Evaluasi adalah proses yang menentukan kondisi di mana satu tujuan dapat di capai, sedangkan evaluasi pembelajaran adalah merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar bagi seorang guru dan ada juga yang menyatakan media yang terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar.
Evaluasi adalah proses yang menentukan kondisi di mana satu tujuan dapat di capai, sedangkan evaluasi pembelajaran adalah merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar bagi seorang guru dan ada juga yang menyatakan media yang terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar.
Tujuan instruksional merupakan “deployment” atau penjabaran dari tujuan
pendidikan. Dalam sistem pendidikan, secara nasional tujuan pendidikan tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dari tujuan pendidikan nasional ini kemudian dijabarkan ke dalam tujuan
pendidikan institusional, tujuan pendidikan kurikuler dan tujuan instruksional dengan
memperhatikan aspek pengelolaan pendidikan (Organisasi makro, Organisasi meso, dan Organisasi mikro) dan taraf pengelolaan.
Pembelajaran yang tidak berbasis pada desain yang jelas tidak akan memberikan perubahan yang berarti sebagaimana yang ditargetkan, demikian pula halnya dengan desain tanpa upaya untuk mengejawantahkannya secara serius tidak akan terjadi perubahan tersebut. untuk itu "lakukan apa yang anda tulis, dan tuliskan apa yang akan anda lakukan!" maka tunggu dan tersenyumlah dengan apa yang terjadi setelah anda lakukan itu ...
Kelompok 8:
Muhamad Abdul Aziz 1172020139
Muhamad Multajimi 1172020143
Raji Rahma Muhammad 1172020174
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Tujuan instruksional merupakan “deployment” atau penjabaran dari tujuan
pendidikan. Dalam sistem pendidikan, secara nasional tujuan pendidikan tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dari tujuan pendidikan nasional ini kemudian dijabarkan ke dalam tujuan
pendidikan institusional, tujuan pendidikan kurikuler dan tujuan instruksional dengan
memperhatikan aspek pengelolaan pendidikan (Organisasi makro, Organisasi meso, dan Organisasi mikro) dan taraf pengelolaan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Artis peran Oki Setiana Dewi (27) kembali menjalani operasi caesar untuk melahirkan anak keduanya, Khadeejah Faatimah Abdullah. Pasalnya, jarak antara putri pertamanya, Maryam Nusaibah Abdullah dengan Khadeejah hanya satu tahun.
"Karena Oki waktu hamil pertama mengalami tulang diatas kemaluan yang bergeser. Jadi harus pakai kursi roda waktu melahirkan Maryam. Nah karena Maryam dan yang sekarang, Khadeejah jaraknya cuma setahun, jadi terpaksa harus caesar lagi," ujar Oki saat ditemui di Eka Hospital, BSD, Tangerang Selatan, Senin (17/1/2016).
"Jadi maryam waktu masih berusia empat bulan, Oki sudah hamil lagi. Dengan jarak begitu dekat, yang enggak memungkinkan untuk lahiran normal," imbuh dia.
Kondisi pemain Ketika Cinta Bertasbih ini juga diketahui jauh lebih lemas ketimbang proses kelahiran putri pertamanya.
"Pas Maryam, pakai kursi roda, tapi operasinya lancar. Bahkan bisa selfie di ruang operasi. Kalau yang ini satu hari sebelum operasi, saya masih shooting, kerjakan tesis. Kelihatannya sehat. Tapi pas masuk ruang operasi, Oki waktu mulai disuntik, itu hemoglobin rendah, dan lemas banget, kondisi Oki drop," ujarnya.
Kondisi Oki yang lemas sempat membuat sang suami Ory Vitrio Abdullah khawatir.
"Operasi yang kedua itu di dalam ada tujuh lapisan, ditarik juga karena agak keras. Dia bilang, 'Saya pusing bang'. Lihat Oki lemas, jadi antara senang dan kawatir juga sama kondisi Oki," ujar Ory.
Diberitakan sebelumnya, Oki melahirkan bayi perempuan pada Jumat (15/1/2016) lalu. Khadeejah lahir dengan berat 3 kilogram dan panjang 50 centimeter.
1. Perencanaan dan pengembangan sistem penilaian
A. Definisi dan Macam-macam penilaian pembelajaran
Ada empat macam istilah yang berkaitan dengna konsep penilaian dan sering
kali digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar dari peserta didik yaitu
pengukuran, pengujian, penilaian dan evaluasi.namun diantara keempat istilah
tersebut pengertiannya masih dicampuradukan, padahal keempat istilah tersebut
tersebut memiliki pengertian yang berbeda.
Sebenarnya proses pengukuran, penilaain, evaluasi dan pengujian merupakan
suatu kegiatan atau proses yang bersifat herarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara
berurutan dan berjenjang yaitu dimulai dari proses pengukuran kemudian penilaian
dan terakhir evaluasi. Sedangkan pross pengujian merupakan bagian dari pengukuran
yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
Menurut Guilford (1982) pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap
suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran dapat mengguakan tes dan non
tes.sedangkan pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik
telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif. Penilaian adalah penerapan berbagai cara
dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk memperoleh berbagai ragam informasi
tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian
kompetensi peserta didik.proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan
tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik.
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program
yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga dan
dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan erat
dengan keputusan nilai (value judgement). Dalam dunia pendidikan dapat dilakukan
evaluasi terhadap kurikulum baru, kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu atau
etos kerja guru.1
Macam-macam penilaian
B. Ruang lingkup penilaian pembelajaran
1. Penilaian aspek kognitif
Pada aspek kognitif lebih menekankan pada teori,aspek psikomotorik
menekankan pada praktik dan kedua aspek tersebut selalu mengandung aspek
afektif.
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk
didalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis,
mensistesis dan kemampuan mengevaluasi.
Dengan demikian aspek kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan
tetang kegiatan mental yan sering berawa ari tingkat pegetahuan sampai ke
tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
1 Mimin Haryati, Sistem Penilaian, (Jakarta:Gaung Persada Press,2007),hlm. 15-17
2. Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang beda-
beda. Ke enam ingkatan tersebut yaitu:
a. Tingkat pengetahuan (Knowledge), pada taha ini menntut siswa untuk
mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima
sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi, problem solving
dan lain sebagainya.
b. Tingkat pemahaman coprehention, pada tahap ini kategori pemahaaman
dihbungkan degan kemampuan utuk menjelaskan pengetahuan, informasi
yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri.
c. Tingkat penerapan (aplication), penerapan merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam
situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan
mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen
atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa ata
kesimpulan dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada
atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta didik diharapkan
menunjukkan hubungan diantara berbagai gagasan dengan cara
membandingkan gagasan tersebut dengan standar prinsip atau prosedur
yang telah dipelajari.
e. Tingkat sintesis (Synthesis), sintesis merupakan kemampuan sesorang
dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh.
f. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang
mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan
tetang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan
menggunakan kriteria tertentu.
Bentuk tes kognitif diantaranya: (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2)
pilhan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian
bebas, (5) jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio, (8)
performance. 2
2. Penilaian aspek psikomotorik
Menurut Singer (1972), mata ajar psikomotorik adalah mata ajar yang
lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik.
Sedangkan menurut Sax dalam Mardapi 2013 dikatakan bahwa keterampilan
psikomotor memunyai enam perngkat yaitu:
a. gerakan refleks adalah respon mtor atau gerak tanpa sadar yan muncul
ketika bayi lahir.
b. gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan
kompleks yang khusus.
2 Ibid, hlm. 22-25.
3. c. kemampuan perceptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan
motor atau gerak.
d. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan
yang paling terampil.
e. gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti
keterampilan olahraga.
f. komunikasi diskursip adalah kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan gerakan.
Dave (1967) mengatakan bahwa hasil belajar psikomotor dapat
dibedakan menjadi lima peringkat yaitu:
a. imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan
sama persis dengan yang dilihat atau diperhatkan sebelumnya.
b. Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang
belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk
saja.
c. Presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat
sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang presisi.
d. Artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan kompleks dan
ketepatan sehingga produk kerjanya utuh.
e. Naturalisasi adalah kemampuan melalukan kegiatan secara refleks yaitu
kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektifitas kerja tinggi.
Dengan demikian penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan
harus mencakup persiapan, proses dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada
saat proses belajar (unjuk kerja) berlangsung dengan cara mengetes peserta
didik atau bisa juga setelah proses belajar selesai.3
3. Penilaian aspek afektif
Lifeskill merupakan bagian dari kompetensi lulusan sebagai hasil
proses pembelajaran. Pophan (1995) mengatakan bahwa ranah afektif
menentukan keberhasilan belajar seseorang. Artinya ranah afektif sangat
menentukan keberhasilan seseorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan
dalam proses pembelajaran.
Menurut karthwohl (1961) bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif
mempunyai komponen kognitif. Peringkat ranah afektif menurut taksonomi
karthwohl ada lima yaitu: peringkat receifing/atending (menerima), resonding
(tanggapan), faluing (menilai), organisation (organisasi).
Menurut Andersen (1981) pemikiran, sikap dan perilaku yang
mengklasisikasikan sebagai ranah afektif memiliki kriteria antara lain:
1. Perilaku itu melibatkan perasaan dan emosi seseorang.
2. Perilaku itu harus tipikal.
3. Kriteria lainnya yaitu intensitas, arah dan target.
3 Ibid., hlm. 25-27.
4. Karakteristik ranah afektif yang penting diantaranya sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral.4
C. Karakteristik penilaian pembelajaran
Komponen yang termasuk dalam karakteristik dari pada penilaian berbasis
kompetensi dara yang dimiliki seorang guru harus mampu menguasai dan
melaksanakannya, antara lain:
1. Standar kompetensi yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik suatu
jenjang pendidikan dalam mata ajar tertentu. Hal ini memiliki implikasi yang
signifikan dalam perencanaan, metodologi dan pengolahan penilaian.
2. Kompetensi dasar yaitu kemampuan minimal dalam mata ajar tertentu yang harus
dimiliki oleh peserta didik suatu jenjang pendidikan.
3. Rencana penilaian yaitu jadwal kegiatan penilaian dalam satu semester yang
dirancang dan dikembangkan bersamaan dengan rencana pembelajaran (silabus).
4. Proses penilaian yaitu proses pemilihan dan pengembangan teknik penilaian,
sistem pencatatan dan pengolahan proses.
5. Proses implementasi dengan menggunakan berbagai teknik peniaian.
6. Pencatatan dan pelaporan yaitu pengelolaan sistem penilaian dan pembuatan
laporan.5
D. Jenis tagihan atau macam-macam alat tes
Jenis tagihan yang digunakan dalam sistem penilaian berbasis kompetensi yang
berkaitan erat dngan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif antar lain :
1. Pertanyaan lisan dikelas : materi yang ditanyakan berupa konsep,prinsip atau
teorema. Pertanyaan ini diajukan kepada peserta didik, kemudian diberi
kesempatan berfikir, selanjutnya seorang guru dapar memilih secra acak untuk
menentukan siapa diantara peserta didik itu yang harus menjawab pertanyaan
yang diajukan tersebut. Jawaban tersebut sifatnya bebas dan peserta didik
mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk mengemukakan argumen atau
gagasannya. Jawaban peserta didik tersebut tanpa mengatakan benar atau salah
kemudian dilemparkan lagi kepada peserta didik yang lain untuk memberikan
klarifikasi terhadap jawaban yang pertama.setelah ajang diskusi atau debat
diantara para peserta didik mengalami kebuntuan maka seorang guru langsun
menyimpulkan jawaban siswa yang benar.
2. Kuis: pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik, dimana pertanyaan itu
hanya menanyakan hal-hal yang prinsip saja dari materi yang telah diajarkan
sebelumnya dan bentuknya berupa isian singkat. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui penguasaan materi (kompetensi) peserta didik.
3. Ulangan harian: biasanya dilakukan secara periodik, misalnya setelah
menyelesaikan belajar sebanyak 1atau 2 pokok bahasan atau beberapa indikator
maka dilakukan penilaian (ulangan harian) untuk mengetahui penguasaan materi
peserta didik.soal yang dibuat biasanya berbentuk uraian objektif maupun uraian
4 Ibid., hlm. 38-41.
5 Ibid., hlm. 48.
5. non objektif. Tingkat berfikir yang terlibat sebaiknya mencangkup
pemahaman,aplikasi dan analisis.
4. Tugas individu : jenis tagihan ini biasanya diberikan setiap minggu dengan bentuk
soal atau tes uraian obektif maupun uraian non obyektif. Tingkat berfikir yang
terlibat sebaiknya aplikatf, analisis dan bila memungkinkan sampai dengan
sisntesis dan evaluasi.
5. Tugas kelompok: tugas ini diberikan untuk menilai kemampuan kerjasama peserta
didik dalam sebuah team. Bentuk tagihan atau tes yang digunakan biasanya
bentuk soal uraian dengan tingkat berfikir yang tinggi dan komplek yaitu
aplikatisi dan evaluasi.
6. Ujian blok : jenis tagihan ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap materi
yang telah diajarkan dengan sistem blok. Bentuk tagihan atau soal yang dipakai
biasanya berbentuk pilihan ganda, uraian, campuran antara pilihan ganda dan
uraian.
7. Ujian semester : ujian yang dilakukan pada akhir semester, dengan bentuk soal
tagihan soal pilihan ganda, uraian atau campuran antara pilihan ganda dan
campuran. Materi yang diujikan berdasarkan indikator-indikator yang telah
ditetapkan. Tingkat berfikir yang terlibat yaitu mulai dari pemahaman sampai
dengan evaluasi.
8. Laporan praktikum atau laporan kerja praktik : jenis tagihan ini hanya dipakai
untuk mata ajar tertentu yang ada kegiatan praktiknya, seperti biologo, fisika dan
kimia.
9. Ujian praktek atau response : jenis tagihan ini dipakai pada mata ajar yang ada
kegiatan praktikumnya.ujian response dapat dilakukan diawal praktik atau setelah
melakukan praktik.
E. Penilaian portofolio dalam Pembelajaran
Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi
suatu penilaian.
a. Tujuan portofolio
Menghargai perkembangan yang dialami siswa .
Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.
Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik.
Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan elakukan eksperimentasi.
Meningkatkan efektifitas proses pengajaran.
Bertukar informasi dengan orangtua/wali siswa dan guru lain.
Membina dan mmpercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa.
Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri,dan membantu siswa
dalam merumuskan tujuan.
b. Prinsip portofolio
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam
mengggunakan portofolio disekolah antaralain:
6. Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa.
Kerahasian bersama (confidentiallity) antara guru dan siswa.
Milik bersama (join ownership) antar siswa dan guru.
Kepuasan (satisfaction)
Kesesuain (relevance)
Penilaian proses dan hasil
c. Metode portofolio
Pengorganisasian dalam penilaian portofolio adalah hal yang sangat
penting.terdapat beberapa cara portofolio,tetapi semuanya mengandung hal yang
paling penting, yaitu: (1) pengumpulan (storing), (2) pemilihan (sorting), dan (3)
penetapan (dating) dari suatu tugas (task).
Menurut Nitkon (2000), secara umum penilaian portofolio dapat dibedakan
menjadi lima bentuk, yaitu portofolio ideal (ideal portfolio), portofolio penampilan
(show portfolio), portofolio dokumentasi (documentary portfolio), portofolio evaluasi
(evaluation portfolio) dan portofolio kelas (classroom portfolio).
Karakteristik perubahan portofolio siswa dari waktu ke waktu akan
merefleksikan perubahan penting dalam suatu proses kemampuan intelektual siswa.
Walaupun hasil portofolio bergantung pada penampilan (perfomance) siswa, untuk
membedakan penilaian penampilan minimal terdapat empat aspek penting, yaitu:
Portofolio memiliki rekaman kinerja siswa di kelas untuk mencapai kondisi
standar yang diperlukan
Portofolio menunjukan kesempatan ganda bagi siswa untuk
mendemonstrasikan kompetensinya
Portofolio menunjukan perbedaan bentuk dari tugas yang diberikan, dan
sampel portofolio adalah suatu hasil dari usaha lanjut untuk memperbaiki
hasil dan proses yang telah dikerjakan siswa.
d. Pedoman penerapan penilain portofolio
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru dalam
penggunaan penilaian portofolio disekolah sebagai berikut:
1) Memastikan bahwa siswa memiliki berkas portofolio
Menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan yang perlu
dikumpulkan.
Siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil pekerjaannya.
Menentukan kriteria penilain yang digunakan
Engharuskan siswa menilai hasil pekerjaannya sendiri secara berkelanjutan
Menentukan waktu dan menyelenggarakan pertemuan portofolio
Melibatkan orangtua dalam proses penilaian portofolio
2) Bahan penelitian
Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian portofolio disekolah antara
lain sebagai berikut :
Penghargaan tertulis
Penghargaan lisan
7. Hasil kerja biasa dan hasil pelaksaan tugas-tugas oleh siswa
Daftar ringkasan hasil pekerjaan
Catatan sebagai hasil pekerjaan
Catatan sebagai peserta dalam suatu kerja kelompok
Contoh hasil pekerjaan
Catatan / laporan dari pihak yang relevan
Daftar kehadiran
Hasil ujian / tes
Persentase tugas yang telah dikerjakan
Catatan tentang peringatan yang diberi guru manakala siswa melakukan
kesalahan.
e. Contoh penilaian portofolio
1) Siswa diminta membuat rancangan pengamatan (dibantu lembar kerja dari guru)
mengenai materi-materi selama satu semester yang akan diberlakukan
eksperimentasi.
2) Melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan alokasi waktu pokok bahasan
dengan yang direncanakan.
3) Membuat suatu hasil pengamatan perpokok bahasan yang dieksperimenkan dan
mencari tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap percobaannya.
4) Siswa diminta melakukan diskusi tentang hasil percobaan dan mengambil suatu
generalisasi dari hasil percobaan tersebut.
Untuk menentukan skor tugas portofolio, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan, antara lain :
a. Buatlah kerangka konseptual berupa kriteria tentang tingkatan kualitas yang
menggambarkan materi dan proses penampilan yang akan dinilai.
b. Kembangkan rincian pedoman yang menggambarkan urut-urutan mareti dan
proses dari awal sampai akhir.
c. Kembangkan cara penskoran secara umum yang sesuai dengan pedoman
terperinci dan terfokus pada aspek-aspek penting menyangkut materi dan
proses untuk dinilai melalui tugas-tugas yang berbeda.pedoman umum ini
akan digunakan untuk mengembangkan pedoman khusus.kembangkan cara
penskoran secara khusus untuk penilaian tugas-tugas yang bersifat khusus.6
F. Rancangan penilaian berbasis kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam
rangka proses pembelajaran. Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan
dan pengguanaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru
untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan
6 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2013),hlm. 201-205.
8. pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum. 7
Penerapan penilaian berbais kelas dilakukan sesuai dengan jenis dan bentuk
penilaian yang digunakan di kelas.
Dalam penggunaan penilaian berbasis kelas, hal hal berikut yang harus diperhatikan,
yakni:8
1. Guru memahami lebih awal pembelajaran peserta didik dan mampu menerapkan
pengajaran yang tepat sehingga teknik penilaian berbasis kelas dapat
dilaksanakan.
2. Guru menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran peserta didik dan mampu
menerpakannya.
3. Guru menentukan kompetensi peserta didik sehingga teknik penilaian berbasis
kelas digunakan berdasarkan kompetensi peserta didik tersebut.
4. Guru memilih teknik penilaian berbasis kelas yang tepat untuk memberikan
umpan balik perbaikan pengajaran bagi guru dan pembelajaran bagi peserta didik.
5. Guru memilih gaya pengajaran secara konsisten.
6. Guru dan peserta didik mampu menggunakan informasi hasil belajar peserta didik
secara maksimal melalui penilaian berbasis kelas.
7. Guru dan peserta didik menelaah hasil teknik penilaian berbasis kelas dan
menentukan apakah terdapat perubahan.
8. Peserta didik perlu mengetahui teknik penilaian berbasis kelas yang digunakan di
kelas.
Jenis jenis penilaian berbasis kelas terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai
berikut:9
1. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas yang penyajian maupun
penggunaannya dalam bentuk tertulis.
2. Tes Perbuatan
7Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, penilaian Portofolio,(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya), hlm.5
8 Ibid.,hlm, 17-18
9 Ibid.,hlm. 18-21
9. Tes perbuatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung
memungkinkan terjadinya praktek.
3. Pemberian Tugas
Pemberian tugas dilakukan untuk semua mata pelajaran mulai awal kelas
sampai akhir kelas sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan peserta
didik.
4. Penilaian proyek
Penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang harus
diselesaikan dalam waktu tertentu.
5. Penilaian Produk
Penilaian hasil kerja peserta didik (produk) adalah penilaian berbasis kelas
terhadpa penguasaan ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu produk
(proses) dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik tertentu.
6. Penilaian Sikap
Penilaian sikap merupakan penilaian berbasis kelas terhadap suatu konsep
psikologi yang kompleks.
7. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan
karya pesera didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil
selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan
peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.