Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya toleransi di satuan pendidikan. Ia menjelaskan definisi toleransi, contoh penerapan toleransi di sekolah, dan solusi untuk mengembangkan toleransi antara siswa dari berbagai latar belakang.
BAB VII WAWASAN NUSANTAR
Yang di tampilkandalam powerpoint tersebut meliputi
1. aspek wawasan nusantara
2. hakikat wawasan nusantara
3. asas wawasan nusantara
4. kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara
5. implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Presentasi ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila yang diampu oleh bapak Sujarwo M.Pd
Kelompok 1 [Prodi BK UNJ 2017]
Nama anggota berdasarkan huruf A sampai Z
1. Andre Pratama 1106617017
2. Anisa Riskyana 1106617067
3. Chatherin Tasya 1106617042
4. Darryl Herdianto 1106617057
5. Fatma Sahida 1106617022
6. Fildzah Nadine 1106617048
7. Gita adila 1106617026
8. Isti Anggriani 1106617020
slide ini berisi tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan negara yang berdaulat dan adil sejahtera serta menjelaskan tentang pentingnya kekeluargaan dan kegotongroyongan. slide ini juga dilengkapi gambar dan tulisan yang menarik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
Tujuan dan Landasan Pendidikan PancasilaMira Veranita
Â
Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan.
BAB VII WAWASAN NUSANTAR
Yang di tampilkandalam powerpoint tersebut meliputi
1. aspek wawasan nusantara
2. hakikat wawasan nusantara
3. asas wawasan nusantara
4. kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara
5. implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Presentasi ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila yang diampu oleh bapak Sujarwo M.Pd
Kelompok 1 [Prodi BK UNJ 2017]
Nama anggota berdasarkan huruf A sampai Z
1. Andre Pratama 1106617017
2. Anisa Riskyana 1106617067
3. Chatherin Tasya 1106617042
4. Darryl Herdianto 1106617057
5. Fatma Sahida 1106617022
6. Fildzah Nadine 1106617048
7. Gita adila 1106617026
8. Isti Anggriani 1106617020
slide ini berisi tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan negara yang berdaulat dan adil sejahtera serta menjelaskan tentang pentingnya kekeluargaan dan kegotongroyongan. slide ini juga dilengkapi gambar dan tulisan yang menarik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
Tujuan dan Landasan Pendidikan PancasilaMira Veranita
Â
Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan.
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4bResti Muliani
Â
Indonesia termasuk masyarakat yang sangat multikultural dilihat dari berbagai bayak suku,ras, rumah adat, lagu daerah dan yang lainnya.
Lalu Indonesia juga saat ini masih bisa mempertahankan budayanya yang banyak walaupun sudah ada juga yang diakui oleh negara lain. Maka dari itu kita wajib menjaga dan melestarikan budaya yang ada di Indonesia
PAK berwawasan Kemajemukan dalam Membina Sikap Toleransi Beragama SiswaDella Gita Van Gobel
Â
PAK dalam konteks kemajemukan berbicara tentang bagaimana pendidikan agama Kristen diselenggarakan dalam suatu masyarakat plural dimana materi kurikulum PAK perlu digarap dengan sungguh-sungguh untuk dapat mencerminkan penerimaan atas kemajemukan.
JURNAL PANCASILA KELOMPOK 2 MANAJEMEN FEB UNS 2017 DI PUBLIKASIKAN DI https://pancasilamanajemena.com JIKA ANDA MENGINKAN SALINAN DARI FILE INI SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE KAMI DI https://pancasilamanajemena.com
KELOMPOK 1: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-1
KELOMPOK 2: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-2
KELOMPOK 3: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-3
KELOMPOK 4: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-4
KELOMPOK 5: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-5
KELOMPOK 6: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-6
KELOMPOK 7: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-7
Materi ini berisi materi mata kuliah Moderasi Beragama UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yang memberikan pemahaman dan sikap dalam mencerminkan dan mewujdukan Islam Rahmatan Lil Alamin Pokok Pembahasan dalam meteri ini meliputi: Definisi dan Urgensi Moderasi Beragama, Komitmen Kebangsaaan, Anti Kekerasan. Toleransi, Akomodatif Terhadap budaya lokal
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. TOLERANSI
• Tillman: “Toleransi adalah sebuah sikap saling menghargai melalui saling pengertian dengan
tujuan utk kedamaian. Toleransi merupakan factor esensi dalam terciptanya sebuah
perdamaian”.
• Max Isaac Dimont: “Toleransi adalah sikap untuk mengakui perdamaian dan tidak
menyimpang dari norma-norma yg diakui dan berlaku. Toleransi juga diartikan sebagai sikap
menghormati dan menghargai setiap tindakan orang lain”.
• Friedrich Heiler: “Toleransi adalah sikap seseorang yg mengakui adanya pluralitas agama
dan menghargai setiap pemeluk agama tersebut. Setiap pemeluk agama mempunyai hak utk
menerima perlakuan yg sama dari semua orang”.
3. TOLERANSI
• Sikap saling menghormati dan menghargai antar individu maupun kelompok yg berbeda.
• Toleransi berasal dari Bahasa Latin: “Tolerare” = sabar, menahan diri.
• Toleransi menurut terminology: sikap saling menghormati, saling menghargai,
menyampaikan pendapat/pandangan, kepercayaan antar sesama manusia yang berbeda.
• Toleransi (secara Bahasa): kemampuan setiap orang untuk bersabar dan menahan diri
terhadap hal-hal yg tidak sejalan dengan dirinya.
• KBBI: “Toleransi adalah sifat atau sikap toleran”.
• Toleransi: Kunci utama kerukunan dan perdamaian bagi masyarakat majemuk.
4. TOLERANSI BERAGAMA, POLITIK, DAN BUDAYA
• Toleransi beragama: sikap saling menghormati dan menghargai
perbedaan agama yg ada dalam kehidupan. Contoh toleransi
beragama: menghormati hak setiap orang utk memilih agamanya serta
memberi ruang bagi mereka utk menjalankan ibadah sesuai dg
agamanya masing-masing.
• Toleransi berpolitik: Sikap saling menghormati dan menghargai
pendapat politik yg dimiliki oleh orang lain, sehingga masing-masing
dapat menjaga hak politiknya. Contoh: Setiap orang memiliki
pandangan dan pilihan terhadap sebuah partai sebagai pilihannya.
• Toleransi budaya: Sikap saling menghormati budaya yang berbeda.
Tidak merendahkan budaya orang lain. Walaupun merasa budayanya
sendiri yg paling baik tetapi tidak men-superioritaskan budayanya
sendiri.
5. INTOLERANSI
• Intoleransi: Menurut KBBI: Ketiadaan tenggangrasa.
• Intoleransi: Tidak adanya sikap tenggangrasa atau tidak menghormati
individu/kelompok lain yg berbeda.
• Intoleransi beragama: Sikap tidak menghormati, bahkan tidak mengakui
adanya kelompok lain yg berbeda keyakinan/agama.
• Intoleransi beragama dapat berkembang menjadi intoleransi ideologi. Karena
ideologi merupakan paham yg bersumber dari keyakinan atau agama.
• Dalam konteks Indonesia, jika agama dijadikan sebagai ideologi negara maka
akan berbenturan dg Ideologi Pancasila.
6. MENGAPA INTOLERANSI TERJADI?
• Adanya anggapan bahwa telah terjadi ketidakadilan atau diskriminatif terhadap
kelompok tertentu.
• Adanya fanatisme yg dibarengi perasaan paling superior dan paling benar
sendiri yg diungkapkan dg sikap benci terhadap kelompok yg berbeda. Sikap
benci tersebut diungkapkan dalam bentuk ujaran yg bersifat menghina sampai
dg penghasutan untuk memusuhi kelompok lain.
• Adanya pemahaman yg sesat atau disesatkan terhadap ajaran agama/paham
tertentu dengan motif idelogi atau politik.
• Adanya manipulasi dibidang pendidikan, dimana ada bidang tertentu yg
dengan sengaja tidak diajarkan kepada siswa sehingga siswa tidak
mendapatkan pembelajaran yg lengkap sesuai kurikulum yg berlaku.
7. MENGAPA INTOLERANSI BISA TERJADI?
• Adanya perbedaan dalam memahami ajaran tekstual keagamaan
sehingga menimbulkan perbedaan dalam implementasi/ mengamalkannya.
• Adanya perbedaan kultur/budaya, adat istiadat, suku, etnis, agama, dan
bahasa.
8. APA AKIBAT DARI INTOLERANSI?
• Terjadinya saling ketidakpercayaan, saling curiga antar kelompok, antar
pemeluk agama, bahkan antar individu yg berbeda.
• Fanatisme yg sangat tinggi disertai rasa benci terhadap kelompok lain dapat
menyebabkan konflik secara fisik dan saling serang yg berpotensi
menyebabkan timbulnya korban.
• Terjadinya perpecahan dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjurus
kepada disintegrasi bangsa.
• Terjadinya gangguan keamanan dan perdamaian, sehingga berdampak buruk
terhadap pergerakan ekonomi bagi kehidupan bangsa.
9. SOLUSI
Untuk mengatasi terjadinya intoleransi dapat dilakukan:
• Perlu penguatan pemahaman terhadap nilai-nilai moral Pancasila dan keberagaman
Indonesia kepada siswa sejak dini mulai PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, PT,
Ponpes, tempat ibadah, birokrasi pemerintah/swasta, dan masyarakat.
• Perlu pengawasan yg cukup ketat terhadap kurikulum dan bahan ajar di lembaga-lembaga
Pendidikan.
• Perlu peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan di lembaga-lembaga
pendidikan.
• Perlu penguatan karakter siswa terkait pemahaman agama, wawasan kebangsaan, cinta
tanah air, dan keberagaman.
• Perlu pengetatan pengawasan terhadap konten-konten negative pada media sosial yang
berdampak buruk terhadap perilaku siswa dan masyarakat.
10. MENGEMBANGKAN TOLERANSI DI SEKOLAH
Perlu ditanamkan kepada siswa:
• Pemahaman bahwa Indonesia merupakan negara pluralistik.
• Belajar dalam perbedaan.
• Membangun saling percaya.
• Memelihara saling pengertian.
• Menjunjung tinggi sikap saling menghargai.
• Jadikan toleransi sebagai budaya sekolah.
11. BENTUK PERWUJUDAN TOLERANSI DI SEKOLAH
• Tidak melarang siswa untuk mengenakan pakaian atribut
keagamaan sesuai dengan agama yang dianutnya;
• Tidak memaksakan siswa untuk mengenakan pakaian atribut
keagamaan yang tidak sesuai dg agama yang dianutnya;
• Mempersilakan siswa untuk beribadah sesuai dg agama yang
dianutnya;
• Menyelenggarakan pembelajaran agama sesuai dengan jenis
agama yang dianut siswa;
• Mempererat kerukunan antar umat beragama di lingkungan
sekolah;
• Mempererat kerukunan antar suku/etnis/golongan di lingkungan
sekolah;
12. 4 KONSENSUS KEBANGSAAN SEBAGAI PILAR PERDAMAIAN INDONESIA
PANCASILA:
- Dasar negara dan falsafah hidup
bangsa;
- Bersumber pada akar budaya
masyarakat Indonesia yang heterogen
dan cinta damai;
- Perwujudan akan nilai-nilai religius
sebagai keyakinan bangsa Indonesia
kepada Tuhan YME;
- Sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia.
UNDANG-UNDANG1945:
- Sumber hukum hasil penjabaran dari nilai
yang terkandung dalam Pancasila
- Panduan perjalanan bangsa menuju
Indonesia yang adil, makmur, dan
sejahtera
NEGARAKESATUANREPUBLIKINDONESIA:
- Hasil dari pembelajaran atas penjajahan
selama 350 tahun oleh Belanda dan
Jepang. agar tidak mudah dipecah belah;
- Perwujudan atas kesamaan tujuan dan
cita-cita berbagai suku bangsa di
Indonesia
- Bentuk negara yg tidak bisa diubah,
sesuai Psl. 37 Ayat 5 UUD 1945 Am-4.
BHINNEKATUNGGALIKA
- Pemersatu bangsa yang terdiri dari
berbagai etnis, agama, ras dan
golongan;
Keempat pilar diatas merupakan manifestasi atas nilai-nilai luhur dan budaya asli bangsa Indonesia yang telah menjadi
bagian dalam kehidupan seluruh bangsa Indonesia
16. TUJUAN BERNEGARA & BERPEMERINTAHAN
Pembukaan UUD alinea IV
16
KEMERDEKAAN
PERDAMAIAN
ABADI
MELINDUNGI SEGENAP
BANGSA INDONESIA &
TUMPAH DARAH INDONESIA
1
MEMAJUKAN
KESEJAHTERAAN UMUM
2
MENCERDASKAN
KEHIDUPAN BANGSA
3
IKUT MELAKSANAKAN
KETERTIBAN DUNIA
4
18. ANCAMAN TERHADAP PERDAMAIAN INDONESIA
INTOLERANSI
Sikap tidak menghargai/menolak adanya perbedaan.
TERORISME
Perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas,
yang dapat menimbukan korban yang bersifat massal dan/atau
menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital
yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas
internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan
keamanan. (Pasal 1 ayat 2 UU No. 5 Th. 2018)
RADIKALISME
Upaya sistematis yang dilakukan individu atau kelompok
untuk melakukan perubahan secara fundamental sampai ke
akar-akarnya, jika perlu dengan kekerasan.
19. FAKTOR PEMICU RADIKAL TERORISME
Keinginan perubahan ekonomi yang
didorong oleh pemikiran sempit, sehingga
mudah percaya kepada tokoh-tokoh radikal,
karena dianggap dapat membawa
perubahan drastis pada hidup mereka;
FAKTOR SOSIAL
FAKTOR PEMIKIRAN
Peristiwa pahit yang dialami dalam hidup
seseorang misalnya kehilangan anggota
keluarganya/kelompoknya, sehingga
menimbulkan rasa dendam dan benci..
FAKTOR PSIKOLOGIS
FAKTOR POLITIK
FAKTOR EKONOMI
FAKTOR PENDIDIKAN
Adanya penerapan ajaran agama yang
disesatkan. Bahwa segala sesuatunya harus
dikembalikan kepada ajaran agama secara
kaku dan bila perlu dengan kekerasan;
Untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia melakukan apa saja, termasuk
berbuat radikal yang mengarah kepada
terorisme;
Untuk merebut kekuasaan dengan dalih
ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa.
Penguasa dianggap tidak menjalankan
pemerintahan berdasarkan syariat agama
sehingga dianggap toghut;
Pendidikan yang tidak tuntas atau disesatkan
terutama pendidikan agama yang titerapkan
secara teks book tanpa memperhatikan
keberagaman kultur/budaya.
20. POLA REKRUITMEN TARGET DALAM PROSES
RADIKALISASI TERORIS
Tahap pengajaran paham atau
ideologi teroris secara intesif
sehingga target menjadi percaya
dan yakin sepenuhnya, bahwa
ajaran sesat yang ditanamkan
adalah merupakan kebenaran
mutlak yang tidak bisa dibantah
atau dikritisi.
PEMAHAMAN AGAMA
YANG DISESATKAN
(IMPLEMENTASI)
Target sudah masuk ke dalam
kelompok sel dari organisasi
radikal atau teroris, dan akan
menerima kewajiban secara
pribadi untuk ikut serta dalam
“jihad”.
Tahap Seleksi yang didasarkan kriteria
umur, agama, pendidikan, keadaan
ekonomi, status sosial, & kehidupan
sehari-hari dalam bermasyarakat.
Kriteria umum di Indonesia, adalah:
• mayoritas jenis kelamin laki-laki;
• usia 16-35 tahun;
• Kurang pengetahuan dan
pemahaman agama;
• dari keluarga tidak mampu sd.
menengah;
• mayoritas dari tingkat pendidikan
SLA dan pesantren, namun
banyak juga perguruan tinggi.
Tahap mengenali tingkat
pemahaman ilmu agama, beserta
tingkat kepuasan diri terhadap
kondisi ekonomi, sosial, &
politik.
Selanjutnya target dibuat untuk
tidak memiliki pemikiran yang
kritis.
Melalui diskusi kelompok, target
digiring untuk menyamakan ide
dan persepsi.
Selanjutnya pemahaman target
dibawa kearah pemikiran yang
lebih beresiko.
INDOKTRINASI
IDENTIFIKASI
DIRI
SELEKSI TARGET
(Petrus Golose, 2010).
21. KONDISI TERKINI RADIKAL-TERORISME
• MASUK DALAM FASE SERIOUS CRIME, SATU DIGIT DIATAS EXTRA ORDINARY
CRIME;
• PERLU PENANGANAN DARI HULU KE HILIR SECARA KOMPEREHENSIP;
• MELIBATKAN SELURUH POTENSI DAN ELEMEN BANGSA: PEMERINTAH PUSAT
(KEMENTERIAN/LEMBAGA), PEMERINTAH DAERAH, DAN MASYARAKAT;
• HARUS DITANGANI SECARA BERKELANJUTAN.
22. STRATRGI PENANGGULANGAN
RADIKALISME-TERORISME
1. HARD APPROACH (PENDEKATAN KERAS):
A. PENINDAKAN
B. PENEGAKKAN HUKUM
2. SOFT APPROACH (PENDEKATAN LUNAK):
PENANGGULANGAN TERORISME LEBIH
MENGUTAMAKAN PENCEGAHAN SECARA DINI,
DENGAN MEMAHAMI DAN MEMPERBAIKI, SERTA
SELALU SIAP SIAGA DAN MENANGKAL SECARA DINI
TERJADINYA KEJAHATAN TERORISME DARI
AKAR PENYEBABNYA;
23. B. SOFT APPROACH: PENANGGULANGAN TERORISME
DARI HULU KE HILIR
KONTRA RADIKALISASI
Upaya pencegahan radikalisme yg
ditujukan kepada kelompok/ individu
pendukung, simpatisan, dan masyarakat
yang rentan terpapar paham radikal yaitu
melalui upaya pencegahan baik dengan
Kontra Narasi, Kontra Propaganda, dan
Kontra Ideologi.
DERADIKALISASI
Upaya sistematis untuk memoderasi
paham radikal melalui pendekatan
multidisiplin bagi sasaran yang telah
terpengaruh atau terpapar paham
radikal dan/atau pro-kekerasan
seperti narapidana, mantan
narapidana terorisme, keluarga, dan
jaringannya.
SARANA KONTAK
(INTELEJEN)
Strategi pemenuhan sarana dan prasarana serta
akses terhadap fasilitas umum dan layanan
publik, dengan tujuan membangun komunikasi
dan sekaligus pintu masuk dalam rangka
menghadirkan negara ke tengah-tengah
kelompok sasaran. Hal ini sangat penting
untuk menghapus asumsi ketidakadilan
pemerintah dan negara.
25. MAKSUD DAN TUJUAN SINERGISITAS
1. MAKSUD: STRATEGI PENANGGULANGAN TERORISME
DENGAN LEBIH MENGEDEPANKAN PENDEKATAN LUNAK
(SOFT APPROACH) MESKIPUN TIDAK MENGABAIKAN
PENDEKATAN KERAS (HARD APPROACH) SEPERTI
PENINDAKAN DAN PENEGAKAN HUKUM.
2. TUJUAN: PENANGGULANGAN TERORISME LEBIH
MENGUTAMAKAN PENCEGAHAN SECARA DINI, DENGAN
MEMAMAHAMI DAN MEMPERBAIKI, SERTA SELALU SIAP
SIAGA DAN MENANGKAL SECARA DINI TERJADINYA
KEJAHATAN TERORISME DARI AKAR PENYEBABNYA;
26. SASARAN/PENERIMA MANFAAT
01
02
03
04
05
LEMBAGA PENDIDIKAN
Yang berpotensi
sebagai lokasi
penyebaran
paham
radikalisme
TEMPAT IBADAH
Yang berpotensi sebagai
lokasi penyebaran paham
radikalisme
KELOMPOK/ORGANISASI
Yang telah terpapar dan
rentan terpapar paham
radikalisme
TOKOH MASYARAKAT
Yang telah terpapar dan rentan
terpapar paham radikalisme
MASYARAKAT UMUM
Yang berpotensi terpapar
paham radikal terorisme
27. TAHAPAN IMPLEMENTASI KEGIATAN
SINERGISITAS ANTAR K/L
Penyusu
nan
Kebutuh
an
Sasaran
Verifikasi
Kebutuhan
Penyusunan
Renaksi
Penetapan
Renaksi
Pelaksanaan
Aksi
Monitoring
Evaluasi
Pelaporan
Keberlanjutan
Program
7 Tahapan
Implementasi
Kegiatan
Sinergisitas
27
28. Dampak Kegiatan
Perubahan Pola Pikir (mindset
transformation) dan persepsi kelompok
sasaran terhadap pemerintah dan negara
menjadi lebih positif
Pemerataan Pembangunan di lokus kegiatan
yang selama ini tidak terbuka kepada program
pemerintah
Setiap Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah memiliki peran penting dalam
penanggulangan terorisme dari hulu ke hilir melalui kegiatan Sinergisitas Antar
Kementerian/Lembaga dalam Program Penanggulangan Terorisme yang dikoordinasikan BNPT
sebagai leading sector.
28
30. Realisasi Kegiatan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2020
Tahun 2020
Pentas Akhir Gerakan Seniman Masuk Sekolah di
Auditorium Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Sulawesi Tengah
31. Realisasi Kegiatan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2020
Tahun 2020
Pentas Akhir Gerakan Seniman Masuk Sekolah di
Auditorium Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Sulawesi Tengah
32. Realisasi Kegiatan Sinergisitas Kementerian
Agama
Tahun 2020
Diklat Substantif Moderasi Beragama
Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah
34. KESERASIAN SOSIAL (PERBAIKAN JALAN LINGKUNGAN DESA SUKODADI)
KEMENTERIAN SOSIAL
REALISASI KEGIATAN KEMENSOS DALAM PROGRAM SINERGISITAS
ANTARKEMENTERIAN/LEMBAGA T.A. 2020
36. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
TERIMAKASIH
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
No 16810 Jalan Anyar 12 2 1, Sukahati, Kec. Citeureup,
Bogor, Jawa Barat 16810
Please keep this slide for attribution
36
37.
38. ALINIA 4 PEMBUKAAN UUD 1945
• "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia."
39. KETUHANAN YANG MAHA ESA Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Tuhan
dan menolak paham anti-Tuhan
Indonesia menjujung tinggi harkat/martabat
manusia. Ingin merdeka, berdaulat tdk ingin
dijajah. Indonesia setara dengan bangsa-bangsa
lain di dunia.
Indonesia didirikan untuk mengikat seluruh rakyat
Indonesia bukan untuk satu kelompok. Indonesia
didirikan berdasarkan kehendak untuk bersatu
Penyelenggaraan negara didasarkan pada
permusyawaratan/ perwakilan. Demokrasi
diselenggarakan untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama
Negara Indonesia didirikan untuk memajukan
kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya, baik lahir
maupun batin
PANCASILA
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB
PERSATUAN INDONESIA
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH
HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA
40. BUTIR-BUTIR PANCASILA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
(1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
(3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
(5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan
pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
(6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
(7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
41. 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
(1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
(3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
(4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
(5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
(6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
(7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
(8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
(9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
(10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
42. UUD 1945, pasal 29
Ayat 1: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ayat 2: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu."
43. Sumpah Pemdua
1. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah
yang satu, tanah Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang
satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonsia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indoensia.
44. Islam Rahmatan lil alamiin
Islam merupakan agama yang dibawa Rasul Muhammad
SAW. Yang kedatangannya sebagai penyempurna risalah
(syari’at) nabi-nabi terdahulu. Islam datang dengan membawa
misi kedamaian bagi seluruh alam, bukan hanya ekslusif bagi
kelompok Islam. Hal tersebut dijelaskan Allah dalam al-Qur’an
surat Al-Anbiya’ : 107 yang berbunyi :“Dan tiadalah kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.”
45. KONSEP UKHUWAH DALAM ISLAM: 4
1. Ukhuwah Islamiyah
Yakni konsep persaudaraan yang mengikat hubungan antara muslim satu
dengan muslim lainnya. Dalam pandangan islam, sesama muslim
merupakan saudara. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam al-Qur’an Surat
al-Hujurat Ayat 10 yang menyatakan : ”Orang-orang beriman itu
sesungguh-nya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.”
46. 2. Ukhuwah Insaniyah
Yakni hubungan persaudaraan yang didasari atas pemikiran bahwa pada
hakekatnya kita semua adalah makhluk Allah SWT. Oleh karena itu,
segala macam bentuk pemaksaan ideologi dan penindasan adalah tidak
bisa dibenarkan oleh ajaran Islam. Atas dasar itu, maka sikap yang harus
dikembangkan sejatinya adalah saling tasamuh, menghargai dan
menghormati, bukan saling memusuhiHal ini, sebagaimana Allah SWT
menerangkan dalam Surat Yunus ayat 99 yang artinya :”Dan Jikalau
Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka
bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia
supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?”
47. 7
3. Ukhuwah Wathoniyah
Yakni hubungan persaudaraan yang didasari atas persamaan nasib dan
sebangsa, alias hubungan warga negara dengan pemerintah. Dalam hal
ini, Islam memandang bahwa selaku warga negara kita diwajibkan untuk
mentaati pemerintah sah, yang dalam bahasa al-Qur’an disebut dengan ulil
amriHal tersebut dijelaskan Allah SWT dalam Qur’an Surat an-Nisa’ : 59
yang artinya :”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”
48. 4. Ukhuwah basyariyah
Yaitu merupakan bentuk persaudaraan yang berlaku pada
semua manusia secara universal tanpa membedakan
-ras
-agama
-suku
-dan aspek-aspek kekhususan lainnya.
49. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
TERIMAKASIH
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
No 16810 Jalan Anyar 12 2 1, Sukahati, Kec. Citeureup,
Bogor, Jawa Barat 16810
Please keep this slide for attribution
49