Peningkatan Wawasan Kebangsaan Bagi Elemen Masyarakat oleh Drs. Slamet Riyadi,Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol Kab.Tulungagung dalam Acara Penataran Kader Dai Wahidiya di Pesantren Tarbiyatul Madjid Tanjungsari Boyolangu Tulungagung, 15 Juni - 6 Juli 2013
Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) oleh Drs. Slamet Riyadi,Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol Kab.Tulungagung dalam Acara Penataran Kader Dai Wahidiya di Pesantren Tarbiyatul Madjid Tanjungsari Boyolangu Tulungagung, 15 Juni - 6 Juli 2013
Peningkatan Wawasan Kebangsaan Bagi Elemen Masyarakat oleh Drs. Slamet Riyadi,Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol Kab.Tulungagung dalam Acara Penataran Kader Dai Wahidiya di Pesantren Tarbiyatul Madjid Tanjungsari Boyolangu Tulungagung, 15 Juni - 6 Juli 2013
Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) oleh Drs. Slamet Riyadi,Kabid Integrasi Bangsa Bakesbangpol Kab.Tulungagung dalam Acara Penataran Kader Dai Wahidiya di Pesantren Tarbiyatul Madjid Tanjungsari Boyolangu Tulungagung, 15 Juni - 6 Juli 2013
slide ini berisi tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan negara yang berdaulat dan adil sejahtera serta menjelaskan tentang pentingnya kekeluargaan dan kegotongroyongan. slide ini juga dilengkapi gambar dan tulisan yang menarik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
slide ini berisi tentang pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa demi terciptanya kedaulatan negara yang berdaulat dan adil sejahtera serta menjelaskan tentang pentingnya kekeluargaan dan kegotongroyongan. slide ini juga dilengkapi gambar dan tulisan yang menarik sehingga mudah untuk dibaca dan dipahami
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. PEMBINAAN KESADARAN
BELA NEGARA
ASTHADI MAHENDRA BHANDESA, S.PD.H.,M.PD.H
DOSEN STIKES BALI
Disampaikan Pada Campus Orientation and Inauguratioin STIKES Bali
2017/2018
3. RIWAYAT HIDUP
NAMA : ASTHADI MAHENDRA BHANDESA, S.PD.H.,M.PD.H
TTL : SINGARAJA, 7 OKTOBER 1988
JABATAN : DOSEN/ KA. SPMI STIKES BALI/ PEMBINA MENWA
RIWAYAT PENDIDIKAN: RIWAYAT ORGANISASI:
SD 1994-2000 OSIS, PRAMUKA, KAMTIB, MENWA, BEM, BJCI, DLL
SMP 2000-2003
SMA 2003-2006
SARJANA 2006-2010
MAGISTER 2012-2014
4. PENGANTAR
TERBENTUKNYA SUATU NEGARA TERDIRI DARI TIGA UNSUR YAITU ADANYA WILAYAH, RAKYAT ATAU
PENDUDUK, DAN PEMERINTAH
1.760km
Panjang Garis Pantai: 104.000 km2 Luas Daratan: 1.910.931 km2 Luas Perairan: 3.116.163 km2
5. ANCAMAN, TANTANGAN, HAMBATAN DAN
GANGGUAN (ATHG)
• SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DAPAT MEMBAHAYAKAN INTEGRITAS, IDENTITAS,
KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN NEGARA.
6. • PERANG YANG TERJADI SAAT INI BUKAN HANYA PADA DIMENSI MILITER SAJA, MELAINKAN MENGALAMI
PERLUASAN DIMENSI YANG DISEBUT “PERANG MODERN”.
• WUJUD DARI “PERANG MODERN” ADALAH BERMACAM-MACAM, ANTARA LAIN PERANG IDEOLOGI, PERANG
POLITIK, PERANG EKONOMI, PERANG BUDAYA, PERANG OTAK/PIKIRAN, PERANG TEKNOLOGI, PERANG
PSIKOLOGI.
• NARKOBA, RADIKALISME, DAN TERORISME SEBAGAI ANCAMAN NYATA
ANCAMAN, TANTANGAN, HAMBATAN DAN
GANGGUAN (ATHG)
7. PROXY WAR, ASYMMETRIC WARFARE DAN
CYBER WARFARE
• PROXY WAR PEPERANGAN DENGAN MENGGUNAKAN PIHAK KETIGA
• PEPERANGAN ASIMETRIS PERTEMPURAN DUA PIHAK ATAU LEBIH UNTUK MENGUASAI ASET
DAN SUMBER DAYA, YANG JUGA DILAKUKAN DENGAN PENGUASAAN NONMILITER ATAU CARA LAZIM
PERANG DILAKUKAN
• CYBER WARFARE PEPERANGAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENGUASAI POTENSI ASET DI DUNIA
MAYA
8. Saat ini kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara di
Indonesia secara alamiah mengalami pergeseran atau perubahan
di semua sendi kehidupan yang sangat mengkhawatirkan
Berangkat dari kondisi itulah diperlukan suatu konsepsi, kemauan,
dan kemampuan yang kuat, yang dapat menopangkebesaran,
keluasan, dan kemajemukan keindonesiaan
9. KESADARAN BELA NEGARA
• UPAYA MEMPERTAHANKAN NEGARA PERLU DISELENGGARAKAN DENGAN >> SISTEM PERTAHANAN DAN
KEAMANAN RAKYAT SEMESTA (SISHANKAMRATA)
• KEKUATAN NASIONAL DALAM ASPEK DAN DIMENSI KEHIDUPAN NASIONAL YANG DISEBUT KETAHANAN
NASIONAL
• KESADARAN BELA NEGARA DAPAT MEMBANGKITKAN KEMAMPUAN UNTUK MELAWAN SESUATU YANG
DAPAT MELEMAHKAN KEKUATAN DAN KETANGGUHAN NASIONAL, SERTA KEUTUHAN NKRI
10. LANDASAN TEORI
• TEORI KESISTEMAN SHRODE DAN VOICH JR (WINARDI, 2005); EMILE DURKHEIM (JOHNSON, 1986)
DALAM MELIHAT SESUATU HARUSLAH DIPANDANG SEBAGAI SATU KESATUAN DAN SALING HUBUNGAN SATU
DENGAN BAGIAN LAINNYA
• TEORI PERUBAHAN SOCIAL ALVIN TOEFLER ( ANSHORI, 2000); EISENTANDT ( FAISAL DAN YASIK, 1985)
MANUSIA DIKUASAI OLEH PERUBAHAN DAN GELOMBANG PERUBAHAN TERSEBUT DIKUASAI OLEH TINGKAT
TEKNOLOGI YANG MENGHADIRKAN KONSEKWENSI SOSIAL BUDAYA MASING-MASING
11. LANDASAN YURIDIS
• UUD 1945 PASAL 27 AYAT (3) : SETIAP WARGA NEGARA BERHAK DAN WAJIB IKUT SERTA DALAM UPAYA
PEMBELAAN NEGARA PASAL 30 AYAT (1) : TIAP-TIAP WARGA NEGARA BERHAK DAN WAJIB IKUT SERTA DALAM
USAHA PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
• UU NO 3 TAHUN 2002, TENTANG PERTAHANAN NEGARA PASAL 9 MENJELASKAN MENGENAI HAK DAN
KEWAJIBAN SETIAP WARGA NEGARA UNTUK IKUT SERTA DALAM UPAYA BELA NEGARA, ANTARA LAIN
DISELENGGARAKAN MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
• KESEPAKATAN BERSAMA KEMHAN RI DENGAN KEMENRISTEK DIKTI NOMOR MOU/01/IX/2015/DJPOT DAN
NOMOR MOU/67.I/B/KS/2015 TANGGAL 6 AGUSTUS 2015 TENTANG PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA.
12. PENGERTIAN-PENGERTIAN
• BELA NEGARA ADALAH SIKAP DAN PERILAKU SERTA TINDAKAN WARGA NEGARA YANG DIJIWAI OLEH
KECINTAANNYA KEPADA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945 DALAM MENJAMIN KELANGSUNGAN
HIDUP BANGSA DAN NEGARA.
• PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA MERUPAKAN SEGALA USAHA, TINDAKAN DAN KEGIATAN YANG
DILAKSANAKAN DALAM RANGKA MEMEBERIKAN PENGETAHUAN DAN MENUMBUHKEMBANGKAN SIKAP
DAN PERILAKU WARGA NEGARA, MELALUI PENANAMAN NILA-NILAI BELA NEGARA
13. TUJUAN BELA NEGARA
• MEWUJUDKAN WARGA NEGARA INDONESIA YANG MEMILIKI TEKAD, SIKAP, DAN TINDAKAN YANG
TERATUR, MENYELURUH, TERPADU DAN BERLANJUT GUNA MENIADAKAN SETIAP ANCAMAN BAIK DARI
LUAR MAUPUN DARI DALAM NEGERI YANG MEMBAHAYAKAN KEMERDEKAAN DAN KEDAULATAN NEGARA,
KESATUAN DAN PERSATUAN BANGSA, KEUTUHAN WILAYAH DAN YURISDIKSI NASIONAL SERTA NILAI-
NILAI PANCASILA DAN UUD 1945
14. NILAI-NILAI BELA NEGARA
• CINTA TANAH AIR,
• SADAR BERBANGSA DAN BERNEGARA,
• YAKIN AKAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA,
• RELA BERKORBAN UNTUK BANGSA DAN NEGARA,
• MEMILIKI KEMAMPUAN BELA NEGARA.
15. BELA NEGARA BUKAN WAJIB MILITER
• BELA NEGARA BERBEDA DENGAN WAJIB MILITER MESKIPUN DASARNYA SAMA. KONSEP INDUK KEDUANYA
ADALAH MELINDUNGI EKSISTENSI NEGARA.
• WAJIB MILITER ADALAH APABILA NEGARA DALAM KONDISI DARURAT (MISALNYA DALAM KEADAAN
PERANG), RAKYAT SIPIL YANG TERLATIH DAPAT DITERJUNKAN UNTUK KEPENTINGAN MILITER.
(CONTOHNYA: KOREA SELATAN, SINGAPURA, DAN BELANDA MENERAPKAN KEBIJAKAN INI UNTUK
MELINDUNGI NEGARA MEREKA).
• BELA NEGARA LEBIH MENEKANKAN PADA SIKAP DAN KESADARAN UNTUK MENJAGA EKSISTENSI SUATU
BANGSA.
16. SASARAN KAMPANYE BELA NEGARA
Kognitif
• Membangun
kesadaran
(awareness)
terkait Bela
Negara dalam
menghadapi
Radikalisme.
Afektif
• Menumbuhkan
emosi dan
pemahaman
terkait Bela
Negara dan
bahaya
Radikalisme yang
mengancam
keselamatan
publik dan NKRI
Psikomotor
• Mendorong
perilaku terkait
untuk bertindak
dengan
melaksanakan
Bela Negara
seperti yang
diamanahkan oleh
konstitusi.
18. PRINSIP DALAM MERAJUT PERSATUAN
DAN KESATUAN BANGSA
Mutual Interactive – Saling Mengenal
Mutual Understanding – Saling Memahami
Mutual Respect – Saling Menghormati
Mutual Benefit – Saling Menguntungkan
1
2
3
4
19. RADIKALISME DI DUNIA PENDIDIKAN
• RADIKALISME SUDAH MENYUSUP DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI/SWASTA, DAN SEKOLAH:
• 25% SISWA DAN 21% GURU MENYATAKAN PANCASILA TIDAK LAGI RELEVAN.
• SEMENTARA, 84,4% SISWA DAN 76,2% GURU MENYATAKAN SETUJU DENGAN PENERAPAN SYARIAT ISLAM.
(HASIL PENELITIAN LIPI ANAS SAIDI, SUMBER: CNN INDONESIA)
21. Latsarmil
(kombatan)
TNI
KOMP. CADANGAN
KOMP. PENDUKUNG
Latsarmil
(kombatan setelah
Mobilisasi)
Latsar
(non kombatan)
SDA/B & Sarprasnas
Industri strategis
TA / profesi
KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA HADAPI ANC. MILITER
Paramiliter :
warga negara lainnya :
. Veteran / Purn TNI
. individu
. organisasi masy. (LSM dsb.)
2345 1
21
A. Menwa/Denbelneg
Polisi PP/
Linmas/
S a t p a m/
Org Kepemudaan/
Org bela diri/
Satgas Partai, dll.
B. Brimob
22. Latsarmil
(kombatan)
TNI
KOMP. CADANGAN
KOMP. PENDUKUNG
Latsarmil
(kombatan setelah
Mobilisasi)
SDA/B & Sarprasnas
Industri strategis
TA / profesi
2345 1
B. Brimob
warga negara lainnya :
. Veteran / Purn TNI
. individu
. organisasi masy. (LSM dsb.)
A. Menwa/ Denbelneg
Polisi PP/
Linmas/
S a t p a m/
Org Kepemudaan/
Org bela diri/
Satgas Partai, dll.
KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA HADAPI ANC.NIR MILITER
Paramiliter :
Latsar
(non kombatan)
22