SlideShare a Scribd company logo
BAB I 
PENDAHULUAN 
Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, 
urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak, ginjal, sekret2 yang dikeluarkan. 
Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat 
digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak 
pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi 
hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, 
elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk 
membantu menegakkan diagnosis anemi (Anonim, 2012). 
Pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolesterol 
total, trigliserida, HDL dan LDL kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama 
dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan pada pembuluh darah 
seperti pasien dengan kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan 
pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes melitus (DM) dan 
hipertensi serta pasien dengan keluarga yang menunjukkan peningkatan 
kadar lemak darah. Untuk pemeriksaan lemak darah ini, sebaiknya 
berpuasa selama 12 - 14 jam. Bila pada pemeriksaan kimia darah, serum 
yang diperoleh sangat keruh karena peningkatan kadar trigliserida 
sebaiknya pemeriksaan diulang setelah berpuasa > 14 jam untuk 
mengurangi kekeruhan yang ada. Untuk pemeriksaan kolesterol total, 
kolesterol HDL dan kolesterol LDL tidak perlu berpuasa. Selain itu dikenal
pemeriksaan lipoprotein (a) bila meningkat dapat merupakan faktor risiko 
terjadinya penyakit jantung koroner (Anonim, 2012). 
Maksud Percobaan adalah untuk mengetahui kelainan pada darah 
dengan tujuan untuk mengetahui unsur-unsur yang ada didalam darah 
atau komponen-komponen darah. 
Tujuan percobaan adalah untuk memahami kelaianan pada darah 
dengan tujuan untuk mengetahui unsure-unsur yang ada didalam darah 
atau komponen-komponen darah. 
Prinsip percobaan adalah berdasarkan alat strip yang digunakan 
kemudian diteteskan darah yang tersedia dan dibaca pada alat 
glukometer.
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
A. Pengertian Hematologi 
Hematologi adalah ilmu tentang darah dan jaringan 
pembentuk darah yang merupakan salah satu system organ 
terbesar di dalam tubuh. Darah membentuk 6 sampai 8 % dari 
berat tubuh total dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi 
didalam suatu cairan yang disebut plasma. Tiga jenis sel darah 
utama adalah sel darah merah(eritrosit), sel darah putih (leukosit), 
dan trombosit. Cairan plasma membentuk 45 sampai 60% dari 
volume darah total, sel darah merah (SDM) menempati sebagian 
besar volume sisanya. Sel darah putih dan trombosit, walaupun 
secara fungsional penting, menempati bagian yang relative kecil 
dari massa darah total. Proporsi sel dan plasma diatur dan dijaga 
dengan relative konstan (Sacher Ronald A, 2004). 
Fungsi utama darah adalah untuk transportasi; sel darah 
merah tetap berada dalam system sirkulasi dan mengandung 
pigmen pengangkut oksigen hemoglobin. Sel darah putih 
bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dan diangkut oleh 
darah ke berbagai jaringan tempat sel-sel tersebut melakukan 
fungsi fisiologiknya. Trombosit berperan mencegah tubuh 
kehilangan darah akibat perdarahan dan melakukan fungsi 
utamanya di dinding pembuluh darah. Protein plasma merupakan
pengangkut utama zat bezi dan produk sampingan metabolik ke 
organ-organ tujuan untuk menyimpan atau ekskresi. Banyak protein 
besar yang tersuspensi di dalam plasma juga menarik perhatian 
ahli hematologi, terutama protein-protein yang berkaitan dengan 
pencegahan perdarahan melalui proses pembekuan darah 
(koagulasi). Laboratorium hematologi berperan mendefinisikan sel 
darah atau pigmen darah yang normal dan abnormal serta 
menentukan sifat kelainan tersebut. Pemeriksaan-pemeriksaan 
laboratorium hematologi sangat penting untuk mengetahui 
kesejahteraan pasien secara keseluruhan dan sering digunakan 
dalam pemeriksaan penapisan kesehatan (Sacher Ronald A, 2004) 
B. Pemeriksaan Hematologi 
Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang 
dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. 
Darah terdiri dari bagian padat yaitu sel darah 
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), trombosit dan bagian 
cairan yang berwarna kekuningan yang disebut plasma. 
Pemeriksaan hematologi rutin dapat menentukan kualitas 
kesehatan. Tujuan dilakukannya pemeriksaan hematologi adalah 
sebagaiberikut : 
1. Mendeteksi kelainan hematologi (anemia dan leukemia) bila 
timbul dugaan adanya kelainan jumlah dan fungsi dari sel darah.
2. Kelainan sistemik (hati dan ginjal) yang dapat mempengaruhi 
sel darah baik bentuk maupun fungsinya. 
3. Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan melihat kenaikan 
atau penurunan jumlah leukosit serta hitung jenisnya. 
4. Mendeteksi beberapa penyakit perdarahan yang berkaitan 
dengan kuantitas dan kualitas trombosit seperti demam 
berdarah dan ITP ( Anonim, 2008). 
Banyak orang beranggapan bahwa pemeriksaan hemoglobin 
(Hb) saja sudah cukup untuk mendeteksi adanya kemunculan 
hematologi, sistemik, infeksi dan pendarahan, namun tenyata 
periksaan Hb saja tidaklah cukup karena pemeriksaan Hb hanya 
menentukan konsentrasi Hb pada komponen darah. Pemeriksaan 
hematologi lengkap terdiri dari pemeriksaan darah lengkap, dan 
hitung jenis di mana pemeriksaan ini dikerjakan untuk menunjang 
diagnosis penyakit. 
1. Eritrosit (sel darah merah) 
Berfungsi membawa oksigen keseluruh tubuh. Pemeriksaan 
ini dilakukan untuk mengetahui keadaan anemia, polisitermia 
(peningkatan jumlah eritrosit, Hb, atau hematokrit. Kehilangan 30 
– 40% eritrosit dengan penurunan Hb >6/μl) sedang untuk 
perempuan 4,2 – 5,4 (106/μl)
2. Leukosit (sel darah putih) 
Berfungsi melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan 
virus. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kelainan sel 
darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas tubuh, 
evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan 
diagnosis keadaan leukemia. Nilai normal leukosit adalah 4,80 – 
10,8 (103/μl) 
3. Hemoglobin (Hb) 
Merupakan protein yang terdapat dalam eritrosit yang 
berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh. Pemeriksaan ini 
dilakukan untuk menentukan kosentrasi Hb pada komponen 
darah, evaluasi anemia hemolitik (anemia yang disebabkan 
rusaknya eritrosit lebih cepat). Nilai normal untuk laki-laki adalah 
14 – 18 (g/dL). dan untuk perempuan 12 – 16 (g/dL). 
4. Hematokrit 
Merupakan perbandingan antara sel-sel darah merah, sel-sel 
darah putih dan sel trombosit dengan plasma darah. 
Pemeriksaan hematokrit dilakukan bersamaan dengan 
pemeriksaan Hb dan eritrosit yang digunakan untuk menentukan 
keadaan anemia, kehilangan darah, anemia hemolitik, 
polisitemia. Nilai normal untuk laki-laki adalah 42 – 52 % sedang 
untuk perempuan adalah 37 – 47%.
5. Nilai-nilai MC 
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ukuran serta 
kandungan hemoglobin dalam sel darah merah. 
a. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) 
Untuk mengetahui rata-rata banyaknya hemoglobin 
yang terdapat dalam eritrosit, untuk mendiagnosis keadaan 
thalassemia dan kelainan hemoglobin lainnya. Nilai 
normalnya adalah 27 – 31 pg. 
b. Mean Corpuscular Volume (MCV) 
MCV adalah volume rata-rata sebuah eritrosit yang 
dapat digunakan untuk mendiagnosis keadaan thalassemia 
dan kelainan hemoglobin lainnya. Nilai normal untuk laki-laki 
adalah 80 – 94 fL sedang untuk perempuan adalah 81 – 99 
fL. 
c. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) 
MCHC adalah konsentrasi hemoglobin pada volume eritrosit, 
pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan 
anemia. Nilai normalnya adalah 33 – 37 g/dL 
Beberapa keadaan anemia menunjukkan MCH rendah dan 
MCV rendah (hipokromik dan mikrositik) disebabkan oleh 
defisiensi besi, thalassemia dan anemia karena penyakit kronik. 
Sedangkan MCH tinggi dan MCV tinggi (hiperkromik dan 
makrositik) disebabkan oleh anemia megaloblastik, yaitu
defisiensi asam folat atau defisiensi vitamin B12 dan disebabkan 
oleh periode awal setelah perdarahan. 
6. Trombosit 
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi, diagnosis 
dan pemantauan perdarahan, leukemia, gangguan pembekuan 
darah (disseminated intravascular coagulation. DIC) dan lainnya. 
Dengan nilai normal 150 -450 (103/μl) 
7. Pemeriksaan Laju Endap Darah 
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan 
adanya keganasan, penyakit kolagen atau infeksi, membedakan 
tingkat radang atau pembentukan antibodi terhadap dua penyakit 
yang secara klinis susah dibedakan seperti rheumatoid artritis 
dan artritis akibat degeneratif. Nilai normal 0 – 20 mm (Anonim, 
2011). 
C. Pemeriksaan Komponen Didalam Darah
1. Pemeriksaan Kadar gula darah 
Glukosa adalah bahan bakar karbohidrat utama yang 
ditemukan dalam darah, dan bagi banyak organ tubuh, glukosa 
merupakan bahan bakar primer. Glukosa diangkut dalam 
plasma menuju seluruh bagian tubuh. Pada beberapa daerah di 
tubuh, glukosa ditarik menyeberangi bantalan kapiler (capillary 
beds) dan langsung digunakan sebagai sumber energi. Pada 
daerah-daerah lain, glukosa diambil dan disimpan sebagai 
glikogen atau dikonversi menjadi senyawa-senyawa intermedict 
berenergi tinggi semacam asam lemak (George H. Fried, 2005). 
Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula darah 
dianjurkan dilakukan setiap tahun bagi mereka yang berusia di 
atas 45 tahun. Lebih awal lagi bagi wanita dengan factor risiko 
tinggi, misalnya yang memiliki riwayat keluarga penderita 
diabetes dan pengidap kelebihan berat badan (Lanny Sustrani, 
2006). 
Setelah makan makanan tinggi karbohidrat, kadar 
glukosa darah meningkat dari kadar puasa sekitar 80-100 mg/dl 
(~5 mM) ke kadar sekitar 120-140 mg/dL (8mM) dalam periode 
30 menit sammpai 1 jam. Konsentrasi glukosa dalam darah 
kemudian mulai menurun, kembali kerentang puasa dalam 
waktu sekitar 2 jam setelah makan. Harus dicurigai adanya 
diabetes mellitus (DM) apabila kadar glukosa plasma vena yang
diambil tanpa memandang kapan saat makan terakhir (Sampel 
“acak/sewaktu” glukosa darah) “jelas meningkat” (yaitu ≥ 200 
mg/dL), terutama pada penderita yang memperlihatakan tanda 
dan gejala klasik dari hiperglikemia kronik (polidipsia, poliuria, 
penglihatan kabur, nyeri kepala, penurunan berat badan yang 
cepat, kadang-kadang disertai mual dan muntah). Untuk 
memastikan diagnosis tersebut, penderita berpuasa satu malam 
(10 – 16 jam), dan pengukuran gula darah harus diulang. Nilai 
yang kurang dari 115mg/dL dianggap normal. Nilai yang lenih 
besar daripada 140 mg/dL mengisyaratkan diabetes mellitus 
(DM). Harus dilaukan pengukuran hemoglobin terglikosilasi 
untuk menentukan tingkat hiperglikemia selama 4-8 
mingguterakhir. Nilai glukosa darah antara 115 mg/dL dan 140 
mg/dL adalah perbatasan (borderline), dan harus dilakukan 
pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah individu ini 
mengidap gangguan toleransi glukosa (GTG) atau diabetes 
mellitus (Marks Dawn B, 2000) 
2. Pemeriksaan Kadar Kolesterol 
Kolesterol merupakan molekul yang amfifilik karena 
memiliki gugus hidroksil yang bersifat polar, tetapi memberikan 
sifat yang lebih kaku pada membran sel daripada lipid membran 
yang lainnya. Kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk 
itu perlu berikatan dengan pengangkutnya yaitu lipoprotein,
yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau dikenal dengan lemak 
“jahat” dan high-density lipoprotein (HDL) yang dikenal dengan 
lemak “baik”. Kolesterol merupakan molekul yang penting dalam 
menentukan sifat membran. Selain itu, kolesterol juga 
bermanfaat sebagai prekursor dari metabolisme hormon steroid, 
yaitu suatu substansi yang mengatur berbagai macam fungsi 
fisiologis, misalnya perkembangan seksual dan metabolisme 
karbohidrat. Berdasarkan penjabaran tersebut, diketahui bahwa 
kolesterol memiliki peran penting bagi makhluk hidup. Meskipun 
demikian, kadar kolesterol yang terdapat pada darah harus 
dalam jumlah yang tepat. Kolesterol yang normal harus di 
bawah 200 mg/dl. Kolesterol dalam darah tidak boleh berada 
dalam jumlah/ kadar yang tinggi, karena ini dapat menyebabkan 
penyakit hiperkolesterolimia, atau lebih dikenal oleh masyarakat 
dengan penyakit kolesterol tinggi. Orang yang memiliki kadar 
kolesterol terlalu tinggi pada darah memiliki resiko yang tinggi 
terkena penyakit jantung koroner maupun stroke. Lipoprotein 
merupakan ikatan dari beberapa kolesterol. Kolesterol bersifat 
tidak larut dalam air sehingga diperlukan suatu alat transportasi 
untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein yang merupakan 
salah satu jenis protein. Kolesterol akan membentuk kompleks 
dengan apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang 
disebut lipoprotein.
Lipoprotein ini dibagi menjadi 4 jenis: 
1. Kilomikron: Komponen utamanya adalah trigliserida (85– 90 
%) dan kolesterolnya hanya 6%. Fungsinya Mentransfer 
lemak dari usus dan tidak berpengaruh dalam proses 
arteriosklirosis. 
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) = Pre Beta 
Lipoprotein, terdiri dari protein (8 – 10%) dan kolesterol 
(19%) dibentuk di hati dan sebagian diusus. Fungsinya 
mengangkut triasil – gliserol. 
3. LDL (Low Density Lipoprotein) = Beta Lipoprotein 
Komponen terdiri dari protein 20 % dan kolestrol 45 %. 
Fungsinya mentransfer kolesterol dalam darah ke jaringan 
perifer dan memegang peranan mentrasfer fosfolipid 
membran sel, dibutuhkan untuk pembentukan hati dari sisa-sisa 
VLDL, diambil oleh sel sasaran melalui endositosis 
yang diperantarai reseptor. 
4. HDL (High Density Lipoprotein) = Alpha Lipoprotein. 
Disebut juga Alpha-1-Lipoprotein dibentuk oleh sel hati dan 
usus. Fungsinya Mentranspot kolesterol dari perifer ke hati 
dimana zat tersebut dimetabolisasi dan diekskresi. 
(Anonim, 2013)
3. Pemeriksaan Kadar Asam Urat dalam darah 
Pada manusia, asam urat adalah produk akhir 
metabolism purin. Purin (adenine dan guanin) merupakan 
konstituen asam nukleat. Didalam tubuh, perputaran purin 
terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan 
penguraian RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada 
asupan purin, tetap terbentuk asam urat dalam jumlah yang 
substansial. Asam urat disintesis terutama dalam hati, dalam 
suatu reaksi yang dikatalisis oleh xantin oksidase (Sacher 
Ronald A, 2004). 
Pemeriksaan laboratorium untuk memonitor kadar 
asama urat didalam darah dan urin. Pemeriksaan darah 
diperlukan untuk diagnose gout, sedangkan pemeriksaan urin 
untuk pria antara 2,1 sampai 8,5 mg/dL dan wanita 2,0 sampai 
6,6 mg/dL. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut 
sedikit lebih tinggi. Rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0 
sampai 7,0 mg/dL. Bila lebih dari 7,0 mg/dL dapat menyebabkan 
serangan gout dan dianggap berlebihan. Dan, bila lebih dari 12 
mg/dL dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal (Lanny 
sustrani, 2007).
BAB III 
METODE KERJA 
A. Alat dan Bahan 
Alat yang digunakan : 
1. Alat penusuk (lancing device) 
2. Glukometer 
B. Bahan yang digunakan 
1. Alkohol 
2. Jarum penusuk (lancet) 
3. Kasa/kapas 
4. Test strip 
C. Cara Kerja 
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dicuci dan dikeringkan kedua tangan dengan kain bersih 
sebelum pengambilan sampel darah, untuk menghindari 
kontaminasi 
3. Dibersihkan ujung jari probandus yang akan ditusuk dengan 
kasa atau kapas beralkohol untuk menghindari infeksi. 
4. Dimasukkan jarum penusuk (lancet) di alatnya (lancing 
device). Pastikan bahwa jarum yang dipakai steril dan masih 
baru. 
5. Diletakkan diujung jari yang akan ditusuk. 
6. Ditusukkan jarum ke ujung jari probandus. Darah pertama 
yang keluar dengan dilap terlebih dahulu lalu biarkan bulatan 
kecil darah terbentuk di ujung jari. 
7. Dimasukkan test strip (Gula darah, asam urat atau 
kolesterol) ke alat pengukur (glukometer). 
8. Ditempelkan kasa atau kapas beralkohol ke ujung jari yang 
tertusuk untuk menghentikan perdarahan. 
9. Dilihat hasil pengukuran di glukometer 
10. Dicatat hasil pengukuran
B. Pembahasan 
Darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih 
(Leukosit), dan pelat darah (trombosit), yang tersuspensi dalam 
plasma. Plasma terdiri untuk sebagian besar dari air dengan terlarut 
dalamnya zat-zat elektrolit dan beberapa protein, yakni globulin 
(alfa, beta, gamma), albumin dan factor pembekuan darah. 
Pengambilan darah dilakukan dengan cara mengambil darah 
kapiler probandus, hal ini dilakukan karena darah yang dibutuhkan 
sedikit. Biasanya pengambilan darah kapiler digunakan hanya untuk 
satu atau dua macam pemeriksaan saja. Namun, secara umum 
tidak ada perbedaan yang mermakna antara darah kapiler dan 
darah vena sebagai specimen pemeriksaan hematologi. 
Dari pemeriksaan darah yang dilakukan dilaboratorium 
biofarmaseutika yakni pemeriksaan kadar glukosa (puasa, sewaktu 
dan 2 JPP), kadar asam urat dan kadar kolesterol total diperoleh 
hasil : 
1. Pada pemeriksaan glukosa puasa yang dilakukan terhadap ke 
empat probandus didapatkan hasil yang sama, di mana pada 
probandus Badriah dengan BMI 23,50 Kg/m2 termasuk dalam 
kategori normal memiliki kadar glukosa puasa 110mg/dL, 
probandus Sinta Mayasari dengan BMI 19,31 Kg/m2 termasuk 
dalam kategori normal memiliki kadar glukosa puasa 67 mg/dL, 
pada probandus Rahmawati Diansari dengan BMI 27,09 Kg/m2
termasuk dalam kategori pre-obesitas memiliki kadar glukosa 
puasa 97mg/dL, sedangkan pada probandus Jumardi dengan 
BMI 24,53 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar 
glukosa puasa 96mg/dL Jika dibandingkan dengan literatur kadar 
glukosa puasa dari keempat probandus masih dalam keadaan 
normal karena belum melewati batas normal yakni 70-110 mg/dL 
2. Pada pemeriksaan glukosa sewaktu yang dilakukan terhadap ke 
empat probandus didapatkan hasil yang berbeda, dimana pada 
probandus Maria L.E Neparian dengan BMI 20,26 Kg/m2 
termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa sewaktu 
125 mg/dL, pada probandus Dewi Safrilda dengan BMI 19,29 
Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa 
sewaktu 108 mg/dL, sedangkan pada Maria la Rusli dengan BMI 
22,03 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar 
glukosa sewaktu 145 mg/dL. Jika dibandingkan dengan literatur 
kadar glukosa sewaktu dari probandus masih dalam keadaan 
normal karena tidak melebihi 200 mg/dL. 
3. Pada pemeriksaan glukosa 2 JPP yang dilakukan oleh ke empat 
probandus di dapatkan hasil yang berbeda, dimana pada 
probandus Badriah dengan BMI 23,50 Kg/m2 termasuk dalam 
kategori normal memiliki kadar glukosa 2 JPP 147 mg/dL, pada 
probandus Sinta mayasari dengan BMI 19,31 Kg/m2 termasuk 
dalam kategori normal memiliki kadar glukosa 2 JPP 78 mg/dL,
pada probandus Rahmawati Dian sari dengan BMI 27,09 Kg/m2 
termasuk dalam kategori pre-obesitas memiliki kadar glukosa 2 
JPP 160 mg/dL, sedangkan pada probandus Jumardi dengan 
BMI 24,53 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar 
glukosa 2 JPP 135 mg/dL. Jika dibandingkan dengan literatur 
probandus Rahmawati Dian Sari sudah melewati batas normal 
yakni 140 mg/dL, namun belum dapat di diagnosis menderita 
diabetes karena belum melebihi 200 mg/dL 
4. Pada pemeriksaan Asam Urat yang dilakukan oleh ke empat 
probandus didapatkan hasil yang sama, dimana pada probandus 
Badriah, jenis kelamin perempuan dengan BMI 23,50 Kg/m2 
termasuk dalam kategori normal memiliki kadar Asam urat 3,8 
mg/dL, pada probandus Siti Hartina, jenis kelamin perempuan 
dengan BMI 20,09 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal 
memiliki kadar Asam urat 2,1 mg/dL, pada probandus welem 
salombe, jenis kelamin laki-laki dengan BMI 22,03 Kg/m2 
termasuk dalam kategori normal memiliki kadar Asam urat 
mencapai 6,5 mg/dL, sedangkan pada probandus Jumardi, jenis 
kelamin laki-laki dengan BMI 24,53 Kg/m2 termasuk dalam 
kategori normal memiliki kadar Asam urat 4,7 mg/dL. Jika di 
bandingkan dengan literatur kadar Asam urat pada ke empat 
probandus masih dalam keadaan normal dimana kadar normal
asam urat pada laki-laki 3,5 – 7,5 mg.dL, sedangkan pada 
perempuan 2,5 – 6,5 mg/dL. 
5. Pada pemeriksaan kolesterol total yang dilakukan oleh ke empat 
probandus didapatkan hasil sama. Dimana pada probandus 
Pirawati dengan BMI 18,61 Kg/m2 termasuk dlam kategori 
normal memiliki kadar kolesterol total 164 mg/dl, pada probandus 
Leni Marlina dengan BMI 23,30 Kg/m2 termasuk dalam kategori 
normal memiliki kadar kolesterol total 184 mg/dL, pada 
probandus Rahmawati dengan BMI 27,09Kg/m2 termasuk dalam 
kategori pre-obesitas memiliki kadar kolesterol total 142 mg/dL, 
sedangkan pada probandus yunizar dengan BMI 24,44 Kg/m2 
termasuk dalam kategori normal memiliki kadar kolesterol total 
171 mg/dL. Jika dibandingkan dengan literature kadar kolesterol 
dari ke empat probandus masih dalam keadaan normal karena 
masih dibawah 200mg/dL.
BAB V 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Dari hasil praktikum Hematologi dapat di simpulkan bahwa : 
1. Komponen penyusun darah terdiri dari plasma darah (cairan) 
dan sel-sel penyusun darah. Darah terdiri daripada beberapa 
jenis korpuskula (sel-sel darah) yang membentuk 45% bagian 
dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan 
yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma 
darah. 
2. Tinggnya kadar glukosa, asam urat dan kolesterol biasanya 
dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang sehat 
B. Saran 
1. Asisten 
Kami sangat mengharapkan kehadiran untuk para 
asisten agar dapat membimbing kami saat praktikum sedang 
berlangsung 
2. Laboratorium 
Kami sangat mengharapkan agar pada praktikum 
selanjutnya pemeriksaan golongan darah setiap praktikan dapat 
dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA 
Anonim.2012.Pemeriksaan Kimia Klinik. “http://biomedika.co.id/v2 
/services/laboratorium/33/pemeriksaan-kimia-klinik.html”. Diakses 
pada tanggal 12 januari 2014 
Anonim.2008. Hematologi. “http://www.hi-lab.co.id/index.php/our-advice/ 
164-hematologi”. Diakses pada tanggal 12 januari 2014 
Aprilisa.2013. Pemeriksaan kadar kolesterol, SGPT, SGOT dan Bilirubin 
dalam darah.”http://aprilisa.wordpress.com/2013/09/10/pemeriksa 
an-kadar-kolesterol-sgpt-sgot-dan-bilirubin-dalam-darah/”.Diakses 
Pada tanggal 12 Januari 2013 
Fried George H dan Hademenos George J.2005. “ BIOLOGI”. Erlangga; 
Jakarta 
Sacher A Ronald dan Richard A.2004.” Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan 
Laboratorium”. EGC ; Jakarta 
Sustrani Lanny dkk.2006.”Diabetes”. Pt Gramedia Pustaka Utama; Jakarta 
Sustrani Lanny.2007.”Asam Urat”. Percetakan Buana Printing ; Jakarta 
Williams dan Wilkins.2008.”Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah 
pendekatan klinis. EGC ; Jakarta 
https://www.academia.edu/5842051/Kimia_klinik

More Related Content

What's hot

CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
PRAMITHA GALUH
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
ratih ayu sulistyoningsih
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Aditya Rendra
 
Feses
FesesFeses
Protein
ProteinProtein
Protein
Mardiana
 
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
LizaHardila
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitFaradina Kusumasdiyanti
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
AhmadPurnawarmanFais
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
Tidar University
 
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhana
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhanaPengenalan peralatan laboratorium kimia sederhana
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhanaKlara Tri Meiyana
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
SisTi NurRahmah
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
Sofyan Dwi Nugroho
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARI.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARI.pdfLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARI.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARI.pdf
MYUSUP7
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Guide_Consulting
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
Ernalia Rosita
 
Pemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraPemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleura
Ami Febriza
 
Kromatografi-ppt
Kromatografi-ppt Kromatografi-ppt
Kromatografi-ppt
AndrianiDiniAndriani
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
sarahmae26
 

What's hot (20)

CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
PEMERIKSAAN URINE (Urinalisis)
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhana
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhanaPengenalan peralatan laboratorium kimia sederhana
Pengenalan peralatan laboratorium kimia sederhana
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARI.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARI.pdfLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARI.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARI.pdf
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Pemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleuraPemeriksaan cairan pleura
Pemeriksaan cairan pleura
 
Kromatografi-ppt
Kromatografi-ppt Kromatografi-ppt
Kromatografi-ppt
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
 

Viewers also liked

Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1
pdspatologikliniksby
 
Pemeriksaan Asam urat kolesterol dan gula darah
Pemeriksaan Asam urat kolesterol dan gula darahPemeriksaan Asam urat kolesterol dan gula darah
Pemeriksaan Asam urat kolesterol dan gula darah
Zakiah dr
 
Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2
pdspatologikliniksby
 
Stem Cell
Stem CellStem Cell
Stem Cell
Hawk Indo
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan
Hell Rohmika
 
3032 p2-spk-analis kesehatan
3032 p2-spk-analis kesehatan3032 p2-spk-analis kesehatan
3032 p2-spk-analis kesehatanWinarto Winartoap
 
Soal-soal biologi dan pembahasan
Soal-soal biologi dan pembahasanSoal-soal biologi dan pembahasan
Soal-soal biologi dan pembahasan
Hairlinda Agustin
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
PRAMITHA GALUH
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Sulistia Rini
 

Viewers also liked (10)

Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1Kimia klinik jurnal 1
Kimia klinik jurnal 1
 
Pemeriksaan Asam urat kolesterol dan gula darah
Pemeriksaan Asam urat kolesterol dan gula darahPemeriksaan Asam urat kolesterol dan gula darah
Pemeriksaan Asam urat kolesterol dan gula darah
 
Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2Kimia klinik jurnal 2
Kimia klinik jurnal 2
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
Stem Cell
Stem CellStem Cell
Stem Cell
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan
 
3032 p2-spk-analis kesehatan
3032 p2-spk-analis kesehatan3032 p2-spk-analis kesehatan
3032 p2-spk-analis kesehatan
 
Soal-soal biologi dan pembahasan
Soal-soal biologi dan pembahasanSoal-soal biologi dan pembahasan
Soal-soal biologi dan pembahasan
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
 
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan DiagnostikPemeriksaan Lab dan Diagnostik
Pemeriksaan Lab dan Diagnostik
 

Similar to Kimia klinik

Makalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darahMakalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darah
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Hemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusHemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan Apus
Ridwan
 
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJPemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
ssuserd986061
 
Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptxContoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
KOLEJPERDANA
 
Kasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinikKasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinikRaisa Ichaa
 
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusaPemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
tata mahyuvi
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Vina Widya Putri
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Nugroho Tristyanto
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Nugroho Tristyanto
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Nugroho Tristyanto
 
Makalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahMakalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahSherly ShEra
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Warnet Raha
 
Biologi Darah
Biologi DarahBiologi Darah
Biologi Darah
Vurie Ayu
 
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darah
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darahFungsi, teknologi, dan kelainan pada darah
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darahGian Angelo
 
Darah
DarahDarah
Darah
DarahDarah
Darah
dhinarasti
 
Makalah golongan darah
Makalah golongan darahMakalah golongan darah
Makalah golongan darah
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Makalah hematologi
Makalah hematologiMakalah hematologi
Makalah hematologi
Viliansyah Viliansyah
 
Transfusi
TransfusiTransfusi
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data KlinikPegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Gilang Rizki
 

Similar to Kimia klinik (20)

Makalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darahMakalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darah
 
Hemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan ApusHemogram dan Sediaan Apus
Hemogram dan Sediaan Apus
 
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJPemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
 
Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptxContoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
Contoh Hasil Lab kelas darah 24 ogos 2022.pptx
 
Kasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinikKasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinik
 
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusaPemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
 
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam DarahLaporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
Laporan Praktikum Biokimia Darah dan Pemeriksaan Kandungan Senyawa dalam Darah
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
 
Makalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahMakalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darah
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Biologi Darah
Biologi DarahBiologi Darah
Biologi Darah
 
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darah
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darahFungsi, teknologi, dan kelainan pada darah
Fungsi, teknologi, dan kelainan pada darah
 
Darah
DarahDarah
Darah
 
Darah
DarahDarah
Darah
 
Makalah golongan darah
Makalah golongan darahMakalah golongan darah
Makalah golongan darah
 
Makalah hematologi
Makalah hematologiMakalah hematologi
Makalah hematologi
 
Transfusi
TransfusiTransfusi
Transfusi
 
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data KlinikPegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
 

Kimia klinik

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak, ginjal, sekret2 yang dikeluarkan. Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis anemi (Anonim, 2012). Pemeriksaan lemak darah meliputi pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan pada pembuluh darah seperti pasien dengan kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes melitus (DM) dan hipertensi serta pasien dengan keluarga yang menunjukkan peningkatan kadar lemak darah. Untuk pemeriksaan lemak darah ini, sebaiknya berpuasa selama 12 - 14 jam. Bila pada pemeriksaan kimia darah, serum yang diperoleh sangat keruh karena peningkatan kadar trigliserida sebaiknya pemeriksaan diulang setelah berpuasa > 14 jam untuk mengurangi kekeruhan yang ada. Untuk pemeriksaan kolesterol total, kolesterol HDL dan kolesterol LDL tidak perlu berpuasa. Selain itu dikenal
  • 2. pemeriksaan lipoprotein (a) bila meningkat dapat merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner (Anonim, 2012). Maksud Percobaan adalah untuk mengetahui kelainan pada darah dengan tujuan untuk mengetahui unsur-unsur yang ada didalam darah atau komponen-komponen darah. Tujuan percobaan adalah untuk memahami kelaianan pada darah dengan tujuan untuk mengetahui unsure-unsur yang ada didalam darah atau komponen-komponen darah. Prinsip percobaan adalah berdasarkan alat strip yang digunakan kemudian diteteskan darah yang tersedia dan dibaca pada alat glukometer.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hematologi Hematologi adalah ilmu tentang darah dan jaringan pembentuk darah yang merupakan salah satu system organ terbesar di dalam tubuh. Darah membentuk 6 sampai 8 % dari berat tubuh total dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi didalam suatu cairan yang disebut plasma. Tiga jenis sel darah utama adalah sel darah merah(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Cairan plasma membentuk 45 sampai 60% dari volume darah total, sel darah merah (SDM) menempati sebagian besar volume sisanya. Sel darah putih dan trombosit, walaupun secara fungsional penting, menempati bagian yang relative kecil dari massa darah total. Proporsi sel dan plasma diatur dan dijaga dengan relative konstan (Sacher Ronald A, 2004). Fungsi utama darah adalah untuk transportasi; sel darah merah tetap berada dalam system sirkulasi dan mengandung pigmen pengangkut oksigen hemoglobin. Sel darah putih bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dan diangkut oleh darah ke berbagai jaringan tempat sel-sel tersebut melakukan fungsi fisiologiknya. Trombosit berperan mencegah tubuh kehilangan darah akibat perdarahan dan melakukan fungsi utamanya di dinding pembuluh darah. Protein plasma merupakan
  • 4. pengangkut utama zat bezi dan produk sampingan metabolik ke organ-organ tujuan untuk menyimpan atau ekskresi. Banyak protein besar yang tersuspensi di dalam plasma juga menarik perhatian ahli hematologi, terutama protein-protein yang berkaitan dengan pencegahan perdarahan melalui proses pembekuan darah (koagulasi). Laboratorium hematologi berperan mendefinisikan sel darah atau pigmen darah yang normal dan abnormal serta menentukan sifat kelainan tersebut. Pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium hematologi sangat penting untuk mengetahui kesejahteraan pasien secara keseluruhan dan sering digunakan dalam pemeriksaan penapisan kesehatan (Sacher Ronald A, 2004) B. Pemeriksaan Hematologi Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Darah terdiri dari bagian padat yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), trombosit dan bagian cairan yang berwarna kekuningan yang disebut plasma. Pemeriksaan hematologi rutin dapat menentukan kualitas kesehatan. Tujuan dilakukannya pemeriksaan hematologi adalah sebagaiberikut : 1. Mendeteksi kelainan hematologi (anemia dan leukemia) bila timbul dugaan adanya kelainan jumlah dan fungsi dari sel darah.
  • 5. 2. Kelainan sistemik (hati dan ginjal) yang dapat mempengaruhi sel darah baik bentuk maupun fungsinya. 3. Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan melihat kenaikan atau penurunan jumlah leukosit serta hitung jenisnya. 4. Mendeteksi beberapa penyakit perdarahan yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas trombosit seperti demam berdarah dan ITP ( Anonim, 2008). Banyak orang beranggapan bahwa pemeriksaan hemoglobin (Hb) saja sudah cukup untuk mendeteksi adanya kemunculan hematologi, sistemik, infeksi dan pendarahan, namun tenyata periksaan Hb saja tidaklah cukup karena pemeriksaan Hb hanya menentukan konsentrasi Hb pada komponen darah. Pemeriksaan hematologi lengkap terdiri dari pemeriksaan darah lengkap, dan hitung jenis di mana pemeriksaan ini dikerjakan untuk menunjang diagnosis penyakit. 1. Eritrosit (sel darah merah) Berfungsi membawa oksigen keseluruh tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan anemia, polisitermia (peningkatan jumlah eritrosit, Hb, atau hematokrit. Kehilangan 30 – 40% eritrosit dengan penurunan Hb >6/μl) sedang untuk perempuan 4,2 – 5,4 (106/μl)
  • 6. 2. Leukosit (sel darah putih) Berfungsi melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan virus. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan diagnosis keadaan leukemia. Nilai normal leukosit adalah 4,80 – 10,8 (103/μl) 3. Hemoglobin (Hb) Merupakan protein yang terdapat dalam eritrosit yang berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kosentrasi Hb pada komponen darah, evaluasi anemia hemolitik (anemia yang disebabkan rusaknya eritrosit lebih cepat). Nilai normal untuk laki-laki adalah 14 – 18 (g/dL). dan untuk perempuan 12 – 16 (g/dL). 4. Hematokrit Merupakan perbandingan antara sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan sel trombosit dengan plasma darah. Pemeriksaan hematokrit dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan Hb dan eritrosit yang digunakan untuk menentukan keadaan anemia, kehilangan darah, anemia hemolitik, polisitemia. Nilai normal untuk laki-laki adalah 42 – 52 % sedang untuk perempuan adalah 37 – 47%.
  • 7. 5. Nilai-nilai MC Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ukuran serta kandungan hemoglobin dalam sel darah merah. a. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) Untuk mengetahui rata-rata banyaknya hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit, untuk mendiagnosis keadaan thalassemia dan kelainan hemoglobin lainnya. Nilai normalnya adalah 27 – 31 pg. b. Mean Corpuscular Volume (MCV) MCV adalah volume rata-rata sebuah eritrosit yang dapat digunakan untuk mendiagnosis keadaan thalassemia dan kelainan hemoglobin lainnya. Nilai normal untuk laki-laki adalah 80 – 94 fL sedang untuk perempuan adalah 81 – 99 fL. c. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) MCHC adalah konsentrasi hemoglobin pada volume eritrosit, pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan anemia. Nilai normalnya adalah 33 – 37 g/dL Beberapa keadaan anemia menunjukkan MCH rendah dan MCV rendah (hipokromik dan mikrositik) disebabkan oleh defisiensi besi, thalassemia dan anemia karena penyakit kronik. Sedangkan MCH tinggi dan MCV tinggi (hiperkromik dan makrositik) disebabkan oleh anemia megaloblastik, yaitu
  • 8. defisiensi asam folat atau defisiensi vitamin B12 dan disebabkan oleh periode awal setelah perdarahan. 6. Trombosit Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi, diagnosis dan pemantauan perdarahan, leukemia, gangguan pembekuan darah (disseminated intravascular coagulation. DIC) dan lainnya. Dengan nilai normal 150 -450 (103/μl) 7. Pemeriksaan Laju Endap Darah Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keganasan, penyakit kolagen atau infeksi, membedakan tingkat radang atau pembentukan antibodi terhadap dua penyakit yang secara klinis susah dibedakan seperti rheumatoid artritis dan artritis akibat degeneratif. Nilai normal 0 – 20 mm (Anonim, 2011). C. Pemeriksaan Komponen Didalam Darah
  • 9. 1. Pemeriksaan Kadar gula darah Glukosa adalah bahan bakar karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah, dan bagi banyak organ tubuh, glukosa merupakan bahan bakar primer. Glukosa diangkut dalam plasma menuju seluruh bagian tubuh. Pada beberapa daerah di tubuh, glukosa ditarik menyeberangi bantalan kapiler (capillary beds) dan langsung digunakan sebagai sumber energi. Pada daerah-daerah lain, glukosa diambil dan disimpan sebagai glikogen atau dikonversi menjadi senyawa-senyawa intermedict berenergi tinggi semacam asam lemak (George H. Fried, 2005). Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula darah dianjurkan dilakukan setiap tahun bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun. Lebih awal lagi bagi wanita dengan factor risiko tinggi, misalnya yang memiliki riwayat keluarga penderita diabetes dan pengidap kelebihan berat badan (Lanny Sustrani, 2006). Setelah makan makanan tinggi karbohidrat, kadar glukosa darah meningkat dari kadar puasa sekitar 80-100 mg/dl (~5 mM) ke kadar sekitar 120-140 mg/dL (8mM) dalam periode 30 menit sammpai 1 jam. Konsentrasi glukosa dalam darah kemudian mulai menurun, kembali kerentang puasa dalam waktu sekitar 2 jam setelah makan. Harus dicurigai adanya diabetes mellitus (DM) apabila kadar glukosa plasma vena yang
  • 10. diambil tanpa memandang kapan saat makan terakhir (Sampel “acak/sewaktu” glukosa darah) “jelas meningkat” (yaitu ≥ 200 mg/dL), terutama pada penderita yang memperlihatakan tanda dan gejala klasik dari hiperglikemia kronik (polidipsia, poliuria, penglihatan kabur, nyeri kepala, penurunan berat badan yang cepat, kadang-kadang disertai mual dan muntah). Untuk memastikan diagnosis tersebut, penderita berpuasa satu malam (10 – 16 jam), dan pengukuran gula darah harus diulang. Nilai yang kurang dari 115mg/dL dianggap normal. Nilai yang lenih besar daripada 140 mg/dL mengisyaratkan diabetes mellitus (DM). Harus dilaukan pengukuran hemoglobin terglikosilasi untuk menentukan tingkat hiperglikemia selama 4-8 mingguterakhir. Nilai glukosa darah antara 115 mg/dL dan 140 mg/dL adalah perbatasan (borderline), dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah individu ini mengidap gangguan toleransi glukosa (GTG) atau diabetes mellitus (Marks Dawn B, 2000) 2. Pemeriksaan Kadar Kolesterol Kolesterol merupakan molekul yang amfifilik karena memiliki gugus hidroksil yang bersifat polar, tetapi memberikan sifat yang lebih kaku pada membran sel daripada lipid membran yang lainnya. Kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk itu perlu berikatan dengan pengangkutnya yaitu lipoprotein,
  • 11. yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau dikenal dengan lemak “jahat” dan high-density lipoprotein (HDL) yang dikenal dengan lemak “baik”. Kolesterol merupakan molekul yang penting dalam menentukan sifat membran. Selain itu, kolesterol juga bermanfaat sebagai prekursor dari metabolisme hormon steroid, yaitu suatu substansi yang mengatur berbagai macam fungsi fisiologis, misalnya perkembangan seksual dan metabolisme karbohidrat. Berdasarkan penjabaran tersebut, diketahui bahwa kolesterol memiliki peran penting bagi makhluk hidup. Meskipun demikian, kadar kolesterol yang terdapat pada darah harus dalam jumlah yang tepat. Kolesterol yang normal harus di bawah 200 mg/dl. Kolesterol dalam darah tidak boleh berada dalam jumlah/ kadar yang tinggi, karena ini dapat menyebabkan penyakit hiperkolesterolimia, atau lebih dikenal oleh masyarakat dengan penyakit kolesterol tinggi. Orang yang memiliki kadar kolesterol terlalu tinggi pada darah memiliki resiko yang tinggi terkena penyakit jantung koroner maupun stroke. Lipoprotein merupakan ikatan dari beberapa kolesterol. Kolesterol bersifat tidak larut dalam air sehingga diperlukan suatu alat transportasi untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein yang merupakan salah satu jenis protein. Kolesterol akan membentuk kompleks dengan apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang disebut lipoprotein.
  • 12. Lipoprotein ini dibagi menjadi 4 jenis: 1. Kilomikron: Komponen utamanya adalah trigliserida (85– 90 %) dan kolesterolnya hanya 6%. Fungsinya Mentransfer lemak dari usus dan tidak berpengaruh dalam proses arteriosklirosis. 2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) = Pre Beta Lipoprotein, terdiri dari protein (8 – 10%) dan kolesterol (19%) dibentuk di hati dan sebagian diusus. Fungsinya mengangkut triasil – gliserol. 3. LDL (Low Density Lipoprotein) = Beta Lipoprotein Komponen terdiri dari protein 20 % dan kolestrol 45 %. Fungsinya mentransfer kolesterol dalam darah ke jaringan perifer dan memegang peranan mentrasfer fosfolipid membran sel, dibutuhkan untuk pembentukan hati dari sisa-sisa VLDL, diambil oleh sel sasaran melalui endositosis yang diperantarai reseptor. 4. HDL (High Density Lipoprotein) = Alpha Lipoprotein. Disebut juga Alpha-1-Lipoprotein dibentuk oleh sel hati dan usus. Fungsinya Mentranspot kolesterol dari perifer ke hati dimana zat tersebut dimetabolisasi dan diekskresi. (Anonim, 2013)
  • 13. 3. Pemeriksaan Kadar Asam Urat dalam darah Pada manusia, asam urat adalah produk akhir metabolism purin. Purin (adenine dan guanin) merupakan konstituen asam nukleat. Didalam tubuh, perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada asupan purin, tetap terbentuk asam urat dalam jumlah yang substansial. Asam urat disintesis terutama dalam hati, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh xantin oksidase (Sacher Ronald A, 2004). Pemeriksaan laboratorium untuk memonitor kadar asama urat didalam darah dan urin. Pemeriksaan darah diperlukan untuk diagnose gout, sedangkan pemeriksaan urin untuk pria antara 2,1 sampai 8,5 mg/dL dan wanita 2,0 sampai 6,6 mg/dL. Bagi mereka yang berusia lanjut, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Bila lebih dari 7,0 mg/dL dapat menyebabkan serangan gout dan dianggap berlebihan. Dan, bila lebih dari 12 mg/dL dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal (Lanny sustrani, 2007).
  • 14. BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan : 1. Alat penusuk (lancing device) 2. Glukometer B. Bahan yang digunakan 1. Alkohol 2. Jarum penusuk (lancet) 3. Kasa/kapas 4. Test strip C. Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan
  • 15. 2. Dicuci dan dikeringkan kedua tangan dengan kain bersih sebelum pengambilan sampel darah, untuk menghindari kontaminasi 3. Dibersihkan ujung jari probandus yang akan ditusuk dengan kasa atau kapas beralkohol untuk menghindari infeksi. 4. Dimasukkan jarum penusuk (lancet) di alatnya (lancing device). Pastikan bahwa jarum yang dipakai steril dan masih baru. 5. Diletakkan diujung jari yang akan ditusuk. 6. Ditusukkan jarum ke ujung jari probandus. Darah pertama yang keluar dengan dilap terlebih dahulu lalu biarkan bulatan kecil darah terbentuk di ujung jari. 7. Dimasukkan test strip (Gula darah, asam urat atau kolesterol) ke alat pengukur (glukometer). 8. Ditempelkan kasa atau kapas beralkohol ke ujung jari yang tertusuk untuk menghentikan perdarahan. 9. Dilihat hasil pengukuran di glukometer 10. Dicatat hasil pengukuran
  • 16. B. Pembahasan Darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (Leukosit), dan pelat darah (trombosit), yang tersuspensi dalam plasma. Plasma terdiri untuk sebagian besar dari air dengan terlarut dalamnya zat-zat elektrolit dan beberapa protein, yakni globulin (alfa, beta, gamma), albumin dan factor pembekuan darah. Pengambilan darah dilakukan dengan cara mengambil darah kapiler probandus, hal ini dilakukan karena darah yang dibutuhkan sedikit. Biasanya pengambilan darah kapiler digunakan hanya untuk satu atau dua macam pemeriksaan saja. Namun, secara umum tidak ada perbedaan yang mermakna antara darah kapiler dan darah vena sebagai specimen pemeriksaan hematologi. Dari pemeriksaan darah yang dilakukan dilaboratorium biofarmaseutika yakni pemeriksaan kadar glukosa (puasa, sewaktu dan 2 JPP), kadar asam urat dan kadar kolesterol total diperoleh hasil : 1. Pada pemeriksaan glukosa puasa yang dilakukan terhadap ke empat probandus didapatkan hasil yang sama, di mana pada probandus Badriah dengan BMI 23,50 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa puasa 110mg/dL, probandus Sinta Mayasari dengan BMI 19,31 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa puasa 67 mg/dL, pada probandus Rahmawati Diansari dengan BMI 27,09 Kg/m2
  • 17. termasuk dalam kategori pre-obesitas memiliki kadar glukosa puasa 97mg/dL, sedangkan pada probandus Jumardi dengan BMI 24,53 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa puasa 96mg/dL Jika dibandingkan dengan literatur kadar glukosa puasa dari keempat probandus masih dalam keadaan normal karena belum melewati batas normal yakni 70-110 mg/dL 2. Pada pemeriksaan glukosa sewaktu yang dilakukan terhadap ke empat probandus didapatkan hasil yang berbeda, dimana pada probandus Maria L.E Neparian dengan BMI 20,26 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa sewaktu 125 mg/dL, pada probandus Dewi Safrilda dengan BMI 19,29 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa sewaktu 108 mg/dL, sedangkan pada Maria la Rusli dengan BMI 22,03 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa sewaktu 145 mg/dL. Jika dibandingkan dengan literatur kadar glukosa sewaktu dari probandus masih dalam keadaan normal karena tidak melebihi 200 mg/dL. 3. Pada pemeriksaan glukosa 2 JPP yang dilakukan oleh ke empat probandus di dapatkan hasil yang berbeda, dimana pada probandus Badriah dengan BMI 23,50 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa 2 JPP 147 mg/dL, pada probandus Sinta mayasari dengan BMI 19,31 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa 2 JPP 78 mg/dL,
  • 18. pada probandus Rahmawati Dian sari dengan BMI 27,09 Kg/m2 termasuk dalam kategori pre-obesitas memiliki kadar glukosa 2 JPP 160 mg/dL, sedangkan pada probandus Jumardi dengan BMI 24,53 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar glukosa 2 JPP 135 mg/dL. Jika dibandingkan dengan literatur probandus Rahmawati Dian Sari sudah melewati batas normal yakni 140 mg/dL, namun belum dapat di diagnosis menderita diabetes karena belum melebihi 200 mg/dL 4. Pada pemeriksaan Asam Urat yang dilakukan oleh ke empat probandus didapatkan hasil yang sama, dimana pada probandus Badriah, jenis kelamin perempuan dengan BMI 23,50 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar Asam urat 3,8 mg/dL, pada probandus Siti Hartina, jenis kelamin perempuan dengan BMI 20,09 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar Asam urat 2,1 mg/dL, pada probandus welem salombe, jenis kelamin laki-laki dengan BMI 22,03 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar Asam urat mencapai 6,5 mg/dL, sedangkan pada probandus Jumardi, jenis kelamin laki-laki dengan BMI 24,53 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar Asam urat 4,7 mg/dL. Jika di bandingkan dengan literatur kadar Asam urat pada ke empat probandus masih dalam keadaan normal dimana kadar normal
  • 19. asam urat pada laki-laki 3,5 – 7,5 mg.dL, sedangkan pada perempuan 2,5 – 6,5 mg/dL. 5. Pada pemeriksaan kolesterol total yang dilakukan oleh ke empat probandus didapatkan hasil sama. Dimana pada probandus Pirawati dengan BMI 18,61 Kg/m2 termasuk dlam kategori normal memiliki kadar kolesterol total 164 mg/dl, pada probandus Leni Marlina dengan BMI 23,30 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar kolesterol total 184 mg/dL, pada probandus Rahmawati dengan BMI 27,09Kg/m2 termasuk dalam kategori pre-obesitas memiliki kadar kolesterol total 142 mg/dL, sedangkan pada probandus yunizar dengan BMI 24,44 Kg/m2 termasuk dalam kategori normal memiliki kadar kolesterol total 171 mg/dL. Jika dibandingkan dengan literature kadar kolesterol dari ke empat probandus masih dalam keadaan normal karena masih dibawah 200mg/dL.
  • 20. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil praktikum Hematologi dapat di simpulkan bahwa : 1. Komponen penyusun darah terdiri dari plasma darah (cairan) dan sel-sel penyusun darah. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula (sel-sel darah) yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. 2. Tinggnya kadar glukosa, asam urat dan kolesterol biasanya dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang sehat B. Saran 1. Asisten Kami sangat mengharapkan kehadiran untuk para asisten agar dapat membimbing kami saat praktikum sedang berlangsung 2. Laboratorium Kami sangat mengharapkan agar pada praktikum selanjutnya pemeriksaan golongan darah setiap praktikan dapat dilaksanakan
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2012.Pemeriksaan Kimia Klinik. “http://biomedika.co.id/v2 /services/laboratorium/33/pemeriksaan-kimia-klinik.html”. Diakses pada tanggal 12 januari 2014 Anonim.2008. Hematologi. “http://www.hi-lab.co.id/index.php/our-advice/ 164-hematologi”. Diakses pada tanggal 12 januari 2014 Aprilisa.2013. Pemeriksaan kadar kolesterol, SGPT, SGOT dan Bilirubin dalam darah.”http://aprilisa.wordpress.com/2013/09/10/pemeriksa an-kadar-kolesterol-sgpt-sgot-dan-bilirubin-dalam-darah/”.Diakses Pada tanggal 12 Januari 2013 Fried George H dan Hademenos George J.2005. “ BIOLOGI”. Erlangga; Jakarta Sacher A Ronald dan Richard A.2004.” Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium”. EGC ; Jakarta Sustrani Lanny dkk.2006.”Diabetes”. Pt Gramedia Pustaka Utama; Jakarta Sustrani Lanny.2007.”Asam Urat”. Percetakan Buana Printing ; Jakarta Williams dan Wilkins.2008.”Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah pendekatan klinis. EGC ; Jakarta https://www.academia.edu/5842051/Kimia_klinik