2. REFLEKSI
Refleksi merupakan salah satu
kegiatan pembelajaran dimana siswa
memberikan umpan balik kepada guru
dalam kegiatan pembelajaran yang
sudah dilakukan dikelas
3. JIKA PENDIDIK TIDAK MEMILIKI
KEBIASAAN REFLEKSI, APA YANG
AKAN TERJADI ?
Proses pembelajaran hanya akan
seperti pengguguran kewajiban
saja baik pendidik maupun siswa.
Sesi belajar akan berlangsung
tanpa tujuan yang bermakna pada
masing-masing pihak.
4. KAPAN PROSES REFLEKSI
BAIK UNTUK DILAKUKAN ?
Proses refleksi dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu
meluangkan waktu khusus.
Proses refleksi penting karena :
Dapat mengenal kekuatan diri yang dapat terus diasah,
dapat mengenali kelemahan diri dan mencari strategi
untuk mengatasinya.
6. POLA PIKIR
DALAM REFLEKSI :
Tiga sikap dasar yang dapat mendukung kita melakukan proses refleksi dalam keseharian, yaitu :
1. Sepenuh hati
Refleksi dilakukan tanpa paksaan dari pihak manapun dan atas kesadaran sendiri bahwa kegiatan ini
membantu kita untuk berkembang
2. Jujur dan berpikir terbuka
Proses refleksi yang efektif membutuhkan kejujuran terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakan, dan
keterbukaan akan informasi, sarn, atau pendapat orang lain. Sehingga mendapatkan gambaran masalah
yang lebih utuh dan mempermudah memikirkan solusi.
3. Rasa tanggung jawab
Sebagai pendidik, kita bertanggung jawab terhadap apa yang kita ajarkan dan dampaknya terhadap
peserta didik. Rasa tanggung jawab ini harus dimiliki oleh setiap guru sehingga akan timbul motivasi
untuk selalu belajar dan mengembangkan kemampuan pedagogiknya.
7. KUNCI UTAMA REFLEKSI DIRI
YANG EFEKTIF ADALAH :
1. Meluangkan waktu untuk refleksi, dengan cara membuat
jadwalrefleksi yang rutin dan konsisten dalam menjalankannya.
2. Pastikan hasil refleksi tercatat dengan baik dalam jurnal pribadi,
dengan tujuan sebagai pengingat proses serta progress refleksi
yang telah dilakukan.
3. Bertukar pikiran dengan teman seprofesi, untuk menambah dan
memperkaya presfektif dalam proses refleksi.
8. EMPAT LENSA ATAU PERSPEKTIF
DALAM REFLEKSI, MENURUT
STEPEN BROOKFIELD, YAITU :
1. Lensa diri
Menggunakan pengalaman pribadi
2. Lensa pembelajar
Menggunakan perspektif peserta didik (diperoleh melalui empati, berdialog langsung, melakukan survey, hasil
assesmen, dll)
3. Lensa rekan sejawat
Menggunakan perspektif rekan sejawat (diperoleh melalui diskusi dan berbagi pengalaman secara informal)
4. Lensa teori dan literatur
Menggunakan informasi yang diperoleh melalui buku, jurnal, kelas professional, pelatihan mandiri di Platform
Merdeka Mengajar (PMM), dsb.
Keempat perspektif ini dapat digunakan untuk berkaca pada diri sendiri dan terus mengembangkan diri
sebagai pendidik.
9. MODEL REFLEKSI SITUASI-MAKNA-
AKSI DIADOPSI DARI REFLEKSI
YANG DIGUNAKAN PADA PRAKTIK
KLINIS (DRISSCOL DAN TEH,2001)
Terdiri atas :
What (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi)
So What (Analisis dari peristiwa yang terjadi)
Now What (tindak lanjut dari peristiwa yang
terjadi)
10. Model refleksi ini cocok digunakan dalam berbagai situasi.
Model what? So what? Now what? Disebut juga model refleksi pengalaman.
Missal Ketika anda menemukan masalah dikelas, dalam lingkungan
kerja/komunitas belajar anda disekolah dan sebagainya.
Model refleksi situasi – Makna – aksi
Masa lalu Deskripsi
kejadian
Masa Kini
Mengembangkan Pengetahuan
Masa Depan Aktif
Menerapkan Strategi Baru
TAHAP SITUASI
WHAT
Apa yang pernah terjadi ?
TAHAP MAKNA
SO WHAT
Apa pelajaran yang saya dapar dari
peristiwa ini ? ?
TAHAP AKSI
NOW WHAT
Apa yang harus saya lakukan ?