ugas Radiologi
Dibuat oleh : Fransiska Lumempouw
Stase Kepaniteraan Klinik Radiologi
Universitas Kristen Indonesia
untuk bahan bacaan dan referensi tugas
ugas Radiologi
Dibuat oleh : Fransiska Lumempouw
Stase Kepaniteraan Klinik Radiologi
Universitas Kristen Indonesia
untuk bahan bacaan dan referensi tugas
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
Ā
kita akan mempelajari tentang āPerhitungan sampel dalam penelitian epidemiologiā
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo ļæ½Jakarta
Video pembelajaran dapat dilihat di YouTube Channel: Auditya Sutarto
Materi pendahuluan perkuliahan Metodologi Penelitian untuk Prodi Teknik Industri yang relevan untuk digunakan pula bagi jurusan atau prodi lain.
Topik meliputi konsep dan definisi pengetahuan, sains, pseudosains, penelitian, prosedur ilmiah, dan jenis-jenis penelitian
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Ā
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Kilas Balik
ā¢Alam menunjukkan āsesuatu dan memberi sesuatuā
ā¢Manusia ingin tahu āada apa dengan sesuatu ituā dan ādengan tahu sesuatu itu, manusia mendapat keuntungan dalam bentuk perbaikan kualitas kehidupanā
3. ā¢Dengan tahu āapiā ļ manusia bisa membakar makanan yang diperolehnya.
ā¢Makanan bakar ļ ternyata lebih awet dari makanan biasa, masa simpan lebih panjang ļ berarti waktu untuk berburu dan memungut lebih dikurangi ļ manusia dapat bekerja atau merenung untuk yang lain
4. ā¢Aristoteles (abad ke-3 SM) ļ mengemukakan silogisme yang menjadi contoh dasar logika berfikir deduktif ļ cara fikir yang mampu bertahan 2000 tahun sebagai dasar berfikir ilmiah
ā¢Masa Pemikiran Yunani ini bertahan terus dan dikembangkan di masa Islam oleh orang Arab
5. ā¢Bacon (15-16 M) ļ empirisme ļ bahwa pengalaman harus menjadi dasar dari semua ilmu pengetahuan ļ dasar pemikiran induktif)
ā¢John Dewey ļ perkawinan deduksi dan induksi (reflective thinking ļ scientific thinking)
ā¢Scientific thinking menjadi dasar kegiatan METODOLOGI PENELITIAN
6. Kebenaran
ā¢Apakah benar berbeda dengan kebenaran?
ā¢Apakah kebenaran itu
ā¢Mari kita pakai cara Socrates untuk itu!
8. Pengetahuan dan Kebenaran Ilmiah
ā¢Pengetahuan yang baik adalah pengetahuan yang konsisten, serupa dan objektif.
ā¢Pengetahuan yang memiliki ciri seperti ini diperoleh dari penelitian ilmiah.
9. Dengan demikian penelitian (untuk mencari kebenaran ilmiah ini) memiliki komponen yaitu komponen:
ā¢ eksperimentasi atau observasi (yang pertama tertuju atas fakta yg belum terjadi dan yang berikutnya atas fakta yang telah terjadi), dan
ā¢Penjelasan atau argumentasi
10. ā¢Fakta yg membangun pengetahuan itu diperoleh dengan observasi atau eksperimentasi dan diberi arti terkait hubungan antar faktanya.
ā¢Disimpulkan ākebenaran ilmiahā berdasar 2 hal:
A. empirik
B. logis/rasional
(perkembangan dari rasionalisme Plato ļ Yunani ke empirisme Bacon, Lock, Hume dkk)
11. USULAN PENELITIAN Sistematika usulan penelitian bervariasi Alat untuk menuntun peneliti dalam penelitian Rambu-rambu bagi peneliti untuk mencari jawaban Penelitian lebih efisien
12. J U D U L
Persyaratan Judul Penelitian : Menggambarkan keseluruhan isi penelitian Sederhana, tidak terlalu panjang Tidak menggunakan singkatan, kecuali yang baku
13. J U D U L
Judul yang kurang tepat : Benarkah fenobarbital kurang efektif dibandingkan obat kejang yang lebih baru? Kegagalan terapi antibiotik pada penyakit diare pada anak-anak.
Judul tidak boleh bersifat interogatif, sebaiknya kalimat positif yang netral.
14. LATAR BELAKANG
Syarat masalah penelitian (Hulley & Cummings) :
F I N E R Feasible
tersedia subjek penelitian, dana, waktu & keahlian Interesting
Hendaknya menarik bagi peneliti
15. Novel
membantah, mengkonfirmasi penemuan dulu
melengkapi, mengembangkan penelitian dulu
menemukan sesuatu yang baru Ethical
tidak bertentangan dengan etika Relevant
bagi ilmu pengetahuan
dasar penelitian selanjutnya
16. SUMBER MASALAH
ļKepustakaan
ļBahan, diskusi, hasil konferensi/seminar/simposium/lokakarya
ļPengalaman keseharian
ļPendapat pakar yang bersifat spekulatif
ļSumber non-ilmiah
17. RUMUSAN MASALAH
ļ¼Dikemukakan dalam kalimat tanya, agar lebih khas dan tajam
ļ¼Substansinya hendaknya bersifat khas
ļ¼Bila terdapat banyak pertanyaan, maka harus dipertanyakan secara terpisah
18. H I P O T E S I S
Syarat hipotesis :
oDinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas & sederhana
oMempunyai landasan teori yang kuat
oMenyatakan hubungan antara variabel
oDapat diuji secara empiris
oRumusan khas, menggambarkan variabel yang diukur
19. TUJUAN PENELITIAN
1.Tujuan Umum : dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir yang hendak dicapai, tujuan jangka panjang
2.Tujuan Khusus : disebutkan secara tajam hal- hal yang akan diukur, dinilai atau diperoleh dalam penelitian
20. TINJAUAN PUSTAKA
ā¢Tidak perlu semua aspek dibahas secara seimbang
ā¢Penekanan utama pada hubungan antar variabel yang dipermasalahkan serta variabel lain yang berperan
ā¢Sumber daftar pustaka sebaiknya up to date, mungkin 5-7 tahun terakhir
ā¢Masalah tehnis penulisan harus diperhatikan, mengikuti Ejaan Bahasa Indonesia yg Benar
21. METODOLOGI
ā¢Alat & Bahan yang Digunakan
ā¢Disain penelitian
ā¢Tempat & Waktu Penelitian
ā¢Populasi Penelitian
ā¢Cara Kerja
ā¢Defenisi Operasional
ā¢Rancangan Analisis Data
22. HASIL & PEMBAHASAN
Penyajian hasil penelitian memuat deskripsi sistematik tentang data dan temuan yang diperoleh. Deskripsi hasil penelitian dapat berupa narasi yang disertai analisis statistik, pengujian hipotesis (bila ada), tabel, grafik, gambar atau alat penolong lainnya
23. Tujuan pembahasan adalah menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah, menafsirkan temuan-temuan, mengintegrasikan hasil dan temuan pada ilmu atau teori yang telah mapan, memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru dan menjelaskan implikasi hasil penelitian
24. KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan dan tata urutannya hendaknya sama dengan urutan yang ada dalam hasil dan pembahasan sehingga konsistensi tetap terpelihara.
Saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan serta pertimbangan peneliti yang ditujukan kepada para peneliti lain yang akan melanjutkan atau mengembangkan penelitian lebih lanjut.
25. PENGUKURAN
adalah proses kuantifikasi terhadap hasil observasi dengan memperhatikan referensi tertentu dan dinyatakan dalam unit yang baku atau yang dianggap baku.
Variabel : berat badan, frekuensi jantung, dll
Bukan variabel : badan, jantung dll
26. Skala pengukuran
a. Nominal : kategori sederajat, (sex, gol. darah)
b. Ordinal : kategori tdk sederajat, (kadar kolesterol, status gizi)
c. Rasio : nilai nol alami, (tinggi badan, berat badan)
d. Interval : bukan nol alami (suhu; 0C vs 0F)
27. D a t a Data Keras : kontrol kualitas yang ketat,
ukuran tumor, rekaman elektrokardiogram.
data nominal : status perkawinan, kelamin.
Data Lunak : lebih subjektif, rasa sakit, nyaman.
28. Data lunak dapat menjadi data keras :
a.Membuat skor yang didasarkan pada data objektif , sehingga dapat diulang.
b. Membuat defenisi operasional yang jelas terhadap pengukuran data lunak.
29. Variasi pengukuran
Fletcher membagi sumber variabilitas pengukuran :
1.Variasi Pengukuran :
Instrumen : alat & cara pengukuran
pemeriksa : orang yang mengukur
2.Variasi Biologik
tekanan darah : aktivitas Vs istirahat
kadar kimia : waktu beda, hasil beda
30. Reabilitas
Suatu hasil pengukuran dianggap andal bila hasilnya sama atau hampir sama pada pengukuran berulang.
Keandalan pengukuran dipengaruhi :
a.Variabilitas pengamat ; pemilihan kata dalam wawancara, skill pengamat
b.Variabilitas subjek ; variasi biologi (emosi, tekanan darah)
c.Variabilitas instrumen ; kebisingan
32. validitas
Kesahihan menunjukkan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang seharusnya diukur.
Timbangan : mengukur berat badan
Stethoscope : mengukur tekanan darah
ā volume air mata bukan ukuran yang sahih untuk mengukur kesedihan ā
33. Strategi meningkatkan validitas Melakukan pemeriksaan tanpa setahu subyek Melakukan pemeriksaan tanpa identitas subyek Kalibrasi alat
34. Pemilihan Subjek Penelitian
Hasil penelitian :
1.Berlaku untuk populasi yang luas
2.Dapat diterapkan kepada pasien lain
Peneliti tidak melakukan penelitian pada semua populasi, melainkan hanya mengambil sebagian sampel yang mewakili populasi induknya.
Mampu dilaksanakan berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga, peralatan serta biaya
35. populasi
Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi karakteristik tertentu (manusia, binatang percobaan, data laboratorium, dll)
A.Populasi Target
Merupakan populasi yang menjadi akhir penerapan penelitian.
Perbandingan efektifitas antibiotik baru A dengan antibiotik standar B pada bayi penderita sepsis.
36. B. Populasi Terjangkau
Merupakan bagian dari populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti.
Rasionalisasi penggunaan obat antibiotik pada RS. A pada tahun 2012.
dibatasi oleh tempat dan waktu
37. Sampel
Merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasi.
A.Sampel yang dikehendaki
Bagian populasi target yang akan diteliti secara langsung.
Memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
38. B. Subyek yang diteliti
Bagian sampel yang dikehendaki dikurangi sampel drop out.
Keuntungan penggunaan sampel :
1.Lebih murah
2.Lebih mudah
3.Lebih cepat
4.Lebih akurat
5.Mewakili populasi
39. Cara Pemilihan Sampel
1.PROBABILITY SAMPLING
a. Simple Random Sampling
b. Systematic Sampling
c. Stratified Random Sampling
d. Cluster Sampling
2.NON-PROBABILITY SAMPLING
a. Consecutive Sampling
b. Convenience Sampling
40. Simpel Random Sampling
Pada cara ini, kita menghitung terlebih dahulu jumlah populasi yang akan dipilih sampelnya, kemudian diambil sebagian dengan menggunakan tabel random.
Contoh : kita akan mengambil 20 sampel dari 200 subyek.
07483 51453 11649 76431 81594 95848 36738 25014 15460
Akan diambil angka yang terdiri dari 3 digit, angka yang diambil adalah yg Ė 200, angka yang sama selanjutnya diabaikan.
41. Systematic Sampling
Pada cara ini ditentukan bahwa tiap subyek no ke sekian dimasukkan dalam sampel. Bila kita ingin mengambil 1/n dari populasi, maka setiap pasien nomor n dimasukkan ke dalam sampel.
Contoh : dipilih 20 dari 200 pasien.
20/200 = 1/10 bagian dari populasi menjadi sampel.
10, 20, 30, 40, dst
42. Stratified Random Sampling
Bila sampling dilakukan terhadap semua subyek terkadang diperoleh sampel dgn variasi yg besar dan kesimpulannya menjadi bias, untuk itu sampel perlu distratifikasi.
Contoh : insidens miokarditis difterika pd pasien umur 0-10 tahun. Diketahui bahwa anak Ė 5 tahun kenaikan SGOT lebih nyata dari anak Ė 5 tahun. Bila diambil 100 dari anak 0-10 tahun lalu diambil 20 sampel maka nilai variabilitasnya akan besar.
Solusi : dibuatkan stratifikasi Ė 5 & Ė 5 tahun.
43. Cluster Sampling
Proses penarikan sampel secara acak pada kelompok individu dalam populasi alamiah, misalnya berdasarkan wilayah (kodya, kecamatan, dst)
Contoh : akan diteliti kejadian karies dentis pada anak sekolah di Makassar, dibutuhkan 6000 subyek yg mewakili anak sekolah di Makassar. Dari daftar sekolah di Kanwil Depdikbud Makassar diambil secara random 100 SD, masing2 sekolah diambil 60 siswa secara random sampling.
44. Consecutive Sampling
Pada CS setiap pasien yg memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dlm penelitian sampai kurun waktu tertentu, hingga jumlah pasien terpenuhi.
Agar CS menyerupai Probability Sampling maka jangka waktu pemilihan pasien jangan terlalu pendek.
Contoh : pengambilan pasien DBD pd bulan Agustus dan September kurang menggambarkan karakteristik pasien DBD secara keseluruhan, mengingat puncak insiden DBD biasanya pd bulan April-Juni
45. Convenience Sampling
Pada cara ini sampel tanpa sistematika sehingga tidak dapat dianggap mewakili populasi sumber, apalagi populasi target.
Contoh : akan diteliti kadar Ig pasien penyakit jantung bawaan. Ditetapkan besar sampel 40 kasus. Untuk mudahnya peneliti pada suatu hari hanya mengambil kasus di poliklinik jantung sebanyak 9 kasus, kemudian pada bulan depan peneliti mengambil lg 31 kasus untuk mencukupi kebutuhannya.
46. Judgemental Sampling
Pada cara ini peneliti memilih subyek penelitian berdasarkan pertimbangan subyektifnya.
Contoh : akan diteliti pendapat ibu tentang perbandingan pemberian ASI dan susu botol, maka dipilih ibu yg pernah memberikan ASI dan susu formula, atau ibu yg pendidikannya cukup sehingga dapat memberikan informasi yg akurat.
47. Desain Penelitian
Desain penelitian mencakup semua rencana pelaksanaan suatu penelitian, mulai dari adanya permasalahan sampai dengan kegiatan yang paling terakhir pada suatu penelitian
Kegunaan desain penelitian :
1.Sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian.
2.Alat untuk mengontrol atau mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh pada suatu penelitian.
48. Hal-hal yang diperhatikan dalam penentuan desain penelitian :
1.Apakah ada intervensi (eksperimental)
2.Hanya melakukan pengamatan (observasi)
3.Apakah meneliti peristiwa yang sudah berlangsung (retrospektif)
4.Apakah meneliti peristiwa yang belum terjadi (prospektif)
49. Klasifikasi Jenis Penelitian
1.Penelitian Deskriptif
-Hasil penelitian disajikan apa adanya
-Tidak ada hipotesa
-Tanpa kontrol
Contoh : survai angka kesakitan dan kematian, gambaran klinik suatu penyakit
50. 2. Penelitian Analitik
-Dilakukan analisis data
-Mencari hubungan antar variabel
-Perlu ada hipotesis
51. Observasional
A.Cross Sectional
Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat.
Artinya tiap subyek hanya diobservasi satu kali saja dan tidak ada tindak lanjut.
Desain Cross Sectional dapat dipergunakan untuk penelitian deskriktif dan dapat pula untuk penelitian analitik
52. Contoh :
-Persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di suatu komunitas (deskriptik)
-Perbedaan proporsi pemberian ASI eksklusif berdasarkan pada tingkat pendidikan ibu (analitik)
-Prevalensi asma pada anak sekolah di Jakarta (deskriptik)
-Perbedaan prevalensi asma antara siswa laki- laki dan perempuan (analitik)
53. Dalam studi analitik Cross Sectional, pengukuran antara variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan hanya sekali.
Dari pengukuran dapat diketahui jumlah subyek yg mengalami efek baik pd kelompok dengan faktor resiko maupun kelompok tanpa faktor resiko.
54. Aplikasi : Hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir (BBL).
Tahap pertama: mengidentifikasi variabel- variabel yang akan diteliti dan kedudukkannnya masing-masing: 1)Variabel dependen (efek) 2)Variabel independen (resiko)
55. Tahap Kedua : menetapkan populasi dan sampelnya.
Subjek penelitian disini adalah ibu-ibu yang baru melahirkan (Tempat, waktu dibatasi)
Kemudian cara pengambilan sampelnya, apakah berdasarkan teknik random atau non random
56. Tahap Ketiga : melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap variabel dependen dan independen (dalam waktu yang sama).
Caranya : mengukur berat badan bayi yang baru dilahirkan dan memeriksa Hb darah ibu
57. Tahap Keempat : mengolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan antara berat badan bayi lahir dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti adanya atau tidak adanya hubungan antara anemia besi dengan berat badan bayi lahir.
58. B. Kasus-Kontrol
Pada desain ini peneliti melakukan pengukuran var. Tergantung sedangkan var. Bebasnya dicari secara retrospektif.
Artinya dilakukan dulu identifikasi kasus yg terkena penyakit (efek) kemudian diikuti secara retrospektif ada atau tidaknya faktor resiko yg berperan.
Kontrol dipilih dari populasi yg sama karakteristiknya dgn kasus.
59. Ciri-ciri studi kasus kontrol : pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, kemudian dilakukan pengamatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut kasus, berupa insidensi (kasus baru) yang muncul dari suatu populasi, sedang subyek yang sedang tidak menderita penyakit disebut kontrol, yang dipilih secara acak dari populasi yang berbeda dengan populasi asal kasus. Tetapi untuk keperluan inferensi kausal, kedua populasi itu harus dipastikan setara.
60. Aplikasi desain :
Pada penelitian hubungan antara CA payudara dan penggunaan kontrasepsi oral (OC) pada rumah sakit X pada periode tahun 2008.
61. Maka kasus adalah jumlah kasus baru CA payudara di RS X selama tahun 2008 dan kontrol semua pasien non kanker dalam jumlah yang sama dari RS X. Selanjutnya kita akan melihat berapa orang yang terpapar dan berapa orang yang tidak terpapar kontrasepsi oral pada kelompok kasus dan kontrol pada periode tahun 2008 tersebut.
62. Jika kasus secara bermakna lebih banyak menggunakan OC dibanding kontrol, maka kita bisa menyimpulkan ada pengaruh buruk dari OC sehingga kita sampai pada kesimpulan pemakaian OC memperbesar kemungkinan untuk mengalami CA payudara dan sebaliknya.
63. C. Kohort
Pada penelitian kohort yg diidentifikasi dulu adalah kausanya kemudian subyek diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada tidaknya efek.
Subyek yg terpajan menjadi kelompok yg diteliti sedang subyek yg tdk terpajan menjadi kontrol.
64. Ciri-ciri studi kohort : pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek dalam perkembangannya mengalami penyakit yang diteliti atau tidak. Kelompok-kelompok studi dengan karakter tertentu yang sama (yaitu pada awalnya bebas dari penyakit) tetapi memiliki tingkat paparan yang berlainan, dan kemudian dibandingkan insidensi penyakit yang dialaminya selama periode waktu,
65. Aplikasi desain :
Pada penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan antara CA Paru dengan merokok (Risiko) dengan pendekatan prospektif .
66. ā¢Menentukan populasi dan sampel penelitian semua pria dengan umur antara 40 ā 50 tahun baik yang merokok maupun tidak merokok pada suatu wilayah atau tempat tertentu.
ā¢Mengidentifikasi orang yang merokok dan yang tidak merokok dengan perbandingan jumlah yang sama.
67. ā¢Mengamati efek pada kelompok yang merokok dan kelompok orang yang tidak merokok sampai pada periode waktu tertentu misal 10 tahun.
ā¢Membandingkan proporsi orang-orang yang menderita CA paru dan orang-orang yang tidak menderita CA paru baik pada kelompok perokok (kasus) maupun pada kelompok tidak perokok (kontrol).
68. D. Eksperimental
Disebut jg studi intervensional, adalah rancangan penelitian yg dipergunakan untuk mencari hubungan sebab akibat.
Pada studi ini asosiasi sebab akibat lebih tegas dan lebih nyata, tetapi studi ini umumnya mahal dan rumit.
69. Karakteristik desain penelitian
Peneliti mengamati bahwa sebagian besar pasien yg menunjukkan gejala asma sebelum berumur 1 tahun dalam anamnesis ternyata diberi susu formula pada masa neonatus.
Padahal dalam populasi persentase bayi yg mendapat susu formula pada masa neonatus kira- kira 50%.
70. A.Desain Cross-Sectional
Katakanlah terdapat 1000 bayi, 100 menunjukkan gejala asma. Dari 100 hanya 80 mendapat susu formula (neonatus), 20 lainnya ASI.
Pada 900 bayi tdk asma, 300 bayi (susu formula) sebelum berusia 1 bulan, 600 lainnya tdk.
Rasio prevalens : perbandingan bayi asma mendapat susu formula (80/380) dgn bayi tanpa asma mendapat susu formula (20/620).
Rasio : 80/380 : 20/620 = 6,53
71. Formula Dini
Asma Dini
Ya
Tidak
Jumlah
Ya
80
300
380
Tidak
20
600
620
Jumlah
100
900
1000
72. B. Studi Kasus-Kontrol
Misalnya dikumpulkan 50 bayi menunkukkan manifestasi asma pd umur kurang dr 1 tahun (klp kasus yg berefek), dicari 50 bayi kurang dr 1 tahun yg tdk asma (kontrol).
Rasio odds : bila dr 50 bayi asma 37 diberi susu formula dini (odds : 37/55 : 18/55 = 37/18) dan bayi tanpa asma 18 diberikan formula dini (odds : 13/45 : 32/45 = 13/32)
Rasio odds : 37/18 : 13/32 = 37 x 32 : 18 x 13 = 5,1
73. Formula Dini
Asma Dini
Ya
Tidak
Jumlah
Ya
37
18
55
Tidak
13
32
45
JUmlah
50
50
100
74. C. Studi Kohort
Misalnya kt mengamati bayi baru lahir (1000). 300 bayi secara alamiah diberi susu formula sebelum 1 bulan, 700 tdk. Diamati selama 1 tahun.
Akan di teliti apakah terdapat manifestasi asma sebelum usia 1 tahun .
Bila dr 300 bayi diberi formula dini 100 asma dini (insidens 100/300) dan dr 700 tdk diberi formula 50 asma dini (50/700) maka rasio insidens (RR) : 100/300 : 50/700 = 4,7
75. Formula Dini
Asma Dini
Ya
Tidak
Jumlah
Ya
100
200
300
Tidak
50
650
700
Jumlah
150
850
1000
76. Perkiraan Besar Sampel
ā¢Berapakah besar sampel minimal yang diperlukan ?
ā¢Hasil penelitian secara klinis penting
ā¢Uji statistik yang bermakna
ā¢Hasil bias tidak dipublikasikan
ā¢Estimasi besar sampel dilakukan sebelum penelitian
77. Estimasi Sampel
A.Perbedaan hasil penelitian
Makin sedikit beda yang diinginkan, makin besar sampel dibutuhkan.
Contoh :
Obat baru A memberikan kesembuhan 50% lebih tinggi dari obat B (obat B kesembuhan 20%, dengan obat A 70%)
Bila diulang, tidak wajar menggunakan angka 50% sebagai perkiraan perbedaan hasil.
78. Perbedaan sebesar 20%, 15% atau 10% merupakan angka rasional untuk mempertanyakan efek obat dan menuangkannya ke dalam penelitian.
Jadi besar sampel dapat dikurangi dengan memperbesar beda hasil yg diinginkan, misal dari 20% menjadi 50% tapi ini akan memperbesar resiko hasil penelitian secara statistik menjadi tdk bermakna.
79. B. Kesalahan Uji Hipotesis
1.Kesalahan Ī± : besarnya peluang menolak Ho pd sampel, padahal Ho benar.
2.Kesalahan Ć : besarnya peluang menerima Ho, sebenarnya harus di tolak.
Nilai Ī± dan nilai Ć dapat dikurangi bersama- sama dengan memperbesar sampel
80. Nilai Ī± : 0,05 dan 0,01 uji 2 arah (nilai zĪ± : 1,960 dan 2,575) lihat tabel distribusi z.
Nilai Ī± : 0,05 dan 0,01 uji 1 arah (nilai zĪ± : 1,640 dan 1,960)
Uji 1 arah sampel lebih kecil dibandingkan uji 2 arah.
81. C. Power Penelitian
Adalah kemampuan suatu penelitian untuk mendapatkan beda secara statistik bermakna (kekuatan menolak Ho).
Nilai Ć (power) ditetapkan peneliti biasanya 80% atau 90% (nilai zĆ 0,842 dan 1,282), selalu 1 arah.
82. Tingkat Kesalahan
ZĪ± satu arah
Atau zĆ
ZĪ± dua arah
0,005
2,576
2,813
0,010
2,236
2,576
0,025
1,960
2,248
0,050
1,645
1,960
0,100
1,282
1,645
0,150
1,036
1,440
0,200
0,842
1,282
Tabel Distribusi Z
83. Untuk suatu studi cross-sectional dengan populasi infinite, rumus yang dapat digunakan adalah:
n = (Zkuadrat * pq) / d kuadrat
di mana n = jumlah sampel
p = perkiraan proporsi atau prevalensi pada populasi
q = 1 - p
Z = angka baku, bila kita memilih
alfa 5% maka nilainya sebesar 1,960
d = presisi absolut dari prevalensi
sebenarnya, misalnya plus minus 5%
84. Studi cross-sectional dengan populasi finite, rumusnya:
NZ2 pq
n = ---------------------
d2 (N-1) + Z2pq
di mana N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
p = perkiraan proporsi atau prevalensi pada populasi
q = 1 - p
Z = angka baku, bila kita memilih
alfa 5% maka nilainya sebesar 1,960
d = presisi absolut dari prevalensi
sebenarnya, misalnya plus minus 5%
85. ā¢Contoh untuk studi cross-sectional
Suatu studi prevalensi infeksi Morbus Hansen akan dilakukan pada anak remaja di Kota Lanteangoro. Studi di kota lain menunjukkan prev. MH anak remaja sebesar 0.1%. Bila peneliti menginginkan presisi sebesar plus- minus 1% dengan tingkat keyakinan 95%, berapa sampel yang dibutuhkan?
86. ā¢Penyelesaian
p = 1% ļ 0,01
q = 1-p =1-0,01=0,99
Tingkat keyakinan 95% ļØ Z alfa = 1,960 (lihat Tabel distribusi normal)
d = 1% ļ 0,01
(1,960 kuadrat) (0,01*0,99)
n = --------------------------------- = 380,16
0,01 kuadrat
87. ā¢Studi case-control, perhitungan n (untuk masing2 kelompok kasus dan kontrol)
(po.qo + p1q1) (Z1-alfa/2 + Z1-B)kuadrat
n = -------------------------------------------
(p1-po)kuadrat
di mana n = jumlah sampel
po= proporsi pajanan positip pd kelompok kontrol
qo= 1 ā po
p1= proporsi pajanan positip pada kelompok kasus ļ
= (po * OR)/1 + po (OR-1)
q1= 1 ā p1
Zalfa = angka baku, bila kita memilih alfa 5% nilainya sebesar 1,960
Zbetha idem (lihat daftar distribusi Gauss)
88. ā¢Contoh untuk case control
ā¢Suatu rencana penelitian tentang bumbu masak abrakadabra dengan disfungsi refleks pada anak usia balita. Penelitian awal menunjukkan secara umum saat ini sekitar 30% bumbu tsb digunakan ibu di dapur. Pada kasus disfungsi refleks tsb yang ditemukan di RS, 1 dari 5 anak balita mengkonsumsi bumbu masak abrakadabra ini sejak usia dini. OR pada pemakai diduga sebesar 2.0. Dipilih alfa 5% dan beta 10%.
ā¢Berapa jumlah sampel yang dibutuhkan bila diinginkan kasus/kontrol ļ 1 : 2.
89. Penyelesaian
ā¢Po= anak yg aktif mengkonsumsi pd kontrol 30% ļ 0,3
ā¢P1= (0,3 * 2)/1 + 0,3 (2-1) = 0,46
ā¢P= (0,46 + 0,30)/2 = 0,38 ļ q = 0,62
ā¢Z alfa 1,96 dan beta 1,28
(1 + Ā½) 0,38(0,62) (1,96 + 1,28)kuadrat
ā¢n kasus = ----------------------------------------
(0,46 ā 0,30)kuadrat
= 144,91 = 145
n kontrol = 2 * 145 = 290
90. Odds Rasio : perbandingan antara peluang terjadinya sesuatu dengan peluang untuk tidak terjadinya sesuatu.
Rasio odds = 1 : faktor yg diteliti tidak merupakan resiko untuk terjadinya efek.
Rasio odds Ė 1 : faktor yg diteliti merupakan resiko untuk terjadinya efek.
91. ā¢Studi cohort atau eksperimen, perhitungan n untuk tiap kelompok
(po.qo + p1q1) (Z1-alfa/2 + Z1-B)kuadrat
n = -------------------------------------------------------
(p1-po)kuadrat
di mana n = jumlah sampel
po= proporsi sakit pada pajanan negatif
qo= 1 ā po
p1= proporsi sakit pada kelompok pajanan positip ļ
= (po * RR)
q1= 1 ā p1
Zalfa= angka baku, bila kita memilih alfa 5% nilainya sebesar 1,960
Zbetha (lihat daftar distribusi Gauss) ļ utk power 20% ļ 0,84 ; utk power 10% ļ 1,28
92. RR (relative risk) : perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor resiko dengan insidens efek pada kelompok tanpa resiko.
Nilai RR = 1 maka faktor yg diteliti bukan faktor resiko.
Nilai RR Ė 1 menunjukkan bahwa faktor diteliti bersifat protektif.
93. ā¢Suatu studi kohor akan dilakukan untuk melihat apakah ibu pengguna atap asbes dan peralatan asbes lainnya berpengaruh pd keganasan dalam paru ibu. Ada 0,03 insidensi kumulatif pada ibu yang bukan pemakai, Perkiraan risiko relatif sebesar 1,9. Bila dipilih alfa 0,05 dan beta 10% berapa sampel yg dibutuhkan?
94. Penyelesaian
ā¢po = 0,03
qo = 0,97
ā¢p1 = 0,03 * 1,9 = 0,057
ā¢q1 = 1 ā 0,057 = 0,943
ā¢Z a ļ 1,96 dan beta ļ 1,28
[0,03(0,97)+0,057(0,943)] (1,96+1,28)kuadrat
ā¢n= ----------------------------------------------------- =
(0,057 ā 0,030) kuadrat
= 1193,05 ļ 1193 sampel pd kelompok pajanan positip dan
1193 sampel pada kelompok pajanan negatif
95. ā¢Studi eksperimental :
(k-1) (n-1) ā„ 15
keterangan :
k : jumlah kelompok
n : jumlah sampel dalam tiap kelompok
96. Uji efek infus bunga kembang sepatu terhadap kadar kolesterol serum darah tikus putih
ā¢Penyelesaian :
ā¢(3-1) (n-1) ā„ 15
ā¢2 (n-1) ā„ 15
ā¢2n ā„ 17
ā¢n ā„ 8,5
ā¢n ā„ 9
97. Penulisan Hasil Penelitian
Untuk siapa laporan penelitian ditujukan :
1.Masyarakat akademik
2.Pihak sponsor penelitian
3.Masyarakat umum
98. Untuk Masyarakat Akademik
ā¢Bentuk Jurnal, Skripsis, Tesis dan Disertasi
ā¢Pertanggungjawabannya ke tim penguji
ā¢Format penulisan disesuaikan
ā¢Untuk jurnal hendaknya masalah yg di bahas dibatasi
99. Untuk Sponsor Penelitian
ā¢Format disesuaikan keinginan penyandang dana
ā¢Peneliti dan sponsor harus berkomunikasi sebelum, selama & setelah penelitian selesai
ā¢Sponsor menginginkan hasil yg bisa menjadi landasan aktifitas programnya
ā¢Laporan pertanggungjawaban keuangan & fasilitas lebih dipentingkan
100. Untuk Masyarakat Umum
ā¢Memperkaya khasanah keilmuan
ā¢Bermanfaat untuk kesejahteraan & kesehatan masyarakat
ā¢Bentuk artikel dalam surat kabar dan majalah
ā¢Format tidak terikat
101. Bentuk umum laporan ilmiah
Bentuk umum sistematika usulan penelitian sama dengan sistematika laporan ilmiah.
Perbedaan mendasar hanya pada usulan penelitian dituliskan hal yg dapat dilakukan sedangkan pada laporan hasil penelitian ditulis hal yg telah dilaporkan, dilengkapi juga dengan diskusi.
102. Komponen Jurnal
1.Judul Laporan Penelitian
harus menarik minat pembaca, jelas dan mewakili isi utama hasil penelitian.
2.Nama Pengarang & Institusi
sering menjadi jaminan mutu isi laporan penelitian (kurang bijaksana).
pada prinsipnya peneliti yg mempunyai andil & ide dalam persiapan sampai pelaksanaan yg menjadi peneliti utama.
103. Komponen Jurnal
3. Abstrak
merupakan bentuk mini karangan ilmiah dan harus tersusun sebagai IMRAD :
Introduction : alasan utama penelitian dilaksanakan
Methods : bagaimana bagian utama penelitian dilakukan
Results : hasil utama yang diperoleh
Discussion : kesimpulan utama penelitian
Terdiri dari 200-250 kata, laporan pendek 100-150 kata
104. Komponen Jurnal
4. Pendahuluan
biasanya terdiri atas bagian :
a.Alasan penelitian dilakukan
b.Hipotesis yg akan dijawab
c.Disain yg dipakai
105. Komponen Jurnal
5. Cara Kerja
a.Prinsipnya adalah mengurai secara rinci apa yg telah dilakukan dalam penelitian
b.Peneliti lain dapat mengulangi dengan benar
106. Komponen Jurnal
6. Hasil
A. Teknik Penulisan
1. Dalam mengemukakan hasil tidak perlu diberikan ulasan, komentar dll, kecuali pada karangan pendek yg menggabungkan komponen hasil & pembahasan.
2. Tidak perlu mengulang dalam narasi hal telah disajikan dalam tabel atau gambar, kecuali menyebutkan sebagian diantaranya hal yg diangggap penting, kontroversial, dll.
107. Komponen Jurnal
B. Bagian Deskriptif
Meskipun yg dilaporkan merupakan penelitian analitik , akan tetapi laporan tentang hasil penelitian selalu didahului dengan penyajian deskriptif tentang sampel yang diteliti.
Akan sangat bermanfaat bila dilakukan tabulasi variabel antara kelompok yg diperbandingkan
108. Komponen Jurnal
C. Bagian Analitik
Bagian ini dikemukakan secara logis. Analitik yg bersifat umum dikemukakan terlebih dahulu, disusul dengan analisis yg lebih rinci.
Telah menjadi kebiasaan menulis hasil dalam bentuk tabel, misalnya tabel 2 x 2 untuk uji diagnostik, studi kohor, studi kasus kontrol, uji t atau anova.
109. Komponen Jurnal
D. Cara Penulisan Bilangan
1.Bilangan terdiri sari satu digit , tdk diikuti satuan, dapat ditulis dgn huruf.
2.Bilangan satu digit diikuti satuan, ditulis dgn angka
3.Bilangan terdiri dari 2 digit atau lebih ditulis dgn angka
4.Bilangan pd awal kalimat tetap ditulis dgn huruf
110. Komponen Jurnal
7. Diskusi
a.Mencakup kesimpulan dan saran
b.Menghubungkan hasil dengan pertanyaan penelitian
c.Dikemukakan keterbatasan penelitian, baik disain maupun eksekusinya
111. Komponen Jurnal
Hal-hal yg diperhatikan dalam penulisan hasil diskusi :
1.Tidak mengulang hal yg telah disajikan dalam hasil, kecuali untuk menggarisbawahi hal-hal yg penting
2.Membahas dgn rinci apa yg ditemukan pada hasil
3.Meskipun penulis diberi hak yg seluasnya untuk mengajukan pendapat namun kesimpulan harus benar-benar didukung oleh data penelitian
112. Komponen Jurnal
8. Ucapan Terimaksih
diberikan kepada semua pihak yg telah membantu
9. Kepustakaan Acuan
yang perlu ditekankan, namun sering dilanggar adalah kemutlakan kesesuaian antara kutipan dalam naskah dengan daftar pustaka
10. Lampiran
penyertaan lampiran sangat jarang diperlukan dalam jurnal, bila doperlukan (diperkenankan oleh editor), rumus statistik, tabel prosedur, dll yg relevan dapat disertakan