Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi proses pengeringan kayu secara konvensional untuk kebutuhan ekspor. Dibahas pula tentang alternatif bahan baku kayu seperti Acacia mangium dan prinsip-prinsip pengeringan kayu secara umum dan menggunakan sistem konvensional.
1. 1
Mengoptimalkan Pengoperasian Ruang
Pengeringan Kayu (Oven) Konvensional
Untuk Mengeringkan Kayu Kebutuhan
Exsport
Dipersiapkan Oleh:
Agus mandori
Dikembangkan Oleh:
IFC-PENSA Program Kayu Berkelanjutan
Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Elspor Indonesia
6-8 Mei 2008
2. 2
Agus Mandori
• Tempat Tgl / lahir : Klaten, Surabaya
• Alamat : Jln. R.E Martadinata 102 jakarta utara
• Mobile : Hp. 081229996154
• Pendidikan : Sarjana Teknik komputer
Informatika
• Pengalaman Pekerjaan :
Konsultan Quality control kayu
Industri Mesin Pengeringan Kayu (15 Th)
Aplikasi rekayasa mesin industri (8 Th)
Industri boiler (15 thn)
Profil Instruktur (Trainer)
3. 3
Kendala Bahan Baku ?
Kayu Jati
Kayu Mahoni
Alternatif Bahan Baku
Acacia mangium :
HTI
Tanaman rakyat
Problem : proses
pengeringan
Tingkat kekeringan
Lamanya proses
Industri Mebel (Funiture kayu)
UKM
Menyerap tenaga kerja
Mendatangkan devisa negara
Solusi :
Menggunakan proses
pengeringan yang
tepat
Bahan Baku kayu Alternatif
( Acacia mangium )
Cukup tersedia
Alur Penggunaan Kayu Alternatif (Acacia mangium)
4. 4
• Mengenalkan jenis alternatif bahan baku mebel : Kayu
Acacia mangium
• Membahas kendala yang dihadapi khususnya di bidang
pengeringan
• Mengenalkan penggunaan mesin Pengeringan &
Persyaratannya untuk proses pengeringan yg benar
Maksud dan Tujuan Pelatihan
5. 5
Staf atau kepala Divisi :
Divisi Produksi (Bahan Baku)
Divisi Pengeringan Operator
Divisi Pemasaran
Divisi Penelitian dan Pengembangan
Perorangan yang berminat
Peserta Pelatihan (yang diharapkan)
6. 6
Menambah pengetahuan wawasan
Mengerti prinsip proses pengeringan kayu
Memahami sistem mesin pengeringan kayu
konvensional
Bisa mengoperasikan schedule pengeringan kayu
Bagi operator, mampu menganalisa kondisi dan
mengambil tindakan yang tepat
Manfaat & Harapan Pelatihan
7. 7
Hutan / Kebun Kayu log / Gelondongan
Penggergajian
(Sawmill)
Pengeringan Kayu
Bahan Baku Kayu Kering Produksi Mebel Pemakai : Ekspor / Lokal
Alur Proses Penggunaan Kayu
9. 9
Kayu adalah suatu bahan yang diperoleh dari pohon di hutan, yang
merupakan bagian dari pohon tersebut setelah di perhitungkan
bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan suatu
penggunaan
• Kayu pertukangan : Kusen, pintu, tiang, kuda-kuda, meja, kursi
(mebel)
• Kayu industri : seperti Plywood, Flooring, Blockboard dan lain-lain
• Kayu bakar
Mengenal Kayu
11. 11
A. Kulit Luar
B. Kulit Dalam
C. Kambium
D. Kayu Gubal
E. Kayu Teras
F. Kayu Empulur
G. Jari-jari Kayu
H. Lingkaran Tumbuh
A
B
C
D
E
F
G
H
Penampang Melintang Pohon Kayu (Acacia mangium)
12. 12
Berdaun Jarum :
• Bentuk daun seperti Jarum
• Tajuk Berbentuk Kerucut
• Tumbuh cepat dan lurus
• Structure kayu sederhana
• Kayu lebih lunak
Berdaun Lebar :
• Bentuk daun relatif lebar
• Tajuk Berbentuk besar dan
bundar
• Tumbuh lebih lambat
• Structure kayu lengkap
• Kayu lebih keras
Hutan Indonesia memiliki
4.000 species kayu
Jenis Kayu komersial : 120 Jenis
Penggolongan Tumbuhan Pohon Kayu
13. 13
Tersusun atas sel-sel kayu (sellulosa, Hemisellulosa, & Lignin)
Higroskopis : Menyerap melepas air (uap air)
Anisotropis : Berbeda pada ketiga arah serat
- Arah tangensial
- Arah Radial
- Arah Longitudinal
Sebagian Kayu mudah terserang oleh organisme perusak :
- Jamur
- Rayap
- Kumbang
Sifat Kayu Secara Umum
14. 14
Sifat Fisika kayu: - Kadar Air
- Berat Jenis
- Keawetan
- Kembang susut
Sifat Mekanika kayu: - Lengkung
- Tekan
- Geser
- Belah
- Tarik
- Kekerasan
Sifat kimia Kayu: - Zat Penyusun Kayu
- Zat Ekstraktif
Sifat Kayu Atas Dasar Penggunaan
15. 15
Nama Perdagangan : Mangium
Penyebaran di Indonesia : Pulau Jawa, Sumatera, Kalimatan, Sulawesi
Pada Tahun 1980 : Hutan Tanaman Industri (HTI)
Mampu beradaptasi tumbuh di tanah kurang subur
Pertumbuhannya relatif cepat
Relatif tahan terhadap Hama dan Penyakit Tanaman
Sifat Kayu baik
Teknik Silvikulture mudah
Kayu Acacia mangium
16. 16
Awal HTI : Untuk Pulp dan Kertas
Perkembangan Teknologi : Untuk kontruksi ringan, mebel dan
kerajinan
Menciptakan lapangan kerja
Mendatangkan Devisa Negara
UKM
EKSPOR
Kegunaan Kayu Mangium
17. 17
Kayu Teras : Coklat ke abuan sampai coklat tua
Kayu Gubal : Kuning pucat sampai coklat terang
Kadar Air Kayu Segar ( setelah di tebang ) : KA cukup tinggi ( 100% )
Berat Jenis ( 0,4 - 0,5 )
Susut Kayu Tangensial : Rata-rata 5,1%
Radial : Rata-rata 2,4%
Longitudinal : Rata-rata 0,14%
Sifat Kayu Mangium
Warna
24. 24
Kadar Air (KA)
Berat Jenis (BJ)
Kembang Susut
KA = Banyaknya air yang terkandung dalam sepotong kayu
KA : Kadar air kayu
BKA : Berat Kayu Awal
BKT : Berat Kayu Kering Tanur → Oven, Suhu ± 103 ˚C → Berat Konstant
Semakin tinggi KA → Semakin Lama Proses Pengeringan
BKA – BKT
KA = x 100
BKT
Sifat Kayu Yang Berhubungan Dengan Pengeringan
25. 25
Berat Jenis adalah merupakan perbandingan antara kerapatan
kayu dengan kerapatan air
Kerapatan air = 1 gram/cm3
Semakin rendah BJ kayu Semakin mudah kayu dikeringkan
Berat Kayu (kering tanur)
BJ =
Volume kayu
26. 26
Higroskopis → Menyerap air Mengembang→
Melepaskan air Menyusut→
Kayu akar menyusut Setelah dibawah titik jenuh serat (FSP)→
Anisotropis Tangensial : (4,3 – 14,0) % rata-rata = 10 %→ →
Radial : (2,1 – 8,5)% rata-rata = 5%→
Longitudinal : 0,2%
Kembang Susut Kayu
27. 27
Potongan Penampang Papan / Balok Kayu :
▪ Papan Flat Sawn (Tangensial)
▪ Papan Quarter Sawn (Radial)
▪ Balok Semi Quarter Sawn)
29. 29
Papan kayu : Flatsawn
KA awal : 25%
Dimensi : L=120 mm, T=40 mm
KA akhir : 10 %
Berapa penyusutan arah lebar papan tersebut ?
Perhitungan :
Asumsi TJS kayu tersebut = 30%
Laju penyusutan per % perubahan KA = 5,7 : 30 = 0,19%
Perubahan KA = 25% - 10% = 15%
Penyusutan arah lebar 15 x 0,19% = 2,85% 3,42 mm►
Jadi lebar papan menjadi :(120 – 3,42) mm = 116,58 mm
Contoh Perhitungan Penyusutan Kayu
31. 31
Pengeringan kayu adalah Suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu
sampai mencapai kadar air tertentu
Tujuan Menstabilkan demensi→
→ Tidak mengalami perubahan bentuk di tempat pemakai
Sifat Higroskopis
▼
Local / Ekspor
Harus tahu EMC di negara tujuan
Diluar ruangan :
» Amsterdam EMC (14,8 – 21,3)%→
» Baghdad EMC (4,1 – 12,9)%→
Prinsip Pengeringan Kayu
32. 32
No Daerah Di Dalam Ruangan
(%)
Di Luar Ruangan
(%)
1 Semarang 13 17
2 Bandung 14 17
3 Yogyakarta 14 16
4 Jombang 12 16
5 Sukabumi 15 18
6 Cirebon 13 16
7 Purwokerto 13 17
Sumber : LPHH Bogor
Tabel EMC Di Beberapa Kota Di Indonesia
33. 33
Kelemahan: ● Tergantung pada Cuaca
● Diperlukan lahan yang luas
● Waktu Relatif lama
● MC Kayu EMC setempat (17%)→
Kelebihan: ● Tidak diperlukan tenaga Ahli
● Biaya relatif murah
Pengeringan Alam
34. 34
Pengendalian Iklim ( Suhu, Kelembaban & Sirkulasi Udara )
di atur oleh mesin
Menurut Sistem: ▪ Dehumidifier
▪ Vaccum Dryer
▪ Konvensional
Pengeringan Buatan
35. 35
Udara panas di sirkulasikan
ke dalam ruang pengering
Didalam ruang pengering
Kayu terevaporasi
menjadi uap
Udara jenuh di hisap
oleh mesin untuk
di kondensasikan
Terjadi proses
pendinginan
Memisahkan
udara kering & air
Air dibuang lewat pipa ke luar ruangan
Udara kering di sirkulasikan lagi
lewat Elemen
Dehumidifier
36. 36
Tekanan di stabilkan
Air di keluarkan
Tekanan di Stabilkan
dan air di keluarkan
Kayu Kering
Kayu di masukan ke dalam
Tangki, udara di pompa ke luar
terjadi Vacum
Air dalam kayu terhisap,
gesekan udara dalam vacum
menyebabkan tangki panas
Udara dalam Vacum
di pompa keluar lagi
menjadi vacum,
air dalam kayu terhisap
Air / Uap airAir / Uap air
Vaccum Dryer
37. 37
Udara panas
Disirkulasikan
Ke arah tumpukan
Kayu, Kelembaban
ruangan menjadi
lebih rendah
Sumber panas
(Boiler, Elemen, dll.)
Air dalam kayu
Terevaporasi Lewat
Permukaan kayu
Menjadi uap
Udara di dalam ruang
pengering menjadi jenuh
Dengan uap air,
harus dibuang ke luar
lewat Damper
Kadar air dalam kayu
Menurun secara perlahan
Sampai mencapai K.A tertentu
Uap airKayu kering
Konvensional
38. 38
Di Indonesia: ● Paling banyak dipakai
● Mudah Pengoperasian
● Efisien & Murah
● Manual sampai automatic
● Sederhana sampai lengkap / bagus
Beberapa Bagian: ● Ruang pengering / bangunan
● Kelengkapan mesin
● Pengontrol
Sistem ini akan dibahas lebih lanjut dibelakang
Kiln Dryer Konvensional
39. 39
Kelebihan: ● Waktu relatif singkat
● Tidak tergantung Cuaca
● MC Kayu sesuai yang di inginkan
● Tidak perlu lahan luas
● Kwalitas lebih baik
● Jadwal pengeringan bisa di atur
Kelemahan: ● Diperlukan Investasi cukup besar
● Diperlukan Tenaga Ahli
● Diperlukan perawatan mesin
Kelebihan dan Kekurangan Pengeringan Buatan
41. 41
Air di dalam kayu Air bebas ( Rongga Sel )►
Air terikat ( Dinding Sel )
Secara alami air dari dalam kayu akan keluar secara Evaporasi lewat
permukaan kayu, jika kelembaban disekitar kayu lebih rendah
daripada kelembaban di permukaan kayu
Pada akhirnya kayu akan mencapai KA tetap pada kondisi
lingkungannya Tersebut ( T & RH )
Kondisi tersebut di sebut : mencapai KA kesetimbangan ( EMC ) Kayu
Mekanisme Keringnya Kayu
42. 42
Mula-mula air yang keluar dari dalam kayu adalah Air Bebas
Kondisi dimana Air Bebas sudah keluar semua dan yang tertinggal adalah Air
Terikat di sebut Titik Jenuh Serat ( F S P )
FSP setiap jenis kayu berbeda-beda (± 30%)→
Penurunan KA dari FSP ini, kayu baru akan mengalami penyusutan
▼
Berakibat
Cacat pengeringan kayu
Dengan pemilihan skedul pengeringan yang tepat di harapkan meminimkan
cacat pengeringan kayu tersebut
Mekanisme Keringnya Kayu…(lanjutan)
43. 43
1. Panas → merupakan energi yang diperlukan oleh molekul air
untuk melepaskan diri dari ikatan antara sesama pada
air bebas dalam rongga sel atau pada ikatan Hidrogen
pada air terikat.
Sumber Panas ► Matahari
Boiler
Elemen listrik
Indikator Panas ► Suhu
Alat Ukur ► Termometer
3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan
44. 44
2. Kelembaban ruangan (RH)
RH adalah sebagai tolak ukur kemampuan udara dalam ruangan
untuk menyerap uap air yang dikeluarkan dari dalam kayu
Devinisi RH adalah presentasi jumlah uap air terhadap jumlah
uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut
pada kondisi yang sama.
Evaporasi terjadi jika RH lingkungan < RH dipermukaan kayu
INGAT SIFAT HIGROSKOPIS
3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan (lanjutan)
45. 45
3. Sirkulasi Udara
Akan mempengaruhi kecepatan dan kerataan dalam proses
pengeringan
Pada mesin dikendalikan oleh Fan sistem :
→ Kecepatan angin : ( 2 - 3 ) m/dtk
→ Arah putaran ( 4 jam )
▼
Dari ketiga faktor diatas saling terkait, artinya
salah satu faktor tidak terpenuhi, maka proses
pengeringan akan terhambat ( terganggu )
3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan (lanjutan)
47. 47
Kayu basah Berat KA bisa > 100%→ →
Susut perubahan dimensi Stabil→ →
Mencegah Jamur
Memudahkan pengerjaan: Serut ( Planner )→
→ Perekatan
→ Pengecatan
Menambah kekuatan dengan menurunnya KA
Memudahkan bahan pengawet masuk kedalam kayu
Daya hantar listrik berkurang sebagai Isolasi→
Pentingnya Pengeringan Kayu
48. 48
Berdasarkan Penyebabnya, di bagi menjadi 4 golongan:
1. Akibat Penyusutan Yang Tidak Merata
Retak / pecah permukaan
Penyebab : ▪ Bagian permukaan mengalami proses pengeringan lebih cepat
▪ Perbedaan penyusutan antara tangensial dan radial
Pencegahan : memberikan RH yang lebih tinggi pada awal proses
Retak di bagian dalam kayu → Honeycomb
Penyebab : ▪ Casehardening yang hebat pada awal proses
▪ Bagian permukaan mengering terlalu cepat pada RH rendah
Pencegahan: ▪ Diberikan RH cukup tinggi dan suhu rendah pada awal proses
▪ Pengukusan / Spraying secara periodik selama proses
Cacat-Cacat Pengeringan Kayu
50. 50
Pecah ujung
Penyebab : Keluarnya air yang lebih cepat kearah longitudinal
Pencegahan :
▪ ujung kayu di beri cat, lem atau lilin
▪ Penyusunan tumpukan kayu dalam chamber di buat susun bata
Mata Kayu Lepas
Penyebab : perbedaan penyusutan disekitar mata kayu
Pencegahan : digunakan skedul yang lunak
Cacat-Cacat Pengeringan Kayu (lanjutan)
51. 51
Bengkok
Penyebab : perbedaan penyusutan pada arah serat (lingkaran
tumbuh, cross grain, spiral grain, kayu reaksi dan kayu muda)
► Bowing (membusur)
► Crooking (Bengkok kearah lebar papan)
► Twisting (memuntir)
► Cuping (memangkok)
Pencegahan : ▪ Memperhatikan arah serat saat membelah
▪ Stacking kayu yang benar
▪ Memberikan beban di atas tumpukan kayu
Cacat-Cacat Pengeringan Kayu (lanjutan)
56. 56
2. Akibat adanya gaya Kapiler Collapse (► bergelombang )
Penyebab : Penyusutan dinding sel yang hebat dan tidak merata
→ Kayu basah dengan dinding sel tebal di keringkan→
dengan cepat (skedul keras)
Pencegahan : memakai skedul pengeringan yang lunak
3. Akibat serangan Jamur
Penyebab : Suhu ruangan terlalu rendah dengan kelembaban cukup
tinggi dan sirkulasi udara kurang
Pencegahan : diberikan suhu yang lebih tinggi pada awal
proses (±60˚C)
Cacat-Cacat Pengeringan Kayu (lanjutan)
57. 57
4. Akibat Reaksi Zat Kimia
Penyebab : Terjadinya reaksi antara zat ekstratif kayu dengan benda
lain (Sticker dan air Spraying) bercak / noda di→
permukaan kayu
Kayu jati tidak perlu spray→
Cacat-Cacat Pengeringan Kayu (lanjutan)
60. 60
Skedul Pengeringan:
Suatu tabel yang memuat pengaturan
faktor-faktor pengering pada setiap tahapan
proses berdasarkan penurunan Kadar Air.
▪ SUHU
▪ RH
Skedul Pengeringan Kayu Acacia mangium
61. 61
Ada 4 tahap dalam proses pengeringan kayu :
1. Tahap Heating Up
Ruangan diberikan RH yang cukup tinggi (≥80%) dengan suhu
tertentu
Lamanya : 2 jam per 1Cm tebal kayu
Membuka pori-pori kayu dan meratakan MC awal
1. Tahap Drying proses
Proses pengeringan mulai berjalan, air dari dalam kayu
menguap lewat permukaan kayu secara evaporasi
Heating & Damper akan bekerja sesuai kebutuhan, spraying off
Penurunan KA tertentu di ikuti dengan setting suhu & RH (sesuai
Schedule) sampai mencapai KA yang diinginkan
Skedul Pengeringan Kayu Acacia mangium (lanjutan)
62. 62
3. Tahap Conditioning
Ruangan diberikan RH yang cukup pada suhu akhir
Lamanya : 2 jam per 1cm tebal kayu
Berfungsi untuk meratakan MC kayu akhir
3. Tahap Colling Down
Menurunkan temperatur didalam ruangan pengering secara perlahan-lahan
sampai mencapai 40˚C ( mendekati suhu di luar ruangan )
Tujuannya untuk menyesuaikan temperatur dan kelembaban di dalam
ruangan dengan di luar ruangan sebelum kayu di keluarkan
►Tidak terkejut
Dengan melalui tahapan-tahapan proses pengeringan tersebut diharapkan hasil
pengeringan yang meminimkan cacat dengan waktu yang sesingkat-
singkatnya.
Skedul Pengeringan Kayu Acacia mangium (lanjutan)
66. 66
1. Sumber Panas ► ● Sinar Matahari
● Elemen Listrik
● Hot Water Boiler
● Steam Boiler
● Oil Boiler
● Hot Air
Melalui sistem pemipaan keruang pengering kayu
2. Bangunan ruang pengering Ada 2 tipe→
● Masonry Bangunan dari bata / beton (permanen)→
● Prefab Sistem Knock Down (tidak permanen)→
Plat / Aluminium rangka besi dan Isolasi Glasswool
→ Container 20” kapasitas (8 – 10)m3→
Persyaratan Kelengkapan Mesin Kiln Dryer
70. 70
3. Pintu Utama
● Tempat keluar masuk kayu
● Terbuat dari plat / Aluminium dan Isolasi
4. Fan Sistem
● Mengambil panas dari pipa sirip yang dialiri media
panas dari boiler di dalam ruang pengering
● Meratakan panas ke seluruh tumpukan kayu
● Membantu penguapan air dari permukaan kayu
Persyaratan Kelengkapan Mesin Kiln Dryer (lanjutan)
71. 71
5. Pemimpaan dan Heating Valve
● Mengalirkan dan mengendalikan panas dari
sumbernya
● Keperluan panas bisa diatur sesuai dengan
keinginan (skedul)
6. Spray Sistem
● Menambah kelembaban dalam ruangan
● Di atur oleh Solenoid Valve sesuai dengan
keperluannya
Persyaratan Kelengkapan Mesin Kiln Dryer (lanjutan)
75. 75
7. Damper Sistem
● Berfungsi untuk membuang kelembaban (RH)
8. Sensor
● Untuk mendektesi kondisi di dalam ruangan
→ Tdb, Twb, dan MC
Persyaratan Kelengkapan Mesin Kiln Dryer (lanjutan)
76. 76
9. Controller
● Sebagai pengendali jalannya proses pengeringan
● Melalui data dari sensor di dalam ruangan yang
dikirim, maka controller, akan memerintahkan
kerja daripada komponen pengatur ( Heating Valve,
Damper, dan spray ) sesuai dengan setting yang
diinginkan oleh Operator
Pada prinsipnya persyaratan kelengkapan mesin Kiln Dryer
konvensional adalah memiliki perangkat / kelengkapan mesin yang bisa
untuk mengendalikan iklim ( Suhu, RH, dan sirkulasi Udara ), baik
secara manual maupun Automatis
Persyaratan Kelengkapan Mesin Kiln Dryer (lanjutan)
81. 81
Agar proses pengeringan bisa berjalan lancar, diperlukan
persiapan dan pemeriksaan:
● Lantai dibersihkan dari kotoran atau serpihan kayu
● Periksa perangkat sistem pengeringan
→ Fan, Heating Valve, Spray dan Damper
● Sensor dalam ruangan
→ Tdb, Twb dan MC
→ pastikan water Trough berisi air Probe Twb→
Persiapan dan Penyusunan Kayu
82. 82
Penyusunan papan kayu (Stacking)
● Sortir papan kayu
● Papan kayu hendaknya mempunyai ketebalan yang
sama dan MC yang Homogen
● Susun papan kayu yang rapih dengan sticker yang
lurus, dalam 1 baris dibuat serapat mungkin
Persiapan dan Penyusunan Kayu (lanjutan)
85. 85
Tebal Papan
(mm)
Tebal Sticker
(mm)
Lebar Sticker
(mm)
Jarak Sticker
(mm)
< 30 16 25 400 - 800
30 - 60 25 25 600 - 1000
>60 40 40 800 - 1200
Penumpukan kayu dalam ruangan:
● Jarak tumpukan kayu dengan dinding → 60 cm – 100 cm
● Antar tumpukan dalam 1 baris dibuat serapat mungkin
● Tumpukan antar baris ± 10 cm, disusun seperti susun bata
● Tinggi tumpukan ± 25 cm dibawah Sub Ceiling
Ukuran Stiker
86. 86
A. Tebal sticker tidak sama. Hal ini akan berakibat ke
hasil pengeringannya, kayu bisa bergelombang ke
arah panjang papan. Untuk itu tebal sticker harus
selalu di cek ulang karena bisa menyusut.
B. Antar papan dalam satu baris tidak rapat (masih
terdapat rongga).
Hal demikian ini untuk jenis-jenis kayu tertentu akan
berakibat ke hasil pengeringannya bisa terjadi
bengkok ke arah samping kiri dan kanan.
Untuk menghindari hal tersebut sebaiknya susunan
papan dalam satu baris dibuat serapat mungkin.
Beberapa Kesalahan Dalam Penyusunan Kayu
87. 87
C. Sticker dan ganjal antar tumpukan tidak lurus. Hal ini
akan berakibat bergelombang atau bahkan papan bisa
patah, karena mendapat beban dari tumpukan kayu
diatasnya yang tidak seimbang. Untuk itu perlu
diperhatikan dalam penyusunan tumpukan kayu di
dalam Kiln, sticker dan ganjal dibuat yang lurus.
D. Letak sticker tidak tegak lurus dengan arah panjang
papan. Hal ini akan mempengaruhi sirkulasi udara,
yang bisa berakibat ke hasil pengeringannya tidak
merata.
Beberapa Kesalahan Dalam Penyusunan Kayu (lanjutan)
88. 88
E. Penyusunan tumpukan dalam Kiln masih
memungkinkan terjadi aliran udara pendek (Short
Circuit).
Hal ini bisa berakibat kayu mudah retak ujung.
Untuk itu susunan tumpukan kayu antar baris dalam
Kiln bisa di buat susun bata (selang seling).
F. Panjang kayu dalam tumpukan arah vertikal tidak
sama. Hal ini bisa berakibat tumpukan kayu mudah
roboh.
Beberapa Kesalahan Dalam Penyusunan Kayu (lanjutan)
90. 90
Contoh Pengamatan dipakai sebagai dasar
pengoperasian schedule pengeringan
Pilih minimum 3 contoh pengamatan yang mewakili
kelompok kayu yang dikeringkan, yang keras dengan
kadar air yang paling tinggi, diletakkan di tumpukan
kayu bagian atas, tengah dan bawah
Pasang paku elektroda pada setiap contoh pengamatan,
hubungkan dengan kabel MC ke panel Conection. Antar
paku tegak lurus arah serat dengan jarak ± 30mm
Penentuan Contoh Pengamatan
91. 91
Pemantauan / pengamatan kadar air di lakukan dari
luar ruangan yaitu melalui conection MC pada panel
Pencatatan dilakukan terhadap parameter yang
diperlukan, yang berguna untuk menganalisa dan
setting lebih lanjut sebaiknya pencatatan dilakukan
setip 2 jam sekali.
Penentuan Contoh Pengamatan (lanjutan)
96. 96
Hidupkan Panel dan Controller
Lihat catatan contoh pengamatan kadar air kayu rata-rata
dari ketiga contoh
Lihat Skedul Acacia mangium
→ Lakukan setting terhadap Tdb dan Twb berdasar hasil
pencatatan ketiga contoh kadar air awal
Ikuti tahapan proses pengeringan sesuai Skedul-nya
Amati dan lakukan pencatatan selama proses pengeringan
berlangsung setiap 2 jam sekali
Apabila terjadi kejanggalan dalam proses, analisa dan ambil
tindakan yang tepat.
Langkah-langkah Pengoperasian Mesin
97. 97
No. Komponen Mesin Tindakan Perawatan Periode
1. Panel dan Kontroller Dijaga Kebersihannya Tiap Hari
2. Sensor (Probe & MC) Bersihkan (alkohol 70%) Tiap Proses
3. Water Trough Pastikan penuh air Tiap Hari
4. Fan Sistem Cek Baut-baut Tiap Proses
5. Piping Sistem Cek Valve & Strainer Tiap Bulan
6. Heat Exchanger Bersihkan Heater Tiap Tahun
7. Spray Sistem Bersihkan Nozle Tiap Proses
8. Damper Sistem Cek baut-baut Tiap Minggu
9. Pompa Sirkulasi Cek Karet Kopling Tiap Bulan
10. Boiler (Sumber Panas) Bersihkan Abu Tiap Minggu
Cleaning Boiler Tiap Tahun
Perawatan Mesin Kiln Dryer
98. 98
No. Komponen Mesin Spare Part Jumlah
1. Fan Sistem Motor & Blade 1 Unit /2 KD
2. Sensor Kabel & Paku MC 1 Set / 1 KD
Probe Temperatur 1 Set / 2 KD
3. Heating Sistem Valve & Actuator 1 Set / 3 KD
4. Damper Sistem Actuator 1 Unit / 3 KD
5. Spray Sistem Solenoid Valve 1 Unit / 3 KD
Nozle Spray 2 Unit / 1 KD
Spare Part Mesin Kiln Dryer