2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Metode pengajaran dalam alquran
1. TEACHING METHODS IN THE QURAN
STATE ISLAMIC INSTITUE OF SURAKARTA
POSTGRADUATE
Identity:
1. Name : Muhammad Amirudin, S.Ag
2. Lecture : Teknologi Pendidikan
3. Semester : I
4. Study Program : Manajemen Pendidikan Islam
5. Class/Room : D & E
6. Lecturer : Prof. Drs.H. Rohmat, M.Pd., Ph.D
2. Metode Pengajaran Dalam Al-Qur’an
1. Surat Ar-Rahman ayat 13
Artinya :
13. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Ulama berbeda pendapat tentang kepada siapa ayat ini ditujukan dengan redaksinya yang
berbentuk dual itu. Ada yang berpendapat bahwa ia ditujukan kepada lelaki dan perempuan, atau
mukmin dan kafir. Ada juga yang berpendapat bahwa bentuk dual itu adalah pengganti
pengulangan kalimat itu dua kali. Kedua pendapat di atas tidak mendapat dukungan dukungan
banyak ulama. Mayoritas ulama menyatakan bahwa ia ditujukan kepada jin dan manusia.
Ayat di atas terulang dalam surah ini sebanyak 31 kali. Sementara ulama menyatakan
bahwa ke 31 ayat tersebut terbagi dalam 4 kelompok uraian. Pertama, berkaitan dengan
keajaiban ciptaan Allah yang terhampar di bumi dan langit serta penciptaan dan kebangkitan ini
diselingi dengan 8x pertanyaan. Kedua, berkaitan dengan siksa neraka dan kengeriannya ini
diselingi 7x pengulangan pertanyaan yang sama. Ketiga, berkaitan penghuni surga serta aneka
kenikmatannya ini diselingi dengan 8x pertanyaan yang sama. Keempat, tentang dua surge yang
tidak sama dengan surge yang disebut pada uraian ketiga dan ini pun diselingi dengan 8x
pengulangan.
Selintas ayat ini pun tak ada amanat tarbawi praktis dalam metode pengajaran. Namun
jika kita menghitung ayat yang semisal maka akan ditemukan sebanyak 31 kali dalam surat Ar-
Rahman ini. Dan pengulangan inilah yang kemudian menjadi nilai pendidikan yang dapat kita
ambil manfaatnya dalam metode pengajaran.
Metode Takrir Tahdiri adalah namanya, yaitu metode pengulangan materi yang
diajarkan. Namun bukan hanya pengulangan saja yang hendak ditonjolkan akan tetapi jauh lebih
dari pada itu seorang pengajar atau tenaga pendidik harus memberikan penekanan terhadap
sesuatu yang akan diajarkan kepada peserta didiknya. Dan hal ini telah Allah contohkan kepada
kita semua melalui surat Ar-Rahman ini, yang bertujuan untuk menekankan nikmat Allah yang
mana yang akan manusia dustakan. Maka metode ini mesti seorang pengajar lakukan dalam
proses pembelajaran di kelas ataupun diluar kelas.
Kelebihan dari metode pengajaran ini adalah siswa akan lebih menyerap ilmu yang
diajarkan guru serta tercapainya kebiasaan kebiasaan (habit) yang menetap dalam diri siswa.
Kelemahan dari metode ini adalah membutuhkan alokasi waktu yang tidak sedikit.
Pengulangan-pengulangan materi yang dilakukan secara kontinyu memunculkan terhambatnya
capaian program semester.
2. Surat Al Waqi’ah ayat 68-69
3.
Artinya :
68. Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. 69. kamukah yang
menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya?
Setelah ayat yang lalu mempertanyakan kuasa manusia dalam menumbuhkan tumbuhan,
ayat di atas mempertanyakan tentang kuasa mereka menurunkan hujan. Allah berfirman : Maka
apakah kamu melihat dengan mata kepala atau hati, keadaan yang sungguh menakjubkan?
Terangkan kepada-Ku tentang air yang dari saat ke saat kamu minum! Kamukah
yang menciptakannya atau mengatur prosesnya sehingga menjadi tawar lalu menurunkannya
dari awan dalam keadaan enak diminum ataukah Kami Para Penurun-nya? Kalau Kami
menghendaki niscaya Kami menjadikannya yakni air yang turun itu asin lagi sangat pahit
membakar perut, serupa dengan rasanya sebelum menguap dari laut sehingga tidak dapat kamu
minum, maka mengapakah kamu tidak terus menerus bersyukur kepada Allah yang
menjadikannya tawar dan enak diminum?
Disini Allah menerangkan bermacam keagungan ciptaannya dalam bentuk pertanyaan –
pertanyaan yang jika dijawab maka akan terasa lemahlah manusia. Begitu maha cerdas dan
sayangnya Allah sehingga manusia tidak dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan itu, juga
tidak memberikan kemadorotan terhadap makhluknya.
Dan pertanyaan-pertanyaan inilah yang dapat kita adopsi sebagai metodologi pengajaran.
Yaitu hendaknya seorang pengajar menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan bukan
kepada pemikiran otak peserta didik saja, namun sampai kepada perasaan hati mereka yang
kemudian akan mendorong mereka untuk memahami setiap pelajaran yang diajarkan. Yang
harapan selanjutnya mereka dapat merubah sikap kepada arah yang terbaik. Dan inilah metode
pengajaran dengan sebutan Metode Hiwar ‘Atifi yaitu metode pertanyaan untuk menyentuh hati.
Kelebihan metode pengajaran ini adalah siswa bukan hanya paham secara teori, akan tetapi
pelajaran yang disampaikan guru akan terpatri di dalam hati sanubari siswa. Sehingga menjadi
pengalaman yang tidak mudah terlupakan.
Kelemahan dari metode ini hamper sama dengan metode Takrir Tahdiri yaitu
membutuhkan alokasi waktu yang tidak sedikit. Pengulangan-pengulangan materi yang
dilakukan secara kontinyu memunculkan terhambatnya capaian program semester. Demikian
pula membutuhkan kemampuan guru yang bisa menyentuh hati sanubari siswa. Karena tidak
semua guru bisa melakukan menggunakan metode semacam ini.