesehatan lingkungan yang disarankan, namun
responden hanya datang 1 kali untuk 1 pemasalahan penyakit lingkungan sehingga dalam penelitian
ini hal yang dilakukan oleh responden tidak dapat dikatakan sebagai pemanfaatan klinik sanitasi yang
optimal walaupun semua responden tersebut pernah memanfaatkan pelayanan klinik sanitasi.
Hasil penelitian yang diperoleh Oktalisa (2017) pada masyarakat Kelurahan Baru Ladang
Bambu Kecamatan Medan Tuntungan meyatakan bahwa keadaan ekonomi sangat berperan penting
dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Penghasilan yang tinggi memungkinkan anggota
keluarga untuk memperoleh suatu yang lebih baik juga dalam kebutuhannya seperti kesehatan,
pendidikan dan sebagainya. Sebaliknya, jika pendapatan rendah maka akan terdapat hambatan
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian penghasilan sebagai salah satu faktor
dalam masyarakat untuk memulai hidup sehat dengan melakukan perilaku kesehatan yang bersifat
mencegah seperti dalam hal memanfaatkan klinik sanitasi yang ada. Pada penelitian ini, hanya
sebagian kecil responden yang berpenghasilan tinggi (11,1%). Walaupun terdapat sebagian
masyarakat yang berpenghasilan di atas Rp 2.000.000, akan tetapi kesadaran akan pentingnya
berkonsultasi mengenai kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan di klinik sanitasi
masih sangat rendah, sehingga kunjungan ke klinik sanitasi tetap saja rendah (10).
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan simpulan sebagai berikut:
a. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitas pada masyarakat di
Puskemas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru.
b. Ada hubungan antara sikap dengan pemanfaatan klinik sanitas pada masyarakat di Puskemas
Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru.
c. Ada hubungan antara pendapatan dengan pemanfaatan klinik sanitas pada masyarakat di
Puskemas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, diberikan saran sebagai berikut:
a. Disarankan kepada pihak puskesmas Banjarbaru Utara
1) Mengoptimalkan sosialisasi dan promosi pihak puskesmas hendaknya membuat kartu atau buku
saku pelayanan klinik sanitasi yang berisi tentang informasi tentang definisi, ,manfaat, dan tujuan
klinik sanitasi, alur pelayanan klinik sanitasi, jenis pelayanan serta tabel konseling, saran terapi
6
yang diberikan dan evaluasi penerapan saran beserta perkiraan biaya yang akan dikeluarkan
ketika menerapkan saran.
2) Pihak puskesmas hendaknya meminta masukan atau feedback dari pasien ataupun klien terkait
manfaat yang dirasakan pasien atau klien ketika menerapkan saran klinik sanitasi agar dapat
melihat sikap dari pasien dan klien tersebut.
3) Pihak puskesmas hendaknya membuat alur pelayanan puskesmas secara umum dan alur klinik
sanitasi secara khusus dengan menggunakan media, bahasa, dan bagan yang mudah dipahami
oleh masyarakat baik yang berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah, sehingga
masyarakat mengetahui dan memahami bahwa setelah mendapatkan pengobatan, beberapa
penyakit memerlukan rujukan ke poli tertentu seperti pasien yang menderita penyakit berbasis
lingkungan diperlukan rujukan ke klinik sanitasi.
4) Pihak puskesmas khususnya bagian pelayanan klinik sanitasi ketika melakukan konseling dan
kunjungan rumah hendaknya menyampaikan perkiraan besaran biaya yang akan dikeluarkan
pasien ketika menerapkan saran yang diberikan agar saran yang diberikan dapat diterapkan
dengan baik oleh pasien yang berpendapatan rendah maupun yang berpendapatan tinggi.
b. Disarankan untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor faktor lain seperti
karakteristik individu, budaya, keyakinan, dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga,
dukungan tokoh masyarakat, dan lain lain yang mungkin berhubungan dengan perilaku
masyarakat dalam pemanfaatan klinik sanitasi di Puskesmas. Selain itu disarankan untuk
dilakukan penelitian lanjut dengan menggunakan metode dan instrument yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan klinik sanitasi untuk Puskesmas. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2000.BPS RI , Statistik Kesehatan, Badan Pusat Statistik. 2014.
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan klinik sanitasi untuk Puskesmas. Direktorat
Jederal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 2005.
3. BPJS Kesehatan.Ringkasan Eksekutif Laporan Pengelolaan Program dan Laporan Keuangan
Jaminan Sosial Kesehatan, 2016.
4. BPJS Kesehatan.Ringkasan Eksekutif Laporan Pengelolaan Program dan Laporan Keuangan
Jaminan Sosial Kesehatan, 2016.
5. Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. Data Laporan Klinik Sanitasi Seksi Kesehatan Lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru.2018.
6. Peraturan menteri kesehatan RI no.13 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas. 2015.
7. Priyoto. Teori Sikap & Perilaku dalam Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta; 2014.
8. Husnawati Herwinda. Hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitasi pada ibu bayi
dan balita penderita diare akut. Berkala kedokteran, 2017. 13(1): 53-60.
9. Komalaningsih S, Ejeb R, dan Tita N. Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien dengan
pelayanan klinik sanitasi di puskesmas pameungpeuk kabupaten bandung tahun 2016. Jurnal
Stikes Dharma Husada Bandung, 2016; 1(1): 1-17.
10. Oktalisa, W., Nurmaini dan Naria, E. Gambaran faktor predisposisi, pendukung dan pendorong
pada masyarakat dalam pemanfaatan klinik sanitasi di Kelurahan Baru Ladang Bambu
Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2014. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera
Utara, 2014.

More Related Content

What's hot

Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
nrukmana rukmana
 
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sumadin1112
 
Kesehatan dasar basic six atau 6 program pokok puskesmas yaitu
Kesehatan dasar basic six atau 6 program pokok puskesmas yaituKesehatan dasar basic six atau 6 program pokok puskesmas yaitu
Kesehatan dasar basic six atau 6 program pokok puskesmas yaitu
heri damanik
 
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan diPetunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Sutopo Patriajati
 

What's hot (20)

Contoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukmContoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukm
 
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
Jurnal PP dan PL Edisi 5 Tahun 2015
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
 
2. kebijakan pelayanan cv dan ptm
2. kebijakan pelayanan cv dan ptm2. kebijakan pelayanan cv dan ptm
2. kebijakan pelayanan cv dan ptm
 
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasiJurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
 
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmasSistem informasi keperawatan di puskesmas
Sistem informasi keperawatan di puskesmas
 
Jurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota Pariaman
Jurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota PariamanJurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota Pariaman
Jurnal obat sisa pasien bpjs di puskesmas se kota Pariaman
 
Kesehatan dasar basic six atau 6 program pokok puskesmas yaitu
Kesehatan dasar basic six atau 6 program pokok puskesmas yaituKesehatan dasar basic six atau 6 program pokok puskesmas yaitu
Kesehatan dasar basic six atau 6 program pokok puskesmas yaitu
 
Program kesling
Program kesling Program kesling
Program kesling
 
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan diPetunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
 
Profil RS Jiwa dr Soeharto Heerdjan
Profil RS Jiwa dr Soeharto HeerdjanProfil RS Jiwa dr Soeharto Heerdjan
Profil RS Jiwa dr Soeharto Heerdjan
 
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIAPETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
 
Kerangka acuan
Kerangka acuan Kerangka acuan
Kerangka acuan
 
ARTIKEL
ARTIKELARTIKEL
ARTIKEL
 
Evapro puskes jagakarsa
Evapro puskes jagakarsaEvapro puskes jagakarsa
Evapro puskes jagakarsa
 
Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA
Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA
Proposal saban AKBID PARAMATA RAHA
 
Gizi bencana ns
Gizi bencana nsGizi bencana ns
Gizi bencana ns
 
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
Puskesmas
 

Similar to Minati Widiya Astuti_1710912420014_Jurnal.pdf

2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
VikiHestiarini
 
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
ssuserc3081c
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
SiLvi Fata
 
18455 id-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-buang-air-besar-di-jamban-di-d...
18455 id-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-buang-air-besar-di-jamban-di-d...18455 id-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-buang-air-besar-di-jamban-di-d...
18455 id-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-buang-air-besar-di-jamban-di-d...
Goes Zamizar
 

Similar to Minati Widiya Astuti_1710912420014_Jurnal.pdf (20)

Program kesling 28042021
Program kesling 28042021Program kesling 28042021
Program kesling 28042021
 
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
2. Kebijakan Yanfar dalam Sistem Kesehatan Nasional 130922_V4.pptx
 
Program kesling
Program keslingProgram kesling
Program kesling
 
Program kesling (2)
Program kesling (2)Program kesling (2)
Program kesling (2)
 
PPT NEW.pptx
PPT NEW.pptxPPT NEW.pptx
PPT NEW.pptx
 
1.KAK klinik sanitasi.doc
1.KAK klinik sanitasi.doc1.KAK klinik sanitasi.doc
1.KAK klinik sanitasi.doc
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatan
 
0127 standar yanfar puskesmas
0127  standar yanfar puskesmas0127  standar yanfar puskesmas
0127 standar yanfar puskesmas
 
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
 
Dasar promosi kesehatan
Dasar promosi kesehatanDasar promosi kesehatan
Dasar promosi kesehatan
 
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
 
Peran Apoteker AoC Program Kesehatan
Peran Apoteker AoC Program KesehatanPeran Apoteker AoC Program Kesehatan
Peran Apoteker AoC Program Kesehatan
 
36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf
36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf
36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf
 
yuni
yuniyuni
yuni
 
3661 6909-1-sm
3661 6909-1-sm3661 6909-1-sm
3661 6909-1-sm
 
program_RO_Kecacingan_pptx.pptx
program_RO_Kecacingan_pptx.pptxprogram_RO_Kecacingan_pptx.pptx
program_RO_Kecacingan_pptx.pptx
 
18455 id-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-buang-air-besar-di-jamban-di-d...
18455 id-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-buang-air-besar-di-jamban-di-d...18455 id-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-buang-air-besar-di-jamban-di-d...
18455 id-faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-buang-air-besar-di-jamban-di-d...
 
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di IndonesiaStudi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia
Studi Pengembangan Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Indonesia
 
Peran Apoteker AoC Program Kesehatan
Peran Apoteker AoC Program KesehatanPeran Apoteker AoC Program Kesehatan
Peran Apoteker AoC Program Kesehatan
 

Recently uploaded

Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
DosenBernard
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
buktifisikskp23
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
ritch4
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
sonyaawitan
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
TaufikTito
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
DIGGIVIO2
 

Recently uploaded (20)

materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxPPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdshKISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
KISI-KISI USEK PJOK TA 2023-2024 anans ajaja jaja hdsh
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptxBimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFPPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
PERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppT
PERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppTPERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppT
PERTEMUAN 4 himpunan dan fungsi logika fuzzy.ppT
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
 

Minati Widiya Astuti_1710912420014_Jurnal.pdf

  • 1. 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN KLINIK SANITASI PADA MASYARAKAT (Survei Analitik di Wilayah Kerja Puskemas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru) THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND FAMILY INCOME WITH THE UTILIZATION OF CLINIC SANITATION (Analytical Survey in Wil's Father Working at the North Banjarbaru Health Center in Banjarbaru City) Minati Widya Astuti 1 , Lenie Marlinae 2 , Ihya Hazairin Noor 3 1 Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 2 Departemen Kesehatan Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat 3 Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Email: minati.wa92@gmail.com Abstrak Klinik sanitasi adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Puskesmas Banjarbaru Utara adalah puskesmas yang mengalami peningkatan jumlah kasus penyakit berbasis lingkungan tertinggi dengan jumlah 335 kasus pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 menjadi 340 kasus, jumlah kunjungan pada klinik sanitasi tercatat pada tahun 2017 ada 102 kunjungan pasien dan 233 kunjungan klien, pada tahun 2018 ada 99 kunjungan pasien dan 241 kunjungan klien. Dengan persentasi kunjungan pasien dan kasus penyakit berbasis lingkungan pada Puskesmas Banjarbaru Utara pada tahun 2017 adalah 30,4% dan pada tahun 2018 adalah 29,1%. Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan pendapatan keluarga dengan pemanfaatan klinik sanitasi di Puskesmas Puskesmas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru.Penelitian ini merupakan survei analitik dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah jumlah KK sebanyak 9.723 KK. Jumlah sampel sebanyak 99 responden yang dipilih menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil uji fisher exact didapatkan variabel bebas yang berhubungan dengan pemanfaatan klinik sanitasi adalah pengetahuan p=0,021, sikap p=0,047, pendapatan p=0,040. Kesimpulan dari penelitian ini, dari 3 variabel yang diteliti semua variabel berhubungan dengan pemanfaatan klinik sanitasi di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara kota Banjarbaru. Kata-kata kunci: Klinik sanitasi, pengetahuan, sikap, dan pendapatan keluarga Abstract Klinik sanitation is an activity or series of activities aimed at establishing a healthy environment quality of both aspects of physical, chemical, biological, and social order to prevent diseases and health problems caused by environmental risk factor. North Banjarbaru Health Center is the health center that experienced the highest increase in the number of cases of environmental- based diseases with 335 cases in 2017 and in 2018 to 340 cases, the number of visits to sanitation clinics was recorded at in 2017 there were 102 patient visits and 233 client visits, in 2018 there were 99 patient visits and 241 client visits. With the percentage of patient visits and cases of environmental based diseases in the North Banjarbaru Health Center in 2017 it was 30.4% and in 2018 it was 29.1%. The general objective in this study was to analyze the relationship of knowledge, attitudes and family income with the use of sanitation clinics in Health Center, North Banjarbaru Health Center of
  • 2. 2 Banjarbaru City. Research is an survei analytic with design cross sectional. The population in this study is the population taken in this study is the number of 9,723 households. The number of samples were 99 respondents who were selected using simple random sampling . Instrument of research is using questionnaires. Based on the results of the test fisher exact obtained variable –free were associated with the use of sanitation clinic is knowledge p = 0.0 21, attitude p = 0.0 47 , family income p = 0.0 40 . The conclusion of the research is , of the three variables that all the variables associated with pe Utilization sanitation clinic in the region work Banjarbaru northern Health Center of Banjarbaru City. Keywords: Sanitation clinic, knowledge, attitude, and family income PENDAHULUAN Klinik sanitasi sebagai salah satu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas yang mengintegrasikan antara upaya kuratif, promotif, dan preventif, yang mempunyai peran antara lain sebagai pusat informasi, pusat rujukan fasilitator di bidang kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan (1). Adapun ruang lingkup kegiatan klinik sanitasi yaitu penyediaan dan penyehatan air bersih dan jamban, penyehatan pemukiman dan perumahan, penyehatan lingkungan tempat kerja, penyehatan makanan dan minuman, penanganan pestisida, dan pengamanan penyakit lainnya yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan (2). Tercatat pada tahun 2016 di Indonesia pemanfaatan pelayanan kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebanyak 177,8 juta (3). Cakupan pemanfaatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2017 adalah 144,1% lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 92,0% (4). Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit seperti: diare, ISPA, malaria, DBD, TBC, yang masih mendominasi 10 penyakit terbesar puskesmas dan merupakan pola penyakit utama di Indonesia (1). Tercatat pada tahun 2017 penyakit berbasis lingkungan di wilayah kota Banjarbaru sebanyak 1009 kasus dan menurun pada tahun 2018 menjadi 885 kasus. Hal yang berbeda terjadi pada Puskesmas Banjarbaru Utara yang mengalami peningkatan jumlah kasus penyakit berbasis lingkungan tertinggi dengan jumlah 335 kasus pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 menjadi 340 kasus, sedangkan jumlah kunjungan pada klinik sanitasi tercatat dalam laporan seksi Kesehatan lingkungan tahun 2017 ada 102 kunjungan pasien dan 233 kunjungan klien, pada tahun 2018 ada 99 kunjungan pasien dan 241 kunjungan klien. Dengan persentasi kunjungan pasien dan kasus penyakit berbasis lingkungan pada Puskesmas Banjarbaru Utara pada tahun 2017 adalah 30,4% dan pada tahun 2018 adalah 29,1% (5). Hal ini menggambarkan bahwa pemanfaatan klinik sanitasi di Puskesmas Banjarbaru Utara belum optimal. Menurut Permenkes No 13 tahun 2015 klinik sanitasi adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun social guna mencegah penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan (6). Berdasarkan hal tersebut pemanfaatan klinik sanitasi perlu dioptimalkan. Menurut Andersen R pemanfaatan klinik sanitasi di pelayanan kesehatan di pengaruhi faktor predisposisi yang ada di masyarakat meliputi pengetahuan, sikap, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Selain faktor predisposisi pemanfaatan klinik sanitasi juga di pengaruhi oleh enabling factors (faktor pemungkin) yang meliputi ekonomi keluarga dan keterjangkauan akses, dan yangterakhir dipengaruhi oleh faktor kebutuhan (need factor) (7). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap dan pendapatan keluarga dengan pemanfaatan klinik sanitasi di Puskesmas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru..
  • 3. 3 METODE Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah responden sebanyak 99 KK. Instrumen penelitian yang akan dipakai yaitu angket/kuesioner. Analisis bivariatnya dengan menggunakan uji fisher exact. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Klinik Sanitasi, Pengetahuan, Sikap, dan Pendapatan Variabel Responden Jumlah (n) Persentase (%) Pemanfaatan Klinik Sanitasi Tidak memanfaatkan 89 89,9 Memanfaatkan 10 10,1 Pengetahuan Kurang 55 55,6 Baik 44 44,4 Sikap Negatif 51 51,5 Positif 48 48,5 Pendapatan Rendah 43 43,4 Tinggi 56 56,6 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian 2020 Tabel 1 memperlihatkan pemanfaatan klinik sanitas bahwa responden tidak memanfaatkan klinik sanitas lebih besar daripada responden yang memanfaatkan klinik sanitas (89,9% berbanding 10,1%). Distribusi frekuensi pengetahuan, responden berpengetahuan kurang lebih besar daripada responden berpengetahuan baik (55,6% berbanding 44,4%). Distribusi frekuensi sikap, responden bersikap negatif lebih besar daripada responden bersikap positif (51,5% berbanding 48,5%). Distribusi frekuensi pendapatan, responden berpendapatan tinggi lebih besar daripada berpendapatan rendah (43,4% berbanding 56,6%). B. Analisis Bivariat Tabel 2. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Pendapatan dengan Pemanfaatan Klinik Sanitas Variabel Pemanfaatan Klinik Sanitas Total P-value Tidak memanfaatkan Memanfaatkan N % N % N % Pengetahuan 0,021 Kurang 53 59,6 2 20 55 100 Baik 36 40,4 8 80 44 100 Sikap 0,047 Negatif 49 55,1 2 20 51 100 Positif 40 44,9 8 80 48 100 Pendapatan 0,040 Rendah 42 86,5 1 10 43 100 Tinggi 47 66,0 9 90 56 100
  • 4. 4 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian 2020 Dari tabel tersebut dapat diketahui variabel pengetahuan, sikap, dan pendapatan berhubungan dengan pemanfaatan klinik sanitasi. Ditemukan hasi uji fisher exact bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitasi (p = 0,021). Adanya hubungan antara variabel pengetahuan dengan pemanfaatan fasilitas klinik sanitasi di Puskesmas dapat dipahami karena sebagian besar responden dengan pengetahuan kurang. Selain itu dari hasil penelitian ini ada 2 responden (20%) dengan pengetahuan kurang namun memanfaatkan klinik sanitasi, hal ini karena menurut keterangan 2 responden tersebut pernah memanfaatkan berulang-ulang dalam waktu 3 bulan terakhir dengan diagnosa penyakit berbasis lingkungan yang berbeda namun tidak mengetahui bahwa yang mereka manfaatkan adalah pelayanan klinik sanitasi. Hasil penelitian ini juga terdapat 36 responden (40,4%) dengan tingkat pengetahuan baik namun tidak memanfaatkan pelayanan. Hal ini karena sebanyak 13 responden (36,1%) mengunjungi klinik sanitasi hanya untuk meminta bubuk abate atau datang sebagai klien saja dan tidak dalam keadaan sakit sehingga tidak memerlukan konseling yang mendalam, dan sebanyak 28 responden (77,8%) telah melalui kegiatan konseling, kunjungan rumah dan melaksanakan intervensi kesehatan lingkungan yang disarankan, namun dalam waktu 3 bulan terakhir hanya mendapatkan 1x rujukan saja ke pelayanan klinik sanitasi sehingga responden tidak memenuhi skor pemanfaatan dan tidak dapat dikatakan memanfaatkan klinik sanitasi. Responden yang dikatakan memanfaatkan pelayanan klinik sanitasi apabila dalam 3 bulan terakhir mendapatkan rujukan ke klinik sanitasi kemudian melakukan konseling, kunjungan rumah dan menerapkan saran intervensi dari petugas serta skor memenuhi kategori pemanfaatan klinik sanitasi. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Husnawati (2017) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pemanfaatan klinik sanitasi (p-value = 0,001) (8). Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Komalaningsih (2016) yang menunjukan p-value 0,015 < 0,05 artinya terdapat hubungan yang antara pengetahuan dengan pelayann klinik sanitasi. Pada dasarnya sebagian responden yang memiliki pengetahuan baik akan berpengaruh besar tehadap terselenggaranya pelayanan klinik sanitasi di Puskesmas dan pelayanan klinik sanitas adalah tempat konseling/penyuluhan tentang masalah penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas (9). Meskipun variabel pengetahuan dalam penelitian ini berhubungan dengan pemanfaaan fasilitas sanitasi di Puskesmas, namun data menunjukan bahwa hanya sebagian kecil saja orang yang memanfaatkan fasilitas sanitasi secara optimal, meskipun tingkat pengetahuannya baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang diperoleh Oktalisa (2017) pada masyarakat Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan. Baik dalam penelitian ini maupun pada penelitian yang dilakukan Oktalisa mendapatkan hasil bahwa meskipun masyarakat telah mengetahui bahwa di puskesmas menyediakan pelayanan untuk melakukan pencegahan penyakit berbasis lingkungan dan upaya Kesehatan lingkungan, namun masyarakat tidak mengetahui bahwa di Puskesmas mereka dapat melakukan konsultasi dalam rangka membantu upaya pencegahan mereka melalui fasilitas klinik sanitasi, masyarakat juga merasa tidak perlu mendatangi fasilitas kesehatan seperti Puskesmas apabila tidak memiliki masalah Kesehatan (10). Ditemukan hasi uji fisher exact bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan pemanfaatan klinik sanitas (p = 0,047). Berdasarkan hasil di lapangan, masyarakat yang telah mengetahui klinik sanitasi beserta manfaatnya selanjutnya akan cenderung untuk bersikap positif. Selain itu hasil penilitian juga menunjukkan ada 2 (20%) responden bersikap negatif namun memanfaatkan hal ini disebabkan karena responden yang pada dasarnya tidak mengetahui bahwa pelayanan puskesmas yang menangani permasalahan penyakit berbasis lingkungan yang dideritanya dalam 3 bulan terakhir adalah klinik sanitasi sehingga memberikan respon yang negatif namun tetap memanfaatkan pelayanan klinik sanitasi. Hasil penelitian ini juga terdapat 40 responden (44,9%) dengan sikap positif namun tidak memanfaatkan pelayanan. Hal ini karena sebanyak 24 responden (60%) mengunjungi klinik sanitasi hanya untuk meminta bubuk abate atau datang sebagai klien saja dan tidak dalam keadaan sakit sehingga tidak memerlukan konseling yang mendalam, dan sebanyak 34 responden (85%) telah melakukan pemanfaatan klinik sanitasi yang optimal seperti telah melewati kegiatan konseling, kunjungan rumah dan melaksanakan intervensi kesehatan lingkungan yang disarankan, namun responden tersebut dalam waktu 3 bulan terakhir hanya mendapatkan 1x rujukan saja ke pelayanan klinik sanitasi sehingga responden tidak memenuhi skor pemanfaatan dan tidak dapat dikatakan memanfaatkan klinik sanitasi.
  • 5. 5 Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Komalaningsih (2016) yang menunjukan p-value 0,001 < 0,05 artinya terdapat hubungan yang antara sikap dengan pelayann klinik sanitasi. Sikap terhadap pelayanan dipengaruhi oleh prespsi responden (9). Meskipun variabel sikap dalam penelitian ini berhubungan dengan pemanfaaan fasilitas sanitasi di Puskesmas, namun data menunjukan bahwa hanya sebagian kecil saja orang yang memanfaatkan fasilitas tersebut, meskipun bersikap positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Oktalisa (2017) pada masyarakat Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan yang meyatakan bahwa meskipun sebagian besar masyarakat tahu dan memahami tentang bahaya dari penyakit berbasis lingkungan yang sering dialami akan tetapi penyesuaian dengan adanya tindakan langsung terhadap upaya menanggulangi kejadia penyakit tersebut masih belum efektif dalam pelaksanaannya seperti mereka tidak ingin berkunjung untuk berkonsultasi ke klinik sanitasi (10). Ditemukan hasi uji fisher exact bahwa terdapat hubungan antara pendapatan dengan pemanfaatan klinik sanitas (p = 0,040). Selain itu didalam penelitian ini ada 1 responden (10%) berpendapatan rendah d memanfaatkan klinik sanitasi, hal ini disebabkan menurut responden pada saat mendapatkan beberapa kali rujukan dan melakukan konseling, kemudian dilakukan kunjungan rumah sampai dengan menerapkan saran intervensi yang diberikan sama sekali tidak mengeluarkan biaya sehingga walaupun memiliki pendapatan rendah 1 responden ini masih bisa memanfaatkan klinik sanitasi secara optimal. Selain itu juga terdapat 47 responden (52,8%) dengan berpendapatan tinggi namun tidak memanfaatkan pelayanan. Hal ini karena sebanyak 25 responden (53,2%) mengunjungi klinik sanitasi hanya untuk meminta bubuk abate atau datang sebagai klien saja dan tidak dalam keadaan sakit sehingga tidak memerlukan konseling yang mendalam dan tidak mengeluarkan biaya. Selain itu sebanyak 40 responden (85%) telah melalui kegiatan konseling, kunjungan rumah dan melaksanakan intervensi kesehatan lingkungan yang disarankan, namun responden hanya datang 1 kali untuk 1 pemasalahan penyakit lingkungan sehingga dalam penelitian ini hal yang dilakukan oleh responden tidak dapat dikatakan sebagai pemanfaatan klinik sanitasi yang optimal walaupun semua responden tersebut pernah memanfaatkan pelayanan klinik sanitasi. Hasil penelitian yang diperoleh Oktalisa (2017) pada masyarakat Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan meyatakan bahwa keadaan ekonomi sangat berperan penting dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Penghasilan yang tinggi memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh suatu yang lebih baik juga dalam kebutuhannya seperti kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Sebaliknya, jika pendapatan rendah maka akan terdapat hambatan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian penghasilan sebagai salah satu faktor dalam masyarakat untuk memulai hidup sehat dengan melakukan perilaku kesehatan yang bersifat mencegah seperti dalam hal memanfaatkan klinik sanitasi yang ada. Pada penelitian ini, hanya sebagian kecil responden yang berpenghasilan tinggi (11,1%). Walaupun terdapat sebagian masyarakat yang berpenghasilan di atas Rp 2.000.000, akan tetapi kesadaran akan pentingnya berkonsultasi mengenai kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan di klinik sanitasi masih sangat rendah, sehingga kunjungan ke klinik sanitasi tetap saja rendah (10). PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan simpulan sebagai berikut: a. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitas pada masyarakat di Puskemas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru. b. Ada hubungan antara sikap dengan pemanfaatan klinik sanitas pada masyarakat di Puskemas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru. c. Ada hubungan antara pendapatan dengan pemanfaatan klinik sanitas pada masyarakat di Puskemas Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, diberikan saran sebagai berikut: a. Disarankan kepada pihak puskesmas Banjarbaru Utara 1) Mengoptimalkan sosialisasi dan promosi pihak puskesmas hendaknya membuat kartu atau buku saku pelayanan klinik sanitasi yang berisi tentang informasi tentang definisi, ,manfaat, dan tujuan klinik sanitasi, alur pelayanan klinik sanitasi, jenis pelayanan serta tabel konseling, saran terapi
  • 6. 6 yang diberikan dan evaluasi penerapan saran beserta perkiraan biaya yang akan dikeluarkan ketika menerapkan saran. 2) Pihak puskesmas hendaknya meminta masukan atau feedback dari pasien ataupun klien terkait manfaat yang dirasakan pasien atau klien ketika menerapkan saran klinik sanitasi agar dapat melihat sikap dari pasien dan klien tersebut. 3) Pihak puskesmas hendaknya membuat alur pelayanan puskesmas secara umum dan alur klinik sanitasi secara khusus dengan menggunakan media, bahasa, dan bagan yang mudah dipahami oleh masyarakat baik yang berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah, sehingga masyarakat mengetahui dan memahami bahwa setelah mendapatkan pengobatan, beberapa penyakit memerlukan rujukan ke poli tertentu seperti pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan diperlukan rujukan ke klinik sanitasi. 4) Pihak puskesmas khususnya bagian pelayanan klinik sanitasi ketika melakukan konseling dan kunjungan rumah hendaknya menyampaikan perkiraan besaran biaya yang akan dikeluarkan pasien ketika menerapkan saran yang diberikan agar saran yang diberikan dapat diterapkan dengan baik oleh pasien yang berpendapatan rendah maupun yang berpendapatan tinggi. b. Disarankan untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor faktor lain seperti karakteristik individu, budaya, keyakinan, dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga, dukungan tokoh masyarakat, dan lain lain yang mungkin berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan klinik sanitasi di Puskesmas. Selain itu disarankan untuk dilakukan penelitian lanjut dengan menggunakan metode dan instrument yang lain. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan klinik sanitasi untuk Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2000.BPS RI , Statistik Kesehatan, Badan Pusat Statistik. 2014. 2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan klinik sanitasi untuk Puskesmas. Direktorat Jederal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2005. 3. BPJS Kesehatan.Ringkasan Eksekutif Laporan Pengelolaan Program dan Laporan Keuangan Jaminan Sosial Kesehatan, 2016. 4. BPJS Kesehatan.Ringkasan Eksekutif Laporan Pengelolaan Program dan Laporan Keuangan Jaminan Sosial Kesehatan, 2016. 5. Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. Data Laporan Klinik Sanitasi Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru.2018. 6. Peraturan menteri kesehatan RI no.13 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas. 2015. 7. Priyoto. Teori Sikap & Perilaku dalam Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta; 2014. 8. Husnawati Herwinda. Hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitasi pada ibu bayi dan balita penderita diare akut. Berkala kedokteran, 2017. 13(1): 53-60. 9. Komalaningsih S, Ejeb R, dan Tita N. Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien dengan pelayanan klinik sanitasi di puskesmas pameungpeuk kabupaten bandung tahun 2016. Jurnal Stikes Dharma Husada Bandung, 2016; 1(1): 1-17. 10. Oktalisa, W., Nurmaini dan Naria, E. Gambaran faktor predisposisi, pendukung dan pendorong pada masyarakat dalam pemanfaatan klinik sanitasi di Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2014. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2014.