3. Defenisi
Mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan
timbal balik antara guru dengan siswa yang sama – sama
aktif melakukan kegiatan, dimana guru bertujuan
membantu dan memudahkan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan – kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar
4. KONDISI BELAJAR YANG EFEKTIF
Pengelolaan Tempat Belajar
Pengelolaan Siswa
Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
Pengelolaan isi/materi pembelajaran
Pengelolaan Sumber Belajar
5. TEORI BELAJAR
1. Teori Behaviourisme
2. Teori Kognitivisme
3. Teori Humanisme
4. Teori Konstruktivism
5. Teori Belajar Sosial
7. Definisi
Program Pengajaran adalah perangkat
kegiatan belajar mengajar yang direncanakan
untuk mencapai tujuan
FUNGSI PROGRAM PENGAJARAN
Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan
Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan
wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan pembelajaran
8. LANJUTAN,..
Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur,
baik guru maupun murid
Sebagai alat ukur keefektifan suatu proses
pembelajaran sehingga setiap saat dapat
diketahui ketepatan dan kelambanan kerja
Untuk bahan penyusunan data agar terjadi
keseimbangan kerja
9. PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM
INSTRUKSIONAL (PPSI)/ SAP
PPSI adalah sistem yang saling berkaitan dari
satu instruksi yang terdiri atas urutan, desain
tugas yang progresif bagi individu dalam
belajar. Oemar Hamalik (2006)
mendefinisikan PPSI sebagai pedoman yang
disusun oleh guru dan berguna untuk
menyusun satuan pelajaran
10. KOMPONEN
Pedoman perumusan tujuan
Pedoman prosedur pengembangan alat
penilaian
Pedoman proses kegiatan belajar siswa
Pedoman program kegiatan guru
Pedoman pelaksanaan program
Pedoman perbaikan atau revisi
11. MODEL-MODEL PENGEMBANGAN SISTE MODEL-MODEL
PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL M
INSTRUKSIONAL
M o d e l P e n g e mb a n g a n
I n s t r u k s i o n a l B r i g g s
M o d e l B e l a H . B a n a t h y
M o d e l P P S I
M o d e l K e mp
M o d e l P e n g e mb a n g a n
G e r l a c h d a n E l y
M o d e l I D I
(I n s t r u c t i o n a l
D e v e l o p me n t I n s t i t u t e )
12. EVALUASI DALAM PENGAJARAN
Perumusan tujuan evaluasi
Penetapan aspek-aspek yang akan diukur
Menetapkan metode dan bentuk tes
Merencanakan waktu evaluasi
Melakukan uji coba atau tes
13. P R I N S I P -
P R I N S I P
P E N D I D I K A
N O R A N G
D E WA S A
14. DEFINISI...
Andragogi berasal dari bahasa Yunani yakni andra yang
berarti “orang dewasa” dan agogos yang berarti
“memimpin atau membimbing”. Orang dewasa sendiri
dapat didefenisikan dalam tiga aspek yaitu :
Biologis
Psikologis
Sosiologis
Pendidikan orang dewasa adalah apa yang dipelajari
pelajar, bukan apa yang diajarkan pengajar.
15. PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Orang dewasa mempunyai konsep diri
Orang dewasa kaya akan pengalaman
Orang dewasa memiliki masa kesiapan untuk belajar
Orang dewasa berpandangan untuk segera
mempraktekkan hasil belajaranya
Orang dewasa dapat belajar
Belajar merupakan proses yang terjadi pada diri sendiri
16. TUJUAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA
Membantu melakukan penyesuaian psikologis dengan
kondisi social.
Melengkapi keterampilan yang diperlukan untuk
menemukan dan memecahkan masalah yang
menekankan pemecahan dengan keterampilan bukan isi.
Menolong merubah kondisi sosial orang dewasa.
Memberi bantuan agar orang dewasa menjadi individu
bebas dan otonom.
17. MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN
Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode demontrasi (Demonstration
method)
Metode diskusi (Discussion method)
Metode latihan keterampilan (Drill method)
Metode percobaan (Experimental method)
Metode pemecahan masalah (Problem
solving method)
Metode Discovery
18. PERBEDAAN PEDAGOGY DAN ANDRAGOGY
Pedagogy
Konsep diri (self-cocept)
Anak ialah pribadi yang
tergantung.
Pengalaman pelajar masih
sangat terbatas
Kesiapan belajar Pendidik
menentukan apa yang akan
dipelajari, bagaimana dan
kapan belajar
Perspektif waktu dan
orientasi terhadap belajar.
Androgogy
Si pelajar bukan pribadi yang
tergantung, tetapi pribadi yang
telah masak secara psikologis
Pengalaman pelajar orang
dewasa dinilai sebagai sumber
belajar yang kaya.
Pelajar menentukan apa yang
mereka perlu pelajari
berdasarkan pada persepsi
mereka sendiri terhadap tuntutan
situasi sosial mereka.
Belajar merupakan proses untuk
penemuan masalah dan
pemecahan masalah pada saat itu
juga.
20. CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA)
Definisi
pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif terlibat secar fisik, mental,
intelektual, dan emosional dengan
harapan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara maksimal,
baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor
21. CBSA DAPAT DILIHAT DARI 2 SEGI YAITU :
Siswa
• bahwa CBSA merupakan proses kegiatan
yang dilakukan siswa dalam rangka
belajar.
Guru
• merupakan suatu strategi yang dipilih guru
agar keaktifan siswa dalam kegiatan
belajar berlangsung secara optimal
22. INDIKATOR CBSA
1. Aktivitas belajar anak didik
2. Aktivitas Guru Mengajar
3. Program Belajar
4. Suasana Belajar
5. Sarana Belajar
23. PRINSIP-PRINSIP CBSA
Bahwa prinsip CBSA adalah tingkah
laku belajar yang mendasarkan pada
kegiatan-kegiatan yang nampak, yang
menggambarkan tingkat keterlibatan
siswa dalam proses belajar-mengajar
baik intelektual-emosional maupun
fisik
24. PRINSIP SECARA UMUM
1. Hal apapun yang dipelajari murid,
maka ia harus mempelajari sendiri tidak
ada seorang pun dapat melakukan
kegiatan belajar tersebut.
2. Setiap murid belajar menurut tempo
(kecepatannya sendiri dan untuk tiap
kelompok umum terdapat variasi
kecepatan belajar).
25. 4. Seorang murid belajar lebih banyak bila
pada setiap langkah segare diberikan
penguatan (reinforcement)
5. Penguasaan secara penuh dari setiap
langkah memungkinkan belajar secara
keseluruhan lebih berarti.
6. Memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk belajar menururt irama, cara
dan kemampuannya.
Lanjutan
26. PRINSIP-PRINSIP CBSA YANG NAMPAK PADA 4 DIMENSI
SEBAGAI BERIKUT:
1. Dimensi subjek didik :
2. Dimensi Guru
3. Dimensi Program
4. Dimensi situasi belajar-
mengajar
28. PENGERTIAN
Kegiatan untuk
menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses
belajar (pembinaan rapport,
penghentian perilaku siswa
yang menyelewengkan
perhatian kelas, pemberian
ganjaran, penyelesaian tugas
oleh siswa secara tepat waktu,
penetapan norma kelompok
yang produktif), didalamnya
mencakup pengaturan orang
(siswa) dan fasilitas.
29. 2 MACAM MASALAH PENGELOLAAN KELAS
Masalah Kelompok
Masalah Individual
30. PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS
1. Behavior-Modification
Approach
2. Socio-Emotional Climate
Approach
3. Group Process Approach
32. GROUP PROCESS APPROACH
Asumsi :
pengalaman belajar
berlangsung dalam
konteks kelompok sosial
dan tugas guru adalah
membina dan
memelihara kelompok
yang produktif dan
kohesif.
33. TEKNIK
Richard A. Schmuck & Patricia A.
Schmuck
Mutual Expectations
Leadership
Attraction (pola persahabatan)
Norm
Communication
Cohesiveness
35. DEFENISI
Desain bermakna adanya keseluruhan,
struktur, kerangka atau outline, dan urutan
atau sistematika kegiatan (Gagnon dan
Collay, 2001). Selain itu, kata desain juga
dapat diartikan sebagai proses
perencanaan yang sistematika yang
dilakukan sebelum tindakan
pengembangan atau pelaksanaan sebuah
kegiatan (Smith dan Ragan, 1993, p. 4).
36. PENYUSUNAN
Kegiatan pertama dalam merancang
pembelajaran adalah menetapkan dan
memerinci tujuan pembelajaran.
Rancangan pembelajaran dimulai dan berfokus
pada penetapan tujuan pembelajaran. Langkah
berikutnya adalah menentukan pokok-pokok
bahasan dan tugas ajaran yang harus diberikan
pada siswa agar tujuan pembelajaran tersebut
tercapai
37. Tujuan Instruksinal Umum merupakan
bagian tidak terpisahkan dari tujuan yang lebih
tinggi (tujuan Kurikuler, Institusional,
Nasional).
Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ), sasaran
belajar merupakan pernyataan tujuan
pembelajaran yang sangat rinci.
Melalui TIK dapat diketahui macam isi ajaran
dan tingkat perubahan prilaku yang
diharapkan. Untuk itu TIK harus menyatakan
sesuatu yang teramati, terukur, dan
operasional.
38. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENYUSUNAN
1. Mengidentifikasi faktor pendukung dan
penghambat
2. Ketersediaan sumber belajar.
3. Merumuskan Tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
4. Memilih dan menetapkan isi dan muatan
(bahan ajar)
5. Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan
waktu yang sesuai.
39. SUSUNAN LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
Langkah – langkah Pembelajaran Pendahuluan
Awal
a. Orientasi
b. Apersepsi
c. Motivasi
d. Pemberian Acuan
e. Pembagian kelompok belajar dan
penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar
40. Langkah – langkah pembelajaran
Inti
Sesuai permen No. 41 tahun 2007
Pembelajaran inti melalui 3 tahapan
yakni Ekplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi
Langkah – langkah Pembelajaran
Akhir ( penutup )
41. TUGAS YANG HARUS DILAKUKAN GURU
DALAM MENYUSUN PROGRAM
PEMBELAJARAN
(1) menganalisis hari efektif,
(2) menyusun program tahunan,
(3) menyusun program semester,
(4) menyusun program tagihan,
(5) menyusun silabus
(6) menyusun rencana pembelajaran, dan
(7) membuat rancangan penilaian hasil belajar
siswa.
42.
43. Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Seorang guru banyak mempunyai tugas baik yang
terikat oleh dinas atau di luar dinas, dalam
bentuk pengabdian.
46. Profesional, jelas berkaitan
dengan kemampuan fungsional
seorang guru untuk
memahami, bersikap, menilai,
memutuskan, atau bertindak
di dalam kaitan tugasnya.
47. Memiliki semangat juang yang tinggi
Mampu mewujudkan dirinya dalam
keterkaitan perkembangan IPTEK
Mampu belajar dan bekerjasama dengan
profesi lain
Memiliki etos kerja yang kuat
Memiliki kejelasan dan kepastian
pengembangan karir
Berjiwa profesional tinggi
48. Mengidentifikasi kualifikasi perubahan
kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan.
Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar
berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan
tehnik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat dan efektif
Menetapkan norma-norma dan batas-batas
keberhasilan serta standar keberhasilan
49. 1) Memiliki tujuan
2) Ada suatu prosedur
3) Penggarapan materi yang khusus
4) Adanya aktifitas anak didik
5) Guru sebagai pembimbing
6) Disiplin
7) Ada batas waktu
8) Evaluasi
52. DEFINISI METODE PEMBELAJARAN
Metode secara harfiah berarti “cara”. Secara umum, metode
diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran
53. MACAM – MACAM METODE PEMBELAJARAN
UMUM
Metode Ceramah
Adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
dalam jumlah yang relatif besar.
Metode Pembelajaran Ceramah Plus
Adalah metode pengajaran yang menggunakan
lebih dari satu metode, yakni metode
ceramah yang dikombinasikan dengan metode
lainnya.
54. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab terkadang susah dibedakan dengan
metode diskusi. Akan tetapi jika dilhat dari tujuannya,
maka tanya jawab lebih bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan siswa mengenai fakta-fakta
yang telah disampaikan guru.
Metode Diskusi
proses melibatkan dua orang peserta atau
lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat,
dan atau saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan
pembelajaran yang bersifat interaktif
55. METODE PENUGASAN ( RESISTASI
Menurut Mulyani Sumantri dkk (2001:130)
mengemukakan bahwa “Metode pemberian tugas atau
penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar
mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk
dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara
perorangan atau berkelompok”.
Metode Karyawisata
Dengan metode ini, guru mengajak peserta didik
kesuatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari
sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Di
sini peserta didik sekedar pergi ke suatu tempat
untuk berekreasi. Metode karyawisata berguna untuk
membantu peserta didik dalam memahami kehidupan
riil dalam lingkungan dengan segala masalahnya.
56. Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara
penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini
pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang,
hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Metode Pembelajaran Brainstorming
Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau
mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas
57.
58. MICROTEACHING
Pengertian :
Pengajaran mikro (micro-teaching)
merupakan salah satu bentuk model praktek
kependidikan atau pelatihan mengajar. Dalam
konteks yang sebenarnya, mengajar
mengandung banyak tindakan, baik
mencakup teknis penyampaian materi,
penggunaan metode, penggunaan media,
membimbing belajar, memberi motivasi,
mengelola kelas, memberikan penilaian dan
seterusnya.
60. LANJUTAN , ADAPUN TUJUAN OPERASIONAL
MICROTEACHING YAITU :
Mengembangkan kemampuan mawas diri dan menilai
orang lain
Memungkinkan adanya perbaikan dalam waktu singkat.
Menanamkan rasa percaya pada diri dan bersifat
terbuka dengan kritik orang lain
Mengembangkan sikap kritis murobbi.
Menanamkan kesadaran akan nilai ketrampilan mngajar
dan komponen-komponenya.
Mengenal kelemahan-kelemahan dan keliruan –keliruan
dalam penampilan ketrampilan mengajar dan tahu
penampilan yang baik.
61. CIRI – CIRI MICROTEACHING
Ciri-ciri pokok Micro Teaching :
1. Jumlah subyek belajar sedikit sekitar 5-
10 orang
2. Waktu mengajar terbatas sekitar 10
menit
3. Komponen mengajar yang
dikembangkan terbatas
4. Sekadar real teaching.
62. KARAKTERISTIK MICROTEACHING
Microteaching is a real teaching
Micro teaching lessons the complexities of normal
classroom teaching
Microteaching focuses on training for the
accomplishment of specific tasks
Micro teaching allows for the increased control of
practice
Micro teaching greatly expands the normal
knowledge of results or feedback dimension in
teaching
63. MANFAAT MICROTEACHING
Korelasi antara pengajaran mikro (micro teaching) dan praktik
keguruan sangat tinggi.
Praktikan yang lebih dulu menempuh program pengajaran mikro
(micro teaching) ternyata lebih baik/lebih terampil dibandingkan
praktikan yang tidak mengikuti pengajaran mikro (micro teaching).
Praktikan yang menempuh pengajaran mikro (micro teaching)
menunjukkan prestasi mengajar yang lebih tinggi.
Bagi praktikan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam
pengajaran, pengajaran mikro (micro teaching) kurang bermanfaat.
Setelah mengikuti pengajaran mikro (micro teaching), praktikan
dapat menciptakan interaksi dengan siswa secara lebih baik.
Penyajian model rekaman mengajar lebih baik daripada model lisan
sehingga lebih signifikan dengan keterampilan mengajar.
64. KETERAMPILAN DASAR MICROTEACHING
1. Keterampilan dasar membuka dan menutup pelajaran.
2. Keterampilan dasar menjelaskan ( explaining skill).
3. Keterampilan dasar mengadakan variasi ( variations skill)
4. Keterampilan dasar memberikan penguatan
(reinforcement skill)
5. Keterampilan dasar bertanya (Questioning skill)
6. Keterampilan dasar mengelola kelas
7. Keterampilan dasar mengajar diskusi kelompok
kecil/perorangan
8. Keterampilan dasar membimbing diskusi kelompok kecil.
68. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Media telah menjadi bagian integral dalam
pembelajaran.
alat bantu visual dalam
pengajaran
-mendorong motivasi belajar
memperjelas dan mempermudah
konsep yang kompleks dan
abstrak menjadi lebih sederhana
69. ESENSI DARI SUMBER BELAJAR, MEDIA DAN ALAT
PERAGA
Dimensi Daya Jangkau/Akses Informasi
Dimensi Kecepatan Informasi
Dimensi Jumlah/ Kuantitas Informasi
Dimensi Keefektifan Memperoleh
Pengetahuan
Dimensi Kesesuaian Informasi
Dimensi motivasi
70. KRITERIA PEMILIHAN SUMBER BELAJAR,
MEDIA DAN ALAT PERAGA
Pemilihan Sumber Belajar
Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan alat peraga
73. MEDIA PEMBELAJARAN
ADALAH suatu yang dapat diinderai,
khususnya penglihatan dan pendengaran
baik yang terdapat di dalam maupun di
luar kelas, yang digunakan sebagai alat
bantu penghubung (medium komunikasi)
dalam proses interaksi belajar-mengajar
untuk meningkatkan efektifitas hasil
belajar siswa
75. MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN
Media Pembelajaran itu di bagi menjadi 2
bagian
1. Media Presentasi Pembelajaran disingkat MPP
2. Software Pembelajaran Mandiri (SPM) atau
Media Pembelajaran Mandiri
.
76. MEDIA PRESENTASI PEMBELAJARAN
Media ini merupakan Alat bantu guru dalam proses
pembelajaran di kelas namun tidak menggantikan guru
secara keseluruhan. Berupa pointer-pointer materi yang
disajikan (explicit knowledge) dan bisa saja ditambahi
dengan multimedia linear berupa animasi dan video untuk
memperkuat pemahaman siswa. Media Jenis ini dapat
dibuat atau dikembangkan dengan software presentasi
seperti:, Microsoft PowerPoint, OpenOffice Impress
77. SOFTWARE PEMBELAJARAN MANDIRI / MEDIA PEMBELAJARAN
MANDIRI
Adalah Software pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri atau
tanpa bantuan guru. Multimedia pembelajaran
mandiri harus dapat memadukan explicit
knowledge (pengetahuan tertulis yang ada di
buku, artikel, dsb) dan tacit knowledge (know
how, rule of thumb, pengalaman guru).
78. LANJUTAN..!!
Jenis Media ini dapat di buat dengan
menggunakan software OpenOffice Impress
atau Microsoft PowerPoint, dengan catatan
harus jeli dan cerdas memanfaatkan
berbagai efek animasi dan fitur yang ada di
kedua software terebut.
80. • Efektivitas Media Pembelajaran
• Taraf Berpikir Siswa
• Interaktivitas Media Pembelajaran
• Ketersediaan Media Pembelajaran
• Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran
• Kemampuan Guru Menggunakan Media
Pembelajaran
• Alokasi Waktu
• Fleksibelitas (kelenturan) Media Pembelajaran
• Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran
• Kualitas Teknis Media Pembelajaran
Prinsip-Prinsip Pemilihan Media
Pembelajaran
81. Alat pembelajaran
Alat pembelajaran
adalah setiap peralatan
yang dapat menunjang
efektivitas dan efisiensi
pembelajaran
DEFINISI KLASIFIKASI
VISUAL
AUDIO
AUDIO VISUAL
82. Kesesuaian dengan tujuan pengajaran
Ketepatan dalam memilih media pengajaran
Objektifitas
Program pengajaran
Sasaran program
Situasi dan kondisi
Kualitas teknik
Keefektifan dan efisiensi
83. PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN ALAT PENGAJARAN:
Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan
pengalaman anak/siswa
Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah
digunakan
Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih
dahulu
Penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya dengan
diskusi, analisis, dan evaluasi
Sesuai dengan batas kemampuan biaya.