SlideShare a Scribd company logo
1
Kilas Balik 
ā€¢Alam menunjukkan ā€œsesuatu dan memberi sesuatuā€ 
ā€¢Manusia ingin tahu ā€œada apa dengan sesuatu ituā€ dan ā€œdengan tahu sesuatu itu, manusia mendapat keuntungan dalam bentuk perbaikan kualitas kehidupanā€
ā€¢Dengan tahu ā€œapiā€ ļƒ  manusia bisa membakar makanan yang diperolehnya. 
ā€¢Makanan bakar ļƒ  ternyata lebih awet dari makanan biasa, masa simpan lebih panjang ļƒ  berarti waktu untuk berburu dan memungut lebih dikurangi ļƒ  manusia dapat bekerja atau merenung untuk yang lain
ā€¢Aristoteles (abad ke-3 SM) ļƒ  mengemukakan silogisme yang menjadi contoh dasar logika berfikir deduktif ļƒ  cara fikir yang mampu bertahan 2000 tahun sebagai dasar berfikir ilmiah 
ā€¢Masa Pemikiran Yunani ini bertahan terus dan dikembangkan di masa Islam oleh orang Arab
ā€¢Bacon (15-16 M) ļƒ  empirisme ļƒ  bahwa pengalaman harus menjadi dasar dari semua ilmu pengetahuan ļƒ  dasar pemikiran induktif) 
ā€¢John Dewey ļƒ  perkawinan deduksi dan induksi (reflective thinking ļƒ  scientific thinking) 
ā€¢Scientific thinking menjadi dasar kegiatan METODOLOGI PENELITIAN
Kebenaran 
ā€¢Apakah benar berbeda dengan kebenaran? 
ā€¢Apakah kebenaran itu 
ā€¢Mari kita pakai cara Socrates untuk itu!
Kontinum kebenaran 
Benar (True) 
Kebenaran (Truth) 
Kebenaran absolut 
(absolute truth)
Pengetahuan dan Kebenaran Ilmiah 
ā€¢Pengetahuan yang baik adalah pengetahuan yang konsisten, serupa dan objektif. 
ā€¢Pengetahuan yang memiliki ciri seperti ini diperoleh dari penelitian ilmiah.
Dengan demikian penelitian (untuk mencari kebenaran ilmiah ini) memiliki komponen yaitu komponen: 
ā€¢ eksperimentasi atau observasi (yang pertama tertuju atas fakta yg belum terjadi dan yang berikutnya atas fakta yang telah terjadi), dan 
ā€¢Penjelasan atau argumentasi
ā€¢Fakta yg membangun pengetahuan itu diperoleh dengan observasi atau eksperimentasi dan diberi arti terkait hubungan antar faktanya. 
ā€¢Disimpulkan ā€œkebenaran ilmiahā€ berdasar 2 hal: 
A. empirik 
B. logis/rasional 
(perkembangan dari rasionalisme Plato ļƒ  Yunani ke empirisme Bacon, Lock, Hume dkk)
USULAN PENELITIAN Sistematika usulan penelitian bervariasi Alat untuk menuntun peneliti dalam penelitian Rambu-rambu bagi peneliti untuk mencari jawaban Penelitian lebih efisien
J U D U L 
Persyaratan Judul Penelitian : Menggambarkan keseluruhan isi penelitian Sederhana, tidak terlalu panjang Tidak menggunakan singkatan, kecuali yang baku
J U D U L 
Judul yang kurang tepat : Benarkah fenobarbital kurang efektif dibandingkan obat kejang yang lebih baru? Kegagalan terapi antibiotik pada penyakit diare pada anak-anak. 
Judul tidak boleh bersifat interogatif, sebaiknya kalimat positif yang netral.
LATAR BELAKANG 
Syarat masalah penelitian (Hulley & Cummings) : 
F I N E R Feasible 
tersedia subjek penelitian, dana, waktu & keahlian Interesting 
Hendaknya menarik bagi peneliti
Novel 
membantah, mengkonfirmasi penemuan dulu 
melengkapi, mengembangkan penelitian dulu 
menemukan sesuatu yang baru Ethical 
tidak bertentangan dengan etika Relevant 
bagi ilmu pengetahuan 
dasar penelitian selanjutnya
SUMBER MASALAH 
ļƒ˜Kepustakaan 
ļƒ˜Bahan, diskusi, hasil konferensi/seminar/simposium/lokakarya 
ļƒ˜Pengalaman keseharian 
ļƒ˜Pendapat pakar yang bersifat spekulatif 
ļƒ˜Sumber non-ilmiah
RUMUSAN MASALAH 
ļƒ¼Dikemukakan dalam kalimat tanya, agar lebih khas dan tajam 
ļƒ¼Substansinya hendaknya bersifat khas 
ļƒ¼Bila terdapat banyak pertanyaan, maka harus dipertanyakan secara terpisah
H I P O T E S I S 
Syarat hipotesis : 
oDinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas & sederhana 
oMempunyai landasan teori yang kuat 
oMenyatakan hubungan antara variabel 
oDapat diuji secara empiris 
oRumusan khas, menggambarkan variabel yang diukur
TUJUAN PENELITIAN 
1.Tujuan Umum : dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir yang hendak dicapai, tujuan jangka panjang 
2.Tujuan Khusus : disebutkan secara tajam hal- hal yang akan diukur, dinilai atau diperoleh dalam penelitian
TINJAUAN PUSTAKA 
ā€¢Tidak perlu semua aspek dibahas secara seimbang 
ā€¢Penekanan utama pada hubungan antar variabel yang dipermasalahkan serta variabel lain yang berperan 
ā€¢Sumber daftar pustaka sebaiknya up to date, mungkin 5-7 tahun terakhir 
ā€¢Masalah tehnis penulisan harus diperhatikan, mengikuti Ejaan Bahasa Indonesia yg Benar
METODOLOGI 
ā€¢Alat & Bahan yang Digunakan 
ā€¢Disain penelitian 
ā€¢Tempat & Waktu Penelitian 
ā€¢Populasi Penelitian 
ā€¢Cara Kerja 
ā€¢Defenisi Operasional 
ā€¢Rancangan Analisis Data
HASIL & PEMBAHASAN 
Penyajian hasil penelitian memuat deskripsi sistematik tentang data dan temuan yang diperoleh. Deskripsi hasil penelitian dapat berupa narasi yang disertai analisis statistik, pengujian hipotesis (bila ada), tabel, grafik, gambar atau alat penolong lainnya
Tujuan pembahasan adalah menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah, menafsirkan temuan-temuan, mengintegrasikan hasil dan temuan pada ilmu atau teori yang telah mapan, memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru dan menjelaskan implikasi hasil penelitian
KESIMPULAN & SARAN 
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan dan tata urutannya hendaknya sama dengan urutan yang ada dalam hasil dan pembahasan sehingga konsistensi tetap terpelihara. 
Saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan serta pertimbangan peneliti yang ditujukan kepada para peneliti lain yang akan melanjutkan atau mengembangkan penelitian lebih lanjut.
PENGUKURAN 
adalah proses kuantifikasi terhadap hasil observasi dengan memperhatikan referensi tertentu dan dinyatakan dalam unit yang baku atau yang dianggap baku. 
Variabel : berat badan, frekuensi jantung, dll 
Bukan variabel : badan, jantung dll
Skala pengukuran 
a. Nominal : kategori sederajat, (sex, gol. darah) 
b. Ordinal : kategori tdk sederajat, (kadar kolesterol, status gizi) 
c. Rasio : nilai nol alami, (tinggi badan, berat badan) 
d. Interval : bukan nol alami (suhu; 0C vs 0F)
D a t a Data Keras : kontrol kualitas yang ketat, 
ukuran tumor, rekaman elektrokardiogram. 
data nominal : status perkawinan, kelamin. 
Data Lunak : lebih subjektif, rasa sakit, nyaman.
Data lunak dapat menjadi data keras : 
a.Membuat skor yang didasarkan pada data objektif , sehingga dapat diulang. 
b. Membuat defenisi operasional yang jelas terhadap pengukuran data lunak.
Variasi pengukuran 
Fletcher membagi sumber variabilitas pengukuran : 
1.Variasi Pengukuran : 
Instrumen : alat & cara pengukuran 
pemeriksa : orang yang mengukur 
2.Variasi Biologik 
tekanan darah : aktivitas Vs istirahat 
kadar kimia : waktu beda, hasil beda
Reabilitas 
Suatu hasil pengukuran dianggap andal bila hasilnya sama atau hampir sama pada pengukuran berulang. 
Keandalan pengukuran dipengaruhi : 
a.Variabilitas pengamat ; pemilihan kata dalam wawancara, skill pengamat 
b.Variabilitas subjek ; variasi biologi (emosi, tekanan darah) 
c.Variabilitas instrumen ; kebisingan
Strategi meningkatkan reabilitas Standardisasi cara pengukuran Pelatihan pengukur Automatisasi Penyempurnaan instrumen
validitas 
Kesahihan menunjukkan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang seharusnya diukur. 
Timbangan : mengukur berat badan 
Stethoscope : mengukur tekanan darah 
ā€œ volume air mata bukan ukuran yang sahih untuk mengukur kesedihan ā€œ
Strategi meningkatkan validitas Melakukan pemeriksaan tanpa setahu subyek Melakukan pemeriksaan tanpa identitas subyek Kalibrasi alat
Pemilihan Subjek Penelitian 
Hasil penelitian : 
1.Berlaku untuk populasi yang luas 
2.Dapat diterapkan kepada pasien lain 
Peneliti tidak melakukan penelitian pada semua populasi, melainkan hanya mengambil sebagian sampel yang mewakili populasi induknya. 
Mampu dilaksanakan berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga, peralatan serta biaya
populasi 
Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi karakteristik tertentu (manusia, binatang percobaan, data laboratorium, dll) 
A.Populasi Target 
Merupakan populasi yang menjadi akhir penerapan penelitian. 
Perbandingan efektifitas antibiotik baru A dengan antibiotik standar B pada bayi penderita sepsis.
B. Populasi Terjangkau 
Merupakan bagian dari populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti. 
Rasionalisasi penggunaan obat antibiotik pada RS. A pada tahun 2012. 
dibatasi oleh tempat dan waktu
Sampel 
Merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasi. 
A.Sampel yang dikehendaki 
Bagian populasi target yang akan diteliti secara langsung. 
Memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
B. Subyek yang diteliti 
Bagian sampel yang dikehendaki dikurangi sampel drop out. 
Keuntungan penggunaan sampel : 
1.Lebih murah 
2.Lebih mudah 
3.Lebih cepat 
4.Lebih akurat 
5.Mewakili populasi
Cara Pemilihan Sampel 
1.PROBABILITY SAMPLING 
a. Simple Random Sampling 
b. Systematic Sampling 
c. Stratified Random Sampling 
d. Cluster Sampling 
2.NON-PROBABILITY SAMPLING 
a. Consecutive Sampling 
b. Convenience Sampling
Simpel Random Sampling 
Pada cara ini, kita menghitung terlebih dahulu jumlah populasi yang akan dipilih sampelnya, kemudian diambil sebagian dengan menggunakan tabel random. 
Contoh : kita akan mengambil 20 sampel dari 200 subyek. 
07483 51453 11649 76431 81594 95848 36738 25014 15460 
Akan diambil angka yang terdiri dari 3 digit, angka yang diambil adalah yg Ė‚ 200, angka yang sama selanjutnya diabaikan.
Systematic Sampling 
Pada cara ini ditentukan bahwa tiap subyek no ke sekian dimasukkan dalam sampel. Bila kita ingin mengambil 1/n dari populasi, maka setiap pasien nomor n dimasukkan ke dalam sampel. 
Contoh : dipilih 20 dari 200 pasien. 
20/200 = 1/10 bagian dari populasi menjadi sampel. 
10, 20, 30, 40, dst
Stratified Random Sampling 
Bila sampling dilakukan terhadap semua subyek terkadang diperoleh sampel dgn variasi yg besar dan kesimpulannya menjadi bias, untuk itu sampel perlu distratifikasi. 
Contoh : insidens miokarditis difterika pd pasien umur 0-10 tahun. Diketahui bahwa anak Ėƒ 5 tahun kenaikan SGOT lebih nyata dari anak Ė‚ 5 tahun. Bila diambil 100 dari anak 0-10 tahun lalu diambil 20 sampel maka nilai variabilitasnya akan besar. 
Solusi : dibuatkan stratifikasi Ėƒ 5 & Ė‚ 5 tahun.
Cluster Sampling 
Proses penarikan sampel secara acak pada kelompok individu dalam populasi alamiah, misalnya berdasarkan wilayah (kodya, kecamatan, dst) 
Contoh : akan diteliti kejadian karies dentis pada anak sekolah di Makassar, dibutuhkan 6000 subyek yg mewakili anak sekolah di Makassar. Dari daftar sekolah di Kanwil Depdikbud Makassar diambil secara random 100 SD, masing2 sekolah diambil 60 siswa secara random sampling.
Consecutive Sampling 
Pada CS setiap pasien yg memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dlm penelitian sampai kurun waktu tertentu, hingga jumlah pasien terpenuhi. 
Agar CS menyerupai Probability Sampling maka jangka waktu pemilihan pasien jangan terlalu pendek. 
Contoh : pengambilan pasien DBD pd bulan Agustus dan September kurang menggambarkan karakteristik pasien DBD secara keseluruhan, mengingat puncak insiden DBD biasanya pd bulan April-Juni
Convenience Sampling 
Pada cara ini sampel tanpa sistematika sehingga tidak dapat dianggap mewakili populasi sumber, apalagi populasi target. 
Contoh : akan diteliti kadar Ig pasien penyakit jantung bawaan. Ditetapkan besar sampel 40 kasus. Untuk mudahnya peneliti pada suatu hari hanya mengambil kasus di poliklinik jantung sebanyak 9 kasus, kemudian pada bulan depan peneliti mengambil lg 31 kasus untuk mencukupi kebutuhannya.
Judgemental Sampling 
Pada cara ini peneliti memilih subyek penelitian berdasarkan pertimbangan subyektifnya. 
Contoh : akan diteliti pendapat ibu tentang perbandingan pemberian ASI dan susu botol, maka dipilih ibu yg pernah memberikan ASI dan susu formula, atau ibu yg pendidikannya cukup sehingga dapat memberikan informasi yg akurat.
Desain Penelitian 
Desain penelitian mencakup semua rencana pelaksanaan suatu penelitian, mulai dari adanya permasalahan sampai dengan kegiatan yang paling terakhir pada suatu penelitian 
Kegunaan desain penelitian : 
1.Sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. 
2.Alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh pada suatu penelitian.
Hal-hal yang diperhatikan dalam penentuan desain penelitian : 
1.Apakah ada intervensi (eksperimental) 
2.Hanya melakukan pengamatan (observasi) 
3.Apakah meneliti peristiwa yang sudah berlangsung (retrospektif) 
4.Apakah meneliti peristiwa yang belum terjadi (prospektif)
Klasifikasi Jenis Penelitian 
1.Penelitian Deskriptif 
-Hasil penelitian disajikan apa adanya 
-Tidak ada hipotesa 
-Tanpa kontrol 
Contoh : survai angka kesakitan dan kematian, gambaran klinik suatu penyakit
2. Penelitian Analitik 
-Dilakukan analisis data 
-Mencari hubungan antar variabel 
-Perlu ada hipotesis
Observasional 
A.Cross Sectional 
Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat. 
Artinya tiap subyek hanya diobservasi satu kali saja dan tidak ada tindak lanjut. 
Desain Cross Sectional dapat dipergunakan untuk penelitian deskriktif dan dapat pula untuk penelitian analitik
Contoh : 
-Persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di suatu komunitas (deskriptik) 
-Perbedaan proporsi pemberian ASI eksklusif berdasarkan pada tingkat pendidikan ibu (analitik) 
-Prevalensi asma pada anak sekolah di Jakarta (deskriptik) 
-Perbedaan prevalensi asma antara siswa laki- laki dan perempuan (analitik)
Dalam studi analitik Cross Sectional, pengukuran antara variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan hanya sekali. 
Dari pengukuran dapat diketahui jumlah subyek yg mengalami efek baik pd kelompok dengan faktor resiko maupun kelompok tanpa faktor resiko.
Aplikasi : Hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir (BBL). 
Tahap pertama: mengidentifikasi variabel- variabel yang akan diteliti dan kedudukkannnya masing-masing: 1)Variabel dependen (efek) 2)Variabel independen (resiko)
Tahap Kedua : menetapkan populasi dan sampelnya. 
Subjek penelitian disini adalah ibu-ibu yang baru melahirkan (Tempat, waktu dibatasi) 
Kemudian cara pengambilan sampelnya, apakah berdasarkan teknik random atau non random
Tahap Ketiga : melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap variabel dependen dan independen (dalam waktu yang sama). 
Caranya : mengukur berat badan bayi yang baru dilahirkan dan memeriksa Hb darah ibu
Tahap Keempat : mengolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan antara berat badan bayi lahir dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti adanya atau tidak adanya hubungan antara anemia besi dengan berat badan bayi lahir.
B. Kasus-Kontrol 
Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran var. Tergantung sedangkan var. Bebasnya dicari secara retrospektif. 
Artinya dilakukan dulu identifikasi kasus yg terkena penyakit (efek) kemudian diikuti secara retrospektif ada atau tidaknya faktor resiko yg berperan. 
Kontrol dipilih dari populasi yg sama karakteristiknya dgn kasus.
Ciri-ciri studi kasus kontrol : pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, kemudian dilakukan pengamatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut kasus, berupa insidensi (kasus baru) yang muncul dari suatu populasi, sedang subyek yang sedang tidak menderita penyakit disebut kontrol, yang dipilih secara acak dari populasi yang berbeda dengan populasi asal kasus. Tetapi untuk keperluan inferensi kausal, kedua populasi itu harus dipastikan setara.
Aplikasi desain : 
Pada penelitian hubungan antara CA payudara dan penggunaan kontrasepsi oral (OC) pada rumah sakit X pada periode tahun 2008.
Maka kasus adalah jumlah kasus baru CA payudara di RS X selama tahun 2008 dan kontrol semua pasien non kanker dalam jumlah yang sama dari RS X. Selanjutnya kita akan melihat berapa orang yang terpapar dan berapa orang yang tidak terpapar kontrasepsi oral pada kelompok kasus dan kontrol pada periode tahun 2008 tersebut.
Jika kasus secara bermakna lebih banyak menggunakan OC dibanding kontrol, maka kita bisa menyimpulkan ada pengaruh buruk dari OC sehingga kita sampai pada kesimpulan pemakaian OC memperbesar kemungkinan untuk mengalami CA payudara dan sebaliknya.
C. Kohort 
Pada penelitian kohort yg diidentifikasi dulu adalah kausanya kemudian subyek diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada tidaknya efek. 
Subyek yg terpajan menjadi kelompok yg diteliti sedang subyek yg tdk terpajan menjadi kontrol.
Ciri-ciri studi kohort : pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek dalam perkembangannya mengalami penyakit yang diteliti atau tidak. Kelompok-kelompok studi dengan karakter tertentu yang sama (yaitu pada awalnya bebas dari penyakit) tetapi memiliki tingkat paparan yang berlainan, dan kemudian dibandingkan insidensi penyakit yang dialaminya selama periode waktu,
Aplikasi desain : 
Pada penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan antara CA Paru dengan merokok (Risiko) dengan pendekatan prospektif .
ā€¢Menentukan populasi dan sampel penelitian semua pria dengan umur antara 40 ā€“ 50 tahun baik yang merokok maupun tidak merokok pada suatu wilayah atau tempat tertentu. 
ā€¢Mengidentifikasi orang yang merokok dan yang tidak merokok dengan perbandingan jumlah yang sama.
ā€¢Mengamati efek pada kelompok yang merokok dan kelompok orang yang tidak merokok sampai pada periode waktu tertentu misal 10 tahun. 
ā€¢Membandingkan proporsi orang-orang yang menderita CA paru dan orang-orang yang tidak menderita CA paru baik pada kelompok perokok (kasus) maupun pada kelompok tidak perokok (kontrol).
D. Eksperimental 
Disebut jg studi intervensional, adalah rancangan penelitian yg dipergunakan untuk mencari hubungan sebab akibat. 
Pada studi ini asosiasi sebab akibat lebih tegas dan lebih nyata, tetapi studi ini umumnya mahal dan rumit.
Karakteristik desain penelitian 
Peneliti mengamati bahwa sebagian besar pasien yg menunjukkan gejala asma sebelum berumur 1 tahun dalam anamnesis ternyata diberi susu formula pada masa neonatus. 
Padahal dalam populasi persentase bayi yg mendapat susu formula pada masa neonatus kira- kira 50%.
A.Desain Cross-Sectional 
Katakanlah terdapat 1000 bayi, 100 menunjukkan gejala asma. Dari 100 hanya 80 mendapat susu formula (neonatus), 20 lainnya ASI. 
Pada 900 bayi tdk asma, 300 bayi (susu formula) sebelum berusia 1 bulan, 600 lainnya tdk. 
Rasio prevalens : perbandingan bayi asma mendapat susu formula (80/380) dgn bayi tanpa asma mendapat susu formula (20/620). 
Rasio : 80/380 : 20/620 = 6,53
Formula Dini 
Asma Dini 
Ya 
Tidak 
Jumlah 
Ya 
80 
300 
380 
Tidak 
20 
600 
620 
Jumlah 
100 
900 
1000
B. Studi Kasus-Kontrol 
Misalnya dikumpulkan 50 bayi menunkukkan manifestasi asma pd umur kurang dr 1 tahun (klp kasus yg berefek), dicari 50 bayi kurang dr 1 tahun yg tdk asma (kontrol). 
Rasio odds : bila dr 50 bayi asma 37 diberi susu formula dini (odds : 37/55 : 18/55 = 37/18) dan bayi tanpa asma 18 diberikan formula dini (odds : 13/45 : 32/45 = 13/32) 
Rasio odds : 37/18 : 13/32 = 37 x 32 : 18 x 13 = 5,1
Formula Dini 
Asma Dini 
Ya 
Tidak 
Jumlah 
Ya 
37 
18 
55 
Tidak 
13 
32 
45 
JUmlah 
50 
50 
100
C. Studi Kohort 
Misalnya kt mengamati bayi baru lahir (1000). 300 bayi secara alamiah diberi susu formula sebelum 1 bulan, 700 tdk. Diamati selama 1 tahun. 
Akan di teliti apakah terdapat manifestasi asma sebelum usia 1 tahun . 
Bila dr 300 bayi diberi formula dini 100 asma dini (insidens 100/300) dan dr 700 tdk diberi formula 50 asma dini (50/700) maka rasio insidens (RR) : 100/300 : 50/700 = 4,7
Formula Dini 
Asma Dini 
Ya 
Tidak 
Jumlah 
Ya 
100 
200 
300 
Tidak 
50 
650 
700 
Jumlah 
150 
850 
1000
Perkiraan Besar Sampel 
ā€¢Berapakah besar sampel minimal yang diperlukan ? 
ā€¢Hasil penelitian secara klinis penting 
ā€¢Uji statistik yang bermakna 
ā€¢Hasil bias tidak dipublikasikan 
ā€¢Estimasi besar sampel dilakukan sebelum penelitian
Estimasi Sampel 
A.Perbedaan hasil penelitian 
Makin sedikit beda yang diinginkan, makin besar sampel dibutuhkan. 
Contoh : 
Obat baru A memberikan kesembuhan 50% lebih tinggi dari obat B (obat B kesembuhan 20%, dengan obat A 70%) 
Bila diulang, tidak wajar menggunakan angka 50% sebagai perkiraan perbedaan hasil.
Perbedaan sebesar 20%, 15% atau 10% merupakan angka rasional untuk mempertanyakan efek obat dan menuangkannya ke dalam penelitian. 
Jadi besar sampel dapat dikurangi dengan memperbesar beda hasil yg diinginkan, misal dari 20% menjadi 50% tapi ini akan memperbesar resiko hasil penelitian secara statistik menjadi tdk bermakna.
B. Kesalahan Uji Hipotesis 
1.Kesalahan Ī± : besarnya peluang menolak Ho pd sampel, padahal Ho benar. 
2.Kesalahan Ɵ : besarnya peluang menerima Ho, sebenarnya harus di tolak. 
Nilai Ī± dan nilai Ɵ dapat dikurangi bersama- sama dengan memperbesar sampel
Nilai Ī± : 0,05 dan 0,01 uji 2 arah (nilai zĪ± : 1,960 dan 2,575) lihat tabel distribusi z. 
Nilai Ī± : 0,05 dan 0,01 uji 1 arah (nilai zĪ± : 1,640 dan 1,960) 
Uji 1 arah sampel lebih kecil dibandingkan uji 2 arah.
C. Power Penelitian 
Adalah kemampuan suatu penelitian untuk mendapatkan beda secara statistik bermakna (kekuatan menolak Ho). 
Nilai Ɵ (power) ditetapkan peneliti biasanya 80% atau 90% (nilai zƟ 0,842 dan 1,282), selalu 1 arah.
Tingkat Kesalahan 
ZĪ± satu arah 
Atau zƟ 
ZĪ± dua arah 
0,005 
2,576 
2,813 
0,010 
2,236 
2,576 
0,025 
1,960 
2,248 
0,050 
1,645 
1,960 
0,100 
1,282 
1,645 
0,150 
1,036 
1,440 
0,200 
0,842 
1,282 
Tabel Distribusi Z
Untuk suatu studi cross-sectional dengan populasi infinite, rumus yang dapat digunakan adalah: 
n = (Zkuadrat * pq) / d kuadrat 
di mana n = jumlah sampel 
p = perkiraan proporsi atau prevalensi pada populasi 
q = 1 - p 
Z = angka baku, bila kita memilih 
alfa 5% maka nilainya sebesar 1,960 
d = presisi absolut dari prevalensi 
sebenarnya, misalnya plus minus 5%
Studi cross-sectional dengan populasi finite, rumusnya: 
NZ2 pq 
n = --------------------- 
d2 (N-1) + Z2pq 
di mana N = jumlah populasi 
n = jumlah sampel 
p = perkiraan proporsi atau prevalensi pada populasi 
q = 1 - p 
Z = angka baku, bila kita memilih 
alfa 5% maka nilainya sebesar 1,960 
d = presisi absolut dari prevalensi 
sebenarnya, misalnya plus minus 5%
ā€¢Contoh untuk studi cross-sectional 
Suatu studi prevalensi infeksi Morbus Hansen akan dilakukan pada anak remaja di Kota Lanteangoro. Studi di kota lain menunjukkan prev. MH anak remaja sebesar 0.1%. Bila peneliti menginginkan presisi sebesar plus- minus 1% dengan tingkat keyakinan 95%, berapa sampel yang dibutuhkan?
ā€¢Penyelesaian 
p = 1% ļƒ  0,01 
q = 1-p =1-0,01=0,99 
Tingkat keyakinan 95% ļƒØ Z alfa = 1,960 (lihat Tabel distribusi normal) 
d = 1% ļƒ  0,01 
(1,960 kuadrat) (0,01*0,99) 
n = --------------------------------- = 380,16 
0,01 kuadrat
ā€¢Studi case-control, perhitungan n (untuk masing2 kelompok kasus dan kontrol) 
(po.qo + p1q1) (Z1-alfa/2 + Z1-B)kuadrat 
n = ------------------------------------------- 
(p1-po)kuadrat 
di mana n = jumlah sampel 
po= proporsi pajanan positip pd kelompok kontrol 
qo= 1 ā€“ po 
p1= proporsi pajanan positip pada kelompok kasus ļƒ  
= (po * OR)/1 + po (OR-1) 
q1= 1 ā€“ p1 
Zalfa = angka baku, bila kita memilih alfa 5% nilainya sebesar 1,960 
Zbetha idem (lihat daftar distribusi Gauss)
ā€¢Contoh untuk case control 
ā€¢Suatu rencana penelitian tentang bumbu masak abrakadabra dengan disfungsi refleks pada anak usia balita. Penelitian awal menunjukkan secara umum saat ini sekitar 30% bumbu tsb digunakan ibu di dapur. Pada kasus disfungsi refleks tsb yang ditemukan di RS, 1 dari 5 anak balita mengkonsumsi bumbu masak abrakadabra ini sejak usia dini. OR pada pemakai diduga sebesar 2.0. Dipilih alfa 5% dan beta 10%. 
ā€¢Berapa jumlah sampel yang dibutuhkan bila diinginkan kasus/kontrol ļƒ  1 : 2.
Penyelesaian 
ā€¢Po= anak yg aktif mengkonsumsi pd kontrol 30% ļƒ  0,3 
ā€¢P1= (0,3 * 2)/1 + 0,3 (2-1) = 0,46 
ā€¢P= (0,46 + 0,30)/2 = 0,38 ļƒ  q = 0,62 
ā€¢Z alfa 1,96 dan beta 1,28 
(1 + Ā½) 0,38(0,62) (1,96 + 1,28)kuadrat 
ā€¢n kasus = ---------------------------------------- 
(0,46 ā€“ 0,30)kuadrat 
= 144,91 = 145 
n kontrol = 2 * 145 = 290
Odds Rasio : perbandingan antara peluang terjadinya sesuatu dengan peluang untuk tidak terjadinya sesuatu. 
Rasio odds = 1 : faktor yg diteliti tidak merupakan resiko untuk terjadinya efek. 
Rasio odds Ėƒ 1 : faktor yg diteliti merupakan resiko untuk terjadinya efek.
ā€¢Studi cohort atau eksperimen, perhitungan n untuk tiap kelompok 
(po.qo + p1q1) (Z1-alfa/2 + Z1-B)kuadrat 
n = ------------------------------------------------------- 
(p1-po)kuadrat 
di mana n = jumlah sampel 
po= proporsi sakit pada pajanan negatif 
qo= 1 ā€“ po 
p1= proporsi sakit pada kelompok pajanan positip ļƒ  
= (po * RR) 
q1= 1 ā€“ p1 
Zalfa= angka baku, bila kita memilih alfa 5% nilainya sebesar 1,960 
Zbetha (lihat daftar distribusi Gauss) ļƒ  utk power 20% ļƒ  0,84 ; utk power 10% ļƒ  1,28
RR (relative risk) : perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor resiko dengan insidens efek pada kelompok tanpa resiko. 
Nilai RR = 1 maka faktor yg diteliti bukan faktor resiko. 
Nilai RR Ė‚ 1 menunjukkan bahwa faktor diteliti bersifat protektif.
ā€¢Suatu studi kohor akan dilakukan untuk melihat apakah ibu pengguna atap asbes dan peralatan asbes lainnya berpengaruh pd keganasan dalam paru ibu. Ada 0,03 insidensi kumulatif pada ibu yang bukan pemakai, Perkiraan risiko relatif sebesar 1,9. Bila dipilih alfa 0,05 dan beta 10% berapa sampel yg dibutuhkan?
Penyelesaian 
ā€¢po = 0,03 
qo = 0,97 
ā€¢p1 = 0,03 * 1,9 = 0,057 
ā€¢q1 = 1 ā€“ 0,057 = 0,943 
ā€¢Z a ļƒ  1,96 dan beta ļƒ  1,28 
[0,03(0,97)+0,057(0,943)] (1,96+1,28)kuadrat 
ā€¢n= ----------------------------------------------------- = 
(0,057 ā€“ 0,030) kuadrat 
= 1193,05 ļƒ  1193 sampel pd kelompok pajanan positip dan 
1193 sampel pada kelompok pajanan negatif
ā€¢Studi eksperimental : 
(k-1) (n-1) ā‰„ 15 
keterangan : 
k : jumlah kelompok 
n : jumlah sampel dalam tiap kelompok
Uji efek infus bunga kembang sepatu terhadap kadar kolesterol serum darah tikus putih 
ā€¢Penyelesaian : 
ā€¢(3-1) (n-1) ā‰„ 15 
ā€¢2 (n-1) ā‰„ 15 
ā€¢2n ā‰„ 17 
ā€¢n ā‰„ 8,5 
ā€¢n ā‰„ 9
Penulisan Hasil Penelitian 
Untuk siapa laporan penelitian ditujukan : 
1.Masyarakat akademik 
2.Pihak sponsor penelitian 
3.Masyarakat umum
Untuk Masyarakat Akademik 
ā€¢Bentuk Jurnal, Skripsis, Tesis dan Disertasi 
ā€¢Pertanggungjawabannya ke tim penguji 
ā€¢Format penulisan disesuaikan 
ā€¢Untuk jurnal hendaknya masalah yg di bahas dibatasi
Untuk Sponsor Penelitian 
ā€¢Format disesuaikan keinginan penyandang dana 
ā€¢Peneliti dan sponsor harus berkomunikasi sebelum, selama & setelah penelitian selesai 
ā€¢Sponsor menginginkan hasil yg bisa menjadi landasan aktifitas programnya 
ā€¢Laporan pertanggungjawaban keuangan & fasilitas lebih dipentingkan
Untuk Masyarakat Umum 
ā€¢Memperkaya khasanah keilmuan 
ā€¢Bermanfaat untuk kesejahteraan & kesehatan masyarakat 
ā€¢Bentuk artikel dalam surat kabar dan majalah 
ā€¢Format tidak terikat
Bentuk umum laporan ilmiah 
Bentuk umum sistematika usulan penelitian sama dengan sistematika laporan ilmiah. 
Perbedaan mendasar hanya pada usulan penelitian dituliskan hal yg dapat dilakukan sedangkan pada laporan hasil penelitian ditulis hal yg telah dilaporkan, dilengkapi juga dengan diskusi.
Komponen Jurnal 
1.Judul Laporan Penelitian 
harus menarik minat pembaca, jelas dan mewakili isi utama hasil penelitian. 
2.Nama Pengarang & Institusi 
sering menjadi jaminan mutu isi laporan penelitian (kurang bijaksana). 
pada prinsipnya peneliti yg mempunyai andil & ide dalam persiapan sampai pelaksanaan yg menjadi peneliti utama.
Komponen Jurnal 
3. Abstrak 
merupakan bentuk mini karangan ilmiah dan harus tersusun sebagai IMRAD : 
Introduction : alasan utama penelitian dilaksanakan 
Methods : bagaimana bagian utama penelitian dilakukan 
Results : hasil utama yang diperoleh 
Discussion : kesimpulan utama penelitian 
Terdiri dari 200-250 kata, laporan pendek 100-150 kata
Komponen Jurnal 
4. Pendahuluan 
biasanya terdiri atas bagian : 
a.Alasan penelitian dilakukan 
b.Hipotesis yg akan dijawab 
c.Disain yg dipakai
Komponen Jurnal 
5. Cara Kerja 
a.Prinsipnya adalah mengurai secara rinci apa yg telah dilakukan dalam penelitian 
b.Peneliti lain dapat mengulangi dengan benar
Komponen Jurnal 
6. Hasil 
A. Teknik Penulisan 
1. Dalam mengemukakan hasil tidak perlu diberikan ulasan, komentar dll, kecuali pada karangan pendek yg menggabungkan komponen hasil & pembahasan. 
2. Tidak perlu mengulang dalam narasi hal telah disajikan dalam tabel atau gambar, kecuali menyebutkan sebagian diantaranya hal yg diangggap penting, kontroversial, dll.
Komponen Jurnal 
B. Bagian Deskriptif 
Meskipun yg dilaporkan merupakan penelitian analitik , akan tetapi laporan tentang hasil penelitian selalu didahului dengan penyajian deskriptif tentang sampel yang diteliti. 
Akan sangat bermanfaat bila dilakukan tabulasi variabel antara kelompok yg diperbandingkan
Komponen Jurnal 
C. Bagian Analitik 
Bagian ini dikemukakan secara logis. Analitik yg bersifat umum dikemukakan terlebih dahulu, disusul dengan analisis yg lebih rinci. 
Telah menjadi kebiasaan menulis hasil dalam bentuk tabel, misalnya tabel 2 x 2 untuk uji diagnostik, studi kohor, studi kasus kontrol, uji t atau anova.
Komponen Jurnal 
D. Cara Penulisan Bilangan 
1.Bilangan terdiri sari satu digit , tdk diikuti satuan, dapat ditulis dgn huruf. 
2.Bilangan satu digit diikuti satuan, ditulis dgn angka 
3.Bilangan terdiri dari 2 digit atau lebih ditulis dgn angka 
4.Bilangan pd awal kalimat tetap ditulis dgn huruf
Komponen Jurnal 
7. Diskusi 
a.Mencakup kesimpulan dan saran 
b.Menghubungkan hasil dengan pertanyaan penelitian 
c.Dikemukakan keterbatasan penelitian, baik disain maupun eksekusinya
Komponen Jurnal 
Hal-hal yg diperhatikan dalam penulisan hasil diskusi : 
1.Tidak mengulang hal yg telah disajikan dalam hasil, kecuali untuk menggarisbawahi hal-hal yg penting 
2.Membahas dgn rinci apa yg ditemukan pada hasil 
3.Meskipun penulis diberi hak yg seluasnya untuk mengajukan pendapat namun kesimpulan harus benar-benar didukung oleh data penelitian
Komponen Jurnal 
8. Ucapan Terimaksih 
diberikan kepada semua pihak yg telah membantu 
9. Kepustakaan Acuan 
yang perlu ditekankan, namun sering dilanggar adalah kemutlakan kesesuaian antara kutipan dalam naskah dengan daftar pustaka 
10. Lampiran 
penyertaan lampiran sangat jarang diperlukan dalam jurnal, bila doperlukan (diperkenankan oleh editor), rumus statistik, tabel prosedur, dll yg relevan dapat disertakan

More Related Content

What's hot

Mammografi
MammografiMammografi
Mammografi
Adina Widi Astuti
Ā 
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariTeknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Nona Zesifa
Ā 
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
Muhamad Imam Khairy
Ā 
Metode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalMetode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimental
Ainur
Ā 
ppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogramppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogram
Nona Zesifa
Ā 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
Darnah Andi Nohe
Ā 
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up takePpt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up take
Nona Zesifa
Ā 
Faktor Geometrik
Faktor GeometrikFaktor Geometrik
Faktor Geometrik
Rini Indrati
Ā 
Melakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedMelakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leed
Dasuki Suke
Ā 
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiFilm badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiAgung Oktavianto
Ā 
Appendicografi
AppendicografiAppendicografi
Appendicografi
Wira Kusuma
Ā 
Gamma kamera
Gamma kameraGamma kamera
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
Lisa Prihastari
Ā 
Training Radiasi
Training RadiasiTraining Radiasi
Training Radiasi
Maulana Syamsuri
Ā 
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto ThoraksInterpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo
Ā 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
Syscha Lumempouw
Ā 
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Putri Nugraheni
Ā 
Sampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik samplingSampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik sampling
hafsah hafsah
Ā 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Nona Zesifa
Ā 
7@pet dan spect
7@pet dan spect7@pet dan spect
7@pet dan spect
hapsarikusuma
Ā 

What's hot (20)

Mammografi
MammografiMammografi
Mammografi
Ā 
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariTeknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Ā 
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
[Presentasi] Penggunaan dan Bahaya Radioisotop
Ā 
Metode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimentalMetode penelitian eksperimental
Metode penelitian eksperimental
Ā 
ppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogramppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogram
Ā 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
Ā 
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up takePpt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ā 
Faktor Geometrik
Faktor GeometrikFaktor Geometrik
Faktor Geometrik
Ā 
Melakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedMelakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leed
Ā 
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiFilm badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Ā 
Appendicografi
AppendicografiAppendicografi
Appendicografi
Ā 
Gamma kamera
Gamma kameraGamma kamera
Gamma kamera
Ā 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
Ā 
Training Radiasi
Training RadiasiTraining Radiasi
Training Radiasi
Ā 
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto ThoraksInterpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Ā 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
Ā 
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Ā 
Sampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik samplingSampel dan teknik sampling
Sampel dan teknik sampling
Ā 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Ā 
7@pet dan spect
7@pet dan spect7@pet dan spect
7@pet dan spect
Ā 

Viewers also liked

Kuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelKuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelDerima Febrike
Ā 
Pengukuran variabilitas
Pengukuran variabilitasPengukuran variabilitas
Pengukuran variabilitas
debora sumarti
Ā 
METLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & SamplingMETLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & SamplingReza J
Ā 
Metodologi Penelitian (Leonardo J. Sipahelut)
Metodologi Penelitian (Leonardo J. Sipahelut)Metodologi Penelitian (Leonardo J. Sipahelut)
Metodologi Penelitian (Leonardo J. Sipahelut)Leonardo Jeverson SIpahelut
Ā 
Participans, subjects, and sampling for quantitative
Participans, subjects, and sampling for quantitativeParticipans, subjects, and sampling for quantitative
Participans, subjects, and sampling for quantitativeBarna Yudha SutanMudo
Ā 
4 piranti interaktif - new
4   piranti interaktif - new4   piranti interaktif - new
4 piranti interaktif - newStevie Principe
Ā 
Pengertian dan kegunaan internet
Pengertian dan kegunaan internetPengertian dan kegunaan internet
Pengertian dan kegunaan internet
Adriani Rharha
Ā 
Pengukuran Kualitas dengan Metode Garvin
Pengukuran Kualitas dengan Metode GarvinPengukuran Kualitas dengan Metode Garvin
Pengukuran Kualitas dengan Metode Garvin
Agung Firdausi Ahsan
Ā 
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Restu Sulistiyo
Ā 
Analisis varian (anava)
Analisis varian (anava)Analisis varian (anava)
Analisis varian (anava)Irfan Sidiq
Ā 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)
Kampus-Sakinah
Ā 
Menghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitianMenghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitianAhmad Tobroni
Ā 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
NajMah Usman
Ā 
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatifanalisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
Jonathan Andreas Saragih
Ā 

Viewers also liked (18)

Kuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampelKuliah 9 populasi & sampel
Kuliah 9 populasi & sampel
Ā 
Pengukuran variabilitas
Pengukuran variabilitasPengukuran variabilitas
Pengukuran variabilitas
Ā 
Ayam buras
Ayam burasAyam buras
Ayam buras
Ā 
Populasi & sampel
Populasi & sampelPopulasi & sampel
Populasi & sampel
Ā 
METLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & SamplingMETLIT Populasi, Sampel & Sampling
METLIT Populasi, Sampel & Sampling
Ā 
Metodologi Penelitian (Leonardo J. Sipahelut)
Metodologi Penelitian (Leonardo J. Sipahelut)Metodologi Penelitian (Leonardo J. Sipahelut)
Metodologi Penelitian (Leonardo J. Sipahelut)
Ā 
Participans, subjects, and sampling for quantitative
Participans, subjects, and sampling for quantitativeParticipans, subjects, and sampling for quantitative
Participans, subjects, and sampling for quantitative
Ā 
4 piranti interaktif - new
4   piranti interaktif - new4   piranti interaktif - new
4 piranti interaktif - new
Ā 
Bias dan confounding uji klinik
Bias dan confounding uji klinikBias dan confounding uji klinik
Bias dan confounding uji klinik
Ā 
Pengertian dan kegunaan internet
Pengertian dan kegunaan internetPengertian dan kegunaan internet
Pengertian dan kegunaan internet
Ā 
Pengukuran Kualitas dengan Metode Garvin
Pengukuran Kualitas dengan Metode GarvinPengukuran Kualitas dengan Metode Garvin
Pengukuran Kualitas dengan Metode Garvin
Ā 
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...
Ā 
Analisis varian (anava)
Analisis varian (anava)Analisis varian (anava)
Analisis varian (anava)
Ā 
Simple random sampling
Simple random samplingSimple random sampling
Simple random sampling
Ā 
Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)Metode pengambilan sampel (sampling)
Metode pengambilan sampel (sampling)
Ā 
Menghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitianMenghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitian
Ā 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Ā 
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatifanalisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
Ā 

Similar to Metode penelitian

Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
Muhammad Eko
Ā 
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.pptMetodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
TriEvelina1
Ā 
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamTahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Gusti Gina
Ā 
Metode Ilmiah
Metode IlmiahMetode Ilmiah
Metode IlmiahFanny Septya
Ā 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Bank Miko
Ā 
8991 01 metodologi
8991 01 metodologi8991 01 metodologi
8991 01 metodologifdsriwahyuni
Ā 
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
Ā 
Pengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitianPengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitian
Arip Amin
Ā 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Tian Sarwoyo
Ā 
Makalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian HipotesisMakalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian Hipotesis
Ghian Velina
Ā 
Riset keperawatan kelompok
Riset keperawatan kelompokRiset keperawatan kelompok
Riset keperawatan kelompok
anisdwiprakasiwi
Ā 
Metode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitianMetode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitianFaizal Sofyan
Ā 
Metodologi
MetodologiMetodologi
Metodologimaneicon22
Ā 
5 metodologi pene
5 metodologi pene5 metodologi pene
5 metodologi pene
Adnan Cmoci
Ā 
Sistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkahSistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkahconesti08com
Ā 
penelitian-dan-statistika.ppt
penelitian-dan-statistika.pptpenelitian-dan-statistika.ppt
penelitian-dan-statistika.ppt
CarmelDeboraSiregar
Ā 
Materi 1 (penelitian dan statistika)
Materi 1 (penelitian dan statistika)Materi 1 (penelitian dan statistika)
Materi 1 (penelitian dan statistika)Sayid Rizqi Ramdhani
Ā 
49619147 bab-iii-metodologi-penelitian
49619147 bab-iii-metodologi-penelitian49619147 bab-iii-metodologi-penelitian
49619147 bab-iii-metodologi-penelitianDorado Sb
Ā 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiahrasyidiq
Ā 

Similar to Metode penelitian (20)

Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
Ā 
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.pptMetodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Metodologi-Penelitian-Keperawatan-pertemuan-2.ppt
Ā 
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamTahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Ā 
Metode Ilmiah
Metode IlmiahMetode Ilmiah
Metode Ilmiah
Ā 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Ā 
8991 01 metodologi
8991 01 metodologi8991 01 metodologi
8991 01 metodologi
Ā 
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
Ā 
Pengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitianPengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitian
Ā 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Ā 
Makalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian HipotesisMakalah Pengujian Hipotesis
Makalah Pengujian Hipotesis
Ā 
Riset keperawatan kelompok
Riset keperawatan kelompokRiset keperawatan kelompok
Riset keperawatan kelompok
Ā 
Metode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitianMetode penelitian dan desain penelitian
Metode penelitian dan desain penelitian
Ā 
Metodologi
MetodologiMetodologi
Metodologi
Ā 
Kul metpen1
Kul metpen1Kul metpen1
Kul metpen1
Ā 
5 metodologi pene
5 metodologi pene5 metodologi pene
5 metodologi pene
Ā 
Sistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkahSistematika langkah langkah
Sistematika langkah langkah
Ā 
penelitian-dan-statistika.ppt
penelitian-dan-statistika.pptpenelitian-dan-statistika.ppt
penelitian-dan-statistika.ppt
Ā 
Materi 1 (penelitian dan statistika)
Materi 1 (penelitian dan statistika)Materi 1 (penelitian dan statistika)
Materi 1 (penelitian dan statistika)
Ā 
49619147 bab-iii-metodologi-penelitian
49619147 bab-iii-metodologi-penelitian49619147 bab-iii-metodologi-penelitian
49619147 bab-iii-metodologi-penelitian
Ā 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
Ā 

More from Sainal Edi Kamal

Guidelines for Assassement of Pain
Guidelines for Assassement of PainGuidelines for Assassement of Pain
Guidelines for Assassement of Pain
Sainal Edi Kamal
Ā 
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Sainal Edi Kamal
Ā 
Jurnal Medicinus
Jurnal MedicinusJurnal Medicinus
Jurnal Medicinus
Sainal Edi Kamal
Ā 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Sainal Edi Kamal
Ā 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Sainal Edi Kamal
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu BurungPharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Sainal Edi Kamal
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung KoronerPharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Sainal Edi Kamal
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik ArtritisPharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Sainal Edi Kamal
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit DepresiPharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Sainal Edi Kamal
Ā 
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan MenyusuiPharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Sainal Edi Kamal
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBCPharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Sainal Edi Kamal
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPAPharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Sainal Edi Kamal
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit HipertensiPharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Sainal Edi Kamal
Ā 
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DMPharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Sainal Edi Kamal
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma
Pharmaceutical  Care Untuk Penyakit AsmaPharmaceutical  Care Untuk Penyakit Asma
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma
Sainal Edi Kamal
Ā 
Farmakologi Keperawatan
Farmakologi KeperawatanFarmakologi Keperawatan
Farmakologi Keperawatan
Sainal Edi Kamal
Ā 
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Sainal Edi Kamal
Ā 
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Sainal Edi Kamal
Ā 
At a Glance Anatomi
At a Glance AnatomiAt a Glance Anatomi
At a Glance Anatomi
Sainal Edi Kamal
Ā 

More from Sainal Edi Kamal (20)

Guidelines for Assassement of Pain
Guidelines for Assassement of PainGuidelines for Assassement of Pain
Guidelines for Assassement of Pain
Ā 
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Cara Pembuatan Obat yang Baik Jilid 2
Ā 
Jurnal Medicinus
Jurnal MedicinusJurnal Medicinus
Jurnal Medicinus
Ā 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Ā 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu BurungPharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Flu Burung
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung KoronerPharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Jantung Koroner
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik ArtritisPharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Rematik Artritis
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit DepresiPharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Depresi
Ā 
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan MenyusuiPharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Pharmaceutical Care Ibu Hamil dan Menyusui
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBCPharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit TBC
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPAPharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit ISPA
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit HipertensiPharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
Ā 
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DMPharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Ā 
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma
Pharmaceutical  Care Untuk Penyakit AsmaPharmaceutical  Care Untuk Penyakit Asma
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma
Ā 
Ph care asma
Ph care asmaPh care asma
Ph care asma
Ā 
Farmakologi Keperawatan
Farmakologi KeperawatanFarmakologi Keperawatan
Farmakologi Keperawatan
Ā 
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (pemula)
Ā 
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Anatomi dan Fisiologi Manusia (paramedis)
Ā 
At a Glance Anatomi
At a Glance AnatomiAt a Glance Anatomi
At a Glance Anatomi
Ā 

Recently uploaded

Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
Ā 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
Ā 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
Ā 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
Ā 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
Ā 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
Ā 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
Ā 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
Ā 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
Ā 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
Ā 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
Ā 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
Ā 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
Ā 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
Ā 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
Ā 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
Ā 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
Ā 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
Ā 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
Ā 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
Ā 

Recently uploaded (20)

Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Ā 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Ā 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Ā 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Ā 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Ā 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
Ā 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Ā 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Ā 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
Ā 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
Ā 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
Ā 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
Ā 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Ā 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Ā 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Ā 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Ā 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Ā 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
Ā 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Ā 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
Ā 

Metode penelitian

  • 1. 1
  • 2. Kilas Balik ā€¢Alam menunjukkan ā€œsesuatu dan memberi sesuatuā€ ā€¢Manusia ingin tahu ā€œada apa dengan sesuatu ituā€ dan ā€œdengan tahu sesuatu itu, manusia mendapat keuntungan dalam bentuk perbaikan kualitas kehidupanā€
  • 3. ā€¢Dengan tahu ā€œapiā€ ļƒ  manusia bisa membakar makanan yang diperolehnya. ā€¢Makanan bakar ļƒ  ternyata lebih awet dari makanan biasa, masa simpan lebih panjang ļƒ  berarti waktu untuk berburu dan memungut lebih dikurangi ļƒ  manusia dapat bekerja atau merenung untuk yang lain
  • 4. ā€¢Aristoteles (abad ke-3 SM) ļƒ  mengemukakan silogisme yang menjadi contoh dasar logika berfikir deduktif ļƒ  cara fikir yang mampu bertahan 2000 tahun sebagai dasar berfikir ilmiah ā€¢Masa Pemikiran Yunani ini bertahan terus dan dikembangkan di masa Islam oleh orang Arab
  • 5. ā€¢Bacon (15-16 M) ļƒ  empirisme ļƒ  bahwa pengalaman harus menjadi dasar dari semua ilmu pengetahuan ļƒ  dasar pemikiran induktif) ā€¢John Dewey ļƒ  perkawinan deduksi dan induksi (reflective thinking ļƒ  scientific thinking) ā€¢Scientific thinking menjadi dasar kegiatan METODOLOGI PENELITIAN
  • 6. Kebenaran ā€¢Apakah benar berbeda dengan kebenaran? ā€¢Apakah kebenaran itu ā€¢Mari kita pakai cara Socrates untuk itu!
  • 7. Kontinum kebenaran Benar (True) Kebenaran (Truth) Kebenaran absolut (absolute truth)
  • 8. Pengetahuan dan Kebenaran Ilmiah ā€¢Pengetahuan yang baik adalah pengetahuan yang konsisten, serupa dan objektif. ā€¢Pengetahuan yang memiliki ciri seperti ini diperoleh dari penelitian ilmiah.
  • 9. Dengan demikian penelitian (untuk mencari kebenaran ilmiah ini) memiliki komponen yaitu komponen: ā€¢ eksperimentasi atau observasi (yang pertama tertuju atas fakta yg belum terjadi dan yang berikutnya atas fakta yang telah terjadi), dan ā€¢Penjelasan atau argumentasi
  • 10. ā€¢Fakta yg membangun pengetahuan itu diperoleh dengan observasi atau eksperimentasi dan diberi arti terkait hubungan antar faktanya. ā€¢Disimpulkan ā€œkebenaran ilmiahā€ berdasar 2 hal: A. empirik B. logis/rasional (perkembangan dari rasionalisme Plato ļƒ  Yunani ke empirisme Bacon, Lock, Hume dkk)
  • 11. USULAN PENELITIAN Sistematika usulan penelitian bervariasi Alat untuk menuntun peneliti dalam penelitian Rambu-rambu bagi peneliti untuk mencari jawaban Penelitian lebih efisien
  • 12. J U D U L Persyaratan Judul Penelitian : Menggambarkan keseluruhan isi penelitian Sederhana, tidak terlalu panjang Tidak menggunakan singkatan, kecuali yang baku
  • 13. J U D U L Judul yang kurang tepat : Benarkah fenobarbital kurang efektif dibandingkan obat kejang yang lebih baru? Kegagalan terapi antibiotik pada penyakit diare pada anak-anak. Judul tidak boleh bersifat interogatif, sebaiknya kalimat positif yang netral.
  • 14. LATAR BELAKANG Syarat masalah penelitian (Hulley & Cummings) : F I N E R Feasible tersedia subjek penelitian, dana, waktu & keahlian Interesting Hendaknya menarik bagi peneliti
  • 15. Novel membantah, mengkonfirmasi penemuan dulu melengkapi, mengembangkan penelitian dulu menemukan sesuatu yang baru Ethical tidak bertentangan dengan etika Relevant bagi ilmu pengetahuan dasar penelitian selanjutnya
  • 16. SUMBER MASALAH ļƒ˜Kepustakaan ļƒ˜Bahan, diskusi, hasil konferensi/seminar/simposium/lokakarya ļƒ˜Pengalaman keseharian ļƒ˜Pendapat pakar yang bersifat spekulatif ļƒ˜Sumber non-ilmiah
  • 17. RUMUSAN MASALAH ļƒ¼Dikemukakan dalam kalimat tanya, agar lebih khas dan tajam ļƒ¼Substansinya hendaknya bersifat khas ļƒ¼Bila terdapat banyak pertanyaan, maka harus dipertanyakan secara terpisah
  • 18. H I P O T E S I S Syarat hipotesis : oDinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas & sederhana oMempunyai landasan teori yang kuat oMenyatakan hubungan antara variabel oDapat diuji secara empiris oRumusan khas, menggambarkan variabel yang diukur
  • 19. TUJUAN PENELITIAN 1.Tujuan Umum : dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir yang hendak dicapai, tujuan jangka panjang 2.Tujuan Khusus : disebutkan secara tajam hal- hal yang akan diukur, dinilai atau diperoleh dalam penelitian
  • 20. TINJAUAN PUSTAKA ā€¢Tidak perlu semua aspek dibahas secara seimbang ā€¢Penekanan utama pada hubungan antar variabel yang dipermasalahkan serta variabel lain yang berperan ā€¢Sumber daftar pustaka sebaiknya up to date, mungkin 5-7 tahun terakhir ā€¢Masalah tehnis penulisan harus diperhatikan, mengikuti Ejaan Bahasa Indonesia yg Benar
  • 21. METODOLOGI ā€¢Alat & Bahan yang Digunakan ā€¢Disain penelitian ā€¢Tempat & Waktu Penelitian ā€¢Populasi Penelitian ā€¢Cara Kerja ā€¢Defenisi Operasional ā€¢Rancangan Analisis Data
  • 22. HASIL & PEMBAHASAN Penyajian hasil penelitian memuat deskripsi sistematik tentang data dan temuan yang diperoleh. Deskripsi hasil penelitian dapat berupa narasi yang disertai analisis statistik, pengujian hipotesis (bila ada), tabel, grafik, gambar atau alat penolong lainnya
  • 23. Tujuan pembahasan adalah menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah, menafsirkan temuan-temuan, mengintegrasikan hasil dan temuan pada ilmu atau teori yang telah mapan, memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru dan menjelaskan implikasi hasil penelitian
  • 24. KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan dan tata urutannya hendaknya sama dengan urutan yang ada dalam hasil dan pembahasan sehingga konsistensi tetap terpelihara. Saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan serta pertimbangan peneliti yang ditujukan kepada para peneliti lain yang akan melanjutkan atau mengembangkan penelitian lebih lanjut.
  • 25. PENGUKURAN adalah proses kuantifikasi terhadap hasil observasi dengan memperhatikan referensi tertentu dan dinyatakan dalam unit yang baku atau yang dianggap baku. Variabel : berat badan, frekuensi jantung, dll Bukan variabel : badan, jantung dll
  • 26. Skala pengukuran a. Nominal : kategori sederajat, (sex, gol. darah) b. Ordinal : kategori tdk sederajat, (kadar kolesterol, status gizi) c. Rasio : nilai nol alami, (tinggi badan, berat badan) d. Interval : bukan nol alami (suhu; 0C vs 0F)
  • 27. D a t a Data Keras : kontrol kualitas yang ketat, ukuran tumor, rekaman elektrokardiogram. data nominal : status perkawinan, kelamin. Data Lunak : lebih subjektif, rasa sakit, nyaman.
  • 28. Data lunak dapat menjadi data keras : a.Membuat skor yang didasarkan pada data objektif , sehingga dapat diulang. b. Membuat defenisi operasional yang jelas terhadap pengukuran data lunak.
  • 29. Variasi pengukuran Fletcher membagi sumber variabilitas pengukuran : 1.Variasi Pengukuran : Instrumen : alat & cara pengukuran pemeriksa : orang yang mengukur 2.Variasi Biologik tekanan darah : aktivitas Vs istirahat kadar kimia : waktu beda, hasil beda
  • 30. Reabilitas Suatu hasil pengukuran dianggap andal bila hasilnya sama atau hampir sama pada pengukuran berulang. Keandalan pengukuran dipengaruhi : a.Variabilitas pengamat ; pemilihan kata dalam wawancara, skill pengamat b.Variabilitas subjek ; variasi biologi (emosi, tekanan darah) c.Variabilitas instrumen ; kebisingan
  • 31. Strategi meningkatkan reabilitas Standardisasi cara pengukuran Pelatihan pengukur Automatisasi Penyempurnaan instrumen
  • 32. validitas Kesahihan menunjukkan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang seharusnya diukur. Timbangan : mengukur berat badan Stethoscope : mengukur tekanan darah ā€œ volume air mata bukan ukuran yang sahih untuk mengukur kesedihan ā€œ
  • 33. Strategi meningkatkan validitas Melakukan pemeriksaan tanpa setahu subyek Melakukan pemeriksaan tanpa identitas subyek Kalibrasi alat
  • 34. Pemilihan Subjek Penelitian Hasil penelitian : 1.Berlaku untuk populasi yang luas 2.Dapat diterapkan kepada pasien lain Peneliti tidak melakukan penelitian pada semua populasi, melainkan hanya mengambil sebagian sampel yang mewakili populasi induknya. Mampu dilaksanakan berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga, peralatan serta biaya
  • 35. populasi Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi karakteristik tertentu (manusia, binatang percobaan, data laboratorium, dll) A.Populasi Target Merupakan populasi yang menjadi akhir penerapan penelitian. Perbandingan efektifitas antibiotik baru A dengan antibiotik standar B pada bayi penderita sepsis.
  • 36. B. Populasi Terjangkau Merupakan bagian dari populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti. Rasionalisasi penggunaan obat antibiotik pada RS. A pada tahun 2012. dibatasi oleh tempat dan waktu
  • 37. Sampel Merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasi. A.Sampel yang dikehendaki Bagian populasi target yang akan diteliti secara langsung. Memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
  • 38. B. Subyek yang diteliti Bagian sampel yang dikehendaki dikurangi sampel drop out. Keuntungan penggunaan sampel : 1.Lebih murah 2.Lebih mudah 3.Lebih cepat 4.Lebih akurat 5.Mewakili populasi
  • 39. Cara Pemilihan Sampel 1.PROBABILITY SAMPLING a. Simple Random Sampling b. Systematic Sampling c. Stratified Random Sampling d. Cluster Sampling 2.NON-PROBABILITY SAMPLING a. Consecutive Sampling b. Convenience Sampling
  • 40. Simpel Random Sampling Pada cara ini, kita menghitung terlebih dahulu jumlah populasi yang akan dipilih sampelnya, kemudian diambil sebagian dengan menggunakan tabel random. Contoh : kita akan mengambil 20 sampel dari 200 subyek. 07483 51453 11649 76431 81594 95848 36738 25014 15460 Akan diambil angka yang terdiri dari 3 digit, angka yang diambil adalah yg Ė‚ 200, angka yang sama selanjutnya diabaikan.
  • 41. Systematic Sampling Pada cara ini ditentukan bahwa tiap subyek no ke sekian dimasukkan dalam sampel. Bila kita ingin mengambil 1/n dari populasi, maka setiap pasien nomor n dimasukkan ke dalam sampel. Contoh : dipilih 20 dari 200 pasien. 20/200 = 1/10 bagian dari populasi menjadi sampel. 10, 20, 30, 40, dst
  • 42. Stratified Random Sampling Bila sampling dilakukan terhadap semua subyek terkadang diperoleh sampel dgn variasi yg besar dan kesimpulannya menjadi bias, untuk itu sampel perlu distratifikasi. Contoh : insidens miokarditis difterika pd pasien umur 0-10 tahun. Diketahui bahwa anak Ėƒ 5 tahun kenaikan SGOT lebih nyata dari anak Ė‚ 5 tahun. Bila diambil 100 dari anak 0-10 tahun lalu diambil 20 sampel maka nilai variabilitasnya akan besar. Solusi : dibuatkan stratifikasi Ėƒ 5 & Ė‚ 5 tahun.
  • 43. Cluster Sampling Proses penarikan sampel secara acak pada kelompok individu dalam populasi alamiah, misalnya berdasarkan wilayah (kodya, kecamatan, dst) Contoh : akan diteliti kejadian karies dentis pada anak sekolah di Makassar, dibutuhkan 6000 subyek yg mewakili anak sekolah di Makassar. Dari daftar sekolah di Kanwil Depdikbud Makassar diambil secara random 100 SD, masing2 sekolah diambil 60 siswa secara random sampling.
  • 44. Consecutive Sampling Pada CS setiap pasien yg memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dlm penelitian sampai kurun waktu tertentu, hingga jumlah pasien terpenuhi. Agar CS menyerupai Probability Sampling maka jangka waktu pemilihan pasien jangan terlalu pendek. Contoh : pengambilan pasien DBD pd bulan Agustus dan September kurang menggambarkan karakteristik pasien DBD secara keseluruhan, mengingat puncak insiden DBD biasanya pd bulan April-Juni
  • 45. Convenience Sampling Pada cara ini sampel tanpa sistematika sehingga tidak dapat dianggap mewakili populasi sumber, apalagi populasi target. Contoh : akan diteliti kadar Ig pasien penyakit jantung bawaan. Ditetapkan besar sampel 40 kasus. Untuk mudahnya peneliti pada suatu hari hanya mengambil kasus di poliklinik jantung sebanyak 9 kasus, kemudian pada bulan depan peneliti mengambil lg 31 kasus untuk mencukupi kebutuhannya.
  • 46. Judgemental Sampling Pada cara ini peneliti memilih subyek penelitian berdasarkan pertimbangan subyektifnya. Contoh : akan diteliti pendapat ibu tentang perbandingan pemberian ASI dan susu botol, maka dipilih ibu yg pernah memberikan ASI dan susu formula, atau ibu yg pendidikannya cukup sehingga dapat memberikan informasi yg akurat.
  • 47. Desain Penelitian Desain penelitian mencakup semua rencana pelaksanaan suatu penelitian, mulai dari adanya permasalahan sampai dengan kegiatan yang paling terakhir pada suatu penelitian Kegunaan desain penelitian : 1.Sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. 2.Alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh pada suatu penelitian.
  • 48. Hal-hal yang diperhatikan dalam penentuan desain penelitian : 1.Apakah ada intervensi (eksperimental) 2.Hanya melakukan pengamatan (observasi) 3.Apakah meneliti peristiwa yang sudah berlangsung (retrospektif) 4.Apakah meneliti peristiwa yang belum terjadi (prospektif)
  • 49. Klasifikasi Jenis Penelitian 1.Penelitian Deskriptif -Hasil penelitian disajikan apa adanya -Tidak ada hipotesa -Tanpa kontrol Contoh : survai angka kesakitan dan kematian, gambaran klinik suatu penyakit
  • 50. 2. Penelitian Analitik -Dilakukan analisis data -Mencari hubungan antar variabel -Perlu ada hipotesis
  • 51. Observasional A.Cross Sectional Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat. Artinya tiap subyek hanya diobservasi satu kali saja dan tidak ada tindak lanjut. Desain Cross Sectional dapat dipergunakan untuk penelitian deskriktif dan dapat pula untuk penelitian analitik
  • 52. Contoh : -Persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di suatu komunitas (deskriptik) -Perbedaan proporsi pemberian ASI eksklusif berdasarkan pada tingkat pendidikan ibu (analitik) -Prevalensi asma pada anak sekolah di Jakarta (deskriptik) -Perbedaan prevalensi asma antara siswa laki- laki dan perempuan (analitik)
  • 53. Dalam studi analitik Cross Sectional, pengukuran antara variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan hanya sekali. Dari pengukuran dapat diketahui jumlah subyek yg mengalami efek baik pd kelompok dengan faktor resiko maupun kelompok tanpa faktor resiko.
  • 54. Aplikasi : Hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir (BBL). Tahap pertama: mengidentifikasi variabel- variabel yang akan diteliti dan kedudukkannnya masing-masing: 1)Variabel dependen (efek) 2)Variabel independen (resiko)
  • 55. Tahap Kedua : menetapkan populasi dan sampelnya. Subjek penelitian disini adalah ibu-ibu yang baru melahirkan (Tempat, waktu dibatasi) Kemudian cara pengambilan sampelnya, apakah berdasarkan teknik random atau non random
  • 56. Tahap Ketiga : melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap variabel dependen dan independen (dalam waktu yang sama). Caranya : mengukur berat badan bayi yang baru dilahirkan dan memeriksa Hb darah ibu
  • 57. Tahap Keempat : mengolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan antara berat badan bayi lahir dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti adanya atau tidak adanya hubungan antara anemia besi dengan berat badan bayi lahir.
  • 58. B. Kasus-Kontrol Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran var. Tergantung sedangkan var. Bebasnya dicari secara retrospektif. Artinya dilakukan dulu identifikasi kasus yg terkena penyakit (efek) kemudian diikuti secara retrospektif ada atau tidaknya faktor resiko yg berperan. Kontrol dipilih dari populasi yg sama karakteristiknya dgn kasus.
  • 59. Ciri-ciri studi kasus kontrol : pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, kemudian dilakukan pengamatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut kasus, berupa insidensi (kasus baru) yang muncul dari suatu populasi, sedang subyek yang sedang tidak menderita penyakit disebut kontrol, yang dipilih secara acak dari populasi yang berbeda dengan populasi asal kasus. Tetapi untuk keperluan inferensi kausal, kedua populasi itu harus dipastikan setara.
  • 60. Aplikasi desain : Pada penelitian hubungan antara CA payudara dan penggunaan kontrasepsi oral (OC) pada rumah sakit X pada periode tahun 2008.
  • 61. Maka kasus adalah jumlah kasus baru CA payudara di RS X selama tahun 2008 dan kontrol semua pasien non kanker dalam jumlah yang sama dari RS X. Selanjutnya kita akan melihat berapa orang yang terpapar dan berapa orang yang tidak terpapar kontrasepsi oral pada kelompok kasus dan kontrol pada periode tahun 2008 tersebut.
  • 62. Jika kasus secara bermakna lebih banyak menggunakan OC dibanding kontrol, maka kita bisa menyimpulkan ada pengaruh buruk dari OC sehingga kita sampai pada kesimpulan pemakaian OC memperbesar kemungkinan untuk mengalami CA payudara dan sebaliknya.
  • 63. C. Kohort Pada penelitian kohort yg diidentifikasi dulu adalah kausanya kemudian subyek diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada tidaknya efek. Subyek yg terpajan menjadi kelompok yg diteliti sedang subyek yg tdk terpajan menjadi kontrol.
  • 64. Ciri-ciri studi kohort : pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek dalam perkembangannya mengalami penyakit yang diteliti atau tidak. Kelompok-kelompok studi dengan karakter tertentu yang sama (yaitu pada awalnya bebas dari penyakit) tetapi memiliki tingkat paparan yang berlainan, dan kemudian dibandingkan insidensi penyakit yang dialaminya selama periode waktu,
  • 65. Aplikasi desain : Pada penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan antara CA Paru dengan merokok (Risiko) dengan pendekatan prospektif .
  • 66. ā€¢Menentukan populasi dan sampel penelitian semua pria dengan umur antara 40 ā€“ 50 tahun baik yang merokok maupun tidak merokok pada suatu wilayah atau tempat tertentu. ā€¢Mengidentifikasi orang yang merokok dan yang tidak merokok dengan perbandingan jumlah yang sama.
  • 67. ā€¢Mengamati efek pada kelompok yang merokok dan kelompok orang yang tidak merokok sampai pada periode waktu tertentu misal 10 tahun. ā€¢Membandingkan proporsi orang-orang yang menderita CA paru dan orang-orang yang tidak menderita CA paru baik pada kelompok perokok (kasus) maupun pada kelompok tidak perokok (kontrol).
  • 68. D. Eksperimental Disebut jg studi intervensional, adalah rancangan penelitian yg dipergunakan untuk mencari hubungan sebab akibat. Pada studi ini asosiasi sebab akibat lebih tegas dan lebih nyata, tetapi studi ini umumnya mahal dan rumit.
  • 69. Karakteristik desain penelitian Peneliti mengamati bahwa sebagian besar pasien yg menunjukkan gejala asma sebelum berumur 1 tahun dalam anamnesis ternyata diberi susu formula pada masa neonatus. Padahal dalam populasi persentase bayi yg mendapat susu formula pada masa neonatus kira- kira 50%.
  • 70. A.Desain Cross-Sectional Katakanlah terdapat 1000 bayi, 100 menunjukkan gejala asma. Dari 100 hanya 80 mendapat susu formula (neonatus), 20 lainnya ASI. Pada 900 bayi tdk asma, 300 bayi (susu formula) sebelum berusia 1 bulan, 600 lainnya tdk. Rasio prevalens : perbandingan bayi asma mendapat susu formula (80/380) dgn bayi tanpa asma mendapat susu formula (20/620). Rasio : 80/380 : 20/620 = 6,53
  • 71. Formula Dini Asma Dini Ya Tidak Jumlah Ya 80 300 380 Tidak 20 600 620 Jumlah 100 900 1000
  • 72. B. Studi Kasus-Kontrol Misalnya dikumpulkan 50 bayi menunkukkan manifestasi asma pd umur kurang dr 1 tahun (klp kasus yg berefek), dicari 50 bayi kurang dr 1 tahun yg tdk asma (kontrol). Rasio odds : bila dr 50 bayi asma 37 diberi susu formula dini (odds : 37/55 : 18/55 = 37/18) dan bayi tanpa asma 18 diberikan formula dini (odds : 13/45 : 32/45 = 13/32) Rasio odds : 37/18 : 13/32 = 37 x 32 : 18 x 13 = 5,1
  • 73. Formula Dini Asma Dini Ya Tidak Jumlah Ya 37 18 55 Tidak 13 32 45 JUmlah 50 50 100
  • 74. C. Studi Kohort Misalnya kt mengamati bayi baru lahir (1000). 300 bayi secara alamiah diberi susu formula sebelum 1 bulan, 700 tdk. Diamati selama 1 tahun. Akan di teliti apakah terdapat manifestasi asma sebelum usia 1 tahun . Bila dr 300 bayi diberi formula dini 100 asma dini (insidens 100/300) dan dr 700 tdk diberi formula 50 asma dini (50/700) maka rasio insidens (RR) : 100/300 : 50/700 = 4,7
  • 75. Formula Dini Asma Dini Ya Tidak Jumlah Ya 100 200 300 Tidak 50 650 700 Jumlah 150 850 1000
  • 76. Perkiraan Besar Sampel ā€¢Berapakah besar sampel minimal yang diperlukan ? ā€¢Hasil penelitian secara klinis penting ā€¢Uji statistik yang bermakna ā€¢Hasil bias tidak dipublikasikan ā€¢Estimasi besar sampel dilakukan sebelum penelitian
  • 77. Estimasi Sampel A.Perbedaan hasil penelitian Makin sedikit beda yang diinginkan, makin besar sampel dibutuhkan. Contoh : Obat baru A memberikan kesembuhan 50% lebih tinggi dari obat B (obat B kesembuhan 20%, dengan obat A 70%) Bila diulang, tidak wajar menggunakan angka 50% sebagai perkiraan perbedaan hasil.
  • 78. Perbedaan sebesar 20%, 15% atau 10% merupakan angka rasional untuk mempertanyakan efek obat dan menuangkannya ke dalam penelitian. Jadi besar sampel dapat dikurangi dengan memperbesar beda hasil yg diinginkan, misal dari 20% menjadi 50% tapi ini akan memperbesar resiko hasil penelitian secara statistik menjadi tdk bermakna.
  • 79. B. Kesalahan Uji Hipotesis 1.Kesalahan Ī± : besarnya peluang menolak Ho pd sampel, padahal Ho benar. 2.Kesalahan Ɵ : besarnya peluang menerima Ho, sebenarnya harus di tolak. Nilai Ī± dan nilai Ɵ dapat dikurangi bersama- sama dengan memperbesar sampel
  • 80. Nilai Ī± : 0,05 dan 0,01 uji 2 arah (nilai zĪ± : 1,960 dan 2,575) lihat tabel distribusi z. Nilai Ī± : 0,05 dan 0,01 uji 1 arah (nilai zĪ± : 1,640 dan 1,960) Uji 1 arah sampel lebih kecil dibandingkan uji 2 arah.
  • 81. C. Power Penelitian Adalah kemampuan suatu penelitian untuk mendapatkan beda secara statistik bermakna (kekuatan menolak Ho). Nilai Ɵ (power) ditetapkan peneliti biasanya 80% atau 90% (nilai zƟ 0,842 dan 1,282), selalu 1 arah.
  • 82. Tingkat Kesalahan ZĪ± satu arah Atau zƟ ZĪ± dua arah 0,005 2,576 2,813 0,010 2,236 2,576 0,025 1,960 2,248 0,050 1,645 1,960 0,100 1,282 1,645 0,150 1,036 1,440 0,200 0,842 1,282 Tabel Distribusi Z
  • 83. Untuk suatu studi cross-sectional dengan populasi infinite, rumus yang dapat digunakan adalah: n = (Zkuadrat * pq) / d kuadrat di mana n = jumlah sampel p = perkiraan proporsi atau prevalensi pada populasi q = 1 - p Z = angka baku, bila kita memilih alfa 5% maka nilainya sebesar 1,960 d = presisi absolut dari prevalensi sebenarnya, misalnya plus minus 5%
  • 84. Studi cross-sectional dengan populasi finite, rumusnya: NZ2 pq n = --------------------- d2 (N-1) + Z2pq di mana N = jumlah populasi n = jumlah sampel p = perkiraan proporsi atau prevalensi pada populasi q = 1 - p Z = angka baku, bila kita memilih alfa 5% maka nilainya sebesar 1,960 d = presisi absolut dari prevalensi sebenarnya, misalnya plus minus 5%
  • 85. ā€¢Contoh untuk studi cross-sectional Suatu studi prevalensi infeksi Morbus Hansen akan dilakukan pada anak remaja di Kota Lanteangoro. Studi di kota lain menunjukkan prev. MH anak remaja sebesar 0.1%. Bila peneliti menginginkan presisi sebesar plus- minus 1% dengan tingkat keyakinan 95%, berapa sampel yang dibutuhkan?
  • 86. ā€¢Penyelesaian p = 1% ļƒ  0,01 q = 1-p =1-0,01=0,99 Tingkat keyakinan 95% ļƒØ Z alfa = 1,960 (lihat Tabel distribusi normal) d = 1% ļƒ  0,01 (1,960 kuadrat) (0,01*0,99) n = --------------------------------- = 380,16 0,01 kuadrat
  • 87. ā€¢Studi case-control, perhitungan n (untuk masing2 kelompok kasus dan kontrol) (po.qo + p1q1) (Z1-alfa/2 + Z1-B)kuadrat n = ------------------------------------------- (p1-po)kuadrat di mana n = jumlah sampel po= proporsi pajanan positip pd kelompok kontrol qo= 1 ā€“ po p1= proporsi pajanan positip pada kelompok kasus ļƒ  = (po * OR)/1 + po (OR-1) q1= 1 ā€“ p1 Zalfa = angka baku, bila kita memilih alfa 5% nilainya sebesar 1,960 Zbetha idem (lihat daftar distribusi Gauss)
  • 88. ā€¢Contoh untuk case control ā€¢Suatu rencana penelitian tentang bumbu masak abrakadabra dengan disfungsi refleks pada anak usia balita. Penelitian awal menunjukkan secara umum saat ini sekitar 30% bumbu tsb digunakan ibu di dapur. Pada kasus disfungsi refleks tsb yang ditemukan di RS, 1 dari 5 anak balita mengkonsumsi bumbu masak abrakadabra ini sejak usia dini. OR pada pemakai diduga sebesar 2.0. Dipilih alfa 5% dan beta 10%. ā€¢Berapa jumlah sampel yang dibutuhkan bila diinginkan kasus/kontrol ļƒ  1 : 2.
  • 89. Penyelesaian ā€¢Po= anak yg aktif mengkonsumsi pd kontrol 30% ļƒ  0,3 ā€¢P1= (0,3 * 2)/1 + 0,3 (2-1) = 0,46 ā€¢P= (0,46 + 0,30)/2 = 0,38 ļƒ  q = 0,62 ā€¢Z alfa 1,96 dan beta 1,28 (1 + Ā½) 0,38(0,62) (1,96 + 1,28)kuadrat ā€¢n kasus = ---------------------------------------- (0,46 ā€“ 0,30)kuadrat = 144,91 = 145 n kontrol = 2 * 145 = 290
  • 90. Odds Rasio : perbandingan antara peluang terjadinya sesuatu dengan peluang untuk tidak terjadinya sesuatu. Rasio odds = 1 : faktor yg diteliti tidak merupakan resiko untuk terjadinya efek. Rasio odds Ėƒ 1 : faktor yg diteliti merupakan resiko untuk terjadinya efek.
  • 91. ā€¢Studi cohort atau eksperimen, perhitungan n untuk tiap kelompok (po.qo + p1q1) (Z1-alfa/2 + Z1-B)kuadrat n = ------------------------------------------------------- (p1-po)kuadrat di mana n = jumlah sampel po= proporsi sakit pada pajanan negatif qo= 1 ā€“ po p1= proporsi sakit pada kelompok pajanan positip ļƒ  = (po * RR) q1= 1 ā€“ p1 Zalfa= angka baku, bila kita memilih alfa 5% nilainya sebesar 1,960 Zbetha (lihat daftar distribusi Gauss) ļƒ  utk power 20% ļƒ  0,84 ; utk power 10% ļƒ  1,28
  • 92. RR (relative risk) : perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor resiko dengan insidens efek pada kelompok tanpa resiko. Nilai RR = 1 maka faktor yg diteliti bukan faktor resiko. Nilai RR Ė‚ 1 menunjukkan bahwa faktor diteliti bersifat protektif.
  • 93. ā€¢Suatu studi kohor akan dilakukan untuk melihat apakah ibu pengguna atap asbes dan peralatan asbes lainnya berpengaruh pd keganasan dalam paru ibu. Ada 0,03 insidensi kumulatif pada ibu yang bukan pemakai, Perkiraan risiko relatif sebesar 1,9. Bila dipilih alfa 0,05 dan beta 10% berapa sampel yg dibutuhkan?
  • 94. Penyelesaian ā€¢po = 0,03 qo = 0,97 ā€¢p1 = 0,03 * 1,9 = 0,057 ā€¢q1 = 1 ā€“ 0,057 = 0,943 ā€¢Z a ļƒ  1,96 dan beta ļƒ  1,28 [0,03(0,97)+0,057(0,943)] (1,96+1,28)kuadrat ā€¢n= ----------------------------------------------------- = (0,057 ā€“ 0,030) kuadrat = 1193,05 ļƒ  1193 sampel pd kelompok pajanan positip dan 1193 sampel pada kelompok pajanan negatif
  • 95. ā€¢Studi eksperimental : (k-1) (n-1) ā‰„ 15 keterangan : k : jumlah kelompok n : jumlah sampel dalam tiap kelompok
  • 96. Uji efek infus bunga kembang sepatu terhadap kadar kolesterol serum darah tikus putih ā€¢Penyelesaian : ā€¢(3-1) (n-1) ā‰„ 15 ā€¢2 (n-1) ā‰„ 15 ā€¢2n ā‰„ 17 ā€¢n ā‰„ 8,5 ā€¢n ā‰„ 9
  • 97. Penulisan Hasil Penelitian Untuk siapa laporan penelitian ditujukan : 1.Masyarakat akademik 2.Pihak sponsor penelitian 3.Masyarakat umum
  • 98. Untuk Masyarakat Akademik ā€¢Bentuk Jurnal, Skripsis, Tesis dan Disertasi ā€¢Pertanggungjawabannya ke tim penguji ā€¢Format penulisan disesuaikan ā€¢Untuk jurnal hendaknya masalah yg di bahas dibatasi
  • 99. Untuk Sponsor Penelitian ā€¢Format disesuaikan keinginan penyandang dana ā€¢Peneliti dan sponsor harus berkomunikasi sebelum, selama & setelah penelitian selesai ā€¢Sponsor menginginkan hasil yg bisa menjadi landasan aktifitas programnya ā€¢Laporan pertanggungjawaban keuangan & fasilitas lebih dipentingkan
  • 100. Untuk Masyarakat Umum ā€¢Memperkaya khasanah keilmuan ā€¢Bermanfaat untuk kesejahteraan & kesehatan masyarakat ā€¢Bentuk artikel dalam surat kabar dan majalah ā€¢Format tidak terikat
  • 101. Bentuk umum laporan ilmiah Bentuk umum sistematika usulan penelitian sama dengan sistematika laporan ilmiah. Perbedaan mendasar hanya pada usulan penelitian dituliskan hal yg dapat dilakukan sedangkan pada laporan hasil penelitian ditulis hal yg telah dilaporkan, dilengkapi juga dengan diskusi.
  • 102. Komponen Jurnal 1.Judul Laporan Penelitian harus menarik minat pembaca, jelas dan mewakili isi utama hasil penelitian. 2.Nama Pengarang & Institusi sering menjadi jaminan mutu isi laporan penelitian (kurang bijaksana). pada prinsipnya peneliti yg mempunyai andil & ide dalam persiapan sampai pelaksanaan yg menjadi peneliti utama.
  • 103. Komponen Jurnal 3. Abstrak merupakan bentuk mini karangan ilmiah dan harus tersusun sebagai IMRAD : Introduction : alasan utama penelitian dilaksanakan Methods : bagaimana bagian utama penelitian dilakukan Results : hasil utama yang diperoleh Discussion : kesimpulan utama penelitian Terdiri dari 200-250 kata, laporan pendek 100-150 kata
  • 104. Komponen Jurnal 4. Pendahuluan biasanya terdiri atas bagian : a.Alasan penelitian dilakukan b.Hipotesis yg akan dijawab c.Disain yg dipakai
  • 105. Komponen Jurnal 5. Cara Kerja a.Prinsipnya adalah mengurai secara rinci apa yg telah dilakukan dalam penelitian b.Peneliti lain dapat mengulangi dengan benar
  • 106. Komponen Jurnal 6. Hasil A. Teknik Penulisan 1. Dalam mengemukakan hasil tidak perlu diberikan ulasan, komentar dll, kecuali pada karangan pendek yg menggabungkan komponen hasil & pembahasan. 2. Tidak perlu mengulang dalam narasi hal telah disajikan dalam tabel atau gambar, kecuali menyebutkan sebagian diantaranya hal yg diangggap penting, kontroversial, dll.
  • 107. Komponen Jurnal B. Bagian Deskriptif Meskipun yg dilaporkan merupakan penelitian analitik , akan tetapi laporan tentang hasil penelitian selalu didahului dengan penyajian deskriptif tentang sampel yang diteliti. Akan sangat bermanfaat bila dilakukan tabulasi variabel antara kelompok yg diperbandingkan
  • 108. Komponen Jurnal C. Bagian Analitik Bagian ini dikemukakan secara logis. Analitik yg bersifat umum dikemukakan terlebih dahulu, disusul dengan analisis yg lebih rinci. Telah menjadi kebiasaan menulis hasil dalam bentuk tabel, misalnya tabel 2 x 2 untuk uji diagnostik, studi kohor, studi kasus kontrol, uji t atau anova.
  • 109. Komponen Jurnal D. Cara Penulisan Bilangan 1.Bilangan terdiri sari satu digit , tdk diikuti satuan, dapat ditulis dgn huruf. 2.Bilangan satu digit diikuti satuan, ditulis dgn angka 3.Bilangan terdiri dari 2 digit atau lebih ditulis dgn angka 4.Bilangan pd awal kalimat tetap ditulis dgn huruf
  • 110. Komponen Jurnal 7. Diskusi a.Mencakup kesimpulan dan saran b.Menghubungkan hasil dengan pertanyaan penelitian c.Dikemukakan keterbatasan penelitian, baik disain maupun eksekusinya
  • 111. Komponen Jurnal Hal-hal yg diperhatikan dalam penulisan hasil diskusi : 1.Tidak mengulang hal yg telah disajikan dalam hasil, kecuali untuk menggarisbawahi hal-hal yg penting 2.Membahas dgn rinci apa yg ditemukan pada hasil 3.Meskipun penulis diberi hak yg seluasnya untuk mengajukan pendapat namun kesimpulan harus benar-benar didukung oleh data penelitian
  • 112. Komponen Jurnal 8. Ucapan Terimaksih diberikan kepada semua pihak yg telah membantu 9. Kepustakaan Acuan yang perlu ditekankan, namun sering dilanggar adalah kemutlakan kesesuaian antara kutipan dalam naskah dengan daftar pustaka 10. Lampiran penyertaan lampiran sangat jarang diperlukan dalam jurnal, bila doperlukan (diperkenankan oleh editor), rumus statistik, tabel prosedur, dll yg relevan dapat disertakan